Anda di halaman 1dari 36

BENTUK KONTRAK

A. BENTUK SURAT PERJANJIAN

KONTRAK PAYUNG

PENGADAAN SAFETY SUPPLIES


PT XXX TBK DAN ANAK PERUSAHAANNYA
Nomor: [*]

KONTRAK PAYUNG ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut "Kontrak") dibuat dan
ditandatangani di Jakarta, pada hari ini [*], tanggal [*], bulan [*] (xx-xx-xxxx), dibuat oleh dan
antara:
1. PT XXX TBK, suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan dan tunduk pada hukum
Negara Republik Indonesia, berkedudukan di Jakarta Selatan, beralamat di Gedung
TMT 1, Lt. 18, JI. Cilandak KKO, No. 1, Jakarta 12560, Propinsi DKI Jakarta, dalam hal ini
diwakili oleh…………………………. dalam jabatannya selaku Direktur bertindak untuk dan
atas nama PT XXX TBK, untuk selanjutnya disebut sebagai “Pihak Pertama, PPK atau
Pemberi Kerja”
dan

2. ……………………………, suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum


Negara Republik Indonesia, berkedudukan di Jakarta, beralamat di
………………………………………………………………., dalam hal ini diwakili
oleh…………………………. dalam jabatannya selaku Direktur bertindak untuk dan atas
nama ……………………………, untuk selanjutnya disebut sebagai “Pihak Kedua atau
Penyedia Barang”
Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama disebut sebagai "Para Pihak", dan secara
sendiri- sendiri disebut sebagai “Pihak”.

MENGINGAT BAHWA:

(a) Pihak Pertama telah meminta Pihak Kedua untuk menyediakan Barang sebagaimana
diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak yang terlampir dalam Kontrak ini
(selanjutnya disebut “Pekerjaan Pengadaan Barang”).

(b) Pihak Kedua sebagaimana dinyatakan kepada Pihak Pertama, memiliki keahlian profesional,
personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk menyediakan Barang sesuai
dengan persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini.

(c) Pihak Pertama dan Pihak Kedua menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani
Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili.

(d) Pihak Pertama dan Pihak Kedua mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak:
1) Telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat.
2) Menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut.
3) Telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) Telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan
kondisi yang terkait.

1
MAKA OLEH KARENA ITU, Pihak Pertama dan Pihak Kedua dengan ini bersepakat dan
menyetujui hal-hal sebagai berikut:
1. Total harga Kontrak atau Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang
diperoleh berdasarkan kuantitas dan harga satuan pekerjaan sebagaimana tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp ( rupiah)
2. Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama
seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
3. Dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan
dari Kontrak ini:
a. Adendum Surat Perjanjian
b. Pokok perjanjian
c. Surat penawaran
d. Daftar kuantitas dan harga, (apabila ada)
e. Syarat-syarat khusus Kontrak
f. Syarat-syarat umum Kontrak
g. Spesifikasi khusus
h. Spesifikasi umum
i. Gambar-gambar (Desain), dan
j. Dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.
4. Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi
pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam dokumen
yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi
berdasarkan urutan hierarki pada angka 3 di atas;
5. Hak dan kewajiban timbal-balik Pihak Pertama dan Pihak Kedua dinyatakan dalam Kontrak
yang meliputi khususnya:
a. Pihak Pertama mempunyai hak dan kewajiban untuk:
1) Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Pihak Kedua.
2) Meminta laporan-laporan mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh
Pihak Kedua.
3) Memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Pihak
Kedua untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak.
4) Membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam Kontrak yang
telah ditetapkan kepada Pihak Kedua.
b. Pihak Kedua mempunyai hak dan kewajiban untuk:
1) Menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang
telah ditentukan dalam Kontrak.
2) Meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari Pihak Pertama
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak.
3) Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada Pihak Pertama.
4) Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak.
5) Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh
tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan,
angkutan ke atau dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen maupun
sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan
pekerjaan yang dirinci dalam Kontrak.
6) Memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan
pelaksanaan yang dilakukan Pihak Pertama.

2
7) Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang
telah ditetapkan dalam Kontrak.
8) Mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk melindungi lingkungan
tempat kerja dan membatasi perusakan dan gangguan kepada masyarakat maupun
miliknya akibat kegiatan Pihak Kedua.
6. Kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam Syarat-
Syarat Umum/Khusus Kontrak dengan tanggal mulai dan penyelesaian keseluruhan
pekerjaan sebagaimana diatur dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.

DENGAN DEMIKIAN, Pihak Pertama dan Pihak Kedua telah bersepakat untuk menandatangani
Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia.

Untuk dan atas nama, Untuk dan atas nama,


Pihak Pertama Pihak Kedua

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk [tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk
Pihak Kedua maka rekatkan materai Rp 6.000,- )] satuan kerja Pihak Pertama maka rekatkan materai
Rp 6.000,- )]

[nama lengkap]
[jabatan] [nama lengkap]
[jabatan]

3
BAB X – SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK (SSUK)

A. KETENTUAN UMUM
1. Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak ini
harus mempunyai arti atau tafsiran seperti yang dimaksudkan sebagai
berikut:
1.1 Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak
berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat
diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh
Pengguna Barang.
1.2 Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah
pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan
barang.
1.3 Panitia Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia yang ditetapkan
oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil
pekerjaan.
1.4 Internal Audit adalah aparat yang melakukan pengawasan internal
melalui audit, review, evaluasi, pemantauan dan kegiatan
pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi.
1.5 Penyedia Barang aatau disebut Penyedia dalah badan usaha yang
menyediakan barang sesuai spesifikasi, mutu, jumlah dan waktu
penyerahan yang disepakati.
1.6 Sub-penyedia adalah penyedia yang mengadakan perjanjian kerja
dengan Pihak Kedua penanggung jawab kontrak, untuk
melaksanakan sebagian pekerjaan.
1.7 Kemitraan adalah kerja sama usaha antar Penyedia baik penyedia
nasional maupun penyedia asing, yang masing-masing pihak
mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab yang jelas
berdasarkan perjanjian tertulis.
1.8 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan, adalah jaminan
tertulis yang bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank Umum yang
diserahkan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama untuk
menjamin terpenuhinya kewajiban Pihak Kedua.
1.9 Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa yang selanjutnya disebut
Kontrak adalah perjanjian tertulis antara Pihak Pertama dengan
Pihak Kedua dan mencakup Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK)
ini dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK) serta dokumen lain
yang merupakan bagian dari Kontrak.
1.10 Nilai Kontrak adalah total harga yang tercantum dalam Kontrak.
1.11 Hari adalah hari kalender.
1.12 Daftar kuantitas dan harga satuan adalah daftar kuantitas yang
telah diisi harga satuan dan jumlah biaya keseluruhannya yang
merupakan bagian dari penawaran.
1.13 Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perhitungan perkiraan biaya
pekerjaan yang disusun oleh Pihak Pertama, dikalkulasikan secara
keahlian berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan
serta digunakan oleh Panitia Pengadaan untuk menilai kewajaran
penawaran termasuk rinciannya.
4
1.14 Pekerjaan utama adalah jenis pekerjaan yang secara langsung
menunjang terwujudnya dan berfungsinya suatu barang sesuai
peruntukannya yang ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan.
1.15 Jadwal waktu pelaksanaan adalah jadwal yang menunjukkan
kebutuhan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan,
terdiri atas tahap pelaksanaan yang disusun secara logis, realistik
dan dapat dilaksanakan.
1.16 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan adalah bagian pekerjaan
bukan pekerjaan utama yang ditetapkan dalam Dokumen
pemilihan, yang pelaksanaannya diserahkan kepada penyedia lain
dan disetujui terlebih dahulu oleh Pihak Pertama.
1.17 Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini
terhitung sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan
serah terima barang.
1.18 Tanggal mulai kerja adalah tanggal mulai kerja Pihak Kedua adalah
sama dengan tanggal penandatangan Surat Pesanan (SP) oleh Pihak
Kedua.
1.19 Tanggal penyelesaian pekerjaan adalah tanggal penyerahan
pertama pekerjaan selesai, dinyatakan dalam berita acara
penyerahan pertama pekerjaan yang diterbitkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen.
1.20 Tempat Tujuan Akhir adalah lokasi yang tercantum dalam Syarat-
syarat khusus kontrak dan merupakan tempat dimana Barang akan
dipergunakan oleh Pihak Pertama.
1.21 Tempat tujuan Pengiriman adalah tempat dimana kewajiban
pengiriman barang oleh Pihak Kedua berakhir sesuai dengan istilah
pengiriman yang digunakan.
2. Penerapan SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan pekerjaan pengadaan
barang tetapi tidak dapat bertentangan dengan ketentuan-ketentuan
dalam Dokumen Kontrak lain yang lebih tinggi berdasarkan urutan
hierarki dalam Surat Perjanjian.
3. Bahasa dan 3.1 Bahasa kontrak harus dalam bahasa Indonesia kecuali dalam
Hukum rangka pinjaman/hibah luar negeri menggunakan bahasa
Indonesia dan bahasa nasional pemberi pinjaman/hibah tersebut
dan/atau bahasa Inggris.
3.2 Hukum yang digunakan adalah hukum yang berlaku di Indonesia,
kecuali dalam rangka pinjaman/hibah luar negeri menggunakan
hukum yang berlaku di Indonesia atau hukum yang berlaku di
negara pemberi pinjaman/hibah (tergantung kesepakanatan
pemerintah dan negara pemberi pinjaman/hibah).
4. Larangan 4.1 Berdasarkan etika pengadaan barang/jasa pemerintah, para pihak
Korupsi, Kolusi, dilarang untuk:
dan Nepotisme a. Menawarkan, menerima atau menjanjikan untuk memberi atau
(KKN) serta menerima hadiah atau imbalan berupa apa saja atau melakukan
Penipuan tindakan lainnya untuk mempengaruhi siapapun yang diketahui
atau patut dapat diduga berkaitan dengan pengadaan ini.
b. Mendorong terjadinya persaingan tidak sehat.
c. Membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau
keterangan lain yang tidak benar untuk memenuhi persyaratan
dalam Dokumen Pemilihan.

