NUTRISIIKAN
NUTRISIIKAN
net/publication/348645158
CITATIONS READS
0 2,157
1 author:
Mainisa Mainisa
Universitas Malikussaleh
10 PUBLICATIONS 5 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Mainisa Mainisa on 21 January 2021.
BUKU AJAR
NUTRISI IKAN
Editor
Penulis
i
DAFTAR ISI
iii
7.2.6 Kebutuhan Lemak .............................................. 53
7.2.7 Kelebihan Dan Kekurangan Lemak .................... 54
7.3 Penutup ........................................................................ 54
8. METABOLISME KARBOHIDRAT................................ 55
8.1 Pendahuluan ................................................................ 55
8.2 Penyajian ..................................................................... 55
8.2.1 Penggolongan Karbohidrat ................................. 56
8.2.2 Sumber Karbohidrat ........................................... 58
8.2.3 Kebutuhan Karbohidrat Ikan .............................. 59
8.2.4 Metabolisme Karbohidrat ................................... 60
8.2.5 Kelebihan Dan Kekurangan Karbohidrat ............ 61
8.3 Penutup ........................................................................ 62
9. METABOLISME VITAMIN DAN MINERAL ............... 64
9.1 Pendahuluan ................................................................ 64
9.2 Penyajian ..................................................................... 64
9.2.1 Vitamin .............................................................. 64
9.2.2 Mineral .............................................................. 68
9.3 Penutup ........................................................................ 71
10. ENZIM DAN PENCERNAANNYA ................................. 72
10.1 Pendahuluan ............................................................... 72
10.2 Penyajian .................................................................... 72
10.2.1 Definisi Enzim ................................................ 72
10.2.2 Fungsi Dan Peranan Enzim ............................. 73
10.2.3 Enzim Pencernaan ........................................... 73
10.3 Penutup ...................................................................... 74
11. ANTIOKSIDAN DAN PROBIOTIK ............................... 75
11.1 Pendahuluan ............................................................... 75
11.2 Penyajian .................................................................... 75
11.2.1 Antioksidan..................................................... 76
11.2.2 Probiotik ......................................................... 76
11.3 Penutup ...................................................................... 78
12. ANTINUTRISI DALAM PAKAN .................................... 79
iv
12.1 Pendahuluan ............................................................... 79
12.2 Penyajian .................................................................... 79
12.2.1 Pengertian Antinutrisi ..................................... 79
12.2.2 Klasifikasi Dan Pengaruh Zanti Nutrisi ........... 80
12.3 Penutup ...................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 85
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ....................... 88
GLOSARIUM ....................................................................... 100
INDEX ................................................................................... 114
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Makan dan kebiasaan makan beberapa jenis ikan ..... 9
Tabel 6.1 Bahan baku sumber protein nabati dan hewani ......... 46
vi
Tabel 12.1 Berbagai komponen anti nutrisi dalam bahan
penyusun pakan, sumber, pengaruh dan
pencegahannya ........................................................ 81
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
CAPAIAN PEMBELAJARAN
ix
BAB 1
NUTRISI IKAN DAN RUANG LINGKUPNYA
1.1 PENDAHULUAN
1.2 PENYAJIAN
1.2.1 Pengertian Nutrisi Ikan
1
alami. Pakan merupakan faktor penting dalan usaha budidaya.
lebih dari setengah biaya produksi banyak dihasilkan untuk
penyediaan pakan. Oleh karena itu, pengetahuan tentang nutrisi
pakan dan pemberian pakan ikan menjadi sangat penting untuk
dipelajari.
Nutrisi merupakan ilmu peningkatan gizi suatu organisme.
Secara spesifik, nutrisi mengkaji makanan dalam kaitannya
dengan kesehatan suatu organisme. Nutrisi juga mempelajari
bagaimana proses pengambilan zat-zat penting dalam makanan.
Dengan kata lain, nutrisi adalah apa yang makhluk hidup makan
dan bagaimana tubuh menggunakannya. Sedangkan nutrien adalah
zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan
dan diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh.
2
lainnya dalam ekosistem tersebut, dan/atau dari bahan organik
serta pakan olahan yang diberikan ke biota. Makanan
didefinisikan sebagai sumber nutrisi alami yang diproduksi di
lingkungan, dan pakan adalah sumber nutrisi alami yang
diproduksi di tempat lain.
3
bernutrisi, tidak seimbang, beracun atau terdapatnya zat-zat yang
terinfeksi. Pakan yang seimbang tidak hanya menghasilkan
produksi yang lebih tinggi tapi juga dapat menyediakan nutrien-
nutrien yang cukup untuk mempercepat penyembuhan penyakit
atau mengatasi pengaruh stress dari lingkungan.
4
Gambar 1.2 Pakan yang berkualitas dan budidaya perikanan
5
1.3 PENUTUP
6
BAB 2
PENCERNAAN IKAN
2.1 PENDAHULUAN
2.2 PENYAJIAN
2.2.1 Ikan
7
secara khusus memiliki rangka yang tersusun atas tulang sejati
dan tubuh yang ditutupi oleh sisik.
Katagori ikan berdasarkan apa yang dominan dimakan
digolongkan dalam beberapa bagian :
Herbivora, hewan yang lebih banyak memakan bahan
makanan dari tumbuhan, contoh ikan tawes (Puntius
javanicus), ikan bandeng (Chanos chanos);
Karnivora, makan bahan makanan yang berasal dari hewan,
contoh ikan kakap (Lates calcarifer), ikan belut
(Monopterus albus);
Detritivora, memakan detritus, contoh ikan belanak (Mugil
sp.);
Omnivora, memakan kombinasi antara tumbuhan dan
hewan, contoh ikan mas (Cyprinus carpio), ikan gurami
(Ospronemus gouramy);
Plankton feeder, memakan zoo dan fitoplankton, contoh
ikan terbang (Exocoetus volitans).
8
berlambung yang bervariasi kantung
palsu
Usus Ukurannya Pendek, Sedang 2-3 kali
sangat panjang, kadang-kadang dari panjang
beberapa kali lebih pendek tubuhnya
dari panjang dari panjang
tubuhnya tubuhnya
9
moluska, ikan, polikaeta,
opiuroida, alga
10
Gambar 2.1 Sistem pencernaan pada ikan
11
a. Mulut dan Rongga Mulut
Organ ini merupakan bagian paling depan dari saluran
pencernaan. Organ ini berfungsi untuk mengambil makanan dari
lingkungan. Di dalam saluran ini terdapat lendir-lendir yang
dihasilkan oleh sel-sel kelenjar dari epithel rongga mulut, lendir
tersebut kemudian bercampur dengan makanan guna
memperlancar masuknya makanan yang dibantu oleh otot dinding
usus.
Pada umumnya, tipe mulut ikan dibagi menjadi beberapa
tipe, yaitu :
Tipe terminal, mulut terletak di ujung depan kepala
mengahdap ke depan;
Tipe superior, mulut terletak di bagian bawah
mengahadap ke atas;
Tiper inferior, mulut terletak di bagian bawah kepala
menghadap ke bawah;
Tipe suberminal, mulut terletak dekat ujung bagian
kepala menghadap ke depan.
12
dengan ukuran dan tempat gigi berada, serta sesuai dengan tempat
hidup ikan tersebut. Ikan-ikan predator yang menelan mangsa
ukuran besar seperti ikan cucut memiliki mulut yang lebar dan
dilengkapi gigi yang tajam. Demikian juga seperti ikan baracuda
(Sphyraena) dan piranha (Serrasalmus). Ikan yang menelan
sepotong kecil makanan biasanya mempunyai bibir yang relatif
kecil tanpa adanya modifikasi. Pada ikan yang mendapatkan
makanan dengan cara menghisap, mereka memiliki mulut tipe
inferior dengan bibir agak tebal. Bibir ikan pengisap berfungsi
sebagai organ pencekram batu atau benda-benda lain pada sungai
berarus deras, misalnya Glyptosternus, Gyrinocheilus dan
beberapa anggota familia Loricariidae.
Mulut juga seringkali dilengkapi dengan sungut yang
bentuk dan jumlahnya bervariasi. Sungut ini berfungsi sebagai alat
peraba ketika ikan tersebut mencari makan. Sungut ini dilengkapi
dengan saraf, untuk menemukan makanan di sekelilingnya.
13
Demikian hal nya juga dengan gigi, gigi pada ikan juga
sangat bervariasi tergantung pada kebiasaan makannya. beberapa
tipe gigi ikan dapat dilihat pada gambar berikut.
b. Pharynx
Organ pharynx juga biasa disebut pangkal tenggerokan.
