Empat Putera
Utama Bersama Dengan Metode Seven Tools
Danang Bagus Pambudi
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
dngbgsp12@gmail.com
ABSTRACT
Company PT. Empat Putra Utama Bersama is engaged in services. Which manufactures railroad seats and
repairs railroad seats. Having problems in the quality assurance control section which has damaged the quality
of railroad seats. Product defects can cause losses. Quality control is a planned technique and activity carried
out to achieve, maintain, and improve the quality of a product or service, so that it conforms to predetermined
standards, so as to meet customer satisfaction. Quality is simply the level of good or bad level, quality or
degree of something. The definition of quality is the suitability between the specifications of a product and
the needs of consumers, or the good or bad level of a product or service in the eyes of the user. In solving
these problems PT. The Four Main Boys Together use the Seven Tools method. This research method contains
theories related to corrective solutions to the problem. During the production of train seats, they experienced
pattern defects, color defects, stained upholstery fabrics and broken threads. Knowing the level of product
defect problems, namely pattern defects with a total of 834 meters.
Keywords: Seven Tools Method, Quality Assurance Control, Product Defects
ABSTRAK
Perusahaan PT. Empat Putera Utama Bersama bergerak di bidang jasa. Yang memproduksi jok kereta api dan
memperbaiki jok kereta api. Memiliki kendala di bagian pengendalian penjaminan mutu yang mengalami
kerusakan kualitas jok kereta api. Kecacatan produk dapat menimbulkan kerugian. Pengendalian mutu
merupakan teknik dan aktivitas terencana yang dilakukan untuk mencapai, mempertahankan, serta
meningkatkan mutu produk atau jasa, agar sesuai standar yang telah ditetapkan, sehingga dapat memenuhi
kepuasan pelanggan. Kualitas secara sederhana adalah tingkat baik buruknya taraf, mutu atau derajat sesuatu.
Pengertian kualitas adalah kesesuaian antara spesifikasi suatu produk dengan keperluan konsumen, atau
tingkat baik maupun buruk suatu produk barang atau jasa dimata pengguna. Dalam menyelesaikan
permasalahan tersebut PT. Empat Putra Utama Bersama menggunakan metode Seven Tools. Metode
penelitian ini berisikan teori yang berkaitan dengan solusi perbaikan untuk masalah tersebut. Pada saat
melakukan produksi jok kereta api mengalami cacat pola, cacat warna, kain jok terkena noda dan benang
putus. Diketahui tingkat masalah kecacatan produk yaitu pada cacat pola dengan jumlah 834 meter.
Kata kunci: metode Seven Tools, Pengendalian Penjaminan Mutu, Cacat Produk
PENDAHULUAN
Kegiatan kerja praktek lapangan (PKL) merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan seorang
mahasiswa masuk ke dalam dunia kerja nyata yang sesungguhnya untuk mendapat pengalaman.
PT. Empat Putera Utama Bersama adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan konstruksi
bangunan dengan pengerjaan tergantung kebutuhan pelanggan. Pembuatan jok kereta api adalah
salah satu proyek yang telah diselesaikan oleh perusahaan ini. Namun, saat melakukan aktivitas
produksi mengalami kerusakan kualitas jok kereta api. Kecacatan tersebut dapat menimbulkan
kerugian bagi perusahaan, untuk mengatasi masalah tersebut PT. Empat Putera Utama Bersama
melakukan perbaikan dengan menggunakan metodologi Seven Tools. Metode tersebut berisikan
check sheet, fishbone diagram, pareto diagram, control chart, scatter diagram, diagram alir,
histogram.
-1-
TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas secara sederhana adalah tingkat baik buruknya, taraf, mutu atau derajat sesuatu. Dalam hal
ini, sesuatu tersebut maampu mewakili banyak hal baik itu jasa, barang, keadaan atau lainnya.
Pengertian kualitas adalah kesesuaian antara spesifikasi suatu produk dengan keperluan konsumen,
atau tingkat baik maupun buruk suatu produk barang atau jasa [1]. Kualitas adalah suatu strategi
dasar bisnis yang menghasilkan barang atau jasa yang memenuhi kebutuhan dan kepuasan
konsumen internal dan eksternal. Strategi ini menggunakan seluruh kemampuan sumber daya
manajemen, pengetahuan, kompetensi inti, model, teknologi, peralatan, material, sistem dan
manusia [2]. Konsumen dan produsen memiliki posisi yang berbeda dan akan merasakan kualitas
secara berbeda juga sesuai dengan standar kualitas yang dimiliki dan pengalaman yang dirasakan.
Pada dasarnya konsep dari kualitas sering dianggap sebagai kesesuaian, keseluruhan ciri - ciri atau
karakteristik suatu produk yang diharapkan oleh konsumen [3]. Pengendalian mutu merupakan
teknik dan aktivitas terencana yang dilakukan untuk mencapai, mempertahankan, serta
meningkatkan mutu produk atau jasa agar sesuai standar yang dihasilkan dan dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan [4]. Pengendalian kualitas produk biasa dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana hasil produk atau jasa telah memenuhi standar perusahaan. Dapat dilakukan melalui
pendekatan keluaran yang dilakukan melihat sampel produk [5]. Fungsi pengendalian kualitas
produksi diperlukan agar produk yang dihasilkan tetap sesuai dengan rencana produksi. Tujuan
melakukan pengendalian mutu untuk melakukan optimasi dan perbaikan menggunakan aspek yang
dibutuhkan pada saat berlangsungnya proses produksi [6].
