siapapun karena segala kemudahan yang ditawarkan. Untuk keindahan alam, negara ini dapat
dikatakan kalah dari negeri kita tercinta. Lalu mengapa negara ini banyak sekali dikunjungi turis
mancanegara?
Sewaktu saya di SMA dan kuliah, saya sangat ingin pergi ke Singapura karena banyak teman yang
berlibur ke sana. Kala itu kurs dolar masih sangat bersahabat, US dolar masih sekitar Rp 3.000
saja! Namun, harga tiket penerbangan mahal, belum ada low cost carrier seperti sekarang ini.
Dari pengalaman bersama SIF lah saya mulai attach dengan negeri Singapura, sejak tahun 1998
hingga sekarang. Tidak heran bila di tesyasblog.com, posting saya tentang Singapura paling
banyak jika dibandingkan negara lainnya. It’s a small country, but it’s an adorable one
Dalam ebook ini saya berbagi tentang berbagai spot menarik di Singapura, tentunya dengan foto
(yang sebagian besar diambil oleh @renejaya). Cara menuju ke tempat tersebut menggunakan
moda transportasi umum, juga hal menarik apa yang perlu diketahui dari spot tersebut. Saya
juga berbagi informasi tentang hotel dan hostel yang pernah saya kunjungi. Semoga ebook ini
membuat anda yang belum mengunjungi Singapura, segera akan ke sana, dan bagi anda yang
sudah ke Singapura, bisa menemukan spot baru untuk di explore.
Untuk menuju Esplanade, anda dapat menggunakan MRT dan turun di Esplanade MRT, atau anda dapat
naik bis dan turun di bus stop Esplanade. Jika anda gemar berjalan kaki, anda dapat menyusuri
Singapore River dari area Boat Quay menuju Esplanade. Dengan cara ini anda dapat menyusuri indahnya
area Boat Quay, berfoto di area Fullerton Hotel juga area patung Merlion, sebelum akhirnya mencapai
Esplanade.
T AMAN TERTINGGI DI S INGAPURA
Mungkin cara untuk melihat view Singapura yang paling populer bagi wisatawan saat ini adalah
dengan menggunakan Singapore Flyer. Saya sendiri belum pernah naik Singapore Flyer, namun
saya pernah ke Marina Bay Sands Skypark. Dari “ observation deck” saya mendapatkan dua
pemandangan sekaligus, kota Singapura sekaligus melihat Singapore Flyer.
Jika untuk naik Singapore Flyer kita harus merogoh kocek sampai dengan SGD 30 per adult, untuk
ke Marina Bay Sands Skypark harga tiketnya SGD 20. Memang tidak murah, namun dengan harga
semahal itu pun wisatawan tetap sangat berminat, terlihat dari antrian membeli tiket masuk.
Setelah antri dan mendapatkan tiket, kita harus menunggu hingga mendapatkan giliran untuk naik
lift super cepat. Saya memang berniat datang sore hari agar bisa mendapatkan foto Singapura
dengan lampu di malam hari. Tidak perlu menunggu lama untuk dipanggil giliran masuk ke dalam
lift yang membawa kami ke lantai 57 dalam 30 detik saja! Wow pengalaman ini saja langsung
membuat kami lupa harga ticketnya hehe...it‟s worth the experience!
Sesampainya di atas, angin bertiup cukup kencang. Saya pun mengintip kolam renang Marina Bay
Sands Hotel yang terletak di sebelah kiri Marina Bay Sands Skypark. Tentunya akses ke kolam
renang dari park ditutup rapat. Apa rasanya ya berenang dengan angin sekencang sore menjelang
malam itu? Yah kalau saya sih sudah pasti masuk angin :p
Mengunjungi tempat ini, dapat menggunakan MRT dan turun di Bayfront MRT Station. Jika
menggunakan bis, anda dapat turun di bus stop Marina Bay Sands Mice dan berjalan menuju tempat
pembelian ticket Marina Bay Sands Skypark.
Kami berjalan hingga ke pinggir area
observation deck, dan berdecak kagum
dengan keindahan pemandangan yang
kami nikmati di penghujung sore itu.
Lampu temaram mulai menerangi
gedung-gedung di Singapura, melihat
berputarnya Singapore Flyer dari atas,
dan juga menikmati live music di
observation deck. Saya pikir ini sesuatu
yang harus dilakukan ketika mengunjungi
Singapura, tapi tipsnya harus dilakukan
sore menjelang malam ya.
Di observation deck terdapat Kudeta Skybar, namun saya tidak cukup berani untuk menikmati
malam disini. Jika anda ingin bersantai dan makan malam, Kudeta Skybar mulai dibuka pada jam 6
sore. Tamu Kudeta Skybar wajib mengikuti dress code yang telah ditentukan. Untuk ini anda perlu
melakukan reservasi online pada website mereka (www.kudeta.com.sg).
Setelah puas menikmati Marina Bay Sands Skypark, kami pun antri untuk turun lift. Semuanya
tampak diatur secara sangat profesional, sama sekali tidak terlihat wisatawan yang berdesakan.
Yang saya lihat adalah staff Marina Bay Sands Skypark dengan sigap hilir mudik membantu para
wisatawan. Walaupun merupakan negara yang mungil, banyak yang bisa kita pelajari dari
Singapura, salah satunya bagaimana menanamkan budaya disiplin dan saling menghormati untuk
antri kepada warganya.
