Anda di halaman 1dari 39

FILOSOFI

BUM DESA
Nasrun Annahar
(Staf Khusus Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi)
2023:
Pemeringkat
2023: an BUM
BUM Desa Desa dan
ARAH KEBIJAKAN 2022:
2023:
Penegasan dan BUM BUM Desa
Desa Bersama
PENGUATAN KEDUDUKAN BUM DESA 2022:
Penyerag
aman
PP 11/2021
tetap Bersama
masuk OSS
BUM Laporan berlaku untuk
2021: Desa Keuangan sesuai mendapat
UPK eks Bersama PERPPU
BUM Nomor Izin
2021: PNPM lkd 2/2023
Desa, Berusaha
Wewenang MPd mendirika BUM
BUM Desa menjadi n PT LKM Desa
2020: meluas BUM Desa diawasi
BUM Desa dalam PP Bersama,
Bersama OJK
2014: sebagai dan BUM
5/2021, PP lkd
BUM Desa badan hukum Bersama
2010: 11/2021, PP
sebagai dalam UU lkd
BUM 19/2021, PP
2005: badan usaha 11/2020 23/2021, PP
Desa tentang Cipta
BUM dalam UU 29/2021, PP
boleh Kerja
2004: Desa 6/2014 30/2021
didirikan
tentang Desa
1970-an: BUM Desa didirikan dengan
Kelompok dalam UU lewat Perdes
usaha pemerintah Perda
bentukan an daerah
program 2
Kenapa Harus Badan Hukum
• Badan Hukum: suatu badan/perkumpulan yang dapat memiliki hak
dan melakukan perbuatan sebagaimana manusia, melakukan
perjanjian, memiliki kekayaan sendiri, dapat digugat dan menggugat
di depan hakim (R. Subekti).
• Badan hukum dapat disamakan dengan manusia, dalam batasan pada
bidang hukum saja.
• Tindakan sebuah badan hukum harus melalui perantara orang biasa,
untuk dan atas nama badan hukum.
• Hukuman yang berlaku bagi badan hukum adalah: denda atau
hukuman administrasi.
KEBIJAKAN STRATEGIS BUM DESA

• Meneguhkan posisi BUM Desa sebagai badan hukum yang dapat bertindak dalam
menjalankan kegiatan ekonomi di desa, sekaligus menjadi induk kelembagaan potensi,
produksi, dan sisi keekonomian lainnya di desa.
• Memberikan norma-norma umum apabila pemerintah dan lembaga lainnya dalam hal
melakukan kerja sama, investasi maupun pemberdayaan kepada BUM Desa atau BUM
Desa bersama yang ada di Indonesia
• Menggariskan norma umum apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan oleh organisasi
BUM Desa atau BUM Desa bersama yang ada di Indonesia
• Menformulasikan integrasi keberlanjutan dari setiap program-program pemerintahan
yang dijalankan untuk mengembangkan ekonomi di desa, melalui lembaga BUM Desa
atau BUM Desa bersama.
• Memberikan mandat agar pemerintah memperhatikan eksistensi dua lembaga tersebut;
melalui intervensi program-program pembinaan dan pengembangan BUM Desa, apakah
itu dari sisi permodalan ataupun peningkatan kualitas pengelola.

4
DEFINISI BUM DESA DALAM UU CIPTA KERJA

Kepastian
1 Badan hukum yang Hukum
BUMDES

2 didirikan oleh desa dan/atau BUM Desa/BUM


bersama desa-desa Desa bersama

Pilihan
3 • guna mengelola usaha, kegiatan usaha
• memanfaatkan aset,
• mengembangkan investasi dan
produktivitas,
• menyediakan jasa pelayanan,
• menyediakan jenis usaha lainnya

5 untuk sebesar-besarnya Tujuan utama


kesejahteraan masyarakat Desa.
PENGUATAN BUM DESA DALAM PP 11/2021
Kegiatan Usaha dan Unit Usaha BUM Desa
Sebagai Badan Hukum, BUM Desa bisa langsung menjalankan usahanya
(Operating Company) maupun menjadi induk bagi unit usaha berbadan
hukum (Investment Company)

