Ekstraksi+ Penguapan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 19
1 DASAR PEMILIHAN METODE EKSTRAKS 1.1 DEFENISI Ekstraksi merupakan suatu metode pemisahan suatu zat yang didasarkan pada perbedaan elarutan terhadap dua i tidak saling larut yang berbeda, biasanya yaitu air dan yang lainnya berupa pelarut organik, Ada beberapa jenis ekstrak diantaranya yaitu ada beberapa jenis ckstrak yyaitu ckstrak cair, ekstrak kental dan ekstrak kering. Ekstrak cair jika hasil ekstraksi masih bisa dituang, biasanya kadar ai rya lebih dari 30%, Ekstrak kental jika kadar aimya 5-30% dan ekstrake kering kadar airnya kurang dari 5%, 1.2 JENIS-JENIS METODE EKSTRAKSI 1.2.1 MASERAST A. DEFENISI MASERASI Maserasi istilah aslinya adalah macerare (bahasa Latin, artinya merendam). Maserasi adalah proses ekstraksi simplisia dengan menggunakan pelarut melalui beberapa peng eokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (temperatur kamar). Maserasi merupakan saiah sata jenis ‘metoda ekstraksi dengan sistem tanpa pemanasan atau dikenal dengan istleh ekstraksi dingin, jadi pada-méioda ini,pelarut dan sampel tidak-mengalami pemanasan sama sekali, Sehingga maserasi Fupakan-teknik eksiraksi yang dapat digunakan untuk senyawa yang tidak tahan panas atsupun tahan panias. PRINSIP MASERASI Prinsip-maserasi, secara teknologi fermasitk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian Konsentrasi pada keseimbangan. Prinsip maserasi adalah penyarian zat aktif’ yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai pada temperatue kamar dan terlindung dari cahaya matihari sambildiaduk. Cairan penyari aka masuk ke dalam sel melewati dinding sel, kemudian isi sel akan Jarut karena adanya perbedaan-kousentrasi antara Jarutan di dalam sel dengan di luar sel, Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan Konsentrasi rendah (proses difusi). Petistiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan zat aklif 4 dalam dan di luar sel. 4 & Dipindai dengan CamScanner id Pelarut —ongr |__, Pelarut organik + zat aktif Gambar 7, Proses Tersarinya Zat Aktif Dalam Tanaman C, KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MASERASI ‘Adapun kelebihan dan kekurangan metode maserasi yait 1. Kelebihan dari ekstraksi dengan metode maserasi adalah : = Unit alat yang dipakai sederhana, hanya dibutuhkan bejana perendam - Biaya operasionalnya relatif rendah = Prosesnya relatif hemat penyari dan tanpapemanasan, 2. Kekurangan dari ekstraksi dengan metode maserasi adalah - Proses penyariannya tidak sempurna, karena zat aktif hanya mampu terekstraksi sebesar 50% saja : + > Waktu ektraksi lama, D. MODIFIKASI METODE MASERAST 7 ‘Adapun modifikasi metode'maserasi antara lain : 1. Remaserasi Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelerut setelah dilakwkan penyaringan maserat pertarva dan seterusnya, Digesti Digesti adalah maserasi kinetik (dengarr pengadukan Kontinu) pada temperatur yang lebih tinggi dari temperaturtuangan-(kamiar) yaitusecara umum dilakukan pada temperatur 40 ~ SUCH 3, Maserasi dengan mesin pengaduk Maserasi’dengan mesin pengadukan adatah maserasi yang dilakukan dengan menggunakan mesin pengadukan yang berputar terus-menerus, waktu proses maserasi dapat dipersingkat menjadi 6sampai 24 jam. 15 & Dipindai dengan CamScanner 4. Maserasi melingkar Maserasi melingkar adalah penyarian yang digunakan dengan cairan penyarian yang selalu mengalir kembali secara berkesinambungan melalui serbuk simplisia dan melarutkan zat aktifnya. 