Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK

PBAK
2023

111

Mentor:
Salma Anggita Chania
BIOGRAFI RAJA HAJI FISABILILLAH:
Dipertuan Muda Riau-Lingga-Johor-Pahang IV
(YDM) Kerajaan Melayu Riau pada tahun 1777.

Isnaeni (2016), mengutip buku Jejak Pahlawan dalam Aksara terbitan


Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia dan Departemen Sosial
Republik Indonesia, mengatakan bahwa sejak menjadi Yang Dipertuan
Muda IV Kerajaan Riau-Johor mengalami kemajuan pesat dalam bidang
ekonomi, pertahanan, sosial-budaya, dan spiritual.

Khusus dalam bidang pertahanan dan keamanan, perjuangan-perjuangan


Raja Haji dilakukan hingga titik darah penghabisan. Adapun perjuangan
setelah menjadi Yang Dipertuan Muda IV, antara lain adalah: (1) membantu
Syarif Abdur Rahman al-Qadri memerangi Sanggau dari 24 Februari 1778
hingga 1 Maret 1778. Setelah berhasil, dia lalu melantik Syarif Abdur
Rahman al-Qadri sebagai sultan pertama Kerajaan Pontianak (Abdullah
2006); dan (2) mengadakan perjanjian-perjanjian dengan Belanda yang
salah satu isinya berupa pembagian kapal asing hasil sitaan (Isnaeni. 2016).
Namun kesepakatan-perjanjian tersebut tidak berjalan baik sehingga
peperangan di antara keduanya tidak terhindarkan (Margana,
2016). Peperangan dimulai pada 6 Januari 1784 ketika pasukan Belanda
menduduki dan ingin menguasai Pulau Penyengat. Raja Haji berhasil
menghalau sehingga Belanda terpaksa mundur ke Melaka tanggal 27
Januari 1784 (Isnaeni 2016). Tidak puas dengan kemenangan itu, pada 13
Februari 1784 Raja Haji bekerja sama dengan Sultan Selangor balik
menggempur pasukan Belanda di Melaka.

Silsilah Raja Haji Fisabilillah


Raja Haji Fisabilillah yang berdarah bangsawan Melayu dan Bugis lahir di Hulu
Riau sekitar tahun 1727. Orangtuanya adalah Daeng Celak (Yang Dipertuan Muda
Riau II) dan Tengku Mandak, adik dari Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah (Yang
Dipertuan Muda Riau I). Setelah Daeng Celak meninggal dunia, digantikan oleh
pamannya Daeng Kamboja, yang bergelar Yang di-Pertuan Muda Riau III. Raja
Haji Fisabilillah dibina oleh pamannya itu dan diangkat sebagai Sultan
Kelana, yang merupakan jabatan resmi di pemerintahan. Dalam jabatan
tersebut Raja Haji Fisabilillah memiliki tugas menjaga keamanan dan
keutuhan segenap wilayah kekuasaan kerajaan Riau. Kemudian Ia juga
bertugas mengunjungi negeri-negeri tetangga. Ketika berkunjung ke
Selangor pada tahun 1757, Raja Haji Fisabilillah terlibat perang dengan
Belanda, yaitu Perang Linggi. Dalam Perang Linggi, Raja Haji Fisabilillah
mengalami luka. Namun Ia berhasil mengamankan Selangor dari
rongrongan Belanda dan sekutu-sekutunya. Pada tahun 1777, Raja Haji
Fisabilillah diangkat sebagai Yang Dipertuan Muda Riau IV menggantikan
Daeng Kamboja yang meninggal dunia.

Sifat yang dimiliki RAJA HAJI FISABILILLAH


- Cerdas
- Pemberani
- Pek
Bidang apa saja hasil karya tokoh Raja Ali Haji
Raja Ali Haji menulis banyak karya sastra, sejarah, dan
hukum dalam bahasa Melayu dan Arab. Beberapa karya
terkenalnya adalah: Gurindam Dua Belas (1847), sebuah
syair yang berisi nasihat-nasihat moral dan etika dalam
bentuk gurindam (sepasang bait yang berima). Karya ini
menjadi pembaru arus sastra pada zamannya.
WAFAT
Maluku diperintahkan Pemerintah Tinggi DI Batavia ke Melaka. Armada
dipimpin oleh Jacob Pieter Van Braam dengan kekuatan 9 kapal perang,
2.130 personel dan 327 pucuk meriam kemudian ikut berperang melawan
Raja Haji Fisabilillah. Pada tanggal 18 Juni 1784, sebanyak 734 pasukan
bersenjata lengkap menggempur kubu pertahanan Raja Haji Fisabilillah di
Teluk Ketapang. Perangpun berkecamuk. Raja Haji Fisabilillah bersama
seluruh panglima perang dan sekitar 500 pasukan Kerajaan Riau gugur
dalam pertempuran itu.

Anda mungkin juga menyukai