CALON GURU
Aparatur Sipil Negara (ASN)
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
Bidang Studi
Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan
Penulis :
Tim GTK DIKDAS
Copyright © 2021
Direktorat GTK Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar peserta didik. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas dan berkarakter Pancasila yang prima. Hal tersebut
menjadikan guru sebagai komponen utama dalam pendidikan sehingga menjadi
fokus perhatian Pemerintah maupun Pemerintah Daerah dalam seleksi Guru
Aparatur Sipil Negara (ASN) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak
(PPPK).
Seleksi Guru ASN PPPK dibuka berdasarkan pada Data Pokok Pendidikan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengestimasi bahwa kebutuhan guru
di sekolah negeri mencapai satu juta guru (di luar guru PNS yang saat ini
mengajar). Pembukaan seleksi untuk menjadi guru ASN PPPK adalah upaya
menyediakan kesempatan yang adil bagi guru-guru honorer yang kompeten agar
mendapatkan penghasilan yang layak. Pemerintah membuka kesempatan bagi:
1). Guru honorer di sekolah negeri dan swasta (termasuk guru eks-Tenaga
Honorer Kategori dua yang belum pernah lulus seleksi menjadi PNS atau PPPK
sebelumnya. 2). Guru yang terdaftar di Data Pokok Pendidikan; dan Lulusan
Pendidikan Profesi Guru yang saat ini tidak mengajar.
Seleksi guru ASN PPPK kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dimana
pada tahun sebelumnya formasi untuk guru ASN PPPK terbatas. Sedangkan
pada tahun 2021 semua guru honorer dan lulusan PPG bisa mendaftar untuk
mengikuti seleksi. Semua yang lulus seleksi akan menjadi guru ASN PPPK
hingga batas satu juta guru. Oleh karenanya agar pemerintah bisa mencapai
target satu juta guru, maka pemerintah pusat mengundang pemerintah daerah
untuk mengajukan formasi lebih banyak sesuai kebutuhan.
Untuk mempersiapkan calon guru ASN PPPK siap dalam melaksanakan seleksi
guru ASN PPPK, maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK)
mempersiapkan modul-modul pembelajaran setiap bidang studi yang digunakan
sebagai bahan belajar mandiri, pemanfaatan komunitas pembelajaran menjadi
iii
hal yang sangat penting dalam belajar antara calon guru ASN PPPK secara
mandiri. Modul akan disajikan dalam konsep pembelajaran mandiri menyajikan
pembelajaran yang berfungsi sebagai bahan belajar untuk mengingatkan kembali
substansi materi pada setiap bidang studi, modul yang dikembangkan bukanlah
modul utama yang menjadi dasar atau satu-satunya sumber belajar dalam
pelaksanaan seleksi calon guru ASN PPPK tetapi dapat dikombinasikan dengan
sumber belajar lainnya. Peran Kemendikbud melalui Ditjen GTK dalam rangka
meningkatkan kualitas lulusan guru ASN PPPK melalui pembelajaran yang
bermuara pada peningkatan kualitas peserta didik adalah menyiapkan modul
belajar mandiri.
Iwan Syahril
iv
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul
Belajar Mandiri bagi Calon Guru Aparatur Sipil Negara (ASN) Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK) untuk 25 Bidang Studi (berjumlah
39 Modul). Modul ini merupakan salah satu bahan belajar mandiri yang dapat
digunakan oleh calon guru ASN PPPK dan bukan bahan belajar yang utama.
Seleksi Guru ASN PPPK adalah upaya menyediakan kesempatan yang adil
untuk guru-guru honorer yang kompeten dan profesional yang memiliki peran
sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar peserta didik. Guru profesional
adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik
sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter
Pancasila yang prima.
Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan seleksi guru ASN
PPPK, Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar pada tahun
2021 mengembangkan dan mengkurasi modul Pendidikan Profesi Guru (PPG),
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran (PKP), dan bahan lainnya yang relevan sebagai salah satu bahan
belajar mandiri.
Modul Belajar Mandiri bagi Calon Guru ASN PPPK ini diharapkan dapat menjadi
salah satu bahan bacaan (bukan bacaan utama) untuk dapat meningkatkan
pemahaman tentang kompetensi pedagogik dan profesional sesuai dengan
bidang studinya masing-masing.
Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada pimpinan Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(PPPPTK) yang telah mengijinkan stafnya dalam menyelesaikan Modul Belajar
Mandiri bagi Calon Guru ASN PPPK. Tidak lupa saya juga sampaikan terima
kasih kepada para widyaiswara dan Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP)
di dalam penyusunan modul ini.
v
Semoga Modul Belajar Mandiri bagi Calon Guru ASN PPPK dapat memberikan
dan mengingatkan pemahaman dan keterampilan sesuai dengan bidang studinya
masing-masing.
vi
Daftar Isi
Hlm.
Kata Sambutan.............................................................Error! Bookmark not defined.
Kata Pengantar..................................................................................................................v
Daftar Isi............................................................................................................................vii
Daftar Gambar................................................................................................................... x
Daftar Tabel........................................................................................................................x
Pendahuluan......................................................................................................................1
A. Deskripsi Singkat..................................................................................................1
B. Peta Kompetensi.................................................................................................. 2
C. Ruang Lingkup......................................................................................................4
D. Petunjuk Belajar................................................................................................... 5
Pembelajaran 1. Konsep Dasar, Prinsip, dan Prosedur Pembelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan...................................................................................7
A. Kompetensi........................................................................................................... 7
B. Indikator Pencapaian Kompetensi.....................................................................7
C. Uraian Materi.........................................................................................................7
1. Konsep Dasar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan................... 7
2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan.................................................................................................. 19
3. Prosedur Proses Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan.................................................................................................. 23
D. Rangkuman.........................................................................................................25
Pembelajaran 2. Struktur, Metode dan Spirit Keilmuan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan...........................................................................................................27
A. Kompetensi......................................................................................................... 27
B. Indikator Pencapaian Kompetensi...................................................................27
C. Uraian Materi...................................................................................................... 28
1. Struktur Keilmuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.......... 28
2. Metode Mengajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan........... 35
3. Spirit Keilmuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan............... 42
D. Rangkuman.........................................................................................................45
vii
Pembelajaran 3. Konsep Kajian Keilmuan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945...................................................................................47
A. Kompetensi......................................................................................................... 47
B. Indikator Pencapaian Kompetensi...................................................................47
C. Uraian Materi...................................................................................................... 48
1. Nilai-Nilai Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa......... 48
2. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai
Landasan Konstitusional dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara................................................................................................................. 67
3. Keberagaman dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika................................ 95
D. Rangkuman.......................................................................................................100
Pembelajaran 4. Isu-Isu Kewarganegaraan dalam Bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia....................................................................................................... 102
A. Kompetensi....................................................................................................... 102
B. Indikator Pencapaian Kompetensi................................................................ 102
C. Uraian Materi.................................................................................................... 103
1. Konsep dan Isu Kewarganegaraan........................................................... 103
2. Isu-Isu Kewarganegaraan dalam Konteks Lokal..................................... 110
3. Isu-Isu Kewarganegaraan dalam Konteks Nasional............................... 113
4. Isu-Isu Kewarganegaraan dalam Konteks Regional (Region ASEAN)117
5. Isu-Isu Kewarganegaraan dalam Konteks Global................................... 118
6. Isu Kewarganegaraan hubungannya dengan komitmen Negara
Kesatuan Republik Indonesia............................................................................. 120
D. Rangkuman.......................................................................................................131
Pembelajaran 5. Peran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam
Membangun Warga Negara Global........................................................................... 133
A. Kompetensi....................................................................................................... 133
B. Indikator Pencapaian Kompetensi................................................................ 133
C. Uraian Materi.................................................................................................... 133
1. Hakikat Warga Negara Global....................................................................133
2. Penguatan Nilai Moral melalui Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan dalam konteks Globalisasi.................................................137
viii
3. Peran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam membangun
Warga Negara Global.......................................................................................... 139
D. Rangkuman.......................................................................................................141
Penutup.......................................................................................................................... 143
Daftar Pustaka...............................................................................................................145
ix
Daftar Gambar
Hlm.
