Anda di halaman 1dari 149

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

MODUL BELAJAR MANDIRI


CALON GURU
Aparatur Sipil Negara (ASN)
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)

Bidang Keahlian: Dasar-dasar Konstruksi


Jalan, Irigasi dan Jembatan
Program Keahlian: Konstruksi dan Perawatan
Jalan, Irigasi, dan Jembatan 

Penulis:
Tim GTK DIKMEN DIKSUS

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2021
Direktorat GTK Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kata Sambutan
Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar peserta didik. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas dan berkarakter Pancasila yang prima. Hal tersebut
menjadikan guru sebagai komponen utama dalam pendidikan sehingga menjadi
fokus perhatian Pemerintah maupun Pemerintah Daerah dalam seleksi Guru
Aparatur Sipil Negara (ASN) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak
(PPPK).

Seleksi Guru ASN PPPK dibuka berdasarkan pada Data Pokok Pendidikan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengestimasi bahwa kebutuhan guru
di sekolah negeri mencapai satu juta guru (di luar guru PNS yang saat ini
mengajar). Pembukaan seleksi untuk menjadi guru ASN PPPK adalah upaya
menyediakan kesempatan yang adil bagi guru-guru honorer yang kompeten agar
mendapatkan penghasilan yang layak. Pemerintah membuka kesempatan bagi:
1). Guru honorer di sekolah negeri dan swasta (termasuk guru eks-Tenaga
Honorer Kategori dua yang belum pernah lulus seleksi menjadi PNS atau PPPK
sebelumnya. 2). Guru yang terdaftar di Data Pokok Pendidikan; dan Lulusan
Pendidikan Profesi Guru yang saat ini tidak mengajar.

Seleksi guru ASN PPPK kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dimana
pada tahun sebelumnya formasi untuk guru ASN PPPK terbatas. Sedangkan
pada tahun 2021 semua guru honorer dan lulusan PPG bisa mendaftar untuk
mengikuti seleksi. Semua yang lulus seleksi akan menjadi guru ASN PPPK
hingga batas satu juta guru. Oleh karenanya agar pemerintah bisa mencapai
target satu juta guru, maka pemerintah pusat mengundang pemerintah daerah
untuk mengajukan formasi lebih banyak sesuai kebutuhan.

Untuk mempersiapkan calon guru ASN PPPK siap dalam melaksanakan seleksi
guru ASN PPPK, maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK)
mempersiapkan modul-modul pembelajaran setiap bidang studi yang digunakan
sebagai bahan belajar mandiri, pemanfaatan komunitas pembelajaran menjadi
hal yang sangat penting dalam belajar antara calon guru ASN PPPK secara
mandiri. Modul akan disajikan dalam konsep pembelajaran mandiri menyajikan

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

pembelajaran yang berfungsi sebagai bahan belajar untuk mengingatkan kembali


substansi materi pada setiap bidang studi, modul yang dikembangkan bukanlah
modul utama yang menjadi dasar atau satu-satunya sumber belajar dalam
pelaksanaan seleksi calon guru ASN PPPK tetapi dapat dikombinasikan dengan
sumber belajar lainnya. Peran Kemendikbud melalui Ditjen GTK dalam rangka
meningkatkan kualitas lulusan guru ASN PPPK melalui pembelajaran yang
bermuara pada peningkatan kualitas peserta didik adalah menyiapkan modul
belajar mandiri.

Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar (Direktorat GTK


Dikdas) bekerja sama dengan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) yang merupakan Unit
Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan modul belajar
mandiri bagi calon guru ASN PPPK. Adapun modul belajar mandiri yang
dikembangkan tersebut adalah modul yang di tulis oleh penulis dengan
menggabungkan hasil kurasi dari modul Pendidikan Profesi Guru (PPG),
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran (PKP), dan bahan lainnya yang relevan. Dengan modul ini
diharapkan calon guru ASN PPPK memiliki salah satu sumber dari banyaknya
sumber yang tersedia dalam mempersiapkan seleksi Guru ASN PPPK.

Mari kita tingkatkan terus kemampuan dan profesionalisme dalam mewujudkan


pelajar Pancasila.

Jakarta, Februari 2021

Direktur Jenderal Guru dan


Tenaga Kependidikan,

Iwan Syahril

Kata Pengantar

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul
Belajar Mandiri bagi Calon Guru Aparatur Sipil Negara (ASN) Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK) untuk 25 Bidang Studi (berjumlah
39 Modul). Modul ini merupakan salah satu bahan belajar mandiri yang dapat
digunakan oleh calon guru ASN PPPK dan bukan bahan belajar yang utama.

Seleksi Guru ASN PPPK adalah upaya menyediakan kesempatan yang adil
untuk guru-guru honorer yang kompeten dan profesional yang memiliki peran
sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar peserta didik. Guru profesional
adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik
sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter
Pancasila yang prima.

Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan seleksi guru ASN
PPPK, Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar pada tahun
2021 mengembangkan dan mengkurasi modul Pendidikan Profesi Guru
(PPMenmbangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran (PKP), dan bahan lainnya yang relevan sebagai salah satu bahan
belajar mandiri.

Modul Belajar Mandiri bagi Calon Guru ASN PPPK ini diharapkan dapat menjadi
salah satu bahan bacaan (bukan bacaan utama) untuk dapat meningkatkan
pemahaman tentang kompetensi pedagogik dan profesional sesuai dengan
bidang studinya masing-masing.

Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada pimpinan Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(PPPPTK) yang telah mengijinkan stafnya dalam menyelesaikan Modul Belajar
Mandiri bagi Calon Guru ASN PPPK. Tidak lupa saya juga sampaikan terima
kasih kepada para widyaiswara dan Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP)
di dalam penyusunan modul ini.

Semoga Modul Belajar Mandiri bagi Calon Guru ASN PPPK dapat memberikan
dan mengingatkan pemahaman dan keterampilan sesuai dengan bidang
studinya masing-masing.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Jakarta, Februari 2021

Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan


Pendidikan Dasar,

Dr. Drs. Rachmadi Widdiharto, M. A


NIP. 196805211995121002

DAFTAR ISI
Kata Sambutan...................................................................................................................ii
Kata Pengantar..................................................................................................................iv
Pendahuluan......................................................................................................................1

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

A. Deskripsi Singkat........................................................................................................1
B. Peta Kompetensi........................................................................................................1
C. Ruang Lingkup............................................................................................................3
D. Petunjuk Belajar.........................................................................................................3
Pembelajaran 1. K3 Pada Konstruksi Bangunan.................................................................5
A. Kompetensi............................................................................................................5
B. Indikator Pencapaian Kompetensi..........................................................................5
C. Uraian Materi.........................................................................................................6
1. Pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)...................................................6
2. Dasar Hukum K3................................................................................................8
3. Tujuan K3LH Menurut Suma’mur (1992)............................................................8
D. Latihan Soal/ Kasus...............................................................................................38
E. Rangkuman..........................................................................................................40
Pembelajaran 2. Konstruksi Jalan.....................................................................................41
A. Kompetensi..........................................................................................................41
B. Indikator Pencapaian Kompetensi........................................................................41
C. Uraian Materi.......................................................................................................41
1. Jenis Jenis Konstruksi Jalan...............................................................................41
2. Macam Macam Konstruksi Jalan......................................................................45
3. Struktur Konstruksi Jalan.................................................................................48
1. Perawatan Jalan...............................................................................................52
4. Kerusakan Jalan................................................................................................61
D. Latihan Soal / Kasus..............................................................................................73
E. Rangkuman..........................................................................................................76
Pembelajaran 3. Irigasi.................................................................................................77
A. Kompetensi......................................................................................................77
B. Indikator Pencapaian Kompetensi....................................................................77
C. Uraian Materi...................................................................................................77
1. Jenis Jenis Irigasi...............................................................................................77
2. Klasifkasi Jaringan Irigasi..................................................................................81
3. Perencanaan Jaringan Irigasi............................................................................83
4. Bangunan Utama Dan Bendung.......................................................................85
5. Konsep Dasar Operasi Dan Pemeliharaan........................................................88

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

6. DasarHukumTata Cara Pelakasanaan Pemeliharaan Irigasi dan.......................91


7. Kegiatan Operasi..............................................................................................96
Pembelajaran 4. Konstruksi Jembatan.......................................................................102
A. Kompetensi........................................................................................................102
B. Indikator Pencapaian Kompetensi......................................................................102
C. Uraian Materi.....................................................................................................103
1. Pengertian Dan Fungsi Jembatan...................................................................103
2. Jenis dan Tipe Jembatan................................................................................104
3. Struktur Jembatan..........................................................................................107
4. Perencanaan Struktur Jembatan....................................................................107
1. Bangunan Pelengkap Jembatan......................................................................108
2. Hal Yang Harus Diperhitungkan Dalam Pembuatan Pondasi..........................110
5. Sistem Manajemen Pemeliharaan Jembatan................................................112
6. Rehabilitasi Jembatan....................................................................................116
7. Kerusakan dan Penanganannya Pada Elemen Jembatan................................117
D. Latihan Soal / Kasus............................................................................................124
E. Rangkuman........................................................................................................127
Penutup.......................................................................................................................128
Lampiran........................................................................................................................131
Kunci Jawaban dan Pembahasan...............................................................................131

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Daftar Tabel

Tabel 1. 1 Penilaian Resiko.......................................................................................42


Tabel 1. 2 Matrix Resiko.............................................................................................43
Tabel 1. 3 Keparahan Resiko....................................................................................43
Tabel 1. 4 Representasi Kategori Resiko..............................................................44

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Daftar Gambar
Gambar 1. 1 Rambu Rambu......................................................................................32

Gambar 1. 2 Rambu Rambu Pengalihan Jalan.....................................................32

Gambar 1. 3 Penerapan Pemasanagan Rambu Rambu Lalu Lintas...............33

Gambar 1. 4 Sign Board.............................................................................................33

Gambar 1. 5 Rambu Rambu Lalu Lintas................................................................34

Gambar 1. 6 Rambu Rambu Lalu Lintas Yang Digunakan................................34

Gambar 1. 7 Pengaturan Rambu Rambu Darurat Pekerjaan Bahu Jalan......35

Gambar 1. 8 Rencana Kelengkapan Traffic Management.................................35

Gambar 1. 9 Rambu Rambu Pada Pekerjaan Pilar..............................................36

Gambar 1. 10 Rambu Rambu Pada Pekerjaan Pier Head..................................36

Gambar 1. 11 Rambu Rambu Pada Pekerjaan Erection.....................................37

Gambar 1. 12 Rambu Rambu Pada Pekerjaan Box Girder................................37

Gambar 1. 13 Rambu Rambu K3 Pekerjaan Tanah.............................................38

Gambar 1. 14 Rambu Rambu K3 Pekerjaan Galian Tanah................................38

Gambar 1. 15 Pekerjaan Galian Tanah Yang Runtuh.........................................39

Gambar 1. 16 Tabel Rekomendasi Perkuatan Tebing Galian...........................39

Gambar 1. 17 Pemasangan Turap Perkuatan Tebing Galian............................40

Gambar 1. 18 Perkuatan Tebing Galian.................................................................40

Gambar 1. 19 K3 Pekerjaan Pondasi Pancang.....................................................41

Gambar 1. 20 K3 Pekerjaan Pemancangan...........................................................41

Gambar 1. 21 K3 Pekerjaan Struktur......................................................................42

Gambar 1. 22 Penggunaan APD..............................................................................46

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar 2. 1 Jalan Beton..................................................................................


54

Gambar 2. 2 Jalan Aspal...........................................................................................55

Gambar 2. 3 Jalan Paving Block.............................................................................56

Gambar 2. 4 Struktur Konstruksi Jalan................................................................57

Gambar 2. 5 Penanganan Jalan Berdasarkan Internationa Roughness Index...64

Gambar 2. 6 Pemeliharaan Rutin Jalan.................................................................65

Gambar 2. 7 Pemeliharaan Berkala........................................................................66

Gambar 2. 8 Rehabilitasi Jalan...............................................................................67

Gambar 2. 9 Bagian-Bagian Konstruksi...............................................................68

Gambar 2. 10 Skema Long Segmen......................................................................69

Gambar 2. 11 Beban muatan yang tidak terkendali...........................................69

Gambar 2. 12 Pemeliharaan lapisan permukaan jalan tidak baik..................70

Gambar 2. 13 Dasar Undang Undang....................................................................72

Gambar 2. 14 Proses Penganan Jalan..................................................................73

Gambar 2. 15 Penyelenggaraan Jalan ( UU.No.38 thn 2004 tentang jalan). .73

Gambar 2. 16 Proses Penganan Preservasi........................................................74

Gambar 2. 17 Manajemen Preservasi....................................................................74

Gambar 2. 18 Pemeliharaan Jalan Dengan Preservasi.....................................75

Gambar 2. 19 Sasaran Output Utama Kementrian PUPR 1..............................75

Gambar 2. 20 Sasaran Output Utama Kementrian PUPR 2..............................76

Gambar 3. 1 Irigasi Permukaan......................................................................


87

Gambar 3. 2 Irigasi Bawah Permukaan.................................................................88

Gambar 3. 3 Pancaran...............................................................................................90

Gambar 3. 4 Irigasi Siram Ember...........................................................................90

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar 3. 5 Irigasi Pompa........................................................................................91

Gambar 3. 6 Sayap Model model Jembatan......................................................118

Gambar 4. 1 Kirb Jembatan .........................................................................


119

Gambar 4. 2 Oprit Jembatan..................................................................................119

Gambar 4. 3 Bagan Sistem Manajemen Pemeliharaan Jembatan................123

Gambar 4. 4 Jembatan di pantura amblas.........................................................132

Gambar 4. 5 Jembatan di pantura amblas.........................................................132

Gambar 4. 6 Jembatan berlobang di Buleleng..................................................133

Gambar 4. 7 Perbaikan jembatan Rembun Pekalongan.................................133

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pendahuluan

A.Deskripsi Singkat
Secara garis besar, Modul Konstruksi dan Perawatan Jalan,Irigasi dan Jembatan
ini akan menguraikan materi tentang: kesehatan dan keselamatan kerja (K3LH);
pengertian dan definisi K3LH, dasar hukum K3,tujuan K3 dan kecelakaan
konstruksi; komunikasi ditempat kerja; yang harus dikuasai sehubungan dengan
pekerjaan dibidang Perawatan Jalan,Irigasi dan Jembatan. Adanya modul ini
diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada Calon Guru Aparatur Sipil
Negara (ASN) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK). untuk
lebih mandiri dalam meningkatkan pengetahuan dan wawasan pada Kompetensi
Perawatan Jalan,Irigasi dan Jembatan.
Selain modul ini, Calon Guru Aparatur Sipil Negara (ASN) Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kontrak (PPPK) dapat menggunakan berbagai referensi lain,
baik buku kecantikan maupun media lainnya untuk dijadikan acuan dalam
mengembangkan diri, berinovasi dan berkreasi dalam bidang Perawatan
Jalan,Irigasi dan Jembatan.

B. Peta Kompetensi
Modul belajar mandiri ini dikembangkan berdasarkan model kompetensi guru.
Kompetensi tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa indikator. Target
kompetensi menjadi patokan penguasaan kompetensi oleh Guru Aparatur Sipil
Negara (ASN) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK). Untuk
dapat menjelaskan pengetahuan dan menunjukan keterampilan yang berkaitan
dengan kompetensi Perawatan Jalan,Irigasi dan Jembatan dapat dilihat pada
Tabel dibawah ini.
Tabel 1. Peta Kompetensi

Kompetensi Guru Indikator Pencapaian Kompetensi


Pembelajaran 1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3LH) dalam
Bidang Perawatan Jalan,Irigasi dan Jembatan
1. Dapat menjelaskan pengertian dan
definis K3LH

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 1


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2. Dapat menyebutkan hukum yang


berkaitan dengan

K3LH

3. Dapat menerangkan tujuan K3LH

4. Dapat mengklasifikasikan kecelakaan


kerja yang

terjadi

Pembelajaran 2. Konstruksi Jalan


1. Dapat menjelaskan Peraturan/UU
tentang

Konstruksi Jalan

2. Mengklasifikasikan Jenis Konstruksi


Jalan

3. Mengidentifikasikan komponen-
komponen dari

Konstruksi jalan

4. Dapat merencanakan konstruksi jalan

Konstruksi jalan

5. Mengidentifikasikan syarat-syarat teknis

Konstruksi jalan

Pembelajaran 3. Konstruksi irigasi


1. Jenis - Jenis jaringan Irigasi

2. Klasifikasi Jaringan Irigasi

3. Perencanaan Jaringan Irigasi

4. Bangunan Utama dan Bendung

5. Konsep dasar operasi dan pemeliharaan

6. Tata cara pelaksanaan pemeliharaan


jaringan irigasi

7. Kelembagaan dan SDM Operasi dan


Pemeliharaan

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 2


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pembelajaran 4. Konstruksi Jembatan


1. Dapat menjelaskan Peraturan/UU
tentang Perncanaan Jembatan

2. Mengklasifikasikan Jenis dan Type


Jembatan

3. Mengidentifikasikan komponen-
komponen dari Jembatan

4. Dapat menghitung Struktur Jembatan

5. Dapat menjelaskan pemeliharaan


jembatan

6. Mengidentifikasi kerusakan jembatan

7. Dapat menjelaskan rehabilitasi jembatan

8. Dapat menjelaskan penanganan


keruskan elemen jembatan

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup materi pada bahan belajar mandiri bagi Guru Aparatur Sipil
Negara (ASN) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK) ini
disusun dalam dua bagian besar, bagian pertama adalah pendahuluan dan
bagian berikutnya adalah pembelajaran – pembelajaran.
Bagian Pendahuluan berisi Deskripsi Singkat, Peta Kompetensi yang diharapkan
dicapai setelah pembelajaran, Ruang Lingkup, dan Petunjuk Belajar. Bagian
Pembelajaran terdiri dari lima bagian, yaitu bagian Kompetensi, Indikator
Pencapaian Kompetensi, Uraian Materi, Latihan Soal/Kasus yang berada di
latihan soal di LMS, dan Rangkuman. Latihan/Kasus akan diberikan kunci dan
pembahasan di bagian lampiran bahan belajar mandiri. Bahan belajar mandiri
diakhiri dengan Penutup, Daftar Pustaka, dan Lampiran.

D. Petunjuk Belajar

1. Buku ini dapat digunakan untuk belajar secara mandiri atau secara
berkelompok.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 3


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2. Bacalah buku ini dengan seksama secara berurutan dari


pembelajaran 1, pembelajaran 2 dan seterusnya dari awal hingga akhir.
3. Gunakan buku pendukung lain serta buku-buku yang direferensikan
dalam daftar pustaka, agar lebih memahami konsep setiap kegiatan
belajar dalam buku ini.
4. Setelah anda menguasai materi pada setiap kegiatan belajar,
kerjakan tugas dan soal-soal tes formatif yang ada dalam setiap
kegiatan belajar dalam buku ini, kemudian cocokkan jawaban tes yang
telah anda kerjakan dengan kunci jawaban yang tersedia di dalam
buku.
5. Bila masih ada hal yang belum dipahami, perlu membaca ulang
uraian materi agar semakin paham.
6. Jangan membuka kunci jawaban sebelum mengerjakan tes.
7. Anda dapat mengerjakan secara mandiri atau melakukan diskusi
kelompok untuk mengerjakan tugas-tugas yang terdapat dalam setiap
kegiatan belajar.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 4


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pembelajaran 1. K3 Pada Konstruksi Bangunan

A. Kompetensi
Setelah mempelajari keseluruhan materi pada pembelajaran ini, Anda
diharapkan dapat:

1. Memahami definisi keselamatan kerja


2. Memahami dasar hukum K3
3. Memahami tujaun dari K3
4. Memahami klasifikasikan bahaya dan faktor-faktornya di bidang
konstruksi gedung
5. Memahami definisi resiko dan penilaiannya
6. Memahami kewajiban tenaga kerja dan penerapannya
7. Memahami syarat-syarat K3 di tempat kerja
8. Memahami klasifikasikan ruang lingkup dan dasar hukum K3 di Pek.
Konstruksi

B. Indikator Pencapaian Kompetensi 


Setelah mempelajari materi dalam pembelajaran ini, Anda dapat :

1. Menjelaskan definisi keselamatan kerja


2. Menjelaskan dasar hukum K3
3. Menjelaskan tujaun dari K3
4. Menjelaskan klasifikasikan bahaya dan faktor-faktornya di bidang
konstruksi gedung
5. Menjelaskan definisi resiko dan penilaiannya
6. Menjelaskan kewajiban tenaga kerja dan penerapannya
7. Menjelaskan syarat-syarat K3 di tempat kerja
8. Menjelaskan klasifikasikan ruang lingkup dan dasar hukum K3 di Pek.
Konstruksi

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 5


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

C. Uraian Materi

1. Pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)


Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup adalah suatu menciptaan
kenyamanan dalam pekerjaan agar terhindar atau tercegah dari bahaya akibat
kecelakaan kerja, serta lingkungan yang nyaman.
Berikut akan dibahas pengertian K3 menurut para ahli K3 :

1) Suma’mur, 1992

Keselamatan kerja merupakan sarana utama untuk mencegah kecelakaan


seperti cacat dan kematian akibat kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja dalam
hubunganya dengan perlindungan tenaga kerja adalah salah satu segi penting
dari perlindungan tenaga kerja. Keselamatan kerja yang dilaksanakan sebaik-
baiknya akan membawa iklim yang aman dan tenang dalam pekerja sehingga
sangat membantu hubungan kerja dan menejemen.

2) Edwin B. Flippo, 1995

Pendekatan yang menentukan standar yang menyeluruh yang bersifat spesifik,


penentuan kebijakan pemerintah atas praktek-praktek perusahaan di tempat-
temapt kerja dan pelaksanaan melalui surat panggilan, denda dan hukuman-
hukuman lain.

3) Filosofis (Forum, 2008, edisi no. 11)

Secara filosofi; kesehatan dan keselamatan kerja (K3) diartikan sebagai suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan jasmani maupun rohani tenaga
kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya
menuju masyaratkat adil dan makmur.

4) Secara Keilmuan (Forum, 2008, edisi no. 11)

Kesehatan dan keselamatan kerja diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan dan
penerapanya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.

5) Keputusan menteri tenaga kerja R. I. No. Kep. 463/MEN/1993

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 6


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah upaya perlindungan yang ditujukan


agar tenaga kerja dan orang lainya di tempat kerja/perusahaan selalu dalam
keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi dapat digunakan
secara aman dan efisien.