5
4.2 Pihak Kedua menjamin bahwa yang bersangkutan (termasuk semua
anggota kemitraan/KSO apabila berbentuk kemitraan/KSO) dan
sub penyedianya (jika ada) tidak pernah dan tidak akan melakukan
tindakan yang dilarang diatas.
4.3 Pihak Kedua yang menurut penilaian Pihak Pertama terbukti
melakukan larangan-larangan diatas dapat dikenakan sanksi-
sanksi adminsitrastif oleh Pihak Pertama sebagai berikut:
a. Pemutusan Kontrak.
b. Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan disetor sebagaimana
ditetapkan dalam SSKK.
c. Sisa uang muka harus dilunasi oleh Pihak Kedua, dan
d. Pengenaan daftar hitam
4.4 Pengenaan sanksi administratif diatas dilaporkan oleh Pihak
Pertama kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
4.5 Pihak Pertama yang terlibat dalam KKN dan penipuan dikenakan
sanksi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Asal Barang 5.1 Pihak Kedua harus menyampaikan asal material/bahan yang terdiri
dari rincian komponen dalam negeri dan komponen impor.
5.2 Asal barang merupakan tempat barang diperoleh, antara lain
tempat barang ditambang, tumbuh, atau diproduksi.
5.3 Barang diadakan harus diutamakan barang yang manufaktur,
pabrikasi, perakitan, dan penyelesaian akhir pekerjaannya
dilakukan di Indonesia (produksi dalam negeri).
5.4 Jika dalam proses pembuatan Barang digunakan komponen berupa
barang, jasa, atau gabungan keduanya yang tidak berasal dari
dalam negeri (impor) maka penggunaan komponen impor harus
sesuai dengan besaran TKDN harus tercantum dalam Daftar
Inventarisasi Barang/Jasa produksi Dalam Negeri yang diterbitkan
oleh Kementerian yang membidangi perindustrian dan dinyatakan
oleh Pihak Kedua dalam Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN
yang merupakan bagian dari Penawaran Penyedia.
6. Korespondensi 6.1 Semua korespondensi dapat berbentuk surat, e-mail dan/atau
faksimili dengan alamat tujuan para pihak yang tercantum dalam
SSKK.
6.2 Semua pemberitahuan, permohonan, atau persetujuan berdasarkan
Kontrak ini harus dibuat secara tertulis dalam Bahasa Indonesia,
dan dianggap telah diberitahukan jika telah disampaikan secara
langsung kepada wakil sah Para Pihak, atau jika disampaikan
melalui surat tercatat dan/atau faksimili ditujukan ke alamat yang
tercantum dalam SSKK.
7. Wakil sah para Setiap tindakan yang dipersyaratkan atau diperbolehkan untuk
pihak dilakukan, dan setiap dokumen yang dipersyaratkan atau diperbolehkan
untuk dibuat berdasarkan Kontrak ini oleh Pihak Pertama atau Pihak
Kedua hanya dapat dilakukan atau dibuat oleh pejabat yang disebutkan
dalam SSKK.
8. Pembukuan Pihak Kedua diharapkan untuk melakukan pencatatan keuangan yang
akurat dan sistematis sehubungan dengan pengadaan Barang ini
berdasarkan standar akuntansi yang berlaku.
9. Perpajakan Pihak Kedua, Sub-penyedia (jika ada), dan Personil yang bersangkutan
berkewajiban untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan
pungutan lain yang dibebankan oleh peraturan perpajakan atas
pelaksanaan Kontrak ini. Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap
6
telah termasuk dalam Nilai Kontrak.
10. Pengalihan 10.1 Pihak Kedua dilarang untuk mengalihkan sebagian atau seluruh
dan/atau Kontrak ini. Pengalihan seluruh Kontrak hanya diperbolehkan
Subkontrak dalam hal pergantian nama Pihak Kedua, baik sebagai akibat
peleburan (merger) maupun akibat lainnya.
10.2 Pihak Kedua dilarang untuk mensubkontrakkan pekerjaan utama
yang disebutkan dalam daftar kuantitas dalam Kontrak ini.
10.3 Subkontrak sebagian pekerjaan utama hanya diperbolehkan kepada
Penyedia spesialis setelah persetujuan tertulis dari Pihak Pertama.
Pihak Kedua tetap bertanggungjawab atas bagian pekerjaan yang
disubkontrakkan.
10.4 Jika ketentuan di atas dilanggar maka Kontrak diputuskan dan
Pihak Kedua dikenakan sanksi yang diatur dalam SSKK.
11. Pengabaian Jika terjadi pengabaian oleh satu Pihak terhadap pelanggaran ketentuan
tertentu Kontrak oleh Pihak yang lain maka pengabaian tersebut tidak
menjadi pengabaian yang terus-menerus selama Masa Kontrak atau
seketika menjadi pengabaian terhadap pelanggaran ketentuan yang lain.
Pengabaian hanya dapat mengikat jika dapat dibuktikan secara tertulis
dan ditandatangani oleh Wakil Sah Pihak yang melakukan pengabaian.
12. Penyedia Pihak Kedua berdasarkan Kontrak ini bertanggungjawab penuh terhadap
Mandiri personil dan sub-penyedianya (jika ada) serta pekerjaan yang dilakukan
oleh mereka.
13. Kemitraan Kemitraan/KSO memberi kuasa kepada salah satu anggota yang disebut
dalam Surat Perjanjian untuk bertindak atas nama kemitraan/KSO dalam
pelaksanaan hak dan kewajiban terhadap Pihak Pertama berdasarkan
Kontrak ini.
14. Pengawasan Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan, Pihak Pertama dapat
Pelaksanaan mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
Pekerjaan
B. PELAKSANAAN PENGADAAN, AMANDEMEN DAN PEMUTUSAN KONTRAK

15. Jadwal 15.1 Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan Surat
Pelaksanaan Perjanjian oleh para pihak atau pada tanggal yang ditetapkan dalam
Pekerjaan SSKK.
15.2 Pekerjaan pengadaan Barang mulai dilaksanakan pada tanggal yang
ditetapkan dalam SSKK.
15.3 Barang harus diserahkan pada tanggal yang ditetapkan dalam SSKK.
15.4 Apabila Pihak Kedua berpendapat tidak dapat menyelesaikan
pekerjaan sesuai jadwal karena keadaan diluar pengendaliannya
dan Pihak Kedua telah melaporkan kejadian tersebut kepada Pihak
Pertama, maka Pihak Pertama dapat melakukan penjadwalan
kembali pelaksanaan tugas Pihak Kedua dengan adendum kontrak.

16. Surat Pesanan 16.1 Pihak Pertama menerbitkan Surat Pesanan selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari sejak tanggal penandatanganan Kontrak.
16.2 Surat Pesanan harus sudah disetujui/ditandatangani oleh Pihak
Kedua sesuai dengan yang dipersyaratkan dengan dibubuhi materai
selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal penerbitan
Surat Pesanan.
16.3 Tanggal penandatanganan Surat Pesanan oleh Pihak Kedua

7
ditetapkan sebagai tanggal awal perhitungan waktu penyerahan.

17. Program Mutu 17.1 Pihak Kedua berkewajiban untuk menyerahkan program mutu
pada rapat persiapan pelaskanaan kontrak untuk disetujui oleh
Pihak Pertama.
17.2 Program mutu disusun oleh Pihak Kedua paling sedikit berisi:
a. Informasi pengadaan barang.
b. Organisasi kerja Pihak Kedua.
c. Jadwal pelaksanaan pekerjaan.
d. Prosedur pelaksanaan pekerjaan.
e. Prosedur instruksi kerja, dan
f. Pelaksana kerja.
17.3 Program mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi lapangan.
17.4 Pihak Kedua berkewajiban untuk memutakhirkan program mutu
jika terjadi adendum kontrak dan peristiwa kompensasi.
17.5 Pemutakhiran program mutu harus menunjukan perkembangan
kemajuan setiap pekerjaan dan dampaknya terhadap penjadwalan
sisa pekerjaan. Pemutakhiran program mutu harus mendapat
persetujuan dari Pihak Pertama.
17.6 Persetujuan Pihak Pertama terhadap program mutu tidak
mengubah kewajiban kontraktual Pihak Kedua.

B.1 Pelaksanaan Pengadaan


18. Lingkup Barang yang akan diadakan harus sesuai dengan daftar kuantitas dan
pekerjaan harga.

19. Standar Pihak Kedua harus menyediakan barang yang memenuhi spesifikasi dan
standar yang ditetapkan dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar yang
disusun berdasarkan standar yang ditetapkan dalam SSKK.

20. Pemeriksaan 20.1 Apabila diperlukan, pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, Pihak
Bersama Pertama bersama-sama dengan Pihak Kedua melakukan
pemeriksaan kondisi lapangan.
20.2 Untuk pemeriksaan bersama ini, Departemen Pengguna dapat
membentuk Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak atas usul Pihak
Pertama.
20.3 Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara. Apabila
dalam pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi
Kontrak, maka harus dituangkan dalam adendum Kontrak.
21. Pengepakan 21.1 Pihak Kedua berkewajiban atas tanggungannya sendiri untuk
mengepak Barang sedemikian rupa sehingga Barang terhindar dan
terlindungi dari resiko kerusakan atau kehilangan selama masa
transportasi atau pada saat pengiriman dari tempat asal Barang
sampai ke Tempat Tujuan Akhir.
21.2 Pihak Kedua harus melakukan pengepakan, penandaan, dan
penyertaan dokumen identitas Barang di dalam dan di luar paket
Barang sebagaimana ditetapkan dalam SSKK.
22. Pengiriman 22.1 Pihak Kedua berkewajiban untuk menyelesaikan pengiriman
barang sesuai dengan jadwal pengiriman. Dokumen rincian
pengiriman dan dokumen terkait lainnya diatur dalam SSKK.
22.2 Sarana transportasi yang dipakai diatur dalam SSKK.
8
22.3 Untuk barang-barang yang mudah rusak atau berisiko tinggi, Pihak
Kedua harus memberikan informasi secara rinci tentang cara
penanganannya.
23. Asuransi 23.1 Pihak Kedua harus mengasuransikan barang-barang yang akan
diserahkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan ketentuan yang tercantum dalam
SSKK.
23.2 Pihak Kedua harus mengasuransikan pengiriman barang-barang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan ketentuan yang tercantum dalam SSKK
23.3 Barang yang dikirimkan secara CIF (Cost, Insurance and Freight)
atau Franco harus diasuransikan untuk pertanggungan yang
tercantum dalam SSKK terhadap kerusakan atau kehilangan yang
mungkin terjadi selama pabrikasi atau proses perolehan,
transportasi, penyimpanan dan pengiriman sampai dengan Tempat
Tujuan Pengiriman.
23.4 Asuransi terhadap Barang harus diteruskan sampai ke Tempat
Tujuan Akhir, sebagaimana ditetapkan dalam SSKK
23.5 Penerima manfaat harus dijelaskan dalam dokumen asuransi
sebagaimana ditetapkan dalam SSKK.
23.6 Semua biaya penutupan asuransi telah termasuk dalam nilai
kontrak.
24. Transportasi 24.1 Pihak Kedua bertanggung jawab untuk mengatur pengangkutan
Barang (termasuk pemuatan dan penyimpanan) sampai dengan
Tempat Tujuan Pengiriman.
24.2 Transportasi Barang harus diteruskan sampai dengan Tempat
Tujuan Akhir sebagaimana ditetapkan dalam SSKK.
24.3 Semua biaya transportasi (termasuk pemuatan dan penyimpanan)
telah termasuk di dalam Nilai Kontrak.
25. Risiko Semua resiko terhadap kerusakan atau kehilangan Barang tetap berada
pada Pihak Kedua dan tidak akan beralih kepada Pihak Pertama sampai
dengan Tempat Tujuan Pengiriman.

