Anda di halaman 1dari 86

Analisis Kosmetik

Disusun Oleh:
• Menurut Peraturan Menteri Kesehatan R.I, kosmetik dibagi 13 Kelompok:
1. Preparat untuk bayi, misalnya minyak bayi, bedak bayi dll
2. Preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi dll
3. Preparat untuk mata, misalnya maskara, eye-shadow, dll
4. Preparat wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water, dll
5. Preparat untuk rambut, misalnya cat rambut, hair spray, dll
6. Preparat pewarna rambut, misalnya cat rambut dll
7. Preparat make-up ( kecuali mata), misalnya bedak, lipstik dll
8. Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mouth washes
9. Preparat untuk kebersihan badan, misalnya deodorant, dll
10. Preparat kuku, misalnya cat kuku, losion kuku dll
11. Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih, pelembab,
• pelindung dll,
• 12. Preparat cukur, misalnya sabun cukur
• 13. Preparat untuk suntan dan sunscreen, misalnya sunscreen,
Foundation, dll
B. Penggolongan menurut sifat dan cara pembuatan:
1. Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara
Modern
2. Kosmetik tradisional:
a. Betul-betul tradisional, misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari ba-
han alam dan diolah menurut resep dan cara yang turun temurun
b. Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan penga-
wet agar tahan lama
c. Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benar-
benar tradisional dan diberi zat warna yang menyerupai bahan
tradisional
Ruang lingkup pengujian mutu sediaan kosmetika meliputi:
1. Organoleptis : bentuk, bau, warna
2. Parameter kimia fisika : batas-batas zat utama
3. Parameter mikrobiologis:
Angka lempeng total, identifikasi Staphylococcus aureus, Pseudomo-
nas aerugenosa, Candida albicans, Clostridium tetani,Clostridium
welchii, Bacillus antracis, Salmonella.
4. Parameter biologis: Uji iritasi kulit, uji iritasi mata, uji fotosensitisasi
kulit
• Definisi Analisa Kosmetik : tindakan untuk mengetahui suatu jenis
kosmetika dari segi komposisi bhn, kualitatif maupun kuantitatif telah
memenuhi standar yg dibolehkan.
• Tujuan Analisa Kosmetik :
1. mengetahui Komposisi suatu sediaan kosmetik & kadar yg
digunakan
2. Melindungi masyarakat dari efek yg tidak diinginkan akibat
kosmetik yg substandar
3.Pembuktian kebenaran komposisi bhn thd data analisis

• Btk sediaan kosmetik :


1. Serbuk / powder
2. Salep
3. Krim / cream
4. Lotion
5. Semprotan / spray
6. Suspensi / larutan
• Sediaan dasar kosmetik:
1.. Padatan : bedak tabur, lipstick
2. Lembekan / pomit : minyak rambut
3. Kentalan / krim
4. Cairan / suspensi
5. Wadah kemas tekan / aerosol : parfum
• Jelaskan tahapan analisa kosmetik :

• 1. Cara :
- organoleptic
- kualitatif
- kuantitatif
• 2. Perencanaan :
- tempat pengambilan sampling
- jumlah sample (sesuai dg parameter uji & arsip sample)
3. Pemisahan :
- bhn pembawa
- bhn aktif
- bhn tambahan
4. Identifikasi (bahwa zat tsb ada) : ident. Arsen, dll
5. Kuantitatif : penetapan kadar hidrokinon, dll
Sebutkan komposisi kosmetik :
• 1.Bhn pembawa / sediaan dsr
• 2.Bhn aktif
• 3.Bhn tambahan
PEDOMAN PENGUJIAAN SEDIAAN KOSMETIKA
1. Sabun
Sabun adalah hasil reaksi antara basa natrium atau kalium dengan
asam lemak atau lemak dan digunakan sebagai bahan pencuci.
Pengujian umum meliputi:
a. Pemerian
b. Jumlah asam lemak ( syarat tidak kurang dari 76,5%)
c. Zat yang tidak larut dalam etanol ( syarat tidak lebih dari 2,5%)
d. Alkali bebas dihitung sebagai Na2O (syarat tidak lebih dari 0,2 %)
e. Klorida (syarat tidak lebih dari 0,8 %)
f. Uji iritasi mata
g. Identifikasi dan penetapan kadar asam benzoat ( syarat tidak le-
bih dari 0,2%)
h. Identifikasi dan penetapan kadar asam dehidro asetat (syarat tidak
lebih dari 0,5%)
i. Identifikasi dan penetapan kadar asam salisilat ( syarat tidak le-
bih dari 0,2%)
j. Identifikasi dan penetapan kadar asam sorbat dan garamnya (syarat-
nya tidak lebih dari 0,5%)
k. Identifikasi dan penetapan kadar benzalkonium klorida (syaratnya ti-
dak lebih dari 0,05%)
l. Identifikasi dan penetapan kadar ester p-hidroksi benzoat ( syaratnya
tidak lebih dari 1%)