6) International Labour Organization (ILO)

Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau Occupational Safety and Health adalah
penigkatan dan pemelihara derajat tertinggi semua pekerjabaik secara fisik,
mental dan kesejahteraan sosial disemua jenis pekerjaan,mencegah terjadinya
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh pekerjaan melindunggi pekerja pada
setiap dari risiko yang timbul dari faktor-faktor yang dapat mengganggu
kesehatan, menempatkan dan memilihara pekerjadi lingkungan kerja yang
sesuai dengan kondisi fisologis dan dan psikologi pekerja dan untuk menciptakan
kesesuaian antara pekerjaan dengan pekerjaan setiap orang dengan tugasnya.

7) Occupational Safety Healt Administrasi (OSHA)

Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah aplikasi ilmu dalam mempelajari risiko
keselamatan kerja manusia dan properti baik dalam ndustri maupun bukan.
Kesehatan dan keselamatan kerja multidisplin ilmuterdiri atas fisika, kimia, biologi
dan perilaku dengan aplikasi. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa perbedaan definisi mengarah pada perlindungan kesehatan,
sejahteraan masyarakat pekerja melalui uapaya yang dapat menguntungkan
bagi pekerja dan dapat menciptakan kenyaman di lingkungan kerja seutuhnya.
Pada awal dan akhir sasaranya terletak pada perlindungan buat bagi pekerja.
Sebagai contoh adalah ILO, WHO dan OSHA yaitu membahas tentang
perlindungan pekrjaan melalui penegakan keadilan lingkungan fisik, kimia,
biologi, dan ergonomi psikologi yang dapat mengganggu yang dapat
mengganggu status kesehatan dan keselamatan kerja.

2. Dasar Hukum K3

1) UU No 1 / 1970 Keselamatan Kerja


2) UU No 18 / 1999 Jasa Konstruksi
3) UU No.13 / 2003 Ketenaga-kerjaan

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 7


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

4) PermenakerNo. 1/1980 Keselamatan & Kesehatan Kerja pada Konstruksi


Bangunan.
5) Keputusan Bersama Menaker-MenPUNo. 174/MEN/1986 Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada Kegiatan Konstruksi.
6) Permenaker No. 5/1996 Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan
Kerja (SMK3)
7) Permen PUNo. 09/2008 Pedoman Sistem Manajemen K3 Konstruksi

Persyaratan Utama Dalam Melakasanakan Pekerjaan Konstruksi.

a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


b. Keselamatan Lingkungan
c. Biaya Efisien
d. Mutu produk & proses kerja
e. Waktu
f. Manfaat

3. Tujuan K3LH Menurut Suma’mur (1992)

Beberapa tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Menurut Suma’mur(1992)


adalah:

a. Melindungi Tenaga kerja atas hak dan keselamatanya dalam melakukan


pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan kinerja.
b. Menjamin keselamatan orang lain yang berada di tempat kerja.
c. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

1) Tujuan K3LH Menurut ILO dan WHO

Berdasarkan definisi diatas dapat ditarik beberapa rumusan K3.


Beberapa tujuan K3 menurut ILO dan WHO

a. Menciptakan lingkungan kerja yang selamat dengan melakukan


b. penilaian secara kualitatif dan kuantitatif
c. Menciptakan kondisi yang sehat bagi karyawan, keluarga dan masyarakaat
sekitarnya melalui upaya promotif, preventif dan rehabilitatif. Kesehatan dan

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 8


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

keselamatan kerja dan lingkungan hidup memberikan gambaran perlindungan


kepada setiap pekerja atau karyawan yang membutuhkan perlindungan.
Penilaian lingkungan kerja secara kualitatif lingkungan kerja, fisik, kimia,
biologi, psikologi ergonomi.

2) Sejarah K3LH

Perkembangan K3 di dunia berawal dari banyaknya kecelakaan yang timbul


akibat kerja baik secara mendiri maupun kelompok. Kecelakaan mendiri terjadi
akibat kecorobohan kerja tidak berhati-hati dalam menjalankan
pekerjaan,sehingga berakibat fatal terhadap pekerjanya, misalnya cidera ringan
dan cidera berat. Sedangkan berkelompok salah satunya kecelakaan mobil yang
seluruh penumpang cidera berat.Sejarah perkembangan K3 di dunia dimulai dari
zaman prasejarah sampai dengan zaman modern. Masing-masing zaman
berkembang teknologi yang menjadiilmu-ilmu K3 yang dari waktu ke waktu telah
mengalami beberapa perubahan.
Berikut akan dibahas beberapa perkembangan K3 dari zaman prasejarah
sampaipada jaman modern:

1) Zaman Prasejarah

Pada zaman ini yang sebut sebagai zaman batu dan goa dimana manusia belum
mengenal tulisan. Zaman tersebut adalah zaman Paleolitkum dan Neolitikum
manusia hidup pada zaman ini ditandai dengan pembuatan kapak dan tombak
yang mudah untuk digunakan serta tidak membahayakan bagi mereka saat
digunakan. Bentuk tombak dan kapak yang dibuat umumnya mempunyai bentuk
yang besar pada mata kapak atau ujung tombak untuk menggunakan kapak atau
tombak tersebut tidak memerlukan tenaga yang besar karena dengan sedikit
ayunan momentum yang dihasilkan cukup besar. Bentuk dan ukuran yang paling
kecil pada pegangan dimaksudkan untuk tidak membahayakan pemakai saat
mengayunkan kapak tersebut.

2) Zaman Bangsa Babylonia (Zaman Dinasti Summeria) di Irak

Pada zaman ini masyarakat sudah mencoba membuat sarung kapak agaraman
dan tidak membahayakan bagi orang yang membawanya. Pada masa ini pada

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 9


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

umumnya masyarakat sudah mengenal berbagai macam tipe peralatan yang


digunakan untuk membantu pekerjaan mereka. Perkembagan pada masa itu
dikarenakan setelah ditemukanya tembaga (Cu) dan Suasa atau Emas
(Au)sekitar 3000-2500 SM. Pada 3400 SM masyarakat sudah mengenal
konstruksi menggunakan batubata. Proses pembuatan batu batapun cukup
sederhanahanya membutuhkan sinar matahari untuk mengeringkanya. Pada
saat itu juga muncul berbagai keterampilan diantaranya masyarkat sudah bisa
membagun saluran air dari batu sebagai fasilitas sanitasi. Pada 2000 SM saat itu
muncul peraturan Hammurabi yang dijadikan dasar kuat adanya kompensasi
asuransi bagi pekerja.

3) Zaman Mesir Kuno

Pada zaman Mesir kuno yang dikenal sebagai negara yang mempunyai raja
yang sangat tidak suka akan kehadiran seorang putera atau bayi laki-laki. Jika
ada bayi laki-laki yang lahir maka akan dibunuhnya. Siapakah raja itu tentunya
kita sudah mengenalnya yaitu raja Fir’aun, saat masa semua para pekerja telah
dipaksakan untuk dan melibatkan banyak orang sebagai tenaga kerja.
Pada 1500 SM khususnya pada Raja Ramses II melakukan pekerjaan ke Laut
Merah yang terletak di sebelah timur kota Jeddah. Pembangaunan terusan dari
mediterania ke Laut Merah yang disebut dengan terusan Suez yang membelah
Benua Asia dan Benua Afrika dengan panjang kurang lebih 163 km, dan
resmidibuka pada 17 November 1869. Disamping Raja Ramses II juga meminta
para pekerja untuk membangunan Temple (Candi) Rameuseum untuk menjaga
agar pekerjaanya lancar. Raja Ramses II menyediakan tabib serta pelayan untuk
menjaga kesehatan para pekerja. Hal ini terindikasi bahwa pada saat Raja
Fir’aun dan khususnya Raja Ramses II memberikan perlindungan berupa
Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada para pekerjanya.

4) Zaman Yunani Kuno

Pada masa pemerintahan Jendral Alexander sudah dilakukan pelayanan


kesehatan bagi angkatan perang. Pada zaman Romawi Kuno tokoh yang paling
terkenal adalah Hippocrates. Hippocrates adalah salah seorang yang
menemukan adanya penyakit tetanus pada awak kapal yang ditumpanginya.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 10


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

5) Zaman Romawi

Pada Zaman itu telah diperkenalkan adanya gangguan kesehatan yang


diakibatkan adanya paparan bahan-bahan toksin dari lingkungan kerja seperti
Timbal (Pb) dan Sulfur (S). Para ahli yang telah memperkenalkan masalah
gangguan kesehatan yaitu Lectretius, Martial dan Vritivius.

6) Abad Pertengahan

Pada abad pertengahan sudah diberlakukan pembayaran terhadap pekerja yang


mengalami kecelakaan sehingga menyebabkan cacat dan meninggal. Masyarkat
pekerja sudah mengenal akan bahaya vapour (uapair) di lingkungan kerja
sehingga disyaratkan bagi pekerja yang bekerja pada lingkungan kerja yang
mengandung vapour (uap air) harus menggunakan masker. Sekilas dibahas
tentang vapour (uap air) diantaranya:

a. Partikel uap air atau zat lain yang melayang di udara dan terlihat sepertiawan,
asap, dll.
b. Zat gas pada suhu di bawah suhu kritisnya Bandingkan gas.
c. Suatu zat yang berada dalam kondisi gas pada suhu di bawah titik didihnya.
d. Langka sesuatu yang fantastis yang tidak memiliki substansi atau permanen.
e. Untuk menguap atau menyebabkan penguapan; menguap
f. Vapour merupakan uap air yang melayang di udara berbetuk atau terlihat
seperti awan, asap atau yang bersifat polusi.

7) Abad Ke-16

Pada abad ke-16 salah satu toko yang terkenal adalah philipus Aureolus
Theopratus Bombastus Von Hoheinheim atau atau yang kemudian lebih dikenal
dengan sebutan Paracelsus mulai memperkenalkan penyakit akibat kerja
terutama penyakit yang dialami oleh pekerja tambang. Pada era iniseorang ahli
yang bernama Agricola dalam bukunya yang berjudul De ReMetallica bahkan
sudah melakukan upaya pengendalian bahaya Timbal (Pb) di pertambangan
dengan menerapkan prinsip Ventilasi.8. Abad ke-18
Pada masa ini seorang ahli K3 bernama Bernardino Ramazzini (1664-1714) dari
universitas Modena di Italia, Menulis dalam Bukunya yang terkenal: Discouse On
The Diseases Of Workers (Buku Klasik ini masih sering dijadikan referensi oleh

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 11


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

ahli K3 sampai sekarang). Pada zaman ini dokter-dokter jarang yang melihat
hubungan antara pekerja dan penyakit sehingga selalu ada kalimat yang diingat
pada saat dia mendiagnosa seseorang WhatIs Your Occopation? Ramazzini
melihat bahwa ada dua faktor besar yang menyebabkan penyakit akibat kerja
yaitu bahaya yang ada dalam bahan-bahan yang digunakan ketika bekerja
adanya gerakan-gerakan janggal yang dilakukan oleh para pekerja ketika bekerja
(Egonomic Factors)

8) Era revolusi Industri (Traditional Industrialijation)

Pada era ini hal-hal yang turut memengaruhi perkembangan K3 adalah


penggantian tenaga hewan dengan mesin-mesin seperti mesin uap yang baru
ditemukan sebagai sumber energi, penggunaan mesin-mesin yang
menggantikan tenaga manusia, pengenalan metode-metode baru dalam
pengolahan bahan baku khususnya dibidang Industri kimia dan logam). Pada
masa ini berkembang pula pengorganisasian kerja dalam cakupan yang lebih
besar. Perkembangan teknologi ini menyebabkan mulai muncul penyakit-
penyakit yang berhubungan dengan pemajanan karbon dari bahan-bahan sisa
pembakaran.

9) Era Industrilisasi (Modern Industrilijation)

Sejak era revolusi industri sampai pada pertengahan abad ke-20 penggunaan
teknologi semakin berkembang sehingga K3 juga mengikuti perkembangan ini.
Perkembangan pembuatan alat pelindung diri, safety devicess (perangkat
keamanan) dan interlock dan alat-alat pengaman lainya juga turut berkembang.
Pada zaman ini dibahas lebih khusus ke industri atau perusahaan yang
membutuhkan karyawan dan menaati peraturan K3.

10) Era Manajemen dan Manajemen K3

Perkembangan era manajemen modern dimulai sejak 1950-an hingga sekarang.


Perkembangan ini dimulai dengan teori Heinrich (1941) yang meneliti penyebab-
penyebab kecelakaan, bahwa umumnya (85%) terjadi karena faktor manusia
(substandaract) dan faktor kondisi kerja yang tidak aman (sub standar condition).
Pada era ini perkembangan sistem automasi pada pekerjaan untuk mengatasi

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 12


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

masalah sulitnya melakukan perbaikan terhadap faktor manusia. Namun sistem


otomasi menimbulkan masalah manusiawi yang akhirnya berdampak kepada
kelancaran pekerjaan karena adanya blok-blok pekerjaan dan tidak
terintegrasinya masing-masing unit pekerjaan.
Sejalan dengan itu Frank Bird dari International Loss Control institute (ILCI) pada
1972 mengemukakan teori Loss Causation model yang menyatakan bahwa
faktor manajemen merupakan latar belakang penyebab yang menyebabkan
terjadinya kecelakaan berdasarkan perkembangan tersebut serta adanya kasus
kecelakaan di Bhopal 1984. Akhirnya pada abad ke-20 berkembanglah suatu
konsep keterpaduan sistem manajemen K3 yang berorientasi pada koordinasi
dan efisiensi penggunaan sumberdaya keterpaduan semua unit-unit kerja seperti
safety, healt dan masalah lingkungan dalam suatu sistem manajemen juga
menurut adanya kualitas yang terjamin baik dari aspek input proses dan output.
Hal ini ditunjukan dengan munculnya standar-standar Internasional seperti ISO
9000, ISO 14000 dan ISO 18000.

11) Era mendatang

Perkembangan K3 pada masa yang akan datang tidak hanya difokuskan pada
permasalahan K3 yang ada sebatas di lingkungan industri dan pekerja.
Perkembagan K3 mulai menyentuh aspek-aspek yang sifatnya publik untuk
masyarakat luas. Penerapan aspek-aspek K3 mulai menyetuh segala sektor
aktivitas kehidupan dan lebih bertujuan untuk menjaga harkat dan martabat
manusia serta menerapan hak asasi manusia demi terwujudnya kualitas hidup
yang tinggi.
Upaya ini tentu saja lebih banyak berorientasi kepada aspek perilaku manusia
yang merupakan perwujudan aspek-aspek K3. Pada era mendatang
mempersiapkan diri untuk menerima segala perubahan yang terkait dengan K3,
sebagai perwujudan kepedulian terhadap perlindungan tenaga kerja/karyawan.

12) Sejarah K3 di Indonesia

Secara pasti tidak dapat diketahui kapan perkembangan K3 di Indonesia namun


demikian diyakini bahwa metode pengobatan Indonesia asli sudah diterapkan.
Untuk menolong korban kecelakaan yang terjadi pada para petani,buruh industri
atau korban perang antar kerajaan pada masa itu. Secara ringkas sejarah K3 di
Indonesia dimulai pada masa sebelum abad ke-17,masa penjajahan Belanda,

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 13


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

masa penjajahan Jepang, masa kemerdekaan, ordelama, orde baru dan orde
reformasi. Perkembangan K3 di Indonsia sampai sekarang ini lebih diperhatikan
hal itu dikarenakan oleh sumber daya manusia yang memadai, banyaknya
tenaga kerja atau buruh, mencegah terjadinya kecelakaan akibat kerja.

13) Masa Sebelum abad 17 (Kerajaan di Indonesia)

Seperti halnya sejarah K3 di Indonesia juga tidak tau secara pasti perkembangan
K3 pada abad ke-17 atau pada masa kerajaan. Namun demikian bahan alamiah
yang digunakan sebagai obat untuk prajurit yang terluka dan pengenalan
beberapa bahan toksikan alamiah untuk senjata merupakan awal pengenalan
K3. Pengenalan K3 pada abad ke-17 bermula pada pengobatan tradisional
terhadap prajurit ketika terluka pada saat berperang atau setelah berperang. .

14) Masa Penjajahan Belanda

Perkembanga K3 pada masa Belanda berbeda dengan makna sesungguhnya.


K3 pada masa Belanda ditujukan untuk kesehatan dan keselamatan militer
Belanda dan tidak ditujukan untuk Indonesia. Termasuk juga beberapa produk
peraturan tentang K3 yang dikeluarkan pada masa itu bertujuan untuk
memelihara peralatan, mesin dan karyawan Belanda supaya tetap sehat dan
terpelihara keselamatanya.

15) Masa penjajahan Jepang

Pada masa ini tidak di ketahui pasti tentang adanya K3 atau tidak. Pada masa ini
bisa dikatakan tidak ada perkembangan K3.

16) Masa Kemerdekaan

Pada masa kemerdekaan ini ditandai dengan adanya dasar hukum yang jelas
berdirinya sebuah negara, yaitu UUD 1945. Pada pasal 27 ayat 2 UU yang
menyebutkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi manusia ini mengandung pengertian bahwa
pekrjaan yang dilakukan harus sesuai dengan norma-norma kemanusiaan,
termasuk juga adanya jaminan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Sudah jelas

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 14


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

bahwa perkembangan K3 diatur pada UUD 1945 sehingga buruh Indonesia


mendapat jaminan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3).

17) Masa Orde Lama-Orde Baru

Pada masa ini pemerintah Indonesia mulai memberi perhatian yang lebih besar
terhadap ketenagakerjaan terutama pentinya upaya K3. Pada 1957 Departemen
Perburuhan dan Jawatan Keselamatan Kerja yaitu dengan UU No14 Tahun 1969
tentang Ketenagakerjaan. Kemudian pada tanggal 12 Januari1970, lahirlah
Undang-Undang Keselamatan Kerja. Pada masa ini juga terdiri beberapa
lembaga yang bergerak di bidang K3 yaitu Dinas Higiene Perusahaan dan
Sanitasi Umum, dan berbagai seminar tentang Higiene perusahaan.
Di lihat dari istilah Higiene yang dipakai penekananya lebih pada lingkungan
kerja dan kesehatan pekerja, unsur keselamatan kerja belum menonjol.
Tanggung jawab dalam pelaksanaan K3 lebih besar pada Departemen Tenaga
Kerja, meskipun pada awal tahun 2000-an yaitu 2003 K3mulai mendapat
perhatian dari Departemen Kesehatan. Mulai berkembang K3 berbasis
manajemen dengan adanya sistem manajemen K3. Dapat diperhatiakan bahwa
perkembangan K3 sudah lebih baik pada tahun 2003.

18) Era Reformasi

Pada masa ini seiring dengan semangat otonomi daerah maka pemerintah
terhadap K3 yang selama ini menjadi tanggung jawab pemerintah pusat,
pemerintah daerah pun memiliki kewajiban untuk memberikan jaminan K3.
Semua tempat kerja wajib menyelenggarakan upaya kesehatan dan keselamatan
kerja. K3 mulai berkembang tidak hanya diperusahaan namun juga ditempat
kerja lain, misalnya rumah sakit. Perkembangan K3 di dunia yang menekankan
manajemen juga banyak berkembang disini, mulai mengikuti standar
internasional.

19) Masa Mendatang

Perkembangan K3 didunia pada masa mendatang juga ikut memengaruhi di


Indonesia. Implementasi K3 yang masih berorientasi pada kepatuhan terhadap
aturan, pada masa mendatang lebih menekankan pada kesadaran dan

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 15


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

berperilaku yang selamat dan sehat. Harapan perubahan mendatang pada K3


adalah lebih baik lagi.

3) Prinsip K3LH

1. Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Kesehatan, Keselamtan Kerja dan Lingkungan Hidup adalah Wadah untuk
memberikan kenyaman dan pejaminan kerja pada tenaga kerja atau karyawan.
Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh
perusahaan. Terdapat 3 (tiga) hal utama yang menjadi prinsip dasar kesehatan,
keselamatan kerja dan lingkungan hidup yang perlu diperhatikan yaitu:

a. Upaya Kesehatan dan Keselamatan dan Lingkungan Hidup Upaya K3


merupakan sebuah usaha suatu penyeresaian antara kapasitas kerja, beban
kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat
tanpa membahayakan dirinya maupun masyarakat sekelilingnya sehingga
diperoleh produktivitasnya kerja yang optimal.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada ilustrasi di bawah ini:


1) Kapasitas kerja
Kapasitas kerja merupakan kemampuan fisik dan mental seseorang untuk
melaksanakan pekerjaan dengan beban tertentu secara optimal, yang kapasitas
kerja seseorang dipenuhi oleh kesehatan umum danstatus gizi pekerja,
pendidikan dan pelatihan. Perlu diketahui bahwa tingkat kesehatan dan
kemampuan seorang pekerja merupakan modal awal untuk melaksanakan
sebuah pekerjaan.

2) Beban kerja
Beban kerja meliputi meliputi beban kerja fisik dan mental yang dirasakan oleh
pekerja dalam melakukan pekerjaanya. Beban kerja yang tidak sesuai dengan
kemampuan pekerja dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang juga dapat
berpengarauh terhadap perilaku dan hasil kerjanya.
3) Lingkungan kerja
Lingkungan kerja adalah lingkungan tempat kerja dan lingkungan pekerja
sebagai individu atau lingkungan di luar tempat kerja. Pengertian dari lingkungan
kerja adalah faktor-faktor di lingkungan tempat bekerja tersebut yang dapat
menimbulkan ganguan kesehatan pekerja.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 16


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Faktor-faktor tersebut antara lain:


a) Faktor fisika
1. Kebisingan
2. Suhu
3. Getaran, dsb
b) Faktor Kimia
Semua bahan kimia yang dipakai dalam proses pekerja
c) Faktor Biologi
1.Bakteri
2. Virus
3. Mikrobiologi,dll
4. Faktor fal ergonomi
5. Faktor psikososial
6. Stress Kerja
4) Status kesehatan Pekerja
Status kesehatan seorang pekerja dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu:
a) Lingkungan kerja
b) Tingkalaku Pekerja
c) Service kesehatan pekerja
d) Aspek herediter (genetik)
5) Status kesehatan pekerja
6) Pengkajian bahaya potensi lingkungan kerja

4) Ciri-Ciri K3LH

Berikut ini terdapat ciri-ciri K3LH dalam perusahaan, terdiri atas:

a. Memberikan fasilitas seragam kerja dan sepatu keselamatan (safety shoes)


dan mewajibkan seragam dan sepatu keselamatan tersebut untuk dipakai
oleh semua pekerja yang terlibat dalam produksi, bengkel dan lapangan.
b. Memasang atribut K3LH seperti tulisan yang mengingatkan pekerja untuk
selalu sadar akan keselamatan, kesehatan dan kebersihan dilingkungan
perusahaan. Maksud dari atribut K3LH ini adalah menghindari bahaya atau
kesalahan yang bisa berakibat fatal. Maksud lainnya adalah memperhatikan
kebersihan di lingkungan perusahaan, untuk menciptakan suasana yang lebih
nyaman dan bersih.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 17


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

c. Memisahkan sampah organik (contoh : sampah dari tumbuhan dan kertas)


dan bukan organik (contoh : sampah dari plastik).
d. Menerapkan K3LH dalam prosedur dan sistem kerja. Manajemen perusahaan
mengupayakan para karyawannya dengan memberi petunjuk tentang K3LH
supaya para pekerja memahami pengertian K3LH dan menerapkannya.

Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja,


yang diatur oleh Undang-Undang ini adalah keselamatan kerja dalam segala
tempat kerja baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun
di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
K3LH telah ditetapkan oleh pemerintah harus dilaksanakan di setiap perusahaan
untuk meminimalisasi kecelakaan di dalam lingkungan kerja. Adapun undang-
undang yang telah dibuat oleh pemerinah antara lain :
Pasal 1
1. Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam segala
tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air
maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik
Indonesia.
2. Ketentuan-ketentuan dalam ayat (1) tersebut berlaku dalam tempat kerjadi
mana :

a. dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas,


peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan
atau peledakan;
b. dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut, atau
disimpan atau bahan yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit,
beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi;
c. dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan
perairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau
dimana dilakukan pekerjaan persiapan.
d. dilakukan usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan
hutan, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya,peternakan, perikanan dan
lapangan kesehatan;

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 18


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

e. dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan : emas, perak, logamatau


bijih logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau minierallainnya, baik di
permukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan;
f. dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di darat, melalui
terowongan, dipermukaan air, dalam air maupun di udara;
g. dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok,
stasiun atau gudang;
h. dilakukan penyelamatan, pengambilan benda dan pekerjaan lain didalam air;
i. dilakukan pekerjaan dalam ketinggian diatas permukaan tanah atau perairan;
j. dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau
rendah;
i. dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah,kejatuhan,
terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok,hanyut atau terpelanting;
k. dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lobang;
l. terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, suhu, kotoran, api, asap,uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran;
m. dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah;
n. dilakukan pemancaran, penyinaran atau penerimaan radio, radar,televisi, atau
telepon;
o. dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau
riset(penelitian) yang menggunakan alat teknis;
p. dibangkitkan, dirobah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan
listrik, gas, minyak atau air;
q. diputar film, pertunjukan sandiwara atau diselenggarakan reaksi lainnya yang
memakai peralatan, instalasi listrik atau mekanik.

3. Dengan peraturan perundangan dapat ditunjuk sebagai tempat kerja, ruangan-


ruangan atau lapangan-lapangan lainnya yang dapat membahayakan
keselamatan atau kesehatan yang bekerja atau yang berada di ruangan atau
lapangan itu dan dapat dirubah perincian tersebut dalam ayat (2).
Pasal 3
1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja
untuk:

a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;


b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 19


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;


d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
radiasi, suara dan getaran;
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik
maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,cara dan
proses kerjanya;
n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,tanaman
atau barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
1. Dengan peraturan perundangan dapat diubah perincian seperti tersebut
dalam ayat (1) sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan
teknologi serta pendapatan-pendapatan baru di kemudian hari.

Pasal 4
1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja
dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran,perdagangan,
pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan
bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi yang mengandung dan
dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
2. Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah menjadi suatu
kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur, jelas dan praktis yang

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 20


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

mencakup bidang konstruksi, bahan, pengolahan dan pembuatan,


perlengkapan alat-alat perlindungan, pengujian dan pengesahan, pengepakan
atau pembungkusan, pemberian tanda-tanda pengenalatas bahan, barang,
produk teknis dan aparat produk guna menjamin keselamatan barang-barang
itu sendiri, keselamatan tenaga kerja yang melakukannya dan keselamatan
umum.
3. Dengan peraturan perundangan dapat diubah perincian seperti tersebut dalam
ayat (1) dan (2); dengan peraturan perundangan ditetapkan siapa yang
berkewajiban memenuhi dan mentaati syarat-syarat keselamatan tersebut.

5) Rambu Rambu dan Penerapannya

Gambar 1. 1 Rambu Rambu

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 21


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar 1. 2 Rambu Rambu Pengalihan Jalan

Gambar 1. 3 Penerapan Pemasanagan Rambu Rambu Lalu Lintas

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 22


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar 1. 4 Sign Board

Gambar 1. 5 Rambu Rambu Lalu Lintas

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 23


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar 1. 6 Rambu Rambu Lalu Lintas Yang Digunakan

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 24


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar 1. 7 Pengaturan Rambu Rambu Darurat Pekerjaan Bahu Jalan

Gambar 1. 8 Rencana Kelengkapan Traffic Management

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 25


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar 1. 9 Rambu Rambu Pada Pekerjaan Pilar

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 26


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar 1. 10 Rambu Rambu Pada Pekerjaan Pier Head

Gambar 1. 11 Rambu Rambu Pada Pekerjaan Erection

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 27


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar 1. 12 Rambu Rambu Pada Pekerjaan Box Girder

Gambar 1. 13 Rambu Rambu K3 Pekerjaan Tanah

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 28


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar 1. 14 Rambu Rambu K3 Pekerjaan Galian Tanah

Gambar 1. 15 Pekerjaan Galian Tanah Yang Runtuh

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 29


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar 1. 16 Tabel Rekomendasi Perkuatan Tebing Galian

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 30


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar 1. 17 Pemasangan Turap Perkuatan Tebing Galian

Gambar 1. 18 Perkuatan Tebing Galian

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 31


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar 1. 19 K3 Pekerjaan Pondasi Pancang

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 32


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar 1. 20 K3 Pekerjaan Pemancangan

Gambar 1. 21 K3 Pekerjaan Struktur

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 33


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

1. Pengertian Bahaya dan Faktor Faktor Bahaya di tempat kerja

Pengertian (definisi) bahaya (hazard) ialah semua sumber, situasi ataupun


aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) dan atau
penyakit akibat kerja (PAK) - definisi berdasarkan OHSAS 18001:2007. Secara
umum terdapat 5 (lima) faktor bahaya K3 di tempat kerja, antara lain : faktor
bahaya biologi(s), faktor bahaya kimia, faktor bahaya fisik/mekanik, faktor bahaya
biomekanik serta faktor bahaya sosial-psikologis. di bawah merupakan daftar
singkat bahaya dari faktor-faktor bahaya di atas :
Faktor Bahaya Biologi

1. Jamur.
2. Virus.
3. Bakteri.
4. Tanaman.

5. Binatang.
Faktor Bahaya Kimia

1. Bahan/Material/Cairan/Gas/Debu/Uap Berbahaya.
2. Beracun.
3. Reaktif.
4. Radioaktif.
5. Mudah Meledak.
6. Mudah Terbakar/Menyala.
7. Iritan.

8. Korosif.

Faktor Bahaya Fisik/Mekanik


1. Ketinggian.
2. Konstruksi (Infrastruktur).
3. Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat.
4. Ruangan Terbatas (Terkurung).
5. Tekanan.
6. Kebisingan
7. Ketinggian.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 34


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

8. Konstruksi (Infrastruktur).
9. Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat.
10. Ruangan Terbatas (Terkurung).
11. Tekanan.
12. Kebisingan.
13. Suhu
14. Cahaya.
15. Listrik.
16. Getaran.
17. Radiasi
Faktor Bahaya Biomekanik
1. Gerakan Berulang.
2. Postur/Posisi Kerja.
3. Pengangkutan Manual.
4. Desain tempat kerja/alat/mesin.

Faktor Bahaya Sosial-Psikologis


1. Stress.
2. Kekerasan.
3. Pelecehan.
4. Pengucilan.
5. Intimidasi.
6. Emosi Negatif.

2. Pengertian Resiko dan Penilaian ResikoK3

Pengertian (definisi) resiko K3 (risk) ialah potensi kerugian yang bisa diakibatkan apabila
berkontak dengan suatu bahaya ataupun terhadap kegagalan suatu fungsi.

Tabel 1. 1 Penilaian Resiko

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 35


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Penilaian Resiko merupakan hasil kali antara nilai frekuensi dengan nilai keparahan
suatu resiko. Untuk menentukan kagori suatu resiko apakah itu rendah, sedang, tinggi
ataupun ekstrim dapat menggunakan metode matriks resiko seperti pada tabel matriks
resiko di bawah :

Tabel 1. 2 Matrix Resiko

Tabel Matriks
Resiko Keparahan

Sangat Sangat
Ringan Sedang Berat
Ringan Berat

Sangat Sering Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim

Sering Sedang Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim


Fre
kuen Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi Ekstrim
si
Jarang Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi

Sangat Jarang Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 36


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Tabel di bawah merupakan contoh parameter keparahan dari tabel matriks resiko :

Tabel 1. 3 Keparahan Resiko

Kategori
Contoh Parameter I Contoh Parameter II
Keparahan

Total kerugian kecelakaan


Tidak terdapat cedera/penyakit, tenaga
Sangat Ringan kerja kurang dari Rp.
kerja dapat langsung bekerja kembali
1.000.000

Total kerugian kecelakaan


Cedera ringan, tenaga kerja dapat
Ringan kerja antara Rp. 1.000.000 –
langsung bekerja kembali
Rp. 1.500.000

Total kerugian kecelakaan


Mendapat P3K atau tindakan medis, tidak
Sedang kerja antara Rp. 1.500.000 –
ada hilang jam kerja lebih dari 1X24 jam
Rp. 5.000.000

Memerlukan tindakan medis Total kerugian kecelakaan


Parah lanjut/rujukan, cacat sementara, terdapat kerja antara Rp. 5.000.000 –
jam kerja hilang 1X24 jam Rp. 10.000.000

Cacat Permanen, Kematian, terdapat jam Total kerugian kecelakaan


Sangat Parah
kerja hilang lebih dari 1X24 jam kerja lebih dari Rp. 10.000.000

Tabel di bawah merupakan representasi kategori resiko yang dihasilkan dari


penilaian matriks resiko :

Tabel 1. 4 Representasi Kategori Resiko

Rendah Perlu Aturan/Prosedur/Rambu

Sedang Perlu Tindakan Langsung

Tinggi Perlu Perencanaan Pengendalian

Ekstrim Perlu Perhatian Manajemen Atas

Dari representasi di atas, maka dapat kita tentukan langkah pengendalian resiko
yang paling tepat berdasarkan 5 (lima) hirarki pengendalian resiko/bahaya K3.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 37


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

3. Kewajiban Tenaga Kerja Terhadap Penerapan K3

Gambar 1. 22 Penggunaan APD

Kewajiban Tenaga Kerja Terhadap Penerapan K3 (Keselamatan dan


Kesehatan Kerja) di tempat kerja tertuang dalam Undang-Undang No 1
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 12 dimana terdapat 5 (lima)
kewajiban utama tenaga kerja dalam penerapan K3 di tempat kerja,
antara lain :

1. Memberi keterangan yang benar apabila diminta pegawai pengawas /


keselamatan kerja.
2. Menggunakan (APD) Alat Pelindung Diri yang diwajibkan.
3. Memenuhi dan menaati semua syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
4. Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat K3
yang diwajibkan.
5. Menyatakan keberatan kerja dimana syarat K3 dan APD yang
diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal khusus ditentukan lain
oleh pegawai pengawas dalam batas yang dapat
dipertanggungjawabkan.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja merupakan


tanggung-jawab bersama. Dengan saling menunaikan kewajiban di
tempat kerja, maka diharapkan penerapan K3 dapat dilaksanakan dengan
baik. Perusahaan dan tenaga kerja sama-sama memiliki kewajiban
terhadap penerapan K3 di tempat kerja.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 38


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

4. Syarat syarat K3 Di Tempat Kerja

Syarat-syarat Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di


tempat kerja tertuang dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja pasal 3 (tiga). Pada pasal tersebut disebutkan 18
(delapan belas) syarat penerapan keselamatan kerja di tempat kerja di
antaranya sebagai berikut :

1) Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja.


2) Mencegah, mengurangi &memadamkan kebakaran.
3) Mencegah & mengurangi bahaya peledakan.
4) Memberi jalur evakuasi keadaan darurat.
5) Memberi P3K Kecelakaan Kerja.
6) Memberi APD (Alat Pelindung Diri) pada tenaga kerja.
7) Mencegah & mengendalikan timbulnya penyebaran suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, radiasi, kebisingan & getaran.
8) Mencegah dan mengendalikan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan
keracunan.
9) Penerangan yang cukup dan sesuai.
10) Suhu dan kelembaban udara yang baik.
11) Menyediakan ventilasi yang cukup.
12) Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban.
13) Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan, cara & proses kerja.
14) Mengamankan & memperlancar pengangkutan manusia, binatang,
tanaman & barang.
15) Mengamankan & memelihara segala jenis bangunan.
16) Mengamankan & memperlancar bongkar muat, perlakuan &
penyimpanan barang
17) Mencegah tekena aliran listrik berbahaya.
18) Menyesuaikan & menyempurnakan keselamatan pekerjaan yang
resikonya bertambah tinggi.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 39


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

D. Latihan Soal/ Kasus

1. Jelaskan mengenai pengertian K3 pada proyek konstuksi.


a. Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja menurut Edwin B.
Flippo (1995), adalah pendekatan yang menentukan standar yang
menyeluruh dan bersifat (spesifik), penentuan kebijakan pemerintah
atas praktek-praktek perusahaan di tempat-tempat kerja dan
pelaksanaan melalui surat panggilan, denda dan hukuman-hukuman
lain.”
b. Keselamatan kerja merupakan sarana utama untuk pencegahan
kecelakaan seperti cacat dan kematian akibat kecelakaan kerja.
Keselamatan kerja dalam hubungannya dengan perlindungan tenaga
kerja adalah salah satu segi penting dari perlindungan tenaga kerja.
c. upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang
lainnya di tempat kerja.
d. Konsep dasar mengenai keselamatan dan kesehatan kerja adalah
perilaku yang tidak aman karena kurangnya kesadaran pekerja dan
kondisi lingkungan yang tidak aman.
e. Keselamatan kerja dalam hubungannya dengan perlindungan tenaga
kerja adalah salah satu segi penting dari perlindungan tenaga kerja.

2. Undang-undang no berapa dan tahun berapa yang mengatur tentang


jalan
a. Undang-undang No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu lintas dan
Angkutan Jalan
b. Undang-undang No 38 Tahun 2004 tentang Jalan.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan
dan pengemudi

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 40


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

d. Peraturan Menteri Perhubungan No 13 Tahun 2014 tentang Rambu


Lalu Lintas.
e. UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi

3. Berikan contoh slogan K3 pada proyek Jalan, Irigasidan Jembatan.


a. Kerja selamat keluarga bahagia.
b. Ketrampilan tangan tidak ada asuransinya.
c. Hati-hati Ada Penyempitan Jalan, Awas ada Galian, Awas ada
perbaikan jembatan.
d. Awas jalan licin.
e. Awas bahan mudah terbakar.

4. Berikan contoh perencanaan keselamatan pada pada pekerjaan jalan.


a. Identifikasi bahaya, pengukuran bahaya, inventarisasi bahaya.
b. Uraian tahap kegiatan pekerjaan, identifikasi bahaya,
akibat,peluang,tingkat resiko, pengendalian resiko,
penanggungjawab.
c. Perencanaan resiko, antisipasi resiko, pengalaman pekerjaan
d. Pencataan data acident, Melengkapi APD, Klinik lapangan.
e. Menyiapkan mobil ambulan, tenga medis, saety patrol

5. Menurut sauadara apakah perlu peraturan tambahan dalam


pelaksanaan pekerjaan selain peraturan dari pemerintah.
a. Tidak perlu.
b. Cukup ditambahi slogan dan rambu rambu
c. Perlu yaitu pedoman K3 oleh kontraktor.
d. Safety oficer dan safety equipment
e. Rujuka rumah sakit

6. Sifat industry konstruksi meliputi


a. Banyak kegiatan,rawan kecelakaan dan banyak pihak terkait

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 41


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

b. Terbatas dan rawan kecelakaan


c. Terbatas ,semrawut dan rawan kecelakaan
d. Banyak preman dan rawan kecelakaan
e. Semua benar

7. Landasan hukum K3 adalah :


a. Konvensi internasional tentang perlindungan terhadap tenaga
kerja
b. Peraturan perundang-undangan K3
c. Pedoman pelaksanaan K3
d. Peraturan pemerintah
e. A,B dan C benar semua

8. Tujuan K3 adalah :
a. Untuk membuat lingkungan selamat
b. Untuk membuat pekerjaan selamat
c. Untuk membuat pekerja merasa aman
d. Zero accident
e. A,B ,C dan D benar semua

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 42


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

E. Rangkuman

1) Pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)“


2) Dasar Hukum K3
3) Tujuan K3
4) Pengertian Bahaya dan Faktor Faktor Bahaya di Tempat Kerja
5) Pengertian Resiko dan Penilaian Resiko K3
6) Kewajiban Tenaga Kerja Terhadap Penerapan K3
7) Syarat syarat K3 di Tempat Kerja

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 43


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pembelajaran 2. Konstruksi Jalan


A. Kompetensi    
Setelah mempelajari keseluruhan materi pada pembelajaran ini, Anda
diharapkan dapat:

1. Memahami klasifikasikan Jenis jenis Konstruksi Jalan


2. Memahami identifikasikan komponen-komponen dari Konstruksi
3. Memahami merencanakan konstruksi jalan Konstruksi jalan
4. Memahami identifikasikan syarat-syarat teknis Konstruksi jalan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi 


Setelah mempelajari materi dalam pembelajaran ini, Anda dapat :

1. Menjelaskan klasifikasikan Jenis Konstruksi Jalan


2. Menjelaskan identifikasikan komponen-komponen dari Konstruksi
3. Menjelaskanperencanakan konstruksi jalan Konstruksi jalan
4. Menjelaskan identifikasikan syarat-syarat teknis Konstruksi jalan

C. Uraian Materi

1. Jenis Jenis Konstruksi Jalan


2. Macam Macam Konstruksi Jalan
3. Struktur Konstruksi Jalan
4. Perawatan Jalan

1. Jenis Jenis Konstruksi Jalan

Meningkatnya kemacetan pada jalan perkotaan maupun jalan luar kota yang
diakibatkan bertambahnya kepemilikan kendaraan, terbatasnya sumber daya
untuk pembangunan jalan raya, dan belum optimalnya pengoperasian fasilitas
lalu lintas yang ada, merupakan persoalan utama di banyak negara. Telah diakui
bahwa usaha benar diperlukan bagi penambahan kapasitas, dimana akan
diperlukan metode efektif untuk perancangan dan perencanaan agar didapat nilai

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 44


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

terbaik bagi suatu pembiayaan dengan mempertimbangkan biaya langsung


maupun keselamatan dan dampak lingkungan.

Jaringan jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang memegang


peranan yang sangat penting dalam sektor perhubungan terutama untuk
kesinambungan distribusi barang dan jasa. Keberadaan jalan raya sangat
diperlukan untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi seiring dengan
meningkatnya kebutuhan sarana transportasi yang dapat menjangkau daerah-
daerah terpencil yang merupakan sentra produksi pertanian.

a) Klasifikasi Jalan

Berdasarkan Undang-undang No. 38 mengenai jalan, maka jalan dapat


diklasifikasikan menjadi 2 klasifikasi jalan yaitu :
1. Klasifikasi jalan menurut fungsi
2. Klasifikasi menurut wewenang
Klasifikasi Jalan Menurut Fungsi
Klasifikasi jalan umum menurut peran dan fungsinya terdiri atas :
1. Jalan Arteri
Jalan Arteri Primer adalah ruas jalan yang menghubungkan antar kota jenjang
kesatu yang berdampingan atau menghubungkan kota jenjang kesatu dengan
kota jenjang kedua. (R. Desutama. 2007)
Jika ditinjau dari peranan jalan maka persyaratan yang harus dipenuhi oleh Jalan
Arteri Primer adalah :
1)   Kecepatan rencana > 60 km/jam.
2)   Lebar badan jalan > 8,0 m.
3)   Kapasitas jalan lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata.
4)   Jalan masuk dibatasi secara efisien sehingga kecepatan rencana dan
kapasitas jalan dapat tercapai.
5)   Tidak boleh terganggu oleh kegiatan lokal, lalu lintas lokal.
6)   Jalan primer tidak terputus walaupun memasuki kota.
Jalan Arteri Sekunder adalah ruas jalan yang menghubungkan kawasan primer
dengan kawasan sekunder kesatu atau menghubungkan kawasan sekunder
kesatu dengan kawasan sekunder lainnya atau kawasan sekunder kesatu
dengan kawasan sekunder kedua.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 45


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Jika ditinjau dari peranan jalan maka persyaratan yang harus dipenuhi oleh Jalan
Arteri Sekunder adalah :
1)   Kecepatan rencana > 30 km/jam.
2)    Lebar jalan > 8,0 m.
3)    Kapasitas jalan lebih besar atau sama dari volume lalu lintas rata-rata.
4)    Tidak boleh diganggu oleh lalu lintas lambat.
2. Jalan Kolektor
Jalan Kolektor Primer adalah ruas jalan yang menghubungkan antar kota kedua
dengan kota jenjang kedua, atau kota jenjang kesatu dengan kota jenjang ketiga.
(R. Desutama. 2007)
Jika ditinjau dari peranan jalan maka persyaratan yang harus dipenuhi oleh Jalan
Kolektor Primer adalah :
1)   Kecepatan rencana > 40 km/jam.
2)    Lebar badan jalan > 7,0 m.
3)    Kapasitas jalan lebih besar atau sama dengan volume lalu lintas rata-rata.
4)    Jalan masuk dibatasi secara efisien sehingga kecepatan rencana dan
kapasitas jalan tidak terganggu.
5)    Tidak boleh terganggu oleh kegiatan lokal, lalu lintas lokal.
6)   Jalan kolektor primer tidak terputus walaupun memasuki daerah kota.
Jalan Kolektor Sekunder adalah ruas jalan yang menghubungkan kawasan
sekunder kedua dengan kawasan sekunder lainnya atau menghubungkan
kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga.
Jika ditinjau dari peranan jalan maka persyaratan yang harus dipenuhi oleh Jalan
Kolektor Sekunder adalah :
1)   Kecepatan rencana > 20 km/jam.
2)   Lebar jalan > 7,0 m.
3. Jalan Lokal
Jalan Lokal Primer adalah ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu
dengan persil, kota jenjang kedua dengan persil, kota jenjang ketiga dengan
kota jenjang ketiga lainnya, kota jenjang ketiga dengan kota jenjang di
bawahnya. (R. Desutama, 2007)
Jika ditinjau dari peranan jalan maka persyaratan yang harus dipenuhi oleh Jalan
Lokal Primer adalah :
1)   Kecepatan rencana > 20 km/jam.
2)   Lebar badan jalan > 6,0 m.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 46


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

3)   Jalan lokal primer tidak terputus walaupun memasuki desa


Jalan Lokal Sekunder adalah ruas jalan yang menghubungkan kawasan
sekunder kesatu dengan perumahan, atau kawasan sekunder kedua
dengan perumahan, atau kawasan sekunder ketiga dan seterusnya
dengan perumahan.
Jika ditinjau dari peranan jalan maka persyaratan yang harus dipenuhi oleh Jalan
Lokal Sekunder adalah :

a. Kecepatan rencana > 10 km/jam.


b. Lebar jalan > 5,0 m.

