BUKU PANDUAN Lengkap
BUKU PANDUAN Lengkap
PANDUAN
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
KATA PENGANTAR
Buku panduan ini dibuat dengan tujuan sebagai acuan bagi para pemangku
kepentingan dalam pelaksanaan PKKM – Bina Desa pada Fakultas Hukum
Universitas Tanjungpura, khususnya dalam kegiatan desa binaan yakni mendirikan
Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) yang akan dilaksanakan di Desa Suruh
Tembawang, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau.
Buku panduan ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa, dosen
pembimbing lapangan, pejabat desa dan mitra PKKM – Bina Desa Tahun 2023, dalam
melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan secara optimal dan bermutu sesuai yang
direncakan dan tepat waktu. Buku ini disusun bersama oleh panitia pelaksana PKKM
– Bina Desa, serta masukan dari berbagai pihak, termasuk Dekan Fakultas Hukum
Universitas Tanjungpura, Penjamin Mutu, Biro Administrasi Akademik dan Biro
Teknologi Informasi di Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura. Selanjutnya, buku
ini dapat dipergunakan untuk implementasi PKKM – Bina Desa, mulai dari tahan
perencanaan sampai dengan evaluasi program.
Tim Penyusun
i
Buku Panduan PKKM – Bina Desa
DAFTAR ISI
ii
Buku Panduan PKKM – Bina Desa
BAB I
PKKM - BINA DESA
PENDIRIAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDESA)
A. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja telah menegaskan kedudukan
BUMDesa sebagai badan hukum yang didirikan oleh desa guna mengelola usaha,
memanfaatkan aset, mengembangkan investasi dan produktivitas, menyediakan jasa
pelayanan, dan atau menyediakan jenis usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat desa. Dengan status sebagai badan hukum, peran BUMDesa semakin penting
sebagai konsolidator produk/jasa masyarakat, produsen berbagai kebutuhan masyarakat,
inkubator usaha masyarakat, penyedia layanan publik, dan berbagai fungsi lainnya. BUMDesa
dapat menjadi penyumbang pendapatan asli desa. Oleh karena itu dengan adanya BUMDesa
diyakini menjadi pengungkit kemandirian desa.
Pengembangan basis ekonomi dipedesaan sebenarnya sudah sejak lama dijalankan oleh
pemerintah melalui berbagai program. Namun sifatnya lebih kepada program yang bersifat top
down – inisiasi dari pusat, desa hanya sebagai pelaksana. Bentuk pengembangannya pun lebih
condong seragam, tidak didasarkan pada kultur, kondisi, dan potensi yang terdapat di daerah
– yang cenderung berbeda. Oleh karena pengembangan ekononi desa belum membuahkan
hasil yang memuaskan sebagaimana diinginkan bersama. Dengan pengembangan ekonomi
bersifat top down tersebut, kreatifitas daerah tidak muncul.
Disatu sisi yang menyebabkan tidak berkembangnya ekonomi berbasis pedesaan adalah
kurangnya sumber daya manusia yang mampu melihat peluang. Sistem dan mekanisme
kelembagaan ekonomi di pedesaan tidak berjalan efektif dan berimplikasi pada ketergantungan
terhadap bantuan Pemerintah sehingga mematikan semangat kemandirian.
Pada tahun 1992, pemerintah telah menggalakan bentuk usaha berupa koperasi yang
dinamakan koperasi unit desa, yang ditandai dengan di terbitkannya Undang-undang Nomor
25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Namun badan usaha koperasi tersebut gagal
mengangkat ekonomi di pedesaan. Koperasi cenderung digunakan sebagai alat ekonomi bagi
juragan-juragan yang ada di pedesaan. Kalaupun ada banyak anggota yang di persyaratkan
dalam sebuah koperasi, keberadaannya hanya sebagai formalitas – sekedar nama – anggota
tidak merasa memiliki, dan anggota-anggota condong berstatus bawahan atau terafiliasi
dengan pemilik modal yang menjalankan koperasi. Akibatnya koperasi hanya untuk
mensejahterakan pemilik modalnya, jauh dari tujuan badan hukum koperasi itu sendiri yaitu
ekonomi kerakyatan yang berusaha mensejahterakan anggotanya.