M ELIHAT S INGAPURA DARI S ISI Y ANG B ERBEDA
Kebanyakan wisatawan akan menikmati pemandangan di tepi sungai Singapura dengan latar
belakang Marina Bay Sands, dari sisi dimana terdapat Esplanade ataupun patung Merlion. Namun
pernahkah anda mencoba menikmati pemandangan Singapura dari arah sebaliknya? Saya
mengunjungi Marina Barrage, selain karena belum pernah kesana, juga karena ingin menikmati
sunset dengan latar belakang Marina Bay Sands dan gedung-gedung pencakar langit di negeri singa
ini. Sunset adalah waktu terbaik untuk mengunjungi Marina Barrage.
Marina Barrage merupakan bendungan yang dibuat pemerintah Singapura di area Marina Channel.
Pembangunannya selain untuk menjaga pasokan air ke Singapura, juga berfungsi sebagai pengatur
banjir serta untuk rekreasi. Terus terang, lagi-lagi saya berdecak kagum dengan dibangunnya
bendungan ini, segalanya begitu terintegrasi. Galeri, cafe, resto, water playground, taman, semuanya
tersedia disana. Tentunya sangat bersih, nyaman, dan yang lebih keren, tempat ini gratis untuk
dikunjungi
Untuk menuju Marina Barrage, kita dapat menggunakan MRT line merah dan turun di stasiun Marina
Bay. Dari stasiun Marina Bay kita dapat mengikuti petunjuk yang sangat jelas di MRT station yang
akan membawa kita ke exit A untuk menuju Marina Barrage. Setelah exit MRT Marina Bay, jalan
menuju bus stop Marina Bay Stn, dan naik bus no.400 untuk ke Marina Barrage. Bis yang sama juga
bisa membawa kita ke Gardens by The Bay. Disarankan agar anda menggabungkan itinerary Marina
Barrage ini dengan kunjungan ke Gardens by The Bay.
Kami mengunjungi Marina Barrage pada Minggu sore. Saat itu Marina Barrage dipenuhi warga
Singapura yang tengah menikmati quality time bersama keluarga dengan melakukan piknik, bermain
layangan ataupun berolahraga. Kami menyusuri bendungan yang membelah sungai Singapura untuk
menikmati sunset. Sepanjang bendungan terdapat gazebo, namun sayangnya semua sudah terisi.
Kami pun mengambil posisi foto di sepanjang bendungan tersebut, sambil menikmati Old Chang Kee
dan minuman yang kami bawa. Tentunya kami juga tidak mau ketinggalan piknik
Di area tengah terdapat kolam lengkap dengan
fountain yang dipakai bermain tidak hanya oleh anak
kecil, namun juga oleh orang dewasa.
Di lantai dua terdapat taman yang sangat besar, dan
disinilah tempat yang cocok untuk bermain layangan.
Ketika matahari sudah terbenam, layangan tersebut
memiliki lampu yang terlihat seperti kunang-kunang di
angkasa. Sangat cantik untuk dinikmati.
Jika anda berencana mengunjungi Marina Barrage, jangan lupa untuk membawa bekal berupa baju
ganti, makanan dan minuman. Dan tips dari kami, kunjungilah di sore hari menjelang sunset. Selain
anda dapat menikmati pemandangan sunset, anda juga terhindar dari panas yang sangat terasa di
area ini.
I NDAHNYA F LOWER D OME DI G ARDENS BY T HE B AY
Saya sudah dua kali berkunjung kesana, pertama di pagi hari untuk mengejar sunset disana, namun
sayangnya kami terlambat. Yang kedua di sore hari menjelang malam. Kunjungan pertama saya
hanya melihat-lihat taman ini, namun di kunjungan kedua saya rela membeli ticket masuk ke Flower
Dome dan Cloud Forest seharga SGD 28. Dan kedua tempat tersebut walaupun ticket masuknya
mahal, namun sangat saya rekomendasikan untuk dikunjungi.
Kesan pertama memasuki Flower Dome, saya takjub dengan betapa luasnya tempat ini, design yang
modern, juga sangat menikmati wangi segar dari tanaman yang ada di dalamnya. Rasanya sampai
sekarang saya masih ingat wangi yang saya cium di sore menjelang malam itu. Kemudian setelah
berkeliling, makin jatuh cinta lah saya pada Flower Dome, karena semua sudutnya sangat indah
untuk diabadikan. Di dalam Flower Dome, udara sangat dingin jika tidak kuat lebih baik anda
membawa jacket agar bisa lebih lama berada di dalamnya.
Setelah puas mengunjungi Flower Dome, saya pun beranjak ke Cloud Forest dan disambut oleh air
terjun yang sangat tinggi. Tempat ini sangat berbeda dari Flower Dome, anda akan merasakan
berada di dalam hutan sungguhan. Sayangnya hari mulai gelap
ketika saya tiba di Cloud Forest, membuat hutan ini terasa semakin
gelap dan kualitas foto tidak bisa maksimal. Setelah puas
menikmati Flower Dome dan Cloud Forest, saya pun menikmati
show gratis bernama OCBC Garden Rhapsody di area Super Tree
Grove. Pertunjukan yang memainkan lampu dan musik berdurasi
10 menit ini berlangsung dua kali setiap malam, yaitu pada pukul
7.45 dan 8.45. Buat saya Garden Rhapsody ini kurang menarik,
jadi jika anda melewatkannya pun tidak apa-apa.
