Anda di halaman 1dari 9

Hubungan Adversity Quotient dan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan

Tingkat Stres Mahasiswa yang Menyelesaikan Skripsi

Farah Rizki Rahmawan1,


Selviana²
Universitas Persada Indonesia Y.A.I.
Jl. Diponegoro No. 74 Jakarta Pusat, Indonesia
E-mail: farahmawan17@gmail.com1, selvi.humble@gmail.com²

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan adversity quotient dan dukungan
sosial teman sebaya dengan tingkat stres pada mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi
Program Studi Teknik Informatika Universitas X Bekasi. Teknik pengambilan sampel
dilakukan secara sensus pada 110 mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi. Instrumen
penelitian ini menggunakan skala stres, skala adversity quotient dan skala dukungan sosial.
Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi bivariat dan multivariat menggunakan
SPSS 25 for windows. Hasil penelitian menunjukan: 1) Ada hubungan antara adversity
quotient dengan tingkat stres dengan koefisien korelasi r = .573 dan nilai p = .000 < .05, 2)
ada hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan tingkat stres dengan koefisien
korelasi r = .623 dan nilai p = .000 < .05; 3) dan ada hubungan antara adversity quotient dan
dukungan sosial teman sebaya dengan tingkat stres dengan koefisien korelasi R = .654.
Sumbangan adversity quotient dan dukungan sosial teman sebaya terhadap tingkat stres
sebesar 42,8%, sisanya merupakan sumbangsih dari faktor lain yang tidak diteliti.
Kata Kunci : Tingkat Stres, Adversity Quotient, Dukungan Sosial Teman Sebaya

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the relationship between adversity quotient and peer
social support with stress level of final-year Informatics Engineering students at University X
Bekasi. The sampling method in this study used the saturated sampling method with 110
Informatics Engineering students. The instrument of this study uses three scale models, there
are stress scale, adversity quotient scale and peer social support scale. The data analysis
technique in this study is a correlation of bivariate and multivariate using SPSS 25 for
windows.The results of this study indicate:1) there is a positive relationship between adversity
quotient with stress level with coefficient correlation r = .573 and p = .000 <.05, 2) there is a
relationship between peer social support with stress level with coefficient correlation r = .623
and p = .000 <.05; 3) and there is a relationship between adversity quotient and peer social
support with stress level with coefficient correlation R = .654 .The contribution of adversity
quotient and peer social support to stress level is 42,8%, while the rest is a contribution from
other factors not examined.
Keywords: Stress Level, Adversity Quotient, Peer Social Support.

Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 5 No 1 Bulan Maret 2021 67


PENDAHULUAN
Menempuh pendidikan di perguruan Seperti yang terjadi di Fakultas Teknik
tinggi menuntut fokus belajar yang tinggi, Informatika Universitas X Bekasi yang
sehingga terkadang tidak dapat dipisahkan mendorong mahasiswa untuk dapat
dari stres. Seperti kehidupan normal pada menyelesaikan skripsi tepat waktu dalam
umumnya, kehidupan di perguruan tinggi kurun waktu tiga bulan. Berdasarkan
juga meliputi adanya perubahan, wawancara yang telah dilakukan pada
pengambilan keputusan dan penyesuaian- beberapa mahasiswa Teknik Informatika
penyesuaian. Seorang mahasiswa akan menuturkan bahwa selama mengerjakan
menghadapi serangkaian beban studi dan skripsi, sering begadang hingga larut
kewajiban yang harus diselesaikannya malam bahkan tidak jarang dirinya sering
dalam mencapai gelar sarjana yang sesuai mengeluh sakit kepala karena kurang
dengan bidang yang dipilihnya. Salah satu beristirahat, susah tidur, dan adanya rasa
syarat yang turut menjadi faktor penentu cemas yang membuat dirinya sering absen
kelulusan mahasiswa di perguruan tinggi bimbingan. Semua tuntutan yang ada pada
adalah skripsi. mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi
membuat mahasiswa cenderung mengalami
Fenomena mahasiswa yang mengalami stres. Sebagai seorang mahasiswa harus
stres dalam penyusunan skripsi dapat dilihat mempunyai kemampuan untuk mengatasi
dari berbagai aspek misalnya sulit dalam hambatan, mengubah hambatan menjadi
mencari literatur, tidak terbiasa menulis, peluang, menjadi salah satu faktor yang
masalah dana, kurang terbiasa dengan berhubungan dengan penyelesaian skripsi
sistem kerja yang terjadwal dengan mahasiswa. Kemampuan mengatasi
pengaturan waktu yang demikian ketat, dan hambatan atau kesulitan ini dinamakan
sulit mengembangkan komunikasi dengan Adversity Quotient.
pembimbing secara konstruktif (Darmono,
2002). Proses yang dialami mahasiswa Menurut Stoltz (2000) adversity
dalam mengerjakan skripsi tersebut quotient berakar pada bagaimana seseorang
membuat mahasiswa rentan untuk merasakan dan menghubungkan dengan
mengalami stres. Stres menurut Rismalinda tantangan-tantangan dalam hidup. Situasi
(2017) adalah bentuk ketegangan dari fisik, sulit dan tantangan dalam hidup dapat
psikis, emosi maupun mental. Bentuk diatasi dengan adversity quotient yang baik.
ketegangan ini mempengaruhi kinerja Karena jika seseorang memiliki adversity
keseharian seseorang. Bahkan stres dapat quotient yang tinggi akan menjadikan
membuat produktivitas menurun, rasa sakit seseorang memiliki kegigihan dalam hidup
dan gangguan-gangguan mental. dan tidak mudah menyerah. Seseorang yang
memiliki adversity quotient yang tinggi,
Mahasiswa mengalami stres karena akan memiliki kekebalan atas
merasa terbebani oleh skripsi. Semua ketidakmampuan dirinya menghadapai
kendala yang diakui atau tidak dapat masalah dan tidak akan mudah terjebak
menimbulkan stres yang akan bertambah dalam kondisi keputusasaan. Namun
jika ada teman-teman satu angkatan atau sebaliknya, jika seseorang memiliki
bahkan angkatan di bawahnya mampu adversity quotient yang rendah maka
menyelesaikan skripsinya lebih cepat seseorang akan mudah rapuh dan menyerah
maupun mahasiswa yang dituntut untuk pada keadaan.
segera menyelesaikan skripsi dalam jangka
waktu yang telah ditentukan (Fadillah, Semua tuntutan yang ada pada
2013). mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi
membuat mahasiswa cenderung mengalami

