Anda di halaman 1dari 38

UJIAN TENGAH SEMESTER - Semester Gasal Tahun Akademik 2020/2021

PROGRAM STUDI STRATA-1 TEKNIK SIPIL


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Mata Ujian : Perkerasan Jalan Raya (2012/2017) Jenis Ujian : TERJADWAL


Hari/Tanggal : Jumat/16 Oktober 2020 Waktu : 110 menit
Jam : 14.30 -16.20 Dosen Penyusun
Dosen Pengampu : Bagus Hario Setiadji, ST, MT, Ph.D Soal Ujian : Ir Supriyono, MT.
Ir. Djoko Purwanto, MS. Ir. Wahyudi Kushardjoko, MT.
Ir. Supriyono, MT.
Ir. Wahyudi Kushardjoko, MT.

TATA CARA PELAKSANAAN UTS PERKERASAN JALAN RAYA (BAGIAN A)

1. Soal terdiri atas 2 bagian, yaitu Bagian A dan B, yang akan diunggah secara terpisah.
2. Waktu yang disediakan untuk setiap bagian adalah 55 menit, yang terdiri dari 45 menit waktu untuk
mengunduh soal ujian dan mengerjakan, serta 10 menit waktu untuk mengunggah jawaban ujian, yaitu:
a. Soal Bagian A
14.29 : soal Bagian A mulai bisa diunduh
14.30 – 15.15 : waktu mengerjakan
15.15 – 15.25 : waktu mengunggah jawaban soal Bagian A
15.25 : close time untuk Bagian A
b. Soal Bagian B
15.24 – 16.20 : soal ujian Bagian B diunduh sampai dengan unggah jawaban
3. Lembar jawaban sebaiknya menggunakan folio bergaris.
4. Tuliskan identitas pada halaman pertama pada lembar jawaban di kanan atas, Identitas tersebut
meliputi:
a. Soal Bagian :A
b. Nama Lengkap :
c. NIM :
d. Kelas : A, B, atau C (pilih salah satu)
e. Tanda tangan :
Apabila jawaban anda terdiri lebih dari 1 halaman, jangan lupa untuk memberikan nomor halaman di
setiap halaman lembar jawaban.
5. Kesemua halaman dari lembar jawaban difoto dan di-PDF-kan menjadi satu file. Nama file PDF harus
mengikuti ketentuan berikut: XY_NAMA_NIM.pdf (capslock), dimana X = no bagian soal, Y = kelas.
Contoh: Locky Downy mengerjakan soal Bagian A dan dia termasuk kelas C, maka penamaan file
adalah: AC_LOCKY DOWNY_21010120130001.pdf
6. PENTING!: Waktu pengerjaan soal dan unggah jawaban sesuai dengan poin no. 2. Unggah file jawaban
setiap bagian harus sesuai dengan waktu yang ditetapkan (untuk Bagian A harus sebelum jam 15.25).
Apabila anda ada kendala unggah jawaban, hp rusak, listrik mati, dll. anda harus sesegera mungkin
melaporkan sebelum jam 15.25. Apabila anda mengunggah file jawaban atau melaporkan kendala lebih
dari pukul 15.25, maka jawaban anda akan dikenakan pengurangan nilai.
7. UTS Perkerasan Jalan Raya menggunakan platform Microsoft Teams.
PENTING!: saat selesai mengunggah jawaban, jangan lupa klik TURN IN atau TURN IN LATE.
8. Selesai ujian, berkas jawaban dan kertas buram (apabila digunakan) mohon disimpan, sebagai bukti
jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

CATATAN :
• Apabila mengalami kesulitan dalam pelaksanaan UTS (dikarenakan jaringan, akses, listrik padam, atau
masalah teknis lainnya), harap segera menghubungi:
BAGUS HARIO SETIADJI – 0812-2559-9605 (Whatsapp atau SMS, kalau internet bermasalah)
• Laporan kesulitan pada saat anda mengerjakan soal Bagian A (apabila menggunakan Whatsapp) harus
disertai foto bukti bahwa jaringan bermasalah atau tidak bisa akses dan harus dilaporkan maksimum
pada pukul 15.25. Pelaporan di luar waktu tersebut akan diberikan pengurangan poin.
• Saat melaporkan permasalahan, harap mencantumkan NAMA, NIM dan Kelas.

BEKERJALAH DENGAN JUJUR, SEMOGA SUKSES DAN SEHAT SELALU


UJIAN TENGAH SEMESTER - Semester Gasal Tahun Akademik 2020/2021
PROGRAM STUDI STRATA-1 TEKNIK SIPIL
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Mata Ujian : Perkerasan Jalan Raya (2012/2017) Jenis Ujian : TERJADWAL


Hari/Tanggal : Jumat/16 Oktober 2020 Waktu : 110 menit
Jam : 14.30 -16.20 Dosen Penyusun
Dosen Pengampu : Bagus Hario Setiadji, ST, MT, Ph.D Soal Ujian : Ir Supriyono, MT.
Ir. Djoko Purwanto, MS. Ir. Wahyudi Kushardjoko, MT.
Ir. Supriyono, MT.
Ir. Wahyudi Kushardjoko, MT.

Bagian A (Dosen: Ir. Supriyono, M.T. – Bobot: 50%)


1. Pada pekerjaan pelebaran jalan maupun jalan baru, seringkali menggunakan material-material: Urugan
Biasa, Urugan Pilihan, Lapis Pondasi Klas C, Lapis Pondasi Agregat Klas A, Lapis Pondasi Agregat Klas B,
Lapis Pondasi Tanah Semen, Lapis Pondasi Agregat Semen dan Beton.

Jelaskan secara singkat dan jelas (meliputi segala aspek yang ada) PERSAMAAN dan PERBEDAAN dari
material-material berikut:

Untuk NIM ganjil:


1) Lapis Pondasi Klas C dan Lapis Pondasi Agregat Klas B
2) Lapis Urugan Pilihan dan Lapis Pondasi Klas C

Untuk NIM genap:


1) Lapis Pondasi Klas B dan Lapis Pondasi Agregat Klas A
2) Lapis Pondasi Tanah Semen dan Lapis Pondasi Agregat Semen

2. Untuk memproduksi campuran aspal panas (hotmix) yang baik, maka diperlukan adanya urutan/prosedur
kerja, diantaranya adalah “SETTING AMP”. Jika kapasitas AMP = 800 kg/batch (NIM ganjil) dan 1.200
kg/batch (NIM genap).

Job Mix Formula Laston AC sebagai berikut:


NIM ganjil NIM genap
Batu pecah 10-20 mm = 40 % 35 %
Batu pecah 5-10 mm = 30% 25%
Abu batu = 15% 20%
Pasir alam = 9% 14%
Aspal = 6% 6%

Jelaskan secara ringkas dan jelas apa saja yang saudara ketahui tentang kegiatan tersebut, hingga
diperoleh hasil/ kesimpulan sebagaimana mestinya
UJIAN TENGAH SEMESTER - Semester Gasal Tahun Akademik 2020/2021
PROGRAM STUDI STRATA-1 TEKNIK SIPIL
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Mata Ujian : Perkerasan Jalan Raya (2012/2017) Jenis Ujian : TERJADWAL


Hari/Tanggal : Jumat/16 Oktober 2020 Waktu : 110 menit
Jam : 14.30 -16.20 Dosen Penyusun
Dosen Pengampu : Bagus Hario Setiadji, ST, MT, Ph.D Soal Ujian : Ir Supriyono, MT.
Ir. Djoko Purwanto, MS. Ir. Wahyudi Kushardjoko, MT.
Ir. Supriyono, MT.
Ir. Wahyudi Kushardjoko, MT.

