Anda di halaman 1dari 35

FENOMENA "KEBUDAYAAN GLOBAL"

YANG BERIMPLIKASI PADA LUNTURNYA BUDAYA BANGSA


DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (AR1112B)
Dosen Pengampu Wieky Rusmanto, S.Sos., M.Si.

Oleh
Deni Efendi
NPM 41155030150067

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Fenomena
"Kebudayaan Global" Yang Berimplikasi Pada Lunturnya Budaya Bangsa Dalam
Kehidupan Masyarakat ini.

Terima kasih kepada Bapak Wieky Rusmanto, S.Sos., M.Si selaku Dosen
mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah membimbing
serta memberikan tugas ini kepada penulis.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis. Penulis


yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandung, November 2015

Penulis

i
ABSTRAK

Terciptanya generasi emas bukan terlihat dari seberapa tinggi pendidikan,


tetapi didalam individu terdapat nilai-nilai yang dikembangkan. Salah satu nilai-
nilai yang dikembangkan adalah nilai budi pekerti tanpa meninggalkan budaya
lokal yang selama ini bergeser dengan budaya barat.

Makalah ini mengupas tentang masalah-masalah dalam era modernisasi


yang mengiringi makin lunturnya kebudayaan bangsa Indonesia dengan aktor
utama adalah para pemuda Indonesia. Memang sebuah kebudayaan manusia tidak
bersifat tetap akan tetapi selalu mengalami perubahan selama kehidupan ini
berlangsung. Namun dengan adanya budaya yang telah diwariskan oleh nenek
moyang kita harus senantiasa kita lestarikan. Untuk apa dilestarikan? Tetntu saja
sebagai fondasi dan jati diri bangsa Indonesia dalam menghadapi arus globalisasi
yang kian marak. Namun kini sebagai pewaris kebudayaan nenek moyang yang
tidak lain adalah para pemuda bangsa justru kian menipis dalam kehidupan
mereka. Sebagai aktor utama penerus kebudayaan bangsa kini pemuda semakin
lengah dengan kebudayaan yang mereka miliki.

Salah satu penyebabnya adalah kemajuan teknologi informasi, pola hidup


orang barat, makanan yang serba instant, organisasi sosial yang makin beragam
dan lain sebagainya. Untuk mengembalikan kebudayaan bangsa kita yang luntur
tentunya diperlukan membuat kesadaran masyarakat bahwa budaya bangsa kita
adalah harta yang tak ternilai harganya yang dapat mengembalikan Negara kita
yang penuh dengan ketentraman, ketenangan dan pandangan dunia bahwa bangsa
kita adalah bangsa yang selalu menghargai kebudayaan bangsanya.

Metode penulisan yang dipakai untuk menyusun makalah ini adalah


penelitian kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan bahan-bahan dari buku,
jurnal, internet dan hasil tulisan ilmiah lainnya yang erat kaitannya dengan
maksud dan tujuan dari penyusunan karya ilmiah ini.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. v
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 2
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3
C. Tujuan Pengkajian ....................................................................................... 3
D. Manfaat Pengkajian ..................................................................................... 3
II. PEMBAHASAN ............................................................................................. 4
A. Peranan Generasi Muda Indonesia Dalam Melestarikan Budaya Bangsa .. 6
1. Pengertian ................................................................................................ 6
2. Kenyataan Generasi Muda dalam Melestarikan Budaya Bangsa ............ 6
B. Pengaruh Buruk Globalisasi Terhadap Kebudayaan Indonesia Semakin
Merambah di Kehidupan Masyarakat ................................................................ 7
1. Globalisasi ............................................................................................... 7
2. Pengaruh Globalisasi terhadap Budaya Indonesia .................................. 9
3. Dampak Globalisasi terhadap Kebudayaan di Indonesia ...................... 16
C. Upaya dan Peran yang Harus Dilakukan Generasi Muda Untuk
Menanggulangi Budaya Buruk Globalisasi ..................................................... 18
III. PENUTUP .................................................................................................... 22
A. Kesimpulan ............................................................................................... 22
B. Saran .......................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24
LAMPIRAN ......................................................................................................... 25

iii
DAFTAR GAMBAR

GambarII. 1 Wujud Kebudayaan ........................................................................... 4


GambarII. 2 Pengaruh Globalisasi terhadap budaya Indonesia ............................. 9
GambarII. 3 Contoh Akulturasi Budaya .............................................................. 11
GambarII. 4 Contoh Asimilasi di Indonesia, Event Grebeg Sudiro ..................... 12
GambarII. 5 Contoh Meniru budaya luar ............................................................. 14
GambarII. 6 Meniru Idola .................................................................................... 14
GambarII. 7 Cara berpakaian Budaya luar ........................................................... 15

iv
DAFTAR TABEL

TabelII. 1 Catatan UNESCO .................................................................................. 5


TabelII. 2 Perbandingan Modernisasi, Westernisasi dan Sekularisasi ................... 9

v
I. PENDAHULUAN
Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan
keunikannya. “Kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan
kebudayaan yang majemuk dan sangat kaya ragamnya. Perbedaan yang terjadi
dalam kebudayaan Indonesia dikarekan proses pertumbuhan yang berbeda dan
pengaruh dari budaya lain yang ikut bercampur di dalamnya”. (Kong Fu Tse,
1970). Di setiap budaya tersebut terdapat nilai-nilai sosial dan seni yang tinggi.
Seiring dengan masuknya era globalisasi saat ini, turut mengiringi budaya-budaya
asing yang masuk ke Indonesia.

Negara Indonesia mempunyai norma-norma yang harus dipatuhi oleh


masyarakatnya. Setiap butir norma memiliki peranan masing-masing dalam
mengatur hidup manusia (Soekamto, 1984). Norma merupakan suatu ketetapan
yang ditetapkan oleh manusia dan wajib dipatuhi oleh masyarakat dan memiliki
manfaat positif bagi kelangsungan hidup khalayak.

Pada kondisi saat ini, 4 pilar (Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika,
NKRI) dan kebudayaan mulai ditinggalkan bahkan sebagian masyarakat
Indonesia malu mengakuinya sebagai jati diri bangsa Indonesia. Hal ini
mengakibatkan hilangnya keanekaragaman budaya Indonesia secara perlahan-
lahan, yang tidak terlepas dari pengaruh budaya.

Generasi muda termasuk mahasiswa di dalamnya, baik disadari atau tidak


memegang amanah dalam menjaga kelestarian keanekaragaman budaya yang
dimiliki oleh Indonesia. Dalam menjaga kelestarian budaya Indonesia tersebut
banyak cara yang dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan dan batasan-batasan
yang ada.

