Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

Teori Keperawatan Florence Nightingale: Definisi, Konsep Dasar,


dan Aplikasi dalam Asuhan Keperawatan

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Falsafah dan Teori
Keperawatan pada Semester 1 TA 2023/2024 Program Studi Sarjana Terapan
Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Padang

Dosen Pembimbing :
Ns. Suhaimi, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh:
Kelompok 2

Fatia Luthfiyyah Shafa (233311305)


Fitri Sakinah Siregar (233311306)
Sisri Triwahyuni (233311326)
Zahra Apriliani Putri (233311334)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang

sejarah keperawatan di dunia. Shalawat beserta salam semoga selalu dilimpahkan

kepada baginda nabi kita yakninya Rasulullah SAW.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak

akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Sebagai

penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari

penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,

kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat

memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini

memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Padang, 19 Agustus 2023


Pemakalah

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
C. Tujuan Penulisan Makalah ........................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4
A. Definisi Keperawatan Menurut Nightingale ................................................ 4
B. Prinsip-Prinsip Dasar Teori Nightingale ...................................................... 5
C. Sejarah dan Peran Nightingale dalam Keperawatan .................................... 7
D. Relevansi Teori dalam Asuhan Keperawatan Modern ................................ 8
E. Tantangan dan Perubahan dalam Praktik Kesehatan Kontemporer ........... 10
F. Kelebihan dan Keterbatasan Teori ............................................................. 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 13
A. Kesimpulan ................................................................................................ 13
B. Saran ........................................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia
kesehatan yang semakin pesat, peran keperawatan telah mengalami transformasi
yang sangat signifikan. Sebagai bagian integral dari sistem layanan kesehatan,
perawat tidak lagi hanya diidentifikasi sebagai pelaksana tugas medis semata,
tetapi juga sebagai pilar penting dalam penyediaan perawatan yang holistik dan
berfokus pada pasien (Lestari & Ramadhaniyati, 2018, p. 2). Dalam konteks ini,
keperawatan tidak lagi hanya berkutat pada aspek fisik penyembuhan, tetapi juga
mencakup aspek psikologis, emosional, dan sosial dari pasien. Namun, untuk
memahami evolusi ini dengan baik, sangatlah penting untuk kembali ke akar
sejarah keperawatan modern, di mana sebuah nama mencuat sebagai titik awal
revolusi ini, yaitu Florence Nightingale (Listiyanawati, 2018, p. 3).
Florence Nightingale, yang dikenal sebagai ”Bunda Keperawatan Modern”,
tidak hanya meninggalkan warisan dalam bentuk perbaikan fasilitas rumah sakit
dan perawatan medis yang lebih baik, tetapi juga sebagai seorang tokoh yang
memperkenalkan perspektif baru tentang esensi dan makna dari profesi
keperawatan. Pada abad ke-19, di tengah lingkungan yang didominasi oleh
pandangan patriarki tentang peran perempuan, Nightingale menunjukkan bahwa
perawat adalah posisi yang berdaya dan bermartabat (Damanik, Manurung, &
Ritonga, 2020, p. 21). Pandangannya yang revolusioner membentuk dasar bagi
teori keperawatan yang memiliki akar kuat dalam nilai-nilai moral dan etika
kemanusiaan.
Makalah ini diinisiasi dengan tujuan untuk membawa kita kembali ke zaman
di mana perawatan modern pertama kali mengukir jejaknya. Melalui pemahaman
mendalam tentang teori keperawatan Florence Nightingale, kita dapat memahami
lebih baik bagaimana pandangan-pandangan yang dia usung masih memiliki
dampak dalam praktik keperawatan masa kini. Definisi Nightingale tentang
keperawatan sebagai panggilan moral yang mendalam untuk merawat individu
dalam penyembuhan dan pemeliharaan kesehatan membuka jendela ke dalam