TATA CARA PELAKSANAAN UTS PERKERASAN JALAN RAYA (BAGIAN B)

1. Soal terdiri atas 2 bagian, yaitu Bagian A dan B, yang akan diunggah secara terpisah.
2. Waktu yang disediakan untuk setiap bagian adalah 55 menit, yang terdiri dari 45 menit waktu untuk
mengunduh soal ujian dan mengerjakan, serta 10 menit waktu untuk mengunggah jawaban ujian, yaitu:
a. Soal Bagian A
14.29 – 15.25 : soal ujian Bagian A diunduh sampai dengan unggah jawaban
b. Soal Bagian B
15.24 : soal Bagian B mulai bisa diunduh
15.25 – 16.10 : waktu mengerjakan
16.10 – 16.20 : waktu mengunggah jawaban soal Bagian B
16.20 : close time untuk Bagian B
3. Lembar jawaban sebaiknya menggunakan folio bergaris.
4. Tuliskan identitas pada halaman pertama pada lembar jawaban di kanan atas, Identitas tersebut
meliputi:
a. Soal Bagian :B
b. Nama Lengkap :
c. NIM :
d. Kelas : A, B, atau C (pilih salah satu)
e. Tanda tangan :
Apabila jawaban anda terdiri lebih dari 1 halaman, jangan lupa untuk memberikan nomor halaman di
setiap halaman lembar jawaban.
5. Kesemua halaman dari lembar jawaban difoto dan di-PDF-kan menjadi satu file. Nama file PDF harus
mengikuti ketentuan berikut: XY_NAMA_NIM.pdf (capslock), dimana X = no bagian soal, Y = kelas.
Contoh: Locky Downy mengerjakan soal Bagian B dan dia termasuk kelas C, maka penamaan file
adalah: BC_LOCKY DOWNY_21010120130001.pdf
6. PENTING!: Waktu pengerjaan soal dan unggah jawaban sesuai dengan poin no. 2. Unggah file jawaban
setiap bagian harus sesuai dengan waktu yang ditetapkan (untuk Bagian B harus sebelum jam 16.20).
Apabila anda ada kendala unggah jawaban, hp rusak, listrik mati, dll. anda harus sesegera mungkin
melaporkan sebelum jam 16.20. Apabila anda mengunggah file jawaban atau melaporkan kendala lebih
dari pukul 16.20, maka jawaban anda akan dikenakan pengurangan nilai.
7. UTS Perkerasan Jalan Raya menggunakan platform Microsoft Teams.
PENTING!: saat selesai mengunggah jawaban, jangan lupa klik TURN IN atau TURN IN LATE.
8. Selesai ujian, berkas jawaban dan kertas buram mohon disimpan, sebagai bukti jika sewaktu-waktu
dibutuhkan.

CATATAN :
• Apabila mengalami kesulitan dalam pelaksanaan UTS (dikarenakan jaringan, akses, listrik padam, atau
masalah teknis lainnya), harap segera menghubungi:
BAGUS HARIO SETIADJI – 0812-2559-9605 (Whatsapp atau SMS, kalau internet bermasalah)
• Laporan kesulitan pada saat anda mengerjakan soal Bagian B (apabila menggunakan Whatsapp) harus
disertai foto bukti bahwa jaringan bermasalah atau tidak bisa akses dan harus dilaporkan maksimum
pada pukul 16.20. Pelaporan di luar waktu tersebut akan diberikan pengurangan poin.
• Saat melaporkan permasalahan, harap mencantumkan NAMA, NIM dan Kelas.

BEKERJALAH DENGAN JUJUR, SEMOGA SUKSES DAN SEHAT SELALU


UJIAN TENGAH SEMESTER - Semester Gasal Tahun Akademik 2020/2021
PROGRAM STUDI STRATA-1 TEKNIK SIPIL
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Mata Ujian : Perkerasan Jalan Raya (2012/2017) Jenis Ujian : TERJADWAL


Hari/Tanggal : Jumat/16 Oktober 2020 Waktu : 110 menit
Jam : 14.30 -16.20 Dosen Penyusun
Dosen Pengampu : Bagus Hario Setiadji, ST, MT, Ph.D Soal Ujian : Ir Supriyono, MT.
Ir. Djoko Purwanto, MS. Ir. Wahyudi Kushardjoko, MT.
Ir. Supriyono, MT.
Ir. Wahyudi Kushardjoko, MT.

Bagian B (Dosen: Ir. Wahyudi Kushardjoko, M.T. – Bobot: 50%)

Ada beberapa jenis campuran aspal panas (hotmix) dibuat dan diproduksi, sesuai dengan fungsi dan
kebutuhannya dilapangan, antara lain : HRS (Hot Rolled Sheet), AC (Asphalt Concrete), ATB (Asphalt
Treated Base), ACWC (Asphalt Concrete Wearing Course), ACBC (Asphalt Concrete Binder Course), AC
Base (Asphalt Concrete Base), masing-masing mempunyai sifat stabilitas dan durabilitas yang harus
dimilikinya.

Jelaskan karakter masing-masing jenis hotmix tersebut, agar sesuai dengan fungsinya baik dari sisi
stabilitas, maupun ketahanannya terhadap waktu pelayanan.
UJIAN TENGAH SEMESTER - Semester Gasal Tahun Akademik 2021/2022
PROGRAM STUDI STRATA-1 TEKNIK SIPIL
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Mata Ujian : Perkerasan Jalan Raya (K.2012/2017) Jenis Ujian : TERJADWAL


Hari/Tanggal : Senin/11 Oktober 2021 Waktu : 100 menit
Jam : 09.30 – 11.10 WIB Dosen Penyusun
Dosen Pengampu : Bagus Hario Setiadji, S.T., M.T., Ph.D. Soal Ujian : Ir. Supriyono, M.T.
Ir. Djoko Purwanto, MS., Ir. Wahyudi Kushardjoko, M.T.
Ir. Supriyono, M.T.
Ir. Wahyudi Kushardjoko, M.T.

TATA CARA PELAKSANAAN UTS PERKERASAN JALAN RAYA

1. Soal terdiri atas 2 bagian, yaitu Soal Bagian A dan Soal Bagian B, yang akan diunggah secara terpisah.
2. Waktu yang disediakan untuk setiap soal adalah 50 menit, yang terdiri dari 45 menit waktu untuk
mengunduh soal ujian dan mengerjakan, serta tambahan 5 menit waktu untuk mengunggah jawaban
ujian. Detil dari waktu ujian untuk Soal Bagian A adalah sebagai berikut.

09.28 : Soal Bagian A mulai bisa diunduh


09.30 – 10.15 : waktu mengerjakan Soal Bagian A
10.15 – 10.20 : waktu mengunggah jawaban Soal Bagian A
10.20 : closed time untuk Soal Bagian A

3. Lembar jawaban sebaiknya menggunakan folio bergaris


4. Tuliskan identitas pada halaman pertama pada lembar jawaban di kanan atas. Identitas
tersebut meliputi:
a. Soal Bagian : A
b. Nama lengkap :
c. NIM :
d. Kelas : A, B, C atau D (pilih salah satu)
e. Tanda tangan
Apabila jawaban anda terdiri lebih dari 1 halaman, jangan lupa untuk memberikan nomor
halaman di setiap halaman lembar jawaban.
5. Kesemua halaman dari lembar jawaban difoto dan di-PDF-kan menjadi satu file. Nama file
PDF harus mengikuti ketentuan berikut: XY_NAMA_NIM.pdf, dimana X = kelas, Y = bagian
soal. Contoh: AA_Abcd Efgh_21010119140000.pdf
6. PENTING!: Waktu pengerjaan soal dan unggah jawaban sesuai dengan poin no. 2. Unggah file
jawaban Soal Bagian A harus sesuai dengan waktu yang ditetapkan, yaitu harus sebelum jam
10.20. Apabila anda ada kendala unggah jawaban, hp rusak, listrik mati, dll., anda harus
sesegera mungkin melaporkan sebelum jam 10.20. Apabila anda mengunggah file jawaban
atau melaporkan kendala lebih dari waktu tersebut, maka jawaban anda akan dikenakan
pengurangan nilai.
7. UTS Perkerasan Jalan Raya menggunakan platform Microsoft Teams.
PENTING!: saat selesai menunggah jawaban, jangan lupa klik TURN IN atau TURN IN LATE.
8. Selesai ujian, berkas jawaban dan kertas buram mohon disimpan sebagai bukti jika sewaktu-
waktu dibutuhkan.