Organ ini merupakan lanjutan dari rongga mulut. Insang terletak
tepat di belakang rongga mulut, di dalam pharynx. Umumnya
terdapat 4 pasangan insang pada ikan bertulang sejati, sedangkan
pada ikan Chodrichthyes mempunyai 5-7 pasang insang. Pharynx
sebagai tempat terjadinya penyaring makanan (filter feeder). gigi
pharynx berfungsi untuk menyobek dan menggerus bahan
tumbuhan dan gastropoda.
c. Esophagus
Esophagus merupakan permulaan dari saluran pencernaan
yang berbentuk pipa (tabung), atau biasa juga disebut
kerongkongan, berukuran pendek dan memiliki kempampuan
untuk menggembung. Kemampuan menggembung organ ini
14
tampak jelas pada ikan predator yang mampu menelan makanan
yang berukuran relatif besar. Organ ini mengandung lendir untuk
membantu menelan makanan. Pada ikan laut esophagus berperan
dalam penyerapan garam melalui difusi pasif, sehingga
konsentrasi garam air laut menurun, sehingga memudahkan
penyerapan air oleh usus belakang dan rektum.
d. Lambung
Lambung atau perut besar adalah lanjutan dari esophagus,
di belakangnya dibatasi oleh otot sfinkter yang disebut pylorus,
yang kemudian menjadi bagian depan dari usus bagian tengah.
Lambung merupakan tempat oengumpulan makanan sebelum
dicerna. Tidak semua ikan memilki lambung, contohnya seperti
ikan mas, bentuknya seperti usus yang membesar, disini juga
terdapat pembuluh choledosus yang membawa cairan empedu dari
hati. Pankreas pada ikan mas tidak berbentuk khusus dan tersebar,
sebagai penghasil hormon yang membantu pencernaan.
Besarnya ukuran lambung berkaitan dengan fungsinya
sebagai penampung makanan. Kapasitas lambung bervariasi
tergantung jenis ikan. Pada ikan tidak bergigi (herbivora) terdapat
gizard (lambung khusus) yang berperan untuk menggerus
makanan. Pada ikan Mugil, Acipencer, dan Dorosoma, lambung
tereduksi sehingga bentuknya menjadi kecil, tetapi dindingnya
tebal sebagai alat penggerus. Sedangkan pada Saccopharynx (ikan
laut dalam), lambungnya sangat besar, dikarenakan mangsanya
berukuran lebih besar dari tubuhnya.
e. Pylorus
Pylorus merupakan organ yang terletak di belakang
lambung, berfungsi sebagai pengatur masuknya makanan dari
lambung ke usus. Beberapa jenis ikan dilengkapi dengan pyloric
caeca, seperti usus buntu namun jumlah tiap spesies tidak sama.
Pyloric caeca ini mengeluarkan enzim lactase.
15
f. Usus
Usus merupakan segmen terpanjang dalam saluran
pencernaan, dan terdapat muara dari kantung empedu dan dari
pankreas. Pada lapisan mucosa di dalam usus terdapat tonjolan-
tonjolan (villi). Usus tengah dan usus akhir disebut intestinum,
yaitu suatu saluran pencernaan mulai dari pylorus sampai ke
kloaka atau anus.
Usus mempunyai banyak variasi, umumnya berbentuk
seperti pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya sampai ke
anus. Ikan karnivora memiliki usus yang pendek, dikarenakan
memakan daging yang dapat dicerna dengan lebih mudah
daripada tanaman. Sebaliknya ikan herbivora memilki usus yang
panjang dan teratur.
16
a. Kelenjar Pencernaan Di Hati Dan Empedu
Hati berwana merah kecoklatan, letaknya di bagian depan
rongga badan dan meluas mengelilingi usus, serta merupakan
kelenjar yang kompak. Organ hati ini tersusun oleh sel-sel hati
(hepatosit), diantaranya terdapat kapiler-kapiler darah dengan
limfe sinusoid. Hati termasuk kelenjar yang besar pada ikan,
bahkan pada ikan cucut dan ikan pari bisa mencapai 20% bobot
tubuhnya. Hati biasanya berjumlah dua buah, tapi pada ikan
salmon hanya terdapat satu hati, dan pada ikan makerel terdapat
tiga hati.
Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar yang
mempunyai fungsi variatif dan berbeda yaitu menyimpan hasil
pemecahan karbohidrat atau glikogen dan lemak. hati juga
berperan dalam pembersihan toksik pada darah. Fungsi hati dalam
pencernaan makanan itu sendiri mensekresi bilus yang
dikeluarkan oleh seluruh hati menuju ke duodenum dimana lemak
yang teremulasi diproses bersama enzim dan pankreas. Fungsi
selanjutnya adalah berperan dalam memperbaiki perusakan sel
darah merah dan kimiawi darah seperti pembentukan urea dan
senyawa yang berhubungan dengan ekskresi nitrogen dan
menetralkan racun serta menghasilkan panas.
Ikan-ikan mempunyai kemampuan yang berbeda dalam
jumlah lemak yang di simpan di dalam hati. Pada
Pleuronectiformes dan gadidae, lemak lebih banyak disimpan di
hati, sedangkan pada Scombridae dan Clupeidae, lemak banyak
disimpan di dalam otot. Selain lemak, hati pada ikan juga dapat
menyimpan vitamin A dan D.
Pada hati terdapat kantung empedu yang mengeluarkan
cairan empedu yang berperan dalam emulsifikator lemak,
sehingga lemakdapat diserap oleh dinding usus. Cairan empedu
ini masuk ke dalam saluran pencernaan makanan pada daerah
pylorus melalui ductus choledochus. Pigmen empedu (bilirubin)
merupakan hasil sintesis hati yang berasal dari hemoglobin pada
17
sel darah merah. Di usus, bilirubin sebagian diserap dan kembali
ke hati, sebagian lagi dibuang bersama dengan feses.
18
2.2.5 Pakan
19
dan rabaan. Begitu ikan memiliki nafsu untuk makan, maka alat-
alat pencernaannya akan bersiap-siap untuk menerima makanan
dan selanjutnya mencerna makanan tersebut. Setelah makanan
digigit, untuk menelannya diperlukan bahan pelicin berupa air liur.
Selain sebagai pelicin, air liur juga mengandung enzim ptialin
yang merupakan enzim pemecah karbohidrat menjadi maltosa
yang kemudian dilanjutkan menjadi glukosa. Tapi karena ikan
tidak mengunyah makanannya, makan ptialinnya baru bekerja
setelah makanan sampai di lambung. Selain mengandung enzim
ptialin, air liur juga mengandung senyawa penyangga derajat
keasaman (buffer) yang berguna untuk memecah terjadinya
penurunan pH agar proses pencernaan dapat berjalan normal.
Setelah makanan masuk ke dalam saluran pencernaanm
dinding saluran pencernaannya akan terangsang untuk
menghasilkan hormon gastrin. Hormon ini akan memicu
pengeluaran asam klorida (HCl) dan pepsinogen. HCl akan
menguban pepsinogen menjadi pepsin yang merupakan enzim
pencernaan aktif, yaitu berfungsi memecah protein menjadi peptin
(polipeptida).
Di dalam usus, makanan itu akan merangsang keluarnya
hormon kolsitokinin. Hormon ini berfungsi memacu keluarnya
getah empedu dari hati, yang berfungsi memperhalus butiran-
butiran lemak menjadi emulsi sehingga mudah larut dalam air dan
mudah diserap oleh usus. Dinding usus juga mengeluarkan
hormon sekretin dan pankreozinin. Sekretin memacu pengeluaran
getah empedu dan pankreas. Getah pankreas ini mengandung
enzim amilase, lipase, dan protase. Sedangkan hormon
pankreozinin menyebabkan ransangan untuk mempertinggu
produksi getah pankreas.
Selanjutnya, enzim amilase akan memecah karbohidrat
menjadi glukosa. Enzim lipase memecah lemak menjadi asam
lemak dan gliserol. sedangkan protase memecah protein menjadi
asam amino. Ketiga enzim tersebut dapat mencapai puncak
keaktifan apabila kadar protein dalam makanan antara 40-60%.
20
Apabila kadar proteinnya berubah maka untuk mencapai puncak
keaktifan, enzim-enzim tersebut membutuhkan waktu untuk
menyesuaikan diri.
Makanan yang sudah dipecah menjadi halus sekali
kemudian sari-sarinya akan diserap oleh dinding usus. Sebenarnya
di lambung juga sudah mulai terjadi penyerapan, namun
jumlahnya masih sangat sedikit. Penyerapan yang utama terjadi di
dalam usus. Untuk penyerapan sari-sari makanan tersebut, dinding
usus mempunyai jonjot-jonjot agar permukaannya lebih halus.
Melalui pembuluh darah rambut pada jonjot usus tersebut, sari
makanan akan diserap ke dalam darah.
Sari-sari makanan yang telah diserap oleh darah kemudian
diedarkan ke seluruh tubuh untuk keperluan metabolisme, yaitu
anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah proses
pembentukan zat-zat yang lebih kompleks dari zat-zat yang lebih
sederhana, misalnya pembentukan protein dari asam amino.
Sedangkan katabolisme adalah proses perombakan zat-zat makan
kompleks menjadi zat sederhanan untuk menghasilkan energi,
misalnya pemecahan karbohidrat (glukosa) menjadi tenaga, air
dan karbondioksida.