Anda bisa saja memilih untuk menikmati taman-taman di Gardens by The Bay yang bertema lain-lain,
misalnya ada Chinese Garden, Malay Garden, Indian Garden dan Colonial Garden secara gratis.
Namun jika ini kunjungan pertama anda ke Gardens by The Bay, luangkan lah waktu dan tentu saja
uang untuk masuk ke Flower Dome. Saya jamin, anda akan lupa betapa mahalnya harga ticket
masuk ke Flower Dome ketika anda menikmati keindahan bunga beraneka warna di dalamnya.
M ENGHABISKAN M ALAM DI C LARKE Q UAY
Banyak teman yang bertanya kepada saya, haruskah memasukan Clarke Quay ke dalam itinerary
Singapura mereka? Saya selalu menjawab iya, karena walaupun hanya duduk di pinggir sungai depan
mall Central dan melihat orang menghabiskan malam mereka di cafe ataupun restaurant, tetap
merupakan hal yang sangat menyenangkan.
Untuk mengunjungi Clarke Quay anda bisa naik MRT line ungu dan turun di Clarke Quay MRT station.
Jika anda dari Bugis, anda bisa naik bis 33 di Bugis Junction, Victoria Street, dan turun di bus stop
“Opposite Clarke Quay Station”. Jika anda dari Orchard dan berencana ke Clarke Quay, anda bisa
naik bis 124 dari bus stop “Opposite Mandarin Orchard” dan turun di bus stop “Boat Quay”. Dari bus
stop Boat Quay anda bisa berjalan kaki menuju Clarke Quay lewat Hongkong Street.
S INGAPURA DI K ALA M IDNIGHT
Apa yang bisa anda lakukan di saat midnight di Singapura? Kami pernah singgah di negara ini jam 1
dini hari, karena transit menggunakan Jetstar dari Hongkong ke Jakarta. Sebetulnya kami sudah
pesan kamar di sebuah hostel, yang satu minggu sebelum berangkat mengirimkan email dan
menyatakan double room yang mereka miliki belum siap untuk digunakan. Oh no! Dan entah kenapa
setiap minggu terakhir menjelang cuti liburan rasanya selalu hectic, sehingga kami tidak sempat lagi
mencari hotel yang lain. Saat itu kami traveling sebagai double couple, dan kami sudah sepakat
untuk foto session di saat midnight. Kapan lagi kan?
Setelah menitipkan bagasi di left baggage section Changi airport, kami berempat naik taksi ke
Merlion. Perlu diingat, jika anda menggunakan taxi di atas jam 12 malam di Singapura, anda akan
dikenakan midnight fare sebesar 50% dari total tagihan anda. Kami tidak punya pilihan lain saat itu:p
Hanya cafe-cafe dengan musik
sangat kencang yang masih buka di
sekitar Merlion, berisi orang-orang
yang tengah menikmati malam
minggu mereka. Kami mencari
Starbucks ataupun Coffee Bean,
sayangnya semua sudah tutup.
Kami pun kemudian sibuk
mengambil gambar di area ini. Kami
tidak sendiri loh malam itu, ada
segerombolan anak muda
Singapura yang asyik nongkrong di
area Patung Merlion, ada juga
beberapa turis seperti kami yang
mengambil foto pada saat midnight.
Puas sekali rasanya berfoto tanpa
banyak orang di sekeliling kita.
Setelah itu kami jalan melalui
underpass hotel Fullerton menuju
ke area City Hall. Kami melewati
jembatan dan gedung-gedung antik
di sekitar area ini. Sekali lagi tanpa
banyak orang di sekitar kami,
gedung-gedung ini bahkan tampak
lebih fotogenic.
Setelah puas berfoto di area Fullerton dan City Hall, kami naik taksi ke Mustafa Center di daerah
Little India yang buka 24 jam, karena perut kami yang kelaparan malam itu. Setibanya disana kami
memesan Fish and Chips dan Teh Tarik hangat, energi kami pun seolah kembali.
Waktu sudah menunjukan jam 4 pagi, dan kami pun memutuskan untuk menunggu Sholat Subuh di
Sultan Mosque, area Arab Street. Tidak terasa 6 jam saat midnight di Singapura bisa berlalu dengan
sangat cepat.
J ANGAN KE O RCHARD HARI M INGGU
Saya tidak selalu ke Orchard jika berkunjung ke Singapura, tapi jika saya ke
Orchard, saya wajib berkunjung ke Ngee Aan City. Di Ngee Aan City terdapat
Takashimaya, salah satu Department Store yang punya banyak koleksi
mainan untuk anak! Hehee.. Selain itu di basement Ngee Aan City sering
diadakan bazaar mainan anak, wah kalau sudah ada bazaar siap-siap deh
untuk overbudget. Mall Paragon yang terletak di seberang Ngee Aan City juga
sebisa mungkin saya kunjungi, karena di dalamnya terdapat Toys R Us, lagi-
lagi demi hunting mainan anak.
Anda sering melihat orang yang baru kembali ke Singapura menenteng plastik “The Cocoa Trees”?
Toko coklat yang dapat ditemukan di Changi Airport maupun di shopping mall itu memang cukup
lengkap menawarkan berbagai jenis coklat, namun dengan harga yang relatif mahal. Saya membeli
coklat di Cocoa Trees jika tidak sempat berbelanja di kota, dan terpaksa harus shopping coklat di
Changi Airport. Namun karena saya mengetahui perbedaan harganya dengan toko di luar The Cocoa
Trees, khususnya di Mustafa Center, membuat saya selalu menyempatkan ke Mustafa untuk membeli
coklat, obat dan toiletries, terlebih jika tiket pesawat saya sudah include bagasi.