26. Pemeriksaan 26.1 Pihak Pertama berhak untuk melakukan pemeriksaan dan
dan Pengujian pengujian atas Barang untuk memastikan kecocokannya dengan
spesifikasi dan persyaratan yang telah ditentukan dalam kontrak.
26.2 Pemeriksaan dan pengujian dapat dilakukan sendiri oleh Pihak
Kedua dan disaksikan oleh Pihak Pertama atau diwakilkan kepada
pihak ketiga.
26.3 Pemeriksaan dan Pengujian dilaksanakan sebagaimana diatur
dalam SSKK.
26.4 Biaya pemeriksaan dan pengujian ditanggung oleh Pihak Kedua.
26.5 Pemeriksaan dan pengujian dilakukan di tempat yang ditentukan
dalam SSKK, dan dihadiri oleh Pihak Pertama dan/atau Panitia
Penerima Hasil Pekerjaan. Pihak Kedua berkewajiban untuk
memberikan akses kepada Pihak Pertama dan/atau Panitia
Penerima Hasil Pekerjaan tanpa biaya. Jika pemeriksaan dan
pengujian dilakukan di luar Tempat Tujuan Akhir maka semua
biaya kehadiran Pihak Pertama dan/atau Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan merupakan tanggungan Pihak Pertama.
26.6 Jika hasil pemeriksaan dan pengujian tidak sesuai dengan jenis dan
mutu Barang yang ditetapkan dalam Kontrak, Pihak Pertama
dan/atau Panitia Penerima Hasil Pekerjaan berhak untuk menolak
Barang tersebut dan Pihak Kedua atas biaya sendiri berkewajiban
untuk memperbaiki atau mengganti Barang yang tersebut.
26.7 Atas pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian yang terpisah dari
9
serah terima Barang, Pihak Pertama dan/atau Panitia Penerima
Hasil Pekerjaan membuat berita acara pemeriksaan yang
ditandatangani oleh Pihak Pertama dan/atau Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan dan Pihak Kedua.
27. Uji Coba 27.1 Setelah barang dikirim, barang diuji-coba oleh Pihak Kedua
disaksikan oleh Pihak Pertama dan/atau Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan.
27.2 Hasil uji coba dituangkan dalam berita acara.
27.3 Apabila pengoperasian barang tersebut memerlukan keahlian
khusus maka harus dilakukan pelatihan kepada Departemen
Pengguna oleh Pihak Kedua, biaya pelatihan termasuk dalam harga
barang.
27.4 Apabila hasil uji coba tidak sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan dalam Kontrak, maka Pihak Kedua memperbaiki atau
mengganti barang tersebut dengan biaya sepenuhnya ditanggung
Pihak Kedua.
28. Waktu 28.1 Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal, Pihak Kedua berkewajiban
Penyelesaian menyelesaikan pekerjaan selambat-lambatnya pada tanggal
Pekerjaan penyelesaian yang ditetapkan dalam SSKK.
28.2 Jika pekerjaan tidak selesai pada tanggal penyelesaian bukan akibat
Keadaan Kahar atau Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan
atau kelalaian Pihak Kedua maka Pihak Kedua dikenakan denda.
28.3 Jika keterlambatan tersebut semata-mata disebabkan oleh Peristiwa
Kompensasi maka Pihak Pertama dikenakan kewajiban pembayaran
ganti rugi. Denda atau ganti rugi tidak dikenakan jika Tanggal
Penyelesaian disepakati oleh Para Pihak untuk diperpanjang.
28.4 Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam Pasal ini adalah
tanggal penyelesaian pekerjaan dalam setiap Surat Pesanan.

29. Serah Terima 29.1 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) untuk setiap Surat
Barang Pesanan, Pihak Kedua mengajukan permintaan secara tertulis
kepada Pihak Pertama untuk penyerahan pekerjaan.
29.2 Serah terima Barang dilakukan di tempat sebagaimana ditetapkan
dalam SSKK.
29.3 Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, Pihak Pertama
menugaskan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
29.4 Panitia Penerima Hasil Pekerjaan melakukan penilaian terhadap
hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Pihak Kedua. Apabila
terdapat kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan,
Panitia Penerima Hasil Pekerjaan menyampaikan kepada Pihak
Pertama untuk meminta Pihak Kedua memperbaiki dan
menyelesaikannya.
29.5 Panitia Penerima Hasil Pekerjaan berkewajiban untuk memeriksa
kebenaran dokumen identitas Barang dan membandingkan
kesesuaiannya dengan dokumen rincian pengiriman.
29.6 Jika identitas Barang tidak sesuai dengan dokumen rincian
pengiriman Panitia Penerima Hasil Pekerjaan dapat secara langsung
meminta Pihak Kedua melakukan pemeriksaan serta pengujian
Barang (jika diperlukan).
29.7 Jika Barang dianggap tidak memenuhi persyaratan Kontrak maka
Panitia Penerima Hasil Pekerjaan berhak untuk menolak Barang
tersebut.
29.8 Atas pelaksanaan serah terima Barang, Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan membuat berita acara serah terima yang ditandatangani
oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan dan Pihak Kedua.
10
29.9 Jika pengoperasian Barang memerlukan keahlian khusus maka
Pihak Kedua berkewajiban untuk melakukan pelatihan (jika ada),
sebagaimana tercantum dalam Jadwal Pengiriman dan Penyelesaian
kepada Pihak Pertama atau pihak lain yang ditunjuk oleh Pihak
Pertama. Biaya pelatihan termasuk dalam Nilai Kontrak.
29.10 Penilaian hasil pekerjaan, dilaksanakan oleh Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan.
29.11 Pihak Pertama menerima penyerahan pekerjaan setelah:
a. Seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
Kontrak dan diterima oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan, dan
b. Pihak Kedua menyerahkan sertifikat garansi kepada Pihak
Pertama (apabila diperlukan).
29.12 Jika Barang tidak dikirimkan sesuai dengan Jadwal Pengiriman
bukan akibat Keadaan Kahar atau karena kesalahan atau kelalaian
Pihak Kedua maka Pihak Kedua dikenakan denda keterlambatan.
30. Incoterms 30.1 Kecuali diatur lain dalam SSKK maka istilah pengiriman dan
implikasinya terhadap hak dan kewajiban Para Pihak diatur
berdasarkan Incoterms.
30.2 Istilah-istilah pengiriman EXW, FOB dan CIF yang digunakan
dalam Kontrak ini tunduk kepada edisi terbaru Incoterms yang
tercantum dalam SSKK dan sebagaimana diterbitkan oleh
International Chamber of Commerce.
B.2 Garansi dan Layanan Tambahan

31. Jaminan bebas 31.1 Pihak Kedua dengan jaminan pabrikan dari produsen pabrikan
Cacat Mutu/ (jika ada) berkewajiban untuk menjamin bahwa selama
Garansi penggunaan secara wajar oleh Pihak Pertama, Barang tidak
mengandung cacat mutu yang disebabkan oleh tindakan atau
kelalaian Pihak Kedua, atau cacat mutu akibat desain, bahan, dan
cara kerja.
31.2 Jaminan bebas cacat mutu ini berlaku sampai dengan 6 (enam)
bulan setelah serah terima Barang atau jangka waktu lain yang
ditetapkan dalam SSKK.
31.3 Pihak Pertama akan menyampaikan pemberitahuan cacat mutu
kepada Pihak Kedua segera setelah ditemukan cacat mutu tersebut
selama Masa Layanan Purnajual.
31.4 Terhadap pemberitahuan cacat mutu oleh Pihak Pertama, Pihak
Kedua berkewajiban untuk memperbaiki atau mengganti Barang
dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam pemberitahuan
tersebut.
31.5 Jika Pihak Kedua tidak memperbaiki atau mengganti Barang akibat
cacat mutu dalam jangka waktu yang ditentukan maka Pihak
Pertama akan menghitung biaya perbaikan yang diperlukan, dan
Pihak Pertama secara langsung atau melalui pihak ketiga yang
ditunjuk oleh Pihak Pertama akan melakukan perbaikan tersebut.
Pihak Kedua berkewajiban untuk membayar biaya perbaikan atau
penggantian tersebut sesuai dengan klaim yang diajukan secara
tertulis oleh Pihak Pertama. Biaya tersebut dapat dipotong oleh
Pihak Pertama dari nilai tagihan atau jaminan pelaksanaan Pihak
Kedua.
31.6 Terlepas dari kewajiban penggantian biaya, Pihak Pertama dapat
memasukkan Pihak Kedua yang lalai memperbaiki cacat mutu ke

11
dalam daftar hitam.
32. Pedoman 32.1 Pihak Kedua diwajibkan memberikan petunjuk kepada Pihak
Pengoperasian Pertama tentang pedoman pengoperasian dan perawatan dalam
dan Perawatan jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam SSKK.
32.2 Apabila Pihak Kedua tidak memberikan pedoman pengoperasian
dan perawatan, Pihak Pertama berhak menahan pembayaran
sebesar 5 (lima) persen dari nilai kontrak.
33. Layanan Pihak Kedua harus melaksanakan beberapa atau semua layanan lanjutan
Tambahan sebagaimana tercantum dalam SSKK
B.3. Perubahan Kontrak

34. Perubahan 34.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum kontrak.
Kontrak 34.2 Perubahan Kontrak bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh para
pihak dan dituangkan melalui amandemen Kontrak, meliputi:
a. Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang
dilakukan oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah
lingkup pekerjaan dalam kontrak.
b. Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya
perubahan pekerjaan.
c. Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan,
perubahan pelaksanaan pekerjaan dan/atau penyesuaian
harga.
34.3 Untuk kepentingan perubahan kontrak, Departemen Pengguna
dapat membentuk Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak atas usul
Pihak Pertama.
35. Perubahan 35.1 Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara keadaan di
Lingkup lapangan pada saat pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi
Pekerjaan yang ditentukan dalam dokumen Kontrak, maka Pihak Pertama
bersama Pihak Kedua dapat melakukan perubahan Kontrak yang
meliputi antara lain:
a. Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum
dalam Kontrak.
b. Mengurangi atau menambah jenis pekerjaan.
c. Mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan keadaan di
lapangan, dan/atau
d. Melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam
Kontrak yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan.
35.2 Pekerjaan tambah harus mempertimbangkan tersedianya anggaran
dan paling tinggi 10% (sepuluh perseratus) dari nilai Kontrak awal.
35.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh Pihak Pertama secara
tertulis kepada Pihak Kedua kemudian dilanjutkan dengan
negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan
yang tercantum dalam Kontrak awal.
35.4 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita Acara sebagai
dasar penyusunan adendum Kontrak.