1
pandangan kemanusiaan yang kuat dalam praktik keperawatan. Asumsi dasar
yang melandasi teorinya mengenai pentingnya lingkungan fisik dan psikososial
dalam penyembuhan mengeksplorasi dimensi lain dari praktik keperawatan, yang
sering kali terlupakan dalam konteks modern yang serba cepat (Adriana, Ilmy,
Wijaya , & Yudhawati, 2022, p. 3).
Namun, untuk sepenuhnya memahami teori ini, kita perlu merenungkan
sejarahnya. Nightingale bukan hanya seorang perawat, tetapi juga seorang
reformis sosial yang memperjuangkan perubahan signifikan dalam layanan
kesehatan dan perawatan. Perjalanan hidupnya yang penuh tantangan, baik dalam
mewujudkan impiannya maupun dalam mengatasi hambatan patriarki pada
zamannya, menambahkan dimensi manusiawi dalam pandangan kita tentang
tokoh ini. Dengan melacak peran Nightingale dalam sejarah keperawatan, kita
dapat memahami mengapa teorinya masih relevan dalam menghadapi tantangan
kesehatan dan keperawatan modern.
Makalah ini juga akan mengeksplorasi konsep-konsep mendasar yang
diperkenalkan oleh Nightingale dalam teorinya. Prinsip-prinsip seperti perawatan
yang terfokus pada pasien, penerapan hygiene yang ketat, dan penekanan pada
peran lingkungan dalam penyembuhan, semuanya membentuk landasan bagi
pendekatan modern dalam memberikan asuhan keperawatan (Irwan & Risnah,
2021, p. 67). Dalam era di mana teknologi medis canggih telah mengubah wajah
kedokteran, pandangan Nightingale yang menekankan perawatan manusiawi dan
sentuhan personal memiliki relevansi yang tak terbantahkan.
Keterkaitan teori keperawatan Nightingale dengan paradigma keperawatan
modern menjadi pokok perbincangan yang menarik. Kita akan menyelidiki
bagaimana prinsip-prinsip Nightingale mengarahkan dan memberi bentuk pada
pandangan saat ini tentang perawatan yang efektif dan empatik.
Dalam rangka mengeksplorasi dan menganalisis semua aspek ini, makalah ini
akan menyajikan telaah komprehensif tentang teori keperawatan Florence
Nightingale. Melalui pemahaman yang lebih mendalam tentang akar-akar
pandangan modern tentang keperawatan, kita dapat menghargai perkembangan
yang telah dicapai, merenungkan nilai-nilai fundamental dalam praktik

2
keperawatan, dan menggali inspirasi dari seorang tokoh yang memimpin
perubahan dalam cara kita merawat sesama manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan Florence Nightingale tentang keperawatan sebagai
panggilan moral memengaruhi konsep modern tentang peran perawat
dalam praktik kesehatan?
2. Apa saja prinsip-prinsip dasar yang diperkenalkan oleh Nightingale dalam
teorinya?
3. Bagaimana sejarah dan peran Florence Nightingale dalam perkembangan
keperawatan berdampak pada evolusi profesi perawat dan pandangan
tentang peran perawat?
4. Bagaimana penerapan teori keperawatan Nightingale dihadapkan pada
tantangan dan perubahan dalam praktik kesehatan dan keperawatan
modern?
5. Apa kelebihan dan keterbatasan dari perspektif keperawatan Florence
Nightingale dalam menghadapi kompleksitas asuhan kesehatan
kontemporer?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Memahami dan menggali warisan Florence Nightingale sebagai “Bunda
Keperawatan Modern”.
2. Menganalisis prinsip-prinsip dasar teori keperawatan Nightingale.
3. Melacak sejarah dan peran Nightingale dalam keperawatan.
4. Menghubungkan teori dengan tantangan modern.
5. Menganalisis kelebihan dan keterbatasan teori.
Dengan tujuan-tujuan ini, makalah diharapkan akan memberikan wawasan
yang mendalam tentang teori keperawatan Florence Nightingale dan bagaimana
pandangannya berkontribusi pada evolusi profesi perawat serta pandangan
tentang peran perawat dalam dunia kesehatan yang terus berkembang.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Keperawatan Menurut Nightingale