“Pendidikan budi pekerti lengkapnya budi pekerti kemanusiaan yang luhur,


tidak akan berhasil baik tanpa mengenali nilai – nilai budaya dan kearifan lokal
dalam keteladanan ke Indonesiaan” (Anies Baswedan, Tribune 28-10-2014).

1
2

A. Latar Belakang

Dewasa ini kebutuhan hidup setiap orang semakin kompleks karena zaman
yang semakin modern. Arus modernisasi yang kian deras melanda bangsa ini
semakin terlihat jelas dalam sendi-sendi kehidupan bangsa. Hal tersebut dapat
diketahui bersama bahwasannya Indonesia merupakan Negara yang sedang
berkembang.

Dalam proses menuju taraf Negara berkembang arus globalisasi dari Negara
lain pun semakin deras dirasakan. Modernisasi dalam berbagai sendi kehidupan
bangsa terus dilakukan bangsa ini untuk mempermudah pemenuhan kebutuhan
hidup mereka dan untuk mempermudah berbagai macam kepentingan hidup
mereka. Namun tanpa mereka sadari hal tersebut dibarengi dengan proses
pengikisan budaya lokal Indonesia. Betapa tidak, dari kehidupan sehari pun corak
kebudayaan bangsa semakin ditinggalkan entah dari hal kecil seperti cara
berpakaian hingga hal kompleks sepert menjamurnya hotel-hotel berbintang
hingga korupsi dan terorisme yang merusak sendi-sendi bangsa yang berlandaskan
Pancasila.

Hal yang sangat ironis adalah peran pemuda bangsa Indonesia dalam
melestarikan kebudayaan bangsa Indonesia semakin menipis. Pemuda pemudi saat
ini semakin dimanjakan hidupnya dengan kemajuan teknologi yang ada. Secara
tidak langsung akan mempengaruhi pola pikir mereka. Budaya malas pun kian
marak karena sekarang hanya dengan duduk di depan sebuah Komputer yang
terhubung dengan Internet sehingga membuat dunia ini seperti tidak berjarak dan
semua dapat dilakukan.
3

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan diatas, masalah
yang akan diangkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana peran generasi muda bangsa Indonesia dalam melestarikan budaya
bangsa ?
2. Benarkah pengaruh buruk dari budaya luar semakin merambah di kehidupan
bangsa ini ? Bagaimana dampaknya ?
3. Adakah upaya dan peran yang harus dilakukan para penerus bangsa untuk
menanggulangi budaya buruk globalisasi ?

C. Tujuan Pengkajian
1. Memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan;
2. Mengetahui perkembangan budaya bangsa Indonesia dan eksistensinya dalam
kehidupan masyarakat dalam era modernisasi saat ini;
3. Mengetahui bagaimana upaya dan peran generasi muda bangsa Indonesia
dalam menanggulangi budaya buruk yang masuk ke Indonesia;

D. Manfaat Pengkajian
Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai patokan
bagi masyarakat untuk tetap mengembangkan dan mempertahankan budaya
bangsa dalam fenomena „budaya global”.
II. PEMBAHASAN
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi [1] . Sedangkan
menurut Toto Sucipto(Kepala BPNB Bandung) dalam Seminarnya, Kebudayaan
adalah keseluruhan gagasan, perilaku dan hasil karya manusia yang
dikembangkan melalu proses belajar dan adaptasi terhadap lingkungannya yang
berfungsi sebagai pedoman untuk kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dalam wujud nilai/ide, perilaku dan karya/ekspresi budaya. [2]

GambarII. 1 Wujud Kebudayaan

Negara Indonesia merupakan Negara kepulauan yang besar, saling


sambung menyambung dari sabang sampai merauke dan masing-masing
daerahnya memiliki kebudayaan yang berbeda-beda dan kebuadayaan yang
berbeda-beda tersebut menjadi ciri khas setiap daerahnya. Indonesia terkenal
Negara yang memiliki budaya yang beranekaragam, selain itu juga dikenal
sebagai Negara dengan lingkungan sosial budaya yang ditandai dengan nilai-nilai
kehidupan yang ramah, orang-orang yang memegang sopan santun dan juga
masyarakat yang damai. [3]

Penataan kampung, bangunan berarsitektur tradisional khas, senjata


tradisional, bahasa dan sastra, kesenian, kuliner dan lain-lain merupakan artefak
[2]
Indonesia yang harus kita jaga dan kita lestarikan karena itu merupakan
kekayaan bangsa Indonesia yang tidak bisa dibeli dengan apapun.

4
5

Sebagai badan dunia yang mengurus tentang pendidikan, pengetahuan dan


kebudayaan, UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural
Organization) sangat memperhatikan keberadaan dan kelangsungan berbagai
kebudayaan di dunia. Dengan sertfikasi mengenai warisan budaya di berbagai
negara yang memiliki keunikan tradisi dan budaya, UNESCO's World Heritage
berharap warisan alam dan cagar budaya yang tersebar di seluruh dunia dapat
dipertahankan dan dijaga dari gerusan jaman. Dalam catatan UNESCO, Indonesia
saat ini ada 981 warisan alam dan cagar budaya yang dianggap komite World
Heritage memiliki nilai yang sangat tinggi di mata dunia [4].

WARISAN BUDAYA INDONESIA


YANG SUDAH TERCATAT DI UNESCO
Cagar Budaya 759
Warisan Alam 193
Budaya Tak Benda 29
TOTAL 981
TabelII. 1 Catatan UNESCO

Kebudayaan Nasional juga dapat dijadikan sebagai identitas Negara


Indonesia yang memberikan ciri-ciri dank has dari bangsa Indonesia melalui
karya-karya yang telah diciptakan. Kebudayaan bangsa Indonesia dapat berupa
unsur atau simbol-simbol yang digunakan sebagai dasar dan acuan dalam
pergaulan hidup sehari-hari seperti simbol kebudayaan nasional dalam kehidupan
sehari-hari adalah tolong menolong, gotong royong, penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar sebagai alat Komunikasi formal yang digunakan sebagai
pemersatu, selain itu untuk tetap menanamkan rasa jiwa nasionalisme maka dalam
perkuliahan masih diterapkan matakuliah Pancasila dan Kewarganegaraan. Selain
itu juga perlu membangun kesadaran bahwa budaya nasional adalah budaya milik
semua masyarakat Indonesia sehingga dengan cara ini diharapkan akan bersama-
sama menjaga budaya nasional Negara Indonesia dan merasa bahwa budaya
tersebut adalah budaya sendiri yang harus dijaga dan dilestarikan (J.W Ajawaila,
2003). [4]
6

A. Peranan Generasi Muda Indonesia Dalam Melestarikan Budaya Bangsa

1. Pengertian
Soekanto (1984: 237) “Peranan merupakan aspek yang dinamis dari
kedudukan (status)”. Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajiban
sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan.
Pemuda adalah warga Negara Indonesia yang memasuki periode penting
pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 sampai 30 tahun.