36. Perpanjangan 36.1 Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh Pihak
Waktu Pertama atas pertimbangan yang layak dan wajar untuk hal-hal
Pelaksanaan sebagai berikut:
Pekerjaan a. Pekerjaan tambah.

12
b. Perubahan disain.
c. Keterlambatan yang disebabkan oleh Pihak Pertama.
d. Masalah yang timbul diluar kendali Pihak Kedua, dan/atau
e. Keadaan Kahar.
36.2 Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang sekurang-
kurangnya sama dengan waktu terhentinya kontrak akibat Keadaan
Kahar.
36.3 Pihak Pertama dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan
setelah melakukan penelitian terhadap usulan tertulis yang
diajukan oleh Pihak Kedua.
36.4 Pihak Pertama dapat menugaskan Panitia/Pejabat Peneliti
Pelaksanaan Kontrak untuk meneliti kelayakan usaha perpanjangan
waktu pelaksanaan.
36.5 Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan dalam
adendum Kontrak.
B.4. Keadaan Kahar

37. Pengertian 37.1 Yang dimaksud Keadaan Kahar dalam Kontrak ini adalah suatu
keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak dan tidak dapat
diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang ditentukan
dalam Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi. Yang digolongkan
Keadaan Kahar adalah:
a. Bencana alam.
b. Bencana non alam.
c. Bencana sosiali.
d. Pemogokan.
e. Kebakaran, dan/atau
f. Gangguan industri lainnya sebagaimana dinyatakan melalui
keputusan bersama Menteri Keuangan dan Menteri Teknis
terkait.
37.2 Tidak termasuk Keadaan Kahar adalah hal-hal yang merugikan
akibat perbuatan atau kelalaian Para Pihak.
37.3 Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak untuk pemenuhan
kewajiban Pihak yang tertimpa Keadaan Kahar harus diperpanjang
sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu terhentinya
Kontrak akibat Keadaan Kahar.
37.4 Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini akan dihentikan
sementara hingga Keadaan Kahar berakhir dengan ketentuan,
Pihak Kedua berhak untuk menerima pembayaran sesuai dengan
prestasi atau kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai.
37.5 Jika selama masa Keadaan Kahar Pihak Pertama memerintahkan
secara tertulis kepada Pihak Kedua untuk meneruskan pekerjaan
sedapat mungkin maka Pihak Kedua berhak untuk menerima
pembayaran sebagaimana ditentukan dalam Kontrak dan mendapat
penggantian biaya yang wajar sesuai dengan yang telah
dikeluarkan untuk bekerja dalam situasi demikian. Penggantian
biaya ini harus diatur dalam suatu adendum Kontrak.

38. Bukan Cidera 38.1 Kegagalan salah satu Pihak untuk memenuhi kewajibannya yang
Janji ditentukan dalam Kontrak bukan merupakan cidera janji atau
wanprestasi jika ketidakmampuan tersebut diakibatkan oleh
Keadaan Kahar, dan Pihak yang ditimpa Keadaan Kahar:
a. Telah mengambil semua tindakan yang sepatutnya untuk

13
memenuhi kewajiban dalam Kontrak, dan
b. Telah memberitahukan secara tertulis kepada Pihak lain dalam
Kontrak selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak
terjadinya Keadaan Kahar, dengan menyertakan salinan
pernyataan Keadaan Kahar yang dikeluarkan oleh pihak/
instansi yang berwenang sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
38.2 Keterlambatan pengadaan akibat Keadaan Kahar tidak dikenakan
sanksi.

39. Perpanjangan Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak untuk pemenuhan
Waktu kewajiban Pihak yang tertimpa Keadaan Kahar harus diperpanjang
sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu terhentinya Kontrak
akibat Keadaan Kahar.
40. Pembayaran Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini akan dihentikan
sementara hingga Keadaan Kahar berakhir dengan ketentuan Pihak Kedua
berhak untuk menerima pembayaran sesuai dengan prestasi atau
kemajuan pelaksanaan pengadaan yang telah dicapai. Jika selama masa
Keadaan Kahar, Pihak Pertama memerintahkan secara tertulis kepada
Pihak Kedua untuk meneruskan pengadaan sedapat mungkin maka Pihak
Kedua berhak untuk menerima pembayaran sebagaimana ditentukan
dalam Kontrak dan mendapat penggantian biaya yang wajar sesuai dengan
yang telah dikeluarkan untuk melanjutkan pengadaan dalam situasi
demikian.
B.5. Pemutusan dan Penghentian
41. Pemutusan oleh 41.1 Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang
Pejabat Hukum Perdata, Pihak Pertama dapat memutuskan Kontrak ini
Pembuat melalui pemberitahuan tertulis kepada Pihak Kedua setelah
Komitmen terjadinya hal-hal sebagai berikut:
a. Pihak Kedua lalai/cidera janji dalam melaksanakan
kewajibannya dan tidak memperbaiki kelalaiannya dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan.
b. Pihak Kedua gagal mengirimkan Barang sesuai dengan Jadwal
Pengiriman dan Penyelesaian. Pemutusan dapat dilakukan hanya
terhadap bagian tertentu dari pengadaan yang gagal dikirimkan
atau diselesaikan. Dalam hal terjadi pemutusan, Pihak Pertama
dengan caranya sendiri dapat memperoleh pasokan Barang yang
gagal dikirimkan atau diselesaikan. Pihak Kedua berkewajiban
untuk mengganti selisih biaya (jika ada) yang dikeluarkan oleh
Pihak Pertama di atas Nilai Kontrak ini untuk memasok Barang
tersebut. Pihak Kedua tetap berkewajiban untuk meneruskan
pelaksanaan bagian lain dari pengadaan dalam Kontrak ini yang
tidak diputuskan.
c. Pihak Kedua berada dalam keadaan pailit.
d. Pihak Kedua tidak mempertahankan keberlakuan Surat Jaminan
Pelaksanaan.
e. Denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan
Pihak Kedua sudah melampaui 5% (lima persen) dari nilai
Kontrak.
f. Pihak Kedua terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau
pemalsuan dalam proses Pengadaan yang diputuskan oleh
instansi yang berwenang, dan/atau

14
g. pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN
dan/atau pelanggararan persaingan sehat dalam pelaksanaan
pengadaan dinyatakan benar oleh instansi yang berwenang.
41.2 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena kesalahan Pihak
Kedua:
a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan.
b. Sisa Uang Muka harus dilunasi oleh Pihak Kedua atau Jaminan
Uang Muka dicairkan.
c. Pihak Kedua membayar denda, dan/atau
d. Pihak Kedua dimasukkan dalam Daftar Hitam.
42. Pemutusan oleh 42.1 Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang
Pihak Kedua Hukum Perdata, Pihak Kedua dapat memutuskan Kontrak ini
melalui pemberitahuan tertulis kepada Pihak Pertama apabila Pihak
Pertama tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan
angsuran sesuai dengan yang disepakati sebagaimana tercantum
dalam SSKK, atau
42.2 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena Pihak Pertama
terlibat penyimpangan prosedur, dugaan KKN dan/atau
pelanggararan persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan,
maka Pihak Pertama dikenakan sanksi berdasarkan perundang-
undangan.

43. Penghentian Penghentian Kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai
Kontrak atau terjadi Keadaan Kahar.

44. Pembayaran Dalam hal Kontrak dihentikan atau diputus, maka Pihak Pertama wajib
setelah membayar kepada Pihak Kedua sesuai dengan prestasi pekerjaan yang
Penghentian/ telah dicapai sampai dengan tanggal berlakunya penghentian/pemutusan
Pemutusan kontrak.

C. HAK DAN KEWAJIBAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA


45. Hak dan Pihak Kedua mempunyai Hak dan Kewajiban:
Kewajiban a. Menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
Pihak Kedua harga yang telah ditentukan dalam kontrak.
b. Berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana
dari Pihak Pertama untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan kontrak.
c. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada Pihak
Pertama.
d. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak.
e. Memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan Pihak Pertama.
f. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak, dan
g. Pihak Kedua harus mengambil langkah-langkah yang cukup memadai
untuk melindungi lingkungan tempat kerja dan membatasi perusakan
dan gangguan kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan
Pihak Kedua.
46. Tanggung Pihak Kedua berkewajiban untuk memasok Barang sesuai dengan
jawab Lingkup Pengadaan, dan Jadwal Pengiriman dan Penyelesaian.

15
47. Penggunaan Pihak Kedua tidak diperkenankan menggunakan dan menginformasikan
Dokumen- dokumen kontrak atau dokumen lainnya yang berhubungan dengan
Dokumen kontrak untuk kepentingan pihak lain, misalnya spesifikasi teknis
Kontrak dan dan/atau gambar-gambar, kecuali dengan ijin tertulis dari Pihak
Informasi Pertama.

48. Hak Kekayaan Pihak Kedua berkewajiban untuk melindungi Pejabat Pembuat Komitmen
Intelektual dari segala tuntutan atau klaim dari pihak ketiga atas pelanggaran Hak
Kekayaan Intelektual.
49. Penanggungan Pihak Kedua berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan
menang-gung tanpa batas Pihak Pertama beserta instansinya terhadap
semua bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan,
kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan
hukum, dan biaya yang dikenakan terhadap Pihak Pertama beserta
instansinya sehubungan dengan klaim yang timbul dari pengadaan
Barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan Kontrak ini
atas kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit atau
kematian pihak ketiga.
50. Tindakan Pihak Pihak Kedua berkewajiban untuk mendapatkan lebih dahulu persetujuan
Kedua yang tertulis Pihak Pertama sebelum melakukan tindakan-tindakan berikut:
mensyaratkan a. Mensubkontrakkan sebagian pengadaan Barang ini.
Persetujuan b. Mengubah atau memutakhirkan program mutu.
Pihak Pertama c. Tindakan lain yang diatur dalam SSKK.

51. Usaha Kecil dan 51.1 Apabila Pihak Kedua yang ditunjuk adalah Pihak Kedua Usaha Kecil
Kopersi Kecil dan Koperasi Kecil, maka dalam kontrak dimuat ketentuan bahwa
pekerjaan tersebut harus dilaksanakan sendiri oleh Pihak Kedua
yang ditunjuk dan dilarang diserahkan atau disubkontrakkan
kepada pihak lain.
51.2 Apabila Pihak Kedua yang terpilih adalah Pihak Kedua bukan
Usaha Kecil dan Koperasi Kecil, maka dalam kontrak dimuat:
a. Pihak Kedua wajib bekerja sama dengan Pihak Kedua Usaha
Kecil dan Koperasi Kecil, antara lain dengan
mensubkontrakkan sebagian pekerjaannya.
b. Dalam melaksanakan kewajiban di atas Pihak Kedua terpilih
tetap bertanggungjawab penuh atas keseluruhan pekerjaan
tersebut.
c. Bentuk kerjasama tersebut hanya untuk sebagian pekerjaan
yang bukan pekerjaan utama, dan
d. Membuat laporan periodik mengenai pelaksanaan ketetapan di
atas.
51.3 Apabila ketentuan tersebut di atas dilanggar, maka Pihak Kedua
dikenakan sanksi yang ditetapkan dalam SSKK.