Mustafa Center terletak di daerah Little India, dari namanya area ini memang didominasi oleh warga
India. Toko dan restorannya pun menawarkan barang maupun makanan khas India. Untuk menuju
Mustafa Center, anda dapat naik MRT line ungu dan turun di
MRT station Fareer Park, dan keluar di exit G. Anda perlu
menyeberangi dua buah lampu merah dan anda juga akan
melewati Komala, yang merupakan restoran fast food
makanan India. Karena penasaran ingin tahu seperti apa
restoran fast food India, saya pernah mencoba untuk
breakfast di Komala‟s. Saya mencoba burger dengan rempah
khas citarasa India.
Saya selalu berusaha untuk mencari penginapan yang dekat dengan Bugis. Alasannya karena anda
bisa menemukan apa saja di Bugis, dan juga karena lokasi: 1) Bugis terletak di line MRT hijau
sehingga memiliki akses mudah dari dan menuju airport, 2) dari Bugis kita bisa berjalan kaki ke area
Little India, Suntec, Esplanade dan juga Marina Bay. Dengan kata lain, hemat di ongkos.
Stasiun MRT Bugis terdapat di basement Bugis Junction. Begitu naik escalator dari stasiun MRT,
anda akan menemukan food court yang cukup lengkap. Jika tidak puas disini, anda pun bisa naik ke
lantai atas untuk makan di foodcourt lainnya bernama Food Junction.
Anda tidak akan kehabisan ide mencari makanan di Bugis Junction, di dalamnya terdapat banyak
sekali restoran, dari mulai fast food McDonalds, Toast Box (cobalah roti srikaya keju bakar disini
beserta teh tarik nya), Ajisen Ramen, dan masih banyak lagi.
Sementara untuk yang ingin berbelanja, Bugis Junction
memiliki Parco Department Store, juga terdapat berbagai
branded items disini. Di tengah-tengah terdapat stall yang
menjual berbagai barang unit, di atas gerobak yang
tertata cantik.
Vivo City merupakan shopping mall favorit saya di Singapura, selain karena memiliki deretan toko
yang selalu saya incar (di antaranya Toys R Us), terdapat Banquet food court yang khusus memiliki
halal section (terletak di basement 2), kids playground yang besar di lantai 3, juga memiliki rooftop
area dengan pemandangan langsung ke Pulau Sentosa.
Mall ini juga mudah diakses karena terletak di atas MRT station Harbourfront. Jika anda keluar dari
MRT Harbourfront dan berjalan menuju Vivo City, anda akan menemukan toko coklat dan permen
bernama Candy Empire. Untuk menuju Banquet Food Court, jalanlah ke
arah kanan dari toko coklat ini, dan anda akan menemukan foodcourt
khusus makanan halal di ujung hall. Foodcourt ini cukup lengkap, anda
bisa mencicipi makanan india, western, chinese food, semuanya halal.
Saya selalu makan Yongtaufu jika berkunjung ke Banquet. Budget untuk
makan di Banquet sekitar SGD 7 sudah termasuk minum. Di sebelahnya
terdapat foodcourt Kopitiam, namun saya tidak tahu apa yang dijual
disana, karena saya selalu memilih Banquet.
Tangs Dept Store hadir juga di Vivo City. Untuk anda yang hobby mempercantik diri, disini terdapat
outlet Sephora dan Body Shop. Deretan toko baju dan perlengkapan untuk anak (salah satunya
Mothercare) terletak di lantai yang sama dengan Toys R Us. Bagi anda penggemar tas Coach, anda
pun dapat menemukannya di Vivo City.
Toys R Us yang sudah tidak ada lagi di Jakarta, menjadi tujuan
wajib saya jika pergi ke Singapura (dan juga di negara
manapun yang memiliki Toys R Us:p). Toys R Us di Vivo City
terletak di lantai 3, di gerbangnya terdapat patung Merlion
yang terbuat dari lego. Semua jenis mainan ada di sana, saya
saja betah berlama-lama hunting mainan di Toys R Us, apalagi
anak kecil ya. Selain di Vivo City, anda dapat menemukan Toys
R Us di Paragon Mall Orchard.
Toko unik lainnya yang ada di Vivo City adalah National Geographic store yang terletak di lantai 1,
tidak jauh dari gerbang utama. Disini kita dapat menemukan foto-foto tempat indah di dunia yang
dijual dalam bentuk poster, buku travel, traveling gear, juga tentunya baju, celana, jacket dan tas
berlogo National Geogaphic. Mengenai harga, yah tentunya di luar budget saya hehe..
Jika anda membawa kiddos ke Vivo City,
jangan lupa untuk bermain air di lantai 3,
dekat Burger King. Ada playground area yang
cukup besar, dijamin anak anda akan senang
main di sana. Jangan lupa membawa sunblock
dan baju ganti ya jika membawa anak ke Vivo
City.
Di lantai 3 Vivo City terdapat Sentosa Train Station. Anda yang ingin pergi ke Sentosa dapat naik
monorail dari station ini, dan juga kembali dari Sentosa ke station di Vivo City ini. Tidak salah kan
kalau saya menjuluki Vivo City sebagai mall yang super lengkap?