Gambar 1. Alur Pembelajaran Modul Belajar Mandiri.................................................5
Gambar 2. Anggota PPKI.............................................................................................. 53
Gambar 3. Lambang Negara Indonesia......................................................................96
Daftar Tabel
Hlm.
x
Pendahuluan
A. Deskripsi Singkat
Modul belajar mandiri ini memberikan pengalaman belajar bagi calon guru PPPK
dalam memahami teori dan konsep dari pembelajaran dari setiap materi dan
substansi materi yang disajikan.
PPKn | 1
guru PPPK dapat dengan mudah memahami teori dan konsep bidang studi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, sekaligus mendorong guru untuk
mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi.
B. Peta Kompetensi
KOMPETENSI INDIKATOR
1.1.1 Menganalisis struktur & alur pengetahuan
Menganalisis struktur & alur untuk pembelajaran
pengetahuan untuk 1.1.2 Menganalisis prasyarat untuk menguasai
pembelajaran konsep dari suatu disiplin ilmu
1.1.3.Menjelaskan keterkaitan suatu konsep
dengan konsep yang lain
2 | PPKn
Tabel 2. Peta Kompetensi Modul Belajar Bidang Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI GURU
KOMPETENSI
Pembelajaran 1. Konsep dasar keilmuan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
Menjelaskan konsep dasar, prinsip, 1. Menjelaskan konsep dasar
dan prosedur proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
Kewarganegaraan 2. Mengidentifikasi prinsip-prinsip
pembelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan,
dan
3. Menjelaskan prosedur proses
pembelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan.
PPKn | 3
perkembangan terkini Kewarganegaraan dan Isu
kewarganegaraan meliputi bidang Kewarganegaraan
ideologi, politik, hukum, ekonomi, 2. Menganalisis Isu
sosial, budaya, pertahanan keamanan Kewarganegaraan dalam Konteks
dan agama, dalam konteks lokal, Lokal,
nasional, regional, dan global dalam 3. Menganalisis Isu
bingkai Negara Kesatuan Republik Kewarganegaraan dalam Konteks
Indonesia (NKRI) Nasional,
4. Menganalisis Isu
Kewarganegaraan dalam Konteks
Regional, dan
5. Menganalisis Isu
Kewarganegaraan dalam Konteks
Global
6. Menganalisis Isu
Kewarganegaraan hubungannya
dengan komitmen Negara
Kesatuan Republik Indonesia
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup materi pada modul belajar mandiri calon guru PPPK ini disusun
dalam dua bagian besar, bagian pertama adalah pendahuluan dan bagian
berikutnya adalah pembelajaran – pembelajaran.
4 | PPKn
Rincian materi pada modul belajar mandiri bagi calon guru PPPK adalah
substansi materi esensial terkait Konsep dasar, Prinsip pembelajaran, dan
Prosedur Proses Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan;
Struktur, Metode Pembelajaran, dan Spirit Keilmuan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan; Nilai-Nilai Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan
Bangsa, Konsep Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
sebagai landasan konstitusional dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara, Keberagaman dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika; Isu-Isu
Kewarganegaraan dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia; serta
Peran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam membangun warga
negara global.
D. Petunjuk Belajar
Secara umum, cara penggunaan modul belajar mandiri bagi calon guru PPPK
pada setiap pembelajaran disesuaikan dengan skenario setiap penyajian
substansi materi bidang studi. Modul belajar mandiri ini dapat digunakan dalam
kegiatan peningkatan kompetensi guru bidang studi, baik melalui untuk moda
mandiri, maupun moda daring yang menggunakan konsep pembelajaran
bersama dalam komunitas pembelajaran secara daring.
PPKn | 5
mandiri dapat di unduh dan dipelajari secara mandiri, sistem LMS akan
memberikan perangkat ajar lainnya dan latihan-latihan soal yang dimungkinkan
para guru untuk berlatih.