Sabun : a. Sabun mandi


b. Sabun antiseptika
c. Sabun mandi bayi
Sabun mandi
Sabun mandi adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk
membersihkan kotoran, menghilangkan sisik-sisik dan melembutkan ku-
lit badan. Dalam pembuatan dapat digunakan lemak dari minyak kelapa,
minyak kelapa sawit, minyak jarak, didalamnya biasa ditambahkan asam
lemak bebas, krem pendingin, natrium klorida, parfum dan pewarna
e. Identifikasi dan penetapan kadar zat antiseptika
f. Identifikasi senyawa raksa, bitional (syarat negatif)
g. Identifikasi dan penetapan kadar heksaklorofen (syarat tidak lebih
lebih dari 0,1%)
1. Sabun mandi bayi
Sabun mandi bayi biasanya bewarna putih dan tidak dibubuhi parfum
Pengujian:
1.Pengujian umum : sesuai dengan pengujian umum untuk sabun
2.Pengujian khusus:
a. Uji S. Aureus, P. Aeruginosa, C. albicans, Salmonella (syarat negatif)
b. Uji angka lempeng total (Syarat tidak lebih dari 5 x 102 koloni tiap
gram )
c. Heksaklorofen (syarat negatif)
2. Shampo
Shampo adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud
membersihkan rambut, sehingga setelah itu kulit kepala dan rambut
menjadi bersih dan sedapat mungkin rambut menjadi lembut, mudah
diatur dan berkilau. Shampo dibuat dari detergen sintetik (anionik)
karena kationik menyebabkan iritasi mata
Pengujian umum:
a. Pemerian
b. Volume, bobot
c. pH (syarat tidak kurang dari 6,0 dan tidak lebih dari 9)
d. Kadar detergen anionik (syarat tidak kurang dari 5%)
e. Zat yang menguap pad suhu 105ºC (syarat tidak lebih dari 95%)
f. Garam anorganik (syarat tidak lebih dari 7,0%)
g. Uji iritasi mata
h. Identifikasi dan penetapan kadar asam sorbat dan garamnya
( syarat tidak lebih dari 0,5% )
l. Identifikasi dan penetapan kadar benzalkonium klorida ( syarat tidak lebih
ari 0,05%)
m. Identifikasi dan penetapan kadar ester p-hidroksi benzoat (syarat tidk lebih
dari 1%)
2.1. Shampo untuk orang dewasa
Pengujian umum ; sesuai untuk pengujian shampo
Pengujian khusus:
a. Uji S. Aureus, P. Aeruginosa, C. Albicans ( Syarat negatif)
b Uji angka lempeng total ( syarat tidak lebih dari 10 koloni tiap gram atau
ml.)
2.2. Shampo anti ketombe
Pengujian meliputi:
Pengujian umum : sesuai dgn pedoman pengujian shampo
Pengujian khusus :
a. Identifikasi dan penetapan kadar kinina sulfat atau kinina klorida
syarat tidak lebih dari 0,5% dihitung sebagai klorida)
b. Identifikasi bitional ( syarat negatif)
c. Identifikasi dan penetapan kadar zeng pirition, selenium disulfida ( syarat
tidak lebih dari 2%)
d. Identifikasi dan penetapan kadar resorcin ( syarat tidak lebih dari 0,5%)
e. Identifikasi dan penetapan kadar heksaklorofen ( syarat tiak lebih dari 0,1% )
f. Uji S. Aureus, P. Aeruginosa, C. Albicans ( syarat negatif)
g. Uji angka lempeng total ( syarat negatif)