M ENIKMATI S ATAY S TREET L AU P A S AT
IKEA, sebuah megastore asal Swedia untuk alat rumah tangga yang hingga saat tulisan ini dibuat
belum membuka cabang di Indonesia. Ikea menjadi surga belanja keperluan rumah tangga, dari
mulai bedroom set, kitchen set, hingga perlengkapan makan seperti sendok dan garpu. Ikea
menawan untuk dikunjungi karena mereka memiliki display beragam untuk kamar tidur, dapur,
ruang kerja, dan sebagainya. Kita bisa “mencuri” ide atau sekedar berangan-angan membuat hal
yang serupa di rumah.
Dengan ongkos pengiriman barang berukuran jumbo dari Ikea Singapura ke Jakarta cukup mahal,
tujuan saya ke Ikea tidak pernah betul-betul untuk belanja perlengkapan rumah. Selain ke section
perlengkapan makan dan perlengkapan masak, tujuan saya adalah untuk menikmati Swedish
Meatball dan Daim Cake. Ya, walau merupakan megastore untuk furniture, foodcourt Ikea adalah
magnet tersendiri untuk saya.
Terdapat dua Ikea di Singapura, yaitu di Alexandra Road dan di Tampines. Terletak tidak jauh dari
pusat kota Singapura, ukuran Ikea Alexandra tidak sebesar Ikea Tampines . Foodcourt Ikea
Alexandra juga tidak memiliki halal section, Swedish Meat Ball nya terbuat dari pork. Namun
keuntungan mengunjungi Ikea Alexandra adalah kita bisa sekaligus shopping di Anchor Point, mall
yang di dalamnya terdapat Factory Outlet untuk Charles & Keith, Cotton On, G2000, Girodano dan
banyak lagi. Namanya juga Factory Outlet, modelnya lebih lama daripada model di outlet normal.
Memang banyak item dengan harga discount, namun untuk new arrival harganya sama dengan
outlet normal.
Untuk mengunjungi Ikea Alexandra anda dapat naik MRT line hijau dan turun di Commontwealth
MRT, dilanjutkan bis no 195 setelah anda exit MRT station (jangan menyebrangi jalan). Ikea
Alexandra terletak dua bus stop dari Commonwealth MRT station. Jika anda menginap di area Bugis,
anda dapat naik bis 33 dari bus stop di depan Bugis Junction, dan tanpa harus pindah bis, anda
akan langsung sampai ke Ikea Alexandra. Bis 33 ini juga dapat digunakan oleh anda yang menginap
di daerah Clarke Quay dan Chinatown. Naiklah dari bus stop “Opposite Clarke Quay Stn” ataupun
dari bus stop “Chinatown Point”. Bis yang sama dapat anda gunakan untuk pulang dari bus stop di
depan Anchor Point ke Chinatown, Clarke Quay dan Bugis.
Sedangkan untuk ke Ikea Tampines, anda bisa menggunakan MRT tujuan Pasir Ris. Anda dapat
turun di Tampines MRT Station dan berjalanlah ke bus stop dimana anda akan menemukan halte
untuk Ikea free shuttle bus yang berinterval 30 menit pada hari kerja dan 10 menit pada weekend.
Free shuttle Ikea ini juga dapat ditemukan di MRT Bedok serta MRT Pasir Ris. Anda dapat memilih
untuk turun di MRT station yang mana. Untuk kembali, anda juga dapat menggunakan free shuttle
bus tersebut ke MRT Bedok, Tampines maupun Pasir Ris.
Untuk bersantap di food court yang ada di Ikea, anda
perlu membawa troley yang disediakan, mengisinya
dengan tray, kemudian baru mulai mengantri. Anda
akan memilih dan mengambil sendiri appetizer dan
dessert, sementara untuk main course anda akan
dilayani. Selain Swedish Meat Balls, cobalah juga
Chicken Wings dan menu Salmon nya. Harga
makanan berkisar antara SGD 6 - 10, budget per
orang untuk makan dan minum sekitar SGD 10,
namun itu diluar dessert.
Hanya di Ikea Tampines, meatballs yang dibuat bersertifikat halal. Walaupun Ikea Tampines ini
jauh, namun sangat mudah diakses dengan menggunakan transportasi umum.
Yang perlu diingat jika anda ingin berkunjung ke Ikea Tampines, adalah waktu tempuh. Anda akan
kehilangan setengah hari untuk pergi kesana. Untuk menghemat waktu, sebaiknya anda ke Ikea
Tampines pada hari terakhir di Singapura, sehingga anda dapat langsung pergi ke Changi Airport.
Namun anda harus pintar mengatur waktu agar tidak sampai ketinggalan pesawat. Untuk pergi ke
Changi dari Ikea, membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit menggunakan taksi, dengan rate
sekitar SGD 10 - 15.
M ARI M AIN A IR DI S INGAPORE Z OO
Salah satu tempat yang wajib dikunjungi jika anda berkunjung bersama anak ke Singapura adalah
Singapore Zoo, yang banyak di review oleh para anggota tripadvisor sebagai the best zoo in the
world. Entah anda setuju atau tidak, untuk saya dan keluarga, so far memang ini adalah kebun
binatang terbaik yang pernah kami kunjungi.
