Anda di halaman 1dari 14

1

KEPALA DESA BATUR UTARA


KABUPATEN/KOTA BANGLI

PERATURAN DESA BATUR UTARA


NOMOR 5 TAHUN 2015

TENTANG

DAFTAR KEWENANGAN BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN


KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA BATUR UTARA

Menimbang a. bahwa Rancangan Peraturan Desa Batur Utara


tentang Daftar Kewenangan Berdasarkan Hak Asal
Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa telah
dibahas dalam musyawarah Desa;
b. bahwa Rancangan Peraturan Desa tentang Daftar
Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan
Kewenangan Lokal Berskala Desa sebagaimana
dimaksud pada huruf a, telah dibahas dan
disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b maka desa
Batur Utara menetapkan Peraturan Desa Batur
Utara tentang Daftar Kewenangan Berdasarkan Hak
Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa;
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara tahun Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495)
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6
tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 213,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5539);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5558) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber
Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara
2

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015


Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5694);
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094);
5. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015
tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak
Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 158);
6. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015
tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme
Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 159);
7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015
tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan
Pembubaran Badan Usaha Milik Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 296);
8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2015
tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa
Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 297);
9. Peraturan Bupati Kabupaten Bangli Nomor 38, 6
November 2015 tentang Daftar Kewenangan
Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal
Berskala Desa di Kabupaten Bangli.

Dengan Kesepakatan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BATUR UTARA
dan
KEPALA DESA BATUR UTARA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN DESA BATUR UTARA TENTANG DAFTAR


KEWENANGAN BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN
KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA.
3

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan:


1. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2. Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa meliputi
kewenangan di bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan Kemasyarakatan Desa,
dan Pemberdayaan Masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat,
hak asal usul dan adat istiadat Desa.
3. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
4. Perencanaan pembangunan desa adalah proses tahapan kegiatan yang
diselenggarakan oleh pemerintah Desa dengan melibatkan Badan
Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna
pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka
mencapai tujuan pembangunan desa.
5. Pembangunan Partisipatif adalah suatu sistem pengelolaan
pembangunan di desa dan kawasan perdesaan yang dikoordinasikan
oleh kepala Desa dengan mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan,
dan kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan
perdamaian dan keadilan sosial.
6. Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama
lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Desa.
7. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain
adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang
anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan
keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
8. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa,
dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan
Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.
9. Kewenangan berdasarkan hak asal usul adalah hak yang merupakan
warisan yang masih hidup dan prakarsa Desa atau prakarsa
masyarakat Desa sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat.
10. Kewenangan lokal berskala Desa adalah kewenangan untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat Desa yang telah dijalankan oleh
Desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh Desa atau yang muncul
karena perkembangan Desa dan prakasa masyarakat Desa.
4

BAB II
KEWENANGAN BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN
LOKAL BERSKALA DESA

Pasal 2

Kewenangan berdasarkan hak asal usul meliputi:


a. sistem organisasi perangkat Desa;
b. sistem organisasi masyarakat adat;
c. Upacara adat-istiadat;
d. pembinaan kelembagaan masyarakat;
e. pembinaan lembaga dan hukum adat;
f. pengelolaan tanah kas Desa;
g. pengelolaan tanah Desa atau tanah hak milik Desa yang menggunakan
sebutan setempat;
h. pengelolaan tanah bengkok;
i. pengelolaan tanah pecatu;
j. pengelolaan tanah titisara; dan
k. pengembangan peran masyarakat Desa.

Pasal 3

Kewenangan lokal berskala Desa meliputi:


a. bidang pemerintahan Desa;
b. pembangunan Desa;
c. kemasyarakatan Desa; dan
d. pemberdayaan masyarakat Desa.

Pasal 4

Dana Desa yang bersumber dari APBN digunakan untuk mendanai


pelaksanaan kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal
berskala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3.