6 | PPKn
Pembelajaran 1. Konsep Dasar, Prinsip, dan
Prosedur Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
A. Kompetensi
C. Uraian Materi
PPKn | 7
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan terjemahan dari dua istilah
teknis dalam kepustakaan asing, yakni civic education dan citizenship
education. Menurut Cogan (dalam Winarno, 2013:4) istilah Civics
Education sebagai “the foundational course work in school designed to
prepare young citizens for an active role in their communities in their adult
lives”, atau suatu mata pelajaran dasar di sekolah yang dirancang untuk
mempersiapkan warga negara muda, agar kelak setelah dewasa dapat
berperan aktif dalam masyarakatnya. Sedangkan Pendidikan
Kewarganegaraan yang disebut dengan istilah citizenship education atau
education for citizenship sebagai “…the more inclusive term and
encompasses both these in-school experiences as well as out-of-school or
non-formal/informal learning which takes place in the family, the religious
organization, community organizations, the media etc” artinya, citizenship
education atau education for citizenship merupakan pengertian Pendidikan
Kewarganegaraan dalam arti luas yang mencakup pengalaman belajar di
sekolah dan di luar sekolah, seperti yang terjadi di lingkungan keluarga,
dalam organisasi keagamaan, organisasi kemasyarakatan, dan dalam
media.
Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Kemudian dalam Pasal 3 dijelaskan lebih lanjut
bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Selanjutnya dalam Pasal 37 disebutkan bahwa
pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang
wajib dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah di Indonesia, dan
untuk itu dikembangkan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang
diharapkan dapat menjadi wahana edukatif dalam mengembangkan
peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta
8 | PPKn
tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Semangat Bhinneka Tunggal Ika
dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan termuat
dalam ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud) Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi
Lulusan, Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses,
dan Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 yang dilengkapi oleh
Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah. Secara imperatif kedudukan dan fungsi mata
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam konteks
sistem pendidikan dan kurikulum secara nasional sudah didukung dengan
regulasi yang sangat lengkap.
b. Visi dan Misi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Secara sosio politik dan kultural pendidikan kewarganegaraan
memiliki visi pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yakni
menumbuhkembangkan kecerdasan kewarganegaraan (civic intelligence)
yang merupakan prasyarat untuk pembangunan demokrasi dalam arti luas,
yang mempersyaratkan terwujudnya budaya kewarganegaraan atau civic
culture sebagai salah satu determinan tumbuh-kembangnya negara
demokrasi (Winataputra, 2016:21).
Bertolak dari visi tersebut, maka pendidikan kewarganegaraan
mengemban misi yang bersifat multidimensional yakni :
1) Misi psikopedagogis merupakan misi untuk mengembangkan potensi
peserta didik secara progresif dan berkelanjutan;
2) Misi psikososial yang bertujuan untuk memfasilitasi kematangan
peserta didik untuk hidup dan berkehidupan dalam masyarakat negara
bangsa;
3) Misi sosiokultural yang merupakan misi untuk membangun budaya dan
keadaban kewarganegaraan sebagai salah satu determinan kehidupan
yang demokratis (Winataputra, 2016:22).
Secara idiil dan instrumental konsep, visi, dan misi serta muatan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tersebut sudah secara utuh
PPKn | 9
mengintegrasikan filsafat, nilai, dan moral Pancasila dengan keseluruhan
tuntutan psikopedagogis dan sosio-kultural warga negara dalam konteks
pembudayaan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (Winataputra, 2016:23). Oleh karena itu Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan pendidikan nilai,
moral/karakter, dan kewarganegaraan khas Indonesia.
Kedudukan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai, moral/karakter Pancasila dan
pengembangan kapasitas psikososial kewarganegaraan Indonesia sangat
koheren (runtut dan terpadu) dengan komitmen pengembangan watak dan
peradaban bangsa yang bermartabat dan perwujudan warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab.
Dengan demikian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
bermanfaat untuk membangun manusia sebagai insan yang menekankan
pada manusia yang berharkat, bermartabat, bermoral, dan memiliki jati diri
serta karakter tangguh baik dalam sikap mental, daya pikir maupun daya
ciptanya.
Dalam proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan perlu memperhatikan pengembangan proses
pembiasaan, kematangan moral, dan penguasaan pengetahuan
kewarganegaraan untuk memperkuat pembangunan watak, seperti
penghargaan (respect) dan tanggung jawab (responsibility) sebagai warga
negara demokratis dan taat hukum (democratic and lawfull). Hal ini berarti
pembentukan moralitas merupakan fokus yang perlu diwujudkan dalam
pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan memiliki karakteristik sebagai berikut (Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58, 2014:221).
1) Nama mata pelajaran yang semula Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) telah diubah menjadi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn);
2) Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berfungsi
sebagai mata pelajaran yang memiliki misi pengokohan kebangsaan
10 | PPKn