Organisasi BUM Desa Pendataan, Pembinaan dan


Organisasi BUM Desa terpisah dari Pemerintah
Pengembangan, serta
Desa, terdiri atas: (1) Musyawarah Desa/MAD; Pemeringkatan BUM Desa
(2) Penasihat; (3) Pelaksana Operasional; dan memastikan treatment yang sesuai dengan
(4) Pengawas. kebutuhan BUM Desa yang selama ini ada,
Telah ditentukan wewenang dan tugas masing- tapi belum terfasilitasi dengan baik.
masing organ dengan lebih terperinci.

MODAL DAN ASET BUM Desa


Terkait dengan kejelasan penyertaan modal Desa berupa barang
selain tanah dan bangunan yang dipindahtangankan menjadi
aset BUM Desa. Tanah dan bangunan tetap bisa diambil manfaat
ekonominya oleh BUM Desa melalui skema kerja sama usaha.
ISU YANG BELUM DIATUR
SEBELUM ADANYA PP 11/2021
% STOP

Akses Permodalan/ Pinjaman Pajak/Retribusi BUM Desa Pemberhentian Kegiatan Usaha

Di masa mendatang BUM Desa/BUM Ada upaya dan kesepahaman BUM Desa sebagai badan hukum
Desa bersama dapat mengajukan mengenai insentif retribusi dan tidak dapat dibubarkan, melainkan
pinjaman dengan ketentuan perpajakan bagi BUM Desa hanya boleh dihentikan kegiatan
performansi dan kejelasan aset yang usahanya.
akan dijaminkan.

Business Judgment Rules Bantuan ke BUM Desa

Penasihat, pelaksana operasional dan Implikasi dari adanya badan hukum,


pengawas tidak serta merta dapat BUM Desa dapat dibantu langsung
dilaporkan ke APH. Ketiga organ ini atau melalui APB Desa, seperti yang
adalah pelaksana keputusan sudah berjalan sebelum pengaturan
Musdes/MAD. ini.
BAB II PENDIRIAN

JENIS
JENIS PENDIRI
PENDIRI FORUM
FORUM PENETAPAN
PENETAPAN

Musyawarah
Musyawarah Peraturan
Peraturan
BUM
BUMDesa
Desa 11Desa
Desa Desa
Desa Desa
Desa

Peraturan
BUM
BUMDesa
Desa
22Desa
Desaatau
atau Musyawarah
Musyawarah Peraturan
Bersama
bersama Bersama
bersama lebih
lebih Antar
AntarDesa
Desa Kepala
KepalaDesa
Desa
BAB II PENDIRIAN

Pendirian BUM Desa


bersama
BUM Desa bersama didirikan berdasarkan kesamaan
potensi, kegiatan usaha, atau kedekatan wilayah dan
tidak terikat pada batas wilayah administratif.

Pendirian BUM Desa bersama dilakukan Desa


dengan Desa lain secara langsung tanpa
mempertimbangkan ada atau tidaknya BUM Desa di
Desa masing-masing.
BAB IV ORGANISASI & PEGAWAI

PERANGKAT ORGANISASI BUM DESA


a. Musyawarah Desa/ MAD;
b. penasihat;
c. pelaksana operasional;
d. pengawas.

Semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan


diwujudkan dengan menempatkan Musyawarah
Desa/MAD sebagai organ tertinggi dalam
pengambilan keputusan. Hal ini sekaligus
memastikan bahwa tujuan utama BUM Desa adalah
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan
bukan kesejahteraan individu.
BAB V RENCANA KERJA

Pelaksana operasional menyusun rencana


program kerja yang memuat:

• sasaran usaha, strategi usaha, kebijakan,


dan program kerja/kegiatan;

• anggaran yang dirinci atas setiap


anggaran program kerja/kegiatan; dan

• hal lain yang memerlukan keputusan


Musyawarah Desa/Musyawarah Antar
Desa.
BAB VI KEPEMILIKAN, MODAL, ASET, & PINJAMAN