4. Jalan Lingkungan
Jalan Lingkungan adalah merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan lingkungan dengan ciri-ciri seperti pada sebagai berikut :

Tabel 2. 1 Ciri-ciri Jalan Lingkungan

Jalan Ciri-ciri

1. Perjalanan jarak dekat


Lingkungan
2. Kecepatan rata-rata rendah

Sumber : UU No.38 Tahun 2004

2. Macam Macam Konstruksi Jalan

1. Jalan Beton  

Gambar 2. 1 Jalan Beton

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 47


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Konstruksi pada jalan beton biasa disebut dengan perkerasan kaku.  Dimana
komposisinya terdiri dari plat (slab) beton semen sebagai  lapis pondasi dan
lapis pondasi bawah di atas tanah dasar. Plat beton  biasanya disebut
sebagai lapis pondasi karena dimungkinkan masih  adanya lapisan aspal
beton di atasanya yang berfungsi sebagai lapis  permukaan. 
Konstruksi jalan beton ini tergolong kuat, sebab memiliki modulus  elastisitas
yang tinggi. Dalam ilmu teknik sipil, modulus elastisitas  merupakan angka
yang digunakan untuk mengukur objek atau  ketahanan bahan untuk
mengalami deformasi elstasi ketika gaya  diterpakan pada benda itu. Itu
sebabnya, konstruksi jalan beton kerap  diterapkan untuk jalan raya dan jalan
lingkungan. Tebal jalan beton ini  minimal 20 cm.  
Kelebihan jalan beton antara lain: 
1) Tahan terhadap genangan air dan banjir  
2) Biaya perawatan lebih murah dibandingkan jalan aspal 
3) Direkomendasikan untuk jalan yang mempunyai tanah
4) dasar  yang jelek, dan jalan yang lalu lintas kendaraan
beratnya cukup  tinggi 
Kekurangan jalan beton: 
Pada proses pembuatan konstruksi, memerlukan perhitungan  matang terkait
fungsi jalan terutama dikaitkan dengan kapasitas berat  kendaraan yang
berlalu-lalang.Bila kendaraan yang lewat memiliki  bobot yang tinggi, maka
biaya konstruksi lebih mahal. 
Selain perhitungan bobot kendaraan, konstruksi juga harus  memperhatikan
kehalusan dan gelombang jalan dengan cermat.  Karena, jalan beton sangat
dipengaruhi oleh proses pengecoran.
3. Jalan Aspal  

Gambar 2. 2 Jalan Aspal

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 48


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Jalan aspal atau biasa disebut hot mix, meruapakan konstruksi jalan  yang
menggunakan bahan pengikat aspal panas. Biasanya campuran  aspal
panas didatangkan impor, misalnya Shell dan ESSO 2000.  Cairan aspal
ini sedikit mahal, menghabiskan biaya 60 persen dari  total biaya hot mix. 

Kelebihan jalan aspal : 


1) Kondisi jalan lebih halus, tidak bergelombang 
2) Jalan yang diaspla memiliki warna yang gelap, sehingga  memberikan dampak
secara psikologis rasa aman dan nyaman
3) Untuk membuat jalan aspal, biasanya kontraktor atau pemda  sudah
menerapkan sistem drainase yang baik 
4) Perawatan jalan ini juga terbilang mudah. Bila ada yang  berlubang, tinggal
menggali dan mengganti dengan yang barupada area jalan yang rusak 
4. Jalan Paving Block 

Gambar 2. 3 Jalan Paving Block

Jalan ini juga biasa disebut dengan block beton. Terbuat dari  campuran
pasir dan semen lalu ditambah dengan atau tidak campuran  lain seperti
abu bata dan lainnya. Jalan yang menggunakan paving  block biasanya
memiliki warna-warna dan bentuk yang menarik.
Ada yang berbentuk segi empat dan ada juga yang segi banyak.  Pada
proses pemasangannya, ukuran disyaratkan kurang lebih 2 mm  untuk
ukuran lebih bidang dan kurang lebih 3mm untuk ketebalan. 
Kelebihan paving block : 
1) Pada saat memasang paving block cukup mudah dan tidak  memerlukan alat
berat
2) Paving block seakan seperti puzzle yang dapat dipasang  kembali setelah
dibongkar 

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 49


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

3) Daya tahan jalan ini cukup baik. Khususnya tahan terhadap  beban statis,
dan tahan terhadap tumpahan bahan pelumas dan pemanasan oleh mesin
kendaraan 
4) Banyak terdapat pori atau celah, sehingga genangan air cepat  meresap,
tidak perlu khawatir terjadi genangan 
Kekurangan paving block : 
Tidak tahan terhadap kendaaraan berat. ini. Sehingga, sangat 
direkomendasikan diterapkan pada jalan-jalan pemukiman saja. 

3. Struktur Konstruksi Jalan

Gambar 2. 4 Struktur Konstruksi Jalan

Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan
yang tersusun dari bawah ke atas, sebagai berikut :

1) Lapisan tanah dasar (sub grade)


2) Lapisan pondasi bawah (subbase course)
3) Lapisan pondasi atas (base course)
4) Lapisan permukaan / penutup (surface course)

Gamabr 25. Lapisan Struktur Konstruksi Jalan


Lapis Perkerasan Jalan Lentur
Terdapat beberapa jenis / tipe perkerasan terdiri :
2. Flexible pavement (perkerasan lentur)

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 50


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

3. Rigid pavement (perkerasan kaku)


4. Composite pavement (gabungan rigid dan flexible pavement)
3.1 Perkerasan Lentur
1. Lapisan Tanah Dasar
Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk menerima beban lalu-lintas dan
menyebarkannya ke lapisan di bawahnya terus ke tanah dasar. Sedangkan
lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat
perletakan lapis perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan
diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanah dasar adalah lapisan paling atas dari
timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu
sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan dan daya dukungnya
(CBR).
Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya
baik, atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang
distabilisasi dan lain lain.
Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas :

1) Lapisan tanah dasar, tanah galian.

2) Lapisan tanah dasar, tanah urugan.


3) Lapisan tanah dasar, tanah asli.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-
sifat dan daya dukung tanah dasar. Umumnya persoalan yang menyangkut
tanah dasar adalah sebagai berikut :

1) Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas.


2) Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air.
3) Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-
sifattanah pada lokasi yang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan
misalnya kepadatan yang kurang baik.

2. Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)


Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas lapisan
tanah dasar dan di bawah lapis pondasi atas. Lapis pondasi bawah ini berfungsi
sebagai :

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 51


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

1) Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah


dasar.
2) Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
3) Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke
lapis pondasi atas.
4) Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat
lemahnya daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan
pekerjaan.
5) Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.

3. Lapisan pondasi atas (base course)


Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara lapis
pondasi bawah dan lapis permukaan. Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai:
1) Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda
danmenyebarkan beban ke lapisan di bawahnya.
2) Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet sehingga
dapat menahan beban-beban roda. Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini
perlu dipertimbangkan beberapa hal antara lain, kecukupan bahan setempat,
harga, volume pekerjaan dan jarak angkut bahan ke lapangan.
4. Lapisan Permukaan (Surface Course)
Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban
roda kendaraan. Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :
1) Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.
2) Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan (lapis aus).
3) Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke
lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.
4) Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul
oleh lapisan di bawahnya.
Apabila diperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis aus (wearing
course) di atas lapis permukaan tersebut. Fungsi lapis aus ini adalah sebagai
lapisan pelindung bagi lapis permukaan untuk mencegah masuknya air dan
untuk memberikan kekesatan (skid resistance) permukaan jalan. Lapis aus tidak
diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas.
3.2 Perkerasan Kaku

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 52


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku,
terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi
bawah (bisa juga tidak ada) di atas tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan
kaku, plat beton sering disebut sebagai lapis pondasi karena dimungkinkan
masih adanya lapisan aspal beton di atasnya yang berfungsi sebagai lapis
permukaan.
Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan
mendistribusikan beban ke bidang tanah dasar yang cukup luas sehingga bagian
terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri. Hal
ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh
dari tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan.
Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang
menanggung beban, maka faktor yang paling diperhatikan dalam perencanaan
tebal perkerasan beton semen adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya
beragam kekuatan dari tanah dasar dan atau pondasi hanya berpengaruh kecil
terhadap kapasitas struktural perkerasannya.
Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah plat beton karena beberapa
pertimbangan, yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali
terhadap sistem drainase, kendali terhadap kembang-susut yang terjadi pada
tanah dasar dan untuk menyediakan lantai kerja (working platform) untuk
pekerjaan konstruksi.
Secara lebih spesifik, fungsi dari lapis pondasi bawah adalah :
1) Menyediakan lapisan yang seragam, stabil dan permanen.
2) Menaikkan harga modulus reaksi tanah dasar (modulus of sub-gradereaction
= k), menjadi modulus reaksi gabungan (modulus ofcomposite reaction).
3) Mengurangi kemungkinan terjadinya retak-retak pada plat beton.
4) Menyediakan lantai kerja bagi alat-alat berat selama masa konstruksi.
5) Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butir-butiran halus
tanah bersama air pada daerah sambungan, retakan atau pada bagian pinggir
perkerasan, akibat lendutan atau gerakan vertikal plat beton karena beban lalu
lintas, setelah adanya air bebas terakumulasi di bawah pelat.
3.3 Perkerasan Komposit
Perkerasan komposit merupakan gabungan konstruksi perkerasan kaku (rigid
pavement) dan lapisan perkerasan lentur (flexible pavement) di atasnya, dimana
kedua jenis perkerasan ini bekerja sama dalam memilkul beban lalu lintas. Untuk

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 53


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

ini maka perlu ada persyaratan ketebalan perkerasan aspal agar mempunyai
kekakuan yang cukup serta dapat mencegah retak refleksi dari perkerasan beton
di bawah.

1. Perawatan Jalan

1. Pemeliharaan jalan merupakan kegiatan perawatan dan perbaikan


yang diperlukan dan direncanakan untuk mempertahankan kondisi
jalan agar jalan memberi kenyamanan dan keselamatan lalu lintas
selama umur rencana,
2. Konstruksi jalan merupakan investasi modal yang cukup besar shg
pemeliharaannya harus dilakukan karena jika diabaikan akan
membutuhkan biaya rekonstruksi yang sangat besar,
3. Karakteristik jalan mengalami penurunan kondisi seiring dengan
bertambahnya umur pelayanan,

a) Tujuan Perawatan Jalan

a. Mempertahankan Kondisi Jalan Pemeliharaan jalan (rutin dan


periodik) diprioritaskan pada jalan Nasional yang berkondisi baik
dan sedang agar dapat memberikan pelayanan jasa transportasi
yang optimal
b. Menurunkan Biaya Transportasi Kondisi jalan yang tetap terjaga
baik dapat memberikan manfaat bagi penurunan biaya
transportasi
c. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Pelayanan prasarana
transportasi jalan yang baik (tingkat aksesibilitas yang baik) akan
mempengaruhi pengembangan ekonomi daerah melalui aktivitas-
aktivitas ekonomi dan dapat meningkatkan iklim investasi

Kegiatan Perawatan Jalan :

mengutamakan penanganan preservasi jalan untuk empertahankan


kinerjajalanmelalui :penanganan pemeliharaan rutin atau berkala dan
perkuatan struktur; dukungan bahan dan peralatan; penerapan fungsi
Kasatker/PPK sebagai manajer ruas, yang bertanggungjawab atas kondisi

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 54


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

pelayanan jalan; dan penunjukan penilik jalan untukmengamati


pemanfaatan dan kondisi bagian-bagian jalan setiap hari;

(Sumber: Permen PU No. No. 13/PRT/M/2011 pada Lampiran


C1.2.a.2)

Scope kegiatan pemeliharaan

1. Pemeliharaan rutin merupakan :Kegiatan merawat serta memperbaiki


kerusakan-kerusakan yang terjadi pada ruas ruas jalan dengan kondisi
pelayanan mantap.
2. Pemeliharaan berkala merupakan :Kegiatan penanganan terhadap
setiap kerusakan yang diperhitungkan dalam desain agar penurunan
kondisi jalan dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai
dengan rencana.
3. Rehabilitasi merupakan:Kegiatan penanganan terhadap setiap
kerusakan yang tidak diperhitungkan dalam desain, yang berakibat
menurunnya kondisi kemantapan pada bagian/tempat tertentu dari
suatu ruas jalan dengan kondisi rusak ringan, agar penurunan kondisi
kemantapan tersebut dapat dikembalikanpada kondisi kemantapan
sesuai dengan rencana.
4. Peningkatan struktur merupakan : Kegiatan penanganan untuk dapat
meningkatkan kemampuan ruas-ruas jalan dalam kondisi tidak mantap
atau kritis agar ruas-ruas jalan tersebut mempunyai kondisi pelayanan
mantap sesuai dengan umur rencana yang ditetapkan.
5. Peningkatan kapasitas merupakan : penanganan jalan dengan
pelebaran perkerasan, baik menambah maupun tidak menambah
jumlah lajur.
6. Konstruksi jalan baru merupakan penanganan jalan dari kondisi belum
tersedia badan jalan sampai kondisi jalan.
Langkah Operasional
1. Menyediakan biaya pemeliharaan jalan seefektif mungkin pada semua
ruas yang ditetapkan.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 55


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2. Memberikan prioritas yang tinggi pada perencanaan dan pelaksanaan


termasuk pelatihan.
3. Membentuk organisasi pemeliharaan dan menentukan tanggung jawab
yang jelas, agar dapat mengatur dan mengawasi program kerja
pemeliharaan setiap tahunnya.
4. Melakukan rangking prioritas penanganan apabila pembiayaan sangat
terbatas.
5. Melaksanakan NSPK utk mencapai mutu yg diinginkan.
Penanganan Jalan Berdasarkan International Roughness Index (IRI)

Tabel 2. 2 Penentuan Kondisi Ruas Jalan dan Kebutuhan Penanganan

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 56


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

PenangananJalanBerdasarkan
International Roughness Index (IRI)

Gambar 2. 5 Penanganan Jalan Berdasarkan Internationa Roughness Index (IRI)

b) Pemeliharaan Rutin

Pemeliharaan rutin dilakukan sepanjang tahun dan sifatnya sebagai


proteksi terhadap kerusakan. Jenis pemeliharaan rutin antara lain :

a. Lapis permukaan seperti penambalan lubang/patching,pelaburan


aspal, dan lain-lain.
b. Bahu jalan, seperti pengisian material bahu jalan yang tergerus dan
pemotongan rumput.
c. Drainase jalan, seperti pembersihan saluran, agar tetapberfungsi
saat musim hujan.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 57


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar 2. 6 Pemeliharaan Rutin Jalan

1) Pemeliharaan Berkala

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 58


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pemeliharaan berkala dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Pada


kondisi lapis permukaan sudah menurun kualitas berkendaraannya
(riding quality) dan dengan upaya pemeliharaan rutin tidak dapat
mengembalikan kondisi jalan pada kondisi mantap.

Untuk ini secara berkala dilakukan pelapisan ulang lapispermukaan


agar jalan kembali pada kondisi mantap.

Gambar 2. 7 a Pemeliharaan Berkala

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 59


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar 2. 8 b Pemeliharaan Berkala

Rehabilitasi

Rehabilitasi jalan :
Kegiatan tidak direncanakan , kerusakan di luar dugaan, bencana alam
atau tidak dipelihara secara rutin atau berkala.
Tujuan mengembalikan ke keadaan dapat berfungsinya jalan.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 60


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar 2. 9 Rehabilitasi Jalan

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 61


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kegiata Pemeliharaan Jalan

• PEMBERSIHAN DAMIJA
• PEMELIHARAAN BAHU
• PEMELIHARAAN SALURAN
• PEMELIHARAAN MARKA
• PERAWATAN LAPIS PERMUKAAN
• PERBAIKAN LAPIS PONDASI
• PEMELIHARAAN BANG. PELENGKAP
• PEMELIHARAAN JEMBATAN

Bagian – Bagian Konstruksi Jalan Yang Perlu Dipelihara:

• Struktur perkerasan jalan


• Bahu jalan
• Drainase jalan
• Fasilitas pejalan kaki/trotoir
• Lereng / talud Jalan
• Perlengkapan jalan
• Struktur pendukung jalan

Gambar 2. 10 Bagian-Bagian
Konstruksi

2) Cara Penanganan/Delivery Pemeliharaan Jalan

A. Swakelola

• Rencana Kerja dan Rencana Penggunaan Biaya untuk satu


tahun disiapkan oleh Satuan Kerja.
• Pelaksanaan dilakukan oleh unit kerja (tenaga dan peralatan)
dibawah pengelolaan dan pengawasan personil Satuan Kerja.
• Bahan/material disiapkan Satker dengan membeli dari pemasok.
B. Dikontrakan Dengan Skema Long Segmen.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 62


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar 2. 11 Skema Long Segmen

Gambar 2. 12 Beban muatan yang tidak terkendali

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 63


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar 2. 13 Pemeliharaan lapisan permukaan jalan tidak baik

Kerusakan jalan dapat dibedakan berdasarkan fungsi:


1. Fungsional
2. Struktural

1. Kerusakan struktural :
karena perkerasan tidak mampu menanggung beban lalu lintas.
Kerusakan tidak berada di permukaan tetapi pada lapis pondasi
sehingga perlu dibangun kembali struktur perkerasan nya.

2. Kerusakan fungsional :
kondisi kenyamanan dan keamanan pengguna jalan terganggu hal
ini dapat berakibat biaya pemeliharaan kendaraan meningkat.
Dapat terjadi dengan atau tanpa kerusakan struktural.
Perbaikan/pemeliharaan dapat dilaksanakan dengan pemeliharaan
berkala.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 64


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

4. Kerusakan Jalan

A. Kerusakan struktural:
1. Retak (Cracking) (buaya, retak refleksi dan retak susut)
2. Perubahan Bentuk (Deformation) (Penurunan permukaan/amblas,
alur/ruts, Pengelupasan lapis permukaan (stripping)
3. Cacat Permukaan (Surface Disintegration) (lubang)
4. Penurunan pada Bekas Penanaman Utilitas (Utility Cut Depression)
B. Kerusakan FungsionalJalan:
1. Lubang
2. Retak rambut
3. Pengelupasan butir lapis permukaan
4. Kegemukan (Bleeding)
C. Bagianpemeliharaan jalan
• Bagian Jalan
• Pemeliharaan rutin : patching/penambalan, pembersihan tanaman,
pembersihan selokan, pembuatan saluran drainase
• Pemeliharaan berkala : Penambahan lapisan permukaan /
overlay
Pemeliharaan Rutin Jalan adalah :
kegiatan merawat dan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang
terjadi pada ruas-ruas jalan dengan kondisi pelayanan mantap
(Permen PU No. 13/PRT/M/2011,Tata Cara Pemeliharaan dan
Penilikan Jalan)

D. Kenapa terjadikerusakan jalan


Pemeliharaan diperlukan untuk mencegah kerusakan yang mungkin
terjadi karena:
• Lemahnya pemeliharaan
• Perencanaan kurang tepat
• Tidak tepatnya mutu pelaksanaan
• Lemahnya quality control konstruksi

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 65


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

• Lemahnya pengawasan konstruksi


• Salah penggunaan pada saat operasional
Landasan pemeliharaan jalan

Gambar 2. 14 Dasar Undang Undang

Gambar 2. 15 Proses Penganan Jalan

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 66


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar 2. 16 Penyelenggaraan Jalan ( UU.No.38 thn 2004 tentang jalan)

From: Subdit Standar dan Pedoman, Direktorat


Preservasi Jalan

Gambar 2. 17 Proses Penganan Preservasi

From: Subdit Standar dan Pedoman, Direktorat


Preservasi Jalan

Gambar 2. 18 Manajemen Preservasi

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 67


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar 2. 19 Pemeliharaan Jalan Dengan Preservasi

(Sumber: Renstra Kementerian PU PR 2015-2019)

Gambar 2. 20 Sasaran Output Utama Kementrian PUPR 1

(Sumber: Renstra Kementerian PU PR 2015-2019)

Gambar 2. 21 Sasaran Output Utama Kementrian PUPR 2

 Tujuan
Mempertahankan kondisi jalan agar tetap berfungsi dalam melayani lalu
lintas sehingga keselamatan lalu lintas terjamin dan pelayanan jalan
meningkat. Artinya kecelakaan yang diakibatkan oleh kondisi jalan yang
buruk dapat ditekan seminimal mungkin dan karena kondisi jalan yang
baik para pengguna jalan akan menikmati kenyamanan selama
perjalanannya.

Memperkecil biaya operasi kendaraan

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 68


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Besarnya biaya operasi kendaraan tergantung pada jenis


kendaraan geometric dan kondisijalan. Apabila jalan dalam kondisi
baik maka Biaya Operasi Kendaraan (BOK) tidak meningkat,
sedangkan yang sangat berkepentingan dengan BOK adalah para
pengguna jalan.

Mengurangi Laju Kerusakan


Memperlambat Atau Mengurangi Laju kerusakan (rate of
deterioration) sehingga diharapkan dapat memperpanjang umur
jalan. Pemeliharaan Rutin Jalan adalah:kegiatan merawat dan
memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi pada ruas-ruas
jalan dengan kondisi pelayanan mantap (Permen PU No.
13/PRT/M/2011, Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan)
Kenapa terjadi kerusakan jalan ?
Pemeliharaan diperlukan untuk mencegah kerusakan yang mungkin
terjadi karena:
• Lemahnya pemeliharaan
• Perencanaan kurang tepat
• Tidak tepatnya mutu pelaksanaan
• Lemahnya quality control konstruksi
• Lemahnya pengawasan konstruksi
• Salah penggunaan pada saat operasional
Klasifikasi ( F R E K U E N S I )
1. Pemeliharaan Rutin (Routine Maintenance)
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara terus menerus sepanjang
tahun. Misalnya, perbaikan kerusakan kecil, penambalan lubang,
pemburasan, perbaikan kerusakan tepi perkerasan, perawatan trotoar.

2. Pemeliharaan Berkala (Periodic Maintenance)


Kegiatan pemeliharaan yang diperlukan hanya pada interval beberapa
tahun karena kondisi jalan sudah mulai menurun.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 69


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

3) Kategori Kerusakan Jalan

a. Kerusakan Struktural (Structural Failure)


Kerusakan Struktural adalah kerusakan pada struktur jalan yang
menyebabkan perkerasan tidak mampu lagi menahan beban yang bekerja
diatasnya
b. Kerusakan Fungsional (Functional Failure)
Kerusakan fungsional adalah kerusakan pada permukaan jalan yang
menyebabkan terganggunya fungsi jalan dalam melayani lalu lintas pengguna
jalan.