Definisi keperawatan menurut pandangan Florence Nightingale melibatkan


pandangan moral yang mendalam tentang peran perawat dalam proses
penyembuhan dan pemeliharaan kesehatan individu. Dalam pandangan
Nightingale, keperawatan bukan hanya sekadar tugas teknis, tetapi juga panggilan
moral yang memiliki dampak signifikan pada penderitaan dan pemulihan pasien
(Akbar, 2022, p. 1).
Definisi keperawatan menurut Florence Nightingale mencakup elemen yang
lebih dari sekadar aspek fisik. Bagi Nightingale, keperawatan adalah upaya yang
sangat manusiawi dan penuh perhatian terhadap individu yang sakit atau rentan,
di mana perawat memberikan dukungan tidak hanya secara fisik, tetapi juga
emosional, psikologis, dan sosial (Rofii, 2021, p. 57). Ini adalah panggilan moral
yang memerlukan ketulusan hati dan dedikasi untuk memberikan perhatian tanpa
syarat kepada pasien.
Pandangan moral ini menjadikan perawatan sebagai sebuah tugas yang
melebihi rutinitas medis semata. Florence Nightingale melihat perawat sebagai
penjaga api kemanusiaan di tengah kegelapan penderitaan. Bagi Nightingale,
perawat harus memiliki empati mendalam terhadap penderitaan pasien dan
merasa berkewajiban untuk meredakan penderitaan tersebut dengan memberikan
dukungan serta perawatan yang layak.
Dalam konteks ini, konsep “panggilan moral” mengacu pada komitmen dan
tugas moral yang melekat pada profesi keperawatan. Pandangan ini memandang
perawat bukan hanya sebagai pelaksana tugas, tetapi sebagai pelayan yang
berdedikasi untuk memajukan kesejahteraan pasien. Nightingale percaya bahwa
perawat memiliki tanggung jawab etis untuk mengutamakan kepentingan pasien
di atas segalanya, bahkan ketika menghadapi kesulitan atau tantangan dalam
praktik sehari-hari.
Sebagai pelopor perawatan modern, pandangan Florence Nightingale tentang
keperawatan sebagai panggilan moral memiliki implikasi yang luas dalam praktik

4
asuhan keperawatan saat ini. Konsep ini mengingatkan kita bahwa perawatan
bukan hanya tentang pemberian obat-obatan dan prosedur medis, tetapi juga
tentang memberikan perhatian dan dukungan yang empatik kepada individu yang
merasa rentan dan tidak sehat. Dengan merangkul pandangan moral ini, para
perawat dapat menjalankan perannya dengan integritas, komitmen, dan rasa
tanggung jawab terhadap penderitaan dan kesejahteraan pasien, sesuai dengan
visi dan nilai-nilai yang diusung oleh Florence Nightingale.
Namun, di balik konsep ini terdapat asumsi dasar yang mengarahkan
pandangan Florence Nightingale. Salah satu asumsi penting adalah keyakinannya
bahwa lingkungan fisik dan psikososial memiliki pengaruh signifikan terhadap
penyembuhan dan pemeliharaan kesehatan (Irwan & Risnah, 2021, p. 67). Oleh
karena itu, perawat memiliki peran penting dalam menciptakan dan menjaga
lingkungan yang bersih, aman, dan nyaman bagi pasien. Asumsi ini mendasari
prinsip-prinsip higienis dan perawatan lingkungan yang menjadi landasan dalam
teorinya (Arief, Israfil, & Krisnana, 2014, p. 22).
Dalam teorinya, Florence Nightingale menegaskan bahwa terdapat hubungan
erat antara pasien dan lingkungan di mana mereka dirawat. Ia mengidentifikasi
lima faktor yang mempengaruhi interaksi antara pasien dan lingkungan, yaitu
udara, air dan air minum, makanan dan gizi, cahaya, dan kebersihan dan
higienitas (Rofii, 2021, p. 57). Faktor-faktor ini menggarisbawahi bagaimana
interaksi antara pasien dan lingkungan fisik dapat berdampak langsung pada
kesejahteraan dan pemulihan pasien.
B. Prinsip-Prinsip Dasar Teori Nightingale