KEPEMILIKAN ASET
Seluruh atau sebagian besar Aset BUM Desa/BUM Desa bersama bersumber dari;
kepemilikan modal BUM Desa/BUM a. penyertaan modal;
Desa bersama dimiliki Desa dan/atau b. bantuan tidak mengikat termasuk hibah;
c. hasil usaha;
bersama Desa-Desa.
d. pinjaman; dan/atau
e. sumber lain yang sah.
Perkembangan dan keberadaan Aset BUM Desa/BUM Desa bersama
dilaporkan secara berkala dalam laporan keuangan.

MODAL PINJAMAN
Penyertaan modal Desa berupa: Syarat pinjaman:
a. uang; a. digunakan untuk pengembangan usaha dan/atau pembentukan Unit
b. barang selain tanah dan bangunan. Usaha;
b. jangka waktu kewajiban pembayaran kembali dalam kurun waktu
Aset desa berupa tanah dan bangunan
yang tidak melebihi sisa masa jabatan direktur;
tetap dapat dikelola/dimanfaatkan BUM c. memiliki laporan keuangan yang sehat paling sedikit 2 tahun berturut-
Desa dengan skema kerja sama usaha. turut;
d. tidak mengakibatkan perubahan proporsi kepemilikan modal.
BAB VII UNIT USAHA BUM
DESA
Kedudukan badan hukum unit usaha terpisah dari BUM
Desa/BUM Desa bersama sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Unit usaha yang memiliki fungsi strategis & berhubungan


dengan hajat hidup orang banyak dan kesejahteraan
umum maka sebagian besar modalnya harus dimiliki BUM
Desa/BUM Desa bersama.

BUM Desa/BUM Desa bersama dapat memiliki modal di


luar unit usahanya.

Aset Desa yang dikelola, dipakai-sewa, dipinjam dan


diambil manfaatnya pada saat penutupan unit usaha tidak
dapat dijadikan jaminan, ganti rugi, pemenuhan kewajiban
atau prestasi lain yang menjadi tanggung jawab hukum
unit usaha.
BAB VIII PENGADAAN BARANG/JASA

Pengadaan barang dan/atau jasa pada BUM Desa/BUM Desa


bersama memperhatikan prinsip: transparansi, akuntabilitas,
efisiensi, dan profesionalitas.

Pelaksanaan pengadaan barang dan/atau jasa pada BUM


Desa/BUM Desa bersama dipublikasikan melalui media yang
dapat dijangkau oleh masyarakat Desa.
BAB IX KERJA SAMA

KERJA SAMA USAHA STAKEHOLDER KERJASAMA


• Seperti: kerja sama dengan pemerintah • Pemerintah Pusat
Desa dalam bidang pemanfaatan Aset • Pemerintah Daerah
Desa. • Pemerintah Desa
• dilarang menjaminkan atas Aset Desa • dunia usaha atau koperasi
yang dikerjasamakan. • lembaga nonpemerintah
• lembaga pendidikan
• lembaga sosial budaya
• BUM Desa/BUM Desa bersama lain
KERJA SAMA NON USAHA
Seperti: transfer teknologi, ilmu
pengetahuan, seni dan kebudayaan, dan
peningkatan kapasitas sumber daya
manusia.
BAB X PERTANGGUNGJAWABAN

LAPORAN a. laporan keuangan semesteran dan


SEMESTERAN perhitungan laba rugi;
b. rincian masalah selama 1 semester.