2.3.Shampo untuk Bayi


Shampo bayi dipilih surfaktan yang tidak mengiritasi mis: Golongan
imidazolin
amfoter, ester asam lemak sulfosuksinat dan senyawa amida lemak sulfosuksi-
sinat, dan lauril sulfat
Pengujian meliputi:
1. Pengujian umum : sesuai pedoman pengujian shampo
2. Pengujian khusus:
a. Identifikasi heksaklorofen ( syarat negatif)
b. Uji S. Aureus, P. aeruginosa, C. albicans, Salmonella ( syarat negatif)
c. Uji angka lempeng total ( syarat tidak lebih dari 5 x 102 koloni tiap gram
atau tiap ml )
Pedoman pengujian sediaan kosmetika untuk bayi
Sediaan kosmetika bayi harus bebas kuman dan dapat diberikan pengawet
secukupnya. Pewangi sebaiknya dihindarkan, karena kulit bayi masih
sangat tipis, lembut dan sangat sensitif.
Pengujian umum meliputi:
a. Pemerian
b.Volume
c. Identifikasi timbal, asam borat, heksaklorofen ( syarat negatif)
f. Identifkasi dan penetapan kadar asam benzoat (tidak lebih 0,2%)
g. Identifkasi dan penetapan kadar asam dehidroasetat ( syarat tidak dari
0,5%)
h. Identifikasi dan penetapan kadar asam salisilat ( syarat tidak lebih dari
0,2%)
i. Identifikasi dan penetapan kadar asam sorbat dan garamnya syarat tidak
lebih dari 0,5%
j. Identifikasi dan penetapan kadar benzalkonium klorida ( syarat tidak lebih
dari 0,05%)
k Identifikasi dan penetapan kadar ester p-hidroksi benzoat ( syarat tidak lebih
dari 1 %)
l. Uji iritasi kulit
m. Uji angka lempeng total ( syarat idak lebih dari 5 x 102 koloni tiap ml)
n. Uji S. Aureus, P. Aeruginosa, C. albicans, Salmonella ( syarat negatif)

Losio bayi, krim bayi


Losio bayi dan krim bayi adalah sediaan kosmetika yang dimak-
sudkan untuk membersihkan kulit, menghilangkan bedak atau krim, serta
memberikan perasaan nyaman karena menguapnya air dari krim atau losio
pada permukaan badan
Sediaan ini dibuat dari zat pengawet, antiosidan, antiseptika, zat
pengemulsi . Parfum ditambahkan dalam jumlah sedikit sekali atau sama
sekali tidak ditambahkan untuk mencegah iritasi.
PEDOMAN PENGUJIAN SEDIAAN BEDAK
Bedak adalah sediaan dasar berupa padat halus lembut, homogen,
mudah ditaburkan atau disapukan merata pada kulit, tidak menimbulkan
iritasi atau melukai kulit
• Pengujian umum meliputi:
a. Pemerian, bobot, pH
b. Identifikasi arsen, timbat (syarat negatif)
c. Identifikasi dan penetapan kadar asam benzoat, asam salisilat (syarat tidak
lebih dari 0,2%)
d. Identifikasi dan penetapan kadar asam dehidroasetat, asamsorbat dan garam-
nya ( syarat tidak lebih dari 0,5%)
e Identifikasi dan penetapan kadar benzalkonium klorida (syarat tidak lebih
dari 0,05%)
f. Identifikasi dan penetapan kadar ester p-hidroksibenzoat (syarat tidak lebih
dari 1%)
Pembagian bedak : 1. Bedak wajah
2. Bedak untuk badan
3. Bedak untuk bayi
1. Bedak Wajah
Bedak wajah adalah bedak yang digunakan sebagi pembawa sediaan
kosmetika untuk berbagai tata rias
Fungsi bedak : memberikan kelembutan yang sekaligus menutupi cacat
ringan seperti pori2 yang terlalu lebar, permukaan kulit yang tidak rata,
bintik halus.
• Bedak diharapkap dapat menyerap keringat dan melekat pada wajah
maka sebagai dasar bedak : talk, kalsium karbonat, seng oksida ,
titanium oksida, pati dan lain-lain
Pengujian meliputi
1. Pengujian umum : sesuai dengan pedoman pengujian bedak
2. Pengujian khusus:
a. Identifikasi dan penetapan kadar heksaklorofen (syarat tidak lebih
dari 0,1%)
b. Uji angka lempeng total (syarat tidak lebih dari 105 koloni tiap
gram
c. Uji S. aureus, P.aeruginosa, C.albicans, Cl.tetani, Cl. Welchii,
B.antracis (syarat negatif)