Prinsip-prinsip dasar yang diusung oleh Florence Nightingale dalam teorinya


mencakup pandangan yang holistik tentang perawatan, pentingnya lingkungan
fisik dan psikososial, serta peran utama perawat dalam memfasilitasi proses
penyembuhan dan pemeliharaan kesehatan. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut
tentang prinsip-prinsip tersebut:
1. Perawatan yang holistik, yaitu tidak hanya memperhatikan aspek fisik
penyakit, tetapi juga aspek emosional, mental, dan sosial dari pasien. Ia
memandang pasien sebagai individu yang utuh, dan perawat harus dapat

5
merespons kebutuhan dan keinginan pasien secara komprehensif (Lestari
& Ramadhaniyati, 2018, p. 54).
2. Pentingnya lingkungan fisik tempat perawatan berlangsung memiliki
dampak signifikan pada penyembuhan dan pemulihan pasien. Ia
mendorong pembentukan lingkungan yang bersih, teratur, dan aman,
karena lingkungan yang baik dapat mendukung proses penyembuhan dan
mencegah penyebaran penyakit (Irwan & Risnah, 2021, p. 68).
3. Peran perawat dalam menciptakan lingkungan yang mendukung yang
berarti perawat sebagai agen yang bertanggung jawab dalam menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk penyembuhan. Ia menekankan
pentingnya perawat dalam memelihara kebersihan, memastikan
kecukupan cahaya dan udara segar, serta mengurangi bising dan
gangguan.
4. Pentingnya kualitas asuhan keperawatan adalah menekankan bahwa
perlunya memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi. Ini
termasuk pemantauan kesejahteraan pasien, pengelolaan gejala penyakit,
dan memberikan dukungan psikologis yang diperlukan untuk
memfasilitasi pemulihan (Listiyanawati, 2018, p. 103).
5. Pemberian sentuhan pribadi yang berarti percaya bahwa sentuhan pribadi
dan perhatian emosional memiliki dampak yang kuat dalam memberikan
kenyamanan dan kepercayaan pada pasien. Perawat diharapkan untuk
bersikap empatik, memberikan dukungan, dan berkomunikasi dengan baik
dalam membangun hubungan yang positif dengan pasien (Akbar, 2022, p.
2).
6. Perawat sebagai pendidik yang berperan dalam memberikan edukasi
tentang kesehatan kepada pasien dan masyarakat. Hal ini mengacu pada
pentingnya memberikan informasi yang akurat dan pencerahan kepada
pasien untuk mendorong praktik hidup sehat (Adriana, Ilmy, Wijaya , &
Yudhawati, 2022, p. 2).
7. Komitmen pada etika dan nilai-nilai menggarisbawahi pentingnya etika
dalam praktik keperawatan. Perawat diharapkan untuk menjalankan tugas

6
mereka dengan integritas, kejujuran, dan penuh rasa tanggung jawab
terhadap pasien serta profesi mereka (Wahyuni, 2017, p. 60).
Prinsip-prinsip ini membentuk dasar pandangan Nightingale tentang
keperawatan yang berpusat pada pasien, lingkungan yang mendukung, dan peran
perawat sebagai pemimpin dalam merawat individu yang sakit atau rentan.
C. Sejarah dan Peran Nightingale dalam Keperawatan