Dengan munculnya semangat otonomi daerah, muncul juga gagasan untuk memperkuat
badan usaha di daerah. Untuk itu pemerintah mengeluarkan kebijakan baru untuk menumbuh
kembangkan perekonomian daerah dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2021 Tentang Badan Usaha Milik Desa yang merupakan perubahan Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015
tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-undang Desa.
1
Buku Panduan PKKM – Bina Desa
Di sisi lain, pemerintah telah melakakukan pembangunan di segala bidang, salah satu
bidang yang terpenting adalah bidang ekonomi. Suatu negara dapat membuat banyak program
dan kegiatan guna mensejahterakan rakyatnya apabila ditopang dengan ekonomi yang baik.
Dengan ekonomi yang baik akan menghasilkan pendapatan negara yang besar. Agar kegiatan
dalam bidang ekonomi dapat berjalan dengan baik maka diperlukan tatanan hukum yang baik.
Oleh karena itu pembangunan bidang hukum harus sejalan dengan pembangunan di bidang
lainnya.
Ketentuan badan hukum ini penting untuk dibahas, karena status badan hukum atau tidak
memiliki badan hukum, akan menentukan badan usaha tersebut diterima dalam kegiatan usaha.
Status badan hukum akan menentukan apakah suatu badan usaha memiliki kewenangan untuk
melakukan perbuatan hukum.
Apabila kita lihat dari sisi subjek hukum pelaku ekonomi, kegiatan ekonomi dapat
dilakukan oleh orang perorangan dan juga badan usaha yang badan hukum. Dalam praktiknya,
pelaku kegiatan ekonomi yang besar dilakukan oleh badan usaha yang berbadan hukum. Oleh
karena itu tatanan hukum tentang usaha berbentuk badan hukum penting untuk dikembangkan
agar memberi kepastian dalam kegiatan usaha. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 9 Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 tentang BUMDesa yang berbunyi : “Untuk rnemperoleh
status badan hukum sebagaimana dimaksurl dalam Pasal 8 ayat (1), Pemerintah Desa
meiakukan pendaftaran BUMDesa/BUMDesa bersarna kepada Menteri rnelaluri sistem
informasi Desa.”
Proses pemilihan dan penentuan unit usaha BUMDesa harus didasarkan pada
pertimbangan dan kajian yang cermat. Musyawarah desa dapat membentuk suatu tim untuk
mengkaji unit usaha yang beranggotakan orang-orang yang memiliki kapabilitas untuk
menyusun kelayakan usaha melalui survey, pengkajian, perhitungan atas kelebihan dan
kekurangan, peluang keuntungan dan kerugian/ resiko suatu unit usaha. Unit usaha yang
hendak didirikan sebaiknya adalah yang belum ada di desa atau dijalankan oleh anggota
masyarakat desa. Hal ini perlu dipikirkan agar pembangunan Bumdes bisa selaras dengan
kegiatan ekonomi yang sudah dijalankan oleh masyarakat desa.
2
Buku Panduan PKKM – Bina Desa
BUM Desa adalah usaha desa yang dibentuk/didirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan
modal dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat. Badan Usaha
Milik Desa (BUMDesa) adalah lembaga usaha desa yang dikelola oleh masyarakat dan
pemerintah desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan
kebutuhan dan potensi desa. Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah desa dapat mendirikan badan usaha sesuai dengan potensi dan kebutuhan
desa.
Pedoman terbaru tentang BUMDesa adalah dikeluarkannya Permendesa Nomor 4 tahun
2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik
Desa, yang menjadi pedoman bagi daerah dan desa dalam pembentukan dan pengelolaan BUM
Desa. BUM Desa menjadi penting dan sudah banyak didirikan di setiap desa di Indonesia.
