Khotbah Minggu, 10 Desember 2023
‘Warna Liturgi
‘Minggu Adven IT
ingu
HIDUP DALAM PEMBAHARUAN
YESAYA 40:1-11
Saudara-saudara yang terkasih di dalam Tuban Yesus Kristus.
Pada masa kanak-kanak, setiap kita pasti pemah memiliki suatu
kenangan ketika kita dimarahi oleh orang tua kita baik hanya sebatas mendapat
“omelan” atau_mungkin sampai mendapatkan sedikit pukulan, cubit dan jewer.
Kemarahan itu dilakukan oleh orang tua ketika kita membuat kesalahan atau
melakukan hal yang sulit dikendalikan oleh orangtua kita. Kemarahan orang tua
tentu itu adalah bentuk dari teguran. Tidak ada satu orang tua pun yang tidak akan
marah ketika melihat anaknya berbuat suatu kesalahan. Tidak ada satu orang tua
pun yang tidak menghukum anaknya ketika diketahui melakukan kesalahan.
Tidak mudah untuk memahiami suatu hukuman dari orang tua. Hukuman
dari orang tua merupakan pada umumnya suatu teguran yang bertujuan untuk
‘memperbaiki hidup anaknya untuk tidak mengulangi kesalahannya, Tidak mudah
‘memahami bahwa suatu hukuman merupakan jalan yang baik untuk membuat
kita mengalami perubahan
Saudara-saudara yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus.
, Yesaya 40:1-11 mengajak kita untuk melihat bahwa bangsa Israel
‘mendapatkan suatu hukuman akibat kesalahan mereka sendiri. Kita tentu sudah
‘tau bagaimana bangsa Israel (Yehuda) banyak sekali memiliki kesalahan dan
dosa dihadapan Tuhan. Sehingga membyét Allah murka terhadap bangsa Israel.
Dari sini kita bisa melihat ketidaktaatan bangsa Israel sendirilah yang membuat
mereka mendapat hukuman dari Allah. Melalui pembuangan babel mereka di
Jajah, ditawan bahkan mengalami kehidupan yang menyakitkan.
Kita mengétahui bahwa bangsa Israel adalah umat pilihan Allah. Lalu,
pertanyaan yang muncul adalah mengapa Allah membiarkan bangsa Israel
tersebut ditawan? Mengapa Allah membiarkan bangsa Israel mengalami masa
pembuangan di Babel?. Karena ketidaktaatan bangsa Israel Allah murka. Allah
membiarkan mereka menjadi tawananan Babel dan mengalami masa pembuangan
selama 70 tahun, Tentu kita berfikir bahwa 70 tahun bukan waktu yang singkat,
tetapi bukan berarti dengan jangka waktu yang begitu panjang Tuhan
‘meninggalkan bangsa Israel. Allah tetap melihat dan mengikuti perjalanan bangsa
Israel. Walaupun Allah tidak langsung bertindak untuk menyelamatkan mereka,
Dalam bacaan kita saat ini, nabi Yesaya menyampaikan wahyw yang
diterimanya dari Allah kepada umat Israel, Wahyu ini berisi berita sukacita bagi
tumat Israel. Umat diberitahu bahwa masa pembuangan mereka di Babel akan
berakhir, Mereka akan segera pulang ke kampung halaman mereka, dari Babel ke
Yerusalem, Dalam bacaan ini menjadi berita sukacita, berita pengharapan atau
35,
berita pembebasan bagi bangsa Tsrael. Yang juga menjadi nubuatan kedatangan
Yesus Kristus dan menjadi nubuatan pemberitaan Yohanes Pembabtis akan
Kedatangan sang Juru Selamat yaitu Yesus Kristus. Bagian Yesaya 40:1-2
“Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, demikian firman Allahmu, tenangkanlah
hati Yerusalem dan serukanlah kepadanya, bahwa perhambaannya sudah
berakhir, bahwa kesalahannya telah diampuni,..”. Disini kita melihat bahwa
meski Allah murka atau Allah menghukum bangsa Israel tetapi Allah sendirilah
yang menjadi sumber pembebasan. Allah sendiri yang turun tangan memberi
kebebasan bagi bangsa Israel. Melalui nabi Yesaya Allah memberitakan janji
keselamatan, pengharapan akan pembebasan bagi bangsa Israel.
Disini kita melihat meskipun bahwa Israel tidak setia kepada Allah, Allah
‘etap setia kepada bangsa Israel. Tetap mengikuti perjalanan bangsa Isarel hingga
pada waktu Allah yang tentukan, dengan inisiatif Allah memberikan janji
pengharapan pembebasan bagi bangsa Israel. Meskipun Allah memberikan
penghukuman kepada bangsa Israel itu bukan berarti Allah membenci bangsa
Israel. Allah ingi bangsa Isarel mengalami “hidup dalam pembaharuan”, Allah
ingin bangsa Isarel mengalami perubahan hidup. Dan melalui berita kebebasan
Allah ingin menyatakan bahwa Allahlah yang mampu membebaskan dan
menyelamatkan bangsa Israel. Berita keselamatan, pengharapan dan pembebasan
bagi bangsa Israel sebagai sarana Allah untuk memperbarui bangsa Israel agar
mengalami “pembaharuan”, pertobatan, perubahan hidup. Supaya bangsa Israel
kembali berjalan di jalan Allah.
Melalui nas ini kita sebagai orang percaya dapat belajar 2 hal;
Pertama, Allah menyertai kita, bahkan melalui hal-hal yang tidak
menyenangkan bagi kita. Bentuk penyertaan Allah tidak hanya pada saat
kebutuhan kita dipenuhi, melainkan juga pada saat Allah memberikan
kesempatan pada kita merasakan ketidaknyamanan dan kesulitan, Bisa saja, itu
cara Allah mencegah kita dari kehancuran atau kejatuhan yang lebih
menyedihkan. Pahamilah bahwa Allah tidak hendak menghancurkan anak-anak-
Nya melainkan hendak membentuk kita menjadi febih baik dari hari sebelumnya.
Dengan demikian, saat mengalami hal-hal sulit tersebut, dekatkanlah diri pada
Allah melalui doa dan ibadah, Jangan malah menjauh! Lakukan pertobatan dan
‘mintalah kekuatan!
Kedua, perbaharui diri dalam setiap tahapan kehidupan. Meyakini bahwa
Allah menyertai adalah kekuatan iman yang Iuar biasa. Namun, tidak boleh hanya
berhenti pada tahap tersebut, melainkan harus ada pembaharuan dalam dit
Tantangan dan kesulitan dalam kehidupan yang Allah percayakan kepada kita
untuk kita hadapi harus membentuk diri kita menjadi manusia yang lebih baik
dari waktu sebelumnya. Jikalau dahulu lemah, sekarang menjadi kuat. Jikalau
dahulu malas, sekarang menjadi rajin. Jikalau dahulu mudah marah, sekarang
‘menjadi bersabar, dan semua pembaharuan lainnya.
36