2. Bedak untuk badan


Bedak untuk badan adalah sediaan dasar berupa padat, halus, lembut,
homogen, dapat menyerap keringat dari badan sehingga dapat
memberi rasa dingin pada badan
Komposisi sediaan terutama adalah talk dengan kualitas halus, bebas
alkali, dan bebas bakteri
• Bahan tambahan:
- Seng stearat atau magnesium stearat, kaolin untuk memperbesar sifat
melekat pada kulit
- Magnesium karbonat atau pati untuk memperbesar daya serap
keringat
- parfum untuk menutupi bau bahan dasar
Pengujian meliputi:
1. Pengujian umum : sesuai dengan pedoman pengujian bedak
2. Pengujian khusus sesuai pengujian khusus bedak wajah

3. Bedak bayi
Bedak bayi adalah sediaan kosmetika yang dimaksudkan untuk
menyerap air, mencegah gesekan kulit dan menghambat
penguapan kulit sehingga memberikan efek dingin.
Bedak bayi mempunyai formula yang lebih sederhana dari bedak
dewasa ( parfum sangat sedikit atau sebaiknya dihindari)
• Pengujian meliputi:
1. Pengujian umum sesuai dengan pedoman pengujian umum bedak
2. Pengujian khusus sama sesuai pengujian bedak wajah
3. Bedak bayi
Bedak bayi adalah sediaan kosmetika yang dimaksudkan untuk
menyerap air, mencegah gesekan kulit dan menghambat penguapan
kulit sehingga memberikan efek dingin.
• Bedak bayi mempunyai formula yang lebih sederhana dari bedak
dewasa ( parfum sangat sedikit atau sebaiknya dihindari)
Pengujian meliputi:
1. Pengujian umum sesuai dengan pedoman pengujian umum bedak
2. Pengujian khusus:
a. Identifikasi heksaklorofen, asam borat ( syarat negatif)
b. Uji angka lempeng total ( syarat tidak lebih dari 5 x 102 koloni tiap
gram)
c. Uji S. aureus, P.aeruginosa, C.albicans, Cl.tetani, Cl.welchii, B.
Antracis (syarat negatif)

Pedoman Pengujian Sediaan Perawatan Kulit


• Sediaan perawatan kulit adalah sediaan yang digunakan untuk
membersihkan, toning, kondisioning dan perlindungan kulit
• Sediaan ini dalam bentuk : krim, cair atau emulsi
• Pengujian umum meliputi:
a. Pemerian, Volume, bobot, Tipe emulsi, pH
b. Identifikasi dan penetapan kadar ester p-hidroksi benzoat (syarat tidak lebih
dari 1%
c. Identifikasi dan penetapan kadar asam benzoat, asam salisilat ( syarat tidak
lebih dari 0,2%)
d. Identifikasi dan penetapan kadar asam dehidroasetat (syarat tidak lebih dari
0,5%)
e. Identifikasi dan penetapan kadar asam sorbat dan garamnya ( syarat tidak
lebih dari 0,5%)
f. Identifikasi dan penetapan kadar benzalkonium klorida ( syarat tidak lebih
dari 0,05%)
g. Identifikasi dan penetapan kadar heksaklorofen (syarat tidak lebih dari 0,1%)
h. Uji angka lempeng total ( syarat tidak lebih dari 105 koloni tiap gram atau
ml)
i. Uji S. aureus, P.aeruginosa, C. albicans, logam berat ( syarat negatif)
• Pada umumnya sediaan perawatan dan pembersih kulit terdapat
dalam bentuk krim atau emulsi antara lain:
krim pembersih, tonik muka, tabir surya, krim pendingin, krim dasar ,
krim urut dan pelembut, krim tangan dan badan, dan vanishing krim.
• Krim pembersih : untuk menghilangkan kotoran yang larut dalam air
maupun yang larut dalam minyak secara efisien
• Pengujian sesuai dengan pedoman pengujian perawatan kulit
• Tonik muka : untuk mengencangkan kulit muka, mengecilkan pori-
pori, memberikan perasaan segar pada wajah.
• Bahan : garam aluminium, garam seng, etanol 60%, kadang
ditambah kamfer
• Pengujian khusus meliputi:
a. pemerian, volume
b. Identifikasi garam zirkonium ( syarat negatif)
c. Identifikasi dan penetapan kadar aluminium klorhidroksi alantoinat
(syarat tidak lebih dari 1%)
d. Identifikasi dan penetapan kadar asam benzoat ( persyaratan tidak
lebih dari 3 %)
e. Identifikasi kada seng 4-hidroksi benzen sulfonat ( syarat tidaklebih 6%
dihitung sebagai anhidrat)
f. Identifikasi dan penetapan kadar seng sulfat ( syarat tidak lebih dari 1%
dihitung sebagai Zn)
g. Identifikasi dan penetapan kadar metanol ( syarat tidak lebih dari 5%,
dihitung
sebagai x% dalam etanol)
h. Uji angka lempeng total (syarat tidak lebih dari 105 koloni tiap ml)
i. Uji S. aureus, P.aeruginosa, C. albicans (syarat negatif)

