Anda di halaman 1dari 4

Nama: Archie Ardhana

NIM: 050120828
Prodi: Administrasi Bisnis
Tugas 1 Bahasa Indonesia

Bacalah artikel berikut untuk menerapkan teknik SQ3R!

Belajar Malu dari Putri Malu


Oleh: Jaya Suprana

KETIKA sedang mempelajari apa yang disebut malu demi menyusun buku
Malumologi (Elex Media Komputindo 2019), perhatian saya sempat tertarik pada sejenis
tanaman yang pada saat tersentuh spontan reaktif melayukan dedaunan dirinya sendiri.
Masyarakat Indonesia menyebut tanaman sensitif itu sebagai Putri Malu, sementara para
botanikawan memberi nama lebih beraroma “ilmiah” yaitu Mimosa pudica. Lain halnya
dengan masyarakat Jerman menyemooh orang yang mudah merasa tersinggung sebagai
mimosa.
Sains
Para ilmuwan menganggap reaksi gerak dedaunan Putri Malu melayukan diri
disebabkan oleh perubahan tekanan turgor pada tulang daun yang bisa ikut dirasakan oleh
dedaunan Putri Malu. Tiupan angin dengan kederasan melebihi ambang batas sensitivitas
Putri Malu juga bisa menyebabkan dedaunannya menutup diri. Secara saintifik, gerak
dedaunan Putri Malu disebut kerennya sebagai seismonasti yang dipengaruhi tigmonasti.
Putri Malu sensitif bukan hanya terhadap sentuhan atau tiupan angin namun juga menguncup
pada saat matahari terbenam dan merekah kembali setelah matahari terbit. Ada makna
survival pada sifat penguncupan dedaunan Putri Malu demi melindungi diri dari hewan
pemakan tanaman. Akibat tampak melayu maka para predator kehilangan selera untuk
memakan tanaman yang pandai melayukan diri itu. Diyakini bahwa dedaunan Putri Malu
mengandung khasiat anti inflamasi dan anti depresan. Kearifan kesehatan leluhur menyatakan
air rebusan dedaunan Putri Malu dapat membantu mengencerkan dahak yang menyumbat
saluran pernafasan manusia akibat virus Corona.
Perasaan
Dengan risiko dipermalukan oleh para botanikawan yang atheis, saya pribadi tidak
malu meyakini bahwa Putri Malu adalah anugerah mahakarya Yang Maha Kuasa. Putri Malu
an sich merupakan bukti secara nyata-alami tanpa melalui uji klinis bahwa pada hakikatnya
tanaman yang kerap dianggap sebagai jenis mahluk hidup kelas terendah akibat dianggap
tidak memiliki perasaan ternyata memiliki perasaan. Akibat memiliki perasaan maka Putri
Malu siap berkomunikasi dengan lingkungannya termasuk manusia. Bahkan ketika memetik
kesimpulan dari observasi malumologis terhadap perilaku Putri Malu, terus terang perasaan
malu menyelinap masuk ke lubuk sanubari. Memalukan bahwa ternyata tanaman bisa
memiliki perasaan sementara manusia yang dianggap dan menganggap lebih beradab
ketimbang tanaman malah terbukti bisa kehilangan rasa malu. Maka ada (tidak semua)
manusia merasa tidak malu mewujudkan angkara murka menghujat, memfitnah, mem-bully,
menggusur, menindas, menyengsarakan, menyelakakan, melukai bahkan membinasakan
sesama manusia.
sumber: https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/20/115041065/belajar-malu-dari-putri-
malu?page=all#page2

Setelah Saudara membaca artikel di atas, selesaikanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!


1. Temukanlah informasi awal, identitas, dan topik artikel! (langkah survey)
2. Buatlah tiga pertanyaan yang relevan dengan isi teks! (langkah question)
3. Temukanlah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sudah dibuat pada nomor 2!
(langkah read)
4. Catatlah dengan bahasa sendiri jawaban-jawaban yang sudah ditemukan pada nomor 3!
(langkah recite)
5. Catatlah informasi utama dari artikel di atas! (langkah review)

Jawaban saudara dapat mengacu pada modul MKWU 4108 bahasa Indonesia pada halaman
3.25 s.d. 3.30