BAB III
RINCIAN DAFTAR KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA

Pasal 5

Daftar kewenangan berdasarkan hak asal usul sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 2 meliputi:
a. pengelolaan tanah kas Desa;
b. pengelolaan tanah Desa atau tanah hak milik Desa yang menggunakan
sebutan setempat; dan
c. pengelolaan tanah bengkok;
5

Pasal 6

Daftar kewenangan lokal berskala Desa bidang pemerintahan Desa


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a meliputi:
a. pembentukan BPD;
b. penetapan dan penegasan batas Desa;
c. penyelenggaraan Musyawarah Desa;
d. penetapan kerja sama antar Desa;
e. pembangunan sarana dan prasarana Desa;
f. pendataan Desa;
g. pemetaan partisipatif untuk penyusunan tata ruang Desa;
h. penyelenggaraan perencanaan Desa;
i. pengelolaan informasi Desa;
j. penetapan APB Desa;
k. Pembentukan organisasi Desa;
l. Pengelolaan dan peningkatan pendapatan Desa;
m. Pengelolaan keuangan Desa;
n. Penyusunan dan Penetapan RPJMdesa dan RKPDesa;
o. Peningkatan kapasitas Aparatur Desa;
p. Penetapan Peraturan Desa;
q. Penetapan dan pengelolaan Aset-aset Desa;
r. Pelaksanaan dan pengelolaan Sistem Informasi Desa; dan
s. Pengelolaan Arsip Desa;

Pasal 7

Daftar kewenangan lokal berskala Desa bidang pembangunan Desa


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b meliputi:
(1) Pelayanan Ddasar Desa meliputi:
a. Pengembangan dan fasilitasi peningkatan kader kesehatan Desa;
b. Penglolaan dan pembinaan posyandu;
c. Pembinaan dan pengawasan sanitasi lingkungan;
d. Pengadaan sarana kesehatan tingkat Desa;
e. Pemberian Makanan Tambahan dan Vitamin;
f. Pembangunan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan;
g. Pembinaan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini;
h. Fasilitasi penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan
Formal dan Non Formal;
i. Fasilitasi pendidikan dasar di Desa;
j. Bantuan Siswa Miskin;
k. Bantuan Siswa Berprestasi;
l. Pengelolaan dan pengadaan sanggaran belajar dan sanggar seni
budaya;
m. Fasilitasi Pengembangan seni dan budaya di Desa;
n. Fasilitasi pengurusan orang terlantar dan difabel;
o. Pendataan penyandang masalah social dan potensi kesejahteraan
social;
p. Fasilitasi pemberian bantuan social bagi penyandang masalah
kesejahteraan social; dan
q. Penanggulangan kemiskinan Tingkat Desa;
6

(2) Sarana dan Prasarana meliputi:


a. Pembangunan dan pemeliharaan Kantor Perbekel, Kantor Kelian
Banjar Dinas dan Balai Masyarakat;
b. Pembangunan sarana dan prasarana Pemerintahan Desa;
c. Pembangunan dan pemeliharaan jalan Desa;
d. Pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha tani;
e. Pembangunan dan pemeliharaan irigasi tersier;
f. Pembangunan dan pemeliharaan tempat suci/ibadah;
g. Pembangunan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan;
h. Pembangunan dan pengelolaan air bersih berskala desa;
i. Fasilitasi pembangunan MCK untuk RTM;
j. Pembangunan dan pemeliharaan saluran pembuangan air limbah dan
drainase Desa;
k. Pembangunan dan pemeliharaan lapangan Desa dan sarana olah raga
Desa lainnya;
l. Pembangunan dan pemeliharaan Taman Desa;
m. Penanganan kebersihan di Desa;
n. Penanganan penerangan jalan di Desa;
o. Pengadaan dan pemeliharaan taman desa; dan
p. Fasilitasi pemberian bantuan pemugaran rumah tidak layak huni bagi
RTM;