METODE
3. Diagram Pareto
Grafik balok dan grafik baris yang menggambarkan perbandingan masing - masing jenis
data terhadap keseluruhan.
4. Peta Kendali
Satu dari banyak alat untuk memonitoring proses dan mengendalikan kualitas.
-3-
5. Diagram Sebar
Gambaran yang menunjukkan kemungkinan hubungan antara pasangan dua macam
variabel.
6. Diagram Alir
Menggambarkan sistem secara total dengan menjelaskan langjah - langkah serta jalannya
proses, sehingga akan membentuk standing operation procedure untuk mendapatkan suatu
yang ideal.
7. Histogram
Alat untuk menunjukkan variasi data pengukuran, seperti berat badan sekelompok orang,
tebal plat besi, dan sebagainya.
-4-
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data cacat produk jok kereta api dari Bulan Maret - April 2023.
Jenis cacat
No Tanggal Produksi Cacat Noda Benang Cacat
(meter) Cacat pola (meter)
warna putus
-5-
Diagram pareto digunakan untuk mengetahui jenis cacat yang dominan pada produk jok kereta api di PT.
Empat Putera Utama Bersama. Prinsip diagram pareto adalah 20% dari masalah yang dominan menyebabkan
80% masalah lainnya. Berikut adalah diagram pareto dari produk cacat produk jok kereta api di PT. Empat
Putera Utama Bersama.
Jenis Cacat Jumlah Kumulatif %
No
Cacat Pola 834 834 27%
1
Cacat Warna 477 1.311 52%
2
Terkena Noda 330 1.641 76%
3
Benang Putus 637 2.278 1%
4
2.278 100%
Total
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan presentase kumulatif setiap jenis cacat. Cacat pola adalah paling
banyak 834 meter. Dari beberapa jenis cacat lainnya yang memiliki nilai 477 (cacat warna), 330 (terkena
noda) dan 637 (benang putus).
900
100%
800 90%
80%
700
70%
600 60%
500 50%
40%
400
30%
300 20%
10%
200
0%
Cacat pola Cacat warna Terkena noda
ena nodassx Benang putus
Jumlah Kumulatif
Diagram Pareto
-6-
Faktor
No Penyebab cacat S O D RPN
cacat
Terlambat mengganti suku
1 7 3 5 105
cadang
Manusia 2 Operator kurang teliti 8 5 9 360
3 Operator mesin salah setting 4 5 6 120
4 Temperatur terlalu over 9 7 8 504
Material 5 Material kurang bagus 8 7 8 448
6 Over load 9 5 6 270
kurangnya
Mesin 7 4 5 5 100
maintenance
8 Tempratur terlalu over 7 6 6 252
metode 9 Melanggar SOP 5 5 5 125
Lingkungan 10 Musim kemarau dan hujan 9 6 8 432
KESIMPULAN
1. Jenis cacat produk yang terjadi pada produk jok kereta api di PT. Empat Putera Utama Bersama adalah
cacat pola, cacat warna, terkena noda dan benang putus.
2. Jenis cacat produk yang paling sering terjadi atau mendominasi pada produk jok kereta api adalah cacat
pola.
3. Penyebab terjadinya cacat produk jok kereta api di PT. Empat Putera Utama Bersama adalah: Temperatur
terlalu over, material kurang bagus, musim kemarau dan hujan, operator kurang teliti, over load,
mengantuk saat bekerja, melanggar SOP, operator salah setting, terlambat mengganti suku cadang,
kurangnya maintenance.
-7-
4. Usulan perbaikan menggunakan 5W + 1H dengan dilakukannya penelitian tentang pentingnya setting
temperature pada mesin serta pengawasan secara rutin 1 minggu sekali dengan menggunakan check sheet
dan mengganti material dengan kualitas yang lebih bagus.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anisa, C., & Rahmatullah, R. (2020). Visi dan Misi Menurut Fred R. David Perspektif
Pendidikan Islam. Journal Evaluasi, 4(1), 70. https://doi.org/10.32478/evaluasi.v4i1.356
[2] Devi Pramitha. (n.d.). Urgensi Perumusan Visi, Misi dan Nilai - nilai Pada Lembaga
Pendidikan Islam
[3] Halimah, M. (2016). Konsep dan Ruang Lingkup Administrasi Perkantoran.
[4] Nina, H., & Syam, W. (n.d.). Konsep Dasar dan Strategi Perencanaan.
[5] Aslami, N., Faisal Alfarisyi,, M., Iskandar Ps, W. V, Estate, M., Percut Sei Tuan, K., Deli
Serdang, K., Deli Serdang, K., & Utara, S. (n.d.). Konsep Manajemen Mutu Pendidikan.
Journal on Education, 06 (01), 7562 - 7573.
[6] Eni Mahawati, I. Y.R. F. (2021). Analisis Beban Kerja dan Produktivitas Kerja. Analisis
Beban Kerja Dan Produktivitas Kerja, 1 - 204.
[7] Harma Putra, I., & Abdullah, R. (n.d.) Kajian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Guna Mengurangi Risiko Bahaya pada Area Peledakan di Pertambangan Limestone PT.
Semen Padang. Jurnal Bina Tambang, 7(2).
-8-