Anda di halaman 1dari 64

DOKUMEN PEMILIHAN

Pekerjaan/Pengadaan :

SOCIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT (CIRATA)

UNIT PENGELOLA PROGRAM MANFAAT LANGSUNG BJPSDA


PERUM JASA TIRTA II

PERUM JASA TIRTA II


KANTOR PUSAT
Jl. Lurah Kawi No. 01. Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat
Telp. (0264) – 201792 , Fax. (0264) – 201971
KANTOR PERWAKILAN JAKARTA :
Jl. H. Agus Salim No.69 Jakarta Pusat
Telp. (021) – 31931606
website : http : www.jasatirta2.co.id

TAHUN ANGGARAN 2023


BAB I
INSTRUKSI KEPADA PESERTA PENGADAAN

A. UMUM

1. PEMILIK 1.1. Pemilik Anggaran dan / atau Pelaksana Anggaran


ANGGARAN DAN / sesuai ketentuan dalam data Pengadaan
ATAU PELAKSANA menyampaikan instruksi kepada Unit Layanan
ANGGARAN DAN Pengadaan (ULP) untuk melaksanakan Pengadaan
KEWAJIBAN Barang/Jasa.
PENYEDIA 1.2. Manajer Unit Layanan Pengadaan memberikan Surat
BARANG/JASA Penugasan Kepada Pokja Pengadaan untuk
melaksanakan pengadaan barang/jasa.
1.3. Pemenang pengadaan barang/jasa yang telah
ditunjuk sebagai penyedia barang/jasa wajib
menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu yang
ditentukan dalam data Pengadaan dan syarat khusus
kontrak dengan mutu sesuai spesifikasi teknik dan
biaya yang telah ditetapkan dalam kontrak.

2. SUMBER DANA 2.1. Pekerjaan ini dibiayai dengan dana sesuai ketentuan
dalam data Pengadaan.

3. PERSYARATAN 3.1. Pengadaan ini diikuti oleh peserta Pengadaan yang


PESERTA telah terdaftar dalam Daftar Penyedia Terdaftar(DPT)
PENGADAAN Perum Jasa Tirta II.
3.2. Peserta Pengadaan harus mengutamakan
penggunaan bahan, peralatan dan jasa produksi
dalam negeri.
3.3. Peserta Pengadaan harus menyampaikan dokumen
penawaran, dimana bentuk surat penawaran dan
lampiran yang akan disampaikan sesuai dengan
bentuk surat penawaran yang ditentukan dalam
dokumen pengadaan.
3.4. Dalam hal peserta akan atau sedang melakukan
Kemitraan maka peserta harus memiliki Perjanjian
Kemitraan yang memuat persentase Kemitraan dan
menunjuk perusahaan yang mewakili Kemitraan
tersebut.
3.5. Peserta Kemitraan dilarang untuk mengubah
Keanggotaan Kemitraan sampai dengan Kontrak
berakhir apabila ditunjuk sebagai Penyedia.
3.6. Peserta Kemitraan dapat mengubah Pembagian hak
kewajiban dan tanggung jawab dalam perjanjian
kemitraan setelah kontrak ditandatangani dengan
terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari
pejabat penandatangan kontrak.

DOKUMEN PEMILIHAN BAB I -1


4. PERBUATAN YANG 4.1. Peserta berkewajiban untuk memenuhi etika
DILARANG DAN pengadaan dengan tidak melakukan tindakansebagai
SANKSI berikut :
a. Berusaha mempengaruhi anggota Pokja Pemilihan
dalam bentuk dan cara apapun, untuk memenuhi
keinginan peserta yang bertentangan dengan
Dokumen Pemilihan dan / atau peraturan
Perundang – undangan;
b. Membuat dan / atau menyampaikan dokumen dan
/ atau keterangan palsu / tidak benar untuk
memenuhi persyaratan dalam dokumen
pemilihan;
c. Mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat
diterima oleh Pokja Pemilihan.
4.2. Peserta yang terbukti melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud pada klausul 4.1 dikenakan
tindakan sebagai berikut :
a. Sanksi digugurkan dari proses pengadaan atau
pembatalan penetapan pemenang;
b. Sanksi Daftar Hitam;
c. Gugatan secara perdata, dan / atau ;
d. Pelaporan secara pidana kepada pihak
berwenang.

5. PEMILIHAN SISTEM 5.1. Pengadaan barang/ jasa ini dilakukan melalui


PENGADAAN DAN Penunjukan Langsung.
KUALIFIKASI 5.2. Dalam hal pengadaan barang/ jasa dilakukan dengan
PESERTA prakualifikasi, dokumen kualifikasi disampaikan
PENGADAAN sebelum pemasukan dokumen penawaran.
5.3. Persyaratan kualifikasi peserta Pengadaan tercantum
dalam dokumen kualifikasi.

6. SATU 6.1. Untuk peserta yang berbentuk Kemitraan,


PENAWARAN TIAP penyampaian penawaran dilakukan oleh Perusahaan
PESERTA Utama (leading firm) Kemitraan.
PENGADAAN 6.2. Peserta pengadaan atas nama sendiri atau sebagai
anggota kemitraan/kerjasama operasi hanya bisa
mengupload satu penawaran untuk satu paket
pengadaan pekerjaan.
6.3. Jumlah dokumen penawaran yang harusdisampaikan
oleh peserta Pengadaan sesuai dengan ketentuan
dalam dokumen pengadaan ini.

DOKUMEN PEMILIHAN BAB I -2


7. BIAYA 7.1. Semua biaya yang dikeluarkan oleh peserta
PENAWARAN Pengadaan untuk mengikuti pengadaan ini
sepenuhnya menjadi beban peserta Pengadaan dan
tidak mendapatkan penggantian dari Pemilik
Anggaran dan / atau Pelaksana Anggaran.

8. PENJELASAN 8.1. Pemberian penjelasan dilakukan oleh POKJA secara


DOKUMEN online melalui aplikasi E-proc sesuai jadwal dalam
PENGADAAN aplikasi E-proc, dan bila diperlukan POKJA dapat
menghadirkan Pemilik Anggaran dan / atau Pelaksana
Anggaran.
8.2. Ketidak ikut sertaan peserta pada saat pemberian
penjelasan tidak dapat dijadikan dasar untuk menolak
/ menggugurkan penawaran.
8.3. Apabila dipandang perlu, POKJA dan Pemilik
Anggaran dan / atau Pelaksana Anggaran dapat
memberikan penjelasan lanjutan dengan cara
melakukan peninjauan lapangan. biaya peninjauan
lapangan ditanggung oleh peserta.
8.4. Apabila dalam pemberian penjelasan terdapat hal-hal/
ketentuan baru atau perubahan penting yang perlu
ditampung, maka POKJA harus menuangkan ke
dalam Berita Acara Penjelasan Umum dalam bentuk
addendum yang menjadi bagian tak terpisahkan dari
dokumen pengadaan dan harus disampaikan dalam
waktu bersamaan kepada semuapeserta Pengadaan.
8.5. Apabila addendum sebagaimana tersebut pada pasal
8.4. di atas berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya
teknis maupun harga/biaya, maka harus diketahui
dan ada persetujuan terlebih dahulu dari Pemilik
Anggaran dan / atau Pelaksana Anggaran secara
tertulis.
8.6. Dalam pemberian penjelasan Unit Layanan
Pengadaan tidak diwajibkan memberikan penjelasan
mengenai Dokumen Pengadaan, namun cukup
memberikan kesempatan kepada peserta untuk
menyampaikan pertanyaan.
8.7. Seluruh pertanyaan dari peserta dan jawaban dari
Pengguna / POKJA dimuat dalam aplikasi E-proc. Jika
dilaksanakan peninjauan lapangan dapat dibuat Berita
Acara peninjauan lapangan (BAPL) yang diunggah
dalam website e-procurement.
8.8. Apabila terdapat hal-hal / ketentuan baru atau
perubahan penting yang perlu ditampung, maka
POKJA menuangkan dalam adendum dokumen
pengadaan yang menjadi bagian tidak terpisahkandari
dokumen pengadaan.
8.9. Peserta dapat mengunduh Adendum dokumen

DOKUMEN PEMILIHAN BAB I -3


pengadaan yang diunggah dalam aplikasi e-
procurement.

B. DOKUMEN PENGADAAN
9. ISI DOKUMEN 9.1. Dokumen pengadaan terdiri dari dokumen kualifikasi
PENGADAAN dan dokumen pemilihan, dimana isi dari dokumen
pemilihan diantarannya :
BAB I Instruksi kepada peserta Pengadaan;
BAB II Data Pengadaan;
BAB III Kerangka Acuan Kerja;
BAB IV Tata Cara Penilaian Evaluasi Penawaran;
BAB V Bentuk Surat Penawaran & Surat Kuasa
BAB VI Syarat Umum Kontrak;
BAB VII Syarat Khusus Kontrak
BAB VIII Bentuk Kontrak; dan
BAB IX Rencana Anggaran Biaya (RAB).

C. PERSIAPAN PENAWARAN

10. BAHASA 10.1. Semua dokumen penawaran harus menggunakan


PENAWARAN Bahasa Indonesia.

11. DOKUMEN 11.1. Dokumen penawaran terdiri dari :


PENAWARAN a. Surat penawaran harus bermeterai cukup,
bertanggal dan ditandatangani oleh Direktur atau
yang berhak dan bertanggungjawab terhadap
penawaran yang disampaikan dan dicap
perusahaan.

b. Lampiran surat penawaran terdiri dari :


1) Daftar Kuantitas dan Harga (Bill of Quantity);
2) Penawaran Teknis;
a) Pemahaman terhadap Perum Jasa Tirta II
b) Pemahaman atas tujuan penugasan
c) Pengalaman Perusahaan;
d) Pendekatan dan Metodologi;
3) Kualifikasi Tenaga Ahli;
4) Jadwal Waktu Pelaksanaan;
5) Jadwal Penugasan Tenaga Ahli;
6) Persyaratan lain yang disyaratkan di dalam
Dokumen Pengadaan.

11.2. Penawaran diunggah (upload) melalui website


e-procurement Perum Jasa Tirta II
www.eproc.jasatirta2.co.id dengan format pdf.

12. HARGA 12.1. Harga penawaran adalah harga yang tercantum


PENAWARAN dalam surat penawaran berdasarkan jumlah rincian
dalam daftar kuantitas dan Harga (Bill of Quantity)
untuk seluruh pekerjaan.
DOKUMEN PEMILIHAN BAB I -4
12.2. Harga penawaran harus ditulis dengan jelas dalam
angka dan huruf. Dalam hal angka dan hurufberbeda,
maka yang digunakan adalah dalam huruf. Apabila
harga penawaran dalam huruf tidak bisa
diartikan/tidak bermakna, maka pada saat pembukaan
penawaran ditulis “TIDAK JELAS”, dalam evaluasi
penawaran tidak boleh digugurkan dan harga
penawaran yang berlaku adalah harga penawaran
terkoreksi.
12.3. Peserta Pengadaan harus mengisi harga satuan dan
jumlah harga untuk semua mata pembayaran dalam
daftar volume dan analisa harga satuan pekerjaan.
Apabila harga satuan dicantumkan nol/tidak diisi untuk
mata pembayaran tertentu, maka dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan mata pembayaran yang
lain dan pekerjaan tersebut tetap harus dilaksanakan.
12.4. Biaya umum dan keuntungan dikenakan untuk seluruh
mata pembayaran, kecuali untuk mata pembayaran
pekerjaan persiapan non fisik.
12.5. Semua pajak dan retribusi yang harus dibayar oleh
Penyedia Barang/Jasa dalam pelaksanaan kontrak,
serta pengeluaran lainnya sudah termasuk dalam
harga penawaran.

13. MATA UANG 13.1. Harga satuan dasar, harga satuan pekerjaan dan
PENAWARAN DAN jumlah harga penawaran harus menggunakan mata
CARA uang Rupiah.
PEMBAYARAN 13.2. Cara pembayaran dilakukan sesuai dengan
ketentuan dalam dokumen kontrak.

14. MASA 14.1. Masa berlakunya penawaran adalah sesuai


BERLAKUNYA ketentuan dalam data Pengadaan.
PENAWARAN 14.2. Dalam keadaan khusus, sebelum akhir masa
berlakunya penawaran, POKJA dapat meminta
kepada peserta Pengadaan secara tertulis untuk
memperpanjang masa berlakunya penawarantersebut
dalam jangka waktu tertentu.
14.3. Peserta Pengadaan dapat :
a. Menyetujui permintaan tersebut tanpa mengubah
penawaran dan menyampaikan suratkesanggupan
untuk perpanjangan masa berlakunya penawaran.
b. Menolak permintaan tersebut secara tertulis dan
tidak dikenakan sanksi.

DOKUMEN PEMILIHAN BAB I -5


D. PEMASUKAN PENAWARAN

15. CARA 15.1 Peserta Pengadaan harus memasukkan (meng-


PEMASUKAN upload) dokumen penawaran kedalam alamat
PENAWARAN website e-Proc Perum Jasa Tirta II sesuai dengan
cara dan ketentuan yang telah ditentukan.

15.2 Dalam pemasukan (upload) dokumen penawaran


dan dokumen kualifikasi peserta harus masuk
kedalam login member area, kemudian
mengunggah (upload) dokumen dalam 1 (satu) file
utuh berformat pdf.
15.3 Alamat website e-Proc Perum Jasa Tirta II adalah :
http://www.eproc.jasatirta2.co.id
15.4 Apabila karena satu dan lain hal yang bersifat teknis
menyebabkan kegagalan proses upload dokumen
maka dokumen penawaran dan kualifikasi dapat
diemail ke alamat : ulp.pjt2@gmail.com, sebelum
batas akhir upload dokumen penawaran dan
kualifikasi.

16. BATAS AKHIR 16.1 Penawaran harus diunggah (upload) dan


WAKTU disampaikan dalam bentuk hardcopy kepada
PEMASUKAN POKJA/ULP paling lambat pada tempat dan waktu
PENAWARAN sesuai ketentuan dalam data Pengadaan.
16.2 POKJA dapat mengundurkan batas akhir waktu
“upload” penawaran dengan mencantumkan dalam
addendum dokumen pengadaan.
16.3 POKJA membuat Berita Acara Pemasukan
Penawaran terhadap penawaran yang masuk.

17. PENAWARAN 17.1 Merujuk kepada angka 15.4, Setiap penawaran yang
TERLAMBAT masuk setelah batas akhir waktu pemasukan
penawaran akan ditolak dan di gugurkan.

18. PENARIKAN, 18.1 Penawaran tidak dapat ditarik, diubah, diganti atau
PENGUBAHAN, ditambah.
PENGGANTIAN
ATAU
PENAMBAHAN
DOKUMEN
PENAWARAN

E. PEMBUKAAN PENAWARAN DAN EVALUASI


19. PEMBUKAAN 19.1 POKJA membuka dokumen penawaran pada waktu
PENAWARAN dan tempat sesuai ketentuan dalam data
DOKUMEN PEMILIHAN BAB I -6
Pengadaan.
19.2 Nama peserta Pengadaan, kelengkapan surat
penawaran yaitu; masa berlaku penawaran, materai
yang cukup, diberi tanggal, tandatangan dan cap
perusahaan, harga penawaran, ada atau tidaknya
jaminan penawaran, masa berlakunya jaminan
penawaran dan lampiran lain yang ditentukan dalam
dokumen pengadaan.
19.3 POKJA harus membuat Berita Acara Pembukaan
Penawaran (BAPP), berikut lampiran-lampiran yang
berkaitan dengan acara pembukaan penawaran.

20. KERAHASIAAN 20.1 Proses evaluasi dokumen penawaran bersifat


PROSES rahasia dan dilaksanakan oleh POKJA secara
EVALUASI independen tanpa adanya intervensi dari pihak
manapun.
20.2 Informasi yang berhubungan dengan penelitian,
evaluasi, klarifikasi, konfirmasi dan usulan calon
pemenang Pengadaan tidak boleh diberitahukan
kepada peserta Pengadaan atau orang lain yangtidak
berkepentingan sampai keputusan pemenang
diumumkan.
20.3 Setiap usaha peserta Pengadaan untukmencampuri
proses evaluasi dokumen penawaran atau keputusan
pemenang akan mengakibatkan ditolaknya
penawaran yang bersangkutan.