5, Maserasi melingkar bertingkat Maserasi melingkar bertingkat adalah metode penyarian yang menggunakan peralatan yang hampir sama dengan maserasi melingkar, tetapi dengan jumlah bejana penambung yang disesuaikan dengan keperluan (lebih banyak). ‘Keterangan ‘A-: Bejana maserasi berisi sampel B:Tunp CPengnduk yang digerakkean socara mekanik: Gambar 8. Alat Maserasi 1.2.2 PERKOLASI A. DEFENISI PERKOLASE Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya djlakukan pada temperatur ruangan. Perkolasi lebih efisien daripada maserasi karena merupakan proses berkelanjutan dimana pelarat jenuh secara konstan digantikan oleh pelarut baru, Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, ‘osmosa, adhesi, daya kapiler dan daya geseran ({riksi). — Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak) terus menerus sampai diperoleh cekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kalibahan, B, PRINSIP : oo . S Prinsip dari perkolasi adalah penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara =~ ‘mengillirkan suatu pelarut melalui serbuk simplisia yang terlebih dahulu dibasahi selama waktu tertentu, kemudian ditempatkan dalam suatuwadah berbentukc silinder yang diberi 16 & Dipindai dengan CamScanner sekat berpori pada bagian bawahnya.Pelarut dialirkan secara vertikal dari atas ke bawah pli yang dilaluinya sampai mencapai keadaan jenuh, C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PERKOLASI Kelebihan metode perkolasi dibandingkan maserasi yaitu aliran cairan penyari melalui serbuk dan pelarut akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia menyebabkan adanya pergantian larutan yangterjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi. Kelebihan lain metode perkolasi dibandingkan maserasi yaitu ruangan diantara serbuk-serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir cairan penyari. Karena kecilnya saluran kapiler tersebut, maka kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas, sehingga dapat meningkatkan perbedaan konsentrasi.. ‘Adapun kelebihan dan kekurangan metode perkolasi antara lain a, Kelebihan metode perkolasi : + Tidak memerlukan langkah tambahan = Tidak membutuhkan panas sehingga teknik perkolasi ini sangat cocokuntuk substansi yang bersifat termolabil = Sampel selalu diari pelarut bara 2 = Pelarut dialitkan melalui sampel schingga proses penyarian lebih sempurna. b. Kerugian metode perkolasi : ~ Kontak antara sampel padat dengan pelarut tidak merata dan terbatas +. Pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi sehingga tidak melarutkan Komponen secara efesien, =. Apabila sampel-dalam perkolator tidak homogen, maka pelarat akan sulit menjangkau seluruh area = Metode ini memakan banyak pelarut. danmembutuhkan banyak waktu. serkalsae —“peahasibiasn” pao Konan Gambar 9. Rangkaian Alat Perkolasi ay & Dipindai dengan CamScanner 1.2.3 REFLUKS A, DEFENISI REFLUKS Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif Konstan dengan adunya pendingin balik, ‘Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga proses ckstraksi berjalan secara sempumne. B. PRINSIP Pri p dari metode refluks adalzh pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk ‘uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan ‘etap ada selama reaksi berlangsung, Demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan, sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam, Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN REFLUKS Keuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel yang ‘mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung. Kerugiannya adalah membutubkan volume total pelarut yang besar dan sejumlah manipulasi dati operator. et A Reagan sags Ke ‘Penna slag sms C:enlenor De Lables (Tenpatsian aya dn ge) Es Peans Gambar 10, Rangkaian Alat Refluks 1.2.4 SOKLETASI A. DEFENISI SOKLETASI Sokletasi merupakan ekstraksi padat-cair berkesinambungan, disebut ekstraksi padat-cair karena substansi yang dickstraksi terdapat di dalam campucan yang berbentuk