4) Jenis Jenis Kerusakan

DEFORMASI
• Alur (Rutting)
• Keriting (Corrugation)
• Sungkur (Shoving)
• Amblas(Deppression)

RETAK (CRACK)
• Retak Blok (Block Cracks)
• Retak Kulit Buaya (Crocodile Cracks)
• Retak Garis (Line Cracks)

RUSAKPERMUKAAN(SURFACE DEFECT)
• Lubang (Potholes)
• Delaminasi (Delamination)
• Pengausan Batu
• Tambalan (Patching

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 70


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

a) Metode Perbaikan Kerusakan


Berikut tabel Jenis Jenis Kerusakan

Tabel 2. 3 Jenis Jenis Kerusakan

Jeni Indikasi Akibat lebih Metode


s lanjut perbaiakan
keru
saka
n
Reta - Retak sarang laba- -Kerusakan setempat - Mei in tritani
k laba dapat referrentur, ei
Bua - Tanahdasar bersambung partem Sedini
ya melunak akibat memanjang , air mungkin di
pengaruh air menerobos masuk, tambal dengan
- binder aspal yang lubang terbuka, material yang
sudah kehilangan depresi setempat rapat air, tahan
daya makin melebar, beban, tidak
lengket/pengaruh gangguan terhadap menyusut
oksidasi/panas kelancaran lalu - Segera dievaluasi
permukaan tinggi lintas apakah perlu
peningkatan/lapis
ulang
Keg - Aspal terlihat - Dapat berkembang - Permukaan jalan
emu berlebihan dan menjadi jembul yang bleeding di
kan mengumpul (bulging) yang panaskan dengan
aspa disatu tempat mengganggu alat pemanas
l setempat biasanya kecepatan khusus
(Ble pada kendaraan, ditabur material
edin jejak ban, menempel di halus atau pasir
g) membuat ban mobil membuat atau
permukaan rusak terbuka, dihanguskan
menjadi permukaan licin sekalian
lunak, mengkilat, dapat kemudian di
sangat mungkin menyebabkan garuk
basah, selip dengan cold-mill.
kadang menempel
di ban mobil
menjadi
luka terbuka
Jem - diakibatkan oleh - Tidak nyaman - Daerah yang
bul pemakaian aspal dilalui, kecepatan terpengaruh
(Bul dari terhambat, marka jembul dan
ging) jenis lunak/titik jalan tidak lurus shoving digaruk
Dan lembek rendah (PI tidak nyaman diganti dengan
Men negatip), panas untuk dilihat. material
ggel permukaan tinggi, hotmix yang lebih

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 71


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

eser beban tahan terhadap


(Sho berat padat dan panas
ving) kecepatan rendah, dan beban
sering lalulintas (dapat
terjadi di diatasi dengan
perempatan jalan memberi
dengan lampu penulangan pada
lalulintas, campuran
menyebabkan aspal) atau jika
beban statis saat perlu diganti
kendaraan tertahan dengan
untuk berhenti perkerasan kaku.
Amb - Permukaan jalan - Berbahaya untuk - Bila ada retak
les melendut lalulintas cepat, harus digali dan
(Dep setempat, kemudi tidak ditambal
ressi bisa dikuti dengan terkendali - Dapat langsung
on) retak buaya atau - Berlanjut menjadi ditambal dengan
tidak, bisa lubang akibat materal tambal
disebabkan oleh infiltrasi air yang sesuai
kelemahan - Menjadi genangan - Bila meliputi
daya dukung air diwaktu hujan daerah yang lebar
perkerasan atau yang menyebabkan perlu
infiltrasi air cipratan (splash) dievaluasi untuk
dilokasi itu yang dilakukan
menyebabkan penggantian
melendut atau perkuatan
waktu dibebani
Reta - Retak yang terjadi - Infilitrasi air - Usahakan cara
k disambungan, bisa semakin besar, yang tepat untuk
Sam melintang atau kerusakan menghentikan
bung memanjang, terbuka cepat gerakan
an biasanya terjadi. apabila air sambungan
diawali dari butiran mencapai tanah misalnya antara
batu yang terburai dasar maka akan lain dengan
akibat terjadi patahan dan grouting atau
gerakan kerusakan lebih penggunaan
disambungan, bisa luas material joint
juga akibat yang kuat
kurang padat - Mengingat ini
waktu pelaksanaan mengakibatkan
membuat pekerjaan sulit
sambungan, dan mahal,
kurang tack coat, diperingatkan
bisa juga pelaksanaan
akibat refleksi retak overlay agar lebih
dari bawah (pada teliti
kasus melaksanakan
beton semen pekerjaan
dilapis dengan sambungan
beton aspal)
Tam - Tambalan akan - Keretakan - Pilih material
bala menyebabkan permukaan kurang tambal yang

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 72


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

n ketidak baik sesuai, non


(Pat rataaan setempat, (roughness), shrinkage,
chin menggangu kecepatan kepadatan mudah
g) gerakan kendaraan dicapai,
lalulintas, menurun waterproof, tidak
kecendrungan - Kecendrungan rentan terhadap
bocor air dan tidak bocor air pada temperatur
nyaman untuk perkerasan semakin
dilihat tinggi
Licin - Permukaan licin - Membahayakan - Perlu diberi lapis
(Poli akibat batuan yang bagi lalulintas tipis non
shin tergerus roda berkecepatan tinggi konstruksi
g lalulintas menjadi pada waktu hujan diatasnya agar
Aggr licin. tahan gerusan
egat (sma,
e) opengraded mix)
Lepa - Akibat berkurang - Terburai semakin - Bila tidak diikuti
s atau hilangnya daya luas depresi bisa
Butir lengket binder aspal - Infiltrasi air semakin langsung di
/Ter maka butir-butir keras ditutup dengan
burai batuan lapis ulang yang
(Rav terlepas, permukaan kaya aspal
eling jalan kasar, - Bila ada depresi
) berlubang maka perlu
dan bocor air evaluasi untuk
peningkatan
kekuatan
perkerasan
Alur - Permukaan jalan - Berbahaya untuk - Segera dilapis
(Rutt yang terdesak akibat kendaraan yang ulang dengan
ing) beban melaju cepat, adonan hotmix
kemudi tidak dapat yang tahan
dikontrol deformasi alur (PI
- Musim hujan air positip, titik
menggenang dialur lembek diatas
dapat meresap temperatur
masuk ke subgrade permukaan,
gradasi
superpave)
Blow - Pergerakan pelat - Berbahaya bagi lalu - Seluruh pelat
up beton lintas diganti
(Buc keatas/kebawah - Air semakin - Tanah dasar
kling pada seluruh menjalar kemana – diganti dan di
) lebarnya karena mana tambah material
hilangnya untuk
dukungan tanah mengembalikan
dasar atau kekuatan semula
kurangnya
ruang cadangan
untuk muai susut
pada
sambungan antar

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 73


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

pelat beton semen


Reta - Bagian sudut dari - Air masuk pumping, - Kalau masih
k pelat beton yang retak menyebar, sedikit dapat diisi
Sud paling permukaan tidak dengan
ut lemah adalah layak untuk sealant atau
(Cor sudut dan tepi kecepatan tinggi material joint,
ner pelat, retak ini kalau terlalu
Crac akan menyebar ke besar dibongkar
k) arah lebih parah. dan diganti
dengan yang
baru
Pata - Pelat beton tidak - Ketidak rataan yang - Bila beda tinggi
han sama fungsi mengganggu lebih dari 4 mm
(Fau dengan kelancaran perlu digerus
lting) kedudukan pelat lalulintas dengan grinda,
beton sebelahnya agar tidak terasa
biasanya menghentak
terjadi pada kalau dilewati
sambungan tanpa
dowel.
- Biasanya pelat
berikutnya lebih
tinggi dari
pelat depannya
Keru - Erosi, ambles atau - Air yang - memperbaiki
saka ditumbuhi rumput, menggenang dapat kemiringan bahu
n atau menerobos ke dengan
Bah permukaan lebih pondasi jalan dan penimbunan atau
u tinggi dari merusak penggalian serta
Jala permukaan perkerasan pemadatan
n perkerasan. kembali.
Penyebabnya
sistem drainase
yang tidak baik
sehingga
menghambat
aliran air dari
perkerasan ke
saluran tepi.
Salu terjadinya - dapat menimbulkan - memperbaiki
ran penyempitan atau longsor, baik pada kemiringan bahu
Sam perluasan dinding dalam dengan
ping penampang (kearah bahu) penimbunan atau
saluran. maupun penggalian serta
pada dinding luar pemadatan
-pengendapan kembali.
dibagian lain
saluran
sehingga aliran air
menjadi tidak
lancarsaluran

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 74


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

D. Latihan Soal / Kasus

Jawaban yang bebar adalah yang berwarna hijau

1. Sebutkan klasifikasi jalan menurut fungsinya.


a. Jalan Arteri, jalan kolektor, jalan lokal
b. Jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten
c. Jalan pemerintah, jalan swasta
d. Jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan lingkungan
e. A,b,c,d dan e semua benar

2. Sebutkan macam macam jenis jalan.


a. Jalan Beton, Jalan Aspal, Jalan Paving Block
b. Jalan Tol, jalan non tol, jalan bebas hambatan
c. Jalan Inspeksi, jalan Khusus, jalan umum
d. Jalan Kota, jalan ring road, jalan auter ring road
e. A,b,c,d dan e semua benar

3. Sebutkan struktur konstruksi jalan.


a. Telford, macadam, lapen
b. Burtu, laburtu, sirtu
c. Sub grade, Sub base, Base coarse, Surface
d. Jalan tanah, jalan sirtu, jalan aspal
e. A,b,c,d dan e semua benar

4. Apa yang dimaksud perkerasan lentur.


a. Perkerasan yang material pengikat/perekatnya adalah aspal
b. Perkerasan yang material pengikat/perekatnya adalah semen
c. Perkerasan yang material pengikat/perekatnya mayoritas aspal
d. Perkerasan yang material pengikat/perekatnya mayoritas semen
e. A,b,c,d dan e semua benar

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 75


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

5. Jelaskan konsep perawatan jalan.


a. Jalan awet
b. Jalan sesuai umur rencana

c. Mempertahankan Kondisi Jalan Pemeliharaan jalan (rutin dan periodik)


diprioritaskan pada jalan Nasional yang berkondisi baik dan sedang agar
dapat memberikan pelayanan jasa transportasi yang optimal
d. Perawatan rutin, berkala
e. A,b,c,d dan e semua benar

6. Sebutkan klasifikasi pemeliharaan jalan.


a. Pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala
b. Penambalan, lapis tambah
c. Patcing, leveling, over lay
d. Pemeriksaan kondis jalan, peningkatan jalan
e. a,b,c,d dan e semua benar

7. Sebutkan tata cara pemeliharaan jalan.


a. Secara berkala dilakukan pelapisan ulang lapis permukaan agar jalan
kembali pada kondisi mantap.

b. Patching/penambalan, pembersihan tanaman, pembersihan selokan,


pembuatan saluran drainase
c. Pemeliharaan rutin dilakukan sepanjang tahun dan sifatnya sebagai
proteksi terhadap kerusakan

d. Mengutamakan penanganan preservasi jalan untuk mempertahankan


kinerjajalanmelalui: penanganan pemeliharaan rutin atau berkala dan
perkuatan struktur; dukungan bahan dan peralatan; penerapan fungsi
Kasatker/PPK sebagai manajer ruas, yang bertanggung jawab atas kondisi
pelayanan jalan; dan penunjukan penilik jalan untuk mengamati
pemanfaatan dan kondisi bagian-bagian jalan setiap hari;
e. a,b,c,d dan e semua benar

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 76


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

8. Sebutkan jenis jenis kerusakan jalan.

a. Deformasi ,Retak (Crack), Rusakpermukaan(Surface Defect)


b. Retak rambut, retak buaya,bleeding.
c. Berlubang, bergelombang, mengelupas
d. Keriting (Corrugation) • Sungkur (Shoving) • Amblas(Deppression)
e. Retak Blok (Block Cracks) • Retak Kulit Buaya (Crocodile Cracks) • Retak
Garis (Line Cracks)

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 77


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

E. Rangkuman

1) Klasifikasi jalan menurut funsinya dan macam macam jenis jalan.


2) Struktur konstruksi jalan jalan dan bagian bagianya
3) Konsep perawatan jalan dan klasifikasi pemeliharaan jalan.
4) Tata cara pemeliharaan jalan serta metode perbaikan kerusakan
jalan.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 78


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pembelajaran 3. Irigasi

A. Kompetensi  

Setelah mempelajari keseluruhan materi pada pembelajaran ini, Anda


diharapkan dapat:

1. Memahami Peraturan/UU tentang Jaringan Irigasi


2. Memahami klasifikasikan Jaringan Irigasi
3. Memahami identifikasi komponen-komponen dari Jaringan Irigasi
4. Memahami dan dapat menghitung jaringan Irigasi sederhana
5. Memahami Banguanan Air dan Bendungan
6. Memahami dentifikasi Bangunan Air dan bendungan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi 

Setelah mempelajari materi dalam pembelajaran ini, Anda dapat :

1. Dapat menjelaskan Peraturan/UU tentang Jaringan Irigasi


2. Menjelaskan klasifikasikan Jaringan Irigasi
3. Menjelaskan identifikasi komponen-komponen dari Jaringan Irigasi
4. Menjelaskan dan dapat menghitung jaringan Irigasi sederhana
5. Menjelaskan Banguanan Air dan Bendungan
6. Menjelaskan identifikasi Bangunan Air dan bendungan

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 79


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

C. Uraian Materi

1. Jenis Jenis Irigasi

1. Irigasi Permukaan 

Gambar 3. 1 Irigasi Permukaan

Irigasi macam ini umumnya dianggap sebagai irigasi paling kuno  di Indonesia.
Tekniknya adalah dengan mengambil air dari  sumbernya, biasanya sungai,
menggunakan bangunan berupa  bendungan atau pengambilan bebas. Air
kemudian disalurkan ke lahan  pertanian menggunakan pipa atau selang
memanfaatkan daya  gravitasi, sehingga tanah yang lebih tinggi akan terlebih
dahulu  mendapat asupan air. Penyaluran air yang demikian terjadi secara 
teratur dalam “jadwal” dan volume yang telah ditentukan. 

Jenis irigasi permukaan ini sangat cocok digunakan pada tanah  yang memiliki
tekstur halus hingga sedang. Sementara itu, untuk tanah  dengan tekstur kasar
tidak cocok menerapkan jenis irigasi ini.  Pasalnya, sebagian besar air akan
hilang pada saluran apabila  diterapkan di tanah yang memiliki tekstur kasar. 

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 80


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2. Irigasi Bawah Permukaan 

Gambar 3. 2 Irigasi Bawah Permukaan

Jenis irigasi ini menerapkan sistem pengairan bawah pada lapisan  tanah untuk
meresapkan air ke dalam tanah di bawah daerah akar  menggunakan pipa bawah
tanah atau saluran terbuka. Digerakkan oleh  gaya kapiler, lengas tanah
berpindah menuju daerah akar sehingga  dapat dimanfaatkan oleh tanaman.  

Dengan demikian, irigasi jenis ini menyasar bagian akar dengan  memberinya
asupan nutrisi sehingga dapat disalurkan ke bagian lain  tumbuhan dan dapat
memaksimalkan fungsi akar menopang  tumbuhan. Penerapan jenis irigasi ini
sangat cocok digunakan pada  daerah dengan tekstur tanah sedang hingga
kasar.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 81


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

3. Irigasi Tetes 

Gambar 3. 3 Irigasi Tetes 1

Irigasi tetes merupakan salah satu cara pemberian air pada  tumbuhan secara
langsung pada permukaan tanah. Jenis irigasi ini  menggunakan alat yang
disebut emiter atau penetes. Alat ini  digunakan untuk menyebarkan air ke dalam
profil tanah secara  menyeluruh, baik horizontal maupun vertikal sebagai akibat
dari  adanya gravitasi dan kapilaritas. 

Jenis irigasi tetes ini sangat cocok digunakan untuk tanah yang  memiliki tekstur
tidak terlalu kering. Adapun luas wilayah yang dapat  dialiri air tergantung pada
besarnya debit keluaran dan interval,  kelembapan tanah, dan tekstur tanah. 

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 82


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

4. Irigasi dengan Pancaran 

Gambar 3. 4 Pancaran

Metode irigasi ini termasuk dalam jenis irigasi modern. Caranya  adalah dengan
menyalurkan air dari sumbernya ke daerah sasaran  menggunakan pipa. Di lahan
yang menjadi sasaran, ujung pipa  disumbat menggunakan tekanan khusus dari
alat pencurah sehingga  muncul pancaran air layaknya hujan yang pertama kali
membasahi  bagian atas tumbuhan kemudian bagian bawah dan barulah bagian
di  dalam tanah. Namun, tak semua petani bisa menggunakan irigasi jenis  ini
karena alat pancurnya yang tergolong mahal.

5. Irigasi dengan Ember atau Timba 

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 83


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar 3. 5 Irigasi Siram Ember

Irigasi jenis ini dilakukan dengan tenaga manusia, yakni para  petani yang
mengairi lahannya dengan menggunakan ember atau  timba. Mereka
mengangkut air dari sumber air dengan ember atau  timba kemudian
menyiramnya secara manual pada lahan pertanian  yang mereka tanami. Seperti
yang bisa dibayangkan, jenis ini kurang  efektif karena memakan banyak tenaga
serta menghabiskan waktu  yang lama. Namun demikian, jenis yang demikian
masih menjadi  pilihan sebagian petani utamanya petani di pedesaan yang tidak 
memiliki cukup modal untuk membeli pompa air atau alat irigasi yang  lebih
efektif. 

6. Irigasi dengan Pompa Air  

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 84


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar 3. 6 Irigasi Pompa

Irigasi ini menggunakan tenaga mesin untuk mengalirkan berbagai  jenis jenis air
dari sumber air, biasanya sumur, ke lahan pertanian  menggunakan pipa atau
saluran. Meski demikian, sumber airnya juga  harus bisa diandalkan agar saat
musim kemarau, tanamannya tetap  bisa disuplai air. Jika saat musim kemarau
sumber airnya kering, maka  irigasi ini jadi tidak berfungsi. Untuk sumber airnya
sendiri, biasanya  diambil dari sumur terdekat.

7. Irigasi Lokal  

Irigasi lokal melakukan kerja distribusi air menggunakan pipanisasi  atau pipa
yang dipasang di suatu area tertentu sehingga air hanya akan  mengalir di area
tersebut saja. Seperti halnya jenis irigasi permukaan,  irigasi lokal menggunakan
prinsip gravitasi sehingga lahan yang lebih  tinggi terlebih dahulu mendapat air.
Yang berbeda hanya daerah  distribusi airnya saja. Masih menggunakan pipa
untuk mengalirkan  air, namun persebaran airnya hanya mengalir di area yang
diinginkan  saja, tanpa menyebar ke area lain. 

2. Klasifkasi Jaringan Irigasi

Klasifikasi jaringan irigasi permukaan ditentukan oleh  keberfungsian sistem


jaringan irigasi, yaitu (i) mengambil air dari  sumber, (ii) mengalirkan air ke dalam
sistem saluran, (iii) membagi ke  petak sawah, dan (iv) membuang kelebihan air
ke jaringan pembuang.  

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 85


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Berdasarkan faktor pengaturan dan pengukuran debit aliran serta  kerumitan


sistem pengelolaannya, maka sistem jaringan irigasi dapat diklasifikasikan
menjadi 3 (tiga) tiga macam, yaitu : 

1. Jaringan Irigasi Sederhana  

Jaringan irigasi sederhana dicirikan oleh kesederhanaan fasilitas  bangunan yang


dimiliki, sehingga operasional pembagian air pada  jaringan irigasi sederhana
pada umumnya air tidak diukur dan diatur.  Kondisi ini mungkin diterapkan jika
ketersediaan air berlebihan (pada  tanah dengan kemiringan sedang sampai
curam) dan jika memiliki  keterbatasan ketersediaan air irigasi maka kondisi ini
harus segera  diatasi. Jaringan irigasi desa yang banyak dibangun masyarakat
secara  mandiri kebanyakan dapat diklasifikasikan ke dalam jaringan irigasi 
sederhana ini.

2. Jaringan Irigasi Semi Teknis 

Jaringan irigasi semi teknis mempunyai ciri bahwa fasilitas fasilitas yang ada
untuk melaksanakan ke empat fungsinya sudah lebih  baik dan lengkap
dibandingkan jaringan irigasi sederhana. Misalnya,  bangunan pengambilan
sudah dibangun permanen, debit sudah diukur,  tetapi sistem jaringan pembagi
masih sama dengan sistem irigasi  sederhana. Hal ini ditunjukkan pemisahan
saluran pembawa dan  pembuang belum dipisahkan secara baik dan pembagian
petak tersier  belum dilakukan secara detail, sehingga sulit dilakukan pembagian
air. 

Pada sistem irigasi ini, biasanya pemerintah sudah terlibat dalam 


pengelolaannya, misalnya dalam pelaksanaan operasi dan  pemeliharaan (O&P)
bangunan pengambilan.

3. Jaringan Irigasi Teknis 

Jaringan irigasi teknis mempunyai fasilitas bangunan yang sudah  lengkap. Salah
satu prinsip rancang bangun dalam jaringan irigasi  adalah pemisahan fungsi
jaringan pembawa dengan jaringan  pembuang. Bangunan ukur dan bangunan
pengatur sangat dibutuhkan  dalam pengaturan air irigasi. Petak tersier menjadi
sangat penting  karena menjadi dasar perhitungan sistem alokasi air, baik
jumlah  maupun waktu. Jaringan irigasi teknis dilengkapi : Bangunan 

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 86


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pengambilan yang permanen, sistem pembagian air dapat diukur dan  diatur,
serta jaringan pembawa dan pembuang telah terpisah. 

3. Perencanaan Jaringan Irigasi

Empat unsur fungsional Jaringan Irigasi: 

a) Bangunan-bangunan Utama ( Headworks) dimana air diambil dari


sumbernya, umumnya sungai atau waduk. 
b) Jaringan pembawa berupa saluran yang mengalirkan air irigasi ke petak-
petak tersier. 
c) Petak-petak Tersier dengan sistem pembagian air dan sistem pembuangan
kolektif, air irigasi di bagi-bagi dan dialirkan ke sawah-sawah dan kelebihan
air ditampung di dalam suatu sistem pembuangan di dalam petak tersier 
d) Sistem pembuang yang ada diluar daerah irigasi untuk membuang
kelebihan air ke sungai atau saluran-saluran alamiah.

1. Peta Ikhtisar 

Adalah cara bagaimana berbagai bagian dari suatu jaringan  irigasi saling
dihubung-hubungkan. Peta ikhtisar dapat disajikan  pada peta tata letak. 