Berdasarkan peraturan tersebut bahwa Badan Usaha Milik Desa adalah Lembaga Usaha Desa
yang dikelolah oleh Masyarakat dan Pemerintah Desa dalam upaya memperkuat perekonomi
desa dan di bentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa.
Terdapat 7 (tujuh) ciri utama yang membedakan BUMDesa dengan lembaga ekonomi
komersial pada umumnya yaitu:
1. Badan usaha ini dimiliki oleh desa dan dikelola secara bersama;
2. Modal usaha bersumber dari desa (51%) dan dari masyarakat (49%) melalui penyertaan
modal (saham atau andil);
3. Operasionalisasinya menggunakan falsafah bisnis yang berakar dari budaya lokal (local
wisdom)
4. Bidang usaha yang dijalankan didasarkan pada potensi dan hasil informasi pasar;
5. Keuntungan yang diperoleh ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota
(penyerta modal) dan masyarakat melalui kebijakan desa (village policy);
6. Difasilitasi oleh Pemerintah, Pemprov, Pemkab, dan Pemdes;
7. Pelaksanaan operasionalisasi dikontrol secara bersama (Pemdes, BPD, anggota).
BUM Desa sebagai suatu lembaga ekonomi modal usahanya dibangun atas inisiatif
masyarakat dan menganut asas mandiri sebagaimana yang termuat didalam Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 tentang Badan Usaha Milik Desa. Penjelasan ini sangat
penting untuk mempersiapkan pendirian BUMDesa, karena implikasinya akan bersentuhan
dengan pengaturannya dalam Peraturan Daerah (Perda) maupun Peraturan Desa (Perdes).
3
Buku Panduan PKKM – Bina Desa
3. Meningkatkan kreatifitas dan peluang usaha ekonomi produktif masyarakat desa yang
berpenghasilan rendah
4. Mendorong berkembangan usaha mikro sektor informal BUM Desa didirikan berdasarkan
kebutuhan dan potensi desa yang merupakan prakarsa masyarakat desa.
Selain itu dengan adanya PKKM – Bina Desa ini dapat memberikan manfaat kepada
mahasiswa dalam bentuk :
1. Peningkatan empati dan kepedulian mahasiswa
2. Menerapkan IPTEKS secara Team Work dan Interdisipliner
3. Menanamkan nilai-nilai kepribadian yang ulet, etos kerja, tanggung jawab, mandiri,
kepemimpinan dan kewirausahaan.
4. Menanamkan jiwa peneliti sejak dini yang mampu mengekploratis dan menganalisis.
5. Mendorong Learning Community dan Learning Society
6. Konstribusi nasional melalui aktivitas yang bisa memecahkan permasalahan ditengah
masyarakat
4
Buku Panduan PKKM – Bina Desa
5. Bersama dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) menyusun tata laksana pelaksanaan
PKKM – Bina Desa
6. Sehat Jasmani dan Rohani Serta Tidak Sedang Hamil Bagi Wanita
7. Membuat laporan proses dan hasil kegiatan (ditulis dan dilaporkan dengan format yang
telah ditetapkan
8. Menyerahkan laporan akhir pada akhir kegiatan
9. Bersedia ditempatkan didesa selama pelaksanaan PKKM – Bina Desa
10. Mengisi Form Pendaftaran Terlampir yang disetujui oleh Orang Tua/Wali dan diketahui
oleh Ketua Program Sarjana Prodi Hukum
11. Melampirkan LIRS semester Genap 2022/2023
12. Mengisi dan Menyerahkan Form Pernyataan Terlampir
5
Buku Panduan PKKM – Bina Desa
BAB II
PROSES PELAKSANAAN PKKM – BINA DESA
A. Pra-Pelaksanaan
1. Survey Lokasi
Pelaksanaan survey lokasi kegiatan PKKM – Bina Desa di Desa Suruh Tembawang,
Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau dilaksanakan pada tanggal 7 – 9 Mei 2023.