Untuk mengunjungi Singapore Zoo menggunakan public transport, anda dapat naik MRT line merah
dan turun di Ang Mo Kio station, kemudian dilanjutkan naik bis 138 dari Ang Mo Kio bus terminal
yang sudah terhubung langsung dengan MRT station. Yang perlu anda catat, jarak perjalanan dari
Ang Mo Kio MRT Station ke terminal bis 138 ini cukup jauh. Dengan dua orang anak, kami
memerlukan waktu sekitar 10 menit, karena ternyata bus stand untuk bis 138 dengan tujuan zoo ini
terletak di akhir terminal bis. Tapi tentunya kita akan tetap merasa nyaman karena kondisi terminal
bis yang ber ac juga tersedia kios makanan dan minuman di sekitarnya. Perjalanan dari Ang Mo Kio
ke Zoo cukup jauh, membuat anak kami sempat terlelap di dalam bis. Total travel time jika
menggunakan MRT dan bis dari area Bugis tempat kami menginap, bisa mencapai 1,5 jam. Lama
juga ya.
Sebetulnya saya sudah planning untuk naik SAEX (www.saex.com.sg) bis yang bisa mengantarkan
kami langsung dari hotel tempat kami menginap saat itu ke zoo. Bahkan salah satu pertimbangan
saya dalam memilih hotel adalah list hotel yang dilalui SAEX bus. Namun apa daya, di pagi hari anak
kami minta untuk berenang terlebih dulu di hotel, sehingga rencana kami naik SAEX bus jam 9 pagi
dari hotel pun buyar.
Bagi anda yang planning untuk pergi ke Zoo, saya sangat menyarankan anda naik bis SAEX, untuk
menyimpan energi yang akan dipergunakan di Zoo. Tiket untuk adult SDG 4,5 dan untuk anak SGD
2.5, bisa dibayar di atas bis, tentunya lebih baik jika anda telah menyiapkan uang pas. Ada dua bis
dari Orchard Road dan juga Beach Road. Silahkan lihat daftar hotel yang dilalui SAEX bus di
www.bushub.com.sg , jika anda tidak menginap di hotel-hotel yang dilalui bis ini, anda bisa datang
ke lobby hotel sesuai jadwal SAEX bus.
Setibanya di Singapore Zoo sekitar jam 12 siang, antrian pembelian ticket sudah mengular,
untungnya kami sudah membeli ticket secara online, jadi kami langsung masuk ke zoo tanpa harus
antri membeli ticket. Kami hanya membeli 1 ticket anak untuk anak kami pertama yang berusia 4
tahun. Sementara adiknya yang saat itu umurnya 2 tahun 11 bulan, masih free. Singapore Zoo
memberi batasan anak hingga umur 3 tahun untuk mendapatkan free entrance. Ketika kami masuk,
petugasnya sama sekali tidak cek passport untuk membuktikan anak kami masih di bawah 3 tahun.
Tujuan pertama kami adalah ke terminal boat, karena ticket yang kami beli sudah termasuk
didalamnya unlimited boat and tram ride seharga SGD 17 untuk anak dan SGD 27 untuk dewasa.
Harga ticketnya memang cukup mahal, namun begitu anda ada di dalam zoo, percayalah, anda
tidak akan merasa rugi. Terminal boat masih sepi ketika kami datang, tanpa antri kami bisa masuk
dan naik boat menjelajahi sungai yang terdapat di dalam Singapore Zoo. Wah anak-anak kami
sangat menikmati perjalanan dengan boat siang itu.
Boat tiba di dekat area Kidzworld, anak-anak langsung kami ajak ke arena water playground, dan
mereka pun puas main di arena tersebut. Selain water playground terdapat arena playground di sini.
Kami menghabiskan waktu hingga 2 jam, dan harus rela kehilangan animal shows karena kami sulit
mengajak anak kami berhenti main hehe..
Setelah show, anak-anak kami mulai ngantuk dan cape. Akhirnya kami berkeliling dengan tram, dan
anak kami pun pulas di pangkuan kami :p Waktu menunjukan pukul 4.15, kami turun di tram station
terdekat dengan exit. Dan menggendong anak kami ke bus stop di luar Singapore Zoo.
Kami sangat beruntung menemukan SAEX bus ke Beach Road. Ga kebayang deh kalau harus naik
bis dan MRT pulang ke hotel dengan menggendong kedua anak kami. SAEX bus menurunkan kami
di Ophir Road, dekat dengan lobby hotel tempat kami menginap. Waktu perjalanan dari Singapore
Zoo ke hotel hanya 45 menit, dan kami dapat dengan nyaman duduk dalam bis ber-ac. Jadi jika
anda planning ke Singapore Zoo dengan anak anda, saya sangat merekomendasikan anda untuk
naik SAEX bus ini. Hemat energi dan juga waktu.
Tips:
1. Kami membeli ticket Singapore Zoo yang sudah termasuk boat ride dan tram ride, dan ticket ini kami rasakan
sangat bermanfaat, karena kita bisa mengelilingi Singapore Zoo dengan tram.
2. Kita bisa naik tram dan berhenti di station tujuan kita, namun jika kita hanya ingin keliling, duduk manis saja di
atas tram ketika tram berhenti di station untuk menaikan atau menurunkan penumpang.
3. Jika anda planning untuk mengunjungi Jurong Bird Park, Night Safari & Singapore Zoo, saya sarankan anda
membeli ticket terusan ketiganya, atau dua diantara park tersebut. Ticket dapat dibeli online di www.zoo.com.sg.