21. KLARIFIKASI DAN 21.1 Untuk menunjang penelitian dan evaluasi dokumen
KONFIRMASI penawaran, POKJA dapat melakukan klarifikasi.
PENAWARAN Peserta Pengadaan harus memberikan tanggapan
atas klarifikasi tersebut. Klarifikasi tidak boleh
mengubah substansi dan harga penawaran.
Klarifikasi dan tanggapan atas klarifikasi harus
dilakukan secara tertulis.
21.2 Terhadap hal-hal yang diperlukan, POKJA dapat
melakukan konfirmasi kepada peserta Pengadaan
dan instansi terkait.

22. PEMERIKSAAN 22.1 Sebelum dilakukan evaluasi yang lebih rinci terhadap
PENAWARAN semua dokumen penawaran, POKJA akan meneliti
DAN apakah setiap penawaran :
PENAWARAN a. Berasal dari peserta Pengadaan;
YANG MEMENUHI b. Telah dibubuhi meterai, tanggal, ditandatangani
SYARAT oleh yang berhak dan dicap perusahaan;
c. Memenuhi ketentuan dokumen pengadaan.
22.2 Penawaran yang memenuhi syarat adalah
penawaran yang sesuai dengan ketentuan dalam
dokumen pengadaan tanpa adanya penyimpangan
yang bersifat penting/pokok atau penawaran
bersyarat. Penawaran dengan penyimpangan yang
DOKUMEN PEMILIHAN BAB I -7
bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat
adalah :
a. Penyimpangan dari dokumen pengadaan yang
mempengaruhi lingkup, kualitas dan hasil/ kinerja
perkerjaan; dan/atau
b. Penawaran dari peserta dengan persyaratan
tambahan diluar ketentuan dokumen pengadaan
yang akan menimbulkan persaingan usaha tidak
sehat dan/atau tidak adil diantara peserta yang
memenuhi syarat.
22.3 Apabila dokumen penawaran tidak memenuhi
ketentuan dalam dokumen pengadaan, akan ditolak
/ digugurkan oleh POKJA dan tidak dapat diperbaiki
(post bidding) sehingga menjadi memenuhi syarat.

23. MATA UANG 23.1 Penawaran akan dievaluasi berdasarkan mata uang
UNTUK EVALUASI Rupiah.
PENAWARAN

24. KOREKSI 24.1 Koreksi aritmatik dapat dilakukan sebelum evaluasi


ARITMATIK dokumen penawaran sebagai berikut :
a. Kesalahan kuantitas pekerjaan yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga (Bill of
Quantity) disesuaikan dengan kuantitas yang
tercantum dalam dokumen pengadaan.
b. Koreksi aritmatik pada Daftar Kuantitas dan
Harga (Bill of Quantity) dilakukan terhadap
perkalian antara kuantitas dengan harga satuan
beserta penjumlahannya sebagai berikut :
1) Harga satuan yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga (Bill of Quantity) tidak
boleh dikoreksi;
2) Apabila terdapat kesalahan hasil pengalian
antara kuantitas dengan harga satuan dan
penjumlahan, maka dilakukan pembetulan
dan yang mengikat adalah hasil koreksi;
3) Mata pembayaran yang tidak diberi harga
satuan dianggap sudah termasuk dalam
harga satuan mata pembayaran yang lain,dan
harga satuan dalam daftar volume dan analisa
harga satuan pekerjaan tetap dibiarkan
kosong;
24.2 Hasil koreksi aritmatik pada daftar volume dan
analisa harga satuan pekerjaan tersebut harus
diberitahukan kepada penawar dalam waktu
secepatnya.

DOKUMEN PEMILIHAN BAB I -8


25. EVALUASI 25.1 POKJA hanya akan mengevaluasi penawaran yang
PENAWARAN memenuhi syarat.
25.2 Metode evaluasi penawaran dilakukan sesuai
dengan ketentuan dalam data Pengadaan.
25.3 Urutan penawaran dengan sistem nilai dengan
urutan proses sebagai berikut :
a. Evaluasi Administrasi
1) Evaluasi administrasi dilakukan terhadap
penawaran yang tidak terlambat;
2) Evaluasi administrasi dilakukan terhadap
kelengkapan dan keabsahan syarat
administrasi yang ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan (tidak dikurangi,
ditambah dan/atau diubah);
3) Evaluasi administrasi menghasilkan dua
kesimpulan, yaitu memenuhi syarat
administrasi atau tidak memenuhi syarat
administrasi.
b. Evaluasi Teknis dan Harga
1) Evaluasi teknis dan harga dilakukan terhadap
penawaran-penawaran yang dinyatakan
memenuhi persyaratan administrasi, dengan
memberikan penilaian (skor) terhadap unsur-
unsur teknis dan harga penawaran sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan dalam
dokumen pengadaan;
2) Berdasarkan hasil evaluasi harga, ULP
membuat daftar urutan penawaran yang
dimulai dari urutan penawaran yang memiliki
nilai bobot teknis dan harga tertinggi;
3) ULP menetapkan calon pemenang
berdasarkan urutan penawaran yang memiliki
nilai bobot teknis dan harga tertinggi.
25.4 Dampak yang diperkirakan dari ketentuan penyesuaian
harga yang diterapkan selama masa pelaksanaan
pekerjaan, tidak diperhitungkan dalam evaluasi
penawaran.

F. PEMENANG PENGADAAN

26. PROSEDUR 26.1 Pokja Pengadaan mengusulkan penetapan calon


pemenang Pengadaan berdasarkan hasil Evaluasi
PEMENANG Dokumen Penawaran peserta yang memenuhi syarat
Administrasi, Teknik, dan Harga, serta memenuhi
hasil Kualifikasi kepada Manajer Unit Layanan
Pengadaan (ULP) sesuai dengan batas
kewenangannya;
26.2 Manajer Unit Layanan Pengadaan (ULP)
menyampaikan surat usulan penetapan pemenang
Pengadaan kepada Direksi dan / atau Pemilik
DOKUMEN PEMILIHAN BAB I -9
Anggaran dan / atau Pelaksana Anggaran sesuai
kewenangannya untuk ditetapkan sebagai pemenang
dengan tembusan kepada Divisi Supervisi Teknik
sesuai kewenangannya;
26.3 Manajer Unit Layanan Pengadaan (ULP)
menyampaikan surat usulan penetapan pemenang
Pengadaan kepada Direksi dan / atau Pemilik
Anggaran dan / atau Pelaksana Anggaran sesuai
kewenangannya untuk ditetapkan sebagai pemenang
dengan tembusan kepada Divisi Supervisi Teknik
sesuai kewenangannya;
26.4 Direksi / Pemilik Anggaran / Pelaksana Anggaran
sesuai kewenangannya menetapkan pemenang
pekerjaan kepada Manajer Unit Layanan Pengadaan
(ULP).

27. HAK PEMILIK


ANGGARAN 27.1 Pemilik Anggaran/Pelaksana Anggaran mempunyai
/PELAKSANA hak untuk menerima atau menolak usulan penetapan
ANGGARAN pemenang dan membatalkan proses pengadaan
UNTUK sebelum penetapan pemenang tanpa tuntutan dari
MENERIMA DAN peserta pengadaan yang bersangkutan, apabila
MENOLAK dipandang proses pengadaan menunjukan adanya
USULAN persaingan yang tidak sehat dan penawaran tidak
PENETAPAN cukup tanggap terhadap dokumen pengadaan
PEMENANG

28. PENUNJUKAN 28.1 Setelah Pokja Pengadaan melaksanakanPENYEDIA


Pengumuman Pemenang, selanjutnya ULP
BARANG/JASA menyampaikan usulan penunjukan penyedia
barang/jasa kepada Pemilik Anggaran dan / atau
Pelaksana Anggaran.
28.2 Pemilik Anggaran dan / atau Pelaksana Anggaran
berdasarkan usulan penunjukan dari ULP menunjuk
penyedia barang/ jasa yang akan melaksanakan
pekerjaan/ pengadaan tersebut dengan menerbitkan
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)
sebagai dasar bagi penyedia barang/jasa untuk
membuat jaminan pelaksanaan.

29. PENANDA- 29.1 Penandatanganan kontrak dilakukan selambat-


TANGANAN lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah
KONTRAK diterbitkannya SPPBJ.

30. UANG MUKA DAN 30.1 Pemilik Anggaran dan / atau Pelaksana Anggaranakan
JAMINAN UANG membayar uang muka sesuai dengan ketentuan
MUKA dalam dokumen kontrak dan syarat khusus kontrak,
setelah Penyedia Barang/Jasa menyerahkan jaminan
uang muka dengan nilai sekurang-kurangnya
100% (seratus persen) dari besarnya uang muka
DOKUMEN PEMILIHAN BAB I -10
yang diterima. (bila dipersyaratkan adanya uang
muka).

31. LARANGAN 31.1 Pemilik Anggaran dan / atau PelaksanaMELAKUKAN


Anggaran, Unit Layanan Pengadaan dan peserta
PRAKTEK KKN, pengadaan dilarang melakukan praktek KKN ,
PERSEKONG- persekongkolan, dan Penyuapan untuk mengatur
KOLAN DAN dan/atau menentukan pemenang.
PENYUAPAN

32. PAKTA 32.1 Pakta integritas berisi ikrar untuk mencegah dan tidak
INTEGRITAS melakukan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dan
Penyuapan.
32.2 Pemilik Anggaran dan / atau Pelaksana Anggaran,
Manajer ULP, Pokja dan harus menandatangani Pakta
Integritas sebelum dimulainya proses pelaksanaan
pengadaan barang/jasa.
32.3 Pakta integritas peserta Pengadaan harus
ditandatangani oleh Direktur/ pimpinan perusahaan
yang namanya tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya, atau Kepala Cabang Perusahaan
yang diberikan kuasa dan diangkat oleh Pimpinan
Kantor Pusat yang dibuktikan dengan dokumen
otentik, atau pejabat yang menurut akta notaris
perjanjian kerjasama adalah yang berhak mewakili
perusahaan yang bekerjasama.
32.4 Bentuk pakta integritas dibuat oleh Pokja.

33. KETENTUAN LAIN 33.1 Apabila di kemudian hari proses pengadaan


barang/jasa yang sedang berjalan berhenti/dihentikan
karena ada kebijakan lain dari Direksi Perum Jasa
Tirta II selaku Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna
Anggaran, maka peserta Pengadaan tidak akan
menuntut apapun juga
terhadap Perum Jasa Tirta II.

DOKUMEN PEMILIHAN BAB I -11


BAB II

DATA PENGADAAN

1. LINGKUP 1.1. Nama Pemilik/Pelaksana Anggaran :


PEKERJAAN General Manajer Pengelola Program Manfaat Langsung
BJPSDA - Perum Jasa Tirta II
Nama pekerjaan :
Social Mapping Terkait Pemberdayaan Masyarakat
(Citarum)

1.2. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan :

90 (Sembilan puluh) hari kalender.

2. SUMBER DANA 2.1. Pekerjaan/pengadaan ini dibiayai dari Sub MA 5712

3. PENJELASAN 3.1. Pemberian Penjelasan dokumen pengadaan akan


DOKUMEN dilaksanakan pada :
TENDER Hari : Senin
Tanggal : 24 Juli 2023
Pukul : 09.00 WIB s.d 10.00 WIB
Tempat : www.eproc.jasatirta2.co.id

4. MATA UANG 4.1. Mata uang penawaran yang digunakan adalah RUPIAH.
PENAWARAN
DAN CARA
4.2. Pembayaran kepada penyedia barang/jasa dilakukan
PEMBAYARAN
dengan cara sebagaimana diatur dalam dokumen kontrak.

5. MASA 5.1. Masa berlakunya penawaran adalah minimal 45 (empat


BERLAKUNYA puluh lima) hari kalender.
PENAWARAN
6. PENAWARAN 6.1. Penawaran alternatif tidak diperbolehkan.
ALTERNATIF

7. CARA 7.1. Diunggah (upload) dengan format e- pdf ke website


PEMASUKAN procrument Perum Jasa Tirta II
PENAWARAN http://www.eproc.jasatirta2.co.id

8. BATAS AKHIR 8.1. Upload dokumen penawaran dilakukan :


WAKTU Hari/ tanggal : Senin, 24 Juli 2023 s.d Rabu, 26 Juli 2023
PEMASUKAN Jam : 09.00 WIB s.d 15.00 WIB
PENAWARAN Website : http://www.eproc.jasatirta2.co.id
8.2. Disampaikan dalam bentuk hardcopy sampai dengan
batas akhir waktu pemasukan penawaran kepada
Pokja Pengadaan/Unit Layanan Pengadaan Perum
Jasa Tirta II Jl. Lurah Kawi No. 1, Jatiluhur,
Purwakarta, Jawa Barat.

9. PEMBUKAAN 9.1. Pembukaan penawaran :


PENAWARAN Hari/ tanggal : Rabu, 26 Juli 2023
Jam : 15.30 WIB
Tempat : Kantor Pusat PJT II

10. EVALUASI 10.1. Metode evaluasi penawaran dilakukan dengan sistem


PENAWARAN NILAI.

11. JURU 11.1. Apabila terjadi perselisihan dalam pelaksanaan kontrak


PENENGAH yang telah ditandatangani antara pelaksana anggaran
dengan penyedia barang/jasa, maka Mediator/ konsiliator
yang diusulkan oleh pelaksana anggaran untuk
menyelesaikan perselisihan yang timbul antara kedua belah
pihak adalah Badan Arbitrase Nasional Indonesia
(BANI) dengan ketentuan sebagaimana tersebut dalam
dokumen kontrak.
BAB III
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
SOCIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (CIRATA)

1. LATAR BELAKANG

Waduk Cirata memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional, baik sebagai sumber air
dan energi, mendukung sektor pertanian, pariwisata, konservasi lingkungan, dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat sekitar. Dengan kapasitas penyimpanan air yang besar, waduk ini
berfungsi sebagai sumber air untuk irigasi pertanian, pasokan air minum, pengendalian banjir,
PLTA, pariwisata, dan sektor-sektor lainnya. Potensi waduk ini dapat dioptimalkan melalui
pengelolaan yang baik dan kerja sama antar pihak terkait, dengan tujuan mendorong
pembangunan yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui
pemetaan sosial atau Social Mapping, pemerintah dapat mengembangkan program-program
yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi masyarakat, sehingga manfaat di kawasan Waduk
Cirata dapat dimaksimalkan. Pemetaan sosial di kawasan Waduk Cirata memungkinkan
pemerintah untuk merencanakan program-program yang fokus pada pemenuhan kebutuhan
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Melalui pemetaan sosial di kawasan Waduk Saguling, beberapa program yang dapat dihasilkan
berdasarkan sektor-sektor tertentu seperti Pertanian dan Agribisnis, Pariwisata, Lingkungan dan
Konservasi, Pendidikan dan Kesehatan, serta Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat.

Dalam sektor pertanian, integrated-farming merupakan pendekatan yang mengedepankan


keseimbangan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam praktik pertanian. Dengan
menerapkan integrated-farming di kawasan Waduk Saguling, diharapkan dapat memberikan
manfaat yang luas bagi petani, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Pendekatan ini memiliki
potensi untuk meningkatkan produktivitas pertanian, efisiensi penggunaan sumber daya,
keberlanjutan lingkungan, serta kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat setempat.
Dengan demikian, diharapkan tercipta sistem pertanian yang lebih berkelanjutan, produktif, dan
menguntungkan bagi petani, serta mendukung pengembangan pertanian yang berwawasan
lingkungan.
Perusahaan Umum Jasa Tirta II (PJT II) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP)
Republik Indonesia No. 25 Tahun 2022 tentang Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta II)
dengan Kawasan kerja PJT II meliputi sebagian WS Citarum, Sebagian WS Ciliwung -
Cisadane, Cimanuk - Cisanggarung, Cidanai - Ciujung - Cidurian, dan Seputih - Sekampung.
(Pasal 3).
Pemerintah melanjutkan penugasan kepada PJT II untuk melaksanakan Pengelolaan Sumber Daya
Air, baik berupa menyelenggarakan sebagian fungsi Pengelolaan Sumber Daya Air, penggunakan
Sumber Daya Air, memungut, menerima, dan menggunakan Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya
Air (BJPSDA) untuk membiayai seluruh pelaksanaan tugas dan tanggung jawab di bidang
Pengelolaan Sumber Daya Air dan pengelola Sumber Daya Air di Kawasan Kerja PJT II.