52. Kerjasama 54.1 Pihak Kedua yang bukan berstatus Usaha Kecil dan Koperasi Kecil
Antara Pihak dapat bekerja sama dengan Penyedia Usaha Kecil dan Koperasi
Kedua dan Sub Kecil sebagaimana ditetapkan dalam SSKK, yaitu dengan
Penyedia mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan
utama.
54.2 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut harus diatur
dalam Kontrak dan disetujui terlebih dahulu oleh Pihak Pertama.
54.3 Pihak Kedua tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang
disubkontrakkan tersebut.
54.4 Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak harus mengacu kepada
16
Kontrak serta menganut prinsip kesetaraan.
53. Denda Pihak Kedua berkewajiban untuk membayar sanksi finansial berupa denda
sebagai akibat wanprestasi atau cidera janji terhadap kewajiban-kewajiban
Pihak Kedua dalam Kontrak ini. Pihak Pertama mengenakan denda dengan
memotong angsuran pembayaran prestasi pengadaan Pihak Kedua.
Pembayaran Denda tidak mengurangi tanggung jawab kontraktual Pihak
Kedua.
54. Jaminan 56.1 Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada Pihak Pertama selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) sebelum dilakukan
penandatanganan kontrak dengan besar:
a. 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak, atau
b. 5% (lima perseratus) dari nilai total Harga Perkiraan Sendiri
(HPS) bagi penawaran yang lebih kecil dari 80% (delapan puluh
perseratus) HPS.
56.2 Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak
tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan serah terima
pekerjaan.
56.3 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah pekerjaan dinyatakan
selesai 100% (seratus perseratus) dan setelah menyerahkan
sertifikat garansi.
56.4 Jaminan Uang Muka diberikan kepada Pihak Pertama dalam rangka
pengambilan uang muka dengan nilai 100% (seratus perseratus)
dari besarnya uang muka.
56.5 Nilai Jaminan Uang Muka dapat dikurangi secara proporsional
sesuai dengan pencapaian prestasi pekerjaan.
56.6 Masa berlakunya Jaminan Uang Muka sekurang-kurangnya sejak
tanggal persetujuan pemberian uang muka sampai dengan tanggal
serah terima barang.
56.7 Besarnya jaminan, bentuk dan masa berlakunya jaminan-jaminan
tersebut di atas disesuaikan dengan ketentuan dalam Dokumen
Pengadaan.
55. Laporan Hasil 57.1 Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan Kontrak
Pekerjaan untuk menetapkan volume pekerjaan atas kegiatan yang telah
dilaksanakan guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan
pekerjaan dituangkan dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan.
57.2 Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan, dibuat laporan
realisasi mengenai seluruh aktivitas pekerjaan.
57.3 Laporan pelaksanaan pekerjaan dibuat oleh Pihak Kedua, apabila
diperlukan diperiksa oleh konsultan dan disetujui oleh wakil Pihak
Pertama.
D. HAK DAN KEWAJIBAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
56. Hak dan Pihak Pertama mempunyai Hak dan kewajiban:
Kewajiban a. Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Pihak Pertama Pihak Kedua.
b. Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Pihak Kedua.
c. Membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
kontrak yang telah ditetapkan kepada Pihak Kedua, dan
d. Memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang
dibutuhkan oleh Pihak Kedua untuk kelancaran pelaksanaan

17
pekerjaan sesuai ketentuan kontrak.
57. Fasilitas Pihak Pertama dapat memberikan fasilitas berupa srana dan prasarana
atau kemudahan lainnya untuk kelancaran pelaksanaan pengadaan
sebagaimana yang tercantum dalam SSKK.
58. Pembayaran 58.1 Uang muka
a. Uang Muka dapat diberikan kepada Pihak Kedua untuk:
1) Pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok barang/
material, dan/atau
2) Persiapan teknis lain yang diperlukan bagi pelaksanaan
Pengadaan Barang.
b. Besaran uang muka ditentukan dalam SSKK dan dibayar
setelah Pihak Kedua menyerahkan Jaminan Uang Muka senilai
uang muka yang diterima
c. Pihak Kedua harus mengajukan permohonan pengambilan
uang muka secara tertulis kepada Pihak Pertama disertai
dengan rencana penggunaan uang muka untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai Kontrak
d. Pihak Pertama harus mengajukan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) kepada Pejabat Penandatangan Surat
Perintah Membayar (PPSMP) untuk permohonan tersebut pada
huruf c, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah Jaminan
Uang Muka diterima.
e. Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh bank umum, perusahaan
penjaminan, atau Perusahaan Asuransi Umum yang memiliki
izin untuk menjual produk jaminan (suretyship) ditetapkan
oleh Menteri Keuangan.
f. Pengembalian uang muka harus diperhitungkan berangsur-
angsur secara proporsional pada setiap pembayaran prestasi
pekerjaan dan paling lambat harus lunas pada saat pekerjaan
mencapai prestasi 100% (seratus perseratus).
g. Untuk kontrak tahun jamak, nilai Jaminan Uang Muka secara
bertahap dapat dikurangi sesuai dengan pencapaian prestasi
pekerjaan.
58.2 Prestasi pekerjaan
a. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan
oleh Pihak Pertama, dengan ketentuan:
1) Pihak Kedua telah mengajukan tagihan disertai laporan
kemajuan hasil pekerjaan.
2) Pembayaran dilakukan dengan sistem bulanan, sistem
termin atau pembayaran secara sekaligus, sesuai ketentuan
dalam SSKK.
3) Pembayaran harus dipotong angsuran uang muka, denda
(apabila ada), pajak dan uang retensi, dan
4) Untuk kontrak yang mempunyai sub kontrak, permintaan
pembayaran harus dilengkapi bukti pembayaran kepada
seluruh sub-penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan.
b. Penyelesaian pembayaran hanya dapat dilaksanakan setelah
barang dinyatakan diterima sesuai dengan berita acara serah
terima barang dan bilamana dianggap perlu dilengkapi dengan
berita acara hasil uji coba.
c. Pembayaran dengan SKBDN mengikuti ketentuan umum yang
berlaku di bidang perdagangan, jika diperlukan.
18
d. Pihak Pertama dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah
pengajuan permintaan pembayaran dari Pihak Kedua harus
sudah mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
kepada Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar
(PPSMP).
e. Apabila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran,
tidak akan menjadi alasan untuk menunda pembayaran. Pihak
Pertama dapat meminta Pihak Kedua untuk menyampaikan
perhitungan prestasi sementara dengan mengesampingkan
hal-hal yang sedang menjadi perselisihan dan besarnya tagihan
yang dapat disetujui untuk dibayar setinggi-tingginya sesuai
ketentuan dalam SSKK.
58.3 Denda dan ganti rugi
a. Denda merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada
Pihak Kedua karena terjadinya cidera janji/wanprestasi.
b. Ganti rugi merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada
Pihak Pertama karena terjadinya cidera janji/wanprestasi;
c. Besarnya denda yang dikenakan kepada Pihak Kedua atas
keterlambatan penyelesaian pekerjaan untuk setiap hari
keterlambatan adalah:
1) 1/1000 (satu perseribu) dari sisa harga bagian kontrak
yang belum dikerjakan, apabila bagian pekerjaan yang
sudah dilaksanakan dapat berfungsi, atau
2) 1/1000 (satu perseribu) dari harga kontrak, apabila
bagian pekerjaan yang sudah dilaksanakan belum
berfungsi sesuai yang ditetapkan dalam SSKK.
d. Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK atas keterlambatan
pembayaran adalah sebesar bunga dari nilai tagihan yang
terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang
berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia, atau
dapat diberikan kompensasi.
e. Tata cara pembayaran denda dan/atau ganti rugi diatur dalam
SSKK.
f. Ganti rugi dan kompensasi kepada Peserta dituangkan dalam
adendum kontrak.
g. Pembayaran ganti rugi dan kompensasi dilakukan oleh Pihak
Pertama, apabila Pihak Kedua telah mengajukan tagihan
disertai perhitungan dan data-data.
59. Peristiwa 59.1 Peristiwa kompensasi dapat diberikan kepada Pihak Kedua dalam
Kompensasi hal sebagai berikut:
a. Pihak Pertama mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan.
b. Keterlambatan pembayaran kepada Pihak Kedua.
c. Pihak Pertama tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi
dan/atau instruksi sesuai jadwal yang dibutuhkan.
d. Pihak Pertama menginstruksikan kepada pihak Pihak Kedua
untuk melakukan pengujian tambahan yang setelah
dilaksanakan pengujian ternyata tidak ditemukan
kerusakan/kegagalan/ penyimpangan.
e. Pihak Pertama memerintahkan penundaaan pelaksanaan
pekerjaan.
f. Ketentuan lain dalam SSKK.

19
59.2 Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan pengeluaran tambahan
dan/atau keterlambatan penyelesaian pekerjaan maka Pihak
Pertama berkewajiban untuk membayar ganti rugi dan/atau
memberikan perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan.
59.3 Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan data
penunjang dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh Pihak
Kedua kepada Pihak Pertama, dapat dibuktikan kerugian nyata
akibat Kompensasi.
59.4 Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan
akan melampaui Tanggal Penyelesaian maka Pihak Kedua berhak
untuk meminta perpanjangan Tanggal Penyelesaian berdasarkan
data penunjang. Perpanjangan Tanggal Penyelesaian harus
dilakukan melalui adendum Kontrak jika perpanjangan tersebut
mengubah Masa Kontrak.
59.5 Pihak Kedua tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan
waktu penyelesaian pekerjaan jika Pihak Kedua gagal atau lalai
untuk memberikan peringatan dini dalam mengantisipasi atau
mengatasi dampak Kompensasi.

60. Harga Kontrak 60.1 Pihak Pertama membayar kepada Pihak Kedua atas pelaksanaan
pekerjaan dalam kontrak sebesar harga kontrak.
60.2 Harga Kontrak telah memperhitungkan keuntungan dan beban
pajak serta biaya overhead.
60.3 Untuk kontrak harga satuan atau kontrak gabungan harga satuan
dan lump sum - Rincian harga kontrak sesuai dengan rincian yang
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.