CATATAN:
 Apabila mengalami kesulitan dalam pelaksanaan UTS (dikarenakan jaringan, akses, listrik
padam, atau masalah teknis lainnya), harap segera menghubungi:
Ir. Supriyono, M.T. - 0812-2869-6273 (Whatsapp atau SMS, kalau internet bermasalah)
 Laporan kesulitan (apabila menggunakan Whatsapp) harus disertai foto bukti bahwa jaringan
bermasalah atau tidak bisa akses dan harus dilaporkan maksimum pada jam 10.20.
 Saat melaporkan permasalahan, harap mencantumkan Nama, NIM dan Kelas.
UJIAN TENGAH SEMESTER - Semester Gasal Tahun Akademik 2021/2022
PROGRAM STUDI STRATA-1 TEKNIK SIPIL
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Mata Ujian : Perkerasan Jalan Raya (K.2012/2017) Jenis Ujian : TERJADWAL


Hari/Tanggal : Senin/11 Oktober 2021 Waktu : 100 menit
Jam : 09.30 – 11.00 WIB Dosen Penyusun
Dosen Pengampu : Bagus Hario Setiadji, S.T., M.T., Ph.D. Soal Ujian : Ir. Supriyono, M.T.
Ir. Djoko Purwanto, MS., Ir. Wahyudi Kushardjoko, M.T.
Ir. Supriyono, M.T.
Ir. Wahyudi Kushardjoko, M.T.

Bagian A (Soal dari Dosen: Ir. Supriyono, M.T.) – Total bobot soal bagian A = 50%

1. (Bobot soal = 25%)


Hotmix adalah campuran antara agregat panas + aspal panas.
Agregatnya dapat terdiri dari batu pecah 10-20 mm, batu pecah 5-10 mm, abu batu dan pasir.
Jika sudah tersedia material dasarnya berupa batu blondos, pasir alam dan aspal curah, maka jelaskan secara
ringkas, rinci dan jelas proses yang harus dilakukan agar material dasar tersebut bisa menjadi hotmix Laston
AC-WC (untuk NIM ganjil) dan Laston AC-BC (untuk NIM genap) yang sudah terhampar padat di jalan,
sehingga bisa mendukung kelancaran dan keamanan berlalu lintas.

Data yang belum tersedia, silahkan diperkirakan sendiri secara wajar.

2. (Bobot soal = 25%)


Untuk memproduksi campuran aspal panas (hotmix) yang baik, maka diperlukan adanya urutan/prosedur
kerja, diantaranya adalah “SETTING AMP”.
Jika kapasitas AMP = 800 kg/batch (NIM ganjil) dan 1.200 kg/batch (NIM genap)
Job Mix Formula Laston AC sebagai berikut.

NIM ganjil NIM genap


Batu pecah 10 – 20 mm = 39% 34%
Batu pecah 5 – 10 mm = 31% 26%
Abu batu = 16% 22%
Pasir alam = 8% 12%
Aspal = 6% 6%

Jelaskan secara ringkas dan jelas apa saja yang saudara ketahui tentang kegiatan tersebut, hingga diperoleh
hasil/kesimpulan sebagai mana mestinya

Data yang belum tersedia, silahkan diperkirakan sendiri secara wajar.


UJIAN TENGAH SEMESTER - Semester Gasal Tahun Akademik 2021/2022
PROGRAM STUDI STRATA-1 TEKNIK SIPIL
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Mata Ujian : Perkerasan Jalan Raya (K.2012/2017) Jenis Ujian : TERJADWAL


Hari/Tanggal : Senin/11 Oktober 2021 Waktu : 100 menit
Jam : 09.30 – 11.10 WIB Dosen Penyusun
Dosen Pengampu : Bagus Hario Setiadji, S.T., M.T., Ph.D. Soal Ujian : Ir. Supriyono, M.T.
Ir. Djoko Purwanto, MS., Ir. Wahyudi Kushardjoko, M.T.
Ir. Supriyono, M.T.
Ir. Wahyudi Kushardjoko, M.T.

TATA CARA PELAKSANAAN UTS PERKERASAN JALAN RAYA

1. Soal terdiri atas 2 bagian, yaitu Soal Bagian A dan Soal Bagian B, yang akan diunggah secara terpisah.
2. Waktu yang disediakan untuk setiap soal adalah 50 menit, yang terdiri dari 45 menit waktu untuk
mengunduh soal ujian dan mengerjakan, serta tambahan 5 menit waktu untuk mengunggah jawaban
ujian. Detil dari waktu ujian untuk Soal Bagian B adalah sebagai berikut.

10.18 : Soal Bagian B sudah bisa diunduh


10.20 – 11.05 : waktu mengerjakan Soal Bagian B
11.05 – 11.10 : waktu mengunggah jawaban Soal Bagian B
11.10 : closed time untuk Soal Bagian B

3. Lembar jawaban sebaiknya menggunakan folio bergaris


4. Tuliskan identitas pada halaman pertama pada lembar jawaban di kanan atas. Identitas
tersebut meliputi:
a. Soal Bagian : B
b. Nama lengkap :
c. NIM :
d. Kelas : A, B, C atau D (pilih salah satu)
e. Tanda tangan
Apabila jawaban anda terdiri lebih dari 1 halaman, jangan lupa untuk memberikan nomor
halaman di setiap halaman lembar jawaban.
5. Kesemua halaman dari lembar jawaban difoto dan di-PDF-kan menjadi satu file. Nama file
PDF harus mengikuti ketentuan berikut: XY_NAMA_NIM.pdf, dimana X = kelas, Y = bagian
soal. Contoh: BA_Abcd Efgh_21010119140000.pdf
6. PENTING!: Waktu pengerjaan soal dan unggah jawaban sesuai dengan poin no. 2. Unggah file
jawaban Soal Bagian B harus sesuai dengan waktu yang ditetapkan, yaitu harus sebelum jam
11.10. Apabila anda ada kendala unggah jawaban, hp rusak, listrik mati, dll., anda harus
sesegera mungkin melaporkan sebelum jam 11.10. Apabila anda mengunggah file jawaban
atau melaporkan kendala lebih dari waktu tersebut, maka jawaban anda akan dikenakan
pengurangan nilai.
7. UTS Perkerasan Jalan Raya menggunakan platform Microsoft Teams.
PENTING!: saat selesai menunggah jawaban, jangan lupa klik TURN IN atau TURN IN LATE.
8. Selesai ujian, berkas jawaban dan kertas buram mohon disimpan sebagai bukti jika sewaktu-
waktu dibutuhkan.