(3) Pengembangan Ekonomi Lokal Desa meliputi:


a. Pengelolaan kelompok usaha ekonomi produktif;
b. Fasilitasi permodalan bagi Usaha Mikro Kecil;
c. Penguatan kapasitas kelompok usaha mikro kecil;
d. Pembinaan dan pengembangan pedagang mikro kecil;
e. Pengembangan system usaha produksi pertanian yang tertumpu pada
sumberdaya, kelembagaan dan budaya local;
f. Pengembangan kelembagaan petani local;
g. Fasilitasi modal usaha tani;
h. Fasilitasi penyediaan benih/bibit unggul;
i. Pengembangan wisata desa di luar rencana induk pengembangan
pariwisata kabupaten;
j. Penumbuhan dan pengembangan industri kecil dan kerajinan;
k. Fasilitasi sarana dan prasarana industri kerajinan; dan
l. Fasilitasi sarana dan prasarana pedagang kecil.

(4) Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Desa meliputi:


a. Fasilitasi dan pelaksanaan penghijauan Desa;
b. Pengawasan terhadap kegiatan dan usaha yang berdampak terhadap
lingkungan hidup desa;
c. Fasilitasi pembentukan Kelompok Peduli Lingkungan di Desa; dan
d. Peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang berupa kegiatan
pemanfaatan ruang sesuai karifan local dan recana tata ruang yang
telah ditetapkan.

Pasal 8

Daftar kewenangan lokal berskala Desa bidang pembinaan kemasyarakatan


Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c meliputi:
a. Membina keamaan, ketertiban dan ketentraman wilayah dan masyarakat
Desa;
b. Membina kerukunan warga masyarakat;
c. Memelihara perdamaian, menangani konflik dan melakukan mediasi di
Desa;
7

d. Melestarikan dan mengembangkan gotong royong masyarakat Desa;


e. Pengelolaan kelompok Bina Keluarga Balita;
f. Fasilitasi keterampilan produktif bagi keluarga sejahtera;
g. Fasilitasi bantuan pelayanan kesehatan bagi RTM;
h. Pembinaan olah raga tingkat Desa;
i. Peningkatan sumberdaya manusia bidang olah raga;
j. Fasilitasi pembinaan organiasi dan kegiatan pemuda Desa; dan
k. Penyelenggaraan kompetisi olah raga tingkat Desa.

Pasal 9

Daftar kewenangan lokal berskala Desa bidang pemberdayaan masyarakat


Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d meliputi:
a. Fasilitasi kelompok tani;
b. Fasilitasi kelompok masyarakat lain di Desa;
c. Pemberian santunan sosial kepada keluarga kurang mampu;
d. Fasilitasi terhadap kelompok – kelompok rentan; kelompok masyarakat
miskin, perempuan, anak, masyarakat adat, dan difabel;
e. Analisis kemiskinan secara partisipatif di Desa;
f. Pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi kader
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat;
g. Peningkatan kapasitas melalui pelatihan usaha ekonomi Desa;
h. Pendayagunaan teknologi tepat guna;
i. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui kader pemberdayaan
masyarakat desa;
j. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui kelompok masyarakat
miskin;
k. Pembentukan dan penguatan kader pemberdayaan masyarakat;
l. Pembentukan dan penguatan organisasi kemasyarakatan di Desa;
m. Pengelolaan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga;
n. Penyelenggaraan promosi kesehatan dan gerakan hidup bersih dan
sehat;
o. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui kelompok usaha ekonomi
produktif;
p. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui kelompok perempuan;
q. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui kelompok pengrajin dan
pedagang;
r. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui kelompok pemuda;
s. Penyelenggaran perencanaan pembangunan desa;
t. Monitoring, evaluasi, dan pengendalian pembangunan desa; dan
u. Peningkatan peranserta masyarakat dalam kebijakan pemerintah.

BAB III
PUNGUTAN DESA

Pasal 10
(1) Desa berwenang melakukan pungutan atas usaha yang dihasilkan dari
pelaksanaan kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan
lokal berskala Desa;
(2) Hasil usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimasukkan ke dalam
pendapatan asli Desa sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 72 ayat (1)
UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Pasal 23 Peraturan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 1
8

Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul


dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.