68 Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 5 No 1 Bulan Maret 2021


stres. Adversity quotient merupakan tolak jarang individu merasa sangat putus asa,
ukur untuk menentukan sejauh mana tidak berdaya, putus asa bahkan depresi.
individu dapat mengatasi kesulitan dan
hambatan yang ada menjadi peluang Sedangkan stres menurut Sarafino
kesuksesan. (2014) merupakan kondisi yang disebabkan
ketika situasi yang diinginkan berbeda
Selain adversity quotient, faktor lain dengan keadaan biologis, psikologis atau
yang dapat mempengaruhi tingkat stres sistem sosial individu tersebut. Dengan kata
adalah adanya dukungan sosial. Menurut lain, ketika keadaan sekitar yang terjadi
Sarafino (2014) dukungan sosial dapat tidak selaras dengan kondisi seseorang
membuat seseorang merasa nyaman, dalam beradaptasi maka dapat membuatnya
didukung, dicintai pada saat individu menjadi stres.
tersebut dalam kondisi stres, terbangunnya
perasaan harga diri, kompeten dan bernilai, Selain itu, Davidson (2008)
sehingga membuat individu merasa mampu mengemukakan sumber stres akademik
untuk menghadapi kendala atau kesulitan yang meliputi situasi monoton, kebisingan,
dalam melaksanakan sesuatu. Dengan orang-orang atau tugas yang terlalu banyak,
dukungan yang diterima, mahasiswa yang harapan yang mengada-ada, ketidakjelasan,
sedang menyusun skripsi dapat kurang adanya kontrol, keadaan bahaya dan
bersemangat dan yakin akan kritis, tidak dihargai, diacuhkan, kehilangan
kemampuannya serta mengupayakan kesempatan, aturan yang membingungkan,
berbagai usaha untuk mencapai target atau tuntutan yang saling bertentangan, dan
goals. Dukungan sosial khususnya yang deadline tugas perkuliahan.
berasal dari teman-teman sebaya memiliki
Dengan demikian, dalam peneitlian
pengaruh yang kuat terhadap tingkat stres
ini yang dimaksud stres adalah suatu situasi
pada mahasiswa yang sedang
yang dirasakan individu ketika beban yang
menyelesaikan skripsi.
dialami tidak sepadan dengan kondisi
Berdasarkan permasalahan stres pada
biologis, psikologis, dan sistem sosial,
mahasiswa yang sedang mengerjakan
sehingga membuat individu merasakan
skripsi seperti uraian di atas, dalam
tekanan yang cukup besar dan memicu
penelitian ini akan dilihat mengenai
timbulnya dampak negatif.
“Hubungan Adversity Quotient dan
Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan
Tingkat Stres pada Mahasiswa yang Sedang Gejala – Gejala Stres
Menyelesaikan Skripsi Program Studi
Teknik Informatika Universitas X Bekasi”. Stres dapat menimbulkan dampak negatif
bagi individu. Reaksi dari stres bagi
individu dapat digolongkan menjadi
LANDASAN TEORI beberapa gejala oleh Safaria dan Saputra
(2012), yaitu sebagai berikut:
Pengertian Stres a. Gejala fisiologis, berupa keluhan
fisik seperti sakit kepala, sembelit, diare,
Slamet dan Markam (2015) sakit pinggang, urat tegang pada tengkuk,
mengemukakan bahwa stres adalah suatu tekanan darah tinggi, kelelahan, sakit.
keadaan di mana beban yang dirasakan b. Gejala emosional, berupa keluhan
seseorang tidak sepadan dengan seperti gelisah, cemas, mudah marah,
kemampuan untuk mengatasi beban itu. gugup, takut, mudah tersinggung, sedih,
Setiap individu memiliki kemampuan yang dan depresi.
berbeda-beda dalam menghadapi stres, c. Gejala kognitif, berupa keluhan
apabila stres sudah menghampiri, tidak seperti susah berkonsentrasi, sulit

Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 5 No 1 Bulan Maret 2021 69


membuat keputusan, mudah lupa, Pengertian Adversity Quotient
melamun secara berlebihan, dan pikiran
kacau. Adversity Quotient menurut Stoltz
d. Gejala interpersonal, berupa sikap (2000) merupakan suatu kemampuan untuk
acuh tak acuh pada lingkungan, apatis, menghadapi hambatan dan kesulitan yang
agresif, minder, kehilangan kepercayaan ada dalam kehidupan dan mengubah
pada orang lain, dan mudah kesulitan-kesulitan yang ada menjadi
mempersalahkan orang lain. sebuah peluang untuk mencapai
e. Gejala organisasional, berupa kesuksesan. Adversity Quotient memiliki
meningkatnya keabsenan dalam tiga bentuk. Pertama, adversity quotient
kerja/kuliah, menurunnya produktivitas, merupakan suatu kerangka kerja konseptual
ketegangan dengan rekan kerja, yang memahami dan meningkatkan semua
ketidakpuasan kerja dan menurunnya segi kesuksesan. Kedua, adversity quotient
dorongan untuk berprestasi. adalah suatu ukuran untuk mengetahui
respon terhadap kesulitan. Ketiga, adversity
quotient adalah serangkaian peralatan yang
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stres memiliki dasar ilmiah untuk memperbaiki
respon seseorang terhadap kesulitan, yang
Menurut Smet (2018), faktor yang
akan memperbaiki efektivitas pribadi dan
mempengaruhi stres antara lain:
professional seseorang secara keseluruhan.
a. Variabel dalam kondisi individu:
Sejalan dengan yang dikemukakan oleh
umur, tahapan kehidupan, jenis
Stoltz, Li Phing dan Zhen-Hui (dalam
kelamin, tempramen, faktor-faktor
Aryono dkk, 2017) memaparkan adversity
genetik, intelegensi, pendidikan,
quotient merupakan kemampuan individu
suku, kebudayaan, status ekonomi,
untuk mengetahui dan menaklukan
kondisi fisik,
hambatan. Adversity Quotient berperan
b. Karakteristik kepribadian:
besar dalam mempengaruhi usaha
introvert-ekstrovert, stabilitas emosi
seseorang dalam mengatasi kesulitan-
secara umum, tipe A, kepribadian
kesulitan yang dialami.
‘ketabahan’ (hardiness), locus of
control, kekebalan, ketahanan dan Definisi lain menurut Widyaningrum
adversity quotient. dan Rachmawati (dalam Utami dkk, 2014)
juga memaparkan adversity quotient
c. Variabel sosial kognitif : dukungan
sebagai daya berpikir kreatif yang
sosial yang dirasakan, jaringan
mencerminkan kemampuan individu dalam
sosial, kontrol pribadi yang
menghadapi rintangan serta menemukan
dirasakan,
cara untuk mengatasinya, sehingga mampu
d. Hubungan dengan lingkungan
mencapai keberhasilan. Individu yang
sosial, dukungan sosial yang
memiliki adversity quotient yang baik akan
diterima, integrasi dalam jaringan
mampu mengatasi kesulitan-kesulitan yang
sosial,
dihadapinya.
e. Strategi coping
Dengan demikian, dalam penelitian ini
Dalam penelitian ini, faktor-yang
adversity quotient yaitu suatu kemampuan
mempengaruhi stress dalam menyelesaikan
yang dimiliki untuk bertahan dan mengatasi
skripsi adalah adversity quotient dan
hambatan- hambatan untuk mencapai
dukungan sosial teman sebaya.
kesuksesan.