2. Kenyataan Peranan Generasi Muda dalam Melestarikan Budaya Bangsa


Sungguh sangat memprihatinkan kondisi generasi muda saat ini, adalah
sebuah realita yaitu mulai menurunnya rasa kecintaan dan rasa keinginan yang
dimiliki oleh generasi muda untuk memajukan Budaya Bangsa yang merupakan
warisan leluhurnya sendiri. Penyakit dekadensi moral kini menyerang generasi
muda tanpa kendali. [5]
Kondisi seperti ini bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari dimana
generasi muda sebagai cikal bakal harapan masa depan, kian akan pudar. Kondisi
seperti ini apabila dibiarkan, cepat atau lambat akan berdampak luas dalam
kehidupan masa depan baik generasi tua maupun muda. Kurangnya kesadaran
untuk memahami budayanya sendiri akan berdampak besar, yakni hilangnya
[5]
jatidiri. Fenomena ini akan menjadi bahaya laten bagi kita semua.
Pemuda adalah harapan masa depan, calon pemimpin, oleh karena itu
dipundak generasi mudalah nasib suatu bangsa dipertaruhkan. Suatu bangsa
apabila generasi mudanya memiliki kualitas yang unggul dan semangat yang kuat
untuk memajukan budaya bangsa yang disadari dengan moral, kesadaran dan
[5]
akhlak mulia, maka bangsa itu akan besar.
Namun saat ini kita dapat melihat betapa lemahnya peran pemuda dalam
menjaga dan melestarikan budaya daerah masing-masing. Disini kita lihat, bahwa
pemuda lebih suka mengikuti budaya modern yang kebarat-baratan daripada
[5]
budaya bangsanya yang lebih beradat dan beradab.
Tidak semua generasi muda Indonesia yang lupa terhadap budayanya, namun
mereka yang menjunjung tinggi budaya Indonesia sedikit demi sedikit terbawa
arus oleh mereka yang lupa terhadap budayanya. Dengan berbagai kasus dan
alasan. Malu karena dipermalukan, takut karena di diskriminasi dan lemah karena
7

tidak adanya dukungan. Inilah peran generasi muda Indonesia dalam melestarikan
budaya bangsanya saat ini, peranannya bukan membuat keadaan lebih baik,
namun sebaliknya, membuat keadaan budaya di Indonesia semakin terpuruk.
Para generasi muda tidak ingin dikatakan kuno, jadul, kampungan kalau tidak
mengikuti gaya ala barat, mereka akan merasa gengsi bila tidak mengikutinya.
Mereka mengikutinya hanya karena ingin dinilai modern, tren dan mengikuti
perkembangan zaman. Kebanyakan kalangan remaja Indonesia hanya sekedar
ikut-ikutan tanpa memilih sesuai dengan nilai-nilai etika dan kebudayaan yang
mereka anut dan kebiasaan yang mereka miliki serta mereka lakukan. Sehingga
melanggar norma-norma yang berlaku dan mempengaruhi kebudayaan lokal
bangsa Indonesia yang ketimuran. Tetapi tidak semua kebudayaan asing
berdampak negatif bagi masyarakat. [4]
Bila pengaruh-pengaruh negatif itu dibiarkan begitu saja merambat dikalangan
remaja Indonesia, mau jadi apa generasi muda Indonesia? Hubungannya bisa
dengan rasa nasionalisme masyarakat yang akan berkurang karena tidak ada rasa
cinta budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Sebenarnya,
untuk membangun suatu negara diperlukan adanya peran pelestarian budaya dari
masyarakatnya. Kelestarian budaya tidak dapat berlangsung sendiri tanpa adanya
campur tangan dari penjaganya. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk
mempertahankan kebudayaan dan warisan asli Indonesia agar tidak hilang dan
hanyut terbawa oler arus zaman. Kalau bukan penghuni nya, siapa lagi yang akan
merawat dan menjaga warisan nenek moyang? Sebab, kebudayaaan yang kita
[4]
miliki bisa dianggap suatu cermin bagi bangsa kita.

B. Pengaruh Buruk Globalisasi Terhadap Kebudayaan Indonesia Semakin


Merambah di Kehidupan Masyarakat

1. Globalisasi
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal.
Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan
sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa
dibatasi oleh wilayah. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali
sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana
orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau
8

proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan
negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan
baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis,
ekonomi dan budaya masyarakat. [6]
Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan
[6]
globalisasi:
Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan
internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan
identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama
[6]
lain.
Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas
antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun
[6]
migrasi.
Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal
material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas
[6]
dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan
semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda
dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing
negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang
kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan
[6]
negara-negara.
Bebas, terbuka, langsung, dan tanpa mengenal batas negara merupakan ciri era
komunikasi global. Semua kalangan bisa berhubungan dengan jaringan internet,
termasuk di dalamnya jaringan-jaringan yang tidak layak atau menyesatkan yang
tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita. Kondisi tersebut hanya sebagian
kecil contoh globalisasi. Artinya, hubungan antarmanusia tidak lagi dibatasi
aturan atau wilayah negaranya saja, namun mulai mengikuti aturan internasional
yang berkembang di dunia.
9

Modernisasi Westernisasi Sekularisasi


a. Mempunyai kepentingan sosial duniawi;
b. Berasal dari barat;
Persamaan c. Merupakan hasil dari perbandingan dari berbagai aspek
kehidupan manusia yang dirasionalkan;
d. Merupakan proses perubahan
a. Mutlak ada dan a. Mutlak a. Berorientasi
diperlukan setiap pembaratan; pada dunia;
Negara; b. Tidak b. Tidak terkait
b. Tidak mempertenta pada nilai
mempersoalkan ngan antar agama dan
nilai keagamaan; kebudayaan bersifat
Perbedaan c. Proses barat dan ilmiah;
perkembangan lokal; c. Proses
lebih bersifat c. Bentuk barat perkembanga
umum. sebagai n terjadi
salahsatu dibidang
kemungkinan keagamaan.
satu-satunya.
TabelII. 2 Perbandingan Modernisasi, Westernisasi dan Sekularisasi