Jika budget anda terbatas, tidak perlu ragu untuk menginap di hostel yang
banyak terdapat di Singapura. Pada umumnya keadaan hostel sangat bersih
dan nyaman. Ada baiknya anda membaca review di www.tripadvisor.com
mengenai hostel yang akan anda pilih, ataupun juga review
www.hostelworld.com.
Kami biasanya memilih peringkat 1-10 di kedua situs tersebut, dan pilihan
utama kami adalah faktor lokasi. Review yang diberikan sesama traveler dapat
menggambarkan kondisi hotel apa adanya. Berikut ini adalah review kami atas
empat hostel di Singapura yang pernah kami kunjungi.
Inilah hostel pertama yang kami coba di Singapura
pada Desember 2010. Saat itu kami mencari hostel
yang memiliki private room, dan Rucksack Inn masuk
dalam kriteria tersebut, namun dengan sharing
bathroom. Walaupun sharing bathroom, anda akan
tetap merasa nyaman karena sangat bersih, dan ada di
setiap lantai.
Common area Rucksack Inn Hongkong Street dibuat
sangat nyaman untuk para tamu. Terdapat meja makan
dengan roti, teh dan kopi gratis 24 jam, ruangan
menonton TV, juga computer station. Semuanya
bergaya minimalis dengan warna yang menyejukan
hati.
Lokasi hostel yang hanya 10 menit dari MRT Clarke
Quay, merupakan salah satu kelebihan Rucksack Inn Hongkong Street. Selain itu terdapat dua
bus stop yaitu Boat Quay Bus Stop dan Opposite Clarke Quay Stn Bus Stop, membuat hostel ini
sangat mudah diakses. Nah yang perlu diingat, lokasi Rucksack Inn Hongkong Street berada di
sebuah ruko, sehingga anda harus siap untuk naik turun tangga. Dari yang saya baca, Rucksack
Inn Temple Street (daerah Chinatown) tidak terletak di ruko, mungkin bisa menjadi pilihan anda
terutama bagi yang bepergian dengan elderly.
Jika anda bermasalah dengan hostel di Singapura yang
rata-rata harus dicapai dengan menaiki tangga yang
cukup tinggi, Tree in Lodge memiliki lift, sehingga anda
tidak perlu repot naik turun tangga. Letak hostel ini
sangat strategis, hanya 5 menit dari MRT Bugis,
dikelilingi banyak restoran dan cafe. Namun hostel ini
tidak memilki private room. Tapi jangan khawatir,
mereka memiliki female dorm (untuk anda traveler
wanita dan tidak nyaman berbagi dorm dengan pria
yang tidak dikenal :p) dan tentunya hostel ini juga
memiliki mixed dorm.
Tree in Lodge menawarkan konsep “green hostel”
karena itu, AC baru dinyalakan pukul 6 malam dan
akan dimatikan di pagi hari. Jika anda berada di hostel
saat jam AC dimatikan, anda dapat bersantai di common area yang dilengkapi dengan kipas
angin dan jendela untuk sirkulasi udara. Di common area terdapat laptop yang dapat
dipergunakan oleh tamu Tree in Lodge secara gratis.
Kami memilih The Matchbox karena tertarik dengan tempat tidurnya yang berbentuk pod.
Tetapi kalau membandingkan dengan hostel lainnya, harga The Matchbox cukup mahal. Untuk
single pod harganya di Ladies Dorm harganya SGD 52, sedangkan double pod SGD 88. Kami
memesan private room dan mendapatkan birthday discount untuk Rene, sehingga harga private
room menjadi SGD 110.
Konsep the matchbox memang bukan untuk low budget backpacker, segmen yang mereka tuju
adalah para high end backpacker. Hal ini dapat dilihat dari common area yang disediakan bagi
para tamunya, sangat nyaman dan besar terletak di lantai teratas. The Matchbox juga
menyediakan laptop bagi para tamu yang dapat dipinjam ke kamar.
Shared bathroom sangat nyaman dan bersih, namun
yang perlu dicatat, shared bathroom hanya terletak
di lantai dasar. Jadi jika anda mendapatkan kamar di
lantai atas, anda harus selalu turun ke lantai dasar.
The Matchbox terletak di daerah Aan Siang Road,
Chinatown. Di sekitar hostel banyak tersedia cafe dan
bar yang banyak dikunjungi oleh expatriat di malam
hari. Sedangkan di siang hari, daerah sekitar hostel
cukup sepi, sangat kontras dengan daerah padat
penduduk Chinatown yang terletak hanya beberapa
blok dari hostel ini.
Sayangnya lokasi the Matchbox tidak dekat dengan
MRT Chinatown (sekitar 20 menit jalan kaki), namun
dekat dengan bus stop yang berada di Maxwell Road.
Jika anda ingin merasakan tidur didalam sebuah pod,
The Matchbox layak untuk dicoba.
Jika anda mencari hotel yang terletak di tengah
kota, memiliki kolam renang, namun dengan
budget terbatas, saya tidak ragu untuk
merekomendasikan Fragrance Hotel Riverside.
Hotel ini terletak di Hongkong Street, 5 menit dari
MRT Clarke Quay, 2 menit dari bus stop “Boat
Quay” dan bus stop “Opposite Clarke Quay Stn”.
Kamar hotel sangat compact, namun karena
merupakan hotel baru, interior nya terlihat gress,
membuat saya betah. Demikian juga kamar
mandinya, sangat bersih dengan shower
bertekanan tinggi. Selain lokasi, hal yang paling
saya suka adalaha rooftop swimming pool nya.