Peta ikhtisar proyek irigasi tersebut memperlihatkan: 

• Bangunan Utama 

• Jaringan dan trase saluran Irigasi 

• Jaringan dan trase saluran pembuang 

• Petak-petak primer, sekunder, dan tersier. 

• Lokasi bangunan. 

• Batas-batas daerah irigasi. 

• Jaringan dan trase jalan 

• Daerah-daerah yang tidak diairi, misal: desa. 

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 87


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Peta Ikhtisar umum dapat dibuat berdasarkan peta topografi  yang dilengkapi
dengan garis-garis kontur dengan skala 1: 25000. Peta Ikhtisar detail yang biasa
di sebut “ Peta Petak” dipakai  untuk perencanaan dibuat dengan skala 1: 5000
dan untuk petak  tersier 1: 5000 atau 1: 2000. 

a. Petak Tersier 

Di daerah –daerah yang ditanami padi, luas petak yang ideal  adalah antara 50-
100 ha, kadang-kadang sampai 150 ha. Batas batas petak tersier harus jelas
seperti misalnya: Parit, Jalan, batas  desa, sungai, dll. Petak tersier dibagi
menjadi petak-petak kwarter,  dengan luas 8-15 ha.

Panjang saluran tersier sebaiknya 1500 m, kadang-kadang  panjang saluran


tersier mencapai 2000 m. Panjang saluran Kwarter  maksimum 500 m tetapi
prakteknya kadang mencapai 800 m. 

b. Petak Sekunder 

Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang kesemuanya dilayani oleh
saluran sekunder. Menerima air dari bangunan bagi yang terletak di saluran
primer atau sekunder. Batas-batas petak sekunder umumnya berupa tanda-tanda
topografi yang jelas seperti saluran pembuang. 

Luas petak berbeda-beda tergantung pada situasi daerah.

 Saluran sekunder sering terletak dipunggung medan, mengairi kedua sisi


saluran, hingga saluran pembuang yang membatasinya. 
 Saluran sekunder boleh juga direncana sebahai saluran garis tinggi yang
mengairi lereng-lereng medan yang lebih rendah. 

c. Petak Primer 

Petak Primer terdiri dari beberapa petak sekunder, untuk itu petak petak ini akan
mengambil air langsung dari saluran primer. Petak  primer dilayani oleh satun
saluran primer yang mengambil air  langsung dari sumber air (Sungai). 

4. Bangunan Utama Dan Bendung  

Bangunan Utama 

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 88


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Bangunan yang direncanakan di sepanjang sungai atau aliran  air untuk


membelokkan air kedalam jaringan saluran, agar dipakai  untuk keperluan irigasi. 

Terdiri dari: 

• Bangunan pengelak dengan peredam energi 

• Pengambilan utama 

• Pintu Bilas 

• Kolam olak 

• Kantong lumpur (bila perlu) 

• Tanggul Banjir 

• Bangunan pelengkap lainnya

1. Bendung/ Bendung Gerak 

Bendung (weir) = untuk meninggikan muka air sungai  sampai pada ketinggian
yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke  saluran irigasi dan petak tersier.
Ketinggian itu akan menentukan  luas daerah yang diairi. 

Bendung gerak (barrage): Bangunan yang dilengkapi dengan  pintu yang dapat
dibuka untuk mengalirkan air pada waktu terjadi  banjir besar dan ditutup bila air
kecil. 

Bendung 

Bendung = bangunan yang umum dipakai di Indonesia,  untuk membelokkan air


sungai kesaluran irigasi guna keperluan  irigasi. Pemilihan lokasi bendung:
Pemilihan lokasi bendung yang  dibahas yaitu untuk bendung tetap bagi
kepentingan irigasi. 

Lokasi bendung dipilih atas pertimbangan: 

- Kondisi topografi dari rencana daerah irigasi yang akan dialiri. - Semualevasi
rencana DI dapat diairi sehingga harus dilihat elevasi sawah tertinggi yang
akan diairi 

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 89


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

- Bila elevasi sawah tertinggi diketahui, maka elevasi mercu bendung dapat
ditetapkan 
- Dari kedua hal diatas, lokasi bendung dilihat dari segi topografi
dapat diseleksi 
- Ketinggian mercu bendung dari dasar sungai dapat pula direncanakan. 

Untuk kondisi topografi dari lokasi Bendung harus  mempertimbangkan


beberapa aspek yaitu: 

- Ketinggian Bendung tidak terlalu tinggi akan menyulitkan pelaksanaan 


- Saluran induk terletak ditempat yang baik, misal : penggaliannya tidak terlalu
dalam dan tanggul tidak terlalu tinggi 
- Penempatan lokasi intake yang tepat dilihat dari segi hidrolik dan
angkutansedimen, sehingga aliran ke intake tidak mengalamigangguan dan
angkutan sedimen yang akan masuk ke intake dapat dihindari 

Kondisi hidrolik dan morfologi sungai dilokasi bendung.  Angkutan sedimen


adaah faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi bendung yang
meliputi: 

- Pola aliran sungai ( Kecepatan dan arah alirannya) - Kedalaman dan lebar
muka air pada waktu banjir sedang dankecil - Tinggi muka air pada debit
banjir rencana 
- Potensi dan distribusi angkutan sedimen 

Kondisi tanah pondasi bendung harus ditempatkan dilokasi  dimana tanah


pondasi cukup baik sehingga bangunan stabil biaya  pelaksanaan. Beberapa
alternatif lokasi harus dipertimbangkan,  selanjutnya biaya pelaksanaan dapat
ditentukan dan cara  pelaksanaannya. 

Data-data yang diperlukan untuk perencanaan, antara lain: -Data topografi: Untuk
menetapkan lokasi bendung -Data geoteknik: Untuk menentukan karakteristik
pondasi -Data hidrologi: Untuk menentukan debit maksimum yang melalui  mercu
bendung 

- Data Morfologi: Untuk menentukan debit meksimum yang  melalui mercu


bendung 
- Data Mekanika Tanah 

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 90


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2. Bendung

Tata Letak Bendung 

Komponen utama bendung terdiri dari: 

- Tubuh Bendung: Terdiri dari ambang tetap dan mercu bending  dengan
bangunan peredam energinya. 

- Bangunan Intake: Terdiri dari lantai/ambang dasar, pintu dinding  penahan


banjir, pilar penempatan pintu, jembatan pelayanan, dll. 

- Bangunan Pembilas. 

- Bangunan Pelengkap: Tembok pangkal, tembok sayap, pengarah  aliran,


bangunan penangkap sedimen, tangga penduga muka air. 

Tata Letak Bendung: 

- Tubuh Bendung: Diletakkan tegak lurus arah aliran sungai.


- Bangunan Intake: Merupakan satu kesatuan dengan bangunan pembilas dan
tembok pangkal diudiknya. Diletakkan menyudut  900 atau menyudut (450 –
600) terhadap sumbu bangunan bilas 
- Bangunan Pembilas: Selalu terletak berdampingan dan satu  kesatuan
dengan intake dan tembok pangkal udik bendung yang  diletakkan
sedemikian rupa sehingga dapat membentuk tikungan  luar aliran 
- Tembok pangkal: Diletakkan di kedua pangkal tubuh bending dan  dibuat
tegak.

5. Konsep Dasar Operasi Dan Pemeliharaan

Pengertian

1. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi


untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan,
irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 91


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2. Sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi,


kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia.

3. Daerah irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan
irigasi.

4. Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya


yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan,
pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi.

5. Jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari
bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya,
bangunan bagi, bangunan bagisadap, bangunan sadap, dan bangunan
pelengkapnya.

6. Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri
dari saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan
bagi-sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.

7. Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai


prasarana pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran
tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter
serta bangunan pelengkapnya.

8. Jaringan irigasi air tanah adalah jaringan irigasi yang airnya berasal dari air
tanah, mulai dari sumur dan instalasi pompa sampai dengan saluran irigasi
air tanah termasuk bangunan di dalamnya.

9. Jaringan irigasi desa adalah jaringan irigasi yang dibangun dan dikelola
oleh masyarakat desa atau pemerintah desa.

10. Pengelolaan jaringan irigasi adalah kegiatan yang meliputi operasi,


pemeliharaan, dan rehabilitasi jaringan irigasi di daerah irigasi.

11. Operasidan pemeliharaan jaringan irigasi adalah serangkaian upaya


pengaturan air irigasi termasuk pembuangannya dan upaya menjaga serta
mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 92


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

12. Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan
pembuangannya, termasuk kegiatan membuka-menutup pintu bangunan
irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem golongan,
menyusun rencana pembagian air, melaksanakan kalibrasi
pintu/bangunan, mengumpulkan data, memantau dan mengevaluasi.

13. Penyediaan air irigasi adalah penentuan volume air per satuan waktu yang
dialokasikan dari suatu sumber air untuk suatu daerah irigasi yang
didasarkan waktu, jumlah, dan mutu sesuai dengan kebutuhan untuk
menunjang pertanian dan keperluan lainnya.

14. Pengaturan air irigasi adalah kegiatan yang meliputi pembagian,


pemberian, dan penggunaan air irigasi.

15. Pembagian air irigasi adalah kegiatan membagi air di bangunan bagi dalam
jaringan primer dan/atau jaringan sekunder.

16. Pemberian air irigasi adalah kegiatan menyalurkan air dengan jumlah
tertentu dari jaringan primer atau jaringan sekunder ke petak tersier.

17. Penggunaan air irigasi adalah kegiatan memanfaatkan air dari petak tersier
untuk mengairi lahan pertanian pada saat diperlukan.

18. Pembuangan air irigasi, selanjutnya disebut drainase, adalah pengaliran


kelebihan air yang sudah tidak dipergunakan lagi pada suatu daerah irigasi
tertentu.10

19. Pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan


jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna
memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya.

20. Pengamanan jaringan irigasi adalah upaya menjaga kondisi dan fungsi
jaringan irigasi serta mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan terhadap
jaringan dan fasilitas jaringan, baik yang diakibatkan oleh ulah manusia,
hewan, maupun proses alami.

21. Perkumpulan petani pemakai air adalah kelembagaan pengelolaan irigasi


yang menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu daerah pelayanan

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 93


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

irigasi yang dibentuk oleh petani pemakai air sendiri secara demokratis,
termasuk lembaga lokal pengelola irigasi.

22. Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden


Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

23. Pemerintah provinsi adalah gubernur dan perangkat daerah provinsi


lainnya sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

24. Pemerintah kabupaten/kota adalah bupati/walikota dan perangkat daerah


kabupten/kota lainnyasebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

25. Pemerintah desa adalah kepala desa dan perangkat desa lainnya sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan desa.

26. Komisi irigasi provinsi adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antara
wakil pemerintah provinsi, wakil perkumpulan petani pemakai air tingkat
daerah irigasi, wakil pengguna jaringan irigasi pada provinsi, dan wakil
komisi irigasi kabupaten/kota yang terkait.

27. Komisi irigasi kabupaten/kota adalah lembaga koordinasi dan komunikasi


antara wakil pemerintah kabupaten/kota, wakil perkumpulan petani
pemakai air tingkat daerah irigasi, dan wakil pengguna jaringan irigasi pada
kabupaten/kota.

6. Dasar HukumTata Cara Pelakasanaan Pemeliharaan Irigasi

a. Dasar Hukum

1. UU No 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;


2. INPRES No.2 tahun1984 tentang Pembinaan Perkumpulan Petani Pemakai
Air (P3A);
3. Permen PUPR No. 8/PRT/M/2015 tentang Penetapan Sempadan Jaringan
Irigasi;
4. Permen PUPR No.12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan
Irigasi;

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 94


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

5. Permen PUPR No. 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status


Daerah Irigasi;
6. Permen PUPRNo. 17/PRT/M/2015 tentang Komisi Irigasi;
7. Permen PUPR No.23/PRT/M/2015 tentang Pengelolaan Aset Irigasi;
8. Permen PUPR No.30/PRT/M/2015 tentang Pengembangan dan Pengelolaan
Sistem Irigasi

b. Tata Cara Pelakasanaan Pemeliharaan Irigasidan

Konsep Dasar Sesuai dengan ketentuan yang berlaku bahwa :

1. Operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi beserta bangunan pelengkapnya


mulai dari bangunan pengambilan sampai kepada saluran tersier sepanjang
50 (lima puluh) meter sesudah bangunan sadap, menjadi tugas dan tanggung
jawab Pemerintah.

2. Operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi beserta bangunan pelengkapnya


dari irigasi desa, Irigasi Subak serta irigasi dalam petak tersier, menjadi tugas
dan tanggung jawab masyarakat tani pemakaian air.

3. Operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi beserta bangunan pelengkapnya


milik badan hukum, badan sosial ataupun perorangan, menjadi tanggung
jawab pemilik masing-masing. Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR No:
12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi, dapat
dijabarkan dalam pengertian luas, operasi jaringan irigasi adalah kesatuan
proses penyadapan air dari sumber air ke petak- petak sawah serta
pembuangan air yang berlebihan sehingga :

a. Air yang tersedia digunakan dan dimanfaatkan secara efektif dan fisien;

b. Air yang tersedia dibagi secara adil dan merata;

c. Air diberikan ke petak-petak sawah secara tepat sesuai dengan kebutuhan


pertumbuhan tanaman (tepat caranya, tepat waktunya dan tepat
jumlahnya); dan

d. Akibat-akibat negatif yang mungkin ditimbulkan oleh air dapat dihindarkan.


Jika ditinjau dari segi pertanian, maka operasi jaringan irigasi adalah usaha

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 95


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

pengaturan air sedemikian rupa agar petak-petak sawah terjadi kombinasi


yang tepat sehingga cocok untuk pertumbuhan tanaman yang dapat
menghasilkan produksi maksimal.

Sedangkan tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefinisikan sebagai berikut;

1. Untuk memperpanjang usia kegunaan aset (yaitu setiap bagian dari suatu
tempat kerja, bangunan dan isinya). Hal ini terutama penting di negara
berkembang karena kurangnya sumber daya modal untuk penggantian. Di
negara-negara maju kadangkadang lebih menguntungkan untuk
‘mengganti’ daripada ‘memelihara’.

2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk


produksi (atau jasa) dan mendapatkan laba investasi (return of investment)
maksimum yang mungkin.

3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang


diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan,
unit penanggulangan darurat dan penyelamatan, dan sebagainnya.

4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.


Kerja pemeliharaan bisa terencana.

Hanya ada satu bentuk pemeliharaan tak terencana, yaitu pemeliharaan darurat,
yang didefinisikan sebagai pemeliharaan yang perlu segera dilaksanakan
tindakan untuk mencegah akibat yang lebih serius, misalkan hilangnya bagian
bangunan, kerusakan besar pada peralatan, atau untuk alasan keselamatan
kerja. Bagian utama dari pemeliharaan pencegahan meliputi pemeriksaan yang
berdasarkan pada lihat,rasakan,dan dengan kadar penyelesaian minor pada
selang waktu yang telah ditentukan serta penggantian komponen minor yang
ditemukan perlu diganti pada saat pemeriksaan. Pemeliharaan korektif meliputi
reparasi minor, terutama untuk rencana jangka pendek, yang mungkin timbul di
antara pemeriksaan, juga overhaul/perbaikan terencana misalnya
overhaul/perbaikan tahunan atau dua tahunan, suatu perluasan yang
direncanakan dalam rincian untuk jangka panjang sebagai hasil pemeriksaan
pencegahan.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 96


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

1. Pemeliharaan darurat (emergency maintenance); pemeliharaan yang perlu


segera dilakukan untuk mencegah akibat yang serius.

2. Pemeliharaan terencana (planned maintenance); pemeliharaan yang dan


dilakukan dengan pemikiran masa depan, pengendalian dan pencatatan
sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

3. Rusak (damaged); kegagalan yang dihasilkan ketidaktersediaan suatu alat.

4. Pemeliharaan korektif (corrective maintenance); pemeliharaan yang dilakukan


untuk memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang
telah terhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima.

5. Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance); pemeliharaan yang


dilakukan pada selang waktu yang ditentukan sebelumnya, atau terhadap
kriteria lain yang diuraikan, dan dimaksudkan untuk mengurangi
kemungkinan bagianbagian lain tidak memenuhi kondisi yang diterima.

6. Pemeliharaan rutin (routine maintenance); pemeliharaan yang dapat


dilakukan selama mesin/air mengalir dipakai.

7. Pemeliharaan berkala (periodic maintenance); pemeliharaan yang hanya


dapat dilakukan selama mesin berhenti/air tidak mengalir/pengeringan.

8. Perbaikan menyeluruh (overall repair); pengujian dan perbaikan menyeluruh


dari suatu alat, atau sebagian besar bagiannya sampai suatu kondisi yang
bisa diterima.

9. Waktu nganggur (idle time); periode waktu dimana suatu alat tidak berada
dalam kondisi mampu memberikan unjuk kerja yang diharapkan.

10. Perencanaan pemeliharaan (maintenance planning); penentuan sebelum


pekerjaan, metode, bahan, alat, mesin, pekerja, saat dan waktu yang
ditentukan.

Pemeliharaan sebagai pekerjaan rutin untuk menjaga kondisi infrastruktur agar


sedekat mungkin masih dalam tingkat pelayanan yang memadai. Sedangkan,
rehabilitasi didefinisikan sebagai perpanjangan umur struktur infrastruktur ketika
rekayasa pemeliharaan tidak lagi mampu memelihara pelayanan operasional

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 97


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

yang memadai. Umumnya, pekerjaan pemeliharaan merupakan kegiatan untuk


mempertahankan kondisi kemampuan pelayanan infrastruktur yang layak,
sehingga dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna
infrastruktur tersebut. Pada pekerjaan rehabilitasi, sebelumnya dibutuhkan lebih
dulu evaluasi struktur dan aksi-aksi perbaikan.

Kerusakan yang memerlukan pemeliharaan dapat digolongkan menjadi ke dalam


4 kategori, yaitu:

a) Kerusakan akibat buruknya pelaksanaan pekerjaan awal, sebagai akibat


kesalahan perancangan, lemahnya pengawasan, dan mutu material yang
kurang baik, dll.
b) Kerusakan akibat pemakaian dan waktu, seperti: abrasi, pemasangan utilitas,
rapuhnya komponen inti dan pendukung, dll.
c) Kerusakan akibat sebab-sebab khusus, contohnya: kecelakaan, bencana
alam, hal lain yang tidak terprediksikan.
d) Kerusakan akibat kurangnya perhatian terhadap pemeliharaan

c. Kelembagaan dan SDM Operasi dan Pemeliharaan

Operasi dan pemeliharaan pada sektor SDA dalam hal ini ialah Jaringan Irigasi,
sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan pada Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No.12/PRT/M/2015 beserta lampirannya mengenai Eksploitasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi.

7. KegiatanOperasi

Kegiatan operasi jaringan irigasi secara rinci meliputi:

1. Pekerjaan pengumpulan data (data debit, data curah hujan, data luas
tanam, dll);
2. Pekerjaan kalibrasi alat pengukur debit;
3. Pekerjaan membuat Rencana Penyediaan Air Tahunan, Pembagian dan
Pemberian Air Tahunan, Rencana Tata Tanam Tahunan, Rencana
Pengeringan, dll.;
4. Pekerjaan melaksanakan pembagian dan pemberian air (termasuk
pekerjaan: membuat laporan permintaan air, mengisi papan operasi,
mengatur bukaan pintu);

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 98


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

5. Pekerjaan mengatur pintu-pintu air pada bendung berkaitan dengan


datangnya debit sungai banjir;
6. Pekerjaan mengatur pintu kantong lumpur untuk menguras endapan
lumpur;
7. Koordinasi antar instansi terkait;
8. Monitoring dan Evaluasi kegiatan Operasi Jaringan Irigasi.

D. Latihan Soal / Kasus

1. Sebutkan jenis jenis jaringan irigasi.

a. Irigasi teknis, irigasi semi teknis, irigasi sederhana


b. Irigasi permukaan, irigasi bawah permukaan, irigasi pancaran,irigasi siram
manual, irigasi pompa
c. Irigasi teknis,irigasi semi teknis, irigasi sederhana , irigasi lokal
d. Irigasi teknis,irigasi semi teknis, irigasi sederhana , irigasi tadah hujan
e. a,b,c, dan d semua benar

2. Sebutkan klasifikasi jaringan irigasi.


a. Jaringan Irigasi Sederhana  
b. Jaringan Irigasi Semi Teknis 
c. Jaringan Irigasi Teknis 

d. Klasifikasi jaringan irigasi permukaan ditentukan oleh  keberfungsian sistem


jaringan irigasi, yaitu (i) mengambil air dari  sumber, (ii) mengalirkan air ke
dalam sistem saluran, (iii) membagi ke  petak sawah, dan (iv) membuang
kelebihan air ke jaringan pembuang.  
e. a,b,c, dan d semua benar

3. Sebutkan tata cara perencanaan jaringan irigasi

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 99


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

a. Peta petak, peta ihtisar, Bangunan-bangunan Utama ( Headworks) dimana


air diambil dari sumbernya, umumnya sungai atau waduk. 

b. Jaringan pembawa berupa saluran yang mengalirkan air irigasi ke petak-


petak tersier. 
c. Petak-petak Tersier dengan sistem pembagian air dan sistem pembuangan
kolektif, air irigasi di bagi-bagi dan dialirkan ke sawah-sawah dan kelebihan
air ditampung di dalam suatu sistem pembuangan di dalam petak tersier
d. a,b,c, dan d semua benar

4. Lokasi bendung dipilih atas pertimbangan

a. Kondisi topografi dari rencana daerah irigasi yang akan dialiri. Semualevasi
rencana DI dapat diairi sehingga harus dilihat elevasi sawah tertinggi yang
akan diairi 
b. Bila elevasi sawah tertinggi diketahui, maka elevasi mercu bendung dapat
ditetapkan 
c. Dari kedua hal diatas, lokasi bendung dilihat dari segi topografi dapat
diseleksi 
d. Ketinggian mercu bendung dari dasar sungai dapat pula direncanakan
e. a,b,c, dan d semua benar

5. Sebutkan tujuan pemeliharaan jaringan irigasi.

a. 1. Untuk memperpanjang usia kegunaan aset (yaitu setiap bagian dari


suatu tempat kerja, bangunan dan isinya). Hal ini terutama penting di
negara berkembang karena kurangnya sumber daya modal untuk
penggantian. Di negara-negara maju kadangkadang lebih menguntungkan
untuk ‘mengganti’ daripada ‘memelihara’.

2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk


produksi (atau jasa) dan mendapatkan laba investasi (return of investment)
maksimum yang mungkin.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 100


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang


diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan,
unit penanggulangan darurat dan penyelamatan, dan sebagainnya.

4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.