Sejarah dan peran Florence Nightingale dalam keperawatan adalah perjalanan


yang menginspirasi, mempengaruhi, dan mengubah pandangan masyarakat
terhadap perawat serta mengarah pada evolusi profesi perawat. Berikut adalah
sejarah perkembangannya dari tahun ke tahun:
1. Awal kehidupan dan pendidikan (1800-1850)
 Florence Nightingale dilahirkan di Florence, Italia, pada 12 Mei 1820,
dalam keluarga berpendidikan dan berpengaruh (Rofii, 2021, p. 60).
 Ia tumbuh dalam lingkungan keluarga berpendidikan dan mendapat
pelajaran ilmu pengetahuan serta kemanusiaan yang mendalam.
 Terlepas dari harapan keluarganya untuk menjadi seorang istri,
Nightingale merasa panggilan dalam dirinya untuk berkontribusi pada
dunia dengan merawat orang sakit (Lestari & Ramadhaniyati, 2018, p.
11).
2. Pengetahun dan pengalaman awal (1850-1856)
 Nightingale mengembangkan minat dalam keperawatan dan
memperdalam pengetahuannya di bidang ini.
 Dia mengunjungi rumah sakit di Jerman dan Paris, serta belajar
tentang asuhan pasien dan manajemen rumah sakit (Listiyanawati,
2018, p. 102).
 Selama kunjungan di rumah sakit Scutari di Istanbul selama Perang
Krim, Nightingale memimpin perubahan signifikan dalam perawatan
pasien dan kondisi rumah sakit.
3. Penerbitan “Notes on Nursing” (1859)
 Nightingale menerbitkan “Notes on Nursing: What It Is and What It Is
Not”, sebuah buku yang mengartikulasikan prinsip-prinsip dasar
keperawatan (Rofii, 2021, p. 60).

7
 Buku ini mendefinisikan perawatan sebagai panggilan moral dan
menekankan pentingnya kebersihan, makanan, udara segar, dan
kenyamanan dalam penyembuhan pasien.
4. Reformasi kesehatan dan pendidikan perawat (1860-1900)
 Setelah Perang Krim, Nightingale kembali ke Inggris dengan reputasi
sebagai “Bunda Keperawatan Modern” (Irwan & Risnah, 2021, p. 66).
 Dia bekerja untuk meningkatkan standar perawatan dan mendirikan
Sekolah Keperawatan Nightingale di St. Thomas' Hospital pada tahun
1860 (Patriyani, 2022, p. 10).
 Sekolah ini menjadi tonggak dalam pendidikan perawat modern dan
membentuk dasar prinsip-prinsip keperawatan yang didasarkan pada
ilmu dan etika.
5. Akhir hayat dan warisan
 Florence Nightingale meninggal pada usia 90 tahun pada 13 Agustus
1910 (Irwan & Risnah, 2021, p. 65).
 Warisannya melampaui masa hidupnya, membentuk pandangan
masyarakat tentang perawat sebagai profesional berpengetahuan dan
beretika tinggi.
 Pengaruhnya terlihat dalam pendirian asosiasi perawat, seperti Royal
College of Nursing di Inggris, serta dalam perkembangan praktik
keperawatan berfokus pada kepentingan pasien dan etika.
Dalam perjalanan ini, Florence Nightingale tidak hanya menjadi pionir dalam
perawatan kesehatan modern, tetapi juga memperjuangkan pengakuan dan
martabat perawat sebagai bagian integral dari tim perawatan. Dengan dedikasinya
dalam mengubah paradigma perawatan, Nightingale membuka pintu bagi
pengembangan dan pengakuan profesi perawat, yang berakar dalam prinsip-
prinsip etika, ilmiah, dan kemanusiaan yang dia wariskan kepada dunia.
D. Relevansi Teori dalam Asuhan Keperawatan Modern

Relevansi Teori Florence Nightingale dalam Asuhan Keperawatan Modern


sangatlah signifikan, karena prinsip-prinsip yang dia usung tetap memiliki
aplikabilitas dan relevansi yang kuat dalam praktik asuhan keperawatan saat ini.