padat, sedangkan disebut berkesinambungan Karena pelarut yang sama dipakai berulang-ulang sampei proses ekstraksi sclesai. Soxhletasi adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengisolasi minyak lemak, & Dipindai dengan CamScanner B. PRINSIP Prinsip penyarian secara berkesinambungan, dimana cairn penyari dipanaskan sehingga ‘menguap, wap cairan akan terkondensasi menjadi molekul- molckul eairan penyari oleh pendingin balik dengan turun ke-dalany klonsong menyari simplisia dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati ‘menjadi sempuma, sifon, proses ini berlangsung hingga penyarian zat aktif C, KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SOKLETASL Keuntungan dari metode ini antara Jain menggunakan pelarut yang lebih sedikit dan larutan sari yang dialirkan’melalui sifon tetap tinggal dalam labu, sehingga pelarut yang digunakan untuk ‘mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan laju ekstraksi. Tetapi metode ini juga memiliki beberapa kekurangan antara lain: tidak dapat digunakan pada bahan yang mempunyai tekstur yang keras, selain itu pengerjaannya rumit, pelarut yang digunakan memiliki titik didih rendah schingga mudah menguap, danmetode ini tidak dapat digunakan untuk senyawa termolabil karena pemanasan yang berkepanjangan dapat menyebabkan degradasi senyawa. Keeani Penghubungsclangairkeuse Peaghubungsetangair azole ondescor :lonsong(Tempatpeayaia) :Pipasifon 7B eo eS Pipapenguog @ -Labualas (Tempat sia peayaridan haiti) HL Caleanpenyal da kstsist a oy Gambar 11. Rangkaian Alat Sokletasi & Dipindai dengan CamScanner 1.2.5 DESTILASI A. DEFENISI DESTILASI Toe Destilasi_alau Distilasi (penyulingan) adalah sebuah metode yang digunakan untuk memisahkan baban kimia berdasarkon perbedaan Kecepatan atau kemudahan menguap atau jhkan sehingga menguap dan uap-* lebih volatilitas bahan. Daiam penyulingan ini, campuran zat di ite dial tersebut kemudian didihkan kembali ke dalam bentuk cairan, Zat yang memiliki rendah akan menguap lebih dulu. - Dis Dalam industri minyak atsiri dikenal tiga macam metode penyulingan, yait (water distillation). 2. Distilasi kukus (steam and water distillation). 3. Distilasi uap (steam lation). Distilasi air (destilasi hidro) dan distilasi uap adalah metode yang umum digunakan untuk ekstraksi minyak atsiri. Beberapa senyawa alami mengalami dekomposisi dalam destilasi. Distilasi uap merupakan suatu metode isolasi zat orgarik yang tidak larut dalam air dengan mengalirkan uap air dengan prinsip penurunan titik didihcampuran. Distilasi uap dapat digunakan ‘untuk campuran yang tidak larut dalam air disemua temperatur, tetapi dapat didistilasi dengan air. Destilasi air, bahan (simplisia) bercampur sempurna atau sebagian dengan air mendidih, senyawa kandungan menguap tetap kontinn ikut terdestitasi. B. PRINSIP Prinsip dasar distilasi adalah mendistilasi campuran senyawa dibawah titik didih dari masing- masing senyawa campurannya, Uap sir yang dipanaskan akan membawa usp minyak atsiri dan didinginkan oleh pendingin Liebig (kondensor) masuk ke modifikasi deanstark.minyak atsiri yang erat jenisnya ringan akan ditampung di modifikasi deanstark bagian atas sedangkan aimya akan masuk lagi ke labu stem distilasi, Sirkulasi ini berlangsung terus menerus sampai distilasi dianggap selesai. C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DESTILASI Kelebihan metode destilasi antara lain : : 1, Dapat memisahkan zat dengan perbedaan titik didih yang tinggi. 2. Produk yang dihasilkan benar-benar murni, Kekurangan metode destilasi antara lain : 1. Hanya dapat memisahkan zat yang memiliki perbedaan titik didih yang besar. 