Pasal 11
Kepala Desa menetapkan Peraturan Kepala Desa dan/atau Keputusan
Kepala Desa guna pelaksanaan pungutan desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10.

BAB IV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 12
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap
orang dapat mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini
dalam Lembaran Desa dan Berita Desa oleh Sekretaris Desa.

Ditetapkan di Desa Batur Utara


pada tanggal 28 Desember 2015
KEPALA DESA BATUR UTARA,

I MADE TADINAS

Diundangkan di Desa Batur Utara


pada tanggal 28 Desember 2015
SEKRETARIS DESA,

I MADE RUDI HITA UTAMA

LEMBARAN DESA BATUR UTARA TAHUN 2015 NOMOR 5


9

LAMPIRAN I

PERATURAN DESA BATUR UTARA


NOMOR 5 TAHUN 2015

TENTANG

DAFTAR KEWENANGAN BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN


KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA

DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL


NO. BIDANG URAIAN
1 Bidang Penyelenggaraan a. Penataan dan pembinaan system
Pemerintahan organisasi/lembaga adat, seperti :
Desa Adat/Pakraman, Banjar Adat,
Subak/Subak Abian, Sekaa Teruna,
Tempek/Dadia sesuai dengan kondisi
wilayah/desa;
b. Tata linggih (penataan) hak dan
kewajiban purusa lan pradana sesuai
budaya setempat;
c. Kegiatan lain sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi desa
berdasarkan warisan budaya,
kebiasaan dan adat.
2. Bidang Pelaksanaan a. Pelestarian budaya gotong-royong,
Pembangunan ngayah, suka duka, aci-aci dan lain-
lain;
b. Penataan dan pembangunan
pahrayangan, pawongan dan
palemahan Desa;
c. Kegiatan lain sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi desa
berdasarkan warisan budaya,
kebiasaan dan adat.
3. Bidang Pembinaan a. Pembinaan system organisasi
Kemasyarakatan masyarakat desa, seperti; Sekaa-
sekaa sesuai dengan kearifan local
desa, Pembinaan Dadia/Warga,
Pembinaan Pecalang;
b. Pembinaan kegiatan kelembagaan
masyarakat adat, seperti; Agama,
Pasraman Desa, Pembinaan Awig-
awig, dan Kerukukan Umat
Beragama;
c. Pembinaan dan pelestarian
kelompok-kelompok seni tradisional;
d. Kegiatan lain sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi desa
berdasarkan warisan budaya,
kebiasaan dan adat.
4. Bidang Pemberdayaan a. Pelestarian Budaya Bali, seperti;
Masyarakat Pembinaan Taari dan Tabuh, Payas,
Tenun, Undagi;

b. Pengorganisasian melalui
10

pembentukan dan fasilitasi lembaga


kemasyarakatan dan lembaga adat;
c. Kegiatan lain sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi desa
berdasarkan warisan budaya,
kebiasaan dan adat.

PERBEKEL DESA BATUR UTARA

I MADE TASDINAS

LAMPIRAN II
11

PERATURAN DESA BATUR UTARA


NOMOR 5 TAHUN 2015

TENTANG
DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN
KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA

DAFTAR KEWENGAN LOKAL BERSKALA DESA


NO. BIDANG URAIAN KEWENGAN
1. Penyelenggaraan 1. Pemberian izin hak pengelolaan atas tanah
Pemerintahan Desa;
2. Penyelenggaraan Pemilihan Perbekel dan
Pengisian, Tenaga Teknis, Penetapan serta
Pemberhentian Perangkat Desa;
3. Pendataan dan pengklasifikasian tenaga
kerja desa;
4. Pendataan penduduk yang bekerja di Luar
Negeri;
5. Fasilitasi penyelenggaraan pelatihan tenaga
kerja;
6. Pelaksanaan pendataan, regristrasi dan
mutasi penduduk Desa;
7. Pembentukan organisasi pemerintah Desa;
8. Penetapan Badan Usaha Milik Desa;
9. Pendataan potensi Desa dan penyusunan
Profil Desa;
10. Pendataan dan pengisian Badan
Permusyawaratan Desa;
11. Peningkatan kapasitas perangkat Desa;
12. Penyusunan penetapan APBDesa,
Perubahan APBDesa dan
Pertanggungjawaban APBDesa;
13. Pengelolaan dan peningkatan pendataan
Desa;
14. Pengelolaan keuangan Desa;
15. Pengelolaan pungutan Desa;
16. Fasilitasi dan Pengembangan system
managemen informasi pengelolaan
keuangan Desa;
17. Penyusunan dan Penetapan RPJM Desa dan
RKP Desa;
18. Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Desa;
19. Penetapan Peraturan Desa;
20. Penetapn dan penyelenggaraan kerjasama
antar Desa dan atau pihak ketiga;
21. Sosialiasi berbagai peraturan tingkat Desa;
22. Penetapan dan pengelolaan Aset-aset Desa;
23. Fasilitasi dan pengembangan jaringan
informasi dan komunikasi Desa dan antar
Desa;
24. Pelaksaan dan pengelolaan Sistem Informasi
Desa;
25. Pengelolaan arsip Desa;
26. Pengadaan dan pengelolaan Perpustakaan
12

Desa;
27. Penetapan Desa dalam keadaan darurat,
seperti; kejadian bencana, konflik, rawan
pangan, wabah penyakit, dll.
28. Pembentukan desa tangguh bencana;
29. Pembentukan peta rawan dalam bencana
desa; dan
30. Pengadaan peralatan kebencanaan.
2. Pembangunan Desa 1. Pembangunan dan pengembangan pos
A. Pelayanan Dasar Desa kesehatan Desa dan Polindes;
2. Pengembangan dan fasilitasi peningkatan
kader/tenaga kesehatan Desa;
3. Pengelolaan dan pembinaan Posyadu;
4. Pembangunan dan pemeliharaan sanitasi
lingkungan;
5. Penyuluhan sederhana tentang penyakit
menular dan penyakit tidak menular;
6. Pengadaan sarana kesehatan tingkat Desa;
7. Fasilitasi penyelenggaraan Desa Siaga;
8. Pemberian Makanan Tambahan dan
Vitamin;
9. Pembangunan dan pemeliharaan sanitasi
lingkungan;
10. Pembinaan dan pengelolaan Pendidikan
anak usia dini;
11. Fasilitasi dan motivasi terhadap kelompok
belajar di Desa;
12. Fasilitai penyelenggaraan Pendidikan Anak
Usia Dini;
13. Fasilitasi tempat pendidikan Dasar di Desa;
14. Pendataan pendidikan di Desa;
15. Bantuan siswa miskin;
16. Bantuan siswa berprestasi;
17. Pengadaan dan pengelolaan sanggar belajar
dan sanggar seni budaya;
18. Fasilitasi pengurusan orang terlantar dan
difabel;
19. Pendataan penyandang masalah social dan
potensi kesejahteraan social;
20. Penanggulangan kemiskinan Tingkat Desa;
dan
21. Penetapan Penduduk Miskin Tingkat Desa
berdasarkan Indikator kemiskinan daerah.
B. Sarana dan Prasarana 1. Pembangunan dan pemeliharaan Kantor
Perbekel, Kantor Klian Bnjar Dinas dan
Balai Masyarakat;
2. Pembangunan sarana dan prasarana
Pemerintahan Desa;
3. Pembangunan dan Pemeliharaan jalan
Desa;
4. Pembangunan dan Pemeliharaan
embun/cubang Desa;
5. Pembangunan dan pemeliharaan jalan
usaha tani;