2. Pengaruh Globalisasi terhadap Budaya Indonesia

GambarII. 2 Pengaruh Globalisasi terhadap budaya Indonesia

Globalisasi budaya meningkatkan kontak lintas budaya namun diiringi dengan


berkurangnya keunikan komunitas yang dulunya terisolasi. Globalisasi juga
merubah cara pandang sekelompok manusia maupun individu tentang pola
berprilaku, pola berpakaian, pola kerja dan lain-lain. Hal ini karena masuknya
pengaruh dari luar Indonesia. Sehingga saat ini, mayoritas penduduk Indonesia
mulai ikut-ikutan trend asing. Salah satunya cara berbusana, tidak dapat
dipungkiri lagi bahwa gaya berbusana di Indonesia sudah mengikuti trend barat.
10

Seperti yang kita ketahui bahwa dahulu Indonesia sangat sopan dalam berbusana,
akan tetapi pada saat ini sudah banyak pria maupun wanita menggunakan pakaian
ketat, celana diatas lutu, baju diatas pusar dan sebagainya. Hal tersebut
menegaskan bahwa kebudayaan di Indonesia telah terglobalisasi oleh pengaruh
luar. [7]
Dalam era globalisasi sekarang ini, pengaruh budaya masyarakat lain tidak
dapat dihindarkan lagi. Pengaruh tersebut dapat terjadi secara langsung maupun
tidak langsung. Kontak langsung dapat terjadi antar masyarakat atau antar
individu. Proses perubahan dalam kontak langsung meliputi akulturasi, asimilasi
dan difusi. [7]
Kontak tidak langsung terjadi melalui alat-alat elektronik atau alat komunikasi
massa, seperti TV, radio, internet, film, majalah dan surat kabar. Akan tetapi,
pengaruh dari kontak ini terhadap perubahan sosial budaya belum sepenuhnya
benar. Misalnya, peruhaban pola hidup akibat pengaruh TV. Jika sebab-sebab
perubahan sosial bersumber pada masyarakat lain, hal ini terjadi karena
kebudayaan dari masyarakat lain tersebut telah memberikan pengaruhnya. [7]
Hubungan yang dilakukan antara dua masyarakat yang berbeda memiliki
kecenderungan menimbulkan pengaruh timbal balik. Jika hubungan tersebut
dilakukan melalui saluran alat-alat komunikasi, ada kemungkinan pengaruh
tersebut hanya datang dari satu pihak saja, yaitu dari masyarakat pengguna alat-
alat komunikasi yang bersangkutan. Jika pengaruh dari masyarakat tersebut
diterima dan tidak melalui cara-cara paksaan hasilnya dinamakan demonstration
effect. Proses pengadaptasian suatu kebudayaan baru cenderung lebih kuat dan
lebih cepat sehingga budaya tradisional setiap masyarakat mulai ditinggalkan
[7]
tidak menutup kemungkinan akan dilupakan.
Berikut merupakan proses-proses perubahan sosial budaya yang sering terjadi
dalam kehidupan masyarakat:
[7]
a. Akulturasi
Akulturasi adalah pertemuan unsur-unsur dari berbagai kebudayaan yang
berbeda yang diikuti dengan pencampuran unsur-unsur tersebut. Misalnya proses
pencampuran dua budaya atau lebih yang saling bertemu dan saling memengaruhi.
11

GambarII. 3 Contoh Akulturasi Budaya

Biasanya ditandai dengan perubahan budaya maupun kebiasaan dalam


masyarakat. Norma masyarakat yang sebelumnya menjadi pedoman bagi
seseorang bertindak perlahan-lahan berubah menjadi tidak dipedulikan lagi.
Misalnya kebiasaan memberikan salam dan mencium tangan pada orang tua sudah
pudar di kalangan generasi muda.
Budaya atau kebiasaan pada masyarakat seperti memberikan salam dan
mencium tangan pada orang tua sudah pudar di kalangan generasi muda sebagian
besar disebabkan oleh masuknya budaya Barat.
Memberi salam atau mencium tangan orang tua sudah tergantikan oleh
“Cipika-Cipiki” yang diperkenalkan budaya Barat. Padahal ini tidak sesuai
dengan Bangsa Timur yang lebih mengedepankan etika dalam bermasyarakat.
Akulturasi juga ditandai dengan kebiasaan anggota masyarakat melanggar
aturan atau hukum. Hal yang tidak biasa dalam masyarakat kini telah menjadi
lazim untuk dilakukan. Hal ini akibat kebebasan yang diajarkan budaya Barat
sehingga dirasa terlalu bebas tanpa disertai tanggung jawab.
Akulturasi dapat terwujud melalu kontak budaya yang bentuknya bermacam-
macam, antara lain sebagai berikut:
Kontak sosial dapat terjadi pada seluruh lapisan masyarakat, sebagian
masyarakat, atau bahkan antarindividu dalam dua masyarakat. Kehadiran
12

teknologi misalnya, tentu berbeda dengan kehadiran seorang ulama dan


kehadiran seorang psikolog dengan kehadiran seorang ahli ekonomi.
Kontak budaya dapat terjadi dalam suasana bersahabat atau suasana
bermusuhan.
Kontak budaya dapat terjadi antara kelompok yang menguasai dan dikuasai
dalam seluruh unsure budaya, baik dalam segi ekonomi, bahasa, teknologi,
kemasyarakatan, agama, kesenian maupun ilmu pengetahuan.
Kontak budaya dapat terjadi antara masyarakat yang jumlah warganya banyak
atau sedikit.
Kontak budaya dapat terjadi dalam tiga wujud budaya, baik system budaya,
system sosial, maupun unsur-unsur budaya fisik.
Hasil proses akulturasi budaya lebih didasarkan pada kekuatan setiap budaya.
Semakin kuat suatu budaya maka semakin cepat memengaruhi budaya
lainnya. Salah satu contoh menarik dari proses akulturasi di Indonesia adalah
yang terjadi di daerah transmigrasi.