Kerja pemeliharaan bisa terencana.

b. 1. Pemeliharaan darurat (emergency maintenance); pemeliharaan yang


perlu segera dilakukan untuk mencegah akibat yang serius.

2. Pemeliharaan terencana (planned maintenance); pemeliharaan yang


diorganisasi dan dilakukan dengan pemikiran masa depan, pengendalian dan
pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

c. Agar jaringan irigasi berfungsi normal

d. Untuk menjaga jaringan irigasi tetap berfungsi kembali.

e. a,b,c, dan d semua benar

6. Sebutkan kegiatan operasai jaringan irigasi secara rinci.

a. Pekerjaan pengumpulan data (data debit, data curah hujan, data luas
tanam, dll);
b. Pekerjaan kalibrasi alat pengukur debit;
c. Pekerjaan membuat Rencana Penyediaan Air Tahunan, Pembagian dan
Pemberian Air Tahunan, Rencana Tata Tanam Tahunan, Rencana
Pengeringan, dll.;
d. Pekerjaan melaksanakan pembagian dan pemberian air (termasuk
pekerjaan: membuat laporan permintaan air, mengisi papan operasi,
mengatur bukaan pintu);
e. a,b,c, dan d semua benar

7. Sebukan tentang macam macam pemeliharaan darurat.

a. Pemeliharaan darurat (emergency maintenance); pemeliharaan yang


perlu segera dilakukan untuk mencegah akibat yang serius.
b. Pemeliharaan terencana (planned maintenance); pemeliharaan yang
diorganisasi dan dilakukan dengan pemikiran masa depan, pengendalian

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 101


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan


sebelumnya.
c. Pemeliharaan karena bencana alam.
d. Pemeliharaan karena kerusakan mendadak
e. a,b,c, dan d semua benar

8. Sebutkan bagian bangunan utama bendung

a. Bangunan pengelak dengan peredam energi , Pengambilan utama , Pintu


Bilas, Kolam olak , Kantong lumpur (bila perlu), Tanggul Banjir , Bangunan
pelengkap lainnya

b. Bendung, Pintu penguras, Pengendap Lumpur, Pintu Pengambilan

c. Bangunan Bendung, Pintu penguras, Pengendap Lumpur, Pintu


Pengambilan

d. Bangunan mercu, Pintu penguras, Pengendap Lumpur, Pintu Pengambilan

e. a,b,c, dan d semua benar

9. Sebutkan tata letak bendung.

a. Tubuh Bendung: Diletakkan tegak lurus arah aliran sungai.


- Bangunan Intake: Merupakan satu kesatuan dengan bangunan pembilas
dan tembok pangkal diudiknya. Diletakkan menyudut  900 atau
menyudut (450 –600) terhadap sumbu bangunan bilas 
- Bangunan Pembilas: Selalu terletak berdampingan dan satu  kesatuan
dengan intake dan tembok pangkal udik bendung yang  diletakkan
sedemikian rupa sehingga dapat membentuk tikungan  luar aliran 
- Tembok pangkal: Diletakkan di kedua pangkal tubuh bending dan  dibuat
tegak.

b. Tubuh bendung dan bangunan pelengkap lainya diletakan sesuai dengan


data perencanaan.

c. Letak bendung harus posisinya yang sesuai dengan daerah irigasi yang
mau dialiri.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 102


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

d. Elevasi Mercu berdasar elevasi daerah irigasi tertinggi

e. a,b,c, dan d semua benar

5. Rangkuman

1) Jenis jenis jaringan irigasi dan klasifikasinya.


2) Tata cara perencanaan jaringan irigasi dan konsep dasar pemliharaan
jaringan irigasi.dan tata cara pemeliharaan jaringan irigasi.
3) Kegiatan operasi jaringan irigasi secara rinci dan macam macam
pemeliharaan darurat.
4) Bangunan utam bendung,kategori berdasar perencanaan dan tata letak
bendung.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 103


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pembelajaran 4. Konstruksi Jembatan

A. Kompetensi    

Setelah mempelajari keseluruhan materi pada pembelajaran ini, Anda


diharapkan dapat:

1. Memahami Pengertian dan Fungsi Jembatan

2. Memahami Jenis dan Type Jembatan

3. Memahami Struktur Jembatan

4. Memahami Perencanaan Struktur Jembatan

5. Memahami Dapat menjelaskan Peraturan/UU tentang Perencanaan


Jembatan

6. Memahami klasifikasikan Jenis dan Type Jembatan

7. Memahami identifikasikan komponen-komponen dari Jembatan

8. Memahami Struktur Jembatan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi 

Setelah mempelajari materi dalam pembelajaran ini, Anda dapat :

1. Dapat menjelaskan pemeliharaan jembatan

2. Mengidentifikasi kerusakan jembatan

3. Dapat mnjelaskan rehabilitasi jembatan

4. Dapat menjelaskan penanganan keruskan elemen jembatan

5. Dapat mengevaluasi hasil perbaikan kerusakan pada jembatan

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 104


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

C. Uraian Materi

1. Pengertian Dan Fungsi Jembatan

Jembatan merupakan suatu konstrusi yang dibangun untuk  menghubungkan


dua jalan yang terputus karena adanya hambatan seperti  aliran sungai, lembah
yang curam, jurang, jalanan yang melintang, jalur  kereta api, waduk, saluran
irigasi dan lainnya. Bisa dibilang jika jembatan  merupakan sarana transportasi
yang sangat penting, karena dengan adanya  jembatan dapat menyingkat waktu
tempuh ke suatu tempat atau wilayah. 

Dalam pembangunan jembatan tentunya dibutuhkan pondasi yang kuat  dengan


tujuan untuk menahan seluruh beban jembatan ke dasar tanah.  Beberapa
instrument yang biasa digunakan dalam pembangunan pondasi  jembatan yaitu
piezometer, inclinometer, PDA, dan lainnya. 

Jenis pondasi yang biasa digunakan untuk konstruksi jembatan yaitu steel  pile,
reinforced concrete pile, precast prestressed concrete pile, composite  piles,
concrete cast in place. Dengan pondasi yang kuat maka jembatan bisa  berfungsi
dengan layak dan bisa menahan beban yang diterima. 

Fungsi Jembatan : 

1. Jembatan Jalan Raya (Highway Bridge) 

Sesuai dengan namanya, jembatan ini dibangun untuk sarana  transportasi


berbagai kendaraan seperti jembatan Ampera, Jembatan  Suramadu, Jembatan
Ampera dan lainnya.

2. Jembatan Jalan Kereta Api (Railway Bridge) 

Jembatan ini dibangun khusus untuk jalur kereta api yang terhubung antar kota
ataupun antar pulau. 

3. Jembatan Pejalan Kaki/Penyebrangan ( Pedestrian Bridge)

Contoh jembatan ini sering kali kita lihat di jalur penyebrangan  ataupun di setiap
halte busway. Sedangkan bahan baku pembuatan jembatan terbagi menjadi
beberapa  macam yaitu beton, kayu, beton prategang, baja dan komposit.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 105


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Bahan  konstruksi setiap jembatan disesuaikan dengan fungsi dan tingkat beban 
yang akan diterima jembatan.

2. Jenis dan Tipe Jembatan

Struktur jembatan mempunyai berbagai macam tipe, baik dilihat dari bahan
strukturnya maupun bentuk strukturnya. Masing-masing tipe struktur jembatan
cocok digunakan untuk kondisi yang berbeda sesuai perkembangan, bentuk
jembatan berubah dari yang sederhana menjadi yangsangat komplek. (Satyarno,
2003)

Secara garis besar terdapat sembilan macam perencanaan

jenis jembatanyang dapat digunakan, yaitu :

1. Jembatan balok (beam bridge)

Jembatan balok adalah jenis jembatan yang paling sederhana yang dapat
berupa balok dengan perletakan sederhana (simple spens) maupun dengan
perletakan menerus (continous spens). Jembatan balok terdiri dari struktur
berupa balok yang didukung pada kedua ujungnya, baik langsung pada
tanah/batuan atau pada struktur vertikal yang disebut pilar atau pier. Jembatan
balok tipe simple spans biasa digunakan untuk jembatan denganbentang antara
15 meter samapai 30 meter dimana untuk bentang yang kecil sekitar 15 meter
menggunakan baja (rolled-steel) atau beton bertulang dan bentang yang berkisar
sekitar 30 meter menggunakan beton prategang.

2. Jembatan kantilever (cantilever bridges)

Jembatan kantilever adalah merupakan pengembangan jembatan balok. Tipe


jembatan kantilever ini ada dua macam yaitu tipe cantilever dan tipe cantilever
with suspended spans. Pada jembatan kantilever, sebuah pilar atau tower dibuat
masing-masing sisi bagian yang akan disebrangi dan jembatan dibangun
menyamping berupa kantilever dari masing-masing tower. Pilar atau tower ini
mendukung seluruh beban pada lengan kantilever. Selama pembuatan jembatan
kantilever sudah mendukung sendiri beban-bebanyang bekerja.Jembatan
kantilever biasanya dipilih apabila situasi atau keadaan tidak memungkinkan
pengguna scaffolding atau pendukung-pendukung sementara yang lain karena

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 106


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

sulitnya kondisi dilapangan. Jembatan kantilever dapat digunakan untuk


jembatan dengan bentang antara 400 m samapai 500 m. Umumnya konstruksi
jembatan kantilever berupa box girder dengan bahan beton presstress pracetak.

3. Jembatan lengkung (arch bridge)

Jembatan lengkung adalah suatu tipe jembatan yang menggunakan prinsip


kestabilan dimana gaya-gaya yang bekerja di atas jembatan di transformasikan
ke bagian akhir lengkung atau abutment. Jembatan lengkung dapat dibuat dari
bahan batu, bata, kayu, besi cor, baja maupun beton bertulang dan dapat
digunakan untuk bentang yang kecil maupun bentang yang besar. Jembatan
lengkung tipe closed spandrel deck arch biasa digunakan untuk bentang hanya
sekitar 0.5 m sampai 2 m dan biasa disebut dengan gorong-gorong. Untuk
bentang besar jembatan lengkung dapat digunakan untuk bentang sampai 500
m.

4. Jembatan rangka (truss bridge)

Jembatan rangka dibuat dari struktur rangka yang biasanya terbuat dari bahan
baja dan dibuat dengan menyambung beberapa batang dengan las atau baut
yang membentuk pola-pola segitiga. Jembatan rangka biasanya digunakan untuk
bentang 20 m sampai 375 m.

5. Jembatan gantung (suspension bridge)

Jembatan gantung terdiri dari dua kabel besar atau kabel utama yang
menggantung dari dua pilar atau tiang utama dimana ujung-ujung kabel tersebut
diangkurkan pada fondasi yang biasanya terbuat dari beton. Dek jembatan
digantungkan pada kabel utama dengan mengunakan kabel-kabel yang lebih
kecil ukurannya. Pilar atau tiang dapat terbuat dari beton atau rangka baja.
Struktur dek dapat terbuat dari beton atau rangka baja. Kabelutama mendukung
beban struktur jembatan dan mentransfer beban tersebut ke pilar utama dan ke
angkur. Jembatan gantung merupakan jenis jembatan yang digunakan untuk
betang-bentang besar yaitu antara 500 m sampai 2000 m atau 2 km.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 107


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

6. Jembatan kabel (cable stayed bridge)

Jembatan kabel merupakan suatu pengembangan dari jembatan gantung


dimana terdapat juga dua pilar atau tower. Akan tetapi pada jembatan kabel dek
jembatan langsung dihubungkan ke tower dengan menggunakan kabel-kabel
yang membentuk formasi diagonal. Kalau pada jembatan gantung struktur dek
dapat terbuat dari rangka baja maupun beton, pada jembatan kabel umumnya
deknya terbuat dari beton. Jembatan kabel ini juga digunakan untuk bentang-
betang besar tetapi tidak sebesar bentang pada jembatan gantung. Besar
bentang maksimum untuk jembatan kabel sekitar 500 m sampai 900 m.

7. Jembatan bergerak(movable bridges)

Jembatan bergerak biasanya dibuat pada sungai dimana kapal besar yang lewat
memerlukan ketinggian yang cukup tetapi pembuatan jembatan dengan pilar
sangat tinggi dianggap tidak ekonomis.

Ada tiga macam tipe jembatan bergerak yaitu:

1) jembatan terbuka (bascule bridges),

2) jembatan terangkat vertikal (verticalift bridges),

3) jembatan berputar (swing bridges).

Jembatan terbuka atau bascule bridges biasanya digunakan untuk bentang yang
tidak terlalu panjang dengan bentang maksimum 100 m. Jembatan terangkat
vertikal atau vertical lift bridgesbiasanya digunakan untuk bentang yang lebih
panjang yaitu sekitar 175 m, tetapi jarak bersih yang didapat tergantung dari
seberapa tinggi jembatan dapat dinaikan. Pada umumnya ketinggian maksimum
untuk mendapatkan jarak bersih adalah sekitar 40 m. Jembatan berputar
mempunyai keuntungan karena kapal yang akan lewat tidak dibatasi
ketinggiannya. Jembatan berputar dapat digunakan dengan bentang sampai
dengan 160 m.

8. Jembatan terapung (floating bridges)

Jembatan terapung dibuat dengan mengikatkan dek jembatan pada ponton-


ponton. Ponton-ponton ini biasanya jumlahnya banyak sehingga jika salah satu

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 108


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

ponton terjadi kebocoran maka tidak begitu mempengaruhi atau membahayakan


kestabilan jembatan apung secara keseluruhan. Kemudian ponton yang terjadi
kebocoran ini dapat diperbaiki. Jembatan terapung pada mulanya banyak
digunakan sebagai jembatan sementara oleh militer. Akan tetapi kini jembatan
terapung banyak digunakan apabila kedalaman air yang akan dibuat jembatan
cukup dalam dan kondisi tanah dasar sangat jelek sehingga sangat sulit untuk
membuat fondasi jembatan. Saat ini ponton-ponton yang digunakan pada
jembatan terapung dapat dibuat dari beton dimana bentang total dapat mencapai
sebesar 2 km.9. Jembatan kombinasi (combination bridges) Jembatan kombinasi
adalah jembatan yang menggunakan lebih dari satu jenis jembatan. Hal ini
terutama untuk jembatan dengan bentang sangat besar dimana penggunaan
satu jenis jembatan tidak ekonomis.

3. Struktur Jembatan

Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk melewatkan lalu lintas
yang terputus pada kedua ujungnya akibat adanya hambatan berupa: sungai /
lintasan air, lembah, jalan / jalan kereta api yang menyilang dibawahnya. Struktur
bawah jembatan adalah pondasi. Suatu sistem pondasi harus dihitung untuk
menjamin keamanan, kestabilan bangunan diatasnya, tidak boleh terjadi
penurunan sebagian atau seluruhnya melebihi batas-batas yang diijinkan.

4. Perencanaan Struktur Jembatan

Perencanaan struktur jembatan yaitu antara lain:

 Konstruksi Sederhana (bisa dikerjakan masyarakat)

 Harga Murah (manfaatkan material lokal)

 Kuat & Tahan Lama (mampu menerima beban lalin)

 Perawatan Mudah & Murah (bisa dilakukan masyarakat)

 Stabil & Mampu Menahan Gerusan Air

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 109


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hal  Hal Yang Harus Diperhitungkan Dalam Pembuatan Pondasi

 Berat bangunan yang harus dipikul pondasi berikut beban-beban hidup, mati
serta beban-beban lain dan beban- beban yang diakibatkan gaya-gaya
eksternal

 Jenis tanah dan daya dukung tanah

 Bahan pondasi yang tersedia atau mudah diperoleh di tempat

 Alat dan tenaga kerja yang tersedia

 Lokasi dan lingkungan tempat pekerjaan

 Waktu dan biaya pekerjaan

Pemilihan Letak Jembatan

1. Pilih Bentang Terpendek

2. Hindari Lokasi Belokan Sungai

3. Hindari Tinggi Abutment yang Tinggi

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 110


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

5. Bangunan Pelengkap Jembatan

1. Sayap Jembatan

Fungsi : Menahan tebing sungai dan pangkal jembatan

Gambar 4. 1 Sayap Model model Jembatan

2. Krib

Fungsi : Mengarahkan & mengurangi hantaman air pada sayap & pangkal
jembatan yang terletak di belokan sungai.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 111


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar 4. 2 Kirb Jembatan

3. Oprit

Fungsi : Jalan masuk ke Jembatan & Tanjakan maksimum 12%

Gambar 4. 3 Oprit Jembatan

Jenis Konstruksi & Batasan Jembatan yang “Biasa” atau“Disarankan” di PPK :

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 112


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

1) Berat bangunan yang harus dipikul pondasi berikut beban-beban hidup, mati
serta beban-beban lain dan beban- beban yang diakibatkan gaya-gaya
eksternal

2) Jenis tanah dan daya dukung tanah

3) Bahan pondasi yang tersedia atau mudah diperoleh di tempat

4) Alat dan tenaga kerja yang tersedia

5) Lokasi dan lingkungan tempat pekerjaan

6) Waktu dan biaya pekerjaan

Hal Yang Harus Diperhitungkan Dalam Pembuatan Pondasi

1) Berat bangunan yang harus dipikul pondasi berikut beban-beban hidup, mati
serta beban-beban lain dan beban- beban yang diakibatkan gaya-gaya
eksternal

2) Jenis tanah dan daya dukung tanah

3) Bahan pondasi yang tersedia atau mudah diperoleh di tempat

4) Alat dan tenaga kerja yang tersedia

5) Lokasi dan lingkungan tempat pekerjaan

6) Waktu dan biaya pekerjaan

Pemilihan Letak Jembatan

1. Pilih Bentang Terpendek


2. Hindari Lokasi Belokan Sungai
3. Hindari Tinggi Abutment yang Tinggi

6. Perawatan Pemeliharaan Jembatan

Pemeliharaan jembatan adalah suatu pekerjaan yang dilaksanakan setelah


pekerjaan pembangunan selesai dilaksanakan. Pekerjaan pemeliharaan ini

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 113


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

sangat diperlukan untuk mempertahankan kondisi jembatan atau suatu struktur


untuk selalu berada dalam kondisi siap layan.

1. Sistem Manajemen Jembatan

Pemeriksaan Jembatan

Tujuan Pemeriksaan Jembatan

a) Memeriksa keamanan jembatan pada saat layan

b) Menjaga terhadap ditutupnya jembatan

c) Mencatat kondisi jembatan pada saat tersebut

d) Menyediakan data bagi personil perencanaan teknis, konstruki dan


pemeliharaan.

e) Memeriksa pengaruh dari beban kendaraan dan jumlah kendaraan

f) Memantau keadaan jembatan secara jangka panjang

g) Menyediakan informasi mengenai dasar dari pada pembebanan jembatan.

2. Pemeliharaan Jembatan

Jenis Jenis Pekerjaan Pemeliharaan

Pemeliharaan Rutin Jembatan Lingkup Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Jembatan:

a) Pembersihan secara umum

b) Membuang tumbuhan liar dan sampah

c) Pembersihan dan melancarkan

d) Drainase dan penanganan kerusakan ringan

e) Pengecatan sederhana

f) Pemeliharaan permukaan lantai kendaraan

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 114


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kegiatan Pemeliharaa Rutin

a) Pembersihan secara menyeluruh dengan penyemprotan air bertekan


cukup tinggi pada elemen jembatan yang dibersihkan.
b) Pembersihan tumbuhan liar, terutama pada daerah
perletakan/landasan, dinding batu atau beton dan disekitarnyastruktur kayu.
Pembersihan tersebut harus dilakukan pada daerahkurang lebih 3 meter dari
setiap sisi jembatan. Pada setiap pekerjaanpembersihan harus diperhatikan
adanya pengaruh yang mungkinterjadi seperti erosi yang disebabkan oleh
kesalahan pemotongantumbuhan yang ada;
c) Membersihkan/ mencuci rambu-rambu lalu lintas dan papan nama
jembatan.

Bagian pemeliharaan Jembatan

a) Pengecatan jembatan

b) Pembersihan sampah dari bawah jembatan

c) Grouting balok-balok jembatan

d) Jacketing bangunan bawah jembatan

e) Expansion Joint

f) Pagar pengaman

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 115


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

7. Sistem Manajemen Pemeliharaan Jembatan

Gambar 4. 1 Bagan Sistem Manajemen Pemeliharaan Jembatan

8. Pemeriksaan Jembatan

Tujuan Pemeriksaan Jembatan

a) Memeriksa keamanan jembatan pada saat layan

b) Menjaga terhadap ditutupnya jembatan

c) Mencatat kondisi jembatan pada saat tersebut

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 116


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

d) Menyediakan data bagi personil perencanaan teknis, konstruki dan


pemeliharaan.

e) Memeriksa pengaruh dari beban kendaraan dan jumlah kendaraan

f) Memantau keadaan jembatan secara jangka panjang

g) Menyediakan informasi mengenai dasar daripada pembebanan jembatan.

9. Pemeliharaan Jembatan

Jenis Jenis Pemeliharaan JembatanPemeliharaan Rutin Jembatan Lingkup


Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Jembatan:

a) Pembersihan secara umum

b) Membuang tumbuhan liar dan sampah

c) Pembersihan dan melancarkan

d) Drainase dan penanganan kerusakan ringan

e) Pengecatan sederhana

f) Pemeliharaan permukaan lantai kendaraan

a. Kegiatan Pemeliharaan Rutin


1. Pembersihan secara menyeluruh dengan penyemprotan air bertekan cukup
tinggi pada elemen jembatan yang dibersihkan.
2. Pembersihan tumbuhan liar, terutama pada daerah perletakan/landasan,
dinding batu atau beton dan disekitar nyastruktur kayu.Pembersihan
tersebut harus dilakukan pada daerah kurang lebih 3 meter dari setiap sisi
jembatan. Pada setiap pekerja pembersihan harus diperhatikan adanya
pengaruh yang mungkin terjadi seperti erosi yang disebabkan oleh
kesalahan pemotongan tumbuhan yang ada.
3. Membersihkan/ mencuci rambu-rambu lalu lintas dan papan nama
jembatan.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 117


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

b. Pemeliharaan Berkala

Pemeliharaan Berkala

Tabel 4. 1 Pemeriksaan Berkala

• Penggantian lapisan permukaan


• Penggantian lantai kayu
Kegiatan • Penggantian kayu jalur roda
Pemeliharaan kendaraan
berkala yang • Pembersihan jembatan secara
diduga/ keseluruhan
terencana • Pemeliharaan
peletakan/landasan
• Penggantian expansion joint

Kegiatan • Penggantian bagian-bagian kecil

Pemeliharaan dan elemen yang kecil

berkala
• Perbaikan tiang dan sandaran

• Perkuatan bagian-bagian yang


bergerak
Perbaikan
sederhana
• Perkuatan bagian yang struktural

• Perbaikan tebing yang longsor


dan terkena erosi

• Perbaikan bangunan pengaman


yang sederhana

c. Titik Rawan Pemeliharaan Jalan Dan Jembatan

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 118


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

1. Kesalahan Pemograman (yang tidak mengikuti IRMS dan BMS)

2. Pengalokasian dana yang terbatas (tidak sebanding dengan tingkat


kerusakannya)

3. Kesalahan dalam pelaksanaan (perbaikan yg tidak sesuai dengan


eksistingnya, temperatur aspal yg tidak sesuai Spektek)

4. Penanganan perbaikan perkerasan jalan pada saat hujan

5. Pemilihan lokasi perbaikan (patching) yg tidak tuntas

6. Kemiringan melintang jalan yang tidak memenuhi persyaratan teknik

7. Perbaikan bahu jalan yang tidak sesuai spektek (bahan dan


pemadatan

8. Elevasi bahu jalan yg lebih tinggi dari elevasi permukaan jalan

9. Saluran drainase jalan yang tidak diperhatikan

10. Penempatan gorong-gorong yg tidak tepat

11. Perbaikan kemiringan tebing (di daerah perbukitan) yang tidak


sesuaiketentuan

12. Pembersihan rumput yang tidak kontinue

13. Rambu dan marka jalan yg tidak terpelihara

14. Beban muatan yang tidak terkendali

15. Pemeliharaan bangunan jembatan yg tidak teratur

16. Penambahan lapis permukaan lantai jembatan yg tidak memperhatikan


batas toleransi

17. Pemeliharaan bangunan bawah jembatan yang tidak pernah dilakukan


(akibat adanya scouring/gerusan)

18. Perbaikan oprit jembatan yang tidak memperhatikan faktor pemadatan

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 119


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

19. Sistem drainase di permukaan jembatan yang tidak berfungsi

20. Organisasi penanganan pemeliharaan jalan dan jembatan yang


berkesinambungan perlu ditingkatkan.