Dalam menjalankan tugasnya, PJT II melalui Perjanjian Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air
PLTA Cirata, Nomor Pihak Pertama: SP-1/DIR/03/2023, Nomor Pihak Kedua: 072.PJ/061/PNP-
PJTII/IV/2023, tanggal 14 April 2023, telah menyusun dan melaksanakan beberapa program
yang merupakan wujud dari tugas yang telah diamanahkan.

Dalam rangka pelaksanaan program tersebut, Perum Jasa Tirta II melalui unit pengelola
program manfaat langsung BJPSDA akan melakukan pemetaan sosial atau Social Mapping
terkait pemberdayaan masyarakat di kawasan waduk Cirata. Hal ini bertujuan untuk memahami
berbagai aspek dalam masyarakat sehingga dapat memudahkan pengambil kebijakan dalam
merumuskan rencana strategisnya dan dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat
sekitar Waduk Cirata yang menjadi bagian dalam program BJPSDA ini.

Untuk mencapai sasaran dan tujuan pada pelaksanaan kewajiban Jasa Pengelolaan Sumber
Daya Air guna menjamin kualitas dan kuantitas di Wilayah Pelayanan PLTA Cirata, PJT II akan
melaksanakan Social Mapping Terkait Pemberdayaan Masyarakat di Kawasan Waduk Cirata
yang memuat suatu rencana strategis tahunan yang tepat dan akurat.

Berdasarkan hal tersebut di atas PJT II akan menunjuk Konsultan independen berpengalaman
serta terpercaya yang bertugas untuk melakukan Social Mapping Terkait Pemberdayaan
Masyarakat di Kawasan Waduk Cirata.
Dengan mempertimbangkan latar belakang ini, pengambil kebijakan akan memiliki data dan
informasi yang komprehensif tentang masyarakat sekitar Waduk Cirata. Hal ini akan
memudahkan mereka dalam merumuskan rencana strategis yang tepat dan memberikan
manfaat langsung bagi masyarakat melalui program-program yang sesuai dengan kebutuhan
mereka.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dari pekerjaan Social Mapping Terkait Pemberdayaan Masyarakat di
Kawasan Waduk Cirata adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis dan memahami kondisi sosial masyarakat di sekitar Waduk Cirata melalui
Social Mapping, sehingga mendapatkan informasi tentang kebutuhan, potensi, dan
tantangan yang dihadapi oleh masyarakat sekitar Waduk Cirata dapat dikumpulkan dan
dipahami secara mendalam.

2. Mengidentifikasi sektor-sektor potensial, termasuk sektor integrated farming. Salah satu


sektor yang dapat diidentifikasi adalah sektor integrated farming, yang melibatkan
integrasi berbagai komponen pertanian dalam satu sistem.

3. Meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan sektor pertanian, dengan fokus pada sektor
integrated farming, Social Mapping dapat membantu merencanakan program-program
yang meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan sektor pertanian di kawasan Waduk
Cirata.

4. Mendorong kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat. Dengan melibatkan


masyarakat dalam proses pemetaan sosial, mereka dapat berpartisipasi aktif dalam
merencanakan dan melaksanakan program-program pemberdayaan yang sesuai dengan
kebutuhan dan potensi mereka. Melalui pendekatan ini, diharapkan masyarakat dapat
meningkatkan kapasitas, mengembangkan sumber daya lokal, dan meningkatkan taraf
hidup mereka.

5. Dengan demikian, melalui pekerjaan Social Mapping Terkait Pemberdayaan Masyarakat


di Kawasan Waduk Cirata, tujuan utama adalah menciptakan program-program yang
tepat, termasuk dalam sektor integrated farming, untuk meningkatkan kesejahteraan dan
pemberdayaan masyarakat setempat.

3. SASARAN

Sasaran dari kegiatan Social Mapping Terkait Pemberdayaan Masyarakat di Kawasan Waduk
Cirata ini adalah :

1. Tersedianya dokumen perencanaan secara utuh dan terinci sebagai acuan keseluruhan
pelaksanaan pekerjaan secara efisien, efektif, dan dapat dipertanggung jawabkan baik
secara administrasi maupun teknis.

2. Terkendalinya proses perencanaan, diselenggarakan secara tertib serta berpedoman


pada standarisasi secara nasional maupun internasional yang berlaku, hingga
perencanaan teknis dapat diserahkan kepada Unit PPML BJPSDA – PJT II.

4. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial: Undang-undang ini


mengatur tentang pengelolaan informasi geospasial di Indonesia, termasuk pemetaan
sosial. Hal ini mencakup pengumpulan, pengolahan, dan pemanfaatan data geospasial,
serta peran pemerintah dalam pengaturan dan pengawasan informasi geospasial.

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa: Undang-undang ini mengatur


tentang peran dan kewenangan desa dalam mengelola urusan pemerintahan,
pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat di tingkat desa. Dalam konteks pemetaan
sosial, undang-undang ini dapat digunakan sebagai landasan untuk melibatkan
masyarakat desa dalam pemetaan dan perencanaan pembangunan berbasis partisipatif.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
Nasional: Peraturan pemerintah ini mengatur tentang perencanaan tata ruang di tingkat
nasional. Dalam konteks pemetaan sosial, peraturan ini memberikan dasar untuk
memasukkan aspek sosial dan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan tata
ruang kawasan.
4. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9
Tahun 2016 tentang Pemetaan Desa: Peraturan ini mengatur tentang pemetaan desa
yang dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan pemerintah daerah.
Pemetaan desa mencakup pemetaan sosial untuk mendukung perencanaan
pembangunan desa yang partisipatif

5. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan


Berkelanjutan: Undang-undang ini mengatur tentang perlindungan lahan pertanian
pangan dan upaya untuk menjaga keberlanjutan produksi pertanian. Pemetaan sosial
dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan melindungi lahan pertanian pangan
berkelanjutan yang penting untuk keberlanjutan sistem pertanian.

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup: Undang-undang ini mengatur tentang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup secara umum. Dalam konteks pemetaan sosial, undang-undang ini
dapat digunakan untuk melindungi lingkungan hidup yang terkait dengan sistem
pertanian, termasuk sumber daya air, kualitas tanah, dan keanekaragaman hayati.

7. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Ketenagakerjaan: Undang-undang ini


mengatur tentang ketenagakerjaan, termasuk di sektor pertanian. Dalam pemetaan sosial,
undang-undang ini dapat relevan dalam melindungi hak-hak pekerja pertanian dan
meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.

8. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2018 tentang Sistem Informasi Pertanian:


Peraturan pemerintah ini mengatur tentang pengembangan dan penggunaan sistem
informasi pertanian untuk mendukung kegiatan pertanian. Pemetaan sosial dapat menjadi
bagian dari sistem informasi pertanian untuk mengumpulkan data dan informasi yang
relevan tentang sistem pertanian, termasuk aspek sosial dan keterkaitan antarunsur
dalam agroekosistem.

9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 7 Tahun 2019 tentang Kriteria dan Petunjuk Teknis
Pengembangan Sentra Produksi Pertanian Berkelanjutan: Peraturan ini mengatur tentang
pengembangan sentra produksi pertanian berkelanjutan yang melibatkan keterkaitan
antara tanaman, ternak, dan perikanan. Pemetaan sosial dapat digunakan untuk
mengidentifikasi potensi sentra produksi pertanian, melibatkan masyarakat dalam
pengambilan keputusan, dan memastikan keberlanjutan sosial dan ekonomi dalam sentra
produksi tersebut

5. PEMBERI TUGAS

Pemberi tugas selaku Pemilik dan Pelaksana Anggaran kegiatan adalah Kepala Unit Pengelola
Program Manfaat Langsung BBJPSDA (UPPML BBJPSDA) – Perum Jasa Tirta.

6. LOKASI DAN OBJEK KEGIATAN

Lokasi pekerjaan Social Mapping Terkait Pemberdayaan Masyarakat di Kawasan Waduk Cirata
untuk pekerjaan program manfaat langsung BJPSDA yang berada di Waduk Cirata
diperlihatkan pada Gambar 6.1.

7. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Diagram alir Social Mapping Terkait Pemberdayaan Masyarakat di Kawasan Waduk Cirata
diperlihatkan pada Gambar 7.1.
Gambar 6.1 – Lokasi dan Objek Kegiatan
Gambar 7.1 – Diagram alir Social Mapping Terkait Pemberdayaan Masyarakat di Kawasan Waduk Cirata
7.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan meliputi kegiatan persiapan administrasi, survei pendahuluan, dan


pengumpulan data sekunder. Pada tahap ini konsultan akan mengumpulkan dan mengevaluasi
data sekunder/informasi yang ada dari semua stakeholder/pemangku kepentingan yang terkait.

7.1.1 Persiapan Adminstrasi


Pada tahap ini dilakukan kegiatan :
1. Pengecekan personil, kantor dan perlengkapan.
2. Kick off meeting
3. Identifikasi dan survei awal ke lapangan
4. Diskusi dengan counterpart / Tim Pendamping
5. Koordinasi dengan instansi terkait
6. Pengurusan administrasi perijinan

7.1.2 Persiapan Survei


Sebelum tahapan survei perlu adanya persiapan survei yang meliputi :
1. Inventarisasi jenis data yang dibutuhkan dan sumber datanya.
2. Mempersiapkan peta-peta yang diperlukan didalam pelaksanaan survei.
3. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan didalam pelaksanaan survei.

7.2 Survei dan Identifikasi

Secara umum kegiatan yang dilakukan pada tahap ini :


1. Identifikasi dan pemetaan terhadap komunitas lokal di sekitar kawasan Waduk Cirata
dengan melakukan pengumpulan data demografis, struktur sosial, kebutuhan, dan
potensi masyarakat setempat
2. Berkoordinasi dengan masyarakat setempat untuk memahami kebutuhan dan aspirasi
mereka serta mengidentifikasi potensi pemberdayaan yang dapat dikembangkan
dengan mengumpulkan data dan informasi
3. Merancang program-program pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan
kebutuhan dan potensi yang telah diidentifikasi, salah satunya intergrated-farming lebah
madu
4. Melakukan survei dan pemetaan untuk mengidentifikasi potensi yang ada dalam
integrated-farming misalnya budidaya lebah madu di Kawasan Waduk Cirata
5. Data dan informasi yang dikumpulkan akan dianalisis untuk memahami dinamika sosial
dan kebutuhan masyarakat seperti melibatkan faktor-faktor seperti tingkat pendidikan,
kesehatan, ekonomi, aksesibilitas, serta faktor budaya dan lingkungan
6. Mengidentifikasi isu-isu kritis yang dihadapi masyarakat di kawasan Waduk Cirata. Isu-
isu ini dapat mencakup akses air bersih, sanitasi, pengelolaan sumber daya alam,
penghidupan berkelanjutan, pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya.
7. Mengumpulkan data sosial tentang masyarakat di sekitar Waduk Cirata, termasuk
peternak lebah madu (jika ada), kelompok petani, dan organisasi terkait lainnya
8. Melakukan analisis sosial-ekonomi untuk memahami tingkat partisipasi masyarakat
dalam integrated-farming, dampak ekonomi yang telah dicapai, serta keterlibatan
perempuan dan pemuda dalam kegiatan ini
9. Melakukan analisis isu, potensi dan stakeholder berdasarkan data dan informasi
yang diperoleh di lapangan, termasuk tokoh masyarakat di lokasi kajian
10. Membuat laporan studi pemetaan sosial, Pengelolaan dan Analisa Data

7.2.1 Akuisisi Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi literatur/pustaka maupun survei instansi
yang berhubungan dengan materi studi. Dalam memperoleh data sekunder, kegiatan survei dan
identifikasi yang dilakukan adalah:
 Studi Literatur/Kebijakan
Dilakukan melalui studi kepustakaan di buku-buku, hasil studi dan peraturan yang
berhubungan dengan kegiatan rencana. Literatur yang digunakan dalam pekerjaan ini
adalah pedoman terkait integrated-farming.
 Survei Instansi
Survei instansi bertujuan untuk mencari data-data pendukung melalui instansi atau
lembaga tertentu yang berhubungan langsung dengan kegiatan penyusunan perencanaan
integrated-farming di Kawasan Waduk Cirata.

7.2.2 Akuisisi Data Primer

Data primer yang diperlukan untuk input analisa dalam pekerjaan ini diperoleh langsung dari
sumbernya, dan dicatat dengan melalui :
1. Indepth Interview
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh
informasi terwawancara. Interview tersebut ditujukan kepada berbagai stakeholders
terkait dalam mendukung penyusunan perencanaan integrated-farming.

2. Direct Obsevation
Observasi yang dilakukan peneliti sebagai berikut:
1. Identifikasi kondisi eksisting untuk mengetahui sebaran dan luas kawasan
integrated-farming dalam pengembangan di Kawasan Waduk Cirata.
2. Dokumentasi kondisi eksisting kawasan pertanian dan perikanan yang memiliki
potensi pengembangan di Kawasan Waduk Cirata.

3. Sosialisasi Program
Pada pekerjaan ini tim konsultan akan turun kelapangan untuk melakukan sosialisasi
program integrated-farming yang akan diusulkan kepada masyarakat, melalui diskusi
dengan aparat dan para tokoh masyarakat di lokasi pekerjaan.
4. Dokumentasi
Kegiatan dokumentasi yang akan dilakukan pada pekerjaan ini adalah foto dan video
saat kegiatan dilakukan serta area-area yang memiliki potensi untuk mendukung
program integrated-farming di lokasi pekerjaan.

7.3 Tahapan Analisis

Analisis yang dilakukan pada pekerjaan ini dilakukan berdasarkan hasil kompilasi dari data
primer dan data sekunder yang didapat, dengan memperhatikan :
1. Analisis potensi integrated farming yang meliputi identifikasi potensi lokasi dan informasi
mengenai masyarakat di Kawasan Waduk Cirata yang terintegrasi dengan rencana
pengembangan kawasan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan
perencanaan pada pekerjaan ini.
2. Analisis spasial lokasi perencanaan untuk menentukan pengaplikasian program
integrated farming melalui rencana pengembangan kawasan strategis.

7.3.1 Penyusunan Database Social Mapping

Pada pekerjaan penyusunan database social mapping, dilakukan :

1. Pengumpulan Data Sosial :


Kegiatan ini melibatkan pengumpulan data sosial hasil kegiatan survey dan identifikasi
untuk wilayah yang sedang dipetakan. Berupa data yang diperoleh dari kegiatan survei
dan identifikasi dan sumber data online yang mendukung.

2. Validasi Dan Pengolahan Data


Setelah data terkumpul, dilakukan validasi dan pengolahan data untuk memastikan
keakuratan dan konsistensi informasi. Ini melibatkan pemeriksaan data yang
dikumpulkan, pembersihan data, dan penghapusan data yang tidak valid atau tidak
relevan.

3. Pembuatan Struktur Database:


Kegiatan ini melibatkan pembuatan struktur database yang sesuai untuk menyimpan
data sosial yang terkumpul. Database harus dirancang dengan baik untuk memudahkan
pengelolaan dan pencarian data.

4. Normalisasi Data
Data yang dikumpulkan kemungkinan memiliki format yang berbeda-beda. Kegiatan
normalisasi data melibatkan penyesuaian format data agar sesuai dengan struktur
database yang telah ditetapkan. Hal ini memastikan keseragaman dan kemudahan
pengelolaan data.

5. Penginputan Data
Setelah struktur database dibuat, data sosial dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam
database. Proses ini melibatkan penginputan data secara sistematis sesuai dengan
format yang telah ditentukan.

6. Analisis Data
Setelah data terinput, database dapat digunakan untuk melakukan analisis data sosial.
Ini melibatkan penggunaan perangkat lunak analisis data, seperti program statistik atau
GIS, untuk mengidentifikasi pola, hubungan, atau tren dalam data sosial.

7. Visualisasi Data:
Setelah analisis data selesai, hasilnya dapat divisualisasikan dalam bentuk grafik, peta,
atau grafis lainnya. Visualisasi data membantu dalam memahami dan
mengkomunikasikan temuan secara efektif kepada pemangku kepentingan.
8. Perancangan Pemeliharaan Dan Pembaruan Database
Database social mapping perlu diperbarui secara berkala dengan data terbaru. Kegiatan
pemeliharaan melibatkan pembaruan data, perbaikan kesalahan, dan perubahan
struktur database jika diperlukan.

9. Berbagi Hasil Dengan Pemangku Kepentingan:


Hasil dari database social mapping harus didiskusikan pada ditengah proses
pembuatannya dan dibagikan dengan pemangku kepentingan terkait, seperti
pemerintah, organisasi masyarakat, atau institusi terkait. Ini dapat dilakukan melalui
laporan, presentasi, atau platform online yang memfasilitasi akses data.