70 Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 5 No 1 Bulan Maret 2021


Dimensi Adversity Quotient membantu individu dalam mengatasi
masalahnya.
Menurut Stoltz (2000), adversity
quotient memiliki empat dimensi yang Disamping itu, Adawiyah (2013)
terkenal dengan rumus COR2E, terdiri dari: memaparkan dukungan sosial tidak
hanya berwujud bentuk dukungan
a. C= Control (Kendali) moral, melainkan juga dukungan
Mengukur seberapa banyak kendali spiritual dan dukungan material.
yang dirasakan terhadap sebuah Dukungan sosial memiliki manfaat
peristiwa yang menimpulkan kesulitan. yang besar bagi individu yang
b. O2= Origin dan Ownership (Asal usul mengalami masalah, terutama
dan Pengakuan) dukungan yang berasal dari orang lain
Mengukur apa yang menjadi asal usul yang memiliki ikatan emosi sangat
kesulitan dan mengukur sejauh mana mendalam, keluarga, sahabat, maupun
individu mengakui akibat-akibat dari orang yang sangat dicintai.
kesulitan itu.
c. R= Reach (Jangkauan) Berdasarkan uraian di atas, dalam
Mengukur sejauh mana kesulitan akan penelitian ini dukungan sosial teman
menjangkau bagian-bagian lain dari sebaya merupakan dorongan, perhatian
kehidupan individu. dan informasi yang diberikan dari orang
d. E= Endurance (Daya Tahan) lain yang sebaya secara moral dan
Mengukur lama nya kesulitan yang spiritual guna meningkatkan intensitas
berlangsung dan mengukur penyebab perilaku pada suatu situasi tertentu.
dari kesulitan yang berlangsung.

Pengertian Dukungan Sosial Teman


Dimensi Dukungan Sosial Teman Sebaya
Sebaya
Smet (2018) membedakan dukungan
Dukungan sosial teman sebaya
sosial ke dalam empat dimensi, yaitu :
menurut Mead, Hilton, dan Curtis
a. Dukungan Emosional
(2001) merupakan suatu sistem
pemberian dan penerimaan bantuan Mencakup ungkapan empati,
yang didasarkan pada prinsip-prinsip kepedulian dan perhatian terhadap
tertentu seperti tanggung jawab orang yang bersangkutan (misalnya:
bersama dan kesepakatan bersama umpan balik, penegasan).
tentang apa yang bermanfaat antara
teman sebaya. b. Dukungan Penghargaan

Sedangkan menurut Kumalasari dan Terjadi lewat ungkapan hormat


Ahyani (2012) dukungan sosial (penghargaan) positif untuk orang itu,
merupakan hubungan interpersonal dorongan maju atau persetujuan dengan
yang didalamnya berisi pemberian gagasan atau perasaaan individu, dan
bantuan yang melibatkan aspek-aspek perbandingan positif orang itu dengan
yang terdiri dari informasi, perhatian orang lain.
emosi, penilaian dan bantuan
instrumental yang diperoleh individu c. Dukungan instrumental
melalui interaksi dengan lingkungan. Mencakup bantuan langsung, seperti
Dengan kata lain, dukungan sosial orang-orang yang memberi pinjaman
memberikan manfaat emosional atau uang kepada orang itu atau menolong
efek perilaku bagi penerima, sehingga dengan pekerjaan pada waktu
mengalami stres.

Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 5 No 1 Bulan Maret 2021 71


d. Dukungan Informatif sebesar .790 dan skala dukungan sosial
Mencakup memberi nasehat, petunjuk- teman sebaya sebesar .880. Hasil ini
petunjuk, saran-saran atau umpan balik. menujukkan bahwa semua skala reliabel
dan dapat dilanjutkan pada analisis data
penelitian.
METODOLOGI PENELITIAN
Identifikasi Variabel Penelitian Metode Analisis Data
Metode analisis data yang
Variabel-variabel dalam penelitian ini digunakan pada penelitian ini yaitu Bivariat
sebagai berikut : Correlation dan Multivariate Correlation.
1. Variable Terikat (DV) : Stres Pengolahan data menggunakan SPSS 25 for
2. Variabel Bebas (IV) : Windows.
IV1 : Adversity Quotient
IV2 : Dukungan Sosial Teman Sebaya HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Populasi dan Sampel
Pada pengujian hipotesis pertama
1. Populasi dengan menggunakan Bivariate
Correlation antara variabel adversity
Populasi dalam penelitian ini adalah quotient dengan tingkat stres diperoleh
mahasiswa Fakultas Teknik Program Studi koefisien (r) = .573 dengan p < .05 Hal
Teknik Informatika Angkatan 2015 ini membuktikan bahwa ada hubungan
Universitas X Bekasi dengan arah positif. Oleh karena itu, Ha1 :
“Ada hubungan antara Adversity Quotient
dengan Tingkat Stres Pada Mahasiswa
2. Sampel
yang Sedang Menyelesaikan Skripsi
Teknik pengambilan sampel yang Program Studi Teknik Informatika
digunakan dalam penelitian ini adalah Universitas X Bekasi”
sampling jenuh (sensus). berjumlah 110
Pada pengujian hipotesis kedua
mahasiswa yang sedang menyelesaikan
dengan menggunakan Bivariate
skripsi.
Correlation antara variabel dukungan
Teknik Pengumpulan Data sosial teman sebaya dengan tingkat stres
diperoleh koefisien korelasi sebesar (r) =
Metode pengumpulan data dalam .623 dengan p < .05. Hal ini membuktikan
penelitian ini menggunakan skala stres yang bahwa ada hubungan dengan arah positif.
disusun berdasarkan gejala-gejala stres dari Oleh karena itu, Ha2 : “Ada hubungan
Safaria dan Saputra (2012) berjumlah 30 antara Dukungan Sosial Teman Sebaya
aitem, skala adversity quotient yang dengan Tingkat Stres Pada Mahasiswa
disusun berdasarkan dimensi-dimensi yang Sedang Menyelesaikan Skripsi
adversity quotient dari Stoltz (2000) Program Studi Teknik Informatika
berjumlah 32 aitem, dan skala dukungan Universitas X Bekasi” .
sosial teman sebaya yang disusun
berdasarkan dimensi-dimensi dukungan Pengujian hipotesa ketiga dengan
sosial teman sebaya dari Smet (2018) menggunakan korelasi Multivariate
berjumlah 24 aitem. Skala disusun Correlation antara variabel adversity
berdasarkan model skala Likert. Hasil uji quotient dan dukungan sosial teman
coba aitem menujukkan reliabilitas skala sebaya dengan tingkat stres diperoleh nilai
stres sebesar .768, skala adveristy quotient R sebesar .654 dengan p < .05. Hal ini
membuktikan bahwa terdapat hubungan