CATATAN:
 Apabila mengalami kesulitan dalam pelaksanaan UTS (dikarenakan jaringan, akses, listrik
padam, atau masalah teknis lainnya), harap segera menghubungi:
Ir. Supriyono, M.T. - 0812-2869-6273 (Whatsapp atau SMS, kalau internet bermasalah)
 Laporan kesulitan (apabila menggunakan Whatsapp) harus disertai foto bukti bahwa jaringan
bermasalah atau tidak bisa akses dan harus dilaporkan maksimum pada 11.10.
 Saat melaporkan permasalahan, harap mencantumkan Nama, NIM dan Kelas.
UJIAN TENGAH SEMESTER - Semester Gasal Tahun Akademik 2021/2022
PROGRAM STUDI STRATA-1 TEKNIK SIPIL
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Mata Ujian : Perkerasan Jalan Raya (K.2012/2017) Jenis Ujian : TERJADWAL


Hari/Tanggal : Senin/11 Oktober 2021 Waktu : 100 menit
Jam : 09.30 – 11.00 WIB Dosen Penyusun
Dosen Pengampu : Bagus Hario Setiadji, S.T., M.T., Ph.D. Soal Ujian : Ir. Supriyono, M.T.
Ir. Djoko Purwanto, MS., Ir. Wahyudi Kushardjoko, M.T.
Ir. Supriyono, M.T.
Ir. Wahyudi Kushardjoko, M.T.

Bagian B (Soal dari Dosen: Ir. Wahyudi Kushardjoko, M.T.) – Total bobot soal bagian B = 50%

Ada beberapa jenis campuran asphalt panas (hot-mix) dibuat dan diproduksi, sesuai dengan fungsi dan
kebutuhannya, antara lain: HRS (Hot Rolled Sheet), AC (Asphalt Concrete), ATB (Asphalt Treated Base), AC-WC
(Asphalt Concrete Wearing Course), AC-BC (Asphalt Concrete Binder Course), AC Base (Asphalt Concrete Base),
masing-masing mempunyai sifat stabilitas dan durabilitas yang harus dimilikinya.

Jelaskan karakter masing-masing jenis campuran tersebut, agar jenis hot-mix dapat sesuai dengan fungsinya di
lapangan
BAGIAN A
SOAL 1

Agregatnya dapat terdiri dari batu pecah 10-20 mm, batu pecah 5-10 mm, abu batu dan pasir. Jika sudah
tersedia material dasarnya berupa batu blondos, pasir alam dan aspal curah, maka jelaskan secara
ringkas, rinci dan jelas proses yang harus dilakukan agar material dasar tersebut bisa menjadi hotmix
Laston AC-WC (untuk NIM ganjil)

A. Produksi Hotmix

Apabila sudah tersedia agregat & aspal curah, maka selanjutnya dicari kadar aspal optimum dahulu
sebelum diproduksi di AMP. Langkah menentukan kadar aspal optimum sebagai berikut.

- Penyusunan gradasi agregat gabungan

- Perkiraan kadar aspal awal

- Pengujian Marshal pertama (2 x 75 tumbukan)

- Pengujian Marshal kedua ( 2 x 400 tumbukan)

- Kadar aspal rencana

Setelah diperoleh kadar aspal optimum, kemudian dilanjutkan produksi hotmix di AMP,
menggunakan proporsi agregat dan aspal yang sudah direncanakan.

B. Pengangkutan Hotmix

Setelah Hotmix AC-WC diproduksi, selanjutnya dilakukan pengangkutan hotmix ke lokasi


pengaspalan. Selama pengangkutan, terjadi penurunan suhu, sehingga perlu dilakukan strategi
dalam pengangkutan sehingga temperature hotmix pada saat dihamparkan masih dalam suhu yang
sesuai. (temperature di AMP = 10 – 165 Co, temperature penghamparan = 110 – 125 Co)

‘’Orang yang sukses itu tidak selalu orang yang pintar, tapi orang yang sukses adalah orang yang gigih dan pantang
menyerah’’

AKADEMIK HMS 2021


C. Pekerjaan Penghamparan

- Lokasi dilakukan scraping/dibongkar

- Lalu dibersihkan materialnya dengan menggunakan power brom untuk material besar dan
compressor untuk material kecil/debu

- Disemprotkan aspal tecoat atau primecoat

- Dihamparkan aspal ACWC

- Lalu dilakukan pemadatan

Pemadatan awal = 2 Tandem Roller

Pemadatan antara = 14 Tire Roller

Pemadatan akhir = 1 Tandem Roller

SOAL 2

NIM Ganjil ➔ Kapasitas AMP = 800 kg/batch

Job mix formula

Batu pecah 10 – 20 mm = 39 %

Batu pecah 5 – 10 mm = 31 %

Abu batu = 16 %

Pasir alam =8%

Aspal =6%

Kegiatan Setting AMP (Kalibrasi Cold Bin)

Kegiatan menentukan lebar bukaan gate masing – masing cold bin A, B, C, D berdasarkan volume aliran
cold bin (m3/jam) dan kebutuhan volume di hot bin sesuai dengan kapasitas AMP, agar diperoleh
pasokan agregat yang sesuai dariu cold bin ke hot bin
Proses

a. Menentukan lebar bukaan gate masing-masing cold bin A, B, C, D

b. Dimulai dari cold bin A (batu pecah 10 – 20 mm)

- Trial 1, bukaan 2 cm

Mesin cold bin dinyalakan 12 detik, agregat mengalir ke cold bin, missal 12 m, maka 1 detik = L
=1 m.

- Ambil agregat untuk L = 1 m, dihit7ung berat keringnya, misalkan GK = 2 ton/jam

- Trial 2, lebar bukaan 4 cm, 6 cm, dst lalu dicari berat keringnya (GK), kemudian diplotkan pada
grafik

c. Teruskan Langkah b untuk cold bin B, C, D

d. Grafik kalibrasi lengkap dibuat

e. Menentukan masing – masing bukaan Cold Bin

Job mix formula tanpa aspal

Batu pecah 10 – 20 mm = 39/94 x 100 % = 41,49 %

Batu pecah 5 – 10 mm = 31/94 x 100 % = 32,98 %

Abu batu = 16/94 x 100 % = 17,02 %

Pasir alam = 8/94 x 100 % = 8,51 %

Kapasitas AMP = 800 Kg/batch

Pengolahan hotmix = 800 Kg perlu t = 2 menit sehingga 1 jam = 30 kali batch

Kapasitas AMP = 30 x 800 = 24 ton/jam

Cold Bin A = 41,49 % x 24 = 9,96 ton/jam

B = 32,98 % x 24 = 7,92 ton/jam


C = 17,02 % x 24 = 4,08 ton/jam

B = 8,51 % x 24 = 2,04 ton/jam

Grafik

Selanjutnya kapasitas setiap cold Bin diplotkan pada grafik kalibrasi

A
B

C
D

Diperoleh lebar bukaan gate:

Cold bin A = 9,6 cm

Cold bin B = 9,2 cm

Cold bin C = 6 cm

Cold bin D = 4,2 cm


BAGIAN B
1. HRS (Hot Rolled Sheet)

Lapisan tipis Aspal Beton

- Lapisan penutup konstruksi perkerasan jalan

- Mempunyai nilao structural

- Bergradasi senjang (kadar aspal tinggi, awet)

- Terdapat 2 jenis : HRS WC (lapisan permukaan), HRS Base (lapis pondasi)

- Tebal minimum : HRS WC = 3 cm, HRS Base = 3,5 cm, toleransi 3 cm

- Ukuran maksimal agregat 19 mm

- Rongga dalam aspal (VIM) 4 – 6 %

- Rongga dalam agtegat(VMA) minimal 18 (HRS WC) & minimal 17 (HRS Base)

- Roangga terisi aspal (VFB) minimal 65 %

2. Aspalt Concrete (AC)

a. Terdiri dari 3 macam campuran yaitu :

- Laston permukaan (AC-WC)

- Laston lapis pengisi/antara (AC-BC)