2. Pendaftaran Peserta
Pendaftaran peserta program PKKM – Bina Desa telah di buka dari tanggal 15 Mei
– 5 Juni 2023 dengan nama-nama peserta yang dinyatakan lolos sebagai berikut :
6
Buku Panduan PKKM – Bina Desa
Syarif Abdurrahman Yusuf
26 A1011211246 Reguler Lolos
Alqadrie
27 Bayu Andira A1011211310 Reguler Cadangan
28 Muhammad Haikal Al Hafiz A1011211217 Reguler Cadangan
7
Buku Panduan PKKM – Bina Desa
9) Melakukan pembimbingan di lokasi sebanyak 5 (lima) kali selama PKKM – Bina
Desa.
c. Tahap Evaluasi
1) Memberikan penilaian kepada mahasiswa PKKM – Bina Desa sesuai dengan
jadwal yang sudah ditentukan
2) Mengisi kuesioner evaluasi kegiatan PKKM – Bina Desa
3) Memberikan saran dan rekomendasi dalam peningkatan keberhasilan pelaksanaan
PKKM – Bina Desa kepada Panitia dan Fakultas.
4. Pembekalan
a. Teknik Fasilitasi dan Filosofi BUMDesa
Memahami filosofi BUMDesa, memahami posisi dan hubungan antara BUMDesa,
pemerintah desa dan BPD. Dengan begitu pendampingan proses pembentukan dan
pengelolaan BUMDesa akan berjalan dengan nyaman dan menyenangkan bagi semua
pihak
b. Pemetaan Potensi dan Pemilihan Usaha
Mengenalkan metode yang dikembangkan bumdes.id agar pengurus BUMDesa mampu
memetakan potensi desanya secara komprehensif dan melahirkan keputusan lahirnya unit
usaha sebagai kesepakatan yang didukung semua pihak
c. Penyusunan AD/ART dan Perdes
Memahami pentingnya aspek legal dalam proses menyusun AD/ART dan Perdes
d. Membentuk Struktur
8
Buku Panduan PKKM – Bina Desa
Memahami SDM yang dibutuhkan BUMDesa dan bagaimana memilih orang-orang itu
untuk menjadi punggawa BUMDesa yang sukses
e. Perencanaan dan Penganggaran
Menyusun proses mulai dari membangun rencana strategis desa denga rencana strategis
BUMDesa, rencana kegiatan dan anggaran tahunan
f. Showing Software Akuntansi
Menunjukkan sebuah perangkat yang akan membantu mencatat dan melaporkan keuangan
BUMDesa dengan akurat berupa Sistem Aplikasi Akuntansi BUMDesa (SAAB)
g. BUMDesa Go Digital
Mengajarkan cara BUMDesa mengembangkan pemasaran produk atau jasa memanfaatkan
teknologi inforasi berupa web dan perangkat digital lainnya
h. Studi Lapangan BUMDesa Terpilih
Mengunjungi desa yang memiliki berbagai unit usaha BUMDesa dan melahirkan banyak
inovasi dari yang tadinya tidak ada menjadi ada
9
Buku Panduan PKKM – Bina Desa
6 Showing Software 17 Juli 2023 Alfonsus Hendri Soa, 08.00 – 09.30
Akuntansi S.H., M.H. (Narsum)
09-30 – 12.00
(Diskusi
Kelompok dan
Persentasi)
5. Pemberangkatan
Pemberangkatan peserta PKKM – Bina Desa akan dilaksanakan secara bersamaan
dengan pemberangkatan peserta PKKM – Studi Independen yang akan dijadwalkan pada
tanggal 27 Juli 2023 menggunakan kendaraan yang disiapkan oleh panitia pelaksana.
10
Buku Panduan PKKM – Bina Desa
C. Pasca Pelaksanaan
Setelah melaksanakan kegiatan-kegiatan PKKM – Bina Desa sesuai dengan rencana yang
dijadwalkan, mahasiswa ditarik dari lokasi PKKM – Bina Desa dan kembali ke kampus.
Penarikan mahasiswa PKKM – Bina Desa ditandai dengan acara penutupan KKN di kantor
desa yang wajib diikuti semua mahasiswa PKKM – Bina Desa dan DP yang akan dilaksanakan
pada tanggal 30 November 2023.