Jawab
1. Survey
Judul Belajar Malu dari Putri Malu
Penerbit Kompas.com
Bagian Pembuka Ketika sedang mempelajari apa yang
disebut malu demi menyusun buku
Malumologi (Elex Media Komputindo
2019), perhatian saya sempat tertarik
pada sejenis tanaman yang pada saat
tersentuh spontan reaktif melayukan
dedaunan dirinya sendiri. Masyarakat
Indonesia menyebut tanaman sensitif itu
sebagai Putri Malu, sementara para
botanikawan memberi nama lebih
beraroma “ilmiah” yaitu Mimosa pudica.
Lain halnya dengan masyarakat Jerman
menyemooh orang yang mudah merasa
tersinggung sebagai mimosa.
Subjudul Sains; Perasaan
Bagian Penutup Dengan risiko dipermalukan oleh para
botanikawan yang atheis, saya pribadi
tidak malu meyakini bahwa Putri Malu
adalah anugerah mahakarya Yang Maha
Kuasa. Putri Malu an sich merupakan
bukti secara nyata-alami tanpa melalui
uji klinis bahwa pada hakikatnya
tanaman yang kerap dianggap sebagai
jenis mahluk hidup kelas terendah akibat
dianggap tidak memiliki perasaan
ternyata memiliki perasaan. Akibat
memiliki perasaan maka Putri Malu siap
berkomunikasi dengan lingkungannya
termasuk manusia. Bahkan ketika
memetik kesimpulan dari observasi
malumologis terhadap perilaku Putri
Malu, terus terang perasaan malu
menyelinap masuk ke lubuk sanubari.
Memalukan bahwa ternyata tanaman
bisa memiliki perasaan sementara
manusia yang dianggap dan menganggap
lebih beradab ketimbang tanaman malah
terbukti bisa kehilangan rasa malu. Maka
ada (tidak semua) manusia merasa tidak
malu mewujudkan angkara murka
menghujat, memfitnah, mem-bully,
menggusur, menindas, menyengsarakan,
menyelakakan, melukai bahkan
membinasakan sesama manusia.
Penulis Jaya Suprana
Tahun Terbit 2020

2. Question
a) Apa yang membuat Putri Malu melayukan diri?
b) Faktor apa saja yang membuat Putri Malu melayu?
c) Apa hubungan tanaman putri malu dengan manusia pada tulisan ini? Apa
maksud penulis?

3. Read
a. Perubahan tekanan turgor pada tulang daun bisa ikut dirasakan oleh dedaunan
dan menyebabkan Putri Malu melayukan diri. Mekanisme ini merupakan
upaya Putri Malu untuk bertahan hidup dengan nampak tidak menarik bagi
predator.
b. Faktor-faktor penyebab Putri Malu melayu:
- Tiupan angin yang cukup kencang bagi sensitivitas Putri Malu dapat
menyebabkannya melayu.
- Terbenamnya matahari dapat membuat Putri Malu melayu.
c. Putri Malu ternyata memiliki perasaan dan dapat berkomunikasi dengan
lingkungannya termasuk manusia. Memalukan bahwa ternyata tanaman bisa
memiliki perasaan sementara manusia yang dianggap lebih beradab ketimbang
tanaman malah bisa kehilangan rasa malu dan berbuat tidak baik.

4. Recite
Putri Malu memiliki mekanisme biologis untuk menyelematkan diri dan bertahan
hidup di lingkungannya dengan melayukan dirinya agar nampak tidak menarik bagi
predator. Proses ini terjadi dengan adanya perubahan tekanan turgor pada tulang daun
yang juga bisa dirasakan daun-daunnya sehingga tanaman nampak layu. Lingkungan
juga dapat membuat Putri Malu melayu, seperti angin yang cukup kencang dan
terbenamnya matahari. Fakta yang menarik adalah bahwa Putri Malu memiliki
‘perasaan’. Menarik karena, makhluk hidup yang selama ini dianggap rendah oleh
manusia ternyata juga mempunyai perasaan. Ini menjadi bahan refleksi bagi manusia
karena tanaman (sesuatu yang dianggap rendah oleh manusia) saja memiliki perasaan,
lalu bagaimana bisa manusia yang dianggap lebih superior ada yang dapat bertindak
seolah tidak memiliki perasaan.

5. Review
Ternyata tanaman (Putri Malu) juga memiliki perasaan. Fakta ini layaknya menjadi
bahan refleksi bagi manusia. Karena makhluk hidup yang sesederhana tanaman pun
memiliki perasaan. Selayaknya, manusia yang memiliki kemampuan bernalar dan
beradab lebih berperasaan.

Anda mungkin juga menyukai