- Laston lapis pondasi (AC Base)

b. Ukuran maksimum agregat masing-masing campuran 19 mm; 23,4 mm; dan 37,5 mm

c. Campuran AC dapat menggunakan aspal modifikasi yang disebut ACWC modified, ACBC
modified, AC Base modified
3. Asphalt Treated Base (ATB)

a. Digunakan untuk lapis pondasi atas dengan laju lalu lontas tinggi sehingga memiliki
ketahanan tinggi

b. Tebal minimum 5 cm

c. Ukuran maksimum agregat 1” – 1,5”

d. Aspal dengan gradasi menerus

e. Merupakan jenis & lapis perkerasan lentur yang terseusun dari agregat kasar, halus, filler
dan aspal yang tercampur dengan panas

4. Aspal Concrete Wearing Course (AC-WC)

a. Mempunyai tekstur paling halus

b. Bersifat non strukt7ural

c. Lapis perkerasan paling atas (Lapisan Aus)

d. Kedap air dan memiliki kekasatan paling tinggi

e. Ketebalan minimum 4 cm

f. Teoleransi tebal +- 3 cm

g. VMA min 15 %, VFB min 65 %, VIM 3-5 %

h. Ukiran maksimum ¾”

5. Aspal concrete Binder Course (AC-BC)

a. Sebagai lapis kedua senelum AC WC

b. Bergradasi agregat gabungan rapat/ menerus

c. Tebal minimum 4 cm ➔ tidak beraspal

d. Digunakan pada jalan dengan beban lalu lintas berat


e. VIM 3-5 %, VMA min 14%, VFB 65%

f. Memiliki fungsi stabilitas, mengurangi tegangan/regangan akibat beban

6. Asphalt Concrete Base (AC Base)

a. Terletak di bawah lapisan AC BC

b. Tebal minimu 6 cm

c. Memiliki stabilitas untuk menahan beban lalu lintas yang disebabkan oleh roda kendaraan
untuk memberikan dukungan lapis permukaan

d. Sebagai lapis pondasi

e. VIM 3-5%, VMA min 13%, VFB min 65%

f. Sebagai lapis antara, mecegah rembesan air dari atas masuk ke lapisan pondasi
SNJ UTS PJR 2023/2024

DOSEN: Hanna Chyntia Febriyani Gunawan, S.T., M.S.

Materi 1 (Kontrak Pembelajaran & Pendahuluan)

(tahun lalu tidak dikeluarkan, sehingga materi bisa dipelajari sendiri)

Materi 3 (Pengujian Material Aspal, Agregat, & Hotmix)

(tahun lalu tidak dikeluarkan, sehingga materi bisa dipelajari sendiri)

Materi 5 (Perkerasan Lentur – Bina Marga, Pt T-01-2002-B)

UTS PJR 2022 (tahun lalu dibuat oleh Prof Bagus)

1. Tentukan tebal struktur perkerasan lentur pada suatu jalan arteri 4 lajur dua arah
terbagi atau 4/2 D apabila diketahui data sebagai berikut:
a. Kumulatif beban sumbu standar selama umur rencana 20 tahun pada jalan
tersebut = 40 juta ESAL
b. Nilai indeks permukaan awal (IPo) = 4,00; dan indeks permukaan akhir (IPt) = 2,50
c. Material yang digunakan: campuran beraspal sebagai lapisan permukaan dengan
stabilitas Marshall = 1800 lb; lapisan pondasi (base) dari material berbutir dengan
nilai CBR = 90%; lapisan pondasi bawah (sub base) dari material berbutir dengan
nilai CBR = 70%, dan subgrade dengan nilai CBR = 6%.
d. Nilai realibitas digunakan nilai 95% (Z R = -1,645), dan standar deviasi keseluruhan
= 0,4
e. Nilai koefisien drainase untuk material berbutir adalah sebesar 1,10.

Jawab:
Diketahui:
• Jalan Arteri 4/2 D
• Umur rencana = 20 tahun
• Kumulatif beban sumbu standar (W18) = 40 juta ESAL
• IPo = 4,00
• IPt = 2,50
• Lapisan permukaaan dari campuran beraspal → Stabilitas Marshall = 1800 lb
• Lapisan pondasi (base) dari material berbutir → CBR = 90%
• Lapisan pondasi bawah (sub base) dari material berbutir → CBR = 70%
• Subgrade → CBR = 6%
• R = 95%; ZR = -1,645; So = 0,4
• Koefisien drainase = m2 = m3 = 1,10
Ditanya:
Tebal strukutur perkerasan lentur = …?

AKADEMIK HMS 2023


Penyelesaian:
a. Menentukan nilai masing-masing parameter perancangan
1) Menentukan lintas ekivalen kumulatif (W18)
Diketahui jalan arteri 4/2 D yang berarti jalan 2 arah dimana tiap jalurnya
memiliki 2 lajur, sehingga:
• 2 arah → DD = 50%
• Per jalur tedapat 2 lajur → DL = 80-100% → asumsi DL = 80%
Perhitungan W18
W18 = DD x DL x W18 = 50% x 80% x 40 juta ESAL = 16 juta ESAL
2) Menentukan nilai ΔPSI
IPo = 4,00
IPt = 2,50
Perhitungan ΔPSI
ΔPSI = IPo – IPt = 4,00 – 2,50 = 1,50
3) Menentukan nilai MR efektif
a) Subgrade (CBR = 6%)
Karena dalam soal hanya diketahui CBR maka perlu dilakukan konversi
dari CBR ke MR. Korelasi CBR dengan MR berdasarkan AASHTOO T-274
sebagai berikut:
CBR < 10% CBR ≥ 10%
MR (psi) = 1500 x CBR MR (psi) = 2500 x CBR0,64
Sehingga, untuk nilai CBR < 10%
MR = 1500 x CBR = 1500 x 6 = 9000 psi = 9 ksi
b) Sub base (CBR = 70%)

Berdasarkan gambar, untuk CBR =70% maka Esb = 18,5 ksi

AKADEMIK HMS 2023


c) Base (CBR = 90%)

Berdasarkan gambar, untuk CBR =90% maka EB = 29 ksi

b. Menentukan nilai SN1, SN2, SN3


1) Menentukan nilai SN3

Berdasarkan gambar
R = 95% → So = 0,4 → W18 = 16 juta ESAL → MR = 9 ksi → ΔPSI = 1,50 → SN3
= 5,5

AKADEMIK HMS 2023


2) Menentukan nilai SN2

Berdasarkan gambar
R = 95% → So = 0,4 → W18 = 16 juta ESAL → ESB = 18,5 ksi → ΔPSI = 1,50 →
SN2 = 4,3

3) Menentukan nilai SN1

Berdasarkan gambar
R = 95% → So = 0,4 → W18 = 16 juta ESAL → EB = 29 ksi → ΔPSI = 1,50 → SN1
= 3,6

AKADEMIK HMS 2023


c. Menentukan nilai a
1) Lapis permukaan (surface) (Stabilitas Marshall = 1800 lb)

Berdasarkan gambar
Stabilitas Marshall = 1800 lb → a1 = 0,41

2) Lapis pondasi (base) (CBR = 90%)

Berdasarkan gambar
CBR = 90% → a2 = 0,1375

AKADEMIK HMS 2023


3) Lapis pondasi bawah (sub base) (CBR =70%)

Berdasarkan gambar
CBR = 70% → a3 = 0,13

d. Menentukan tebal lapisan


1) Menghitung tebal lapisan permukaan (surface) (D1)
SN1 = 3,6
a1 = 0,41
𝑆𝑁1
D1 =
𝑎1
3,6
= 0,41
= 8,78 in
≈ 9 in > 3 in (OK)
Sehingga, D1 = 9 in
2) Menghitung tebal lapisan pondasi (base) (D2)
SN2 = 4,3
a2 = 0,1375
m2 = 1,10
SN1* = a1 x D1
= 0,41 x 9
= 3,69
(𝑆𝑁2−𝑆𝑁1∗ )
D2 =
(𝑎2 𝑥 𝑚2)
(4,3−3,69)
= (0,1375 𝑋 1,10)
= 4,033 in < 6 in (TIDAK OK)
Sehingga, D2 = 6 in