2. Biaya penggunaan alat ini relatif' mahal, 20 & Dipindai dengan CamScanner Ae pendingin keluae : Kondensor pendingia mast Pemanasatt Tabu penainpung a Stall Gambar 12, Rangkaian Alat Destilasi Air Gambar 13, Rangkaian Alat Destilasi Uap “Keterangens 1. Pemanas/Kempor 6. Selangairamasu Bear = T.Selang ait keluae 3. Uap 8 Airbetcampur dengan minyak ssc : => 4 Simptisia 9 Mina asi ¢ 5. Unp bercampur denganminyakasiti 10, Hideoat ar aromatic) Gambar 14, Rangkaian alat destilasi uap air 2 Dipindai dengan CamScanner 1.2.6 ENFLUERASI A. DEFENISI ENFLUERASI Enfleurasi adalah proses yang menggunakan lemak tak berbau yang padat pada suhu kamar untuk menarik senyawa minyak atsri yang dikeluarkan oleh tumbuhan. Prosesnya bisa berupa enfleurasi dingin atau enfleurasi panas. Beberapa contoh lemak yang dapat digunckan sebagai absorben dalam metode enfleurasi yaitu lemak sapi, lemak babi, lemak kambing, lemak domba, Jemak ayam. Selain menggunakan lemak hewani, metode enfleurasi juga dapat dicampur dengan ‘minyak nabati, minyak kelapa, minyak sawit, minyak jagung, minyak kedelai, minyak canola, dan ‘minyakkacang-kacangan, ‘Ada dua jenis proses enfluerasi antara lain : 1. Enfleurasi dingin (Cold Enfleurage), dilakukan saat lemak dalam keadaan dingin. Lemak hewan atau nabati dipanaskan hingga 80°C hingga semua lemak larut. Lemak kemudian dituangkan pada sasis hingga lemak memadat kembali. Lemak yang telah dingin diberi bunga yang akan diekstraksi untuk diperoleh minyak atsirinya, Bahan tumbuhan, biasanya kelopak atau bunga utuh, kemudian ditempatkan pada Jemak dan aromanya dibiarkan berdifusi- ke dalam lemak selama 1-3 hari. Proses ini kemudian diulang dengan mengganti sampel segar sampai lemak telah mencapai tingkat saturasi aroma yang diinginkan, 2, Enfleurasi panas (Hot Enfleurage), lemak padat dipanaskan dan sampel dari bagian tanaman diaduk menjadi lemak. Sampel diganti dengan bahan segar baru sampai lemak jenuh dengan aroma. Ekstraksi dengan lemak panas dilakukan pada suhu 60°C. Lemak dan bunga dalam sasis dipanaskan sampai suhu 60°C selama: 30 menit. Selanjutnya bunga dan lemak didinginkan pada subu 8-10°C selama 21 jam. B. PRINSIP Prinsip kerja enfleurasi adalah penyerapan minyak atsiri dengan lemak, kemudian dickstraksi dengan pelarut yang sesuai untuk memisahkan minyak atsiri dengan lemaknya. Lemak dioleskan secara merata pada sebuah alat yang disebut dengan sasis. Sasis berupa persegi empat yang dialasi dengan kaca dan disertai dengan penutup kaca. Permukaan bunga yang akan dickstraksi minyak atsirinya harus bebas dari ir. Hal ini karena air dapat membuat lemak cepat tengik. Sasis yang sudah diolesi dengan lemak selanjutnya diisidengan bunga segar yang tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembek. Hal ini karena bunga yang keras akan sulit menempel pada lemak dan bunga yang terlalu lembek akan sulit dilepas dari lemak, Bunga dan lemak dibiarkan di datam sasis selama 24 Jam scbelum diganti dengan bunga yang segar. Lemak yang telah jenuh dengan minyak atsiti pomade selanjutnya dickstraksi dengan 22 & Dipindai dengan CamScanner etanol, selanjutnya etanol diuapkan untuk mendapatkanminyak atsiri yang muni, C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ENFLUERASI Kelebihan menggunakan metode enfleurasi ini adalah rendemen yang diperoleh lebih tinggi dibandingan dengan metode lainnya dan mutu minyak bunga yang didapat lebih baik, menghasilkan _minyak dengan wama lebih cerah serta lebih murah biaya operasionalnya, Kelemahan proses ini -adalah karena memerlukan waktu yang lebih ama, dan membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman, Gambar 15, Proses Enfluerasi 1.2.7 INFUSA A. DEFENISI INFUSA Infusa atau infundasi adalah ckstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air (bejana infusa tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur, 