11
Buku Panduan PKKM – Bina Desa
BAB III
TATA TERTIB DAN SANKSI PESERTA PKKM – BINA DESA
A. Tata Tertib
Tata tertib peserta PKKM – Bina Desa disusun sebagai pedoman mahasiswa untuk dapat
berbuat, bertindak, dan berperilaku demi kelancaran pelaksanaan dan keberhasilan tugas di
lapangan. Tata tertib ini mengatur kegiatan mahasiswa saat prapelaksanaan dan selama
pelaksanaan KKN.
Selama pelaksanaan PKKM – Bina Desa, mahasiswa wajib :
1. menjaga nama baik almamater;
2. mengikuti seluruh prosesi kegiatan dari pra-pelaksanaan, pelaksanaan dan Pasca
Pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan;
3. menetap di lokasi kerja PKKM – Bina Desa.
Mahasiswa peserta PKKM – Bina Desa berhak meninggalkan lokasi kerja, dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. harus menggunakan surat izin meninggalkan lokasi yang sudah ditandatangani oleh
Kepala Desa;
b. setiap surat izin meninggalkan lokasi berlaku maksimal 3 X 24 jam secara berurutan
dengan total waktu izin selama waktu pelaksanaan tugas PKKM – Bina Desa maksimal
7 X 24 jam yang diketahui oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL);
c. dalam hal khusus, izin meninggalkan lokasi kerja PKKM – Bina Desa hanya diberikan
oleh Panitia PKKM – Bina Desa melalui Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).
4. melaksanakan tugas-tugas PKKM – Bina Desa dengan penuh rasa tanggung jawab dan
dedikasi yang tinggi;
5. menghayati dan menyesuaikan diri dengan kehidupan di dusun (desa) lokasi PKKM – Bina
Desa;
6. membina kerja sama dengan sesama mahasiswa, masyarakat, instansi/dinas pemerintah
dan pihak-pihak yang terkait;
7. menjaga kelengkapan dan keutuhan semua atribut mahasiswa PKKM – Bina Desa
(almamater, surat izin meninggalkan lokasi, dan dokumen yang diperlukan selama
kegiatan);
8. menjaga seluruh barang/harta pribadi yang dibawa ke lokasi PKKM – Bina Desa. Segala
kerusakan dan kehilangan barang/harta pribadi di lokasi menjadi tanggung jawab tiap-tiap
mahasiswa.
Selama pelaksanaan PKKM – Bina Desa, mahasiswa dilarang :
1. melakukan perbuatan yang mencemarkan nama baik almamater;
2. melakukan kegiatan politik praktis, unjuk rasa, ikut campur tangan dalam Pilkada dan/atau
Pilkades, serta melakukan tindakan asusila;
3. melakukan perbuatan dan kegiatan yang melanggar hukum secara langsung maupun tidak
langsung;
4. menggunakan kendaraan roda empat (mobil) atau barang mewah lainnya untuk hal-hal
yang tidak terkait dengan pelaksanaan PKKM – Bina Desa;
12
Buku Panduan PKKM – Bina Desa
5. membawa keluarga atau teman ikut menginap di pondokan tanpa izin dari Panitia PKKM
– Bina Desa dan Kepala Desa;
6. menggunakan wewenang/pangkat/jabatan di luar status paserta PKKM – Bina Desa;
7. membuat atau menggunakan stempel dan kop surat yang mengatasnamakan Panitia PKKM
– Bina Desa maupun Fakultas/Universitas;
8. mencari sponsor bantuan tanpa sepengetahuan Panitia PKKM – Bina Desa;
B. Sanksi
Sanksi akibat pelanggaran tata tertib diberikan dalam bentuk-bentuk berikut:
1. Peringatan, Sanksi berupa peringatan diberikan kepada paserta PKKM – Bina Desa yang
melakukan pelanggaran berikut:
a. Tidak mengikuti kegiatan PKKM – Bina Desa secara penuh dan sungguh-sungguh;
b. Tidak mengisi presensi harian yang telah disediakan atau mengisi presensi harian
melebihi hari yang sedang berjalan.
c. Meninggalkan lokasi tanpa izin selama kurang dari 24 jam;
d. Surat izin meninggalkan lokasi tidak diisi lengkap (belum ditandatangani oleh
mahasiswa yang bersangkutan dan Kepala Desa/Dusun);
e. Tidak mengikuti upacara pelepasan di kampus, penerimaan, atau penutupan tanpa izin.