2.3 PENUTUP
21
Soal dan Diskusi
22
BAB 3
NUTRIEN DAN ENERGI
3.1 PENDAHULUAN
3.2 PENYAJIAN
3.2.1 Kebutuhan Energi Bagi Ikan
23
Kebutuhan energi pada ikan lebih sedikit dibandingkan
hewat darat. Hal ini dikarenakan ikan tidak membutuhkan energi
untuk mengatur suhu tubuhnya. Energi hanya digunakan untuk
bergerak, pertumbuhan, keseimbangan tubuh dan metabolisme.
Ikan menggunakan protein dan lemak lebih banyak untuk
kebutuhan energi dibandingkan dengan karbohidrat. Kekurangan
energi dalam pakan dapat mengakibatkan terganggunya
pertumbuhan. Namun, kelebihan energi pada pakan akan
menyebabkan penumpukan lemak dalam daging ikan.
Ada 4 jenis nutrien utama dalam pakan, yaitu :
1. Makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) menyuplai energi
bagi tubuh;
2. Vitamin, membantu penggunaan makronutrien dan
mempertahankan jaringan tubuh;
3. Mineral, mempertahankan homeostatis;
4. Air, sebagai pelarut dalam tubuh, dan sebagai alat trnasport
untuk mendistribusikan nutrien ke jaringan.
Pakan tersusun dari komponen-komponen kimiawi yang
diketahui memiliki kandungan nutrien yang dibutuhkan tubuh
untuk menyediakan atau mensuplai energi, membangun dan
memperbaiki jaringan tubuh serta mengatur proses-proses dalam
tubuh. Nutrien dapat diklasifikasikan menurut fungsinya (untuk
tumbuh, energi dan mempertahankan proses-proses tubuh) sebagai
organik dan anorganik; menurut esensinya, sebagai protein, lemak,
karbohidrat, vitamin dan mineral; dan menurut konsentrasinya
sebagai makronutrien dan sebagai mikronutrien. Makronutrien
diperlukan dalam jumlah besar sedangkan mikronutrien dalam
jumlah yang sedikit.
Kebutuhan energi pada ikan berbeda antar setiap
spesiesnya. Terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi
kebutuhan energi pada ikan, yaitu :
1. Jenis spesies, tingkat metabolisme ikan berbeda-beda
menurut sifat dan pola tingkah laku spesies tersebut.
Contohnya ikan yang hidupnya suka menetap (tidak suka
24
berpindah-pindah) memiliki tingkat metabolisme yang
lebih rendah dibandingkan ikan yang berenang aktif
(pelagic fish);
2. Umur ikan, sejalan dengan peningkatan umur tingkat
metabolisme pada umumnya akan menurun;
3. Ukuran ikan, umumnya ikan yang berukuran lebih kecil
memiliki tingkat metabolime yang lebih tinggi
dibandingkan ikan yang berukuran lebih besar;
4. Aktifitas fisiologis, ikan salmon memiliki tingkat
metabolisme yang tinggi selama musim pemijahan,
sebaliknya selama musim dingin ikan salmon memiliki
tingkat metabolisme yang rendag;
5. Pergerakan, ikan yang aktif bergerak memiliki tingkat
metaboliem yang tinggi dibandingkan ikan yang kurang
aktif bergerak;
6. Suhu dan musim, bila suhu meningkat, kemmapuan air
dalam melarutkan oksigen akan menurun. Hal ini akan
berpengaruh terhadap daya respon ikan, tingkat respirasi
ikan meningkat, sehingga tingkat metabolisme menjadi
lebih tinggi. Apabila suhu air meningkat maka bobot
pakan yang dibutuhkan ikan juga akan meningkat.
25
Sebagai sumber energi, energi yang dilepaskan dari ikatan
kimia nutrien ialah ATP, fosfokreatin, dan zat molekul berenergi
tinggi. Energi ini digunakan untuk transport dan kerja mekanik
tubuh. Sebagai sintesis, makromolekul digunakan untuk
mensistesis bahan dasar yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
pertahanan sel dan jaringan tubuh. Sebagai simpanan, kelebihan
nutrien akan disimpan sebagai glikogen dan asam lemak.
Simpanan ini menyediakan energi saat ikan berpuasa.
Mikronutrien (zat gizi mikro) adalah zat gizi yang
dibutuhkan oleh tuuh dalam jumlah yang sedikit, namun
mempunyai peran yang sangat penting dalam penbentukan
hormon, aktifitas enzim serta mengatur fungsi sistem imun tubu
dan sistem reproduksi. Yang tergolong dalam mikronutrien adalah
vitamin (baik yang larut alam air maupun larut dalam lemak) dan
mineral. Mikronutrien ini diperoleh dari luar tubuh seperti dari
makanan atau suplemen, karena tubuh tidak mampu mensistesis
dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan tubuh.
26
Gambar 3.1 Aliran energi (Energy flow) ideal dari suatu energi
pada melalui sistem hewan.
27
3.2.3 Bioenergetika
28
Energi yang terdapat dalam makanan belum tentu
semuanya dapat dimafaatkan sebagai energi. hal ini sangat
bergantung dari energi yang dapat diserna (Digestible energy =
DE). untuk mendapatkan nilai DE dapat menggunakan rumus :
3.3 PENUTUP
29
BAB 4
NILAI NUTRISI PAKAN
4.1 PENDAHULUAN
4.2 PENYAJIAN
4.2.1 Nilai Nutrisi Makronutrien
30
Protein merupakan sumber asam amino essensial yang
dibutuhkan ikan untuk mendukung pertumbuhan yang optimum,
juga sebagai sumber energi bagi ikan (Furuichi, 1988; Schulz et
al., 2008). Protein berasal dari bahasa Yunani yaitu Proteos yang
berarti pertama atau utama. Protein merupakan makromolekul
yang paling banyak di dalam sel setiap organisme dan merupakan
50% atau lebih setiap kering sel. Protein tersimpan dalam jaringan
organ dan sebagai komponen utama jaringan tubuh ikan. Peranan
penting protein sebagai perbaikan dan perawatan jaringan dan
organ tidak dapat digantikan oleh nutrisi lain, terutama dalam
memperbaiki sel dan jaringan yang rusak.
Protein dibutuhkan secara terus menerus dalam pakan.
Protein mengandung karbon sebanyak 50-55%, hidrogen
sebanyak 5-7%, dan oksigen sebanyak 20-25%, bersamaan
dengan lemak dan karbohidrat, protein juga mengandung nitrogen
sebanyak 15-18%, dan sebagian kecil lainnya adalah mineral
berupa unsur sulfur, fosfat dan besi. Kadar nitrogen dalam protein
dapat dibedakan dari lemak dan karbohidrat serta komponen
bahan organik lainnya.
Protein dibentuk oleh asam amino. Asam amino
digolongkan menjadi asam amino essensial dan asam amino non
essensial. Asam amino essensial adalah asam amino yang tidak
dapat disintesis oleh tubuh organisme. Sedangkan asam amino
non essensial dapat disintesis oleh organisme. Jenis-jenis asam
amino dapat dilihat pada tabel berikut.
31
Methionin Met
Phenylalanin Phe
Threonin Thr
Tryptophan Trp
Valin Val
Asam Amino Non-essensial
Alanin Ala
Asparagin Asn
Asam Aspartad Asp
Cystein Cys
Asam Glutamat Glu
Glutamin Gln
Glycin Gly
Prolin Pro
Serin Ser
Tyrosin Tyr
32
shrimp meal, casein
Nile tilapia Fish meal, collagen 34-42
White shrimp Squid meal 28-32
Yellow tail Fish meal, casein 55
Abalone Fish meal, soybean 27
meal, rice bran, squid
meal
33
Karbohidrat dalam pakan biasanya berbentuk senyawa
polisakarida, disakarida, dan monosakarida. Nilai kecernaan
karbohidrat dalam pakan sangat dipengaruhi oleh sumber dan
kadar karbohidrat serta jenis dan ukuran ikan. Nilai kecernaan
beberapa sumber karbohidrat pada beberapa ikan budidaya dapat
dilihat pada tabel berikut.
34
khususnya ikan karnivora, karena ikan karnivora cenderung
memiliki aktivitas enzim karbohidrase yang rendah dalam saluran
pencernaannya.
Asam lemak yang baik untuk pertumbuhan ikan adalah
asam lemak essensial yaitu asam lemak yang tidak dapat diekstrak
dalam tubuh. Ikan sangat membutuhk asam lemak essensial
berupa asam linoleat, asam linolenat, EPA dan DHA. Kebutuhan
asam lemak essensial untuk setiap ikan berbeda terutama pada
ikan air laut dan ikan air tawar. Namun secara umum penambahan
lemak dalam pakan sebaiknya tidak lebih dari 18%.
35
Mineral juga diperlukan dalam proses pembuatan lengkap.
Senyawa organik ini dibutuhkan untuk membantu proses
metabolisme serta sistem regulasi dalam tubuh. Mineral juga
dibutuhkan ikan untuk mempertahankan keseimbangan osmotik
dengan media air.