96-98°C) selama waktu tertentu (15-20 ifienit). Infundasi merupakan penyarian yang umum dilskukan untuk menyari zat ~ kandungan aktif yang larut dalam air dari baban-bahan nabati. Umumnya infusa selalu dibuat dari simplisia yang mempunyai jaringan lunak, yang mengandung minyak atsiri, dan zat-zat yang tidak tahan pemanasan lama. B. PRINSIP INFUSA Panéi bawah aimya mendidih (pada suhu 100°C), maka panas yang diterima oleh panei atas ~ suhuinya haiiya menéapai sekitar 90°C saja, Kondisi demikian ini diperlukan agar zat aktif dalam bahan tidak’ rusak olch pemanasan berlebihan (biasanya zat aktif akan rusak bila dipanaskan sampai’ 100°C ataii lebih). - C. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN INFUSA Kelebihan dari penggunaah metode infuswdekokta adalah unit alat yang dipakai sangat ~ sederhana sehingga biaya operasional yang diperlukan relatif rendah, Sedangkan kekurangan dati ‘metode ini adalah zat-zat yang tertarik kemungkinan sebagian akan mengendap kembali apabila ingnya zat-zat atsiri, dan tidak cocok untuk kelarutannya sudah mendingin (lewat jenuh), hi 23 Dipindai dengan CamScanner mengekstraksi senyawa/simplisia yang tidak tahan panas, sera simplisia yangmengandung zat-zat albumin tentunya zat ini akan menggumpal schingga menyukarkan penarikan zat-zat berkhasiat tersebut. : ‘Keterangan As Twp 1B : Paci brs sampel da plort (©: Panci brs ae sebagai penangss) - Gambar 16. Rangkaian Alat Infusa 1.2.8 DEKOKTA A. DEFENISIDEKOKTA Dekokta (Bahasa latin: dekoktum) adalah infus pada waktu yang lebih Jama (30 menit) dan temperatur sampai titik didih air, Metode ini dapat dilakukan untuk simplisia yang sulit diekstraksi atau yang bersifat keras, atau yang mengandumg senyawa kimia yong stabil terhadap panas. Penyarian dengan metode infusa dan dekokta menghasilkan sati/ekstrak yang tidak stabil dan ‘mudalt‘tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu, sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam. B. PRINSIP DEKOKTA 7 Panci Bawah airnya mendidih (pada suhu 90°C), maka panas yang diterima oleh panci atas suhunya hanya mencapai sekitar 90°C saja. Kondisi demikian ini diperluken agar zat aktif dalam. bahan tidak rusak oleh pemanasan berlebihan (biasanya zat aktif akan rusak bila dipanaskan sampai 100°C atau lebih), (C. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN DEKOKTA Kelebihan dari penggunaan metode infusa/dekokta adalah unit alat yang dipakai sangat sederhana sehingga biaya operasional yang diperlukan relatif rendah, Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah zat-zat yang trtarik kemungkinan sebagian akan mengendap kembali apabila kelarutannya sudah mendingin (lewat jenuh), hilangnya zat-zat atsiri, dan tidak cook untuk ‘mengekstraksi senyawa/simplisia yang tidak tahan panas, serta simplisia yangmengandung zat-zat albumin tentunya zat ini akan menggumpal schingga menyukarkan penarikun zat-zat berkhasiat tersebut, 4 Dipindai dengan CamScanner 1,3 TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa mampu melakukan proses ekstraksi dan membandingkan hasil dari berbagai jenis metode ekstraksi (maserasi, perkolasi, refluks, sokletasi, infusa, dekokta, destilasi dan enfluerasi) 1.4 BAHAN PERCOBAAN -Simplisia yang telah ditentukan = Btanol 70% = Kertas saring/ kain flanel = Lemak padat/vaselin = Plastik wrap = Akuades 1.5 ALAT PERCOBAAN 1.5.1 MASERASI DAN PERKOLASL = Bejana maserasi = Perkolator = Gelas kimia = Gelas ukur = Corong kaca 132 SOKLETASIDAN REFLUKS ~~ Seperangkat alat soklet - Seperangkat alat refluks = Heating mantle/ pemanas listrik = Gelas ukur - Labu alas bulat 1.53 DESTILASI DAN ENFLUERASI ~ Seperangkat alat detilasi = Plat/wadah datar kaca ~ Gelas kimi + Labualasbulat 184. INFUSA DAN DEKOKTA - Panci infus (panei 2 susun) - Termometer ~ Gelas kimia + Gelas ukur & Dipindai dengan CamScanner = Corong kaca = Pemanas/ kompor 1.6 METODE KERJA 1.6.1 MASERASI 1, Simplisia diserbukkan dan ayak dengan mesh tertentu, 2, Timbang 50 gram simplisia kering yang akan dimaserasi. 