AKADEMIK HMS 2023


3) Menghitung tebal lapisan pondasi bawah (sub base) (D3)
SN3 = 5,5
a3 = 0,13
m3 = 1,10
SN2* = SN1* + a2 x D2 x m2
= 3,69 + 0,1375 x 6 x 1,10
= 4,5975
(𝑆𝑁3−𝑆𝑁2∗ )
D3 = (𝑎3 𝑥 𝑚3)
(SN3 - SN2*) / (a3 x m3)
(5,5−4,5975)
= (0,13 𝑋 1,10) (5,5 – 4,5975) / (0,13 x 1,10)
= 6,311 in
≈ 7 in
Sehingga, D3 = 7 in
e. Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan sebelumnya dengan menggunakan metode Bina Marga
Pt T-01-2002-B, tebal perkerasan lentur dapat didesain sebagai berikut.
Lapis permukaan (surface) (D1) = 9 in
Lapis pondasi (base) (D2) = 6 in
Lapis pondasi bawah (sub base) (D3) = 7 in
Total (D1+D2+D3) = 22 in

**Dibuat oleh Muhammad Irfan Ariyanto (Angkatan 2020)**


**Apabila ada koreksi dan pertanyaan, silahkan hubungi (WA: 081902842674 / ID Line: irfanariyanto22)**

AKADEMIK HMS 2023


DOSEN: Ir. Supriyono, M.T.

Materi 2 (Material Jalan dan Campuran Beraspal)

UTS PJR 2022 (tahun lalu dibuat oleh Pak Supri)

1. Beban lalu lintas merupakan penyebab yang cukup dominan bagi terjadinya kerusakan
jalan. Maka jelaskan penyebab kerusakan tersebut dan juga pengaruh apa sajakah
yang merugikan pada jalan tersebut, untuk kondisi:
a. Jalan dengan lapis permukaan sudah beraspal
b. Jalan dengan lapis permukaan belum beraspal (masih agregat)

Jawab:
a. Jalan dengan lapis permukaan sudah beraspal
1) Penyebab kerusakan:
• Aspal pada pemukaaan jalan tersebut akan mengalami proses oksidasi,
yaitu reaksi antara aspal dengan oksigen yang ada di udara bebas.
• Hasil dari proses oksidasi adalah munculnya lapisan fim tipis di permukaan
jalan yang keras.
• Lapisan ini akan pecah jika terkena beban lalu lintas,
• Muncul lapisan aspal segar dari bawahnya dan terjadi proses oksidasi lagi.
• Proses oksidasi berjalan terus-menerus.
2) Pengaruh merugikan:
Mengurangi umur rencana aspal, yaitu:
a) Secara kualitatif
Terjadi pengerasan aspal dari pen 65 menjadi 25 sehingga daya mengikat
menjadi rapuh dan menurun.
Contoh:
Tahun 2019, menghampar hotmix AC dengan aspal pen 65, permukaan
tampak hitam mengkilat.
Tahun 2023, diambil sampel dan uji di lab, hasil penetrasi aspal menjadi
25, permukaan aspal tampak kusam dan retak-retak.
b) Kuantitatif
Tejadi kehilangan aspal hasil oksidasi akibat pecah sehingga tebal selimut
aspal makin tipis sehingga ikatan antar agregat menjadi melemah.
Contoh:
Tahun 2019, menghampar hotmix AC dengan kadar aspal 6%
Tahun 2023, diambil sampel dan uji di lab, hasil kadar aspal tinggal 4%
sehingga berkurang 2%.

b. Jalan dengan lapis permukaan belum beraspal (masih agregat)


1) Penyebab kerusakan:
Agregat pada permukaan jalan tersebut akan mengalami degradasi yaitu
pecahnya agregat karena faktor luar akibat dari repetisi beban kendaraan.

AKADEMIK HMS 2023


2) Pengaruh merugikan:
Pecahnya agregat membuat ukuran agregat mengecil sehingga campuran
agregat yang semula well graded dengan stabilitas campuran agregat
maksimum menjadi campuran agregat yang gap graded dengan stabilitas
campuran agregat menurun.

2. Jenis material pada jalan lentur untuk perbaikan tanah dasar, lapis pondasi bawah,
lapis pondasi dan lapis permukaan dikenal ada beberapa jenis, yaitu dengan: (i) bahan
pengikat lempung, (ii) bahan pengikat semen dan (iii) bahan pengikat aspal. Sebutkan
jenis-jenis material yang dipakai untuk:
a. Perbaikan tanah dasar
b. Lapis pondasi bawah
c. Lapis pondasi
d. Lapis permukaan

Jawab:
a. Perbaikan tanah dasar
1) Bahan pengikat lempung → Timbunan Biasa, Timbunan Pilhan
2) Bahan pengikat semen → -
3) Bahan pengikat aspal → -
b. Lapis pondasi bawah
1) Bahan pengikat lempung → Lapis Pondasi Agregat Kelas B (LPA Kelas B), Lapis
Pondasi Agregat
2) Bahan pengikat semen → Soil Cement, Cement Treated Sub Base (CTSB)
3) Bahan pengikat aspal → -
c. Lapis pondasi
1) Bahan pengikat lempung → Lapis Pondasi Agregat Kelas A (LPA Kelas A)
2) Bahan pengikat semen → Cement Treated Base (CTB)
3) Bahan pengikat aspal → Asphalt Treated Base (ATB), Hot Rolled Sheet Base
(HRS Base), Asphalt Concrete Base (AC Base)
d. Lapis permukaan
1) Bahan pengikat lempung → -
2) Bahan pengikat semen → -
3) Bahan pengikat aspal → Laburan Aspal (Buras), Laburan Aspal Satu Lapis
(Burtu), Laburan Aspal Dua Lapis (Burda), Lapis Penetrasi Makadam (Lapen),
Hot Rolled Sheet Wearing Coarse (HRS WC), Asphalt Concrete Wearing Course
(AC WC)

Materi 4 (Perancangan Campuran Aspal Panas)

UTS PJR 2022 (tahun lalu dibuat oleh Prof Bagus)

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tiga parameter rongga pada campuran beraspal
panas: voids in the mix (VIM), voids in the mineral aggregate (VMA), dan void filled

AKADEMIK HMS 2023


with asphalt (VFA, atau kadang-kadang disebut juga VFB). Lengkapi dengan ilustrasi
yang menggambarkan ketiga parameter rongga tersebut.

Jawab:
Tiga parameter rongga pada campuran beraspal panas:
a. VIM (voids in the mix) adalah rongga udara dalam campuran
b. VMA (voids in the mineral aggregate) adalah rongga dalam agregat
c. VFA (void filled with asphalt) adalah rongga terisi aspal

Ilustrasi tiga parameter rongga campuran beraspal panas sebagai berikut.

Materi 6 (Peralatan & Teknik Pelaksanaan Jalan)

UAS PJR 2022 (tahun lalu dibuat oleh Pak Supri)

1. Hotmix adalah campuran antara agregat panas + aspal panas. Agregatnya dapat terdiri
dari batu pecah 10-20 mm, batu pecah 5-10 mm, abu batu, dan pasir. Jika sudah
tersedia material dasarnya berupa batu blondos, pasir alam dan aspal curah, maka
jelaskan secara ringkas, rinci dan jelas tahapan-tahapan proses yang dilakukan agar
material dasar tersebut hingga bisa menjadi hotmix laston AC-WC yang sudah
terhampar padat di jalan, sehingga bisa mendukung kelancaran dan berlalu lintas.
Data yang ada adalah kapasitas AMP = 800 kg/batch (NIM ganjil) dan 1200 kg/batch
(NIM genap). Job Mix Formula Laston AC sebagai berikut.
Jenis material NIM Ganjil NIM Genap
Batu pecah 10-20 mm 39% 34%
Batu pecah 5-10 mm 31% 26%
Abu batu 16% 22%
Pasir alam 8% 12%
Aspal 6% 6%

Data yang belum tersedia, silahkan diperkirakan sendiri secara wajar.