8
Berikut adalah penjelasan mengenai bagaimana prinsip-prinsip Nightingale masih
relevan dalam konteks keperawatan modern:
1. Penerapan nilai-nilai kemanusiaan: Pandangan Nightingale tentang
perawatan sebagai panggilan moral untuk merawat individu rentan masih
menjadi pijakan dalam praktik asuhan keperawatan modern. Prinsip ini
mengingatkan perawat akan pentingnya bersikap empatik, pengertian, dan
mengutamakan kepentingan pasien. Dalam dunia yang semakin
teknologi-terpusat, penting bagi perawat untuk tetap memprioritaskan
hubungan manusiawi dalam merawat pasien (Rofii, 2021, p. 26).
2. Sentuhan pribadi dan komunikasi: konsep sentuhan pribadi yang
diusungkan oleh Nightingale tetap relevan dalam mengembangkan
hubungan antara perawat dan pasien. Sentuhan fisik yang empatik dan
penggunaan komunikasi yang efektif dapat membantu pasien merasa
diperhatikan, nyaman, dan didengarkan. Prinsip ini memungkinkan
perawat untuk mengakses informasi penting mengenai kondisi pasien dan
mengidentifikasi kebutuhan yang lebih mendalam.
3. Pendekatan holistik dalam merawat pasien: Nightingale mengajarkan
pentingnya melihat pasien sebagai individu yang utuh, bukan hanya
sebagai kasus medis. Prinsip pendekatan holistik ini tetap relevan dalam
keperawatan modern, di mana perawat harus memahami bahwa kesehatan
pasien dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik, psikologis, sosial, dan
lingkungan. Dengan memandang pasien dalam konteks yang lebih luas,
perawat dapat memberikan asuhan yang lebih efektif dan komprehensif
(Listiyanawati, 2018, p. 14).
4. Pentingnya lingkungan fisik dan psikososial: Prinsip Nightingale tentang
lingkungan yang bersih, aman, dan nyaman dalam mendukung
penyembuhan tetap relevan. Dalam praktik asuhan keperawatan modern,
lingkungan yang sesuai dapat meminimalkan risiko infeksi, mengurangi
stres pasien, dan meningkatkan rasa nyaman. Konsep ini juga
mempertimbangkan aspek psikososial lingkungan, seperti dukungan
emosional dan sosial bagi pasien (Irwan & Risnah, 2021, p. 67).

9
5. Peran edukator dalam perawatan: Pandangan Nightingale tentang perawat
sebagai pendidik yang memberikan informasi kesehatan kepada pasien
masih berlaku. Edukasi pasien mengenai kondisi kesehatan mereka,
perawatan yang diberikan, serta praktik hidup sehat memiliki dampak
positif pada pemahaman pasien dan perannya dalam proses penyembuhan.
E. Tantangan dan Perubahan dalam Praktik Kesehatan Kontemporer

Tantangan dan Perubahan dalam Praktik Kesehatan Kontemporer


menghadirkan dinamika yang kompleks dalam penerapan teori keperawatan
Nightingale. Meskipun prinsip-prinsip yang dia ajarkan tetap relevan, faktor-
faktor seperti teknologi medis yang terus berkembang, kondisi pasien yang
semakin beragam, serta perubahan dalam tuntutan perawatan, menghadirkan
sejumlah tantangan yang harus diatasi. Berikut adalah penjelasan mengenai
bagaimana teori keperawatan Nightingale menghadapi tantangan dan perubahan
dalam praktik kesehatan kontemporer:
1. Kemajuan teknologi medis telah mengubah cara diagnosis, perawatan,
dan pemantauan pasien dilakukan. Meskipun teknologi ini
memungkinkan perawat untuk memberikan perawatan yang lebih akurat
dan efektif, tantangan muncul dalam menjaga keseimbangan antara aspek
manusiawi dalam perawatan dan ketergantungan pada teknologi.
Penerapan prinsip-prinsip Nightingale, seperti sentuhan pribadi dan
pendekatan holistik, tetap penting untuk memastikan bahwa perawatan
tetap berpusat pada pasien.
2. Kondisi kesehatan pasien semakin beragam, termasuk pasien dengan
penyakit kronis, gangguan mental, dan kebutuhan khusus. Penerapan teori
keperawatan Nightingale perlu disesuaikan dengan karakteristik dan
kebutuhan individual pasien. Perawat harus mengembangkan kemampuan
untuk beradaptasi dan merancang pendekatan perawatan yang sesuai
dengan latar belakang medis dan sosial pasien.
3. Perubahan dalam tuntutan perawatan yaitu tuntutan dalam praktik
keperawatan terus berubah seiring dengan perkembangan sistem
kesehatan dan harapan masyarakat. Penerapan prinsip-prinsip
Nightingale, seperti peran pendidik dan pemberian dukungan emosional,