2. Pengurangan nilai, dan Sanksi berupa pengurangan nilai diberikan kepada paserta PKKM
– Bina Desa yang melakukan pelanggaran berikut:
a. Telah diberi peringatan, tetapi masih melakukan pelanggaran;
b. Membawa kendaraan roda empat dan/atau benda mewah lainnya untuk kegiatan yang
tidak terkait dengan PKKM – Bina Desa;
c. Meninggalkan lokasi kerja tanpa izin dari Kepala Desa;
d. Membawa keluarga atau teman ikut menginap di lokasi PKKM – Bina Desa tanpa izin
dari kepala desa, dosen pembimbing lapangan, atau panitia PKKM – Bina Desa;
e. Tidak bisa bekerja sama dengan sesama mahasiswa, masyarakat, instansi/dinas
pemerintah, dan pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan PKKM – Bina Desa.
3. Pengguguran sebagai Peserta PKKM – Bina Desa (Tidak Lulus PKKM – Bina Desa)
Sanksi berupa pengguguran sebagai peserta PKKM – Bina Desa diberikan kepada paserta
KKN yang melakukan pelanggaran berikut:
a. telah diberi peringatan dan pengurangan nilai, tetapi masih melakukan pelanggaran;
b. melakukan perbuatan yang mencemarkan nama baik almamater;
c. meninggalkan lokasi KKN lebih dari 7 X 24 jam selama waktu pelaksanaan KKN;
d. meninggalkan lokasi selama lebih dari 3 X 24 jam secara berurutan tanpa surat izin
meninggalkan lokasi;
e. mencari sponsor/bantuan tanpa prosedur yang diizinkan oleh Panitia PKKM – Bina
Desa;
f. melakukan perbuatan yang dikategorikan sebagai tindakan melanggar hukum, asusila,
kegiatan politik praktis, unjuk rasa, ikut campur dalam Pilkada dan atau Pilkades dan
kegiatan lainnya yang meresahkan masyarakat di lokasi PKKM – Bina Desa maupun
di luar lokasi kerja PKKM – Bina Desa.
13
Buku Panduan PKKM – Bina Desa
g. melakukan segala perbuatan yang bersifat pemalsuan/ penipuan administratif yang
berupa halhal berikut:
1) pemalsuan tanda tangan pada surat izin meninggalkan lokasi;
2) pemalsuan tanda tangan pada buku laporan, proposal dan sebagainya;
3) pemalsuan dan/atau penipuan identitas;
4) pembuatan stempel dan kop surat yang mengatasnamakan Panitia PKKM – Bina
Desa atau fakultas/universitas dalam menjalin kerja sama dengan pihak luar.
14
Buku Panduan PKKM – Bina Desa
BAB IV
EVALUASI DAN PENILAIAN
A. Aspek-aspek Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi dan monitoring mahasiswa harus dilaksanakan secara periodik,
guna menjamin mutu dari pelaksanaan PKKM – Bina Desa dapat tercapai sesuai dengan
rencana dan yang diharapkan. Evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam
meningkatkan kualitas, kinerja dan produktifitas dalam melaksanakanan PKKM – Bina Desa
yang dilaksanakan dari tahapan persiapan, pelaksanaan dan penilaian. Fokus evaluasi adalah
individu mahasiswa yaitu prestasi yang dicapai dalam pelaksanaan PKKM – Bina Desa,
melalui evaluasi akan diperoleh tentang apa yang telah dicapai dan apa yang belum dicapai
oleh mahasiswa selama mengikuti kegiatan PKKM – Bina Desa. Evaluasi ini dapat
memberikan informasi terkait kegiatan apa yang telah dicapai oleh mahasiswa selama
pelaksanaan PKKM – Bina Desa, selain itu juga melalui evaluasi dapat dilakukan judgment
terhadap nilai atau implikasi dari hasil PKKM – Bina Desa yang digunakan untuk
meningkatkan kompetensi mahasiswa/peserta.
B. Sistem Penilaian
Penilaian dalam pelaksanaan PKKM – Bina Desa, merupakan program belajar di luar
program studi yang mengacu kepada 5 (lima) prinsip sesuai SNPT yaitu edukatif, otentik,
objektif, akuntabel, dan transparan yang dilakukan secara terintegrasi. Aspek Penilaian dalam
pelaksanaan PKKM – Bina Desa setidaknya sebagai berikut:
1. kehadiran saat pembekalan dan pelaksanaan;
2. kedisiplinan dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas;
3. sikap;
4. kemampuan melaksanakan tugas-tugas;
5. kemampuan membuat laporan.
C. Tim Penilai
Sesuai dengan prinsip kesinambungan, penilaian dalam pelaksanaan PKKM – Bina Desa
dilakukan selama kegiatan berlangsung (penilaian proses) dan akhir kegiatan berupa laporan
kegiatan belajar (penilaian hasil). Penilaian dalam proses dilakukan dengan cara observasi
(kepribadian dan sosial) sebagai teknik utama. Sedangkan penilaian hasil dilaksanakan pada
akhir pelaksanaan program dengan menggunakan laporan yang dibuat oleh mahasiswa.
Penilaian dilakukan oleh pendamping dari Pihak Ketiga (Kepala Desa) yang terkait dengan
kegiatan yang diambil oleh mahasiswa dan dosen pendamping Lapangan.
15
Buku Panduan PKKM – Bina Desa
BAB V
PENUTUP
Segala hal yang berkaitan dengan tata cara, prosedur, atau mekanisme pelaksanaan PKKM
– Bina Desa Tahun 2023 Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura telah tertuang secara lengkap
dalam buku Panduan yang disusun oleh Tim Panitia PKKM – Bina Desa. Dengan hadirnya buku
ini diharapkan pelaksanaan PKKM – Bina Desa bisa berjalan dengan baik dan mencapai target
yang diharapkan. Pemberlakuan buku pedoman ini adalah sejak tanggal ditetapkannya, yang
sasaran penggunanya adalah peserta dan DPL PKKM – Bina Desa pada tahun ditetapkannya buku
ini. Kekeliruan dan kesalahan merupakan hal yang wajar dalam setiap penyusunan buku, saran dan
masukan sangat diharapkan guna penyempurnaan buku ini di masa mendatang. Hal-hal teknis yang
tidak termuat dalam buku pedoman ini, Panitia PKKM – Bina Desa akan mengaturnya dalam
bentuk surat pengumuman yang dipasang di laman website fakultas hukum. Sebagai kalimat akhir,
semoga ikhtiar untuk menyusun buku panduan PKKM – Bina Desa ini menjadi sedikit amal baik
bagi tim penyusun yang dapat membawa manfaat untuk peningkatan kualitas pelaksanaan PKKM
– Bina Desa yang dilaksanakan oleh Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura. Aamiin.
16
Buku Panduan PKKM – Bina Desa
Lampiran 1 :
Nama :
NIM :
Alamat :
Penanggung Jawab :
Orang Tua/Wali (Nama dan Nomor Hp)
Menyatakan kesedian dan kesanggupan untuk mengikuti kegiatan PKKM Bina Desa Angkatan
2023 dalam pendampingan dan pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) pada Desa
Suruh Tembawang, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau yang akan dilaksanakan selama 5
(lima) bulan terhitung dari Bulan Juli – November 2023.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Pontianak,………./……/ 2023
Yang membuat pernyataan, Menyetujui,
17
Buku Panduan PKKM – Bina Desa
1
2
3
4
5
6