61. Penangguhan 61.1 Pihak Pertama dapat menangguhkan pembayaran setiap angsuran
prestasi pekerjaan Pihak Kedua jika Pihak Kedua gagal atau lalai
memenuhi kewajiban kontraktualnya.
61.2 Pihak Pertama secara tertulis memberitahukan kepada Pihak Kedua
tentang penangguhan hak pembayaran disertai alasan-alasan yang
jelas mengenai penangguhan tersebut. Pihak Kedua diberi
kesempatan untuk memperbaiki dalam jangka waktu tertentu.
61.3 Pembayaran yang ditangguhkan harus disesuaikan dengan proporsi
kegagalan atau kelalaian Pihak Kedua.
61.4 Jika dipandang perlu oleh Pihak Pertama, penangguhan
pembayaran akibat keterlambatan penyerahan pekerjaan dapat
dilakukan bersamaan dengan pengenaan denda kepada Pihak
Kedua.
62. Penyesuaian 62.1 Penyesuaian harga diberlakukan pada Kontrak Tahun Jamak yang
Harga masa pelaksanaannya lebih dari 12 (dua belas) bulan, adapun
pedoman penyesuaian harga berdasarkan Indek Harga Konsumen
(IHK) yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Indonesia, sedang
perhitungan penyesuaian harga ditetapkan dalam lampiran F –
SSKK.
62.2 Penyesuaian Harga Satuan berlaku hanya terhadap komponen
harga produk, tidak termasuk komponen keuntungan dan biaya
operasional sebagaimana tercantum dalam penawaran.
62.3 Penyesuaian Harga Satuan diberlakukan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan yang tercantum dalam kontrak awal atau adendum
kontrak, yaitu pada saat IHK mencapai 5% atau lebih dari IHK pada
20
saat kontrak ditandatangani.
62.4 Apabila ada komoditas yang berasal dari luar negeri, maka
penyesuaian Harga Satuan terhadap komponen harga produk,
menggunakan indeks penyesuaian harga dari negara asal barang
tersebut.
62.5 Jenis produk baru dengan Harga Satuan baru sebagai akibat adanya
adendum kontrak, dapat diberlakukan angka 64.3 dan 64.4 dengan
ketentuan apabila perubahan IHK mencapai 5% atau lebih
terhitung tanggal addendum kontrak ditandatangani.
62.6 Penyesuaian Harga Satuan, ditetapkan dengan rumus sebagai
berikut:
Hn = Ho (a+b.Bn/Bo+c.Cn/Co+d.Dn/Do+ )
Hn = Harga Satuan pada saat pekerjaan dilaksanakan;
Ho = Harga Satuan pada saat harga penawaran;
a = Koefisien tetap yang terdiri atas keuntungan dan
overhead;
Dalam hal penawaran tidak mencantumkan besaran
komponen keuntungan dan overhead maka a = 0,15.
b, c, d = Koefisien komponen kontrak seperti tenaga kerja,
bahan, alat kerja, dsb;
Penjumlahan a+b+c+d+.... dst. adalah 1,00.
Bn, Cn, Dn = Indeks harga komponen pada saat pekerjaan
dilaksanakan (mulai bulan ke 13 setelah
penandatanganan kontrak).
Bo, Co, Do = Indeks harga komponen pada bulan ke-12 setelah
penanda-tanganan kontrak.
62.7 Penetapan koefisien barang terhadap harga satuan sebagaimana
ditetapkan dalam SSKK.
62.8 Indeks Harga Konsumen yang digunakan bersumber dari
penerbitan Badan Pusat Statistik Indonesia.
62.9 Penyesuaian harga satuan baru akan efektif berlaku setelah
permohonan penyesuaian harga diajukan oleh Pihak Kedua, di
verifikasi dan disetujui oleh Pemberi Kerja, dan dibuatkan
Adendum Kontrak yang ditandatangani oleh Para Pihak.
63. Pengawasan Pihak Pertama berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan
dan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Pihak Kedua.
Pemeriksaan Apabila diperlukan, Pihak Pertama dapat memerintahkan kepada pihak
ketiga untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua
pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Pihak Kedua.
E. PENYELESAIAN PERSELISIHAN

64. Penyelesaian Cara penyelesaian perselisihan atau sengketa antara para pihak dalam
Perselisihan Kontrak yang meliputi musyawarah, arbitrase, mediasi, konsiliasi atau
pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

65. Itikad Baik 65.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang
disesuaikan dengan hak-hak yang terdapat dalam kontrak.
65.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur
tanpa menonjolkan kepentingan masing-masing pihak. Apabila
selama kontrak, salah satu pihak merasa dirugikan, maka
diupayakan tindakan yang terbaik untuk mengatasi keadaan
tersebut.

21
BAB XI – SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)
A. Pengertian 1. Pengguna Anggaran adalah Kepala Departemen Pengguna
Barang dan Jasa yang memiliki kewenangan penggunaan
anggaran operasional.
2. Tempat Tujuan Akhir Pengiriman adalah tempat atau wilayah
opersional PT XXX Tbk dan Anak Perusahaan sebagaimana
diuraikan pada Lampiran E.

B. Korespondensi Alamat Para Pihak sebagai berikut:


Pemberi Kerja/Pihak Pertama:
Nama : PT XXX Tbk
Alamat : Gedung TMT 1 18th Floor, Jalan Cilandak KKO No.1
DKI Jakarta 12560
Telepon 62 21 29976767
Faksimile 62 21 29976768

Penyedia Barang/Pihak Kedua:


Nama :
Alamat :
Teleks :
Faksimili :
C. Wakil Sah Para Pihak Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut:
Untuk Pemberi Kerja:
Untuk Penyedia Barang:
D. Tanggal Berlaku Kontrak mulai berlaku terhitung sejak: s/d
Kontrak

E. Waktu dimulainya
pekerjaan Pekerjaan Pengadaan barang mulai dilaksanakan terhitung sejak :

F. Kerjasama Antara
Pihak Kedua dan 1. Pihak Kedua harus dapat bekerja sama dengan Penyedia Lokal
Penyedia Lokal untuk beberapa wilayah operasional Anak Perusahaan Pihak
Pertama, yang dianggap tidak ekonomis ditinjau dari jarak dan
jangkauan Kantor Pusat atau Kantor Cabang terdekat.
2. Untuk memenuhi kebutuhan dan kelancaran pasokan Safety
Supplies dan Barang Cetakan ke wilayah operasional Anak
Perusahaan tertentu, Pihak Pertama akan memberikan daftar
nama Penyedia Lokal yang bergerak di bidang/sub-bidang
Safety Supplies dan Barang Cetakan, yang dapat digunakan
sebagai referensi oleh Pihak Kedua untuk melakukan proses
kualifikasi dan seleksi Penyedia Lokal.
3. Adapun syarat-syarat dan kondisi kontrak antara Pihak Kedua
dan Penyedia Lokal terhadap hak dan kewajiban harus sama
dengan syarat-syarat dan kondisi payung kontrak ini.
4. Sebelum Pihak Kedua menunjuk Penyedia Lokal, harus terlebih
dahulu disampaikan kepada Pemberi Kerja, untuk

22
mendapatkan persetujuan.
5. Penunjukkan Penyedia Lokal atau pengalihan sebagian
pekerjaan kepada Sub-penyedia, tanpa persetujuan Pemberi
Kerja akan dikenakan sanksi administrative.
G. Standar Pihak Kedua harus menyediakan barang yang telah memenuhi
standar SNI atau Standard Nasional Negara Produsen apabila barang
eks impor, dimana standard tersebut wajib diisikan pada kolom
Daftar Kuantitas dan Harga Satuan.
H. Pengepakan Pengepakan, penandaan dan penyertaan dokumen dalam dan diluar
paket Barang harus dilakukan sebagai berikut:

23
I. Pengiriman 1. Rincian dokumen pengiriman dan dokumen terkait lainnya
yang harus diserahkan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama
merujuk pada ketentuan yang tercantum dan diuraikan secara
detil dalam Surat Pesanan.
2. Dokumen tersebut diatas harus sudah diterima oleh Pihak
Pertama sebelum serah terima Barang. Jika dokumen tidak
diterima maka Pihak Kedua bertanggungjawab atas setiap biaya
yang diakibatkannya.
J. Asuransi 1. Pertanggungan asuransi dilakukan sesuai dengan ketentuan
Incoterms. Jika tidak sesuai dengan ketentuan Incoterms maka
pertanggungan asuransi harus meliputi:
2. Jika barang dikirim secara CIF (Franco) maka pertanggungan
asuransi terhadap Barang harus diberikan sampai dengan
Tempat Tujuan Akhir oleh Pihak Kedua.
3. Jika barang dikirim secara EXW (Loco) maka pertanggungan
asuransi terhadap Barang harus diberikan sampai dengan
Tempat Tujuan Akhir oleh Pihak Pertama
K. Transportasi 1. Barang harus diangkut sampai dengan Tempat Tujuan Akhir
sebagaimana diuraikan pada Lampiran E – SSKK
2. Pihak Kedua wajib menggunakan sarana dan prasarana
transportasi yang memadai, laik operasi dan aman digunakan
untuk pengiriman Safety Supplies sampai ke tempat tujuan
akhir
L. Serah Terima Serah terima dilakukan pada Tempat Tujuan Akhir sebagaimana
diuraikan pada Lampiran E – SSKK
M. Pemeriksaan dan 1. Pemeriksaan dan pengujian yang dilaksanakan meliputi:
Pengujian Kualitas fisik Safety Supplies yang ditawarkan.
2. Pemeriksaan dan pengujian dilaksanakan di: PT XXX, Tbk
pada proses evaluasi akhir sebelum penerbitan SPPBJ

N. Incoterms Edisi Incoterms yang digunakan adalah tahun Incoterm 2010


O. Garansi Masa Tanggung Jawab Cacat Mutu/Garansi berlaku selama 60
(Enam Puluh) hari setelah barang diterima di tempat tujuan akhir.
P. Layanan Tambahan Pihak Kedua harus menyediakan layanan tambahan berupa
pelatihan kepada Penyedia Lokal/Sub-Penyedia dan Pengguna
Barang Pihak Pertama dalam rangka penanganan, penyimpanan
dan penggunaan Safety Supplies.
Q. Syarat-syarat 1. Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan SPP oleh
Pembayaran Pihak Pertama untuk pembayaran tagihan adalah 45, 60 dan 90
hari kalender terhitung sejak tagihan dan kelengkapan
dokumen penunjang yang tidak diperselisihkan diterima oleh
Pihak Pertama.
2. Adapun pemilihan dan penetapan syarat-syarat pembayaran
harus dituangkan dalam Surat Pesanan yang diterbitkan oleh
Anak Perusahaan Pihak Pertama.