Kebutuhan mineral dalam pakan ikan sangat bervariasi,
bergantung pada jenis, stadia, status reproduksi ikan, jenis pakan
alami yang biasa dikonsumsi, lingkungan dan kemampuan ikan
tersebut dalam menyerap mineral dari perairan. Secara umum
kebutuhan mineral pada ikan budidaya dapat dilihat pada tabel
berikut.
1.3 PENUTUP
36
hidupnya, diharapkan mahasiswa dapat memahami nilai-nilai dari
nutrisi tersebut.
37
BAB 5
PEMILIHAN JENIS DAN NUTRISI PAKAN
ALAMI
5.1 PENDAHULUAN
5.2 PENYAJIAN
38
yang cukup tinggi, mudah dicerna, serta gerakan pakan yang dapat
menarik perhatian benih ikan.
Pakan alami sebagai makanan ikan berupa plankton dan
tumbuhan air lain. Plankton dapat dibedakan menjadi dua
golongan yaitu plankton tumbuhan/nabati (phytoplankton) dan
planton hewani (zooplankton). Menurut ekologi dan cara
hidupnya, plankton dapat dibedakan menjadi 3 golongan yaitu
ephypiton (perypiton), nekton, dan bentos. Ephypitonadalah jenis
plankton baik phytoplankton maupun zooplankton yang hidupnya
menempel pada benda-benda air maupun melayang-layang dalam
air. Nekton adalah jenis plankton yang bisa bergerak aktif di
perairan. Sedangkan bentos adalah jenis plankton yang hidup
menetap di bagian dasar perairan.
Pakan alami haruslah memiliki kandungan gizi yang baik
untuk menunjang perkembangan hidup larva dan benih. EPA dan
DHA yang terkandung dalam plankton penting untuk
kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva, pembentukan
membran, membantu proses osmoregulasi, membantu proses
sintesis prostaglandin, dan berperan aktif dalam sistem kekebalan
tubuh. Berikut ini merupakan tabel komposisi asam lemak
fitoplankton yang baik untuk perkembangan benih ikan
39
Motil dan kapasitas melayang;
Mempunyai nilai nutrisi;
Harus mudah dicerna dan diserap;
Berwarna;
Harus mudah didapat atau diproduksi dalam jumlah besar;
Harus berbiaya produksi rendah.
40
dihiasi silia yang berfungsi untuk pengambilan makanan dari air
media, Brachionus memiliki toleransi terhadap salinitas 1-60 ppt,
suhu 20-30 °C, pH 7.5-8.5 dan mampu berkembang baik pada
tempat yang mendapat sinar matahari.
Copepoda bersifat herbivora, memiliki panjang tubuh 1-5
mm (pada stadia dewasa), dapat hidup di air tawar, laut dan muara
sungai, memiliki alat indera berupa bintik mata, tumbuh baik pada
suhu 26-30 °C, pH 6.5-8.2, serta induk betina mempunyai dua
kantung telur.
Diaphanosoma menyukai tempat yang teduh dan terlindung
(organisme photophobic), ditemukan pada air bersalinitas 20-35
ppt, merupakan pemakan bahan organik atau detritus, ragi dan
bakteri, dapat dikultur massal dengan menggunakan fermentasi
yang kaya bahan organik dan bakteri.
Artemia memiliki sistem osmoregulasi yang baik, mampu
beradaptasi pada salinitas 1-300 ppt. toleransi suhu 6-34 °C, pH
7.6-8.6, oksigen terlarut 4.0-6.5 ppm. Kista Artemia berukuran
200-250 µm. Pada salinitas 70 ppt, kista tidak dapat menetas
akibat tekanan osmotik yang tinggi. pada salinitas 5 ppt, kista
dapat menetas tapi nauplii cepat mengalami kematian.
5.3 PENUTUP
41
BAB 6
METABOLISME PROTEIN
6.1 PENDAHULUAN
6.2 PENYAJIAN
6.2.1 Pengertian Protein
42
oksigen (22-26%), nitrogen (12-19% dengan asumsi rata-rata
16%), hidrogen (6-8%), dan sulfur (0-2%). Protein bervariasi
dalam komposisi kimiawinya, ukuran, bentuk, sifat-sifat fisikanya,
dan fungsi biologisnya. Namun, bila terhidrolisis, semua protein
menghasilkan satu grup komponen organik yang sederhana yang
disebut asam amino.
Protein terdiri dari 23 asam amino, dan 10 asam amino
esensial. Asam amino esensial merupakan asam amino yang
sangat dibutuhkan oleh organisme dalam pertumbuhannya, tidak
dapat dibentuk atau disintesis oleh tubuh sehingga harus tersedia
dalam pakan. Sedangkan asam amino non-esensial dapat disintesis
oleh tubuh ikan sendiri dengan bantuan unsur-unsur lain dalam
tubuh ikan.
Diantara beberapa jenis makronutrien, protein merupakan
komponen yang paling mahal dalam pembuatan pakan khususnya
untuk ikan, dikarenakan ikan membutuhkan tingkat protein yang
lebih tinggi (30-55%) guna mendapatkan pertumbuhan yang baik.
Terdapat 2 penentuan dari nilai protein untuk ikan. Pertama
adalah nilai digestibilitas atau nilai kecernaan. Bila protein tidak
dicerna, maka protein tersebut tidak memiliki nilai nutrisi. Dan
yang kedua adalah komposisi kimia protein.
43
tidak larut dari sel-sel ektodermal hewan. Keratin merupakan
protein pada kulit, rambut, sisik, bulu domba, bulu unggar,
kuku, taji, dan tanduk dari berbagai hewan.
2. Protein kontraktil (Contractil protein)
Protein kontraktil adalah jenis protein otot, berperan dalam
kontaksi otot. Protein ini mudah dicerna dan mempunyai nilai
nutrisi yang tinggi. Contohnya aktin, tropomisosin, dan miosin.
3. Protein globular (Globular protein)
Protein globular adalah protein yang dapat diekstrak dalam
jaringan dengan menggunakan air atau larutan garam. Protein
ini banyak terdapat pada enzim, hormon, serum dan darah.
Enzim merupakan jenis protein katalisator organik. Enzim
mempunyai fungsi yang sangat spesifik. Diketahui semua jenis
enzim adalah protein. Sedangkan hormon, tidak semua jenis
hormon adalah protein. Hormon diproduksi oleh beberapa sel
dalam jumlah yang sedikit dan mempunyai peran yang sangat
besar dalam metabolisme. Hormon insulin dan glukagon berperan
dalam mengatur metabolisme glukosa. Hormon IGF-I (insulin-like
growth factor-I) seperti somatomedin C merupakan hormon
pertumbuhan yang merangsang pertumbuhan tulang.
44
Berperan dalam proses osmoregulasi di dalam tubuh
45
Tabel 6.1 Bahan baku sumber protein nabati dan hewani
Protein nabati Protein hewani
Bungkil kacang tanah Tepung teri (63.71%)
(47.9%)
Tepung kedelai (46.36%) Tepung ikan (61.85%)
Bungkil kedelai (44.4%) Tepung rebon (59.4%)
Ampas tahu (23.55%) Tepung daging (57.8%)
Dedak halus (13.6%) Tepung bekicot (54.29%)
Tepung kepala udang
(53.74%)
Tepung tulang (25.54%)
46
6.2.6 Kebutuhan Protein Ikan
47
amoniak sebagai senyawa yang bersifat racun sehingga energi
yang digunakan untuk pertumbuhan ikan akan berkurang.
kekurangan protein akan mengakibatkan pertumbuhan
yang negatif. Terdapat beberapa gejala penyakit yang ditimbulkan
akibat kekurangan protein, diantaranya keriput pada insang,
insang terlihat tidak cerah, tubuh membengkak, sirip rusak,
pertumbuhan lambat, gerakan lemas dan berenang secara tidak
beraturan.
1.3 PENUTUP
48
BAB 7
METABOLISME LEMAK
7.1 PENDAHULUAN
Sama seperti protein, lemak juga termasuk makronutrien
yang penting sebagai sumber energi utama. Kebutuhan lemak
dalam pakan tidak sebesar kebutuhan akan protein. Lemak
tersusun dari asam lemak. Lemak digolongkan dalam dua kategori
yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Selain sebagai
sumber energi, penambahan dalam formulasi pakan akan
memberikan cita rasa pada pakan serta dapat mempertahankan
keseimbangan tubuh ikan di perairan.
7.2 PENYAJIAN
7.2.1 Pengertian Lemak
49
Lokasi penyimpanan lemak utama dalam tubuh ikan
adalah di dalam otot dan hati. Penggunaan lemak dalam pakan
dapat mempengaruhi rasa dan mutu pakan. Lemak dapat dikenali
dengan melihat sifat fisika dan kimianya. Sifat fisika lemak yaitu
tidak larut dalam air serta massa jenis lemak lebih rendah daripada
massa jenis air. Sedangkan sifat kimia lemak yaitu dengan proses
hidrolisa, oksidasi, hidrogenesa, dan esterifikasi.