Dari rooftop, kita dapat melihat gedung pencakar
langit di sekeliling hotel.
Kolam renang nya memang tidak besar, namun cukup panjang untuk anda yang ingin serius
berenang. Berenang lah di pagi agar anda tidak perlu share kolam renang imut ini dengan tamu
lain. Dan jika anda hanya membutuhkan kolam renang untuk bermain dengan kiddos, kolam
renang ini lebih dari cukup.
Apa...Geylang? Itu kan red light area nya Singapur! Hal itu pula yang terlintas di pikiran saya ketika
akan book hotel di daerah Geylang. Namun malam itu kami tiba di Singapura jam 1 malam, hanya
tidur semalam di Geylang, dan esok paginya kami check out untuk pindah ke hostel yang lain. Rate
Fragrance Hotel Emerald di Agoda saat itu Rp 600 ribu, setelah dikurangi dengan point Agoda saya,
kami hanya harus membayar Rp 400 ribu. Atas dasar pertimbangan harga, kami pun putuskan
menginap disini.
Sebelum berangkat, saya membaca tripadvisor review untuk Fragrance Hotel Emerald, dan jika
dibandingkan dengan review Fragrance hotel di area Geylang lainnya, review Fragrance Hotel
Emerald ini yang paling baik.
Dengan banyaknya review negatif di tripadvisor.com mengenai hotel ini, kami cukup was-was
sebelum berangkat. Salah satu review menyebutkan bahwa di lobby hotel tercium bau yang
aneh, kami pun menciumnya ketika pertama kali tiba di hotel. Wangi aromaterapi nya memang
cukup aneh, namun pada hari berikutnya kami sudah terbiasa:p Bangunan hotel ini sudah tua,
berikut furnitur di dalam kamar. Apalagi restaurant tempat kami makan pagi, sudah tidak layak
disebut restaurant dari suatu hotel.
Namun lokasi hotel ini sangat strategis, dekat dengan Bugis dan Arab Street, sehingga kami
mudah mendapatkan makanan halal. Dan kolam renangnya sangat besar dan bersih, membuat
kiddos (dan kami) betah berlama-lama di kolam renang.
Apakah saya merekomendasikan hotel ini untuk liburan bersama keluarga? Saya akan jawab iya,
jika anda tidak masalah dengan hotel dengan bangunan lama. Buat saya kolam renang yang
bagus lebih penting daripada keadaan kamar jika bepergian dengan kiddos.
Alasan saya memilih The Carlton adalah karena secara
lokasi hotel ini sangat strategis, terletak dekat dengan
MRT station Bras Basah dan MRT station City Hall. Selain
itu banyak sekali bis yang melewati hotel ini. The
Carlton terletak di seberang The Chijmes, sebuah
bangunan tua nan cantik yang saat ini merupakan
entertainment center dilengkapi dengan toko, cafe dan
restaurant.
Dari luar The Carlton terlihat sangat mewah dan megah,
namun alangkah kecewanya saya ketika masuk ke
kamar, mendapati ruangan yang sangat tua, tidak
sesuai dengan penampakan hotel dan lobby yang sangat
modern. Atau mungkin karena saya mendapatkan kamar
di bagian hotel yang lama, sehingga mendapatkan
kamar yang mengecewakan. Saya tidak tahu pasti, karena tidak sempat memeriksa ke wing
hotel yang baru. Yang pasti karena harga hotel tidak sebanding dengan kamar yang saya
dapatkan, saya tidak pernah mau kembali ke hotel ini lagi.
Dengan banyaknya review yang negatif di tripadvisor mengenai hotel ini, saya sudah pasrah
akan mendapatkan kamar seperti apa, karena kebanyakan review mengatakan kamar di hotel ini
sangat tua. Namun di luar dugaan, kamar yang saya dapatkan terletak di wing yang baru, dan
sangat modern. Kamar saya terletak di sisi yang berdekatan dengan hotel The Grand Park City
Hall yang memiliki wifi gratis, jadilah saya pun
bisa menikmati wifi gratis di kamar hehe. Selain
itu karena terletak di corner, kamar saya memiliki
dua jendela besar dengan pemandangan
Singapore flyer.
Hotel ini bersebelahan dengan Funan IT Mall,
penggemar gadget akan betah berlama-lama di
Funan. Karena di Funan juga terdapat banyak
restaurant, salah satunya Qiji yang merupakan
halal resto, membuat tinggal di Peninsula sangat
mudah mencari makanan. Jalan sedikit dari hotel
pun, kita akan menemukan Old Chang Kee,
gorengan ala Singapura yang berlabel halal.
Selain itu, lokasinya yang hanya 5 menit dari MRT
City Hall, membuat anda akan mudah explore
Singapura dengan MRT.
We are travel couple and food lovers. We have a normal life like many other
people. We have to manage our leave availability with our holiday plan (or
is it the other way around?). We also need to manage who is going to take
care of our two lovely kiddos when we travel as a couple.
We share pictures and stories of our food and traveling as well as our
family vacation experiences. Our target is to explore Indonesia to the fullest
and to promote Indonesian food and traveling to the world.
Well, you might also read stories of us going abroad in our blog. We take it
as our opportunity to appreciate the beauty of Indonesia, because when we
are abroad, then we realize even more how beautiful Indonesia is.