AKADEMIK HMS 2023


Jawab:
Tahapan-tahapan proses yang dilakukan agar material dasar tersebut hingga bisa
menjadi hotmix laston AC-WC yang sudah terhampar padat di jalan.
a. Produksi Hotmix
1) Persiapan material
Batu blondos dipecah dengan Stone Crusher di base camp sehingga menjadi
batu pecah 10-20 mm, batu pecah 5-10mm, dan abu batu.
2) Pengujian material
Pengujian material di laboratorium dengan mengambil sampel material di
cold bin / stock pile. Pengujian yang dilakukan antara lain:
a) Batu pecah → abrasi, penyelimutan, soundness, berat jenis dan
penyerapan, lempung, gradasi
b) Abu batu dan pasir alam → Atterberg, Sand Equivalent, debu, gradasi,
berat jenis dan penyerapan
c) Aspal → penetrasi, titik lembek, titik nyala, titik bakar, konsistensi,
daktilitas, berat jenis, kelarutan aspal
3) Penyusunan job mix formula (JMF)
a) Mencari gradasi gabungan dari batu pecah, abu batu,dan pasir, sehingga
diperoleh % proporsi masing-masing agregat misal (NIM Genap) sebagai
berikut, misal
• Batu pecah 10-20 mm = 35%
• Batu pecah 5-10 mm = 28%
• Abu batu = 23%
• Pasir alam = 14%
• Jumlah = 100%
b) Menghitung perkiraan kadar aspal awal menggunakan rumus
c) Membuat bricket Marshall dari gradasi gabungan dan 5 variasi kadar
aspal, dimana tiap variasi kadar aspal dibuat 3 bricket
d) Pengujian bricket dengan ditimbang dan Marshall sehingga dapat dibuat
grafik Marshall (density, stabilitas, flow, VIM, VMA, VFB)
e) Penentuan kadar aspal optimum (KAO) berdasarkan garis bilangan dan
grafik stabilitas, VIM, VMA. Untuk NIM Genap, KAO = 6% sehingga
diperoleh JMF sebagai berikut.
• Batu pecah 10-20 mm = 34%
• Batu pecah 5-10 mm = 26%
• Abu batu = 22%
• Pasir alam = 12%
• Aspal = 6%
• Jumlah = 100%
4) Setting AMP (kalibrasi cold bin)
Berfungsi untuk menentukan lebar bukaan “gate” masing-masing cold bin A,
B, C, D berdasar volume aliran cold bin (m3/jam) dan kebutuhan volume di
hot bin sesuai dengan kapasitas AMP, agar diperoleh pasokan agregat yang

AKADEMIK HMS 2023


serasi dari cold bin ke hot bin. Langkah-langkah untuk melakukan setting AMP
sebagai berikut.
a) Sebagai contoh, Cold bin A (batu pecah 10-20 mm)
• Lebar bukaan gate disetel mulai dari 2, 4, 6, 8, 10, 12 cm
• Trial 1, dicoba lebar bukaan gate 2 cm. Menyalakan mesin cold bin
selama 10 detik, agregat di cold bin akan mengalir ke cold
conveyor, misal 10 m maka dengan t = 1 detik, diperoleh L = 1 m
• Mengambil agregat di cold conveyor untuk L = 1 m dengan misal
berat basah (Gb) = 2 kg, kemudian hitung berat keringnya, misal
Gk = 2 kg
• Jadi dalam t = 1 detik, diperoleh Gk = 2kg sehingga Gk = 2 kg/detik
atau Gkt = 2 ton/jam
• Trial 1, lebar bukaan gate 2 cm, diperoleh Gkt = 2 ton/jam
• Trial 2, lebar bukaan gate 4 cm, diperoleh Gkt = 4 ton/jam
• Trial 3, lebar bukaan gate 6 cm, diperoleh Gkt = 6 ton/jam
• Trial 4, lebar bukaan gate 8 cm, diperoleh Gkt = 8 ton/jam
• Trial 5, lebar bukaan gate 10 cm, diperoleh Gkt = 10 ton/jam
• Trial 6, lebar bukaan gate 12 cm, diperoleh Gkt = 12 ton/jam

b) Melanjutkan dengan Langkah urutan seperti poin a) untuk


Cold bin B (batu pecah 5-10 mm), misal
• Trial 1, lebar bukaan gate 2 cm, diperoleh Hkt = 1,9 ton/jam
• Trial 2, lebar bukaan gate 4 cm, diperoleh Hkt = 3,6 ton/jam
• Trial 3, lebar bukaan gate 6 cm, diperoleh Hkt = 5,2 ton/jam
• Trial 4, lebar bukaan gate 8 cm, diperoleh Hkt = 7,5 ton/jam
• Trial 5, lebar bukaan gate 10 cm, diperoleh Hkt = 9 ton/jam
• Trial 6, lebar bukaan gate 12 cm, diperoleh Hkt = 10 ton/jam

Cold bin C (abu batu), misal


• Trial 1, lebar bukaan gate 2 cm, diperoleh Ikt = 1,5 ton/jam
• Trial 2, lebar bukaan gate 4 cm, diperoleh Ikt = 3 ton/jam
• Trial 3, lebar bukaan gate 6 cm, diperoleh Ikt = 5 ton/jam
• Trial 4, lebar bukaan gate 8 cm, diperoleh Ikt = 7 ton/jam
• Trial 5, lebar bukaan gate 10 cm, diperoleh Ikt = 11 ton/jam
• Trial 6, lebar bukaan gate 12 cm, diperoleh Ikt = 14 ton/jam

Cold bin D (pasir), misal


• Trial 1, lebar bukaan gate 2 cm, diperoleh Jkt = 1 ton/jam
• Trial 2, lebar bukaan gate 4 cm, diperoleh Jkt = 2 ton/jam
• Trial 3, lebar bukaan gate 6 cm, diperoleh Jkt = 4 ton/jam
• Trial 4, lebar bukaan gate 8 cm, diperoleh Jkt = 6 ton/jam
• Trial 5, lebar bukaan gate 10 cm, diperoleh Jkt = 9 ton/jam
• Trial 6, lebar bukaan gate 12 cm, diperoleh Jkt = 11 ton/jam

AKADEMIK HMS 2023


c) Grafik kalibrasi Cold bin A, B, C, D dibuat misal

Grafik Kalibrasi Cold Bin


14

13

12

11

10

9
Output (ton/jam)

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bukaan (cm)

Batu Pecah (10-20 mm) Batu Pecah (5-10 mm)


Abu Batu Pasir

d) Menentukan bukaan masing-masing cold bin


• NIM Genap → kapasitas AMP = 1200 kg/batch
• Untuk mengolah hotmix 1200 kg diperlukan waktu misal 3 menit,
sehingga dalam 1 jam = 60 menit = 20 kali batch. Dengan demikian
kapasitas AMP = 20 x 1200 kg = 24 ton/jam
• Cold bin A = 35% → 0,35 x 24 = 8,4 ton/jam
Cold bin B = 28% → 0,28 x 24 = 6,72 ton/jam
Cold bin C = 23% → 0,23 x 24 = 5,52 ton/jam
Cold bin D = 14% → 0,14 x 24 = 3,36 ton/jam
Kemudian diplotkan dalam grafik kalibrasi cold bin