50
Asam lemak yang mengandung satu ikatan rangkap 2 atom C
dengan kehilangan paling sedikit 2 atom H.
3. Asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA = Poly Unsaturated
Fatty Acid)
Asam lemak yang mengandung lebih dari satu ikatan rangkap.
Asam lemak ini akan kehilangan paling sedikit 4 atom H.
51
lemak sapi
lemak ayam
52
7-9. Kecernaan lemak bervariasi, tergantung pada jumlah dalam
pakan, tipe dari lemak, suhu air, derajat kejenuhan lemak, dan
panjang rantai karbon.
53
7.2.7 Kelebihan Dan Kekurangan Lemak
7.3 PENUTUP
Dalam materi ini telah dibahas pengertian lemak, jenis-
jenis lemak, sumber lemak, fungsi penting lemak, kebutuhan
lemak, metabolisme lemak, serta beberapa efek kelebihan dan
kekurangan lemak bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup
ikan.
54
BAB 8
METABOLISME KARBOHIDRAT
8.1 PENDAHULUAN
8.2 PENYAJIAN
55
Terdiri atas unsur C, H, dan O dengan perbandingan 1 atom C, 2
atom H, dan 1 atom O. Karbohidrat berasal dari kata hidrat karbon
yang berarti senyawa antara karbon dan aiar sehinggan dehidrasi
sukrosa (C12H22O11) oleh asam sulfat karbon dan air sehingga
disebut karbohidrat. Karbohidrat merupakan kelompok nutrien
yang meliputi gula-gulaan (sugars), tepung (starch), selulosa,
gums, dan zat-zat terkait (Subandiyono, 2009).
Karbohidrat dalam pakan berbentuk serat kasar dan bahan
ekstrak tanpa Nitrogen. Dibandingkan protein dan lemak,
karbohidrat menghasilkan energi yang lebih sedikit setiap
gramnya, akan tetapi karbohidrat dapat digunakan sebagai sumber
energi dan kebutuhan akan karbohidrat berkaitan erat dengan
aktivitas protein.
Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga dapat
disimpan di dalam hati dan otot dalam bentuk glikogen sebagai
cadangan energi, sehingga menghemat penggunan protein sebagai
sumber energi utama bagi tubuh ikan. Selain itu juga karbohidrat
berperan sebagai perekat bahan baku dalam proses pembuatan
pakan ikan. Dalam formulasi pakan, karbohidrat termasuk
kelompok yang sering disebut NFE (Nitrogen Free Extract) atau
BETN (Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen).
56
B. Tetrosa 1. Eritrosa
(C4H8O4)
C. Pentosa 1. Ribosa
(C5H10O5) 2. Arabinosa
3. Xilosa
4. Xilulosa
D. Heksosa 1. Glukosa
(C6H12O6) 2. Galaktosa
3. Mannosa
4. Fruktosa
57
kondensasi dari hektosa atau monosakarida lainnya. Polisakarida
memiliki berat molekul yang lebih tinggi dan sebagian besar
polisakarida tidak dapat larut dalam air. Ada banyak jenis
polisakarida, namun secara umum dibagi menjadi :
Penyimpan energi tubuh : pati dan glikogen
Penyusun struktur tubuh : selulosa dan kitin
58
Tepung jagung
Tepung kedelai
Tepung gandum
Tepung kulit gandum
Tepung roti
Tepung beras
Dedak
Sagu
Bekatul
59
amilase, Umumnya ikan air tawar memerlukan karbohidrat lebih
besar dari 20%.
60
selulosa atau crude fiber dalam pakan tidak memiliki nilai energi
yang dapat dimanfaatkan oleh ikan tersebut. Namun, ikan dengan
kebiasaan makan (feeding habit) yang berbeda akan berbeda pula
tingkat kemampuannya dalam memanfaatkan karbohidrat sebagai
sumber energi.
Pada ikan perairan hangat, tepung biji-bijian menyediakan
sumber karbohidrat yang tidak mahal, namun pada ikan perairan
dingan penggunaannya sebaiknya dibatasi. Tingkat karbohidrat
yang dapat dicerna pada ikan perairan dingan (ikan trout)
umumnya lebih rendah dibandingkan ikan perairan tropis (lele).
Dalam nutrisi, karbohidrat menggantikan sebagian protein, karena
itu lebih sedikit protein yang akan digunakan untu energi. Namun
demikian, protein dan lemak menyediakan lebih banyak energi
dalam pakan ikan.
Karbohidrat yang tersimpan dalm bentuk glikogen akan
segera digunakan kembali menjadi energi saat hewan mamalia
kelaparan, dan yang terjadi saat kadar glukosa darah turun, atau
disebut dengan glikogenolisis. Namun, berbeda dengan mamalia,
ikan tidak dapat dengan cepat mengubah cadangan glikogen yang
tersimpan dalam hatinya saat ikan tersebut kelaparan. Hal ini
menunjukkan bahwa oksidasi zat-zat non- karbohidrat (protein
dan lemak) pada ikan tersebut lebih dahulu terhidrolisis
dibandingkan glikogen. Artinya protein dan lemak cenderung
dirombak menjadi energi terlebih dahulu sebelom proses
perombakan glikogen terjadi.
61
Disisi lain, pakan yang mengandung sedikit karbohidrat
akan menyebabkan terjadinya tingkat metabolisme protein dan
lemak yang tinggi untuk mensuplai kebutuhan energi ikan dan
menyediakan metabolisme lanjutan (intermedier) untuk
mensistesis senyawa penting lainnya, sehingga pemanfaatan
protein menjadi berkurang. Oleh karena itu, perlu adanya
keseimbangan antara kandungan protein, lemak dan karbohidrat
dalam pakan. Kekurangan karbohidrat juga akan mengakibatkan
kerusakan jaringan serta menimbulkan penyakit akibat
kekurangan glukosa dalam darah (hypoglisemia), penyaki ini
biasanya menyerang benih ikan.
8.3 PENUTUP
62
Soal dan Diskusi
63
BAB 9
METABOLISME VITAMIN DAN MINERAL
9.1 PENDAHULUAN
9.2 PENYAJIAN
9.2.1 Vitamin
64
tidak dapat disintesis oleh tubuh, sehingga vitamin harus diperoleh
dari makanan. Vitamin bekerja dengan cara mengaktifkan reaksi
kimia tertentu dalam proses metabolisme.
Secara umum, vitamin digolongkan kedalam 2 kategori,
yaitu :
1. Vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam
lemak. Vitamin yang larut dalam air dapat berperan
sebagai ko-enzim (vitamin B dan C) Vitamin yang larut
dalam air berjumlah sedikit disimpan dalam tubuh,
dikeluarkan melalui urine, harus selalu terdapat dalam
makanan, bersifat toksik dalam jumlah megadosis, serta
umumnya tidak mempunyai prekursor.
Contoh vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin B
kompleks (vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin),
vitamin B6 (piridoksin), vitain B12 (kobalamin), niasi,
asam pantotenat, vitamin H (bioton), asam folat), vitamin
C (asam askorbat), kolin dan inosiitol.
2. Vitamin yang larut dalam lemat agak spesifik. Vitamin
yang larut dalam lemak, selain dapat larut dalam lemak
juga sebagai pelarut lemak, kelebihan vitamin ini akan
disimpan dalam tubuh, dikeluarkan dalam jumlah kecil
melalui empedu, tidak selalu tersedia dalam pakan,
mempunyai prekursor dan dapat diabsorpsi melalui sistem
limfe.
Vitamin yang larut dalam lemak banyak terdapat dalam
daging ikan, minyak ikan dan biji-bijian seperti kacang
tanah, kacang kedelai dan sebagainya.
Contoh, citamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A,
vitamin D, vitamin E, vitamin K, dan beberapa jenis
karotenoid, seperti β-carotene dan astaxantin (merupakan
prekursor vitamin A).
65
6 bulan, vitamin D disimpan di sel hati dan dapat digunakan
sampai 2 bulan. Sekali diserap oleh tubuh, vitamin-vitamin yang
larut dalam lemak memerlukan protein pengangkut untuk
mentransferkannya dari satu tempat ke tempat yang lain. Karena
tidak dapat larut dalam air, vitamin-vitamin ini tidak dapat
disekresikan, sehingga mengakibatkan terjadinya penimbungan
dalam tubuh jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan.
Namun, vitamin ini dadapat diserap dengan efisien jika terdapat
penyerapan lemak yang normal. Dalam proses penyerapan
tersebut, molekul vitamin tersebut akan diangkut dalam darah
dalam bentuk lipoprotein atau berikatan dengan protein pengikat
yang spesifik.