R. Waktu Penyelesaian Jangka waktu penyelesaian pekerjaan pengadaan barang ini adalah
Pekerjaan selama: 24 (Dua Puluh Empat) bulan

24
S. Kepemilikan Pihak Kedua diperbolehkan menggunakan salinan dokumen dan
Dokumen piranti lunak yang dihasilkan dari pekerjaan Barang ini seperti yang
tercantum dalam surat pesanan.
T. Fasilitas Pihak Pertama akan memberikan fasilitas berupa: Sarana prasarana
dan kemudahan proses pengadaan barang.
U. Pembayaran Prestasi 1. Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan secara parsial,
Pekerjaan sesuai dengan Surat Pesanan yang diterbitkan oleh Anak
Perusahaan Pihak Pertama

2. Pembayaran berdasarkan cara tersebut di atas dilakukan


dengan ketentuan yaitu 60 (enam puluh) hari sejak
diterimanya tagihan, dilengkapi semua dokumen pendukung
yang dipersyaratkan dalam Surat Pesanan

3. Dokumen penunjang yang dipersyaratkan untuk mengajukan


tagihan pembayaran prestasi pekerjaan:
a. Berita Acara Serah Terima (BAST)
b. Surat Jalan
c. Dokumen lainnya yang dipersyaratkan dalam Surat
Pesanan

4. Bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan pembayaran,


tidak ada alasan untuk menunda pembayaran. Pihak Pertama
dapat meminta Pihak Kedua untuk mengajukan perhitungan
sementara dengan mengesampingkan masalah yang masih
dipersengketakan, yang menyatakan jumlah penagihan yang
dapat disetujui oleh Pihak Pertama.

V. Pembayaran denda 1. Denda dibayarkan kepada Pihak Pertama apabila Pihak Kedua
gagal menyerah-kan barang sesuai dengan tanggal
penyerahan barang yang disepakati Para Pihak, dan tertuang
dalam Surat Pesanan.
2. Denda dibayarkan kepada Pihak Pertama apabila Pihak Kedua
gagal memberikan konfirmasi pengiriman barang, dan telah
melawati batas tanggal penyerahan yang tercantum dalam
Surat Pesanan, Pihak Pertama berhak membeli Safety Supplies
dari sumber lain, dimana selisih harga atas pembelian
tersebut, jika ada, akan menjadi tanggung jawab dan beban
biaya Pihak Kedua
3. Denda yang ditagihkan kepada Pihak Kedua dapat dilakukan
dengan 2 (dua) cara yaitu; Pihak Kedua menerbitkan debit
note atas selisih harga dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari
sejak menerima pemberitahuan denda dari Pihak Pertama,
atau Pihak Pertama melakukan pemotongan tagihan Pihak
Kedua yang belum terbayar, apabila dalam waktu 14 (empat
belas) hari Pihak Kedua tidak menyerahkan debit note atas
denda tersebut.
4. Besarnya ganti rugi atas keterlambatan pembayaran Pihak
Pertama kepada Pihak Kedua adalah sebesar 1/1000 (satu
perseribu) untuk setiap harinya, dari total harga sebagaimana
tercantum dalam tagihan yang dapat diterima oleh Pihak
Pertama.

W. Pencairan Jaminan Jaminan dicairkan dan disetorkan ke kas Perusahaan

25
X. Harga satuan dalam 1. Harga Satuan dalam Lampiran B SSKK – Katalog Safety Supplies
kontrak dan Harga Satuan Dasar adalah harga satuan Safety Supplies
dengan syarat dan ketentuan penyerahan Franco di gudang
Pihak Pertama khusus wilayah Jabodetabek.
2. Apabila Anak Perusahaan Pihak Pertama menghendaki syarat
dan ketentuan penyerahan lainnya, antara lain; CIF/CFR/DTD
Service ke lokasi proyek, sesuai permintaan Anak Perusahaan
Pihak Pertama, maka Pihak Kedua wajib memberikan harga
penawaran jasa transportasi sebagai dasar pertimbangan dan
pencantuman ke dalam Surat Pesanan
Y. Penyesuaian Harga 1. Indeks harga untuk Penyesuaian Harga adalah Indeks Harga
Konsumen (IHK) yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik
(BPS) Indonesia.
2. Indeks yang dipergunakan adalah Indeks Harga Konsumen
(IHK) Indonesia, dengan nilai sebesar 0.4 pada saat
penandatangan kontrak.
3. Besarnya hedging dalam menentukan apakah perlu dilakukan
penyesuaian harga, adalah perubahan IHK mencapai 5% atau
lebih, yang diperoleh dari hasil pengurangan nilai IHK baru
dengan IHK awal, saat penandatangan kontrak, dibagi nilai
IHK awal
Z. Penyelesaian Jika perselisihan Para Pihak mengenai pelaksanaan Kontrak tidak
Perselisihan dapat diselesaikan secara damai maka Para Pihak menetapkan
lembaga penyelesaian perselisihan tersebut. seperti berikut dibawah
sebagai Pemutus Sengketa.
Semua sengketa yang timbul dari Kontrak ini, akan diselesaikan dan
diputus oleh Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) menurut
peraturan-peraturan administrasi dan peraturan-peraturan prosedur
arbitrase BANI, yang keputusannya mengikat kedua belah pihak yang
bersengketa sebagai keputusan tingkat pertama dan terakhir. Para
Pihak setuju bahwa jumlah arbitrator adalah 3 (tiga) orang. Masing-
masing Pihak harus menunjuk seorang arbitrator dan kedua
arbitrator yang ditunjuk oleh Para Pihak akan memilih arbitrator
ketiga yang akan bertindak sebagai pimpinan arbitrator.

26
Lampiran A – Syarat-Syarat Khusus Kontrak

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Pihak Kedua wajib berusaha dan memastikan 100% ketersediaan stok gas industri kebutuhan
operasional Anak Perusahaan Pihak Pertama, dan apabila dalam pelaksanaan kontrak ini, ada
tambahan Indikator Kinerja Utama, wajib dibuatkan definisi, metoda pengukuran dan penetapan
ambang batas bawah dan atas.

Adapun Indikator Kinerja Utama berikut dibawah, digunakan untuk mengukur dan memantau
kinerja Pihak Kedua selama periode kontrak. Pihak Pertama berhak menegakkan disiplin,
memberikan teguran dan kesempatan kepada Pihak Kedua untuk melakukan tindakan koreksi
setiap terjadi kegagalan terhadap salah satu Indikator Kinerja Utama.

Apabila tindakan-tindakan koreksi yang diterapkan tidak mengalami perubahan yang berarti, atas
pertimbangan bukti-bukti yang ada, Pihak Pertama dapat melakukan terminasi kontrak sebelum
tanggal berakhirnya kontrak.

No KPI Deskripsi Standar Penalti dan/atau Koreksi


A Kinerja Setiap Surat Pesanan pembelian
pengiriman Pesanan (SP) akan yang tertunda sbb.: Tidak dikenakan penalti
barang setiap mencantumkan a) ≤ 5 hari kalender
Surat tanggal kapan Pihak Kedua wajib
Pesanan (SP) Barang harus mengirim tabung gas
diterima oleh dengan angkutan khusus
Pihak Pertama. untuk memenuhi
b) 6 s/d 10 hari
kebutuhan Pihak
Tanggal pengiriman kalender
Pertama, kelebihan
yang diperlukan ongkos kirim menjadi
harus didasarkan tanggung jawab Pihak
pada nominasi lead- Kedua.
time Pihak Kedua a) Pihak Pertama berhak
dalam dokumen membatalkan Surat
penawaran, dan Pesanan
persyaratan dari b) Menginstruksikan
Pihak Pertama. Pihak Kedua untuk
mengirimkan Barang
dengan angkutan
c) > 10 hari kalender
khusus atas biaya
Pihak Kedua, atau
c) Pihak Pertama dapat
membeli dari sumber
lain, dan semua biaya
tambahan dibebankan
kepada pihak Kedua.
B Kinerja Kinerja Pihak Persentase ketepatan
Status Pihak Kedua
Triwulanan Kedua dipantau waktu pengiriman SP,
adalah “Preferred Vendor”
Pihak Kedua dan dilaporkan setiap triwulan ≥ 95%
triwulanan. Status Pihak Kedua
94% s/d 85%
adalah “Average Vendor”

27
No KPI Deskripsi Standar Penalti dan/atau Koreksi
Status Pihak Kedua
< 84%
adalah “Below Average”
Berakibat pada terminasi
Jika berkelanjutan kontrak.
C Kepatuhan Pihak Kedua Pihak Kedua wajib Setiap pelanggaran
terhadap wajib melakukan mematuhi semua terhadap Peraturan
Peraturan semua kewajiban ketentuan peraturan Pemerintah manapun, akan
Pemerintah dalam Kontrak Pemerintah yang diberikan surat teguran,
sesuai dengan berlaku secara penuh, jika pelanggaran yang
ketentuan dan tidak diperkenankan sama terus terulang
peraturan terjadinya pelanggaran kembali, akan mengarah
Pemerintah yang terhadap Peraturan pada terminasi Kontrak
berlaku Pemerintah
D Ketidak Barang yang dikirim Pihak Kedua wajib Semua ketidaksesuaian
sesuaian harus memenuhi mengupayakan dan harus segera diatasi sesuai
deskripsi spesifikasi, menjaga tingkat ketentuan khusus yang
kuantitas dan akurasi sebesar 98% tertuang dalam Kontrak.
kualitas sebagai terhadap Barang yang Tingkat akurasi dibawah
mana diuraiakan dipasok berdasar kan 95% dapat berakibat pada
dalam Surat Pesanan Surat Pesanan dan terminasi kontrak
dan Kontrak Kontrak
E Dukungan Kesanggupan Frekuensi kunjungan Biaya dukungan teknis
Teknis di Pihak Kedua ke lokasi kerja/proyek sudah termasuk dalam
lokasi kerja untuk memberikan adalah semesteran, formulasi harga produk
dukungan teknis di dan laporan dalam Lampiran B SSKK –
lokasi kerja/proyek, kunjungan berupa; Daftar Kuantitas dan Harga
yang terkait produk inspeksi mutu Barang, Satuan.
yang ditawarkan penyimpanan, Apabila Pihak Kedua
aplikasi, dsb., sesuai gagal untuk memberikan
kesepakatan yang dukungan teknis, rabat
tertuang dalam diberikan kepada Pihak
Kontrak Pertama.
F Respon Pihak Kedua wajib Tanggapan setiap Kegagalan Pihak Kedua
terhadap merespon setiap pertanyaan/permintaan menanggapi pertanyaan
setiap pertanyaan, yang penawaran harga dari /permintaan penawaran
pertanyaan/ merupakan bagian Pihak Kedua tidak harga produk yang
permintaan dukungan teknis. lebih dari 2 hari kerja. relevan, melebihi “Vendor
penawaran Pertanyaan dapat Hasil akhir dari setiap response time” dapat
harga berupa; percepatan komunikasi harus berakibat pada pembatalan
terhadap pengiriman, biaya, dapat menjawab inti Surat Pesanan.
produk yang spesifikasi, atau dari pertanyaan tsb, Pihak Kedua yang gagal
relevan permintaan sedang pengukuran merespon pertanyaan
penawaran harga kinerja Pihak Kedua >10% dari jumlah
Safety Supplies lain tetap berdasarkan pertanyaan/permintaan
yang tidak tercakup “Vendor response penawaran harga dapat
dalam Kontrak time” – tidak lebih berakibat pada terminasi
tetapi masih relevan. dari 2 (dua) hari kerja. Kontrak.
G Kualitas Merupakan Pihak Kedua tidak a. Pihak Kedua harus
Safety tanggung jawab boleh mengganti atau segera mengganti
28
No KPI Deskripsi Standar Penalti dan/atau Koreksi
Supplies Pihak Kedua mengubah spesifikasi produk yang tidak
untuk menjaga Barang apapun yang sesuai, atau
kualitas produk tercakup dalam b. Pihak Pertama dapat
yang ditawarkan kontrak, dan dengan membeli produk yang
sesuai takaran dan cara apapun termasuk identik dari sumber
spesifikasi yang merek dan kualitas lain, dimana semua
disepakati dalam ekses biaya dibeban
kontrak. kan kepada Pihak
Kedua.
c. Kegagalan yang dapat
diterima maksimum 3
kali per tahun, apabila
kecenderungan atas
kegagalan terus
meningkat, dapat
berakibat pada
terminasi kontrak.
H Performa Pihak Kedua Penyesuaian harga Setiap tagihan yang
harga harus dapat mem- yang disepakati diajukan oleh Pihak
pertahankan terhadap “naik atau Kedua kepada Pihak
formula perhitung- turunya IHK” adalah Pertama harus merujuk
an penyesuaian apabila nilai kumulasi pada harga satuan Kontrak
harga yang telah kenaikan/penurunan atau Adendum Kontrak
disepakati untuk mencapai 5% dari terakhir yang ditanda-
semua jenis Safety nilai IHK awal pada tangani oleh Para Pihak.
Supplies, kecuali saat penandatanganan Setiap tagihan yang
jika ada kenaikan kontrak ini. didapati mencantumkan
atau penurunan Simulasi perhitungan harga yang salah akan
IHK dengan nilai penyesuaian harga dikembalikan ke Pihak
kumulasi melebihi yang disebabkan “naik Kedua tanpa dibayar,
ambang batas atas atau turunya nilai sampai dengan Pihak
atau bawah yang IHK” diuraikan secara Kedua dapat mengkoreksi
disepakati dalam rinci pada Lampiran E kesalahan harga.
kontrak – SSKK – Simulasi Pengajuan tagihan dengan
Perhitungan harga yang tidak benar
Penyesuaian Harga berulang kali, sekalipun
Satuan sudah diberikan teguran,
dapat berakibat pada
terminasi Kontrak.