3, Basahi dengan pelarut, aduk dengan perlahan sampai semua terbasahi dan kemudian masukan ke dalam maserator (bejana maserasi). 4, Masukan sisa pelarut ke dalam maserator (pelarut yang digunakan 1:10), atau kesctimbangan dengan simplisia. 5, Diamkan selama 3 hati, dilakukan pengadokan setiap 6 jam. 6. Pisahkan hasil penyarian dengan menggunakan kain planel/ kertas saring. 7. Uapkan maserat dan hitung rendamen. 1.6.2 PERKOLASI 1, Simplisia diserbukkan dan ayak dengan mesh tertentu. 2. Timbang 50 gram simplisia yang akan diekstraksi dengan metode perkolasi. Sebanyak 10 bagian simplisia dengan derajat kehalusan tertentu, direndam dengan 2,5-5 bagian pelarut. Perendaman sekurang-kurangnya dilakukan selama 3 jam dalam bejana tertutup. 3. Siapkan perkolator yang dilengkapi dengan kertas saring dan kapas atau sekat berpori Jainnya, untuk menahan scbuk simplisia. 4. Pindahkan serbuk simplisia yang telah dimaserasi sedikit demi sedikit ke dalam perkolator secara hati-hati 5. Ke dalam pekolator dituangkan secara perlahan pelarut pengekstraksi secukupaya, sampai cairan mulai menetes dan diatas simplisia tetap dipertshankan terdapat selapis pelarut (1-2 cm diatas permukaan sampel). 6. Tutup bagian atas perkolator dengan’ aluminium foil agar pelarut tidak menguap dan didiamkan selama 24 jam, 7. Setelah massa didiamkan selama 24 jam dalam perkolator, keran perkolator dibuka sedikit sampai pelarut menetes dengan keceyatan 1-2 mL/ menit. 8. Pelarut ditambahkan secara berulang schingga selalu terdapat selapis cairan penyati diatas simplisi 9. Penetesan dilakukan sampai sampel perkolat terekstraksi sempuma yang ditunjukkan 26 & Dipindai dengan CamScanner dengan reaksi negatif secara kimi 10. Setelah selesai langkah diatas, massa diperas dan cairan perasan dicampur ke dalam perkolat 11. Ditambahikan pelarut hingga diperoleh perkolat sesuai dengan volumeyang diinginkan. 12, Perkolat kemudian dipindahkan ke dalam bejana dan diuapkan hinggadiperoleh ekstrak kental. 13. Hitung perolehan rendemen 1.6.3 SOKLETASI 1. 2. 2AawEYD ‘Simplisia diserbukkan dan ayak dengan mesh tertentu, Timbang 50 gram simplisia yang akan diekstraksi dan bungkus dengan kertas saring lalu masukkan ke dalam klongsong. Rangkai alat sokblet dan siapkan pelarut Isi labu dengan pelarut dan masukkan batu didih Panaskan pelarut, turiggu sampai 5-8 kali sirkulasi Pekatkan ekstrak dan hitung rendemen REFLUKS ‘Simplisia diserbukkan dan ayak dengan mesh tertentu. Timbang 50 gram simplisia yang akan diekstraksi. Rangkai alat refluks dan siapkan pelarut yang akan digunakan Isi labu dengan sampel, pelarut dan batu didih Panaskan selama 45-60 menit Saring filtrat dan lakukan pemekatan Hitung rendemen, DESTILASI Simplisia diserbukkan dan ayak dengan mesh tertentu. ‘Timbang 50 gram simplisia yang akan diekstraksi Rangkai alat destilasi dan siapkan pelarut Jsi labu destilasi dengan pelarut, masukan batu didih dan simplisia Panaskan pelarut dengan hot mantle pada subu 70-90°C, tunggu sampai 45- 60 menit. ‘Tunggu sampai labu penampang penuh dengan minyak atsiri Hitung rendemen 27 & Dipindai dengan CamScanner 1.6.6 ENFLUERASI 1... Siapkan kelopak bunga seyar dan timbang dengan seksama. 2, Buat lapisan tipis dari lemak vaselin pada wadab datar dari kaca, Buat goresar: membentuk _-alur berupa-garis. 