Mentor: Salma Anggita Chania BIOGRAFI RAJA HAJI FISABILILLAH: Dipertuan Muda Riau-Lingga-Johor-Pahang IV (YDM) Kerajaan Melayu Riau pada tahun 1777.
Isnaeni (2016), mengutip buku Jejak Pahlawan dalam Aksara terbitan
Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia dan Departemen Sosial Republik Indonesia, mengatakan bahwa sejak menjadi Yang Dipertuan Muda IV Kerajaan Riau-Johor mengalami kemajuan pesat dalam bidang ekonomi, pertahanan, sosial-budaya, dan spiritual.
Khusus dalam bidang pertahanan dan keamanan, perjuangan-perjuangan
Raja Haji dilakukan hingga titik darah penghabisan. Adapun perjuangan setelah menjadi Yang Dipertuan Muda IV, antara lain adalah: (1) membantu Syarif Abdur Rahman al-Qadri memerangi Sanggau dari 24 Februari 1778 hingga 1 Maret 1778. Setelah berhasil, dia lalu melantik Syarif Abdur Rahman al-Qadri sebagai sultan pertama Kerajaan Pontianak (Abdullah 2006); dan (2) mengadakan perjanjian-perjanjian dengan Belanda yang salah satu isinya berupa pembagian kapal asing hasil sitaan (Isnaeni. 2016). Namun kesepakatan-perjanjian tersebut tidak berjalan baik sehingga peperangan di antara keduanya tidak terhindarkan (Margana, 2016). Peperangan dimulai pada 6 Januari 1784 ketika pasukan Belanda menduduki dan ingin menguasai Pulau Penyengat. Raja Haji berhasil menghalau sehingga Belanda terpaksa mundur ke Melaka tanggal 27 Januari 1784 (Isnaeni 2016). Tidak puas dengan kemenangan itu, pada 13 Februari 1784 Raja Haji bekerja sama dengan Sultan Selangor balik menggempur pasukan Belanda di Melaka.
Silsilah Raja Haji Fisabilillah
Raja Haji Fisabilillah yang berdarah bangsawan Melayu dan Bugis lahir di Hulu Riau sekitar tahun 1727. Orangtuanya adalah Daeng Celak (Yang Dipertuan Muda Riau II) dan Tengku Mandak, adik dari Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah (Yang Dipertuan Muda Riau I). Setelah Daeng Celak meninggal dunia, digantikan oleh pamannya Daeng Kamboja, yang bergelar Yang di-Pertuan Muda Riau III. Raja Haji Fisabilillah dibina oleh pamannya itu dan diangkat sebagai Sultan Kelana, yang merupakan jabatan resmi di pemerintahan. Dalam jabatan tersebut Raja Haji Fisabilillah memiliki tugas menjaga keamanan dan keutuhan segenap wilayah kekuasaan kerajaan Riau. Kemudian Ia juga bertugas mengunjungi negeri-negeri tetangga. Ketika berkunjung ke Selangor pada tahun 1757, Raja Haji Fisabilillah terlibat perang dengan Belanda, yaitu Perang Linggi. Dalam Perang Linggi, Raja Haji Fisabilillah mengalami luka. Namun Ia berhasil mengamankan Selangor dari rongrongan Belanda dan sekutu-sekutunya. Pada tahun 1777, Raja Haji Fisabilillah diangkat sebagai Yang Dipertuan Muda Riau IV menggantikan Daeng Kamboja yang meninggal dunia.
Sifat yang dimiliki RAJA HAJI FISABILILLAH
- Cerdas - Pemberani - Pek Bidang apa saja hasil karya tokoh Raja Ali Haji Raja Ali Haji menulis banyak karya sastra, sejarah, dan hukum dalam bahasa Melayu dan Arab. Beberapa karya terkenalnya adalah: Gurindam Dua Belas (1847), sebuah syair yang berisi nasihat-nasihat moral dan etika dalam bentuk gurindam (sepasang bait yang berima). Karya ini menjadi pembaru arus sastra pada zamannya. WAFAT Maluku diperintahkan Pemerintah Tinggi DI Batavia ke Melaka. Armada dipimpin oleh Jacob Pieter Van Braam dengan kekuatan 9 kapal perang, 2.130 personel dan 327 pucuk meriam kemudian ikut berperang melawan Raja Haji Fisabilillah. Pada tanggal 18 Juni 1784, sebanyak 734 pasukan bersenjata lengkap menggempur kubu pertahanan Raja Haji Fisabilillah di Teluk Ketapang. Perangpun berkecamuk. Raja Haji Fisabilillah bersama seluruh panglima perang dan sekitar 500 pasukan Kerajaan Riau gugur dalam pertempuran itu.