• Sediaan tabir surya : Untuk membaurkan atau menyerap secara efektif


cahaya matahari, terutama daerah emisi gelombang ultra violet dan infra
merah sehingga dapat mencegah terjadinya gangguan kulit karena cahaya
matahari.
• Pengujian khusus:
a. Identifikasi dan penetapan kadar asam p-amino benzoat dan esternya (syarat
tidak lebih dari 4%)
b. Identifikasi dan penetapan kadar fenil salisilat ( syarat tidak llebih dari 1%)
c. Identifikasi dan penetapan gliseril p-aminobenzoat (syarat tidak lebih dari
3%)
d. Identifikasi dan penetapan kadar isoamil p, N, N dimetilaminobenzoat (
syarat tidak lebih dari 2%)
e. Identifikasi dan penetapan kadar etoksi 4, metoksi sinamat ( syarat
tidak lebih dari 1%)
f. Identifikasi dan penetapan kadar metanol ( syarat tidak lebih dari 5%
dihitung sebagai x% dalam etanol atau isopropanol, untuk sediaan
yang berupa larutan dalam etanol)
g. Uji fotosensitisasi kulit

• Krim pendingin : untuk maksud memberikan rasa dingin dan nyaman dan
melembutkan kulit. Sediaan terdiri dari basis krim dengan penambahan
pengawet dan parfum
• Krim dasar : untuk maksud sebagai dasar tata rias wajah, dan digunakan
pada siang hari.
• Dasar krim dalam bentuk minyak dalam air
• Zat tambahan: gliseril dan sorbitol yang menarik air dari udara
• Tabir surya, parfum dan pengawet
• Krim urut dan krim pelembut
• Sediaan ini untuk memperbaiki kulit rusak karena suatu unsur atau karena
sel kulit yang mati
• Krim untuk tangan dan badan
• Krim ini untuk melindungi kulit supaya tetap halus dan lembut, tidak
kering, bersisik dan mudah pecah.
• Bahan tambahan: Aluminium klorhidroksi alantoinat
• Pengujian khusus identifikasi dan penetapan kadar aluminum klorhidroksi
alantoinat ( syarat tidak lebih dari 1%)