3, Taburan kelopak bunga di atas lemak tersebut. Bungkus dengan plastiowrap dan biarkan 24- 48 jam. 4, Ulangi dengan kelopak bunga segar yang baru pada lapisan lemak sebelumnya. Lakukan hingga 4 minggu dan lemak berubah warna (jenuh). Lemak dikumpulkan dengan bantuan sudip. Ekstraksi minyak atsiri dengan etanol 96%. Dinginkan hingga suhu 15°C. Pisahkan lapisan = Iemak (yang membeku) dan lapisan etanol 96% dengan penyaringan. 7. Lakukan penyulingan minyak atsiti dari lapisan etanol 96%-nya. 8. Hitung volume minyak atsiri yang diperoleh. 1.6.7 INFUSA DAN DEKOKTA 1. Simplisia diserbukkan dan ayak dengan mesh tertentu. 2. Timbang 50 gram simplisia yang akan dickstraksi 3. Isi panei dua susun dengan akuades, bagion atas dan bagian bawah. Bagian atas ditambahkan akuades sesuai konsentrasi infusa/dekokta yang akan dibuat. 4, Tunggu air di dalam panci bawah sampai mendidih atau ukur suhu sampai subw 90°C pada air di dalam panci bagian atas 5, Masukkan simplisia ke dalam panei bagian alas dan tunggu sampai_ ISmenit (untuk dekokta 30 menit) 6. Saring filtrat selagi panas (sampel yang mengandung minyak atsiti disaring saat dingin) dan lakukan pemekatan 7, Hitung rendemen. 28 & Dipindai dengan CamScanner TEKNIK PENGUAPAN o PENYARI PADA EKSTRAK 241 PENDAHULUAN Cara_pembuatan obat tradisional dapat dilakukan dengan carapenyarian atau ckstraksi. Ekstraksi dapat dilakukan dengan beberapa metode tertentu dan pelarut yang sesuai. Setelah proses ckstraksi elesai, pelarut yang digunakan harus divapkan kembali, untuk menghilangkan bahan yang tidak bermanfaat dari ekstrak yang diperoleh agar tidak mengganggu proses yang akan - dilakukan pada tahapan selanjutnya, Penguapan sampel dapat dilakukan dengan menggunakan alatalat sederhana maupun alat- alat dengan metode canggih atau modern. Teknik atau cara penguapan sampel penting untuk diketahui, karena merupakan suatu proses penting dalam pembuatan suatu behan obat dari tanaman. Hal inilah, yang melatarbelakangi dilakukannya praktikum i 2.2 DEFENISI Penguapan adalah proses terbentuknya wap dari permukaan cairan, Kecepatan terbentuknya Uap tergantung atas terjadinya difusi uap melalui batas di atas cairan yang bersangkutan. Disini berlakuprinsip pemindahan massa dan tekanan parsiel_merupakan tenagadorongnya. Pada penguapan, terbentuknya berjalan sangat lambat, sehingga cairan tersebut harus mendidih. Selama mendidih uaptesebut terlepas melalui gelembung-gelembung udara yang terlepas dari cairan, Kecepatan penguapan tergantung pada kecepatan pemindahan panas. Oleh Karena ity alat penguapan dirancang agar dapat memberikan pemindahan panas yang maksimal kepada cairan. ‘Untuk itu permukaan harus seluas mungkin dan lapisan batas dikurangi. Untuk remilih alat yang tepat hares diperhatikan sifat bahan yang akan diuapkan (Ditjen POM, 1986). 2.3 JENIS PENGUAPAN Ada beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu (Sudjaci,2009) a. Penguapan sedethana dimana menggunakan pemanasan b. Penguapan pada tekanan yang diturunkan, ©. Penguapan dengen aliran gas. 4. Penguapan beku kering ©. Penguapan dengan vakum desikator f. Penguapan dengan oven. 31 & Dipindai dengan CamScanner 2.4 TUJUAN PENGUAPAN ‘Tujuan penguapan adalah menghilangkan cairan penyari yangdigunakan agar paca ekstraksi corong pisah hanya diperoleh dua lapisan. Metode yang dip untuk menguapkan cairan penyari berganting pada volume ckstrak, kemudahan pelarut untuk menguap, termostabilitas senyawa yang terekstraksi dan kecepatan penguapanyang dibutuhkan, Sebelum melakukan penguapan, wadah- penguapan akhir yang kosong hatus ditimbang sebelumnya supaya hasil akhirmudah ditimbang, tanpa perlu memindahkan ekstrak ke wadah lain, Ada beberapa metode yang dapat digunakan, * yaitu penguapan sedethana menggunakan pemanasan, penguapan pada tekanan yang penguapan dengan cairan gas, beku kering, vakum desikator dan oven (Tobo , 2001). 