7.3.2 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Program

Pada tahap ini akan dilakukan penyusunan rencana program Integrated Farming yang dibuat
berdasarkan hasil survey dan identifikasi dari kegiatan Social Mapping pada masyarakat di
sekitar Waduk Cirata melalui tahapan berikut :
1. Analisis Hasil Social Mapping
Langkah pertama adalah menganalisis hasil social mapping yang telah dilakukan di
masyarakat sekitar Waduk Cirata. Data sosial yang terkumpul melalui social mapping
dapat mencakup informasi tentang kondisi sosial ekonomi, pola pertanian, sumber daya
alam, infrastruktur, dan kebutuhan masyarakat.
2. Identifikasi Potensi Dan Tantangan
Berdasarkan analisis data sosial, identifikasi potensi dan tantangan yang ada dalam
masyarakat sekitar Waduk Cirata terkait dengan praktik pertanian. Identifikasi ini
membantu dalam mengenali peluang dan kendala yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan rencana program Integrated Farming.
3. Penentuan Tujuan Dan Strategi
Berdasarkan analisis dan konsultasi dengan para pemangku kepentingan di lokasi
pekerjaan, dilakukan penyesuaian strategi program Integrated Farming khususnya
terhadap kondisi sosial masyarakat sekitar Waduk Cirata. Tujuan tersebut mungkin
termasuk peningkatan produktivitas pertanian, diversifikasi sumber pendapatan,
konservasi sumber daya alam, atau peningkatan kesejahteraan petani.
4. Perencanaan Kegiatan
Perencanaan kegiatan dibuat spesifik untuk mencapai tujuan program Integrated
Farming. Kegiatan tersebut dapat mencakup pelatihan pertanian, pengenalan teknik
pertanian berkelanjutan, pemberian modal usaha, akses ke pasar, pembentukan
kelompok tani, atau pengembangan infrastruktur pertanian.
5. Pengalokasian Sumber Daya
Pengalokasian sumber daya disusun berdasarkan hasil survei dan identifikasi untuk
melaksanakan rencana program Integrated Farming, baik itu sumber daya manusia,
keuangan, teknologi, atau bantuan eksternal. Pengalokasian sumber daya diupayakan
se-efektif mungkin untuk mendukung implementasi program.
6. Rencana Monitoring Dan Evaluasi
Perlu disusun rencana kegiatan monitoring dan evaluasi untuk mengukur kemajuan dan
keberhasilan program Integrated Farming. Dengan memantau dan mengevaluasi secara
teratur, dapat diidentifikasi perubahan yang diperlukan dan pengalaman yang dapat
digunakan sebagai pembelajaran untuk peningkatan program di masa depan.

7.3.3 Penyusunan Peta Sosial Pada Lokasi Pekerjaan (Social Mapping)

Tahap kegiatan penyusunan peta sosial (social mapping) masyarakat di sekitar Waduk
Saguling mencakup langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pengolahan Data Tabular


Pada tahap ini dilakukan proses penyusunan tabel data yang berisi informasi relevan,
seperti statistik deskriptif, angka, atau indikator sosial. Data tabular ini buat sebagai
database awal yang menjadi sumber informasi dalam tahap analisis selanjutnya.

2. Pengolahan data GIS


Pada tahap ini dilakukan proses data yang melibatkan pemfilteran, penyesuaian format,
normalisasi, dan integrasi data spasial dan data tabular. Data harus diorganisir dan
disimpan dalam format yang kompatibel dengan perangkat lunak GIS.
Penggunaan perangkat lunak GIS (Geographic Information System) wajib dilakukan
untuk menghasilkan peta sosial yang memadai. Peta dapat mencakup variasi variabel
sosial yang dipilih dan dapat menunjukkan pola, korelasi, atau distribusi spasial dari data
tersebut. Peta dibuat dengan memperhatikan aspek keilmuan toponimi untuk
memperkuat interpretasi dan analisis yang dilakukan pada peta sosial
3. Penyusunan Presentasi
Hasil analisa yang telah didapat kemudian disajikan dalam format presentasi untuk
mengilustrasikan hasil penggambaran peta sosial, data tabular, dan laporan kepada
pemangku kepentingan terkait secara terstruktur, menarik dan informatif.
Bahan presentasi ini akan disosialisasikan kepada para pemegang kepentingan pada
sesi diskusi dan asistensi.

7.4 Penyusunan Produk dan Laporan

Laporan yang disusun pada pekerjaan ini memuat segala macam proses yang dilakukan, mulai
dari tahap persiapan, survei dan identifikasi sampai dengan analisis hasil peta sosial dan data
tabular yang terstruktur dengan baik. Laporan ini harus memuat ringkasan temuan, metode
pengumpulan data, hasil analisis, dan rekomendasi tindakan berdasarkan data yang ditemukan.

Produk dan laporan yang akan dihasilkan dari pekerjaan ini adalah :

1. Laporan Pendahuluan, berisi :


 Latar Belakang
 Maksud dan Tujuan
 Sasaran
 Lingkup Materi
 Metode Aanalisa
 Keterlibatan Tenaga Ahli
 Struktur Organisasi
 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
 Teori dan kondisi umum Kawasan Waduk Cirata
 Hasil survei pendahuluan
Laporan pendahuluan di cetak dengan ukuran A4 dijilid soft cover, dan diserahkan paling
lambat 1 (satu) bulan sesudah diterbitkannya SPMK sebanyak 3 (tiga) buku.

2. Laporan Akhir, berisi :


 Lingkup pekerjaan
 Tinjauan teori dan kondisi umum Kawasan Waduk Cirata
 Kondisi umum integrated-farming Waduk Cirata
 Analisis perencanaan integrated-farming Waduk Cirata
 Evaluasi pekerjaan
 Ringkasan hasil kajian
 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

3. Buku Album Gambar :


 Peta sosial masyarakat wilayah Cirata
 Gambar model site-plan
Album gambar di cetak dengan ukuran A3 dijilid soft cover, dan diserahkan paling lambat 1
(satu) hari sebelum masa kontrak berakhir sebanyak 1 (satu) buku.

7.5 Diskusi dan Asistensi

Pada proses pekerjaan ini, secara berkala konsultan wajib melakukan koordinasi dengan
pemberi tugas melalui beberapa kegiatan sebagai berikut :
1. Kick off meeting;
2. Pelaksanaan identifikasi dan survei lapangan
3. Diskusi dengan counterpart / Tim Pendamping;
4. Rapat pembahasan draft laporan;
5. Ekspose dengan Direksi PJT II atau Instansi terkait;
6. Agenda terkait lainnya atas permintaan Pengguna Jasa / Tim Pendamping.

8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Pelaksanaan pekerjaan Social Mapping Terkait Pemberdayaan Masyarakat di Kawasan Waduk


Cirata dilaksanakan . 3 (Tiga) Bulan Kalender atau 90 (Sembilan Puluh) hari Kalender pada
bulan Juli – Oktober 2023.

9. BIAYA KEGIATAN

Penyusunan Perencanaan Program BBJPSDA pekerjaan Social Mapping Terkait


Pemberdayaan Masyarakat di Kawasan Waduk Cirata dilaksanakan pada Rencana Kerja
Triwulan (RKT) II RKAP tahun 2023 dengan menggunakan anggaran MA 5712 Beban
Pemberdayaan Masyarakat.
10. TENAGA AHLI

A. TENAGA AHLI PROFESIONAL


1. Team Leader (Teknik Geodesi)

Untuk mendapatkan hasil yang tepat dalam mencapai tujuan pekerjaan ini. Team Leader
disyaratkan lulusan dari Teknik Geodesi dan Geomatika. Karena saat ini ilmu Geodesi
sudah berkembang menjadi Geomatika karena tidak hanya berbicara tentang bentuk dan
ukuran bumi saja tetapi juga teknologi informasi geospasial. Yang terlatih dalam
pembuatan produk teknologi informasi geospasial. Dengan perkembangan tersebut
lulusan Teknik Geodesi dan Geomatika dapat membuat berbagai macam peta tematik
sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan dan mengaplikasikannya dalam bentuk GIS.

Team Leader lulusan Teknik Geodesi akan menentukan metoda untuk mendapatkan
parameter sosial dilapangan, menyusunnya dalam struktur database yang tepat dan
menggambarkan informasi yang di dapat menjadi sebuah produk berbentuk sebaran data
spasial bergeoreferensi yang dinamakan Peta Sosial. Untuk mencapai tujuan dari
pekerjaan Sosial Mapping melalui proses yang tepat, data terukur yang akurat, dan
menghasilkan output yang informatif.

Kualifikasi yang dipersyaratkan sebagai Team Leader dalam pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
 Berpendidikan Sarjana Strata Satu (S1) Teknik Geodesi dan Geomatika
 Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) ahli Madya Geodesi
 Memiliki pengalaman minimum 6 (Enam) tahun

Team Leader berjumlah 1 (Satu) Orang dan akan bekerja selama 3 (Tiga) Bulan

2. Tenaga Ahli Planologi (Teknik Planologi / Perencanaan Wilayah dan Kota)


Tenaga ahli pengembangan wilayah dipersyaratkan lulusan Teknik Planologi /
Perencanaan Wilayah dan Kota yang akan membantu Team Leader dari mulai tahap
perencanaan survei, analisa data, sampai dengan penyusunan produk dan laporan.
Tenaga ahli pengembangan wilayah memiliki spesialisasi mengenai perencanaan,
pengembangan, dan pengelolaan terhadap sebuah wilayah. Sehingga dapat
mengintegrasikan potensi SDM, politik dan budaya, transportasi, lingkungan dan ruang
terbuka yang ada di lokasi pekerjaan.
Kualifikasi yang dipersyaratkan sebagai Team Leader dalam pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
 Berpendidikan Sarjana Strata Satu (S1) jurusan Planologi / Perencanaan Wilayah
dan Kota
 Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) ahli Muda Planologi
 Memiliki pengalaman minimum 4 (Tiga) tahun

Tenaga ahli pengembangan wilayah berjumlah 1 (Satu) Orang dan akan bekerja selama 3

(Tiga) Bulan

3. Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat


Tenaga ahli pemberdayaan masyarakat dipersyaratkan lulusan jurusan antropologi yang
akan membantu Team Leader dari mulai tahap perencanaan survei, analisa data, sampai
dengan penyusunan produk dan laporan. Ahli pemberdayaan masyarakat dapat
memberikan pemahaman yang mendalam tentang struktur sosial, dinamika kelompok,
dan interaksi antara individu dalam masyarakat untuk menganalisis :
1. Hubungan sosial, kekuatan, dan hierarki dalam konteks tertentu.
2. Nilai-nilai, praktik, dan tradisi yang ada serta merancang program yang sesuai.
3. Strategi dan intervensi yang tepat berdasarkan pengetahuan tentang masyarakat dan
konteks sosial tertentu.
4. Pemahaman tentang struktur ekonomi lokal dan metoda perkuatan ekonomi
masyarakat
5. Strategi pemberdayaan yang menghormati dan melindungi sumber daya alam yang
ada.

Kualifikasi yang dipersyaratkan sebagai Team Leader dalam pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
 Berpendidikan Sarjana Strata Satu (S1) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik / Jurusan
Antropologi
 Memiliki pengalaman minimum 3 (Tiga) tahun

Tenaga ahli pemberdayaan masyarakat berjumlah 1 (Satu) Orang dan akan bekerja

selama 3 (Tiga) Bulan


4. Tenaga Ahli Ilmu Komunikasi
Tenaga ahli ilmu komunikasi dipersyaratkan lulusan jurusan manajemen komunikasi yang
akan membantu Team Leader dari mulai tahap perencanaan survei, analisa data, sampai
dengan penyusunan produk dan laporan. Ahli ilmu komunikasi dapat membantu
menyusun rencana survey dan program yang tepat untuk pekerjaan ini dengan
mempertimbangkan aspek pendekatan :
1. Komunikasi Budaya
2. Komunikasi Sosial Ekonomi
3. Komunikasi Organisasi
4. Komunikasi Politik
5. Komunikasi Media dan Digital

Kualifikasi yang dipersyaratkan sebagai Team Leader dalam pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
 Berpendidikan Sarjana Strata Satu (S1) Fakultas Ilmu Komunikasi / Jurusan
Manajemen Komunikasi / Jurusan Hubungan Masyarakat
 Memiliki pengalaman minimum 3 (Tiga) tahun

Tenaga ahli ilmu komunikasi berjumlah 1 (Satu) Orang dan akan bekerja selama 3 (Tiga)

Bulan

B. TENAGA SUB PROFESIONAL


1. Operator SIG
 Berpendidikan SMA / Sederajat
 Mempunyai pengalaman minimal 3 (Tiga) tahun dalam penyusunan peta GIS
 Operator SIG berjumlah 2 (dua) orang

2. Surveyor
 Berpendidikan SMA / Sederajat
 Mempunyai pengalaman dalam pelaksanaan survei dan pemetaan sosial
 Surveyor berjumlah 8 (Delapan) orang
C. TENAGA PENDUKUNG
1. Tenaga Administrasi
 Berpendidikan SMA / Sederajat
 Mempunyai pengalaman minimal 3 (Tiga) tahun dalam pekerjaan administrasi
proyek
 Tenaga Administrasi berjumlah 1 (satu) orang

11. PENUTUP

Kerangka Acuan Kerja ini merupakan pedoman dasar yang dapat dikembangkan lebih lanjut
oleh Konsultan Perencana sepanjang keluaran akhir dapat dihasilkan secara optimal dan
sesuai dengan yang diharapkan. Format laporan diupayakan mengikuti standar pelaporan yang
representatif, baik jenis kertas, tulisan, maupun sampul minimal mengikuti standar pelaporan
yang berlaku.
BAB IV
TATA CARA PENILAIAN EVALUASI PENAWARAN

Pekerjaan :
SOCIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (CIRATA)

I. PERSYARATAN ADMINISTRASI

a. Penilaian terhadap data administrasi hanya dilakukan terhadap hal-hal yang tidak
dilakukan pada saat penilaian prakualifikasi.

b. Penawaran dinyatakan gugur apabila salah satu persyaratan administrasi ini tidak
dapat dipenuhi, yaitu : Syarat-syarat yang diminta berdasarkan dokumen pengadaan
dipenuhi/dilengkapi dan isi setiap dokumen benar serta dapat dipastikan bahwa
dokumen tersebut ditandatangani oleh Pimpinan Perusahaan;

II. KERANGKA PENYUSUNAN PENAWARAN TEKNIS

Unsur pokok dalam penyusunan penawaran teknis meliputi :

a. Pendahuluan

Menguraikan secara singkat latar belakang penyedia jasa, meliputi organisasi dan
pengalaman.

b. Pemahaman terhadap obyek pekerjaan

(1) Pemahaman terhadap Perum Jasa Tirta II (PJT II) dari sisi gambaran umum,
legalitas, organisasi, kegiatan usaha dan pelayanan umum, perkembangan usaha
dan sumber daya manusia

(2) Pemahaman atas tujuan penugasan yang meliputi : maksud penugasan, ruang
lingkup, tahapan dan keluaran, pelaporan serta jangka waktu batas penyelesaian
penugasan.

c. Pengalaman perusahaan

Menguraikan pengalaman perusahan untuk penugasan di bidang jasa dalam 5 (lima)


tahun terakhir. Pengalaman tersebut diuraikan secara jelas dengan mencantumkan
informasi : nama pekerjaan, lingkup dan data pekerjaan, pemberi tugas, nilai, dan waktu
pelaksanaan secara singkat dan jelas (menyebutkan bulan dan tahun).

d. Pendekatan dan metodologi

Metodologi meliputi : teknik pendekatan, metodologi, rencana & program kerja, uraian
tugas (ahli dan pendukung) dan tahapan pelaksanaan laporan-laporan yang disyaratkan.
e. Kualifikasi tenaga ahli

(1) Merinci tenaga ahli yang diusulkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan
memperhatikan latar belakang pendidikan formal di bidangnya.

(2) Merinci pengalaman tenaga ahli yang diusulkan dalam melakukan pekerjaan ini.

III. TATA CARA dan KRITERIA PENILAIAN PENAWARAN USULAN TEKNIS

Penilaian Penawaran Teknis

a. Penilaian penawaran teknis dilakukan dengan cara memberikan nilai angka terhadap
unsur penawaran teknis dengan memperhatikan bobot yang diberikan pada unsur-
unsur yang dinilai.

b. Penilaian dilakukan sesuai pembobotan dari masing-masing unsur yang telah ditentukan
dalam dokumen pengadaan, sebagai berikut :

Unsur Bobot (%)

o Pemahaman terhadap obyek pekerjaan 15

o Pengalaman perusahaan 15

o Pendekatan dan Metodologi 15

o Kualifikasi Tenaga Ahli 15

Jumlah 60

Penilaian terhadap Sub-Unsur dilakukan sebagai berikut :


Nilai
No. Sub-Unsur Penilaian Berdasarkan
Pembobotan

I. Pemahaman Terhadap Obyek Pekerjaan 15

1. a. Memenuhi 5 (lima) kriteria penilaian dalam 10


pemahaman terhadap PJT II dari sisi sebagai berikut :
gambaran umum, legalitas, organisasi, kegiatan
usaha dan pelayanan umum serta perkembangan
usaha
b. Hanya memenuhi 4 (empat) kriteria diatas 8
c. Hanya memenuhi 3 (tiga) kriteria diatas 6
d. Hanya memenuhi 2 (dua) kriteria diatas 4
e. Hanya memenuhi 1 (satu) kriteria diatas 2

2. a. Memenuhi 5 (lima) kriteria penilaian dalam 5


pemahaman atas tujuan penugasan yang meliputi :
maksud penugasan, ruang lingkup, hak & kewajiban,
pelaporan serta jangka waktu batas penyelesaian
penugasan.
b. Hanya memenuhi 4 (empat) kriteria diatas 4
c. Hanya memenuhi 3 (tiga) kriteria diatas 3
d. Hanya memenuhi 2 (dua) kriteria diatas 2
e. Hanya memenuhi 1 (satu) kriteria diatas 1
II. Pengalaman Perusahaan 15

1. Pengalaman melaksanakan pekerjaan sesuai yang 15


dipersyaratkan dalam KAK > 5 (lima) tahun.

2. Pengalaman melaksanakan pekerjaan sesuai yang 10


dipersyaratkan dalam KAK dalam 3 (tiga) tahun sampai 5
(lima) tahun.

3. Pengalaman melaksanakan pekerjaan sesuai yang 5


dipersyaratkan dalam KAK dalam 2 (dua) tahun.

III. Pendekatan dan Metodologi 15

Kualitas Metodologi
a. Memenuhi 5 (lima) kriteria penilaian sebagai berikut 15
: teknik pendekatan, metodologi, rencana & program
kerja, uraian tugas (ahli dan pendukung) dan tahapan
pelaksanaan laporan-laporan yang disyaratkan
b. Hanya memenuhi 4 (empat) kriteria diatas 12

c. Hanya memenuhi 3 (tiga) kriteria diatas 9

d. Hanya memenuhi 2 (dua) kriteria diatas 6

e. Hanya memenuhi 1 (satu) kriteria diatas 3


IV. Kualifikasi Tenaga Ahli 15
1. Tenaga Ahli yang diusulkan untuk melaksanakan
pekerjaan dengan memperhatikan latar belakang
pendidikan formal dan latar belakang pendidikan profesi
penunjang
a. Melebihi yang dipersyaratkan dalam KAK 7.5
b. Sesuai yang dipersyaratkan dalam KAK 5
c. Belum sesuai yang dipersyaratkan dalam KAK 2.5
2. Tenaga Ahli yang diusulkan untuk melaksanakan
pekerjaan dengan memperhatikan Pengalaman Tenaga
Ahli.
a. Melebihi yang dipersyaratkan dalam KAK 7.5
b. Sesuai yang dipersyaratkan dalam KAK 5
c. Belum sesuai yang dipersyaratkan dalam KAK 2.5

Total Nilai 60

3. Penilaian Penawaran Biaya


a. Pokja Pengadaan dapat langsung mengevaluasi kewajaran harga secara rinci
bagi penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi dan penilaian
evaluasi teknis.
b. Pokja Pengadaan melakukan koreksi aritmatik dan pemeriksaan harga
penawaran terkoreksi terhadap kesesuaian pagu anggaran.
Penilaian terhadap Sub-Unsur dilakukan sebagai berikut :
Nilai
No. Sub-Unsur Penilaian Berdasarkan
Pembobotan
1. Harga penawaran 80 % - 85 % HPS 40
2. Harga penawaran 86 % - 95 % HPS 30
3. Harga penawaran 96 % - 100 % HPS 20
4. Penilaian Gabungan Teknis Dan Biaya
a. Pokja Pengadaan menghitung jumlah nilai bobot penawaran dari nilai bobot
penawaran teknis ditambah nilai bobot penawaran harga sebagai berikut :
Jumlah Nilai Bobot Penawaran :
Jumlah Nilai Bobot Penawaran = Nilai Bobot Penawaran Teknis + Nilai
Bobot Penawaran Harga

b. Jumlah Nilai Bobot Penawaran maksimal yaitu :


Jumlah Nilai Bobot Penawaran (100) = Nilai Bobot Penawaran Teknis (60) + Nilai
Bobot Penawaran Harga (40)

c. Batas Jumlah Nilai Bobot Penawaran minimum adalah 50, jika dibawah batas
minimum dinyatakan GUGUR.

d. Hasil dari peringkat nilai kombinasi tersebut akan dijadikan dasar untuk penetapan
peringkat perusahaan peserta jasa konsultan

Pokja Pengadaan membuat Berita Acara Evaluasi Penawaran yang mencantumkan nilai
bobot penawarn teknis, nilai bobot penawaran harga dan jumlah nilai bobot penawaran.
BAB V
BENTUK SURAT PENAWARAN & SURAT KUASA,

A. BENTUK SURAT PENAWARAN


KOP PERUSAHAAN

Nomor : ………... ....................,……………..20…


Lampiran : ..............

Kepada Yth :
Pokja Pengadaan
Perum Jasa Tirta II
di
Jatiluhur – Purwakarta

Perihal : Penawaran Untuk Melaksanakan Pekerjaan ..........................(sebutkan nama


pekerjaan).

Berdasarkan Pengumuman Penunjukan Langsung Prakualifikasi Pokja Pengadaan Perum


Jasa Tirta II Nomor : ............ tanggal .......... dan setelah kami mempelajari dengan seksama
dokumen pengadaan pekerjaan tersebut, dengan ini kami mengajukan penawaran untuk
melaksanakan pekerjaan ........................................ (sebutkan nama pekerjaan) dengan nilai
sebesar Rp ........................ (..............................) termasuk PPN 11%.
Adapun jangka waktu pelaksanaan atas pekerjaan tersebut adalah selama ...
(............................) hari kalender, terhitung sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja
atau sesuai dengan ketentuan dalam dokumen kontrak.
Penawaran ini berlaku selama 45 ( empat puluh lima ) hari kalender sejak pembukaan
penawaran.
Kami akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam dokumen pengadaan.
Sesuai dengan persyaratan dokumen pengadaan, bersama surat penawaran ini kami
lampirkan :
1). Daftar Kuantitas dan Harga (Bill of Quantity);
2). Penawaran Teknis;
a) Pemahaman terhadap Perum Jasa Tirta II
b) Pemahaman atas tujuan penugasan
c) Pengalaman Perusahaan;
d) Pendekatan dan Metodologi;
3). Kualifikasi Tenaga Ahli;
4). Jadwal Waktu Pelaksanaan;
5). Jadwal Penugasan Tenaga Ahli;
6). Persyaratan lain yang disyaratkan di dalam Dokumen Pengadaan.

Yang Membuat Penawaran,


Materai Rp 10.000, tanggal, tandatangan
dan cap perusahaan

..............................
Jabatan
Catatan :
*) 1. Bila ada/dengan kuasa.
2. Surat Kuasa diberikan oleh Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan kepada penerima
kuasa yang namanya tercantum dalam akta pendirian beserta perubahannya.
B. BENTUK SURAT KUASA
KOP PERUSAHAAN

SURAT KUASA
Nomor : ..........................

Yang bertandatangan di bawah ini :


Nama : ................................................................................
Jabatan : Direktur Utama/Direktur PT./CV. ................................
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT./CV. ..............
berdasarkan Akta Notaris .......................................... di
........................ No....................... tanggal .........................
beserta perubahannya yang berkedudukan
di.................................... (alamat perusahaan)
Untuk selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa.

Dengan ini memberikan kuasa kepada :


Nama : ................................................................................
Jabatan : ................................................................................
Yang di angkat berdasarkan
.......................................................................... No. ..................
tanggal ........................, sehingga sah bertindak untuk dan
atas nama PT./CV. ........................................................ yang
berkedudukan di....................... (alamat perusahaan).
Untuk selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.

======================== K H U S U S ========================

Untuk dan atas nama Pemberi Kuasa di berikan wewenang untuk mengikuti
proses pengadaan barang/jasa mulai dari ....................... sampai dengan
........................... pekerjaan .................................................. (sebut nama
pekerjaan yang dilelang/ diadakan)

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.

................................, .......................20....

Pemberi Kuasa, Penerima Kuasa,

Materai Rp10.000,-
bertanggal, tandatangan
dan cap perusahaan

... ............................. ..............................


(nama dan jabatan) (nama dan jabatan)
KOP PERUSAHAAN

SURAT PERNYATAAN
KESANGGUPAN TENAGA AHLI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ………………………………………………

Alamat : ………………………………………………

Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia untuk melaksanakan dengan


sungguh-sungguh dan sanggup meyelesaikan Pengadaan …………………
untuk PT/CV………………………… sesuai daftar tenaga ahli dan struktur
organisasi proyek dengan posisi sebagai …………………………………

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh


rasa tanggung jawab.

Mengetahui, ………………………..,………………20…
PT/CV……………………………. Yang membuat pernyataan,

Materai Rp.10.000

………………………….. ………………………………
Pimpinan Perusahaan
BAB VI
SYARAT UMUM KONTRAK

Syarat-syarat Umum Kontrak meliputi:

I. Ketentuan Umum
Ketentuan-ketentuan umum ini berlaku untuk semua jenis kontrak. Ketentuan-ketentuan
pokok yang dapat diterapkan pada semua jenis kontrak adalah:
a. Definisi
1. Perusahaan adalah Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta II.
2. Pelaksana Anggaran adalah pejabat yang diangkat oleh Direksi, sebagai
pemilik pekerjaan yang bertanggungjawab atas pelaksanaan pengadaan
barang/jasa.
3. Unit Layanan Pengadaan adalah Unit yang diangkat oleh Direksi untuk
melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa.
4. Kelompok Kerja yang selanjutnya disebut Pokja Pengadaan adalah Pejabat/
Karyawan yang ditunjuk oleh Direktur yang membidangi Sumber Daya
Manusia untuk melaksanakan proses pemilihan penyedia Barang.
5. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perorangan yang
kegiatan usahanya menyediakan barang/layanan jasa.
6. Tim Pendamping adalah Tim yang diangkat oleh Pelaksana Anggaran
dengan tugas mengawasi dan memeriksa hasil pekerjaan Penyedia
Barang/Jasa.
7. Pengadaan Barang/Jasa adalah usaha atau kegiatan pengadaan
barang/jasa yang dibiayai dengan anggaran Perusahaan Umum (Perum)
Jasa Tirta II baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh
Penyedia barang/jasa.
8. Jasa adalah jasa pemborongan, jasa konsultansi dan jasa lainnya.
9. Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan
keahlian tertentu di berbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya
olah pikir (brainware).
10. Anggaran adalah dana perusahaan untuk melaksanakan kegiatan.
11. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) adalah rencana kerja
menyeluruh untuk jangka waktu satu tahun yang telah disahkan.
12. Rencana Kerja Triwulanan (RKT) adalah rencana kerja untuk jangka waktu
tiga bulan yang telah disahkan.
13. Pemilihan penyedia barang/jasa adalah kegiatan untuk menetapkan
penyedia barang/jasa yang akan ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan.
14. Sertifikat Keahlian Pengadaan adalah tanda bukti pengakuan atas
kompetensi dan kemampuan profesi di bidang pengadaan barang/layanan
jasa yang merupakan persyaratan seseorang sebagai panitia /pelaksana
pengadaan.
15. Dokumen Pengadaan adalah dokumen yang disiapkan oleh Pokja
Pengadaan sebagai pedoman dalam proses pembuatan dan penyampaian
penawaran oleh calon penyedia barang/jasa serta pedoman evaluasi
penawaran oleh Pokja Pengadaan.
16. Kontrak adalah keseluruhan dokumen yang mengatur perikatan antara
Pelaksana Anggaran dengan penyedia barang/jasa dalam pelaksanaan
pengadaan barang/jasa.
17. Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha
serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang/jasa
sebelum proses pemasukkan penawaran.
18. Pakta Integritas adalah surat pernyataan yang ditandatangani oleh
Pelaksana Anggaran / ULP / Pokja Pengadaan / pejabat pengadaan /
penyedia barang/jasa yang berisi ikrar untuk mencegah dan tidak
melakukan KKN dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa.

b. Penerapan
Segala hal yang dituangkan dalam Syarat-syarat umum dalam kontrak ini
diterapkan secara luas tetapi tidak boleh melanggar ketentuan-ketentuan yang
ada dalam kontrak.

c. Asal Barang dan Jasa


Jasa konsultansi dimaksud yang menjadi objek perjanjian dalam kontrak
merupakan produk konsultan dalam negeri.

d. Hak Paten, Hak Cipta, dan Merek


Penyedia jasa berkewajiban menjamin Pelaksana Anggaran dari segala tuntutan
atau klaim dari pihak ketiga atas pelanggaran hak paten, hak cipta, dan merek,
terhadap hasil pekerjaan yang menjadi sepenuhnya hak Pelaksana Anggaran.

f. Asuransi
Asuransi yang harus disediakan oleh pihak penyedia barang/jasa dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan yaitu:
1) Pihak penyedia barang/jasa harus mengasuransikan semua barang dan
peralatan-peralatan yang dipakai yang mempunyai resiko tinggi terjadi
kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja-pekerja untuk
pelaksanaan pekerjaan kontrak atas segala resiko yaitu kecelakaan,
kerusakan-kerusakan, kehilangan, serta resiko lain yang tidak dapat diduga;
2) Pihak penyedia barang/jasa harus mengasuransikan pihak ketiga sebagai
akibat kecelakaan di tempat kerjanya;

g. Pembayaran
Mata uang yang digunakan dalam pembayaran adalah ”Rupiah”.

Pembayaran akan dilaksanakan oleh PELAKSANA ANGGARAN kepada


PENYEDIA JASA sebagaimana diatur dalam kontrak.
h. Harga

Harga adalah ketentuan mengenai harga yang harus dibayarkan oleh Pelaksana
Anggaran kepada penyedia barang/jasa atas pelaksanaan pekerjaan dalam
kontrak.

i. Amandemen Kontrak

Amandemen kontrak adalah ketentuan mengenai perubahan kontrak.


Perubahan kontrak dapat terjadi apabila:

1) Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para
pihak dalam kontrak sehingga merubah lingkup pekerjaan dalam kontrak;
2) Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan
pekerjaan/pesanan;
3) Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan dan
perubahan pelaksanaan pekerjaan;
4) Amandemen bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak yang
membuat kontrak tersebut.

j. Hak dan Kewajiban Para Pihak

Hak dan Kewajiban Para Pihak adalah ketentuan mengenai hak-hak yang dimiliki
serta kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh para pihak dalam
melaksanakan kontrak.

1) Hak dan kewajiban pihak Pelaksana Anggaran adalah:


a) Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh
penyedia barang/jasa;
b) Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh pihak penyedia barang/jasa;
c) Membayar pekerjaan sesuai dengan harga kontrak yang telah
ditetapkan kepada pihak penyedia barang/jasa;
d) Mempersiapkan seluruh data dan dokumentasi pendukung relevan
lainnya serta memberikan informasi yang diperlukan.
e) Mempersiapkan seluruh data dan dokumentasi pendukung relevan
lainnya serta memberikan informasi yang diperlukan.
f) Menjamin kelengkapan, keabsahan dan akurasi data yang diberikan
/disampaikan.

2) Hak dan kewajiban pihak Penyedia Barang/Jasa

a) Menyampaikan program rencana kerja dengan seluruh dokumen-


dokumen pendukungnya untuk dibahas bersama dan mendapat
persetujuan dari pihak manajemen Perum Jasa Tirta II serta pihak-
pihak terkait lainnya.
b) Melaksanakan Penyusunan kerangka kerja
c) Menggunakan cara-cara yang memadai untuk menjamin koordinasi
kegiatannya dengan counterpart dari Perum Jasa Tirta II
d) Menjamin bahwa semua dokumen yang berhubungan dengan
pelaksanaan tugas hanya dipergunakan untuk kepentingan penugasan
dan dijaga kerahasiaannya serta tidak digunakan untuk hal-hal yang
tidak ada hubungannya dengan penugasan dan bersedia
menandatangani Non Disclossure Agreement (NDA)
e) Membahas draft laporan luaran yang dipersyaratkan didalam ruang
lingkup
f) Setiap keterlambatan laporan akibat dari ketidaklengkapan data dan
ketidakjelasan informasi wajib dikomunikasikan dengan pihak Perum
Jasa Tirta II untuk segera diselesaikan, sehingga jadwal yang telah
disepakati tidak tertunda.
g) Menugaskan tenaga professional (Personal In Charge) dan
berpengalaman yang menguasai bidang yang relevan.
h) Menjamin bahwa tenaga professional yang ditugaskan dilapangan
bukan tenaga bantuan atau direkrut dari instansi pemerintah/swasta
sejenisnya dan tidak dapat digantikan sampai dengan selesainya
penugasan kecuali ada persetujuan dari Direksi Perum Jasa Tirta II.
i) Memberikan masukan dan solusi yang dipandang perlu untuk
manajemen Perusahaan.
j) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.
k) Menerbitkan laporan dokumen yang dipersyaratkan di ruang lingkup.

k. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan


Jadwal pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut:
1) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah selama 90 (Sembilan puluh)
hari kalender terhitung mulai tanggal Surat Perintah Mulai Kerja. Jangka
waktu tersebut dapat di perpanjang lagi berdasarkan kesepakatan kedua
belah pihak, kecuali apabila salah satu pihak tidak menghendakinya, maka
pihak tersebut harus memberitahu pihak lainnya sebelum Surat Perjanjian
ini berakhir.
2) kontrak berlaku sejak ditandatanganinya kontrak oleh kedua belah pihak;
3) Pekerjaan dimulai sejak ditetapkannya tanggal pelaksanaan pekerjaan
sebagaimana tertuang pada Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK);
4) Penyerahan hasil pekerjaan berupa laporan dari pihak penyedia barang/jasa
kepada pihak Pelaksana Anggaran dilakukan sebagaimana dengan
ketentuan waktu yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja Dokumen
Pengadaan ini.

l. Pengawasan
1) General Manajer Pengelola Program Manfaat Langsung BJPSDA sebagai
PELAKSANA ANGGARAN menunjuk Petugas untuk mendampingi
pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh PENYEDIA JASA, yang
selanjutnya disebut TIM PENDAMPING.
2) TIM PENDAMPING berkewajiban memeriksa kehadiran dan hasil kerja
PENYEDIA JASA setiap hari kerja dan melaporkan kepada General Manajer
Pengelola Program Manfaat Langsung BJPSDA Perum Jasa Tirta II.
3) Keluhan-keluhan PELAKSANA ANGGARAN akan disampaikan melalui TIM
PENDAMPING, dan kemudian TIM PENDAMPING menyampaikan keluhan
tersebut kepada PENYEDIA JASA.

n. Keadaan Kahar
1) Yang dimaksud dengan keadaan kahar adalah suatu keadaan yang terjadi
diluar kehendak para pihak sehingga kewajiban yang ditentukan dalam
kontrak tidak dapat dipenuhi;
2) Yang digolongkan keadaan kahar adalah:
a) Peperangan;
b) Kerusuhan;
c) Revolusi;
d) Bencana alam: banjir, gempa bumi, badai, gunung meletus, tanah
longsor, wabah penyakit, dan angin topan;
e) Pemogokan;
f) Kebakaran;
g) Gangguan industri lainnya;
3) Keadaan kahar ini tidak termasuk hal-hal yang merugikan yang disebabkan
oleh perbuatan atau kelalaian para pihak;
4) Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh karena
terjadinya keadaan kahar tidak dapat dikenai sanksi;
5) Siapa yang menanggung kerugian akibat terjadinya keadaan kahar,
diserahkan pada kesepakatan para pihak;
6) Tindakan yang diambil untuk mengatasi terjadinya keadaan kahar,
diserahkan kepada kesepakatan dari para pihak;

o. Itikad Baik
1) Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan
dengan hak-hak yang terdapat dalam kontrak.
2) Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa
menonjolkan kepentingan masing-masing pihak. Jika selama kontrak, salah
satu pihak merasa dirugikan, maka diupayakan tindakan yang terbaik untuk
mengatasi keadaan tersebut.

p. Pemutusan Kontrak
1) PENYEDIA JASA harus mentaati ketentuan-ketentuan dan petunjuk-
petunjuk yang dikeluarkan oleh PELAKSANA ANGGARAN sepanjang
menyangkut hubungan kerja dan peraturan yang berlaku.
2) PELAKSANA ANGGARAN berhak meminta kepada PENYEDIA JASA untuk
mengganti petugasnya apabila menurut penilaian PELAKSANA
ANGGARAN yang bersangkutan melakukan hal-hal yang tidak dikehendaki
oleh PELAKSANA ANGGARAN.
3) PELAKSANA ANGGARAN berhak memberi peringatan tertulis apabila
PENYEDIA JASA tidak memenuhi kewajiban atau pekerjaannya tidak
memuaskan PELAKSANA ANGGARAN.
4) PELAKSANA ANGGARAN dapat memutuskan Surat Perjanjian ini secara
sepihak selama tiga kali peringatan dimaksud angka 3) diatas tidak
mendapat perhatian dari PENYEDIA JASA, dan segala kerugian yang timbul
akibat pemutusan Surat Perjanjian ini menjadi tanggung jawab PENYEDIA
JASA.

q. Penyelesaian Perselisihan
Apabila terjadi perselisihan dalam pelaksanaan perjanjian ini pertama-tama akan
diselesaikan secara musyawarah. Jika secara musyawarah tidak mencapai kata
sepakat maka kedua belah pihak sepakat untuk diselesaikan melalui Badan
Arbritase Nasional Indonesia (BANI).

r. Bahasa dan Hukum


Bahasa dan hukum adalah ketentuan mengenai bahasa dan hukum yang
digunakan dalam kontrak.Bahasa kontrak harus dalam Bahasa Indonesia. Hukum
yang digunakan adalah hukum yang berlaku di Negara Indonesia.

s. Perpajakan
Perpajakan adalah ketentuan mengenai perpajakan sesuai dengan ketentuan
perpajakan yang berlaku.

t. Korespondensi
Korespondensi adalah ketentuan mengenai semua korespondensi dalam kontrak
yang dapat berbentuk surat, e-mail, fax dan ditujukan kepada alamat para pihak.
Dijelaskan alamat para pihak yang digunakan sebagai alamat korespondensi.
BAB VII

SYARAT KHUSUS KONTRAK

Syarat-syarat khusus kontrak adalah ketentuan-ketentuan yang


merupakan perubahan, tambahan dan/atau penjelasan dari ketentuan -
ketentuan yang ada pada syarat-syarat umum kontrak. Syarat-syarat
khusus kontrak terdiri atas:

1. DEFINISI 1.1. a. Pelaksana Anggaran adalah:


Nama : General Manajer Pengelola Program
Manfaat Langsung BJPSDA
Alamat : Jatiluhur – Purwakarta.

2. ASURANSI 2.1. Penyedia barang/jasa wajib mengasuransikan


pelaksana pekerjaan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

3. KESELAMATAN 3.1. Peraturan perundang-undangan tentang


KERJA keselamatan kerja yang harus dipatuhi penyedia
barang/jasa sesuai Keputusan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi RI.

4. PEMBAYARAN 4.1. Pembayaran kepada Penyedia barang/jasa


dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam surat
perjanjian/ dokumen kontrak.

5. JADWAL 5.1. Waktu pelaksanaan pekerjaan selama 90 (Sembilan


PELAKSANAAN puluh) hari kalender.
PEKERJAAN

6. PENYELESAIAN 6.1. Penyelesaian perselisihan dilakukan melalui Badan


PERSELISIHAN Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

7. DENDA DAN 7.1. Denda keterlambatan langsung dipotong dari


GANTI RUGI pembayaran yaitu sebesar 1‰ (satu per mil) dari
nilai kontrak untuk setiap hari keterlambatan,
maksimal 5% (lima persen) dari nilai kontrak.

8. DOKUMEN 8.1. Dokumen berikut ini menjadi satu kesatuan yang


LAINNYA YANG tidak terpisahkan dari kontrak.
MERUPAKAN 1) Surat penunjukan;
BAGIAN DARI 2) Kerangka Acuan Kerja (KAK);
KONTRAK 3) Dokumen penawaran;
4) Addendum dalam proses pengadan yang
kemudian dimasukkan di masing-masing
substansinya;
5) Dokumen lainnya.
SURAT PERJANJIAN UMUM
Nomor: SP.SPU-JKons-xxx/UPPML.DOP/xxx/2023

TANGGAL: XX XXXXXXXXX 2023

PEKERJAAN JASA KONSULTASI:


SOCIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DI KAWASAN WADUK CIRATA

Harga Pekerjaan: RpXXXXXXXXXXXX,00

ANTARA
PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JASA TIRTA II
DENGAN
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

TAHUN 2023
-1-

SURAT PERJANJIAN
PEKERJAAN JASA KONSULTANSI SOCIAL MAPPING TERKAIT PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT (CIRATA)

ANTARA : PERUM JASA TIRTA II NPWP : XXXXXXXXXXXXXXXX

DENGAN : XXXXXXXXXXXXXXXX NPWP : XXXXXXXXXXXXXXXX

NOMOR: SP.SPU-JKons- XXX/UPPML.DOP/XXX/2023

Pada hari ini xxxxxxx tanggal xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx bulan xxxxxxxxxx tahun Dua Ribu Dua
Puluh Tiga, kami yang bertandatangan di bawah ini:
RESKY HERAVENO : Kepala Unit Pengelola Program Manfaat Langsung
BJPSDA yang diangkat berdasarkan Keputusan Direksi
Perum Jasa Tirta II Nomor: KPT–47/DIR/04/2023 tanggal
17 April 2023, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Perum Jasa Tirta II, berkedudukan di XXXXX.
Selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut PIHAK PERTAMA
XXXXX : XXXXXX XXXXX XXXX, yang diangkat berdasarkan
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx tanggal xxxxxxxxxxxxxxx,
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx, berkedudukan di
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
Selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama dalam Perjanjian ini
disebut PARA PIHAK.
PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah Badan Usaha Milik Negara Badan Usaha Milik Negara
yang bergerak dalam bidang pengusahaan sumber daya air wilayah sungai dan sebagian
tugas dan tanggung jawab dibidang pengelolaan sumber daya air;
b. Bahwa PIHAK KEDUA XXXXXXX ;
c. PIHAK PERTAMA berencana memberi Pekerjaan Pengawasan Program JPSDA kepada
PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima serta menyatakan kesediaannya untuk
melaksanakan Pekerjaan dimaksud.

Berdasarkan :
1. Nota Dinas XXXXXXX Perihal Instruksi Pelaksanaan Pekerjaan Pengadaan XXXXX Nomor:
XXXXXXX tanggal XX XXXX 20XX;
2. Nota Dinas Unit Layanan Pengadaan Perihal: Metode Pelaksanaan Pengadaan Barang/
Jasa Pekerjaan Pengadaan XXXXX Nomor: XXXXXX tanggal XX XXXX 20XX;
3. Pengumuman Pelelangan Umum Pascakualifikasi Nomor: XXXXXXXX tanggal XX XXX
20XX perihal Pekerjaan Pengadaan XXXXX;

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


-2-

4. Berita Acara Pemberian Penjelasan (Aanwijzing) Nomor : XXXXXXXX tanggal XX XXXX


20XX perihal Pekerjaan Pengadaan XXXXXXX;
5. Surat Penawaran Harga dari XXX Nomor: XXXXX tanggal XXX XXXX 20XX tentang
XXXXXXXXX;
6. Berita Acara Pembukaan Dokumen Penawaran Nomor: XXXXXXX tanggal XX XXXX 20XX
perihal Pekerjaan Pengadaan XXXX.
7. Berita Acara Hasil Evaluasi Dokumen Penawaran Nomor: XXXXXX tanggal XX XXXX 20XX,
Pekerjaan Pengadaan XXXXXXXX;
8. Nota Dinas Unit Layanan Pengadaan Perihal Usulan Penetapan Calon Pemenang Penyedia
Barang/ Jasa Pekerjaan Pengadaan Xxxxxxx Tanggal Nomor: XXXXX tanggal XX XXX
20XX;
9. Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi Nomor: XXXXXX tanggal XX XXXX 20XX Pekerjaan:
Pengadaan XXXX;
10. Nota Dinas xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Nomor: xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx, tanggal
xxxxxxxxxxxxxx, perihal Usulan Penetapan Calon Pemenang Penyedia Barang/Jasa;
11. Nota Dinas Direksi Perum Jasa Tirta II Nomor: XXXXXXX tanggal XX XXXXX 20XX perihal
Penetapan Pemenang Pekerjaan Pengadaan XXXXX;
12. Pengumuman Pemenang Nomor: XXXXXX tanggal XX XXXXX 20XX perihal Pengumunan
Pemenang Penyedia Barang/Jasa Pekerjaan Pengadaan XXXXX;
13. Nota Dinas Manajer Unit Layanan Pengadaan Nomor: xxxxxxxxxxxxxxxxxxx tanggal
xxxxxxxxxxxx, perihal Usulan Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Pekerjaan Pengadaan
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx;
14. Surat Dinas xxxxxxxxxx Nomor: XXXXXX tanggal XX XXXXX 20XX perihal Penunjukan
Penyedia XXXXXXXXX.
Berdasarkan hal tersebut di atas, PARA PIHAK telah sepakat untuk mengadakan Perjanjian
Pekerjaan Jasa Konsultasi Pengawasan Program JPSDA, untuk selanjutnya disebut “Perjanjian”
dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
(1) PIHAK PERTAMA memberikan Pekerjaan kepada PIHAK KEDUA yang dengan ini
menerima serta menyatakan kesediaannya untuk melaksanakan Pekerjaan Pengadaan Jasa
Konsultasi Social Mapping Terkait Pemberdayaan Masyarakat (selanjutnya disebut
“Pekerjaan”), yang berlokasi di Catchment Area Waduk Cirata - Perum Jasa Tirta II sesuai
dengan Kerangka Acuan Kerja, dokumen pengadaan, dan Lampiran Perjanjian yang
merupakan lampiran yang tidak dapat dipisahkan dengan Perjanjian ini.
(2) Pelaksanaan Pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan
menggunakan bentuk Perjanjian Harga Satuan.

PASAL 2
PELAKSANAAN PEKERJAAN
(1) Dalam Pekerjaan ini PIHAK PERTAMA menugaskan Tim Pendamping untuk melakukan
pemeriksaan dan pengawasan Pekerjaan PIHAK KEDUA dari awal pelaksanaan sampai

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


-3-

selesainya Pekerjaan secara efektif dan efisien, sehingga Pekerjaan dapat dilaksanakan
tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu.
(2) PIHAK KEDUA dalam melaksanakan Pekerjaan wajib menyusun jadwal dan target progres
Pekerjaan yang telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA serta penempatan jumlah
personil/tenaga ahli yang dibutuhkan setiap bulan, untuk disampaikan dan mendapatkan
persetujuan dari PIHAK PERTAMA sebagai dasar dan acuan PIHAK KEDUA.
(3) PIHAK KEDUA melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan petunjuk-petunjuk, pengarahan
dan peringatan tertulis yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA atas hasil evaluasi/laporan
dari Tim Pendamping.
(4) Jadwal dan Target progres Pekerjaan sebagaimana dimaksud Lampiran Perjanjian ini
dijadikan sebagai tolak ukur atas prestasi ataupun hasil Pekerjaan PIHAK KEDUA sebagai
dasar PIHAK PERTAMA melakukan pembayaran kepada PIHAK KEDUA dengan tetap
mengacu pada ketentuan dalam Pasal 3 Perjanjian ini mengenai waktu pelaksanaan
Pekerjaan dan ketentuan dalam Pasal 6 mengenai Biaya Pekerjaan.
(5) PIHAK KEDUA menempatkan Tenaga Ahli atau Pelaksana Pekerjaan yang mempunyai
wewenang/kuasa penuh untuk mewakili PIHAK KEDUA dan menerima serta menyelesaikan
segala perintah termasuk petunjuk dan pengarahan serta peringatan tertulis dari PIHAK
PERTAMA melalui Tim Pendamping.
(6) PIHAK KEDUA melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku, baik terkait administrasi dan teknis, serta segala ketentuan yang diatur secara
tegas di dalam Perjanjian ini termasuk dokumen pengadaan namun tidak terbatas pada
Kerangka Acuan Kerja, dan Lampiran sebagaimana terlampir dalam Perjanjian ini.

PASAL 3
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
(1) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 4 (empat) bulan, terhitung mulai tanggal Agustus
s.d November 2023, dengan tetap melaksanakan target waktu untuk setiap Laporan
Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Perjanjian ini
(2) Jangka waktu Perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini dapat diperpanjang
berdasarkan usulan tertulis dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA yang selanjutnya
akan dilakukan evaluasi kelayakan usulan perpanjangan waktu pelaksanaan oleh Tim
Pendamping untuk hal-hal sebagai berikut:
a. Keterlambatan/penundaan yang disebabkan oleh PIHAK PERTAMA;
b. Keterlambatan dan penundaan yang signifikan yang disebabkan oleh peraturan/kebijakan
Perusahaan Pemilik Lokasi Pekerjaan dan alasan pertimbangan keselamatan;
c. Keadaan force majeure sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 Perjanjian ini.
(3) Jangka waktu perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c sekurang-
kurangya sama dengan waktu terhentinya Perjanjian akibat keadaan force majeure
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 Perjanjian ini.
(4) Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan Pekerjaan dituangkan dalam addendum
Perjanjian.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


-4-

PASAL 4
KEWAJIBAN PARA PIHAK
(1) PARA PIHAK wajib melaksanakan Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan untuk
membahas dan menyepakati persiapan dan pelaksanaan Pekerjaan, maka PIHAK KEDUA
wajib menyiapkan dokumen-dokumen yang terdiri dari:
a. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan;
b. Jadwal Pelaksanaan/Kurva S;
c. Struktur Organisasi Tim Pelaksana Pekerjaan;
d. Draft pelaporan pekerjaan/form monitoring pekerjaan.
(2) PIHAK PERTAMA wajib memberikan pengarahan dan pengawasan kepada PIHAK
KEDUA dalam pelaksanaan Pekerjaan, dengan dibantu oleh Tim Pendamping.
(3) PIHAK KEDUA dalam melaksanakan Pekerjaan wajib:
a. Mengadakan rapat bersama dengan Tim Pendamping yang ditugaskan oleh PIHAK
PERTAMA dan dilaksanakan secara periodik dan/atau sesuai kebutuhan PARA PIHAK
sampai masa pelaksanaan berakhir;
b. Menyediakan tenaga kerja yang memiliki keahlian, pengetahuan dan kemampuan
dalam bidangnya sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam Perjanjian ini dan
harus sesuai Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku;
c. Mempertanggungkan semua tenaga kerja borongan dan harian lepas yang bekerja
untuk menyelesaikan Pekerjaan ini dalam Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan
Kematian Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dan
membayar iuran Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan sesuai Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku;
d. Menjaga dan melaksanakan ketentuan-ketentuan tentang Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) bagi tenaga kerja ketika melaksanakan Pekerjaannya;
e. Menghindari segala bahaya dan kerusakan lingkungan serta barang yang dapat timbul
akibat pelaksanaan Pekerjaan;
f. Menanggung segala risiko atau kecelakaan yang menimpa tenaga kerja yang
melaksanakan Pekerjaan ini, termasuk kehilangan, kerusakan dan/atau kebakaran
yang mengakibatkan cacat dan/atau kerugian PIHAK PERTAMA dan Pihak Lainnya
akibat pelaksanaan Pekerjaan ini;
g. Menjamin sepenuhnya atas hasil Pekerjaan dan barang yang diserahkan kepada
PIHAK PERTAMA dalam keadaan baik, sesuai dengan spesifikasi teknis yang
tercantum dalam lampiran Perjanjian ini dan bebas dari segala tuntutan dari pihak lain;
h. Menanggung segala resiko dan biaya yang timbul selama masa perbaikan dan
penggantian menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA;
i. Membuat Laporan-laporan mengenai pelaksanaan keseluruhan aktivitas Pekerjaan
yang ditandatangani PIHAK KEDUA dan ditandatangani oleh Tim Pendamping sebagai
kelengkapan Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan;
j. Merekam dan mendokumentasikan kegiatan pelaksanaan Pekerjaan melalui foto
dokumentasi dan setiap photo tahapan Pekerjaan harus jelas memuat
nomenklatur/nama Pekerjaan, lokasi, tanggal pengambilan dan lain-lain;

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


-5-

k. Menyerahkan dokumentasi foto pelaksanaan Pekerjaan berbentuk soft copy format jpeg
dan hard copy yang memuat dengan jelas nama Pekerjaan, lokasi tanggal
pengambilan, dan lain-lain dengan urutan sebagai berikut:
1. Sebelum pelaksanaan Pekerjaan (0% dari keseluruhan Pekerjaan);
2. Sedang dalam pelaksanaan Pekerjaan, dilakukan pada beberapa tahap secara
detail (50% dari keseluruhan Pekerjaan).
3. Sesudah Pekerjaan selesai (100% dari keseluruhan Pekerjaan).
(4) Pada saat penyerahan hasil Pekerjaan dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA,
PIHAK KEDUA wajib menyertakan Laporan yang telah diperiksa dan disetujui oleh Tim
Pendamping.

PASAL 5
REALISASI PROGRES PEKERJAAN
(1) PIHAK KEDUA wajib melaksanakan proses pelaksanaan Pekerjaan sesuai dengan jadwal
dan target yang telah ditentukan dalam Perjanjian ini dan Dokumen Pengadaan
sebagaimana terlampir dalam Perjanjian ini.
(2) Apabila berdasarkan pengawasan dan pemeriksaan oleh Tim Pendamping yang
ditugaskan oleh PIHAK PERTAMA realisasi progres pelaksanaan Pekerjaan tidak sesuai
dengan jadwal yang telah disetujui di Kurva-S, maka PIHAK PERTAMA akan
menyampaikan Surat Peringatan kepada PIHAK KEDUA, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Surat Peringatan Pertama disampaikan apabila selisih keterlambatan Pekerjaan dan
selisih progres pelaksanaan Pekerjaan dengan rencana sebesar atau sama dengan
10% (Sepuluh Persen) dari jadwal dan target yang telah ditentukan sebagaimana
terlampir dalam Perjanjian ini;
b. Surat Peringatan Kedua disampaikan apabila selisih keterlambatan Pekerjaan dan
selisih progres pelaksanaan Pekerjaan dengan rencana sebesar atau sama dengan
15% (Lima Belas Persen) dari jadwal dan target yang telah ditentukan sebagaimana
terlampir dalam Perjanjian ini;
c. Surat Peringatan Ketiga disampaikan apabila selisih keterlambatan Pekerjaan dan
selisih progres pelaksanaan Pekerjaan dengan rencana sebesar atau sama dengan
20% (Dua Puluh Persen) dari jadwal dan target yang telah ditentukan sebagaimana
terlampir dalam Perjanjian ini;
d. Tenggang waktu antara Surat Peringatan Pertama, Kedua dan Ketiga masing-masing
sekurang-kurangnya disampaikan selama 7 (tujuh) hari kerja.
(3) Terhadap masing-masing Surat Peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,
b dan c Pasal ini, PIHAK KEDUA wajib mengikuti pengarahan dan solusi teknis yang
diberikan oleh Tim Pendamping yang ditugaskan oleh PIHAK PERTAMA.
(4) Apabila setelah disampaikannya surat peringatan ketiga, PIHAK KEDUA masih belum
melakukan perbaikan untuk mengurangi selisih keterlambatan Pekerjaan, maka PIHAK
PERTAMA berhak melakukan pemutusan Perjanjian secara sepihak melalui Surat
Pemutusan Perjanjian.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


-6-

PASAL 6
BIAYA PEKERJAAN
(1) Biaya untuk melaksanakan Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Perjanjian ini
adalah Rp xxxxxxxxxxxxxxx,- (xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx)
termasuk PPN 11%, pajak-pajak lainnya yang berlaku, serta biaya lainnya yang telah
ditentukan oleh PIHAK PERTAMA, dengan rincian sebagaimana terlampir dalam
Perjanjian ini.
(2) Biaya Pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini dibebankan pada
Anggaran RKAP Perum Jasa Tirta II Tahun Anggaran 2023 MA/Sub MA 5611/7611 Beban
Perencanaan Teknik.
(3) PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut kenaikan biaya atas Pekerjaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Pasal ini dan/atau tambahan biaya apapun juga walaupun terjadi
kenaikan harga barang atau jasa yang berhubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini,
kecuali atas persetujuan PIHAK PERTAMA.

PASAL 7
CARA PEMBAYARAN
(1) Pembayaran atas Biaya Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Perjanjian ini
akan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pembayaran Pertama sebesar 5% (lima persen) dari biaya Pekerjaan yaitu senilai Rp.
Xxxxxxxxxxxxxxxx,- (xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx rupiah) termasuk PPN 11%,
pajak-pajak lainnya yang berlaku, serta biaya lainnya akan dibayarkan oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, dengan ketentuan PIHAK KEDUA baru dapat
mengajukan tagihan setelah menyerahkan Laporan Pendahuluan dan Laporan
Periodik Bulan ke 1 serta dilaksanakan sesuai Jadwal dan Target sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf a Perjanjian ini dan dinyatakan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini dengan diterbitkannya Berita Acara
Pemeriksaan Pekerjaan Pertama (selanjutnya disebut “BAPP”) serta Berita Acara Serah
Terima Pekerjaan Pertama (selanjutnya disebut “BAST”);
b. Pembayaran Kedua sebesar 30% (tiga puluh persen) dari biaya Pekerjaan yaitu
senilai Rp. Xxxxxxxxxxxxxxxx,- (xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx rupiah) termasuk
PPN 11%, pajak-pajak lainnya yang berlaku, serta biaya lainnya akan dibayarkan oleh
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, dengan ketentuan PIHAK KEDUA baru
dapat mengajukan tagihan setelah menyerahkan Laporan Periodik Bulan ke 1, 2, dan
3 serta dilaksanakan sesuai Jadwal dan Target sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
ayat (2) huruf b Perjanjian ini dan dinyatakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam
Perjanjian ini dengan diterbitkannya Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Pertama
(selanjutnya disebut “BAPP”) serta Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Pertama
(selanjutnya disebut “BAST”);
c. Pembayaran Terakhir sebesar 65% (enam puluh lima persen) dari biaya Pekerjaan
yaitu senilai Rp. Xxxxxxxxxxxxxxxx,- (xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx rupiah) termasuk
PPN 11%, pajak-pajak lainnya yang berlaku, serta biaya lainnya akan dibayarkan oleh
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, dengan ketentuan PIHAK KEDUA baru
dapat mengajukan tagihan setelah menyerahkan Laporan Periodik Bulan ke 4, 5, dan
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
-7-

6 serta Laporan Akhir dan dilaksanakan sesuai Jadwal dan Target sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf c Perjanjian ini dan dinyatakan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini dengan diterbitkannya Berita Acara
Pemeriksaan Pekerjaan Terakhir (selanjutnya disebut “BAPP”) serta Berita Acara Serah
Terima Pekerjaan Terakhir (selanjutnya disebut “BAST”);
(2) Pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini dapat dikenakan
pemotongan/pengurangan oleh PIHAK PERTAMA sejumlah denda/ganti rugi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 Perjanjian ini, bila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan Pekerjaan
sesuai dengan waktu yang telah disepakati.
(3) Pembayaran atas hasil Pekerjaan PIHAK KEDUA didasarkan pada BAST dengan
melampirkan:
a. Surat permohonan pembayaran atas Pekerjaan yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA;
b. BAPP yang telah disetujui oleh Tim Pendamping yang ditugaskan oleh PIHAK
PERTAMA;
c. Dokumen terkait Lainnya.
(4) Pembayaran dilakukan dengan cara ditransfer melalui Rekening PIHAK KEDUA dengan
Nomor: xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx pada bank xxxxxxxxxxx kantor cabang xxxxxxxxxxxxxx
atas nama xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

PASAL 8
PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN PEKERJAAN
(1) Pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan Pekerjaan dilakukan oleh Tim
Pendamping yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
(2) Dalam melakukan Pengawasan Pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini,
Tim Pendamping memiliki hak dan wewenang mengawasi dan memeriksa pelaksanaan
Pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA serta wajib melaporkan hasilnya kepada
PIHAK PERTAMA.
(3) Pengawasan dan Pemeriksaan Pekerjaan yang dilakukan oleh Tim Pendamping
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, dituangkan dalam BAPP yang
ditandatangani Tim Pendamping dan PIHAK KEDUA sebagai dasar dibuatnya BAST.
(4) PIHAK PERTAMA menerbitkan BAST yang ditandatangani oleh PARA PIHAK sebagai
dasar bahwa suatu Pekerjaan dinyatakan telah sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam
Perjanjian beserta Lampirannya dan dinyatakan diterima.

PASAL 9
PEKERJAAN TAMBAH KURANG
(1) Penyimpangan-penyimpangan dan/atau perubahan-perubahan yang berupa penambahan
atau pengurangan Pekerjaan dapat dituangkan dalam Contract Change Order (CCO),
dimana perubahan-perubahan tersebut baru dapat dikerjakan setelah disetujuinya CCO
oleh PIHAK PERTAMA yang dituangkan dalam Berita Acara Contract Change Order
(CCO);
(2) Berita Acara Contract Change Order (CCO) disetujui oleh PIHAK PERTAMA setelah
mendapatkan Laporan Perhitungan Biaya Pekerjaan Tambah Kurang yang telah

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


-8-

ditandatangani oleh Pelaksana dan Tim Pendamping dengan menyebutkan secara jelas
jenis dan rincian Pekerjaan.
(3) Perhitungan penambahan/ pengurangan Pekerjaan dilakukan atas dasar:
a. Daftar harga satuan Pekerjaan yang telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA dan/atau;
b. Jika belum/ tidak terdapat dalam daftar sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas,
maka penentuan harga dilakukan melalui negosiasi antara PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA yang dituangkan dalam Berita Acara Negosiasi Pekerjaan Tambah
Kurang;
c. Dalam melakukan negosiasi tersebut, PIHAK PERTAMA dapat didampingi dan/atau
diwakili oleh Tim Pendamping yang ditugaskan oleh PIHAK PERTAMA;
d. Penambahan/pengurangan Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
(4) Hasil CCO sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini merupakan dasar bagi
perhitungan progres Pekerjaan, namun belum digunakan sebagai dasar perhitungan nilai
Perjanjian.

PASAL 10
PROSEDUR DAN TEMPAT PENYERAHAN PEKERJAAN
(1) Penyerahan hasil Pekerjaan dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA harus sesuai
dengan ketentuan dan syarat-syarat dalam Perjanjian dan Lampiran yang tidak terpisahkan
dari Perjanjian ini.
(2) Penyerahan hasil Pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, secara
keseluruhan dilakukan dalam 3 (tiga) tahap yaitu:
a. Tahap penyerahan pertama kali, yaitu penyerahan:
1. Laporan Pendahuluan yang berisi metodologi Pengawasan Pekerjaan;
2. Laporan Periodik Bulan ke 1 yang berisi kegiatan Pengawasan Pekerjaan di Bulan
ke 1 dan 2;
dan dilaksanakan dalam jangka waktu paling lambat 15 (lima belas) hari kalender
sejak ditandatanganinya Surat Perjanjian ini;
b. Tahap penyerahan Kedua, yaitu penyerahan Laporan Periodik Bulan ke 2 dan 3
yang berisi kegiatan Pengawasan Pekerjaan di Bulan ke 2 dan 3 dan dilaksanakan
dalam jangka waktu paling lambat 2,5 (dua koma lima) bulan sejak ditandatanganinya
Surat Perjanjian ini;
c. Tahap penyerahan terakhir kali, yaitu penyerahan:
1. Laporan Periodik Bulan ke 4, 5 dan 6 yang berisi kegiatan Pengawasan Pekerjaan
di Bulan ke 4, 5 dan 6 dan atau;
2. Laporan Akhir yang berisi tentang seluruh keluaran pekerjaan yang sudah sesuai
lingkup pekerjaan dan sesuai dengan segala sesuatu kaidah teknis dan pedoman
teknis yang terkait;
dan dilaksanakan dalam jangka waktu paling lambat 5,5 (Lima Koma Lima) bulan sejak
ditandatanganinya Surat Perjanjian ini dan Pekerjaan dinyatakan selesai.
(3) Apabila dalam penyerahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini tidak sesuai
dengan ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini maka PIHAK
PERTAMA berhak menolak hasil Pekerjaan tersebut secara tertulis dan PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


-9-

wajib memperbaiki atau mengganti hasil Pekerjaannya sesuai dengan syarat-syarat yang
telah ditentukan.
(4) Apabila pelaksanaan perbaikan atau penggantian sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
Pasal ini terjadi setelah berakhirnya jangka waktu penyerahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) Perjanjian ini, maka penyerahan hasil Pekerjaan dianggap
mengalami keterlambatan.
(5) Biaya yang diperlukan untuk perbaikan atau penggantian hasil Pekerjaan sebagai akibat
penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini menjadi beban dan tanggung
jawab PIHAK KEDUA.
(6) Tempat dan prosedur penyerahan hasil Pekerjaan akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA di Unit Pengelola Program Manfaat Langsung BJPSDA Perum
Jasa Tirta II.