Vitamin-vitamin yang larut dalam air bergerak bebasdalam
darah dan limpa. Vitamin-vitamin ini mudah rusak dalam
pengolahan dan mudah hilang pada saat proses pencucian atau
terlarut dalam air. Selain itu vitamin ini memiliki sifat yang tidal
stabil selama penyimpanan. Oleh karena itu ketersediaan pakan
harus dilakukan terus menerus. Lain halnya dengan vitamin B12
yang dapat disimpan di dalam hati. Semua jenis vitamin yang larut
dalam air berfungsi sebagai koenzim atau kofaktor dalam
membentu reaksi enzimatik, kecuali vitamin C.
Vitamin berperan dalam reaksi kimia metabolisme energi,
pertumbuhan, pemeliharaan jaringan, serta berperan sebagai
koenzim, dalam bentuk apoenzim (berikatan dengan protein).
Vitamin banyak terdapat pada buah dan sayur. Dalam
makanan vitamin terdapat dalam bentuk provitamin (prekursor)
yang dapat diubah menjadi vitamin. Contohnya seperti provitamin
A diubah menjadi vitamin A.Namun makanan bukan satu-satunya
sumber vitamin. Seperti vitamin D, dalam tubuh sudah terdapat
prekursor vitamin D yang dibuat oleh tubuh sendiri dengan
bantuan sinar matahari, maka prekursor tersebut dalam kulit
diubah menjadi vitamin D. Selain itu beberapa vitamin dibentuk
dalam usus oleh bakteri sehingga sebagian kebutuhan vitamin
66
dapat terpenuhi, contohnya vitamin K dan kelempok vitamin B
dihasilkan dalam usus oleh bakteri.
67
dipelihara dalam tempat yang sempit dengan padat tebar yang
tinggi.
Penyakit kelebihan vitamin (hipervitaminosis) hanya
disebabkan oleh vitamin dari golongan yang larut dalam lemak.
Pada vitamin yang larut dalam air, apabila kelebihan akan dibuang
melalui urine, vitamin ini dapat terbawa dalam cairan darah. Pada
vitamin yang larut dalam lemak, apabila kelebihan akan tertimbun
bersama timbunan lemak dan tidak dapat disekresikan, karena
tidak larut dalam darah.
Defisiensi (kekurangan) vitamin akan menyebabkan
ketidaknormalan dalam morfologis maupun fisiologis ikan,
penurunan aktivitas enzim, gangguan fungsi sel, kerusakan sel,
penurunan nafsu makan ikan, pertumbuhan abnormal (skoliosis,
lordosis), laju pertumbuhan menurun, serta menyebabkan
kematian akibat defisiensi vitamin secara kronis atau
berkelanjutan.
Secara umum, gejala-gejala ikan yang kekurangan vitamin
yaitu nafsu makan menurun, pertumbuhan tubuh lambat, warna
tubuh abnormal, mudah terserang penyakit, pertumbuhan sirip
kurang sempurna, dan terganggunya pertumbuhan lendir.
9.2.2 Mineral
68
Mineral merupakan senyawa anorganik yang mempunyai
beberapa fungsi dalam tubuh hewan. Adapun manfaat dan fungsi
mineral untuk ikan dan udang, yaitu :
a. Penyusun utama struktur dan rangka tubuh seperti tulang,
kepala, gigi dan sisik
b. untuk transfer elektron dan kofaktor (mengaktifkan) dalam
metabolisme, katalis, dan enzim aktivator
c. sebagai regulasi keseimbangan asam basa dan sistem
osmoregulasi dari darah maupun cairan tubuh lainnya
d. merupakan bagian komponen penting dari vitamin,
hormon, enzim dan pigmen
e. elektrolit Na+, K+, Mg 2+ Ca 2+ , Cl- dan HCO3-
berperan utama dalam osmotik dan mengatur regulasi air
dan larutan dalam ikan dan udang
Ikan dan udang tergolong organisme yang memiliki
kemampuan dalam menyerap beberapa unsur organik, tidak hanya
dari makanan tetapi juga dari lingkungan, seperti kalsium,
magnesium, sodium, potassium, iron, zinc, copper dan selenium
yang merupakan jenis mineral yang diperoleh dari air untuk
memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi ikan, serta phosphat dan
sulfat lebih efektif bila diperoleh dari pakan.
Keberadaan mineral dalam pakan sering digolongkan
sebagai komponen abu. Unsur kalsium dan fosfor merupakan
lebih dari 70% dari seluruh abu tubuh. Sedangkan unsur-unsur
lainnya berjumlah relatif sedikit. Terdapat 22 jenis mineral yang
dibutuhkan oleh hewan, namun hanya 11 jenis yang diketahui
pasti fungsi dan efeknya pada ikan dan udang.
Secara umum, mineral dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Mineral Mikro
Mineral mikro merupakan mineral yang memiliki
konsentrasi dalam jumlah yang sedikit dalam tubuh
organisme (kurang dari 100 mg/kg pakan kering).
Contohnya, besi (Fe), tembaga (Cu), mangan (Mn), seng
(Zn), cobalt (Co), molydenum (Mo), cromium (Cr),
69
selenium (Se), flourine (F), iodine/iodium (I), nickel (Ni),
dan lain-lain.
b. Mineral Makro
Mineral makro merupakan mineral yang dibutuhkan dalam
jumlah besar oleh organisme (lebih dari 10 mg/ kg pakan
kering).
Contohnya, kalsium (Ca), magnesium (Mg), sodium (Na),
potassium (K), fosfor (P), chlorine (Cl), dan sulfur (S).
70
Tabel 9.3 Kebutuhan mineral mikro dalam pakan pada berbagai
jenis ikan air tawan (mg/kg pakan)
Jenis ikan Fe Cu Mn Zn Co Se
Rainbow R 3 13 15-30 - 0.15-
trout 0.38
Mas 30 5 2.4 20 - 0.25
Sidat - - 1.7 20 - -
Catfish - 3 13 15-30 - R
Tilapia 30 3 5 30 0.5 0.1
9.3 PENUTUP
71
BAB 10
ENZIM DAN PENCERNAANNYA
10.1 PENDAHULUAN
10.2 PENYAJIAN
10.2.1 Definisi Enzim
72
10.2.2 Fungsi Dan Peranan Enzim
73
mengubah pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim
pencernaan aktif, yang berfungsi memcah protein menjadi pepton
(polipeptida).
10.3 PENUTUP
74
BAB 11
ANTIOKSIDAN DAN PROBIOTIK
11.1 PENDAHULUAN
11.2 PENYAJIAN
75
antibiotik, antioksidan, pewarna (pigmen), perekat (binder), dan
probiotik.
11.2.1 Antioksidan
11.2.2 Probiotik
76
dan bakteriofage. Mikroorganisme jenis bakteri yang seringkali
dipergunakan sebagai probiotik adalah spesies Lactobacillus,
Basillus dan Streptococcus, sedangkan mikroorganisme jenis
jamur seringkali digunakan dari spesies Aspergillus, Rhizopus dan
Saccharomyces. Mikroba pencernaan ikan umumsnya telah ada
sejak larva ikan menetas.
Produk dari probiotik umumnya berupa tepung, sehingga
pemanfaatannya dapat dicampurkan ke dalam bahan pakan pada
saat pemberian pakan untuk ikan. Penggunaan probiotik sebagai
suplemen dalam budidaya ikan merupakan salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pakan. Penambahan
probiotik yang berisi mikroba pengurai dapat membantu proses
kecernaan pakan dengan proses penguraian yang dilakukan oleh
mikroba tersebut.
Mekanisme kerja probiotik pada organisme akuatik, yaitu :
Menekan populasi mikroba melalui kompetisi dengan
memproduksi senyawa-senyawa anti mikroba atau melalui
kompetisi nutrisi dan tempat pelekatan di dinding usus.
Merubah metabolisme mikrobial dengan meningkatkan
atau menurunkan aktivitas enzim.
Menstimulasi imunitas melalui peningkatan kada antibodi
atau aktivitas makrofag.
Pemberian probiotik dalam pakan ikan dan udang harus
memperhatikan beberapa hal berikut ini, yaitu:
Menggunakan mikroba asli dari ikan dan udang
Bukan merupakan mikroba patogen di alam
Resisten terhadap asam lambung, garam empedu, dan
protease
Dapat membentuk koloni terhadap sel epitel usus untuk
mengurangi koloni patogen
Memproduksi komponen antimikroba
Merangsang respon imun
Mempengaruhi enzim pencernaan dan aktivitas
metabolisme
77
Probiotik dianggap menguntungkan karena dapat
menghambat kolonisasi intestinum oleh mikroba yang merugikan,
produksi senyawa-senyawa anti mikroba, serta kompetisi terhadap
nutrien dan ruang. Probiotik juga menguntungkan inangnya antara
lain karena dapat memperbaiki nutrisi seperti produksi vitamin-
vitamin, detoksifikasi pangan, serta melalui aktivitas enzimatik.
Ada dua cara suplementasi probiotik untuk organisme
akuatik, yaitu dengan menambahkan langsung ke media air
pemeliharaan dan dengan melalui pemberian pakan hidup seperti
Rotifera dan Artemia.