[7]
b. Asimilasi

GambarII. 4 Contoh Asimilasi di Indonesia, Event Grebeg Sudiro


13

Asimilasi adalah suatu proses penyesuaian atau peleburan sifat-sifat asli yang
dimiliki oleh suatu masyarakat dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda.
Proses asimilasi dapat berjalan cepat maupun lambat, tergantung pada berbagai
faktor berikut:
Toleransi
Toleransi adalah suatu sikap menghargai, membiarkan dan memberikan hak
berkembang suatu pendirian yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian
sendiri. Jika sikap toleran tinggi, maka akan memmungkinkan proses asimilasi
berjalan lancer tanpa hambatan. Sifat toleransi juga dapat mempercepat
berkembangnya proses globalisasi budaya di Indonesia.
Ekonomi
Kedudukan ekonomi dalam suatu sistem sosial dapat memengaruhi jalannya
asimilasi. Sebagai contoh, jika dalam suatu masyarakat terdapat kelompok
ekonomi yang bermaksud menguasai kehidupan ekonomi kelompok lain,
asimilasi akan sulit dijalankan. Hal yang sama juga terjadi jika dalam suatu
kelompok masyarakat terjadi diskriminasi.
Simpati
Simpati adalah keterlibatan perasaan dari satu kelompok sosial budaya kepada
kelompok budaya lainnya, didalamnya terkandung aspek kepedulian atau
keikutsertaan merasakan perasaan kelompok masyarakat lain, yaitu perasaan
senang, sedih, bangga, bahagia, maupun haru. Sifat simpati ini dapat mempercepat
proses globalisasi budaya, karena seseorang secara sukarela akan merasakan
perasaan suatu perasaan seseorang lainnya dalam kondisi tertentu.
14

[7]
c. Sikap Meniru
Meniru perilaku yang buruk
Banyak sekali adegan dalam
film Barat yang tidak sepatutnya
dicontoh oleh kaum muda.
Misalnya, perkelahian antarpelajar
dan adegan-adegan kekerasan
lainnyaserta pelajar yang
terintimidasi atau sering ejek dan
diganggu dalam sekolah, sifat
tawuran dan saling mengejek Antara
sesama pelajar di Indonesia sudah
sering terjadi belakangan ini,
padahal kalau kita lihat pada masa-
masa lalu tidak ada yang namanya
tawuran maupun saling mengejek
GambarII. 5 Contoh Meniru budaya luar yang Antara pelajar di Indonesia.
diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari

Meniru Idola
Seseorang yang
mengidolakan suatu
tokoh seperti
aktris/aktor atau
penyanyi, pasti ingin
sama persis menjadi
seperti idolanya,
setidaknya dalam hal
bergaya atau
berpakaian. Cara
GambarII. 6 Meniru Idola berpakaian para
aktris/aktor atau penyanyi dari barat (luar Indonesia) sangat bertentangan dengan
cara berpakaian di Indonesia bahkan ada yang dianggap tak lazim atau mungkin
15

dapat dikatakan “gila”. Tapi semua itu seolah tak berarti dan tak diindahkan oleh
kaum muda di Indonesia, dan tetap diikuti.
Cara Berpakaian
Barat yang identik dengan liberalism
dengan kata lain penuh kebebasan dalam
berpakaian, sangat bebas dalam berpakaian.
Dan karena tren pakaian dunia berkiblat pada
bangsa Barat, maka style/cara berpakaian
bangsa Barat pun perlahan masuk dalam
budaya kita dan berpakaian sangat sexy
dengan rok pendek sudah mejadi hal yang
lumrah. Padahal berpakaian seperti itu di
Indonesia sangat bertentangan dengan budaya
dan adat, apa lagi kalau di masukkan dalam
peraturan agama islam yang mengharuskan
kita berpakaian sopan dan menutup semua

GambarII. 7 Cara berpakaian Budaya aurat kita, jadi ini sangat bertentangan dengan
luar
gaya berpakaian orang Indonesia.

[7]
d. Sekularisme
Sekularisme adalah suatu sistem etik yang didasarkan pada prinsip moral
alamiah dan terlepas dari agama-wahyu atau supranaturalisme. Merupakan
Ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi harus berdiri terpisah dari
agama atau kepercayaan. Dalam kajian keagamaan, masyarakat dunia barat pada
umumnya di anggap sebagai sekular. Hal ini di karenakan kebebasan beragama
yang hampir penuh tanpa sangsi legal atau sosial, dan juga karena kepercayaan
umum bahwa agama tidak menentukan keputusan politis. Tentu saja, pandangan
moral yang muncul dari tradisi kegamaan tetap penting di dalam sebagian dari
negara-negara ini.
16

3. Dampak Globalisasi terhadap Kebudayaan di Indonesia

a. Dampak Positif
Saat ini kita berada didalam era globalisasi dimana dunia seakan tiada batas
dan tak terpisahkan oleh jarak dan waktu. Tentunya, globalisasi ini memberikan
dampak positif terhadap bangsa Indonesia dalam berbagai macam bidang, salah
satunya adalah didalam bidang sosial dan budaya. Sudah sepatutnya bagi kita
bangsa Indonesia untuk mengoptimalkan dampak positif yang bermanfaat itu guna
memajukan negeri yang kita cintai ini. Dan ini adalah beberapa contoh dampak
positif globalisasi terhadap bangsa Indonesia didalam bidang sosial dan budaya:

Keterbukaan Informasi [8]


Globalisasi membuat akses terhadap informasi semakin terbuka lebar,
masyarakat bisa mendapatkan berbagai informasi dari banyak media, seperti
televisi, internet, sosial media, dan lain-lain. Ini membuat masyarakat semakin
terbuka, cerdas dan berpikir kritis. Ini merupakan salah satu dampak positif yang
ditimbulkan dari globalisasi terhadap bangsa Indonesia. [8]

Komunikasi semakin mudah dan cepat [8]


Dulu mungkin orang tua kita membutuhkan waktu lama (berhari-hari) untuk
berkomunikasi dengan temannya yang berada dinegara lain melalui media
komunikasi konvensional surat menyurat. Tetapi saat ini era tersebut sudah usang,
masyarakat lebih menyukai menggunakan media komunikasi yang murah dan
cepat yaitu dengan telepon, internet dan sosial media. [8]

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi [8]


Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.
Globalisasi memungkinkan orang-orang yang pintar di Indonesia menuntut ilmu
diluar negeri seperti di Amerika Serikat dan Eropa. Jika sudah selesai diharapkan
mereka bisa menerapkan dan mengaplikasikan ilmunya di Indonesia. [8]

Perekonomian Indonesia semakin menggeliat [8]