PASAL 11
KLAIM
PIHAK PERTAMA tidak akan menerima klaim dari PIHAK KEDUA untuk perubahan atau
kenaikan harga bahan dan upah selama jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan, kecuali apabila
ada ketentuan lain/ kebijaksanaan dari Pemerintah sehubungan dengan adanya tindakan
moneter.

PASAL 12
PEMUTUSAN PERJANJIAN
(1) Pemutusan Perjanjian ini dapat dilakukan oleh salah satu pihak dengan pemberitahuan
secara tertulis dalam waktu 30 (Tiga Puluh) hari sebelumnya kepada pihak lainnya, apabila
pihak lainnya:
a. Dinyatakan pailit, atau menunjuk penerima-penerima atas seluruh atau sebagian
asetnya atau mengajukan permohonan kepada para krediturnya untuk melakukan
penundaan pembayaran; atau
b. Terdapat perintah atau persetujuan untuk dilikuidasi, kecuali perintah atau persetujuan
untuk reorganisasi atau penggabungan;atau
c. Menghentikan kegiatan usahanya atau ijin-ijin untuk melakukan usahanya dicabut oleh
pihak yang berwenang.
(2) Pemutusan Perjanjian ini dapat dilakukan sewaktu-waktu oleh PIHAK PERTAMA apabila:
a. PIHAK KEDUA telah mengalihkan seluruh Pekerjaan kepada Pihak lain diluar PARA
PIHAK sebagaimana dimaksud dalam perjanjian ini, tanpa adanya persetujuan tertulis
dari PIHAK PERTAMA;
b. PIHAK KEDUA terlambat dalam menyelesaikan Pekerjaan melampaui jangka waktu 2
(dua) bulan sejak berakhirnya jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) Perjanjian ini;
c. PIHAK KEDUA lalai dalam melaksanakan Pekerjaan dan/atau nyata-nyata tidak dapat
melaksanakan Pekerjaan sebagaimana yang telah ditentukan dalam Perjanjian ini;
d. PIHAK KEDUA tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam
Perjanjian ini dan PIHAK KEDUA gagal untuk memperbaiki kesalahannya dalam waktu
14 (Empat Belas) hari setelah peringatan tertulis disampaikan oleh PIHAK PERTAMA;
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
-10-

e. Terjadi keadaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (5) Perjanjian ini;
f. PIHAK KEDUA melakukan tindakan yang bertentangan dengan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku yang akan mengganggu pelaksanaan kewajibannya kepada
PIHAK PERTAMA;
(3) Kecuali apa yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) Pasal
ini, maka pemutusan Perjanjian hanya dapat dilakukan dengan persetujuan PARA PIHAK
secara bersama-sama.

PASAL 13
AKIBAT PEMUTUSAN PERJANJIAN
(1) Sehubungan dengan Pemutusan Perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat
(1) dan (2) Perjanjian ini, PARA PIHAK sepakat untuk mengesampingkan ketentuan-
ketentuan dalam Pasal 1266 ayat (2) dan ayat (3) serta Pasal 1267 KUH Perdata.
(2) Sehubungan dengan Pemutusan Perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat
(1) dan (2) Perjanjian ini, pihak yang diputus tidak berhak untuk menuntut atas kerugian,
ataupun permintaan kompensasi atau ganti rugi dalam bentuk apapun sebagai akibat dari
pengakhiran tersebut.
(3) PIHAK PERTAMA tidak bertanggung jawab atas segala biaya yang akan dikeluarkan oleh
PIHAK KEDUA yang timbul akibat Pemutusan Perjanjian ini.
(4) Akibat Pemutusan Perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 Perjanjian ini, maka
PIHAK PERTAMA berhak atas pencairan uang.
(5) Apabila terjadi pengakhiran perjanjian, PIHAK PERTAMA akan memperhitungkan
pembayaran yang sudah dibayarkan kepada PIHAKnKEDUA sesuai progres Pekerjaan
dan PIHAK KEDUA berkewajiban untuk mengembalikan kelebihan bayar atas progres yang
telah dibayarkan.

PASAL 14
SANKSI DAN PEMBATASAN TANGGUNG JAWAB
(1) Terhadap penyerahan Pekerjaan yang tidak dilaksanakan tepat waktu dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) Perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA:
a. Dikenakan denda sebesar 10/00 (satu permil) dari harga Pekerjaan untuk setiap hari
keterlambatan;
b. Denda sebagaimana dimaksud pada huruf a maksimal 5% dari jumlah biaya Pekerjaan
untuk jangka waktu 2 (dua) bulan sejak berakhirnya jangka waktu pelaksanaan
Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) Perjanjian ini.
(2) PIHAK KEDUA wajib untuk memberikan ganti rugi kepada PIHAK PERTAMA terhadap
kerugian yang diderita atau yang dialami oleh PIHAK PERTAMA sebagai akibat
yang timbul karena kesengajaan, kelalaian atau pengabaian, penipuan atau pelanggaran
dari PIHAK KEDUA atas setiap kewajiban yang harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA
berdasarkan Perjanjian ini.
(3) PIHAK KEDUA wajib untuk memberikan ganti rugi kepada PIHAK PERTAMA terhadap
kerugian yang diderita atau yang dialami oleh PIHAK PERTAMA sebagai akibat
yang timbul karena kesengajaan, kelalaian atau pengabaian, penipuan atau pelanggaran

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


-11-

dari PIHAK KEDUA atas setiap kewajiban yang harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA
berdasarkan Perjanjian ini.
(4) Akibat keterlambatan penyerahan Pekerjaan oleh PIHAK KEDUA dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) Perjanjian ini, maka selain Sanksi
sebagaimana ayat (1), (2) dan (3) Pasal ini, PIHAK KEDUA berkewajiban untuk
menanggung biaya pembayaran kepada Tim Pendamping yang ditugaskan oleh PIHAK
PERTAMA dengan besaran harga per bulan sesuai dengan Perjanjian yang telah
ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dengan Tim Pendamping . Adapun beban biaya
tersebut akan langsung diperhitungkan dari pembayaran PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA.

PASAL 15
FORCE MAJEURE
(1) Yang dimaksud force majeure adalah peristiwa atau kejadian sebagai sebab-sebab yang
tidak dapat diperkirakan, di luar kendali, kekuasaan/ kemampuan PARA PIHAK dan tanpa
kesalahan atau kelalaian PARA PIHAK atau salah satu PIHAK, termasuk akan tetapi
tidak terbatas pada terjadinya peperangan, blokade, pemberontakan, pemogokan,
kebakaran, sabotase atau bencana seperti banjir, gempa bumi dan tindakan pemerintah
dibidang moneter atau sebagai akibat dari diterbitkannya keputusan pemerintah baik pusat
maupun daerah yang dapat mengakibatkan terganggunya pelaksanaan perjanjian ini.
(2) PARA PIHAK dibebaskan dari kewajiban dan/atau pelaksanaan kewajiban berdasarkan
Perjanjian ini yang disebabkan oleh keadaan atau kejadian atau hal-hal lain yang berada
di luar kekuasaan dan atau kemampuan PARA PIHAK (force majeure) yang menyebabkan
keterlambatan atau gagalnya Pekerjaan oleh PIHAK KEDUA, maka segala sesuatunya
akan diselesaikan secara musyawarah antara PARA PIHAK.
(3) Force Majeure harus diberitahukan oleh pihak yang bersangkutan secara tertulis yang
diterbitkan oleh Pejabat yang berwenang setingkat General Manajer kepada Pihak lainnya
dalam Perjanjian ini selambat-lambatnya dalam waktu 3 x 24 jam setelah terjadinya force
majeure.

PASAL 16
PENUNDAAN PELAKSANAAN PERJANJIAN/TRANSAKSI
(1) PIHAK PERTAMA berdasarkan laporan hasil investigasi dan pengamatan yang dilakukan,
dapat menunda pelaksanaan Perjanjian/ transaksi, apabila terdapat potensi/indikasi
kerugian bagi PIHAK PERTAMA akibat adanya penyimpangan dan/atau kecurangan
dalam proses tercapainya perjanjian atau pelaksanaan Perjanjian.
(2) Penundaan pelaksanaan perjanjian/transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal
ini tidak dapat dilakukan apabila:
a. Kerugian PIHAK PERTAMA yang ditimbulkan akibat indikasi penyimpangan dan/atau
kecurangan dapat diatasi;
b. Penundaan pelaksanaan Perjanjian/transaksi dapat menyebabkan kerugian yang lebih
besar bagi PIHAK PERTAMA;
c. Penundaan pelaksanaan perjanjian/transaksi dapat menghambat/ mengganggu
program Pemerintah.
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
-12-

(3) Tindakan penyimpangan dan/atau kecurangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. Adanya indikasi manipulasi biaya Pekerjaan baik penggelembungan (markup) maupun
mengurangi (mark down);
b. Adanya indikasi biaya Pekerjaan fiktif;
c. Adanya indikasi pemalsuan identitas PIHAK KEDUA ;
d. Adanya indikasi Pekerjaan di bawah spesifikasi/ kualitas yang disepakati.
(4) Tata cara penundaan pelaksanaan Perjanjian/ transaksi dilakukan sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA dan/atau ketentuan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.

PASAL 17
PEMBERITAHUAN DAN KORESPONDENSI
(1) Seluruh pemberitahuan, permintaan, tuntutan, dan semua komunikasi lainnya berdasarkan
Perjanjian ini diberikan secara tertulis dan dianggap telah diberikan dengan semestinya
apabila.:
a. Dikirim melalui faksimili ke nomor yang sesuai dengan yang tertera di bawah ini dan
dapat dibuktikan dengan print out report bahwa dokumen telah terkirim;
b. Dikirim melalui surat ke alamat yang tertera di bawah ini dalam waktu 3 (Tiga) hari
setelah tanggal stempel pos dengan alamat yang tepat dan prangko dibayar dimuka,
yang dibuktikan atau tercatat dengan meminta tanda terima; atau
c. Dengan cara lain yang disampaikan secara langsung pada alamat di bawah ini, pada
tanggal diserahkan, yang tanda terimanya harus diketahui dari PIHAK PERTAMA oleh
salah seorang karyawannya, dan dari PIHAK KEDUA oleh salah seorang
karyawannya.

(2) Pemberitahuan dialamatkan kepada:


PIHAK PERTAMA
UNIT PENGELOLA PROGRAM MANFAAT LANGSUNG BJPSDA – PERUM JASA
TIRTA II
Tujuan : Kepala Unit Kerja Pengelola Program Manfaat Langsung BJPSDA
Alamat : Jl. Lurah Kawi No.1, Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat 41152
Telepon : 0264-201972
Facsimile : 0264-201971

PIHAK KEDUA
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Tujuan : xxxxxxxxxxxxxxx
Alamat : xxxxxxxxxxxxxxx
Telepon : xxxxxxxxxxxxxxx
Facsimile : xxxxxxxxxxxxxxx

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


-13-

PASAL 18
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) Apabila terjadi perselisihan dalam pelaksanaan Perjanjian ini pertama-tama akan
diselesaikan secara musyawarah antara PARA PIHAK.
(2) Apabila musyawarah antara PARA PIHAK tidak tercapai, maka PARA PIHAK sepakat
untuk mengajukan penyelesaian perselisihan dan memilih domisili hukum yang tetap di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kabupaten Purwakarta atau Badan Arbitrase Nasional
Indonesia (BANI).

PASAL 19
LAIN-LAIN
(1) Hal - hal mengenai perubahan ketentuan yang tidak dan/ atau belum cukup diatur dalam
surat Perjanjian ini akan diatur dan/ atau ditentukan kemudian atas persetujuan PARA
PIHAK dalam suatu Addendum yang merupakan satu kesatuan dan menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
(2) Addendum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan oleh PARA
PIHAK apabila:
a. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lokasi Pekerjaan pada saat
pelaksanaan Pekerjaan dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam
Perjanjian ini serta terbatas pada:
1. Menambah atau mengurangi volume Pekerjaan yang tercantum dalam Perjanjian;
2. Mengurangi atau menambah jenis Pekerjaan;
3. Mengubah spesifikasi teknis dan gambar Pekerjaan sesuai dengan kebutuhan
lokasi Pekerjaan; dan/ atau
4. Melaksanakan Pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam Perjanjian yang
diperlukan untuk menyelesaikan seluruh Pekerjaan.
b. Disetujuinya perpanjangan jangka waktu oleh PIHAK PERTAMA atas saran dan
pendapat Tim Pendamping berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (2) Perjanjian ini.
(3) Terjadi keadaan force majeure sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 Perjanjian ini.
(4) Perjanjian ini tidak dapat dialihkan dan/atau dipindahtangankan sebagian atau seluruhnya
oleh PIHAK KEDUA kepada Pihak lain tanpa adanya persetujuan tertulis dari PIHAK
PERTAMA.

PASAL 20
PENUTUP
Segala hal yang terkait dengan Perjanjian ini yang menjadi lampiran dan/atau dijadikan lampiran
oleh PARA PIHAK, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


-14-

Demikian Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga), 2 (dua) diantaranya dibubuhi materai
secukupnya dan masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani
oleh PARA PIHAK pada waktu dan tempat sebagaimana disebutkan di awal Perjanjian ini.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


PERUM JASA TIRTA II, XXXXXXXXXXXXX,

RESKY HERAVENO XXXXXXXXXXXXX


General Manager Pengelola Program XXXXXXXXXXXXX
Manfaat Langsung BJPSDA

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


BAB IX
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Social Mapping Terkait Pemberdayaan Masyarakat (Cirata)

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


NO URAIAN QTY DURASI SATUAN
(Rp) (Rp)
1 2 5 6 8 9
A BIAYA LANGSUNG PERSONIL -
A.1 TENAGA AHLI -
1 Team Leader 1 3 org-bln - -
2 Tenaga Ahli Planologi 1 3 org-bln - -
3 Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat 1 3 org-bln - -

4 Tenaga Ahli Ilmu Komunikasi 1 3 org-bln - -


A.2 TENAGA SUB PROFESIONAL -
1 Operator SIG 2 2 org-bln - -
2 Surveyor 8 1 org-bln - -
A.3 TENAGA PENDUKUNG -
1 Sekretaris 1 3 org-bln - -
B BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL -
B.1 SEWA KENDARAAN DAN O&M -
1 Sewa Kendaraan Roda 4 2 14 hari - -

B.2 SEWA KANTOR PROYEK -


1 Sewa Kantor Proyek 1 3 bln - -

B.3 SEWA PERALATAN KANTOR -


1 Sewa Laptop 7 3 unit-bln - -
2 Sewa Printer Laser Jet A-3 1 3 unit-bln - -
3 Sewa Printer Laser Jet A-4 1 3 unit-bln - -

B.4 BIAYA KOMUNIKASI -


1 Biaya Komunikasi 1 3 bln - -

B.5 BIAYA ATK -


1 ATK 1 3 bln - -

B.6 BIAYA KOMPUTER & PRINTER CONSUMABLES -


1 Komputer & Printer Consumables 1 3 unit-bln - -

B.7 BIAYA PELAPORAN -


1 Laporan Pendahuluan 3 1 buku - -
2 Laporan Akhir 3 1 buku - -
3 Laporan dalam softcopy (SSD 1TB) 2 1 bh - -
TOTAL HARGA (A+B) -
PPn (11%) -
JUMLAH TOTAL -

Anda mungkin juga menyukai