29
Lampiran B – Syarat-Syarat Khusus Kontrak
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA SATUAN
(Syarat Pembayaran 60 hari)

1. Spesifikasi Teknis Safety Supplies (Atasan/Baju)

No. Safety Supplies Kantor Kuantitas Satuan Harga Jumlah

30
Lampiran C – Syarat-Syarat Khusus Kontrak
DAFTAR PROFILE ANAK PERUSAHAAN PIHAK PERTAMA

NAMA ANAK PERUSAHAAN AKTA AKTA BIDANG


NO IZIN USAHA
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK PENDIRIAN PERUBAHAN USAHA
PT CIPTA KRIDATAMA Usaha Jasa
1. No.27/1997 No.11/2013 No.920.K/30/DJB/2015
NPWP 01.797.267.0-091.000 Pertambangan
PT SUMBERDAYA SEWATAMA Usaha Jasa No.1-903830-3171-2-
2. No.201/1992 No.84/2016
NPWP 01.572.336.4-062.000 Konstruksi 00417/2018
PT SANGGAR SARANA BAJA Izin Usaha No.165/M/SK/IMLDL/IX/
3. No.173/1977 No.86/2016
NPWP 01.002.752.2-007.000 Industri 89
PT RESWARA MINERGI HARTAMA Izin Usaha No.76/24.1PB.7/31.74/-
4. No.38/2010 No.24/2016
NPWP 03.070.019.9-017.000 Perdagangan 1.824.27/e/2016
PT TUNAS INTI ABADI Izin Usaha No.324/24.1PB.7/31.74/-
5. No.28/2003 No.275/2017
NPWP 02.361.752.5-017.000 Perdagangan 1.824.27/e/2016
PT MIFA BERSAUDARA Izin Usaha No.58-51/01-
6. No.69/2002 No.276/2017
NPWP 02.078.461.7-103.000 Perdagangan 06/PM/IX/2013
PT BARA ENERGI LESTARI Izin Usaha No.002-020/01-
7. No.4/2005 No.279/2017
NPWP 02.492.381.5-017.000 Perdagangan 16/PK/XII/2016
PT CIPTA KRIDA BAHARI Usaha Jasa
5. No.57/1997 No.7/2016 No.080/6.13.1/1.81/2016
NPWP 01.797.289.4-062.000 Transportasi
PT ALFA TRANS RAYA Usaha Jasa No. BXXXIV -162/AT.54
6. No.32/2006 No.1/2016
NPWP 02.616.970.6-062.000 Transportasi Tgl.26.02.2007
PT BARUNA DIRGA DHARMA Usaha Jasa No. BX.755/AL.001
7. No.44/2011 No.2/2016
NPWP 03.124.466.8-017.000 Transportasi Tgl.08.12.2011

31
Lampiran D – Syarat Syarat Khusus Kontrak
Indeks Harga Konsumen (IHK)
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia

32
Lampiran E – Syarat Syarat Khusus Kontrak

Simulasi Perhitungan Penyesuaian Harga Satuan

Asumsi Indeks Harga Konsumen dan Kurs Tengah BI


Harga Dasar Produk (P0) : 20,000
Koefisien tetap yang terdiri atas keuntungan (a) : 15%
Koefisien dari harga dasar produk (b) : 85%

IHK bulan sebelumnya (A0) : 122.75


IHK bulan sekarang (An) : 132.99
Kurs Tengah BI bulan sebelumnya (B0) : 13,100
Kurs Tengah BI bulan sekarang (Bn) : 14,060
10.240

Simulasi I
Simulasi Perhitungan Penyesuaian Harga Produk Dalam Negeri
sehubungan dengan kenaikan IHK 8.34%
Perubahan IHK
Koefisiensi (b) Increase (%)
2017 (A0) 2018 (An)
122.75 132.99 85% 8.34%
Contoh Simulasi
Formulasi Pn = P0 (a + (b(An/A0)]
Harga Baru Produk (Pn) 21,418
Dampak Kenaikan Harga 7.09%

P0 merujuk pada harga dasar dalam negeri

Simulasi II
Simulasi Perhitungan Penyesuaian Harga Produk Impor, kenaikan Kurs
Tengah Dollar 7.33%
Perubahan Kurs Dollar
Koefisiensi (b) Increase (%)
2017 2018
13,100 14,060 85% 7.33%
Contoh Simulasi
Formulasi Pn = P0 (a + (b(Bn/B0)]

Harga Baru 21,245


Dampak Kenaikan Harga 6.23%

P0 merujuk pada harga LDP (Landed Duty Paid)

33
Lampiran F – Syarat Syarat Khusus Kontrak
SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG (SPPB)

Nomor: ………………………………… Jakarta,.................... 2017


Lampiran: Kontrak Pengadaan Safety Supplies

Kepada Yth.
…………………………………….

Dengan hormat,

Perihal: Surat Penunjukan Penyedia untuk melaksanakan Paket Pekerjaan Pengadaan Safety
Supplies di PT XXX Tbk. dan Anak Perusahaanya

Dengan ini kami sampaikan bahwa kami telah menerima Dokumen Penawaran Saudara No.
…………………… tanggal ……………. ……….2017 perihal Pengadaan/Pasokan Safety
Supplies di PT XXX Tbk. dan Anak Perusahaan, dengan perkiraan nilai kontrak selama 24
(dua puluh empat) bulan termasuk Pajak Pertambahan Nilai dan dengan syarat pembayaran
60 (enam puluh) hari, sebesar Rp… ...................................................................................... ,-
(……………………………………………………………………………………………………..).
Perkiraan tersebut sesuai dengan nilai transaksi selama periode tahun 2017.

Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang (SPPB) ini, Saudara diwajibkan
menyerahkan Jaminan Pernyataan dan melengkapi syarat-syarat administrasi yang dinilai masih
belum memadai, dan bersedia menandatangani Surat Perjanjian (Kontrak Payung) paling lambat
5 (lima) hari kerja setelah diterbitkannya SPPB ini. Kegagalan Saudara untuk menerima Surat
Penunjukan ini, yang dibuat berdasarkan hasil evaluasi Dokumen Penawaran Saudara, akan
dikenakan sanksi sesuai ketentuan Perusahaan tentang Pengadaan Barang dan Jasa.

Hormat kami,
PT XXX Tbk

…………………….
Head of Procurement

Tembusan Yth.:
1. Komite Kontrak – PT XXX Tbk
2. Panitia Pengadaan – PT XXX Tbk
3. Procurement Dept Head – Anak Perusahaan Grup ABM

34
BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PENAWARAN

No.

Yang bertanda tangan dibawah ini: dalam jabatan selaku


dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
[Nama bank] berkedudukan di [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : [Pemberi Kerja]
Alamat :
selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp
(terbilang ) dalam bentuk
garansi bank sebagai Jaminan Penawaran atas pekerjaan berdasarkan Dokumen
Pengadaan No. tanggal , apabila:
Nama : [Peserta Pelelangan]
Alamat :
selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya
Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan yaitu:
a. Yang Dijamin menarik kembali penawarannya selama dilaksanakannya pelelangan atau sesudah
dinyatakan sebagai pemenang.
b. Yang Dijamin tidak:
1) Menyerahkan Jaminan Pelaksanaan setelah ditunjuk sebagai pemenang.
2) Menandatangani Kontrak, atau
3) Hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi sebagai calon pemenang.
c. Yang Dijamin terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN).
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pengadaan yang diikuti oleh YANG DIJAMIN.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Garansi Bank sebagai Jaminan Penawaran berlaku selama ( ) hari
kalender, dari tanggal s/d
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat
Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan, paling lambat 14 (empat belas) hari kalender
setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagai Jaminan Penawaran sebagaimana tercantum
dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah
menerima tuntutan penagihan dari Penerima Jaminan berdasar Keputusan Penerima Jaminan
mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi
kewajibannya.

35
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat
sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Garansi Bank sebagai Jaminan Penawaran ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan
jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing pihak
memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Dikeluarkan di:
Pada tanggal :

[Nama Bank]

Materai Rp.6000,-

[Nama dan Jabatan]

36

Anda mungkin juga menyukai