LAPORAN
BERKALA

TAHUNAN a. laporan keuangan akhir tahun buku dan


perhitungan laba rugi;
b. laporan keuangan dan perhitungan laporan
laba rugi konsolidasi dari Unit Usaha;
c. laporan keadaan dan jalannya BUM Desa
serta hasil yang telah dicapai;
d. kegiatan utama BUM Desa/BUM Desa
bersama dan perubahannya;
e. rincian masalah selama tahun buku;
f. laporan tugas pengurusan, pengawasan, dan
pemberian nasihat.
BAB XI PEMBAGIAN HASIL USAHA

HASIL USAHA HASIL USAHA UNTUK


UNTUK PADes PENYERTA MODAL

Pembagian hasil usaha yang Ketentuan mengenai pembagian


diserahkan kepada Desa menjadi hasil usaha kepada masing-masing
PADes yang prioritas penyerta modal diatur dalam
penggunaannya dapat ditetapkan Anggaran Dasar.
secara khusus dalam Musyawarah
Desa/Musyawarah Antar Desa.
BAB XII KERUGIAN

Terhadap laporan keuangan, dilakukan pemeriksaan/audit


oleh pengawas.

Pelaksanaan pemeriksaan/audit dapat dilakukan dengan


menunjuk dan meminta bantuan auditor independen.

Organ BUM Desa tidak dapat dipertanggungjawabkan


atas kerugian apabila dapat membuktikan:
• kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau
kelalaiannya;
• telah melakukan wewenang dan tugasnya dengan
iktikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan
sesuai dengan maksud dan tujuan BUM Desadan/atau
berdasarkan keputusan Musyawarah
Desa/Musyawarah Antar Desa;
• tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung
maupun tidak langsung atas tindakan yang
mengakibatkan kerugian; dan
• telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau
berlanjutnya kerugian tersebut.
BAB XIV PERPAJAKAN & RETRIBUSI

Pemerintah Pusat dan


Pemerintah Daerah memberikan
insentif dan kemudahan
perpajakan serta retribusi bagi
BUM Desa/BUM Desa bersama
sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
20
21
22
PP 55/2022 PENYESUAIAN
PENGATURAN DI BIDANG PAJAK
PENGHASILAN