10
dapat membantu perawat mengatasi tantangan ini sambil tetap
memberikan perawatan berkualitas tinggi.
4. Fokus pada bukti dan hasil maksudnya adalah dalam era kesehatan
berbasis bukti, teori keperawatan Nightingale perlu dikaji lebih lanjut
dalam konteks bukti ilmiah dan hasil perawatan. Perawat perlu
mengintegrasikan prinsip-prinsip Nightingale dengan pengetahuan medis
terbaru untuk memastikan bahwa tindakan perawatan yang diambil
berdasarkan pada hasil yang diharapkan.
5. Keseimbangan antara tradisi dan inovasi yaitu menciptakan keseimbangan
antara nilai-nilai tradisional yang dianut oleh teori Nightingale dan
inovasi yang terus berkembang adalah tantangan penting. Perawat perlu
menjaga integritas prinsip-prinsip Nightingale sambil membuka diri
terhadap perubahan yang positif dalam praktik keperawatan.
F. Kelebihan dan Keterbatasan Teori

Kelebihan dan Keterbatasan Teori Keperawatan Florence Nightingale


membentuk pandangan yang lebih komprehensif tentang sejauh mana prinsip-
prinsip yang dia ajarkan dapat diterapkan dalam konteks praktik kesehatan yang
dinamis. Berikut adalah analisis tentang kelebihan dan keterbatasan perspektif
keperawatan Florence Nightingale:
1. Kelebihan
1.1 Basis etika dan humanistik: salah satu kelebihan utama dari teori
Nightingale adalah dasar etika dan humanistik yang mengarah pada
perawatan pasien sebagai panggilan moral. Pendekatan ini
memastikan bahwa perawat selalu berorientasi pada kesejahteraan
pasien, menjadikan hubungan manusiawi dan kepedulian sebagai inti
dari praktik keperawatan (Listiyanawati, 2018, p. 84).
1.2 Relevansi prinsip-prinsip dasar: Meskipun lahir pada abad ke-19,
banyak prinsip dasar yang diajukan oleh Nightingale tetap relevan
dalam praktik kesehatan modern. Nilai-nilai seperti pemberian
sentuhan pribadi, pendekatan holistik, perhatian pada lingkungan fisik,
dan fokus pada pendidikan pasien masih memiliki signifikansi dalam
memberikan asuhan keperawatan yang efektif.

11
1.3 Menekankan pencegahan dan promosi kesehatan: Teori Nightingale
menempatkan penekanan pada pencegahan penyakit dan promosi
kesehatan melalui lingkungan yang bersih dan kondusif. Konsep ini
sejalan dengan pendekatan modern yang lebih berfokus pada upaya
pencegahan, bukan hanya penyembuhan, dalam merawat pasien.
2. Keterbatasan
2.1 Keterbatasan terhadap kompleksitas medis: Dalam era kesehatan
modern yang canggih, penyakit dan tindakan medis seringkali
kompleks dan melibatkan berbagai intervensi teknologi. Prinsip-
prinsip sederhana yang diajukan oleh Nightingale mungkin tidak
selalu cukup untuk mengatasi tantangan medis yang kompleks.
2.2 Keanekaragaman kondisi pasien: Dalam praktik kesehatan
kontemporer, perawat seringkali merawat pasien dengan kondisi yang
sangat beragam. Beberapa pasien memiliki penyakit kronis, gangguan
mental, atau kondisi khusus yang memerlukan pendekatan khusus.
Prinsip-prinsip Nightingale perlu disesuaikan agar tetap relevan untuk
berbagai kondisi ini.
2.3 Ketergantungan pada teknologi: Meskipun Nightingale menekankan
nilai sentuhan pribadi dan pendekatan manusiawi, teknologi medis
telah mengambil peran yang lebih besar dalam praktik kesehatan
modern. Penerapan prinsip-prinsip Nightingale harus mencari
keseimbangan antara teknologi dan humanisasi (Damanik, Manurung,
& Ritonga, 2020).
2.4 Evolusi sistem kesehatan: Praktik kesehatan dan sistem perawatan
kesehatan telah mengalami perubahan dan evolusi yang signifikan
sejak zaman Nightingale. Faktor seperti birokrasi, regulasi, dan peran
perawat dalam tim kesehatan memengaruhi cara prinsip-prinsip
Nightingale diterapkan.
Dalam menghadapi perubahan yang dinamis dalam dunia kesehatan, perawat
dapat memanfaatkan warisan Nightingale dengan bijak, mengambil yang relevan
dan mengadaptasikannya sesuai dengan konteks dan kebutuhan pasien yang
beragam.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara teori dan sejarah, pandangan Florence Nightingale tentang