Globalisasi membuat laju perekonomian dinegeri ini semakin menggeliat. Hal
tersebut bisa terlihat dari neraca perdagangan kita yang terbilang baik karena nilai
ekspor dan impornya relatif seimbang. Selain itu, Indonesia juga selalu dilirik
17

oleh dunia internasional sebagai tempat terbaik untuk berinvestasi terutama untuk
sektor pertambangan, pertanian dan industri. [8]

Meningkatnya taraf hidup masyarakat [8]


Dunia yang tanpa batas saat ini memungkinkan seseorang untuk berusaha
meningkatkan taraf hidupnya dan juga keluarganya. Tidak sedikit warga negara
kita yang bekerja diluar negeri untuk membiayai kebutuhan keluarganya didalam
negeri. Meskipun demikian, sudah seharusnya era globalisasi ini diimbangi
dengan manusia yang berpendidikan dan berkarakter. [8]

Persaingan yang sehat [8]


Dengan globalisasi, perekonomian kita dapat menyamakan tarif untuk ekspor
impor semua negara sehingga kegiatan perdagangan menjadi semakin cepat dan
persaingan juga sehat. [8]

b. Dampak Negatif
Layaknya seperti dua buah mata pisau, hadirnya globalisasi didunia tidak
hanya berdampak positif saja, melainkan juga ada dampak negatifnya. Oleh sebab
itu, kita harus bisa meminimalisir dampak-dampak negatif yang ada, kalau bisa
tentu saja kita hilangkan. Dampak-dampak negatifnya sangat merugikan Bangsa
Indonesa, bahkan bisa mengancam kedaulatan bangsa yang kita cintai ini. inilah
beberapa contoh dampak negatif globalisasi terhadap Bangsa Indonesia dalam
bidang sosial budaya:
Informasi tak terkendali [8]
Arus informasi yang tak terkendali. Tidak semua informasi itu baik untuk kita,
ada juga informasi yang tidak baik dan tidak sesuai dengan kepribadiaan kita.
Oleh karena itu, era globalisasi ini harus diimbangi dengan Spiritual Quotient (
SQ ). [8]

Kebarat – baratan [8]


Menjamurnya budaya barat. Seperti yang dirasakan oleh bangsa Indonesia saat
ini, Kenyataannya saat ini banyak sekali budaya barat yang diadopsi di Indonesia,
akan tetapi sebaliknya, jarang sekali orang-orang yang mau melestarikan budaya
asli Indonesia itu sendiri. Jika hal itu baik maka boleh kita tiru, jika sebaliknya
maka buanglah jauh-jauh. [8]
18

Sikap individualisme [8]


Saat ini, kita memerlukan bantuan alat atau perangkat untuk mempermudah
aktifitas kita dan kita merasa tak perlu lagi bantuan manusia. Hal ini yang
menyebabkan manusia semakin individualistik, padahal hakikat manusia
sebenarnya adalah mahluk sosial. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan
menyebabkan orang-orang cenderung individualistis. [8]

Kesenjangan sosial semakin besar [8]


Meningkatnya konsumerisme dikalangan masyarakat Indonesia. Sifat
Konsumtif dibentuk oleh kita yang cenderung berbelanja produk-produk yang kita
inginkan bukan yang kita perlukan. Kemudahan akses dalam berbelanja dan
menbanjirnya produk-produk dari luar menyebabkan pola hidup konsumtif
semakin merajalela. [8]

Hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri [8]


karena banyaknya produk luar negeri yang membanjiri Indonesia. Dengan
hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala
berkurangnya rasa cinta masyarakat kita terhadap bangsa indonesia. Karena hal
tersebut, maka dapat berdampak terhadap perekonomian dalam negeri,
pendapatan warga negara Indonesia sendiri menjadi berkurang, karena
kebanyakan warga Indonesia lebih suka membeli makanan dan lain-lain yang
berbau luar negeri. [8]

C. Upaya dan Peran yang Harus Dilakukan Generasi Muda Untuk


Menanggulangi Budaya Buruk Globalisasi

Budaya lokal Indonesia menarik perhatian para turis luar negeri. Ini dapat
dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan tambahan devisa bagi negara.
Tetapi hal ini juga harus diwaspadai karena banyaknya aksi pembajakan dan
pencurian budaya yang mungkin terjadi. Sudah banyak budaya asli Indonesia
yang diakui oleh negara tetangga sebagai miliknya. Dalam Jadiberita.com
(16/10/2013) disebutkan bahwa Reog Ponorogo, yang dalam situs
http://www.heritage.gov.my memasang gambar Reog Ponorogo dan menyebutnya
sebagai tarian asal Malaysia yaitu Tari Barongan. Komentar bermunculan, sampai
akhirnya Pemerintah Jawa Timur berupaya mendaftarkan Rego Ponorogo untuk
19

mendapat hak paten tingkat dunia. Masih banyak budaya lain seperti alat musik
Angklung, Tari Pendet, Lagu daerah Rasa Sayange, Batik dan lainnya diklaim
oleh negara lain. Kalau sudah begini siapa yang patut untuk disalahkan? Negara
tetangga yang mencuri budaya kita atau kita yang sebagai warga negara Indonesia
yang tidak bisa menjaga budaya kita dengan baik? Sebenarnya melestarikan
budaya lokal bukan hanya menjadi kepentingan dan tanggungjawab pemerintah,
namun juga kewajiban semua masyarakat. Keterlibatan masyarakat dan
komunitas-komunitas seni budaya dalam pelestarian budaya lokal sangat
diperlukan. [4]

Pernahkah terlintas dibenak kalian untuk mengetahui hal-hal menarik yang


ada di indonesia? Atau menginginkan untuk mengetahui warisan-warisan budaya
indonesia? Melestarikan seni budaya tradisional bukan hanya semata-mata
menjadi kepentingan dan tanggungjawab pemerintah, namun juga kewajiban
semua lapisan masyarakat. Tugas utama yang harus dilakukan adalah bagaimana
mempertahankan, melestarikan, menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan
sebaik-baiknya agar dapat memperkokoh budaya bangsa yang akan
mengharumkan nama Indonesia. Dan juga supaya budaya asli negara kita tidak
[4]
diklaim oleh negara lain.