23
PERTUMBUHAN
BUM DESA
BAGAIMANA BUM DESA BERTUMBUH
• Usia
• Ukuran
• Tahapan Evolusi
• Tahapan Revolusi
• Tingkat Pertumbuhan Bisnis
USIA BUM DESA
• Praktik manajemen BUM Desa tidak
akan bertahan sepanjang waktu, secara
alami organisasi BUM Desa akan
menemukan gaya-gaya baru dalam
mengelola organisasinya.
UKURAN ORGANISASI
• Masalah dan solusi perusahaan
cenderung berubah seiring dengan
peningkatan jumlah karyawan dan
volume penjualan. Masalah koordinasi
dan komunikasi semakin besar, fungsi-
fungsi baru muncul, tingkatan dalam
hierarki manajemen bertambah, dan
pekerjaan menjadi lebih saling terkait.
TAHAPAN EVOLUSI
• Merupakan masa tenang tanpa
perubahan dan tantangan signifikan.
• Di organisasi swasta murni, periode ini
berjalan antara 4-8 tahun. Di organisasi
BUM Desa, ini berlaku antara 6-12
tahun.
TAHAPAN REVOLUSI
• Masa-masa turbulensi yang bergejolak;
• BUM Desa yang tidak mampu
meninggalkan praktik-praktik masa lalu
dan tidak mampu melakukan
perubahan besar, kemungkinan akan
mengalami penurunan tingkat
pertumbuhan.
• Perubahan besar di masa ini akan
menjadi dasar masa evolusi
selanjutnya.
TINGKAT PERTUMBUHAN
• Kecepatan suatu organisasi mengalami
fase evolusi dan revolusi berkaitan erat
dengan lingkungan pasar. Misal: Pasar
yang berkembang pesat menuntut
penambahan karyawan dengan cepat.
• Kondisi pasar yang stabil umumnya
membuat nyaman dan membuat
pertumbuhan meningkat secara
perlahan, dan karenanya revolusi akan
tertunda.
LIMA FASE PERTUMBUHAN BUM DESA
Pertumbuhan Fase 1: Kreativitas
Ciri-Ciri:
• masa penciptaan produk dan pasar.
Keseluruhan sumber daya dikerahkan
untuk membuat dan menjual produk.
• Kepala Desa dan Direktur BUM Desa
biasanya berorientasi teknis dan
mengesampingkan aktivitas manajerial;
• Komunikasi antar personel masih
bersifat informal.
• Jam kerja panjang dihargai dengan gaji
yang rendah dan janji keuntungan.
• Keputusan dan motivasi sangat sensitif
terhadap masukan pasar; manajemen
bertindak sebagai reaksi pelanggan.
Krisis Fase 1: Kepemimpinan
Krisis:
• Proses produksi yang semakin besar memerlukan
efisiensi
• Peningkatan jumlah karyawan tidak dapat dikelola
dengan komunikasi informal,
• Modal tambahan harus diamankan dengan prosedur
akuntansi yang lebih profesional;
• Kades dan Direktur merasa terbebani dengan tanggung
jawab manajemen yang tidak diinginkan. Mereka
merindukan “masa lalu yang indah” dan mencoba
bertindak seperti di masa lalu.
Solusi:
• Dibutuhkan seorang pimpinan yang kuat—orang yang
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk memperkenalkan teknik manajerial baru.
• Direktur pertama sering kali menolak perubahan cara
kerja dan menolak untuk mengundurkan diri;
• Mencari dan mengangkat pimpinan baru yang kuat yang
dapat diterima oleh para tokoh dan dapat menyatukan
organisasi.
Pertumbuhan Fase 2: Pengarahan
• Struktur organisasi baru dibuat untuk
memisahkan aktivitas produksi dari
aktivitas pemasaran > penugasan
pekerjaan menjadi semakin terspesialisasi.
• Sistem akuntansi mulai diperkenalkan.
• Standar kerja dibuat dan dijalankan.
• Komunikasi menjadi lebih formal dan
impersonal seiring dengan berkembangnya
hierarki jabatan dan posisi.
• Direktur memikul sebagian besar tanggung
jawab untuk menetapkan arahan; manajer
tingkat rendah diperlakukan lebih sebagai
spesialis fungsional dibandingkan sebagai
manajer pengambil keputusan yang
otonom.
Krisis Fase 2: Otonomi
Krisis:
• Teknik direktif pada akhirnya menjadi tidak
sesuai untuk mengendalikan organisasi yang
lebih kompleks.
• Karyawan tingkat bawah merasa dibatasi oleh
hierarki yang rumit dan terpusat. Mereka
akhirnya memiliki lebih banyak pengetahuan
langsung tentang pasar dan produk
dibandingkan para pemimpin di tingkat atas;
akibatnya, mereka galau mengikuti prosedur
atau mengambil inisiatif sendiri.
Solusi:
• Diperlukan lebih banyak gaya kepemimpinan
delegatif;
• Tantangan: atasan sulit mengubah gaya yang
sebelumnya direktif; bawahan juga sulit karena
tidak terbiasa mengambil keputusan sendiri;
Pertumbuhan Fase 3: Delegasi
• Tanggung jawab yang jauh lebih
besar diberikan kepada manajer-
manajer.
• Bonus digunakan untuk memotivasi
karyawan.
• Direktur dan Kades membatasi diri
pada tugas pengambilan keputusan
dan memantau berdasarkan laporan
berkala.
Krisis Fase 3: Kontrol
Krisis:
• masalah serius akhirnya muncul
ketika Kades merasa kehilangan
kendali atas operasi lapangan;
• Direktur dan para manajer lebih
suka menjalankan sendiri tanpa
mengoordinasikan rencana, uang,
teknologi, dan personel dengan
seluruh organisasi.
Dokumen-dokumen
BUM Desa/BUM Desa Bersama
1. peraturan desa 8. laporan pelaksanaan
2. peraturan bersama kepala desa 9. laporan pengawasan
3. berita acara Musyawarah Desa 10. laporan keuangan
4. anggaran dasar 11. laporan tahunan

STEPS 5. anggaran rumah tangga 12. laporan semesteran


6. rencana program kerja 13. rencana kerja sama usaha
7. analisis keuangan 14. rencana kerja sama nonusaha
8. rencana kegiatan dan rencana
kebutuhan

38
DAN SETERUSNYA

Anda mungkin juga menyukai