AKADEMIK HMS 2023


• Berdasarkan grafik yang sudah diplot, diperoleh lebar bukaan
gate sebagai berikut.
Cold bin A = 8,4 cm
Cold bin B = 7,25 cm
Cold bin C = 6,55 cm
Cold bin D = 5,35 cm
5) Trial produksi (kalibrasi hot bin)
Berfungsi untuk menentukan proporsi agregat di masing-masing hot bin I, II,
III, IV sehingga dapat diperoleh grafik gradasi gabungan hot bin relatif sama
dengan gradasi gabungan cold bin, sehingga sifat karakteristik hotmix tidak
berubah. Langkah-langkah untuk melakukan trial produksi sebagai berikut.
a) AMP dinyalakan sehingga mengalir agregat dari cold bin hingga masuk ke
hot bin I, II, III, IV. HB-I terisi agregat yang halus, HB-IV terisi agregat kasar.
b) Mengambil contoh material di masing-masing hot bin kemudian dilakukan
uji saringan sehingga diperoleh gradasi gabungan hot bin. Grafik gradasi
gabungan hot bin harus relatif sama dengan grafik gradasi cold bin. Misal
(NIM Genap) sebagai berikut.
Proporsi gradasi gabungan Cold Bin
• Batu pecah 10-20 mm = 35%
• Batu pecah 5-10 mm = 28%
• Abu batu = 23%
• Pasir alam = 14%
• Jumlah = 100%
Proporsi gradasi gabungan Hot bin misal
• Agregat HB-IV = 30%
• Agregat HB-III = 30%
• Agregat HB-II = 25%
• Agregat HB-I = 15%
• Jumlah = 100%
c) Kemudian buat bricket Marshall dan membandingkan hasil uji dengan
agregat hot bin dan agregat cold bin di awal. Jika relatif, maka lanjutkan
ke Langkah berikutnya.
6) Trial lapangan (trial compaction)
Berfungsi untuk menentukan 2 hal, yaitu tebal hamparan agar diperoleh tebal
padat sesuai tebal rencana, dan jumlah lintasan pemadatan. Langkah-langkah
untuk melakukan trial lapangan sebagai berikut.
a) Menyiapkan lapangan dengan lebar 3,50 m dan panjang 3x25m,
kemudian tandai dengan blok A, B, C. Setelah itu, bersihkan dengan
kompresor.
b) Masing-masing blok diberikan 3 titik uji yaitu A (1,2,3), B (4,5,6), C (7,8,9)
dimana masing-masing titik uji sudah diidentifikasi letaknya.

AKADEMIK HMS 2023


c) Mengukur elevasi awal untuk titik 1-9 dengan alat water pass atau total
station. Misal Eo-1 = 10 m, Eo-2 = 10,1 m, Eo-3 = 10,2 m, …, dst.
d) Menyemprotkan tack coat dan menghamparkan hotmix
• Tebal hamparan hotmix (T gembur) dilakukan dengan trial dan
error
• T gembur = k x T padat, (dimana perkiraan harga k sebagai berikut:
AC WC = 1,15-1,25; AC BC = 1,1-1,2; AC Base = 1,05-1,15
• Misal untuk AC WC dengan T padat = 4 cm, maka T gembur = (1,5
s.d. 1,25) x 4 = 4,6 s.d. 5,0
e) Trial 1a → diambil T gembur = 4,8 cm
Menghamparkan hotmix sepanjang 3x25 m kemudian kontrol tebalnya
f) Trial 1b → Variasi pemadatan
• Membuat variasi pemadatan misal Blok A = 2-14-2, Blok B =2-16-
2, dan Blok C =2-14-1
• Setelah dipadatkan, tandai kembali letak titik 1-9
• Mengukur elevasi akhir untuk titik 1-9 dengan water pass atau
total station, missal Ek-1 = 10,04 m, Ek-2 = 10,14 m, Ek-3 = 10,239
m, …, dst.
g) Melakukan core drill di titik 1-9 untuk mengetahui tebal padat di lapangan
dan derajat kepadatan lapangan
• Benda uji core drill titik 1-9 diukur tebalnya misal Tc-1 = 4,0 m, Tc-
2 = 4,1 m, Tc-3 = 3,9 m, …, dst.
• Masing-masing benda uji core drill dicari berat volumenya (bv)
dengan cara yaitu ditimbang di udara, melayang dalam air, dan
kondisi SSD, maka diperoleh bv-1 = …, dst.
• Menghitung derajat kepadatan lapangan, misal bv-1/bv standar
lab x 100% dst. Misal Dk-1 = 99,5%, Dk-2 = 99%, Dk-3 = 98,5%, …,
dst.
h) Evaluasi tebal padat
• Berdasarkan titik uji ukur
Tebal ukur = elevasi ukur akhir – elevasi ukur awal
Tu-1 = Ek-1 – Eo-1 = 10 – 10,04 = 0,04 m = 4 cm
Tu-2 = Ek-2 – Eo-2 = 10,14 – 10,1 = 0,04 m = 4 cm
Tu-3 = Ek-3 – Eo-3 = 10,2 – 10,239 = 0,039 m = 3,9 cm,
dst.
• Berdasarkan titik core drill, misal Tc-1 = 4 m, Tc-2 = 3,85 m, Tc-3 =
3,9 m, …, dst.

AKADEMIK HMS 2023



Tebal lapangan memenuhi apabila > T rencana = 4 cm – toleransi
0,3 m
• Tebal hamparan 4,8 cm dapat digunakan
i) Evaluasi kepadatan lapangan
• Kepadatan lapangan misal Misal Dk-1 = 99,5%, Dk-2 = 99%, Dk-3
= 98,5%, …, dst.
• Kepadatan lapangan memenuhi apabila > 98% dan < 100%
• Trial pemadatan dengan 2-14-2 dapat digunakan
7) Produksi rutin
Kontrol rutin setiap produksi 200 ton. Apabila ada perubahan material dan
alat maka harus diulangi Langkah 1-6 kembali.
b. Pengangkutan Hotmix
Pengangkutan hotmix dilakukan dengan Dump truk yang ditutup rapat dengan
menggunakan terpal dari AMP sampai dengan lokasi pekerjaan.
c. Penghamparan dan Pemadatan Hotmix
1) Pekerjaan scrapping
a) Pengupasan/pembongkaran lapisan permukaan menggunakan alat cold
milling machine
b) Pembongkaran dan perataan lokasi yang telah dipotong dengan alat jack
hammer
c) Pembersihan permukaan hasil bongkaran dengan alat power broom
2) Pekerjaan tack coat
Sebelum penghamparan aspal dilakukan pekerjaan sebagai berikut.
a) Pekerjaan pembersihan permukaan aspal dengan air compressor
b) Pelapisan permukaan aspal eksisting dengan lapis perekat
3) Penghamparan hotmix
Penghamparan hotmix dilakukan dengan alat Asphalt finisher dimana
aspalnya dituang oleh Dump Truk
4) Pemadatan hotmix
Pemadatan hotmix dilakukan tiga tahap yaitu:
a) Pemadatan awal
Pemadatan awal menggunakan Tandem roller dengan jumlah lintasan
sebanyak 2 lintasan. Suhu pemadatan awal minimum antara 135-110°C.
b) Pemadatan lanjutan
Pemadatan lanjutan menggunakan Tyre roller dengan jumlah lintasan
sebanyak 14 lintasan. Suhu pemadatan lanjutan minimum antara 110-
90°C.
c) Pemadatan akhir
Pemadatan akhir menggunakan Tandem roller dengan jumlah lintasan
sebanyak 2 lintasan. Suhu pemadatan akhir minimum antara 90-80°C.

**Dibuat oleh Muhammad Irfan Ariyanto (Angkatan 2020)**


**Apabila ada koreksi dan pertanyaan, silahkan hubungi (WA: 081902842674 / ID Line: irfanariyanto22)**

AKADEMIK HMS 2023

Anda mungkin juga menyukai