Kita sebagai generasi muda, generasi penerus bangsa sudah seharusnya


berpartisipasi aktif dalam bidang budaya. Harus menjadi generasi muda yang
mempunyai kemauan, kemampuan, dan harapan yang besar untuk membangun
suatu daerah menjadi lebih baik lagi dan bekerja sama dengan pemerintah daerah
untuk bersama-sama meningkatkan dan mengembangkan potensi yang sudah ada
di suatu daerah. Potensi yang dimiliki setiap daerah di Indonesia sangatlah besar
karena begitu banyak budaya, kesenian, suku, ras, bahasa, agama, dan
kepercayaan yang ada di Indonesia. Hal itu harusnya bukanlah menjadi
penghambat untuk kita bekerja sama karena begitu banyaknya perbedaan, tetapi
sebaliknya perbedaan tersebut tentu akan menjadi kekuatan dan kelebihan yang
dimiliki Indonesia seperti semboyan Bhineka Tunggal Ika, yang artinya berbeda-
beda tetapi tetap satu kesatuan. Memang, mengembangkan budaya tak semudah
membalikkan telapak tangan. Berbagai aktifitas dalam upaya melestarikan
[4]
kebudayaan lokal mulai ada dari berbagai kalangan.
20

Cara untuk melestarikan budaya bermacam-macam, baik secara langsung


maupun secara tidak langsung. Mengenali dan harus bangga dengan budaya
Indonesia. Masyarakat harus memahami dan mengetahui berbagai kebudayaan.
Paling tidak kita harus tahu budaya apa saja yang ada di daerah kita kemudian kita
mendalami lalu mengembangkan budaya. Dimulai dengan membiasakan diri
dengan budaya tersebut, misal memakai baju batik setiap seminggu sekali untuk
berangkat ke kantor, kampus atau yang lain. Kemudian memperkenalkan kepada
orang lain atau yang belum tahu tentang kebudayaan dari daerah kita syukur-
syukur sampai ke negara lain. Kita juga harus bangga terhadap produk dalam
negeri, hindari membeli barang import karena barang buatan negara kita sendiri
[4]
juga tak kalah bagus kualitasnya.

Menyisipkan nilai-nilai budaya dalam kurikulum pendidikan. Kita harus


mengenal budaya-budaya yang ada di Indonesia mulai dari kecil atau bangku
sekolah seperti menari, menyanyi dan lain-lain. Dalam kegiatan pembelajaran
sekali dalam seminggu menggunakan bahasa daerah pada waktu pelajaran bahasa
daerah. Mengadakan kegiatan ekstrakurikuler yang berhubungan dengan seni
budaya agar para siswa dapat mengenali, tertarik dengan budayanya sendiri dan
sebagai wadah atau tempat para siswa untuk mengembangkan bakatnya dalam
bidang seni atau membuat suatu komunitas seni budaya. Dalam komunitas
tersebut bakat dan minat diasah agar nantinya dapat dipentaskan dan dikenalkan
sampai luar negeri. Mendirikan kursus atau sanggar tari, kethoprak, karawitan dan
yang lainnya. Mengadakan festival seni, perlombaan tiap tahunnya atau acara
yang bertema budaya, misal festival seni tari. Tetapi buruknya kita, kita akan
merasa menghargai suatu budaya setelah kita kehilangan. Budaya daerah banyak
yang hilang karena kita tidak mau melestarikan budaya kita. Pemerintah juga
harus mematenkan semua budaya-budaya daerah di Indonesia agar tidak diklaim
[4]
oleh bangsa lain.

Dengan teknologi yang berkembang, seharusnya kita mampu untuk


memanfaatkan teknologi tersebut untuk melestarikan kebudayaan lokal. Misalnya
membuat media pembelajaran matematika berupa game congklak untuk anak SD,
di dalam media pembelajaran tersebut anak bisa belajar berhitung dan bermain
congklak. Kemudian media pembelajaran pengenalan huruf atau angka, tiap hruf
21

mewakili sebuah alat musik, lagu atau tarian tradisional. Contohnya huruf A
untuk Angklung, B untuk Barongan, C untuk Congklak dan seterusnya. Selain itu
kita juga bisa memanfaatkan fasilitas internet seperti Facebook, Twitter, Plurk,
[4]
My space atau Blog untuk mengenalkan budaya kita kepada dunia luar.

Alasan untuk tetap mempertahankan dan menjaga budaya lokal karena


Indonesia memiliki keanekaragaman budaya lokal yang bisa di jadikan aset yang
tidak dapat disamakan dengan budaya lokal negara lain. Budaya lokal yang
dimiliki Indonesia berbeda-beda pada setiap daerah. Tiap daerah memiliki ciri
khas budayanya, seperti rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat
istiadat yang dianut. Semua itu dapat dijadikan kekuatan untuk dapat
memperkokoh ketahanan budaya bangsa dimata Internasional. Kekhasan budaya
lokal yang dimiliki setiap daerah di Indonesia memliki kekuatan dan nilai
[4]
tersediri.

Kekhasan budaya lokal ini juga sering kali menarik pandangan negara lain.
Terbukti banyaknya turis asing yang mencoba mempelajari budaya Indonesia
seperti belajar tarian khas suatu daerah atau mencari barang-barang kerajinan
untuk dijadikan buah tangan. Kebudayaan lokal menjadi sumber ketahanan
budaya bangsa. Kesatuan budaya lokal yang dimiliki Indonesia merupakan
budaya bangsa yang mewakili identitas negara Indonesia. Untuk itu, budaya lokal
harus tetap dijaga serta diwarisi dengan baik agar budaya bangsa tetap kokoh.
Indonesia dipandang dunia Internasional karena kekuatan budayanya. Apabila
budaya lokal dapat di jaga dengan baik, Indonesia akan di pandang sebagai negara
yang dapat mempertahankan identitasnya di mata Internasioanal. Kuatnya budaya
bangsa, akan memperkokoh rasa persatuan. Karena adanya saling menghormati
antara budaya lokal sehingga dapat bersatu menjadi budaya bangsa yang kokoh.
Budaya lokal Indonesia sering kali menarik perhatian para turis mancanegara. Ini
dapat dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan devisa bagi negara. Akan
tetapi hal ini juga harus diwaspadai karena banyaknya aksi pembajakan budaya
[4]
yang mungkin terjadi (Nishom, M., isomwebs.net, 2011).
III. PENUTUP

A. Kesimpulan
Cinta tanah air berarti rela berkorban untuk bangsa dan Negara dan juga cinta
terhadap budaya Indonesia.dan cinta itu harus dimiliki oleh setiap individu pada
negara tempat ia tingal yang tercermin dari perilaku membela tanah airnya,
menjaga dan melindungi tanah airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa
dan negaranya, mencintai adat atau budaya yang ada dinegaranya dengan
melestarikannya dan melestarikan alam dan lingkungan.
Indonesia adalah negara yang mempunyai banyak sekali kebudayaan dan
budaya asing yang masuk ke Indonesia apabila di bendung secara terus menerus
dapat mengikis kebudayaan daerah yang sudah ada. Sehingga perlu adanya upaya
untuk menanggulangi masalah tersebut. Ini bukanlah masalah sepele hilangnya
budaya dari suatu negara merupakan masalah yang besar,oleh karena upaya
penangulangan harus sesegera mungkin dilakukan agar budaya kita tidak hilang di
telan waktu,apalagi setelah ada aksi pencurian budaya yang banyak di lakukan
oknum oknum yang tidak bertanggung jawab.
Kalau sudah terjadi kita harus bagaimana dan siapa yang harus bertanggung
jawab pemerintahkan??. Tentu saja bukan tetapi kitalah yang yang wajib
bertanggung jawab atas hilangnya budaya dalam negara kita, karena semua hal itu
terjadi karena ulah kita sendiri.

B. Saran
Ada berbagai upaya dalam melestarikan budaya kita yaituyang pertama kita
bisa membantu menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya budaya sebagai jati
diri bangsa,yang kedua kita ikut melestarikan budaya dengan cara berpartisipasi
dalam pelaksanaannya,yang ketiga kita harus mempelajarinya akan budaya itu
sendiri, dan yang terakhir kita harus berupaya mensosialisasikan kepada orang
lain sehingga mereka tertarik untuk ikut menjaga serta melestarikannya.
Bukan hal yang sulit untuk melakukan hal tersebut bila kita saling
menyatukan diri dan berbagai pendapat di satukan, menjalankan sistem
musyawarah seperti yang kita lakukan dahulu. Selain menyatukan pemikiran ini
juga merupakan bentuk pelestarian budaya salah satunya.

22
23

Semua hal-hal yang menyangkut tentang globalisasi perlu dikaji, Untuk dapat
mengatasi perubahan kebudayaan akibat dari globalisasi perlu dikaji bagaimana
dampak globalisasi terhadap kebudayaan, bagaimana cara pelestarian dan
pemanfaatan warisan budaya yang ada terlebih dahulu, setelah itu sebagai
masyarakat Indonesia harus berpartisipasi dalam menjaga dan melestarikannya,
karena pada dasarnya perubahan yang terjadi adalah karena hakekat dan sifat
dasar manusia yang selalu ingin berubah untuk mendapatkan sesuatu yang baru.
Untuk menangani dampak globalisasi yang terjadi, terlebih dahulu harus dikaji
secara rinci unsur-unsur baru yang masuk agar di dalamnya menemukan mana
unsur kebudayaan yang bersifat positif dan mana unsur kebudayaan yang bersifat
negatif. Karena apabila globalisasi tidak diseimbangi dengan kepedulian dan
kepekaan masyarakat terhadap unsur-unsur kebudayaan yang masuk dan dengan
hanya menerima dan menerapkan unsur-unsur dan nilai-nilai globalisasi yang ada
maka Indonesia akan berada pada situasi yang memprihatinkan, unsur-unsur
kebudayaan yang asli akan tergeser dan lama kelamaan kebudayaan Indonesia
akan kehilangan jati dirinya.
Proses filtrasi tentunya perlu dilakukan supaya kebudayaan barat yang masuk
ke Indonesia tidak akan merusak identitas kebudayaan asli bangsa Indonesia.
Semua dampak positif dan dampak negatif masuknya budaya asing di Indonesia
tergantung bagaimana kita menanggapi dan menyeleksi budaya asing tersebut.
Pentingnya peran masyarakat dan pemerintah dalam mempertahankan nilai-nilai
budaya Indonesia agar tidak terpengaruh oleh budaya asing yang sifatnya negatif
sangat dibutuhkan. Sebagai generasi muda juga hendaknya dapat berperilaku yang
selektif terhadap pengaruh globalisasi sesuai dengan nilai-nilai agama yang di
anut dan adat kebiasaan di negrinya. Serta menanamkan nilai-nilai pancasila dan
melaksanakan ajaran Agama dengan sebaik-baiknya. Dan jangan lupa memiliki
semangat nasionalisme yang tangguh, seperti mencintai produk dalam negeri.
Berbagai cara dapat dilakukan dalam melestarikan budaya, namun yang paling
penting yang harus pertama dimiliki adalah menumbuhkan kesadaran serta rasa
memiliki budaya tersebut, karena dengan rasa memiliki serta mencintai budaya
akan membuat orang mempelajarinya sehingga budaya akan tetap ada karena
pewaris kebudayaan akan terus ada.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Tito Dwiki Putra Santoso, "Apa itu Budaya?," Jurnal Ilmiah, vol. I, p. 1.

[2] Toto Sucipto, "Dinamika Kelompok," in Pembinaan Generasi Muda


Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Cianjur, 2015, p.
11.

[3] Darsiyah, "Perubahan Kebudayaan Indonesia Karena Globalisasi," Jurnal


Ilmiah, Desember 2013.

[4] Tri Dewi Nugraheni, "Indonesia, Masyarakat dan Warisan Budayanya," Jurnal
Ilmiah, Desember 2013.

[5] Teluk Bone. Pancanorma. [Online].


http://pancanorma.blogspot.co.id/2013/01/peran-generasi-muda-dalam-
melestarikan.html

[6] Anastasya. (2013, Oktober) Stories from Midsummer. [Online].


http://summerviscountess.blogspot.co.id/2013/10/globalisasi-dan-dampaknya-
pada.html

[7] Muhamad Akbar. (2014, Desember) Selembar Surat. [Online].


http://akbaar3.blogspot.co.id/2014/12/pengaruh-globalisasi-terhadap-budaya-
di.html

[8] Visec. (2014, Desember) VISEC INDONESIA. [Online].


http://www.visec.info/2014/12/globalisasi-dan-masyarakat-indonesia.html

24
LAMPIRAN
Fenomena Global yang Masuk di Indonesia *Audio & Visual

TURKI

INDIA

25
EROPA

JEPANG

26
KOREA

Identitas Baru

27
Kesalahan Orientasi dalam Identitas

Akibat dari Budaya Global dalam Pendidikan

28
INTINYA:
Kita sibuk, seolah-olah mengejar ketertinggalan
“segala hal” dari budaya luar; namun jatidiri budaya
milik sendiri akhirnya (tanpa disadari) perlahan-lahan
“menguap”.
-deniefendi-

29

Anda mungkin juga menyukai