11.3 PENUTUP
78
BAB 12
ANTINUTRISI DALAM PAKAN
12.1 PENDAHULUAN
12.2 PENYAJIAN
12.2.1 Pengertian Antinutrisi
79
12.2.2 Klasifikasi Dan Pengaruh Anti Nutrisi
80
Tabel 12.1 Berbagai komponen anti nutrisi dalam bahan penyusun
pakan, sumber, pengaruh dan pencegahannya
No. Zat anti Sumber Pengaruh Pencegahan
nutrisi
1. Tripsin Biji kedelai Menghambat Proses
inhibitor mentah enzim pemanasan
pencernaan
tripsin
2. Asam fitat Tepung Menurunkan Batasi bahan
(Phytate) kedelai dan ketersediaan pakan dari
bahan protein dan tumbuhan,
pakan lain mineral seperti meningkatkan
dari Zn, Mn, Cu, Ca, kadar nutrien
tumbuhan Fe
3. Gossypol Tepung biji Menekan Batasi
kapas pertumbuhan, penggunaan
merusak organ tepung biji
dan jaringan, kapas
berperan sebagai
karsinogen
4. Asam Tepung biji Luka, deposisi Batasi
lemak kapas glikogen, asam penggunaan
sikloprope lemak tepung biji
noat meningkat, kapas
(CFAs) berperan sebagai
karsinogen
5. Glukosinol Lobak Berperan Gunakan jenis
at sebagai agen glukosinolat
anti-tiroid rendah seperti
menjelang canola, batasi
hidrolisis penggunaan
enzimatik lobak
6. Asam Minyak Kematian, Hindari
erucic lobak masalah dengan penggunaan
kulit, insang, minyak lobak
ginjal dan
jantung
81
7. Alkaloid Kontamina Pertumbuhan Kualitas tepung
si dari terhambat dan kapas atau
tepung kematian kedelai
kapas atau
kedelai
8. Tiaminase Beberapa Menghancurkan Pemanasan, beri
persiapan vitamin thiamin thiamin dalam
ikan pakan terpisah
mentah
Sumber : Parker (2002)
82
4. Merkuri Kontaminasi Permasalahan Selenium
industri pada insang, menurunkan
mungkin daya racun dan
terakumulasi laju akumulasi
dalam jaringan
otot dan
berbahaya bagi
manusia jika
ikan
dikonsumsi
5. Cadmium Air industri Nekrosis pada EDTA untuk
hati, kematian mengikat
6. Arsenik Tepung ikan Daya racun -
laut potensial pada
kompleks
organik tidak
diketahui
7. Poliklorinat Limbah Terakumulasi Periksa bahan-
bifenil industri, dalam lemak, bahan
(PCBs) minyak menyebar, penyusun
ikan, tepung dapat pakan dan
ikan menyebabkan kualitas air
pembengkakan
hati, difungsi
hati, dan
menurunkan
aktifitas tiroid
8. Pestisida Kebetulan Kebanyakan Penanganan
terakumulasi yang hati-hati
dalam jaringan,
mungkin
mempengaruhi
kesehatan
manusia atau
nilai jual pasar
Sumber : Parker (2002)
83
12.3 PENUTUP
84
DAFTAR PUSTAKA
85
Kimball. J.W. 2005. Biologi Jilid 3 Edisi Kelima. Jakarta.
Erlangga.
86
Sudaryono, A. 2008. Peranan Nutrisi dan Teknik Pemberian
Pakan dalam Peningkatan Produksi Akuakultur yang
Berkelanjutan. Aquacultura Indonesiana, 9 (1) : 39–47
87
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
NUTRISI IKAN
88
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
89
2. Mahasiswa mampu mengevaluasi kecukupan gizi pakan yang diperlukan ikan dan udang
3. Mahasiswa dapat mempraktekkan membuat formula pakan dan strategi pemberian pakan pada
berbagai jenis ikan dan udang
Kriteria Penilaian :
No Nilai Angka Nilai Huruf
1 ≥ 85 A
2 75-84,9 B+
3 70-74,9 B
4 65-69,9 C+
5 55-64,9 C
6 50-54,9 D
7 < 49 E
90
JADWAL, URAIAN MATERI DAN KEGIATAN PERKULIAHAN
RPS minimal memuat komponen-komponen berikut ini:
Minggu Kemampuan Bahan Kajian Strategi Waktu Pengalaman Kriteria Penilaian Bobot
ke- Akhir yang (Materi Pelajaran) Pembelajaran Belajar Belajar (Indikator) Nilai
Diharapkan Mahasiswa
1 Mampu 1. Pendahuluan Pendekatan: 2 x 50 Mahasiswa Tes tertulis: - -
mendeskripsikan kontrak Konsep menit memperhatikan
kontrak perkuliahan dan menyimak Keterampilan: -
perkuliahan dan 2. Pengertian Metode: dengan seksama
pengertian nutrisi ikan Ceramah atas penjelasan Afektif:
nutrisi ikan, dosen Kerjasama,
3. Ruang lingkup
ruang lingkup Model: menghargai
rekayasa
dan tujuan Pembelajaran
akuakultur
nutrisi ikan Langsung
4. Tujuan
rekayasa
akuakultur
2 Mampu Ikan dan Alat Pendekatan: 2 x 50 Mahasiswa Tes tertulis: - -
mengidentifikasi Pencernaannya : Kontekstual menit memperhatikan
dan memahami − Alat-alat dan menyimak Keterampilan: -
alat-alat pencernaan Metode: dengan seksama
pencernaan ikan ikan Ceramah dan atas penjelasan Afektif: Tepat
dan jalur − Bentuk-bentuk diskusi dosen waktu, kerjasama,
masuknya mulut ikan menghargai
91
nutrisi dalam − Jalur Model:
tubuh ikan masuknya Berdasarkan
nutrisi dalam masalah
tubuh ikan
3 Mampu Kelenjar Pendekatan: 2 x 50 Mahasiswa Tes tertulis: 5%
menjelaskan Pencernaan : Kontekstual menit memperhatikan Menjelaskan
macam-macam − Kelenjar dan menyimak mengenai kelenjar
kelenjar pencernaan Metode: penjelasan serta pencernaan
pencernaan pada pada hati Ceramah, menjelaskan
ikan − Kelenjar diskusi dan kembali Keterampilan:
pencernaan tugas mengenai materi Kemahiran
pada pankreas tersebut mendeskripsikan
− Kelenjar Model: macam-macam
pencernaan Berdasarkan kelenjar
pada lambung masalah pencernaan pada
ikan
Afektif: Tepat
waktu, tanggung
jawab, kerjasama
92
kebutuhan 2. fungsi pakan Ceramah dan dosen. Afektif:
pakan dan pada ikan diskusi Mahasiswa Kerjasama,
metabolisme 3. metabolisme dapat bertanya menghargai
nutrisi pada ikan Model: tentang materi
Pembelajaran yang diajarkan
langsung
93
6 Mampu Nilai Nutrisi Pendekatan: 2 x 50 Mahasiswa Tes tertulis: 5%
menjelaskan Pakan : Konsep menit memperhatikan Menghitung
nilai nutrisi pada 1. Protein dan menyimak volume, waktu
ikan secara 2. Lemak Metode: penjelasan serta dan debit air
umum 3. Karbohidrat Ceramah, menjelaskan
4. Mineral diskusi dan tingkat Keterampilan:
5. Vitamin tugas kebutuhan Kemahiran
nutrisi pada ikan menghitung debit
Model: air
Pembelajaran
langsung Afektif: Tepat
waktu, tanggung
jawab, kerjasama
94
8 UTS 30%
9 Mampu Metabolisme Pendekatan: 2 x 50 Mahasiswa Tes tertulis: - -
memahami Protein : Konsep menit memperhatikan
pengertian, 1. Pengertian dan menyimak Keterampilan: -
sumber dan protein Metode: penjelasan
kebutuhan 2. Peranan Ceramah dan dosen. Afektif:
protein pada protein untuk diskusi Mahasiswa Kerjasama,
ikan pertumbuhan dapat bertanya menghargai
3. Sumber Model: tentang materi
protein Pembelajaran yang diajarkan
4. Kebutuhan langsung
Protein Ikan
5. Kelebihan
dan
Kekurangan
Protein
10 Mampu Metabolisme Pendekatan: 2 x 50 Mahasiswa Tes tertulis: - -
memahami Lemak : Konsep menit memperhatikan
pengertian, 1. Pengertian dan menyimak Keterampilan: -
sumber dan lemak Metode: penjelasan
kebutuhan 2. jenis-jenis Ceramah dan dosen. Afektif:
lemak pada ikan lemak diskusi Mahasiswa Kerjasama,
3. sumber lemak dapat bertanya menghargai