72 Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 5 No 1 Bulan Maret 2021


yang signifikan. Oleh karena itu, Ha3 : Surakarta yang menunjukkan bahwa
“Ada hubungan antara Adversity Quotient adversity quotient mahasiswa Psikologi
dan Dukungan Sosial Teman Sebaya UNS termasuk dalam kategori sedang
dengan Tingkat Stres Pada Mahasiswa cenderung tinggi. Adversity quotient
yang Sedang Menyelesaikan Skripsi mampu membuat individu mengelola
Program Studi Teknik Informatika situasi sulit menjadi sesuatu yang positif.
Universitas X Bekasi”. Individu yang memiliki adversity quotient
yang baik akan terhindar dari kegagalan
Hasil kontribusi variabel adversity dalam menghadapi stres dan berhasil
quotient dan dukungan sosial teman sebaya menghadapi stres secara terus menerus
terhadap tingkat stres sebesar 42,8% dan yang akhirnya membentuk toleransinya
57,2% sisanya merupakan sumbangan dari terhadap stres. Hal ini sesuai dengan yang
faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam dikemukakan Stoltz (2000), bahwa situasi
penelitian ini. Berdasarkan uji metode sulit dalam hidup dapat diatasi dengan
stepwise, diperoleh variabel yang adversity quotient yang mumpuni, sebab
menyumbang paling besar terhadap tingkat adversity quotient yang mumpuni akan
stres adalah adversity quotient sebesar menjadikan individu sebagai pribadi yang
35,1%. Sedangkan dukungan sosial teman pantang menyerah. Individu yang memiliki
sebaya menyumbang sebesar 7,7%. adversity quotient yang baik akan membuat
dirinya kebal dari ketidakberdayaan
Berdasarkan hasil analisis data
sehingga dirinya tidak mudah terjebak
penelitian terhadap 110 subjek penelitian
dalam keputusasaan.
menunjukan bahwa ada hubungan yang
signifikan dengan arah positif antara Kemudian pada hasil analisis data
adversity quotient dan dukungan sosial antara dukungan sosial teman sebaya
teman sebaya dengan tingkat stres dengan tingkat stres menunjukkan bahwa
mahasiswa yang sedang menyelesaikan terdapat hubungan positif antara dukungan
skripsi program studi Teknik Informatika sosial teman sebaya dengan tingkat stres
Universitas X Bekasi, yang berarti bila yang berarti jika mahasiswa memperoleh
semakin tinggi adversity quotient dan dukungan sosial yang tinggi akan
dukungan sosial teman sebaya, maka menjadikan mahasiswa tersebut menjadi
mahasiswa semakin mampu mengatasi lebih optimis dalam menghadapi
stres dan begitu pula sebaliknya. kehidupan masa sekarang dan masa yang
akan datang, lebih terampil dalam
Stres tidak akan muncul jika kita
menyelesaikan segala permasalahan,
memiliki keyakinan bahwa tugas-tugas
memiliki tingkat stres dan kecemasan yang
berat seperti skripsi dapat kita tangani
rendah, memiliki kemampuan untuk dapat
dengan baik. Dalam menyelesaikan skripsi,
mencapai apa yang diinginkan dan dapat
muncul kecenderungan stres yang berasal
membimbing individu untuk dapat
dari dalam diri mahasiswa seperti mudah
beradaptasi dengan stres. Hasil penelitian
putus asa atau kurang mendapat dukungan
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
sosial. Keyakinan bahwa mampu
oleh Kurniawati (2012) pada mahasiswa
mengatasi segala hambatan serta mendapat
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
dukungan sosial yang optimal dapat
Jakarta yang menunjukkan adanya
mengurangi dampak stres yang dialami
hubungan antara dukungan sosial dengan
mahasiswa. Hal ini sejalan dengan hasil
stres dalam menyusun skripsi pada
penelitian yang dilakukan oleh So’imah
mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
(2010), ada hubungan positif yang
Negeri Jakarta. Hal ini berarti jika semakin
signifikan antara adversity quotient dengan
tinggi dukungan sosial yang diberikan,
stres pada mahasiswa semester VI Program
maka akan semakin rendah tingkat stres
Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret
mahasiswa dalam menyusun skripsi.

Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 5 No 1 Bulan Maret 2021 73


Selanjutnya, adversity quotient
memiliki sumbangan yang lebih tinggi
KESIMPULAN
dibandingkan dukungan sosial teman
sebaya dengan tingkat stres. Hal ini 1. Ada hubungan signifikan dengan arah
menunjukkan bahwa mahasiswa Program positif antara adversity quotient dengan
Studi Teknik Informatika di Universitas tingkat stres pada mahasiswa yang
Universitas X Bekasi cenderung memiliki sedang menyelesaikan skripsi.
adversity quotient yang lebih besar dalam 2. Ada hubungan signifikan dengan arah
menyelesaikan skripsinya dibandingkan positif antara dukungan sosial teman
dengan penerimaan dukungan sosial dari sebaya dengan timgkat stres pada
teman-teman sebaya. Kemudian mahasiswa yang sedang menyelesaikan
berdasarkan hasil kontribusi kedua skripsi.
variabel sebesar 42,8% sisanya sebesar 3. Ada hubungan signifikan dengan arah
57,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain positif antara adversity quotient dan
yang tidak diteliti dalam penelitian ini, dukungan sosial teman sebaya dengan
seperti pendidikan, status ekonomi, kondisi tingkat stres pada mahasiswa yang
fisik, karakteristik kepribadian introvert- sedang menyelesaikan skripsi.
ekstrovert, hardiness (ketabahan), locus of
control dan strategi coping.

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, Raden Adjeng. (2013). Kumalasari, Fani., & Ahyani, Latifah N.


Kecerdasan Emosional, Dukungan (2012). Hubungan Antara
Sosial dan Kecenderungan Burnout. Dukungan Sosial Dengan
Persona Jurnal Psikologi Penyesuaian Diri Remaja Di Panti
Indonesia, 2(2), 99-107. Asuhan. Jurnal Psikologi Pitutur,
1(1), 21-31.
Aryono, S., Machmuroh, & Karyanta, N.
(2017). Hubungan antara Adversity Kurniawati, Y. (2012). Hubungan Antara
Quotient dan Kematangan Emosi Dukungan Sosial dengan Stres
dengan Toleransi terhadap Stres Dalam Menyusun Skripsi Pada
pada Mahasiswa Pecinta Alam Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret. Jurnal Universitas Negeri Jakarta. Skripsi.
Psikologi Wacana, 9(2), 12-27. Universitas Negeri Jakarta.

Darmono. (2002). Menyelesaikan Skripsi Mead, S., Hilton, D., & Curtis, L. (2001).
Dalam Satu Semester. Jakarta: Peer support: A theoretical
Grasindo. perspective. Psychiatric
Rehabilitation Journal, 25(2), 134.
Davidson, J. (2008). Manajemen Waktu.
Yogyakarta: ANDI. Rismalinda. (2017). Buku Ajar Psikologi
Kesehatan. Jakarta: Trans Info
Fadillah, Amalia E. (2013). Stres dan Media.
Motivasi Belajar Pada Mahasiswa
Psikologi Universitas Mulawarman Sarafino, E. P., & Smith, T. W. (2014).
Yang Sedang Menyusun Skripsi. Health Psychology Biopsychosocial
eJournal Psikologi, 1(3), 254-267. Interactions-Eight Edition. United
States Of America.

74 Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 5 No 1 Bulan Maret 2021


Sho'imah, D. W. (2010). Hubungan Smet, B. (2018). Psikologi Kesehatan.
Adversity Quotient dan self Efficacy Jakarta: Grasindo.
dengan Toleransi Terhadap Stres
Pada Mahasiswa. Skripsi. Stoltz, P. G. (2000). Adversity Quotient
Universitas Sebelas Maret (Mengubah Hambatan Menjadi
Surakarta. Peluang). Jakarta: Grasindo.

Safaria, T., & Saputra, N. (2012). Utami, I., Hardjono., & Karyanta, N.
Manajemen Emosi. Jakarta: Bumi (2014). Hubungan Antara
Aksara. Optimisme dengan Adversity
Quotient Pada Mahasiswa Program
Slamet, S., & Markam, S. (2015). Studi Fakultas Kedokteran UNS
Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: Yang Mengerjakan Skripsi. Jurnal
Penerbit Universitas Indonesia (UI- Ilmiah Psikologi Candra Jiwa, 2
Press). (5),158.

Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 5 No 1 Bulan Maret 2021 75

Anda mungkin juga menyukai