5 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUAPAN Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi penguapan (DitjenPOM, 1986) : a, Suhu berpengaruh pada kecepatan pengtapan, makin tinggi suhu makin cepat penguapan. Disamping mempengaruhi kecepatanpenguapan, suhu juga berperanan terhadap kerusakan bahan yang divapkan, Banyak glikosida dan alkaloida terurai pada suhu dibawah 100°C, b. Hormon, enzim dan antibiotik lebih peka lagi terhadap pemanasan. Karena itu pengaturan suhu sangat ppenting agar penguapan dapat berjalan cepat dan kemungkinan terjadinya ‘peruraian dapat ditckan sekecil mungkin. Untuk zat-zat yang peka terhadap panas dilakukan penguapan secara khusus misalnya dengan pengurangan tekanan dan lain-lain. ¢.. Waktu penerapan suhu yang relatif tinggi untuk waktu yang singkat Kurang menimbulkan Kerusakan dibandingkan dengan bila dilakukan pada suhu rendah tetapi memerlukan waktu Jama. d._ Kelembaban beberapa senyawa kimia dapat terurai dengan mudah apabila kelembabannya tinggi, terutama pada kenaiken suhu, Beberapa reaksi peruraian seperti hidrolisa memerluken air sebagai medium untuk berlangsungnya reaksi tersebut. ¢, Cara penguapen bentuk hasil akhir seringkali menentukan cara penguapan yang tepat. Panci penguapan dan alat penyuling akan menghasilkan produk bentuk cair atau padat. Penguapan akan _ lapis tipis menghasitkan produk bentuk cair. Umumnya cara pemekatan tidak dengan Jebih dati satu cara, 2.6 JENIS-JENIS EKSTRAK ‘Menurat furmakope Indonesia edisi 111 dikenal 3, macam eksttakyaitu (Ditjen POM, 1975) Bkstrak cair adalah ekstrak yang diperoleh dori hasil penyarian bahan alam, masih ‘mengandung larutan penyari. b. Ekstrak ental adalah ekstrak yang telah mengalami proses penguapan, dan tidak 32 & Dipindai dengan CamScanner ‘mengandung cairan penyari Ingi, tetapi Konsistensinya tetap cair pada suhu kamar. c. Ekstrak ering adalah ckstrak yang telah mengalami proses penguapan dan tidak ‘mengandung pelarut lagi dan mempunyai konsistensi pada (berwujud kering). 2,7 TUJUAN PERCOBAAN ‘Adapun tujuan khusus-dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara menguapkan pelarut pada ekstrak: 2.8 BAHAN PERCOBAAN = Ekstrak cair dari masing-masing metode ekstraksi = Aluminium foil = Tissu 2.9 ALAT PERCOBAAN = Corong kaca - Batang pengaduk = Toples kaca = Cawan porselen =~ Gelas ukur - Labu alas bulat — Rotavapor 2.10 METODE KERJA 1. Ekstiak eair yang akan divapkan dimasukkan ke dalam labu alas bulat dengan volume 2/3 agian dari volume labu alas bulat yang digunakan, 2. Water bath distel pada suhu yang sesuai (5-10°C) dibawah titik didih pelarut yang ddigumakan) dengan menekan tombol on-off 3. Setelah suhu tercapai, labu alas bulat yang telah diisi dengan ekstrak dipasang dengan kuat pada ujung rotor yang menghubungkan kondensor. Aliran air penclingin dan pompa vakum. kemudian tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu, 4. Dilanjutkan dengan mengaktifkan pompa vakurn, 5. Ekstrak dapat ditambah melalui selang dengan terlebih dahulu memutar tombol rotor kearah ~ nol dengan sendirinya ekstrak akan terisap masuk ke dalam labu. 6. Penguapan dilanjutkan dengan memutar kembali rotor pada kecepatan semua, 7. Setelah proses penguapan selesai, maka alat dihentikan dengan terlebih dahulu menekan tombol off pada water bath, tombol rotor diputar kearah nol dan pompa vakum dan aliran 33 & Dipindai dengan CamScanner dihentikan kemudian labu alasbulat dikeluarkan, kemudian kran vakum diputar pada posisi yang sama pada saat memasukkan sampel schingga sisa udara dalam kondensor keluar secara sempurna, Sampel yang telah dipekatkan dipindahkan dalam wadah dan selanjutnya aikan dikentalkan dengan menggunakan penangas air ataupun mantel pemanas. 34 & Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai