Fenomena Kebudayaan Global Yang Berimpli
Fenomena Kebudayaan Global Yang Berimpli
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (AR1112B)
Dosen Pengampu Wieky Rusmanto, S.Sos., M.Si.
Oleh
Deni Efendi
NPM 41155030150067
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Fenomena
"Kebudayaan Global" Yang Berimplikasi Pada Lunturnya Budaya Bangsa Dalam
Kehidupan Masyarakat ini.
Terima kasih kepada Bapak Wieky Rusmanto, S.Sos., M.Si selaku Dosen
mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah membimbing
serta memberikan tugas ini kepada penulis.
Penulis
i
ABSTRAK
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. v
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 2
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3
C. Tujuan Pengkajian ....................................................................................... 3
D. Manfaat Pengkajian ..................................................................................... 3
II. PEMBAHASAN ............................................................................................. 4
A. Peranan Generasi Muda Indonesia Dalam Melestarikan Budaya Bangsa .. 6
1. Pengertian ................................................................................................ 6
2. Kenyataan Generasi Muda dalam Melestarikan Budaya Bangsa ............ 6
B. Pengaruh Buruk Globalisasi Terhadap Kebudayaan Indonesia Semakin
Merambah di Kehidupan Masyarakat ................................................................ 7
1. Globalisasi ............................................................................................... 7
2. Pengaruh Globalisasi terhadap Budaya Indonesia .................................. 9
3. Dampak Globalisasi terhadap Kebudayaan di Indonesia ...................... 16
C. Upaya dan Peran yang Harus Dilakukan Generasi Muda Untuk
Menanggulangi Budaya Buruk Globalisasi ..................................................... 18
III. PENUTUP .................................................................................................... 22
A. Kesimpulan ............................................................................................... 22
B. Saran .......................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24
LAMPIRAN ......................................................................................................... 25
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
I. PENDAHULUAN
Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan
keunikannya. “Kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan
kebudayaan yang majemuk dan sangat kaya ragamnya. Perbedaan yang terjadi
dalam kebudayaan Indonesia dikarekan proses pertumbuhan yang berbeda dan
pengaruh dari budaya lain yang ikut bercampur di dalamnya”. (Kong Fu Tse,
1970). Di setiap budaya tersebut terdapat nilai-nilai sosial dan seni yang tinggi.
Seiring dengan masuknya era globalisasi saat ini, turut mengiringi budaya-budaya
asing yang masuk ke Indonesia.
Pada kondisi saat ini, 4 pilar (Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika,
NKRI) dan kebudayaan mulai ditinggalkan bahkan sebagian masyarakat
Indonesia malu mengakuinya sebagai jati diri bangsa Indonesia. Hal ini
mengakibatkan hilangnya keanekaragaman budaya Indonesia secara perlahan-
lahan, yang tidak terlepas dari pengaruh budaya.
1
2
A. Latar Belakang
Dewasa ini kebutuhan hidup setiap orang semakin kompleks karena zaman
yang semakin modern. Arus modernisasi yang kian deras melanda bangsa ini
semakin terlihat jelas dalam sendi-sendi kehidupan bangsa. Hal tersebut dapat
diketahui bersama bahwasannya Indonesia merupakan Negara yang sedang
berkembang.
Dalam proses menuju taraf Negara berkembang arus globalisasi dari Negara
lain pun semakin deras dirasakan. Modernisasi dalam berbagai sendi kehidupan
bangsa terus dilakukan bangsa ini untuk mempermudah pemenuhan kebutuhan
hidup mereka dan untuk mempermudah berbagai macam kepentingan hidup
mereka. Namun tanpa mereka sadari hal tersebut dibarengi dengan proses
pengikisan budaya lokal Indonesia. Betapa tidak, dari kehidupan sehari pun corak
kebudayaan bangsa semakin ditinggalkan entah dari hal kecil seperti cara
berpakaian hingga hal kompleks sepert menjamurnya hotel-hotel berbintang
hingga korupsi dan terorisme yang merusak sendi-sendi bangsa yang berlandaskan
Pancasila.
Hal yang sangat ironis adalah peran pemuda bangsa Indonesia dalam
melestarikan kebudayaan bangsa Indonesia semakin menipis. Pemuda pemudi saat
ini semakin dimanjakan hidupnya dengan kemajuan teknologi yang ada. Secara
tidak langsung akan mempengaruhi pola pikir mereka. Budaya malas pun kian
marak karena sekarang hanya dengan duduk di depan sebuah Komputer yang
terhubung dengan Internet sehingga membuat dunia ini seperti tidak berjarak dan
semua dapat dilakukan.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan diatas, masalah
yang akan diangkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana peran generasi muda bangsa Indonesia dalam melestarikan budaya
bangsa ?
2. Benarkah pengaruh buruk dari budaya luar semakin merambah di kehidupan
bangsa ini ? Bagaimana dampaknya ?
3. Adakah upaya dan peran yang harus dilakukan para penerus bangsa untuk
menanggulangi budaya buruk globalisasi ?
C. Tujuan Pengkajian
1. Memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan;
2. Mengetahui perkembangan budaya bangsa Indonesia dan eksistensinya dalam
kehidupan masyarakat dalam era modernisasi saat ini;
3. Mengetahui bagaimana upaya dan peran generasi muda bangsa Indonesia
dalam menanggulangi budaya buruk yang masuk ke Indonesia;
D. Manfaat Pengkajian
Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai patokan
bagi masyarakat untuk tetap mengembangkan dan mempertahankan budaya
bangsa dalam fenomena „budaya global”.
II. PEMBAHASAN
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi [1] . Sedangkan
menurut Toto Sucipto(Kepala BPNB Bandung) dalam Seminarnya, Kebudayaan
adalah keseluruhan gagasan, perilaku dan hasil karya manusia yang
dikembangkan melalu proses belajar dan adaptasi terhadap lingkungannya yang
berfungsi sebagai pedoman untuk kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dalam wujud nilai/ide, perilaku dan karya/ekspresi budaya. [2]
4
5
1. Pengertian
Soekanto (1984: 237) “Peranan merupakan aspek yang dinamis dari
kedudukan (status)”. Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajiban
sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan.
Pemuda adalah warga Negara Indonesia yang memasuki periode penting
pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 sampai 30 tahun.
tidak adanya dukungan. Inilah peran generasi muda Indonesia dalam melestarikan
budaya bangsanya saat ini, peranannya bukan membuat keadaan lebih baik,
namun sebaliknya, membuat keadaan budaya di Indonesia semakin terpuruk.
Para generasi muda tidak ingin dikatakan kuno, jadul, kampungan kalau tidak
mengikuti gaya ala barat, mereka akan merasa gengsi bila tidak mengikutinya.
Mereka mengikutinya hanya karena ingin dinilai modern, tren dan mengikuti
perkembangan zaman. Kebanyakan kalangan remaja Indonesia hanya sekedar
ikut-ikutan tanpa memilih sesuai dengan nilai-nilai etika dan kebudayaan yang
mereka anut dan kebiasaan yang mereka miliki serta mereka lakukan. Sehingga
melanggar norma-norma yang berlaku dan mempengaruhi kebudayaan lokal
bangsa Indonesia yang ketimuran. Tetapi tidak semua kebudayaan asing
berdampak negatif bagi masyarakat. [4]
Bila pengaruh-pengaruh negatif itu dibiarkan begitu saja merambat dikalangan
remaja Indonesia, mau jadi apa generasi muda Indonesia? Hubungannya bisa
dengan rasa nasionalisme masyarakat yang akan berkurang karena tidak ada rasa
cinta budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Sebenarnya,
untuk membangun suatu negara diperlukan adanya peran pelestarian budaya dari
masyarakatnya. Kelestarian budaya tidak dapat berlangsung sendiri tanpa adanya
campur tangan dari penjaganya. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk
mempertahankan kebudayaan dan warisan asli Indonesia agar tidak hilang dan
hanyut terbawa oler arus zaman. Kalau bukan penghuni nya, siapa lagi yang akan
merawat dan menjaga warisan nenek moyang? Sebab, kebudayaaan yang kita
[4]
miliki bisa dianggap suatu cermin bagi bangsa kita.
1. Globalisasi
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal.
Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan
sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa
dibatasi oleh wilayah. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali
sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana
orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau
8
proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan
negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan
baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis,
ekonomi dan budaya masyarakat. [6]
Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan
[6]
globalisasi:
Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan
internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan
identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama
[6]
lain.
Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas
antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun
[6]
migrasi.
Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal
material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas
[6]
dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan
semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda
dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing
negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang
kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan
[6]
negara-negara.
Bebas, terbuka, langsung, dan tanpa mengenal batas negara merupakan ciri era
komunikasi global. Semua kalangan bisa berhubungan dengan jaringan internet,
termasuk di dalamnya jaringan-jaringan yang tidak layak atau menyesatkan yang
tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita. Kondisi tersebut hanya sebagian
kecil contoh globalisasi. Artinya, hubungan antarmanusia tidak lagi dibatasi
aturan atau wilayah negaranya saja, namun mulai mengikuti aturan internasional
yang berkembang di dunia.
9
Seperti yang kita ketahui bahwa dahulu Indonesia sangat sopan dalam berbusana,
akan tetapi pada saat ini sudah banyak pria maupun wanita menggunakan pakaian
ketat, celana diatas lutu, baju diatas pusar dan sebagainya. Hal tersebut
menegaskan bahwa kebudayaan di Indonesia telah terglobalisasi oleh pengaruh
luar. [7]
Dalam era globalisasi sekarang ini, pengaruh budaya masyarakat lain tidak
dapat dihindarkan lagi. Pengaruh tersebut dapat terjadi secara langsung maupun
tidak langsung. Kontak langsung dapat terjadi antar masyarakat atau antar
individu. Proses perubahan dalam kontak langsung meliputi akulturasi, asimilasi
dan difusi. [7]
Kontak tidak langsung terjadi melalui alat-alat elektronik atau alat komunikasi
massa, seperti TV, radio, internet, film, majalah dan surat kabar. Akan tetapi,
pengaruh dari kontak ini terhadap perubahan sosial budaya belum sepenuhnya
benar. Misalnya, peruhaban pola hidup akibat pengaruh TV. Jika sebab-sebab
perubahan sosial bersumber pada masyarakat lain, hal ini terjadi karena
kebudayaan dari masyarakat lain tersebut telah memberikan pengaruhnya. [7]
Hubungan yang dilakukan antara dua masyarakat yang berbeda memiliki
kecenderungan menimbulkan pengaruh timbal balik. Jika hubungan tersebut
dilakukan melalui saluran alat-alat komunikasi, ada kemungkinan pengaruh
tersebut hanya datang dari satu pihak saja, yaitu dari masyarakat pengguna alat-
alat komunikasi yang bersangkutan. Jika pengaruh dari masyarakat tersebut
diterima dan tidak melalui cara-cara paksaan hasilnya dinamakan demonstration
effect. Proses pengadaptasian suatu kebudayaan baru cenderung lebih kuat dan
lebih cepat sehingga budaya tradisional setiap masyarakat mulai ditinggalkan
[7]
tidak menutup kemungkinan akan dilupakan.
Berikut merupakan proses-proses perubahan sosial budaya yang sering terjadi
dalam kehidupan masyarakat:
[7]
a. Akulturasi
Akulturasi adalah pertemuan unsur-unsur dari berbagai kebudayaan yang
berbeda yang diikuti dengan pencampuran unsur-unsur tersebut. Misalnya proses
pencampuran dua budaya atau lebih yang saling bertemu dan saling memengaruhi.
11
[7]
b. Asimilasi
Asimilasi adalah suatu proses penyesuaian atau peleburan sifat-sifat asli yang
dimiliki oleh suatu masyarakat dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda.
Proses asimilasi dapat berjalan cepat maupun lambat, tergantung pada berbagai
faktor berikut:
Toleransi
Toleransi adalah suatu sikap menghargai, membiarkan dan memberikan hak
berkembang suatu pendirian yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian
sendiri. Jika sikap toleran tinggi, maka akan memmungkinkan proses asimilasi
berjalan lancer tanpa hambatan. Sifat toleransi juga dapat mempercepat
berkembangnya proses globalisasi budaya di Indonesia.
Ekonomi
Kedudukan ekonomi dalam suatu sistem sosial dapat memengaruhi jalannya
asimilasi. Sebagai contoh, jika dalam suatu masyarakat terdapat kelompok
ekonomi yang bermaksud menguasai kehidupan ekonomi kelompok lain,
asimilasi akan sulit dijalankan. Hal yang sama juga terjadi jika dalam suatu
kelompok masyarakat terjadi diskriminasi.
Simpati
Simpati adalah keterlibatan perasaan dari satu kelompok sosial budaya kepada
kelompok budaya lainnya, didalamnya terkandung aspek kepedulian atau
keikutsertaan merasakan perasaan kelompok masyarakat lain, yaitu perasaan
senang, sedih, bangga, bahagia, maupun haru. Sifat simpati ini dapat mempercepat
proses globalisasi budaya, karena seseorang secara sukarela akan merasakan
perasaan suatu perasaan seseorang lainnya dalam kondisi tertentu.
14
[7]
c. Sikap Meniru
Meniru perilaku yang buruk
Banyak sekali adegan dalam
film Barat yang tidak sepatutnya
dicontoh oleh kaum muda.
Misalnya, perkelahian antarpelajar
dan adegan-adegan kekerasan
lainnyaserta pelajar yang
terintimidasi atau sering ejek dan
diganggu dalam sekolah, sifat
tawuran dan saling mengejek Antara
sesama pelajar di Indonesia sudah
sering terjadi belakangan ini,
padahal kalau kita lihat pada masa-
masa lalu tidak ada yang namanya
tawuran maupun saling mengejek
GambarII. 5 Contoh Meniru budaya luar yang Antara pelajar di Indonesia.
diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari
Meniru Idola
Seseorang yang
mengidolakan suatu
tokoh seperti
aktris/aktor atau
penyanyi, pasti ingin
sama persis menjadi
seperti idolanya,
setidaknya dalam hal
bergaya atau
berpakaian. Cara
GambarII. 6 Meniru Idola berpakaian para
aktris/aktor atau penyanyi dari barat (luar Indonesia) sangat bertentangan dengan
cara berpakaian di Indonesia bahkan ada yang dianggap tak lazim atau mungkin
15
dapat dikatakan “gila”. Tapi semua itu seolah tak berarti dan tak diindahkan oleh
kaum muda di Indonesia, dan tetap diikuti.
Cara Berpakaian
Barat yang identik dengan liberalism
dengan kata lain penuh kebebasan dalam
berpakaian, sangat bebas dalam berpakaian.
Dan karena tren pakaian dunia berkiblat pada
bangsa Barat, maka style/cara berpakaian
bangsa Barat pun perlahan masuk dalam
budaya kita dan berpakaian sangat sexy
dengan rok pendek sudah mejadi hal yang
lumrah. Padahal berpakaian seperti itu di
Indonesia sangat bertentangan dengan budaya
dan adat, apa lagi kalau di masukkan dalam
peraturan agama islam yang mengharuskan
kita berpakaian sopan dan menutup semua
GambarII. 7 Cara berpakaian Budaya aurat kita, jadi ini sangat bertentangan dengan
luar
gaya berpakaian orang Indonesia.
[7]
d. Sekularisme
Sekularisme adalah suatu sistem etik yang didasarkan pada prinsip moral
alamiah dan terlepas dari agama-wahyu atau supranaturalisme. Merupakan
Ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi harus berdiri terpisah dari
agama atau kepercayaan. Dalam kajian keagamaan, masyarakat dunia barat pada
umumnya di anggap sebagai sekular. Hal ini di karenakan kebebasan beragama
yang hampir penuh tanpa sangsi legal atau sosial, dan juga karena kepercayaan
umum bahwa agama tidak menentukan keputusan politis. Tentu saja, pandangan
moral yang muncul dari tradisi kegamaan tetap penting di dalam sebagian dari
negara-negara ini.
16
a. Dampak Positif
Saat ini kita berada didalam era globalisasi dimana dunia seakan tiada batas
dan tak terpisahkan oleh jarak dan waktu. Tentunya, globalisasi ini memberikan
dampak positif terhadap bangsa Indonesia dalam berbagai macam bidang, salah
satunya adalah didalam bidang sosial dan budaya. Sudah sepatutnya bagi kita
bangsa Indonesia untuk mengoptimalkan dampak positif yang bermanfaat itu guna
memajukan negeri yang kita cintai ini. Dan ini adalah beberapa contoh dampak
positif globalisasi terhadap bangsa Indonesia didalam bidang sosial dan budaya:
oleh dunia internasional sebagai tempat terbaik untuk berinvestasi terutama untuk
sektor pertambangan, pertanian dan industri. [8]
b. Dampak Negatif
Layaknya seperti dua buah mata pisau, hadirnya globalisasi didunia tidak
hanya berdampak positif saja, melainkan juga ada dampak negatifnya. Oleh sebab
itu, kita harus bisa meminimalisir dampak-dampak negatif yang ada, kalau bisa
tentu saja kita hilangkan. Dampak-dampak negatifnya sangat merugikan Bangsa
Indonesa, bahkan bisa mengancam kedaulatan bangsa yang kita cintai ini. inilah
beberapa contoh dampak negatif globalisasi terhadap Bangsa Indonesia dalam
bidang sosial budaya:
Informasi tak terkendali [8]
Arus informasi yang tak terkendali. Tidak semua informasi itu baik untuk kita,
ada juga informasi yang tidak baik dan tidak sesuai dengan kepribadiaan kita.
Oleh karena itu, era globalisasi ini harus diimbangi dengan Spiritual Quotient (
SQ ). [8]
Budaya lokal Indonesia menarik perhatian para turis luar negeri. Ini dapat
dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan tambahan devisa bagi negara.
Tetapi hal ini juga harus diwaspadai karena banyaknya aksi pembajakan dan
pencurian budaya yang mungkin terjadi. Sudah banyak budaya asli Indonesia
yang diakui oleh negara tetangga sebagai miliknya. Dalam Jadiberita.com
(16/10/2013) disebutkan bahwa Reog Ponorogo, yang dalam situs
http://www.heritage.gov.my memasang gambar Reog Ponorogo dan menyebutnya
sebagai tarian asal Malaysia yaitu Tari Barongan. Komentar bermunculan, sampai
akhirnya Pemerintah Jawa Timur berupaya mendaftarkan Rego Ponorogo untuk
19
mendapat hak paten tingkat dunia. Masih banyak budaya lain seperti alat musik
Angklung, Tari Pendet, Lagu daerah Rasa Sayange, Batik dan lainnya diklaim
oleh negara lain. Kalau sudah begini siapa yang patut untuk disalahkan? Negara
tetangga yang mencuri budaya kita atau kita yang sebagai warga negara Indonesia
yang tidak bisa menjaga budaya kita dengan baik? Sebenarnya melestarikan
budaya lokal bukan hanya menjadi kepentingan dan tanggungjawab pemerintah,
namun juga kewajiban semua masyarakat. Keterlibatan masyarakat dan
komunitas-komunitas seni budaya dalam pelestarian budaya lokal sangat
diperlukan. [4]
mewakili sebuah alat musik, lagu atau tarian tradisional. Contohnya huruf A
untuk Angklung, B untuk Barongan, C untuk Congklak dan seterusnya. Selain itu
kita juga bisa memanfaatkan fasilitas internet seperti Facebook, Twitter, Plurk,
[4]
My space atau Blog untuk mengenalkan budaya kita kepada dunia luar.
Kekhasan budaya lokal ini juga sering kali menarik pandangan negara lain.
Terbukti banyaknya turis asing yang mencoba mempelajari budaya Indonesia
seperti belajar tarian khas suatu daerah atau mencari barang-barang kerajinan
untuk dijadikan buah tangan. Kebudayaan lokal menjadi sumber ketahanan
budaya bangsa. Kesatuan budaya lokal yang dimiliki Indonesia merupakan
budaya bangsa yang mewakili identitas negara Indonesia. Untuk itu, budaya lokal
harus tetap dijaga serta diwarisi dengan baik agar budaya bangsa tetap kokoh.
Indonesia dipandang dunia Internasional karena kekuatan budayanya. Apabila
budaya lokal dapat di jaga dengan baik, Indonesia akan di pandang sebagai negara
yang dapat mempertahankan identitasnya di mata Internasioanal. Kuatnya budaya
bangsa, akan memperkokoh rasa persatuan. Karena adanya saling menghormati
antara budaya lokal sehingga dapat bersatu menjadi budaya bangsa yang kokoh.
Budaya lokal Indonesia sering kali menarik perhatian para turis mancanegara. Ini
dapat dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan devisa bagi negara. Akan
tetapi hal ini juga harus diwaspadai karena banyaknya aksi pembajakan budaya
[4]
yang mungkin terjadi (Nishom, M., isomwebs.net, 2011).
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Cinta tanah air berarti rela berkorban untuk bangsa dan Negara dan juga cinta
terhadap budaya Indonesia.dan cinta itu harus dimiliki oleh setiap individu pada
negara tempat ia tingal yang tercermin dari perilaku membela tanah airnya,
menjaga dan melindungi tanah airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa
dan negaranya, mencintai adat atau budaya yang ada dinegaranya dengan
melestarikannya dan melestarikan alam dan lingkungan.
Indonesia adalah negara yang mempunyai banyak sekali kebudayaan dan
budaya asing yang masuk ke Indonesia apabila di bendung secara terus menerus
dapat mengikis kebudayaan daerah yang sudah ada. Sehingga perlu adanya upaya
untuk menanggulangi masalah tersebut. Ini bukanlah masalah sepele hilangnya
budaya dari suatu negara merupakan masalah yang besar,oleh karena upaya
penangulangan harus sesegera mungkin dilakukan agar budaya kita tidak hilang di
telan waktu,apalagi setelah ada aksi pencurian budaya yang banyak di lakukan
oknum oknum yang tidak bertanggung jawab.
Kalau sudah terjadi kita harus bagaimana dan siapa yang harus bertanggung
jawab pemerintahkan??. Tentu saja bukan tetapi kitalah yang yang wajib
bertanggung jawab atas hilangnya budaya dalam negara kita, karena semua hal itu
terjadi karena ulah kita sendiri.
B. Saran
Ada berbagai upaya dalam melestarikan budaya kita yaituyang pertama kita
bisa membantu menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya budaya sebagai jati
diri bangsa,yang kedua kita ikut melestarikan budaya dengan cara berpartisipasi
dalam pelaksanaannya,yang ketiga kita harus mempelajarinya akan budaya itu
sendiri, dan yang terakhir kita harus berupaya mensosialisasikan kepada orang
lain sehingga mereka tertarik untuk ikut menjaga serta melestarikannya.
Bukan hal yang sulit untuk melakukan hal tersebut bila kita saling
menyatukan diri dan berbagai pendapat di satukan, menjalankan sistem
musyawarah seperti yang kita lakukan dahulu. Selain menyatukan pemikiran ini
juga merupakan bentuk pelestarian budaya salah satunya.
22
23
Semua hal-hal yang menyangkut tentang globalisasi perlu dikaji, Untuk dapat
mengatasi perubahan kebudayaan akibat dari globalisasi perlu dikaji bagaimana
dampak globalisasi terhadap kebudayaan, bagaimana cara pelestarian dan
pemanfaatan warisan budaya yang ada terlebih dahulu, setelah itu sebagai
masyarakat Indonesia harus berpartisipasi dalam menjaga dan melestarikannya,
karena pada dasarnya perubahan yang terjadi adalah karena hakekat dan sifat
dasar manusia yang selalu ingin berubah untuk mendapatkan sesuatu yang baru.
Untuk menangani dampak globalisasi yang terjadi, terlebih dahulu harus dikaji
secara rinci unsur-unsur baru yang masuk agar di dalamnya menemukan mana
unsur kebudayaan yang bersifat positif dan mana unsur kebudayaan yang bersifat
negatif. Karena apabila globalisasi tidak diseimbangi dengan kepedulian dan
kepekaan masyarakat terhadap unsur-unsur kebudayaan yang masuk dan dengan
hanya menerima dan menerapkan unsur-unsur dan nilai-nilai globalisasi yang ada
maka Indonesia akan berada pada situasi yang memprihatinkan, unsur-unsur
kebudayaan yang asli akan tergeser dan lama kelamaan kebudayaan Indonesia
akan kehilangan jati dirinya.
Proses filtrasi tentunya perlu dilakukan supaya kebudayaan barat yang masuk
ke Indonesia tidak akan merusak identitas kebudayaan asli bangsa Indonesia.
Semua dampak positif dan dampak negatif masuknya budaya asing di Indonesia
tergantung bagaimana kita menanggapi dan menyeleksi budaya asing tersebut.
Pentingnya peran masyarakat dan pemerintah dalam mempertahankan nilai-nilai
budaya Indonesia agar tidak terpengaruh oleh budaya asing yang sifatnya negatif
sangat dibutuhkan. Sebagai generasi muda juga hendaknya dapat berperilaku yang
selektif terhadap pengaruh globalisasi sesuai dengan nilai-nilai agama yang di
anut dan adat kebiasaan di negrinya. Serta menanamkan nilai-nilai pancasila dan
melaksanakan ajaran Agama dengan sebaik-baiknya. Dan jangan lupa memiliki
semangat nasionalisme yang tangguh, seperti mencintai produk dalam negeri.
Berbagai cara dapat dilakukan dalam melestarikan budaya, namun yang paling
penting yang harus pertama dimiliki adalah menumbuhkan kesadaran serta rasa
memiliki budaya tersebut, karena dengan rasa memiliki serta mencintai budaya
akan membuat orang mempelajarinya sehingga budaya akan tetap ada karena
pewaris kebudayaan akan terus ada.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Tito Dwiki Putra Santoso, "Apa itu Budaya?," Jurnal Ilmiah, vol. I, p. 1.
[4] Tri Dewi Nugraheni, "Indonesia, Masyarakat dan Warisan Budayanya," Jurnal
Ilmiah, Desember 2013.
24
LAMPIRAN
Fenomena Global yang Masuk di Indonesia *Audio & Visual
TURKI
INDIA
25
EROPA
JEPANG
26
KOREA
Identitas Baru
27
Kesalahan Orientasi dalam Identitas
28
INTINYA:
Kita sibuk, seolah-olah mengejar ketertinggalan
“segala hal” dari budaya luar; namun jatidiri budaya
milik sendiri akhirnya (tanpa disadari) perlahan-lahan
“menguap”.
-deniefendi-
29