6. Pembangunan dan pemeliharaan irigasi


13

tersier;
7. Pengembangan sarana prasarana produksi
di Desa;
8. Pembangunan dan pemeliharaan tempat
suci/ibadah;
9. Pembangunan dan pemeliharaan sanitasi
lingkungan;
10. Pembangunan dan pengelolaan air bersih
berskala desa;
11. Fasilitasi pembangunan MCK untuk RTM;
12. Pembangunan dan pemeliharaan saluran
pembuangan air limbah dan drainase Desa;
13. Pembangunan dan pemeliharaan lapangan
Desa dan sarana olahraga Desa lainnya;
14. Pembangunan dan pemeliharaan taman
Desa;
15. Pengelolaan Tempat Pengelolaan Sampah
Tepadu Tingkat Desa;
16. Penanganan kebersihan di Desa;
17. Penanganan penerangan jalan di Desa; dan
18. Fasilitasi pemberian bantuan pemugaran
rumah tidak layak huni bagi RTM.
C. Pengembangan 1. Pendirian dan pengelolaan Badan Usaha
Ekonomi Lokal Desa Milik Desa
2. Fasilitasi penyedian benih/bibit unggul;
3. Pengembangan usaha mikro berbasis Desa;
4. Pengelolaan kelompok usaha ekonomi
produktif;
5. Fasilitasi pemodalan bagi Usaha Mikro
Kecil;
6. Penguatan kapasitas kelompok Usaha Mikro
Kecil;
7. Pembinaan dan Pengembangan Pedagang
Mikro dan Kecil;
8. Pengembangan system usaha produksi
pertanian yang bertumpu pada sumberdaya,
kelembagaan dan budaya local;
9. Pengembangan kelembagaan petani local;
10. Fasilitasi modal usaha tani;
11. Pengembangan wisata Desa di luar rencana
induk pengembangan pariwisata kabupaten;
dan
12. Penumbuhan dan pengembangan industry
kecil dan kerajinan.
D. Pemanfaatan Sumber 1. Fasilitasi pembentukan Kelompok Peduli
Daya Alam dan Lingkungan Desa.
Lingkungan Desa
3. Pembinaan 1. Membina keamanan, ketertiban dan
Kemasyarakat ketentraman wilayah dan masyarakat Desa;
2. Membina kerukunan warga masyarakat
Desa;
3. Memelihara perdamaian, menangani konflik
dan melakukan mediasi di Desa;
4. Melestarikan dan mengembangkan gotong
royong masyarakat Desa;
14

5. Pelaksanaan penyuluhan tentang Keluarga


Berencana;
6. Fasilitasi ketrampilan produktif bagi
keluarga prasejahtera;
7. Fasilitasi bantuan pelayanan kesehatan
keluarga bagi RTM;
8. Pembinaan olahraga tingkat Desa;
9. Peningkatan sumberdaya manusia bidang
olahraga;
10. Fasilitasi pembinaan organisasi dan
kegiatan pemuda Desa; dan
11. Penyelenggaraan kompetensi olahraga
tingkat Desa.
4. Pemberdayaan 1. Fasilitasi kelompok tani;
Masyarakat 2. Fasilitaasi kelompok masyarakat lain di
Desa;
3. Pemberian santuanan social kepada
keluarga fakir miskin;
4. Fasilitasi kelompok seni budaya;
5. Analisis kemiskinan secara partisipatif di
Desa;
6. Pengorganisasian melalui pembentukan dan
fasilitasi kader pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat;
7. Peningkatan kapasitas melalui pelatihan
usaha ekonomi Desa;
8. Pendayagunaan teknologi tepat guna;
9. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui
kader pemberdayaan masyarakat Desa;
10. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui
kelompok masyarakat miskin;
11. Pembentukan dan penguatan kader
pemberdayaan masyarakat;
12. Pembentukan dan penguatan organisasi
kemasyarakatan di Desa;
13. Pengelolaan Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga;
14. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui
kelompok usaha ekonomi produktif;
15. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui
kelompok perempuan;
16. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui
kelompok pengrajin dan pedagang;
17. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui
kelompok pemuda;
18. Penyelenggaraan perencanaan Pembanguan
Desa;
19. Monitoring, evaluasi, dan pengendalian
pembangunan Desa; dan
20. Peningkatan peran serta masyarakat dalam
kebijakan pemerintahan.
PERBEKEL DESA BATUR UTARA

I MADE TASDINAS

Anda mungkin juga menyukai