10. Rehabilitasi Jembatan

Rehabilitasi Dan Perbaikan Utama

a) Perbaikan darurat pada hakekatnya merupakan kejadian yang tak terduga.


Sehingga sangat penting apabila pada setiap propinsi tersedia sumber-
sumber yang diperlukan untuk dapat bertindak secara cepat dan pasti bila
terjadi

b) Pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi dan penanganan besar dilakukan apabila


ditemukan kerusakan berat dengan volume yang cukup besar.

11. Jenis Kerusakan Dan Penangannya

Jenis-Jenis Kerusakan dibagi berdasarkan:Bahan dan elemen jembatan


berdasarkan bahan:

a) Pasangan batu bata


b) Beton
c) Baja
d) Kayu

12. Kerusakan dan Penanganannya Pada Elemen Jembatan

Tata cara pemeliharaan dan rehabilitasi Kerusakan yang berhubungan dengan


bahan. Elemen dengan bahan pasanganbatu/bata, elemen dengan bahan beton,

elemen dengan bahan baja, elemen dengan bahan kayu

Tabel 4.2 Kerusakan Yang Berhubungan Dengan Bahan

Kode Kerusakan Bahan dan kerusakan

Pasangan batu bata

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 120


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

101 Pelapukan dan retak

102 Penggembunan atau perubahan bentuk

103 Pecah atau hilangnya bahan

Beton

201 Cacat pada beton termasuk terkelupas , sarang


lebah, berongga, berpori dan kualitas beton yang
jelek

202 Keretakan

203 Korosi pada tulangan baja

204 Kotor,berlumut, penuan atau pelapukan beton

205 Pecah atau hilangnya bahan

206 Lendutan

Baja

301 Penurunan mutu cat

302 Korosi

303 Perubahan bentuk

304 Keretakan

305 Pecah atau hilangnya bahan

306 Elemen yang tidak benar

307 Kabel yang terurai

308 Lepasnya ikatan/sambungan

Kayu

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 121


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

401 Cacat pada kayu akibat lapuk,serang


serangga,sobek,kerusakan mata kayu

402 Pecah atau hilangnya elemen

403 Penyusutan

404 Penurunan mutu pelapis permukaan

405 Lepasnya elemen

Tabel 4.3 Kerusakan Yang Berhubungan Dengan Bahan

Kode Elemen kerusakan

Aliran sungai

501 Endapan/lumpur berlebihan

502 Sampah yang menumpuk dan terjadinya


hambatan aliran sungai

503 Pengikisan pada daerah dekat pilar atau kepala


jembatan

504 Air sungai macet yang mengakibatkan terjadinya


banjir

Bangunan pengaman

511 Bagian yang hilang atau tidak ada

Timbunan

521 Gerusan

522 Retak/penurunan/penggembungan

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 122


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Tanah bertulang

531 Penggembungan permukaan

532 Retak,rontok,atau pecah dari panel tanah


bertulang

Angkur Jembatan Gantung dan Jembatan


Kabel

541 Tidak stabil

Kepala Jembatan dan Pilar

551 Kepala jembatan atau pilar bergerak

Landasan Penahan Gempa

561 Elemen longgar atau hilang

Landasan/perletakan

601 Tidak cukupnya tempat untuk bergerak

602 Kedudukan landasan yang tidak sempurna

603 Mortar dasar retak atau rontok

604 Perpindahan yang berlebihan Perubahan


(deformasi)yang berlebihan

605 Aus kareana umur landasan pecah atau retak

606 Bagian yang rusak atau hilang

607 Kurangnya pelumasan pada landasan logam

PELAT DAN LANTAI

701 Kesalahan sambungan lantai memanjang

702 Lendutan yang berlebihan

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 123


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

PIPA DRAINASE DINDING , PIPA CUCURAN


DAN DRAINASE LANTAI

711 Pipa cucuran dan drainase yang tersumbat

712 Elemen hilang atau tidak ada

LAPISAN PERMUKAAN

721 Permukaan licin Permukaan yang


kasar/berlubang

722 Retak pada lapisan permukaan

723 Lapisan permukaan yang bergelombang

724 Lapisan permukaan yang berlebihan

TROTOAR/KERB

731 Permukaan trotar yang licin

734 Lubang pada trotoar

735 Bagian yang hilang

SAMBUNGAN LANTAI

801 Kerusakan sambungan lantai yang tidak sama


tinggi

802 Kerusakan akibat terisinya sambungan

803 Bagin yang longgar/lepas ikatanya

804 Bagian yang hilang

805 Retak pada aspal karena perkerasan

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 124


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

disambungan lantai

RAMBU RAMBU LALU LINTAS DAN MARKA


JALAN

911 Tulisan tidak nyata/jelas

922 Bagian yang hilang

Foto-Foto Perbaikan Jembatan

Gambar 4. 2 Jembatan di pantura amblas

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 125


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar 4. 3 Jembatan di pantura amblas

Gambar 4. 4 Jembatan berlobang di Buleleng

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 126


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Gambar 4. 5 Perbaikan jembatan Rembun Pekalongan

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 127


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

D. Latihan Soal / Kasus

1. Sebutkan pengertian dan fungsi jembatan.

a. Jembatan merupakan suatu konstrusi yang dibangun untuk 


menghubungkan dua jalan yang terputus karena adanya hambatan seperti 
aliran sungai, lembah yang curam, jurang, jalanan yang melintang, jalur 
kereta api, waduk, saluran irigasi dan lainnya. Bisa dibilang jika jembatan 
merupakan sarana transportasi yang sangat penting, karena dengan
adanya  jembatan dapat menyingkat waktu tempuh ke suatu tempat atau
wilayah. 
b. Sesuai dengan namanya, jembatan ini dibangun untuk sarana 
transportasi berbagai kendaraan seperti jembatan Ampera, Jembatan 
Suramadu, Jembatan Ampera dan lainnya. 
c. Jembatan Pejalan Kaki/Penyebrangan ( Pedestrian Bridge) Contoh
jembatan ini sering kali kita lihat di jalur penyebrangan  ataupun di setiap
halte busway. 
d. Jembatan gantung merupakan jenis jembatan yang digunakan untuk
betang-bentang besar yaitu antara 500 m sampai 2000 m atau 2 km.

e. A,b,c,d,semua benar

2. Sebutkan jenis dan tipe jembatan.


a. TipeJembatan balok (beam bridge), Jembatan kantilever (cantilever
bridges), Jembatan lengkung (arch bridge), Jembatan rangka (truss
bridge), Jembatan gantung (suspension bridge), Jembatan kabel (cable
stayed bridge) dan Jembatan gerak
b. Jembatan layang, Jembatan Terapung, Jembatan Baylay
c. Jembatan penyeberang, Jembatan penghubung, Jembatan Beton
d. Jembatan Komposit, Jembatan Baja, Jembatan Beton
e. A,b,c,d,semua benar

3. Sebutkan fungsi jembatan.


a. Fungsi penghubung diantara dua lokasi

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 128


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

b. Fungsi penyeberang
c. FungsiJembatan Jalan raya, Jembatan Rel kereta api, Jembatan
penyeberang pelalan kaki
d. Fungsi
e. A,b,c,d,semua benar

4. Sebut 3 macam jembatan gerak.


a. Jembatan apung, Jembatan gantung
b. Jembatanterbuka (bascule bridges), jembatanterangkat vertikal (verticalift
bridges), jembatan berputar (swing bridges).
c. Jembatan Baylay, Jembatan penyeberang
d. Jembatan Rampdoor, jembatan catwalk
e. A,b,c,d,semua benar

5. Sebutkan pengertian perawatan jembatan.


a. Perawatan Rutin
b. Perawatan Berkala
c. Perawatan Rehabilitasi
d. Pemeliharaan jembatan adalah suatu pekerjaan yang dilaksanakan setelah
pekerjaan pembangunan selesai dilaksanakan. Pekerjaan pemeliharaan ini
sangat diperlukan untuk mempertahankan kondisi jembatan atau suatu
struktur untuk selalu berada dalam kondisi siap layan
e. A,b,c,d,semua benar

6. Apa tujuan pemeriksaan jembatan.


a. Pemeriksaan rutin
b. Pemeriksaan berkala
c. Pemeriksaan periodik
d. Pemeriksaan Memeriksa keamanan jembatan pada saat layanMenjaga
terhadap ditutupnya jembatanMencatat kondisi jembatan pada saat
tersebutMenyediakan data bagi personil perencanaan teknis, konstruki dan
pemeliharaan.Memeriksa pengaruh dari beban kendaraan dan jumlah
kendaraanMemantau keadaan jembatan secara jangka panjang.
Menyediakan informasi mengenai dasar daripada pembebananjembatan.
e. A,b,c,d,semua benar

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 129


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

7. Sebutkan jenis pekerjaan pemeliharaan jembatan.


a. Pembersihan secara menyeluruh dengan penyemprotan air bertekan cukup
tinggi pada elemen jembatan yang dibersihkan.Pembersihan tumbuhan liar,
terutama pada daerah
perletakan/landasan, dinding batu atau beton dan disekitarnya
struktur kayu
b. Pembersihan tersebut harus dilakukan pada daerah
kurang lebih 3 meter dari setiap sisi jembatan. Pada setiap pekerjaan
pembersihan harus diperhatikan adanya pengaruh yang mungkin terjadi
seperti erosi yang disebabkan oleh kesalahan pemotongan tumbuhan yang
ada;
c. Membersihkan/ mencuci rambu-rambu lalu lintas dan papan nama
jembatan.

d. Pembersihan secara umum, Membuang tumbuhan liar dan sampah.


Pembersihan dan melancarkan, Drainase dan penanganan kerusakan
ringan, Pengecatan sederhana, Pemeliharaan permukaan lantai kendaraan

e. A,b,c,d,semua benar

8. Kegiatan apa saja yang dilakukan pada pekerjaan pemeliharaan jembatan.


a. Kegiatan pengecatan
b. Kegiatan pengantian elemen yang rusak/hilang
c. Kegiatan pembersihan
d. Kegiatan Membersihkan/ mencuci rambu-rambu lalu lintas dan papan
nama jembatan
e. A,b,c,d,semua benar

E. Rangkuman

1) Pengertian dan fungsi jembatan, jenis dan tipe jembatan.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 130


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2) Fungsi jembatan dan jembatan gerak.


3) Pengertian perawatan jembatan dan pemeriksaan jembatan.
4) Tujuan dilakukan pemeriksaan jembatan dan jenis pekerjaan
pemeliharaan jembatan.
5) Pemeliharaan jembatan dan rehabilitasi jembatan.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 131


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Penutup

Modul belajar mandiri yang telah dikembangkan diharapkan dapat menjadi


referensi bagi Anda dalam mengembangkan dan me-refresh pengetahuan dan
keletarampilan. Selanjutnya, Anda dapat menggunakan modul belajar mandiri
sebagai salah satu bahan belajar mandiri untuk menghadapi seleksi Guru P3K.

Anda perlu memahami substansi materi dalam modul dengan baik. Oleh karena
itu, modul perlu dipelajari dan dikaji lebih lanjut bersama rekan sejawat baik
dalam komunitas pembelajaran secara daring maupun komunitas praktisi
(MGMP) masing-masing. Kajian semua substansi materi yang disajikan perlu
dilakukan, sehingga Anda mendapatkan gambaran teknis mengenai rincian
materi substansi. Selain itu, Anda juga diharapkan dapat mengantisipasi
kesulitan-kesulitan dalam materi substansi yang mungkin akan dihadapi saat
proses seleksi Guru P3K.

Pembelajaran-pembelajaran yang disajikan dalam setiap modul merupakan


gambaran substansi materi yang digunakan mencapai masing-masing
kompetensi Guru sesuai dengan indikator yang dikembangkan oleh tim
penulis/kurator. Selanjutnya Anda perlu mencari bahan belajar lainnya untuk
memperkaya pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bidang studinya
masing-masing, sehingga memberikan tingkat pengetahuan dan keterampilan
yang komprehensif. Selain itu, Anda masih perlu mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan Anda dengan cara mencoba menjawab latihan-latihan soal tes
yang disajikan dalam setiap pembelajaran pada portal komunitas pembelajaran.

Dalam melaksanakan kegiatan belajar mandiri Anda dapat menyesuaikan waktu


dan tempat sesuai dengan lingkungan masing-masing (sesuai kondisi
demografi). Harapan dari penulis/kurator, Anda dapat mempelajari substansi
materi bidang studi pada setiap pembelajaran yang disajikan dalam modul untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sehingga siap melaksanakan
seleksi Guru P3K.

Selama mengimplementasikan modul ini perlu terus dilakukan refleksi, evaluasi,


keberhasilan serta permasalahan. Permasalahan-permasalahan yang ditemukan
dapat langsung didiskusikan dengan rekan sejawat dalam komunitas
pembelajarannya masing-masing agar segera menemukan solusinya.

Capaian yang diharapkan dari penggunaan madul ini adalah terselenggaranya


pembelajaran bidang studi yang optimal sehingga berdampak langsung terhadap
hasil capaian seleksi Guru P3K.

Kami menyadari bahwa modul yang dikembangkan masih jauh dari


kesempurnaan. Saran, masukan, dan usulan penyempurnaan dapat
disampaikan kepada tim penulis/kurator melalui surat elektronik (e-mail) sangat
kami harapkan dalam upaya perbaikan dan pengembangan modul-modul
lainnya.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 132


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Daftar Pustaka

Ansor, N., Mustajib, I. 2013. Sistem Perawatan Terpadu (Integrated Maintenance


System). Yogyakarta : Graha Ilmu.

Akhmad. 2013. Sistem Irigasi dan Klasifikasi Jaringan Irigasi. http://akhmad113.


my wap blog.com/sistem-irigasi-dan-klasifikasi-jaringan. Xhtm

Ditjen Bina Marga. Modul Pedoman Pemeliharaan Rutin Jembatan

BPTK DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR

Dirjen Bina Marga.1995. Manual Pemeliharaan Rutin Untuk Jalan Nasional dan
Jalan Provinsi. Jilid II. Departemen Pekerjaan Umum : Jakarta.

Dirjen Bina Marga.1995. Manual Pemeliharaan Rutin Untuk Jalan Nasional dan
Jalan Provinsi. Jilid II. Departemen Pekerjaan Umum : Jakarta.

Edwin, B. Flippo. 1995. Manajemen Personalia. Edisi ke-6. Jilid 2. PT.Erlangga :


Jakarta.

Dessler, Garry. 1993. Personnel Manajement. Pearson : Jakarta

Keputusan Bersama Menaker-MenPU No. 174/MEN/1986. Keselamatan dan


Kesehatan Kerja pada Kegiatan Konstruksi.

Kementerian Pekerjaan Umum. 2013. Standar Perencanaan Irigasi (KP 01-07),


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum.

KIMPRASWIL. Pedoman Konstruksi Dan Banguanan. P d T-18- 2004 B Sumber :


http//ppg.spada.ristek.dikti.go.id.darkspecialistd.blogspot.com

Badan Penelitian dan Pengembangan. 2005. Modul Operasi dan Pemeliharaan.


Edisi ke-3. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kerjasama Japan International
Coorperation Agency (JICA)

Peraturan Pemerintah No 34 Tentang Jalan. Jakarta.

Permenaker No. 1/1980 tentang Keselamatan & Kesehatan Kerja pada


Konstruksi Bangunan.

Permenaker No. 5/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan


Kerja (SMK3)

Peraturan Menteri PU No. 09/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen K3


Konstruksi

Peraturan Menteri PU No. 13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara Pemeliharaan dan


Penilikan Jalan.

Pemerintah Republik Indonesia.1974. Undang-Undang Republik Nomor 1/1974


tentang Pengairan.

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 133


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pemerintah Republik Indonesia. 1982. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


Nomor 22/1982 tentang Tata Pengaturan Air.

Pemerintah Republik Indonesia. 1982. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


No.23/1982 tentang Irigasi.

Peraturan Menteri PU No. No. 13/PRT/M/2011 pada Lampiran C1.2.a.2

R. Desutama. 2007. Klasifikasi jalan. Politeknik Negeri Bandung : Bandung

Suma’mur. 1992. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: PT.


Toko Gunung Agung

Suma’mur. 2001. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta : CV


Haji Masagung.

Undang- Undang No 1 / 1970. Tentang Keselamatan Kerja

Undang- Undang No 18 / 1999. Tentang Jasa Konstruksi

Undang- Undang No.13 / 2003. Tentang Ketenaga-kerjaan

Undang-undang No. 38 / 2004. Tentang Klasifikasi Jalan

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 134


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lampiran

Kunci Jawaban dan Pembahasan


Jawaban Latihan Soal : Pembelajaran 1 K3 Pada proyek Konstruksi

1. a. Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja menurut Edwin B. Flippo


(1995), adalah pendekatan yang menentukan standar yang menyeluruh
dan bersifat (spesifik), penentuan kebijakan pemerintah atas praktek-
praktek perusahaan di tempat-tempat kerja dan pelaksanaan melalui surat
panggilan, denda dan hukuman-hukuman lain.

2. b. Undang-undang No 38 Tahun 2004 tentang Jalan.

3. c. Hati- hati Ada Penyempitan Jalan, Awas ada Galian, Awas ada perbaikan
jembatan.

4. b. Uraian tahap kegiatan pekerjaan, identifikasi bahaya, akibat,peluang,tingkat


resiko, pengendalian resiko, penanggungjawab.

5. c. Perlu yaitu pedoman K3 oleh kontraktor

6. e. Semua benar

7. e. A,B dan C semua benar

8. e. A,B, C dan D benar semua

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 135


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Jawaban Latihan Soal : Pembelajaran 2. Konstruksi Jalan

1. a. Jalan Arteri, jalan kolektor, jalan lokal

2. a. Jalan Beton, Jalan Aspal, Jalan Paving Block

3. c. Sub grade, Sub base, Base coarse, Surface

4. a. Perkerasan yang material pengikat/perekatnya adalah aspal

5. c. Mempertahankan Kondisi Jalan Pemeliharaan jalan (rutin dan periodik)


diprioritaskan pada jalan Nasional yang berkondisi baik dan sedang agar
dapat memberikan pelayanan jasa transportasi yang optimal

6. a. Pemeliharaan rutin,pemeliharaan berkala

7. c. Pemeliharaan rutin dilakukan sepanjang tahun dan sifatnya sebagai


proteksi terhadap kerusakan

8. a. Deformasi ,Retak (Crack), Rusakpermukaan (Surface Defect)

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 136


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Jawaban Latihan Soal : Pembelajaran 3. Konstruksi Irigasi

1. e. a,b,c, dan d semua benar


2. e. a,b,c, dan d semua benar
3. e. a,b,c, dan d semua benar
4. e. a,b,c, dan d semua benar
5. e. a,b,c, dan d semua benar
6. e. a,b,c, dan d semua benar
7. e. a,b,c, dan d semua benar
8. a. Bangunan pengelak dengan peredam energi , Pengambilan utama , Pintu
Bilas, Kolam olak , Kantong lumpur (bila perlu), Tanggul Banjir , Bangunan
pelengkap lainnya

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 137


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Jawaban Latihan Soal : Pembelajaran 4. Konstruksi Jembatan

1. a. Jembatan merupakan suatu konstrusi yang dibangun untuk 


menghubungkan dua jalan yang terputus karena adanya hambatan seperti 
aliran sungai, lembah yang curam, jurang, jalanan yang melintang, jalur 
kereta api, waduk, saluran irigasi dan lainnya. Bisa dibilang jika jembatan 
merupakan sarana transportasi yang sangat penting, karena dengan
adanya  jembatan dapat menyingkat waktu tempuh ke suatu tempat atau
wilayah. 

2. a. Tipe Jembatan balok (beam bridge), Jembatan kantilever (cantilever


bridges), Jembatan lengkung (arch bridge), Jembatan rangka (truss
bridge), Jembatan gantung (suspension bridge), Jembatan kabel (cable
stayed bridge) dan Jembatan gerak

3. c. Fungsi Jembatan Jalan raya, Jembatan Rel kereta api, Jembatan


penyeberang pelalan kaki

4. b. Jembatan terbuka (bascule bridges), jembatan terangkat vertikal (verticalift


bridges), jembatan berputar (swing bridges).

5. d. Pemeliharaan jembatan adalah suatu pekerjaan yang dilaksanakan setelah


pekerjaan pembangunan selesai dilaksanakan. Pekerjaan pemeliharaan ini
sangat diperlukan untuk mempertahankan kondisi jembatan atau suatu
struktur untuk selalu berada dalam kondisi siap layan
6. d. Memeriksa keamanan jembatan pada saat layan Menjaga terhadap
ditutupnya jembatan Mencatat kondisi jembatan pada saat tersebut
Menyediakan data bagi personil perencanaan teknis, konstruki dan
pemeliharaan. Memeriksa pengaruh dari beban kendaraan dan jumlah
kendaraan Memantau keadaan jembatan secara jangka panjang
Menyediakan informasi mengenai dasar daripada pembebanan jembatan.

7. e. A,b,c,d,semua benar

8. e. A,b,c,d,semua benar

Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan 138

Anda mungkin juga menyukai