4. fungsi lemak Model: tentang materi
5. kebutuhan Pembelajaran yang diajarkan
95
lemak langsung
6. kekurangan
dan kelebihan
lemak
11 Mampu Metabolisme Pendekatan: 2 x 50 Mahasiswa Tes tertulis: 10%
memahami dan Karbohidrat : Konsep menit memperhatikan mendeskripsikan
menjelaskan 1. pengertian dan menyimak pengertian,
kembali karbohidrat Metode: penjelasan serta sumber, fungsi
pengertian, 2. penggolongan Ceramah, mendeskripsikan dan kebutuhan
sumber dan karbohidrat diskusi dan materi mengenai karbohidrat
kebutuhan 3. sumber tugas karbohidrat
protein pada karbohidrat Keterampilan:
ikan 4. kebutuhan Model: Kemahiran
karbohidrat Pembelajaran mendeskripsikan
5. kelebihan dan langsung metabolisme
kekuragan karbohidrat
karbohidrat
Afektif: Tepat
waktu, tanggung
jawab, kerjasama
12 Mampu Metabolisme Pendekatan: 2 x 50 Mahasiswa Tes tertulis: - -
memahami Vitamin dan Konsep menit memperhatikan
pengertian, Mineral : dan menyimak Keterampilan: -
sumber dan 1. definisi Metode: penjelasan
kebutuhan mineral dan Ceramah dan dosen. Afektif:
96
mineral dan vitamin diskusi Mahasiswa Kerjasama,
vitamin pada 2. sumber dapat bertanya menghargai
ikan mineral dan Model: tentang materi
vitamin Pembelajaran yang diajarkan
3. kebutuhan langsung
mineral dan
vitamin
4. metabolisme
mineral dan
vitamin
13 Mampu Enzim dan Pendekatan: 2 x 50 Mahasiswa Tes tertulis: - -
memahami Pencernaanya Konsep menit memperhatikan
definisi, fungsi 1. definisi enzim dan menyimak Keterampilan: -
dan peranan 2. fungsi dan Metode: penjelasan
enzim peranan Ceramah, dosen. Afektif:
enzim diskusi dan Mahasiswa Kerjasama,
3. enzim tugas dapat bertanya menghargai
pencernaan tentang materi
Model: yang diajarkan
Pembelajaran
langsung
97
kembali antioksidan Metode: penjelasan serta antioksidan dan
pengertian, dan probiotik Ceramah dan mendeskripsikan probiotik
sumber dan 2. sumber diskusi mengenai
kebutuhan antioksidan antioksidan dan Keterampilan:
antioksidan dan dan probiotik Model: probiotik Kemampuan
probiotik 3. efek Pembelajaran mendeskripsikan
penggunaan langsung antioksidan dan
antioksidan probiotik
dan probiotik
Afektif: Tepat
waktu, tanggung
jawab, kerjasama
15 Mampu Antinutrisi dalam Pendekatan: 2 x 50 Mahasiswa Tes tertulis: - -
memahami Pakan : Konsep menit memperhatikan
antinutrisi dalam 1. Pengertian dan menyimak Keterampilan: -
pakan antinutrisi Metode: penjelasan
2. macam-macam Ceramah dan dosen. Afektif:
antinutrisi diskusi Mahasiswa Kerjasama,
3. efek antinutrisi dapat bertanya menghargai
Model: tentang materi
Pembelajaran yang diajarkan
langsung
16 UAS 30%
98
Sumber Belajar/Referensi:
1. Halver, J.E., & Hardy, R.W. 1990. Fish Nutrition, Third Edition. Academic Press. USA.
2. National Research Council of the National Academies. 2011. Nutrient Requirements of Fish and
Shrimp. The National Academies Press. Washington, D.C.
3. Committee on Animal Nutrition Board on Agriculture National Research Council. 1993. Nutrient
Requirements of Fish. National Academy Press. Washington, D.C.
99
GLOSARIUM
100
(Saturated fatty ikatan tunggal, sehingga
acid) memaksimumkan jumlah atom hidrogen
yang dapat berikatan dengan kerangka
karbon.
Asam Lemak Tak : Asam lemak satu atau lebih ikatan ganda
Jenuh antara karbon-karbon dalam ekor
(Unsaturated fatty hidrokarbon. Ikatan seperti itu
acid) mengurangi jumlah atom hidroge yang
terikat ke kerangka karbon.
101
digunakan untuk menyimpan dan
mentranspor energi kimia dalam sel.
102
udang dan kepiting.
103
tubuh.
104
Feses : Produk buangan saluran pencernaan yang
dikeluarkan melalui anus atau kloaka.
105
dengan air dan alkohol yang diperoleh
dari lemak hewani atau nabati atau dari
fermentasi glukosa, digunakan sebagai
bahan kosmetik, pengawet obat-obatan.
106
Imun : Kekebalan terhadap suatu penyakit
107
dibutuhkan oleh suatu enzim agar dapat
aktif.
108
Metionin : Jenis asam amino yang biasanya
dimanfaatkan pada proses biosintesis
protein.
Nabati : Tumbuh-tumbuhan
109
organisme untuk fungsi normal dari
sistem tubuh.
110
Pepsin : Enzim di lambung yang memecah
protein.
111
cendawan.
112
Teleostei : Ikan yang memiliki rangka; ikan
bertulang belakang.
Toksik : Racun.
113
INDEX
114
Gizi, 2, 26, 38, 39, 47 Kofaktor, 66, 69
Glikogen, 17, 26, 56, 58, 61, Kolagen, 43
81 Kolesterol, 50, 51
Gliserol, 20, 52, 73
Globular protein, 44 Lactobacillus streptococcus,
Glukosa, 20, 21, 44, 56, 57, 3
61, 62, 73 Lemak, 1, 3, 17, 20, 23, 24,
25, 26, 30, 31, 33, 34,
Herbivora, 8, 9, 15, 16, 33, 35, 39, 42, 44, 45, 49,
41, 53, 55 50, 51, 52, 53, 54, 55,
Hidrogen, 31, 33, 42, 43, 50, 56, 59, 61, 62, 65, 66,
55 68, 73, 76, 81, 82, 83
Hidrolisa, 50 Lipase, 18, 20, 52, 72, 73
Hipervitaminosis, 67, 68
Hormon, 15, 18, 20, 26, 44, Maltosa, 20, 57, 73
50, 69, 73, 75 Metabolisme, 2, 7, 19, 21, 23,
HUFA, 39, 53 24, 25, 27, 28, 29, 36,
44, 46, 47, 48, 49, 52,
Imun, 26, 76, 77 54, 60, 62, 64, 65, 66,
Intestinum, 16, 78 67, 68, 69, 70, 71, 72,
Insang, 7, 8, 14, 27, 48, 81, 77, 79, 80
83 Metionin, 45
Ion, 16, 45 Mikroalga, 9, 40, 41, 76
Mikroba, 76, 77, 78
Kalori, 23 Mineral, 1, 3, 24, 26, 30, 31,
Karbohidrat, 1, 3, 17, 20, 21, 35, 36, 64, 68, 69, 70,
23, 24, 25, 30, 31, 33, 34, 71, 80, 81
35, 44, 45, 39, 55, 59, 60, Monosakarida, 34, 52, 56, 57,
61, 62, 63, 73 58
Karnivora, 8, 9, 33, 34, 35,
42, 45, 46, 47, 53, 59, 60 Nabati, 39, 45, 46, 51
Keratin, 43, 44 Nitrogen, 17, 31, 33, 42, 43,
Kloaka, 16 56
Koenzim, 66
115
Nutrien, 1, 2, 4, 23, 24, 25, Selulosa, 33, 45, 56, 57, 58,
26, 29, 30, 34, 35, 55, 61
59, 60, 64, 78, 81 Serat, 26, 27, 30, 33, 43, 56,
58, 75
Oksidasi, 50, 61, 76 Serum, 44, 45
Oksigen, 25, 28, 31, 33, 41, Suplemen, 1, 26, 75, 77, 78
42, 43, 45, 55
Omega3, 39 Toksik, 17, 65, 70, 79
Omnivora, 8, 9, 33, 34, 59 Trigliserida, 50, 51, 52
Osmoregulasi, 39, 41, 45, 69 Triptofan, 45
Pankreas, 10, 15, 16, 17, 18, Vitamin, 1, 3, 17, 24, 26, 30,
20, 46, 52 34, 35, 44, 50, 52, 64,
Pati, 58 65, 66, 67, 68, 69, 71,
Patogen, 76, 77 76, 78, 79, 80, 82
Pemijahan, 3, 25
Pepsin, 18, 20, 46, 74 Zooplankton, 19, 38, 39, 40,
Pharynx, 10, 14 41
Pigmen, 17, 19, 69, 76
Plankton feeder, 8
Polisakarida, 34, 56, 57, 58
Predator, 13, 15
Protein, 1, 3, 16, 20, 21, 23,
24, 25, 30, 31, 32, 33,
42, 43, 44, 45, 46, 47,
48, 49, 50, 51, 55, 56,
59, 61, 62, 66, 72, 73,
74, 79, 80, 81
Ptialin, 20, 73
Ragi, 41, 67
Rektum, 15, 16
Reproduksi, 2, 26, 28, 35, 36
116
View publication stats