keperawatan sebagai panggilan moral berdampak besar pada evolusi asuhan
keperawatan modern. Prinsip-prinsipnya, seperti sentuhan pribadi, nilai-nilai
kemanusiaan, dan pendekatan holistik, tetap memandu perawat dalam
memberikan perawatan yang empatik dan efektif. Dari pengalaman di rumah
sakit Perang Krim hingga pendirian Sekolah Keperawatan Nightingale,
warisannya kuat. Meskipun tantangan teknologi medis, beragam kondisi pasien,
perubahan tuntutan perawatan, dan evolusi sistem kesehatan, teori Nightingale
tetap relevan sebagai dasar etis yang mendorong asuhan yang bermakna dan
manusiawi. Warisan Nightingale terus memancarkan inspirasi pada praktik
kesehatan kontemporer, mengukuhkan kontribusinya yang vital dalam
membentuk peran penting perawat dalam perawatan pasien.
B. Saran

Pemakalah mengucapkan terima kasih para pembaca yang telah membaca


makalah ini. Pemakalah menyadari terdapat banyak kesalahan atau kekeliruan
damlam pembuatan makalah ini. Untuk itu, pemakalah meminta akan kritik dan
saran dari para pembaca demi kebaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya
dan tentunya pemakalah meminta maaf atas segala kesalahan yang terdapat pada
pembuatan makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Adriana, K. R., Ilmy, S. K., Wijaya , Y. A., & Yudhawati, N. L. (2022, maret).
Klasifikasi Teori Keperawatan Yang Dikembangkan Oleh Ahli
Keperawatan: Sebuah Tinjauan Literatur. Nursing Sains(23), 3.

Akbar, M. A. (2022). Pattern of Knowing Pada Teori Keperawatan Florence


Nightingale. Lentera Perawat, 3, 1.

Arief, Y. S., Israfil, & Krisnana, I. (2014). Analisis Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Ispa Pada Balita Berdasarkan Pendekatan Teori Florence
Nightingale Di Wilayah Kerja Puskesmas Alak Kota Kupang Ntt.
Indonesian Journal of Community Health Nursing, 2, 22.

Damanik, H., Manurung, S. S., & Ritonga, I. L. (2020). Konsep Dasar


Keperawatan . Sleman: DEEPUBLISH.

Irwan, M., & Risnah. (2021). Falsafah Dan Teori Keperawatan Dalam Integrasi
Keilmuan. Gowa: Alauddin University Press .

Lestari, L., & Ramadhaniyati. (2018). Falsafah Dan Teori Keperawatan.


Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.

Listiyanawati, M. D. (2018). Konsep Dasar Keperawatan. Surakarta: Prodi D3


Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Patriyani, R. E. (2022). Sejarah Perkembangan Keperawatan Di Dunia. In D. A.


Setyawan, Konsep Dasar Keperawatan (p. 10). TAHTA MEDIA GROUP.

Rofii, M. (2021). Teori dan Falsafah Keperawatan. Semarang: Fakultas


Kedokteran Universitas Diponegoro Kampus Undip Tembalang
Semarang.

Wahyuni. (2017). Etika Keperawatan. Surakarta: Pustaka Hanif.

Anda mungkin juga menyukai