• Pedoman pengujian sediaan pemutih kulit


• Sediaan ini dapat dijumpai dalam bentuk krim atau emulsi, mengandung
zat aktif yang bersifat oksidator misalnya hidrogen peroksida, hidrokinon
mono benzil eter, katekol, atau pigmen pemutih
• Pengujian meliputi:
1. pengujian umum sama dengan pengujian sediaan perawatan kulit
2. pengujian khusus:
a. Identifikasi dan penetapan kadar hidrokinon (syarat tidak lebih dari 2%)
b. Identifikasi senyawa raksa (syarat negatif)
c. Identifikasi hidrokinon monobenzil eter (syarat negatif)
d. Uji fotosensitisasi kulit
Materi Kuliah : Analisa Kosmetik
Pedoman Pengujian sediaan Rias Wajah
• Sediaan Rias wajah : sediaan kosmetika yang digunakan dalam rias
wajah untuk mewarnai pipi dan bibir
• Sediaan ini mengandung : zat warna, pigmen, pengawet dan zat
tambahan lainnya
• Pengujian umum meliputi:
a. Pemerian, volume, bobot
b. Uji logam timbal, arsen ( syarat negatif)
c. Identifikasi garam stronsium, barium ( syarat negatif)
d. Identifikasi merah K2 ( CI.147000), merah K10 ( CI. 45170)
metanil yellow (CI. 13605) (syarat negatif)
e. Uji iritasi kulit
f. Uji angka lempeng total ( syarat tidak lebih dari 105 koloni tiap ml
atau gram
g. Uji S. aureus, P.aeruginosa, C. albicans ( syarat negatif)
h. Identifikasi dan penetapan kadar asam benzoat , asam salisilat ( syarat
tidak lebih dari 0,2%)
i. Identifikasi dan penetapan kadar asam sorbat dan garamnya ( Syarat
tidak lebih dari 0,5%)
j. Identifikasi dan penetapan kadar benzalkonium klorida ( Syarat tidak
lebih dari 0,5%)
k. Identifikasi dan penetapan kadar ester p-hidroksibenzoat ( syarat tidak
lebih dari 1%)
Cat Pipi (Blusher)
Cat pipi: Sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai pipi dengan
sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias
wajah
Cat pipi mengandung lebih dari satu pigmen yang dicampurkan dalam satu
sediaan
Zat warna resin tidak digunakan dalam sediaan ini karena warnanya akan
berubah bila kena panas.
Cat pipi dalam bentuk krim, larutan, pomit, atau bubuk tabur.
Komposisi sama dengan cat bibir, bedanya hanya mengandung lebih banyak
emolien dibandingkan cat bibir
• Pengujian meliputi:
1. Pengujian umum sesuai dengan pedoman pengujian sediaan rias wajah
2. Pengujian khusus : Uji fotosensitisasi
Cat bibir
Cat bibir : Sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan
sentukan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias
wajah.
Bentuk : bentuk cair, krayon dan krim
Bahan dasar : Campuran lilin dan minyak
Zat warna dan pigmen yang digunakan sesuai dengan Permenkes No. 359,
tetapi zat warna merah K2, Merah K10 dan Metanil Yellow dilarang
digunakan sesuai Permenkes No. 239 /Menkes/Per/V/85.
Pengujian meliputi :
1. Pengujian umum sesuai dengan pengujian sediaan rias wajah
2. Pengujian khusus : Uji Salmonella ( Syarat negatif)
• Pedoman Pengujian Sediaan Rias Mata
Sediaan rias mata : Sediaan kosmetika yang digunakan untuk periasan dengan
daerah pelekatan pada kulit sekitar mata dalam rangkaian periasan
wajah, dimaksudkan untuk meningkatkan penampilan yang terpusatkan
pada penampakan mata. Karena kulit sekitar mata sangat peka, maka
bahan dasar, pigmen, zat warna untuk sediaan rias mata harus
mempunyai derajat kemurniaan yang tinggi, aman, tidak toksik dan tidak
iritasi. Penggunaan parfum sebaiknya dihindarkan karena dapat
menyebabkan iritasi pada mata.
Beberapa waktu yang lalu sediaan antimon berupa antimon sulfida maupun
antimon logam sangat disukai karena akan memberikan warna hitam
yang diinginkan. Sediaan rias mata di pasaran juga mengandung
pengawet.
Pengujian umum:
a. Pemerian, bobot
b. Identifikasi dan penetapan kadar asam benzoat, asam salisilat ( syarat
tidak lebih 0,2%)
• C. Identifikasi dan penetapan kadar Asam sorbat dan
garamnyua ( syarat tidak lebih dari 0,5%)
• D. Identifikasi dan penetapan kadar benzalkonium klorida (
Syarat tidak
lebih 0,05%)
f. Identifikasi dan penetapan kadar ester p-hidroksi benzoat (
syarat tidak
lebih dari 1%)
g. Identifikasi dan penetapan kadar heksaklorofen ( syarat
tidak lebih dari
0,1%)
h. Identifikasi timbal, arsen, antimon, perak (syarat negatif)
i. Identifikasi dan penetapan kadar tiomersal ( syarat tidak
lebih dari 0.007% dihitung sebagai Hg)
j. Uji fotosensitisasi kulit
k. Uji iritasi mata
SEDIAAN BAYANGAN MATA
Sediaan bayangan mata : Sediaan kosmetika yang dimaksudkan untuk
memberikan bayangan mata.
Bentuk : krim, padat, krayon dan bentuk suspensi
Bahan dasar krim dan suspensi biasanya : vaselin putih, lanolin, malam putih atau
spermaseti.
Bentuk padat : Biasanya digunakan seresin dan minyak biji kapas yang terhidrogenasi.
Pengujian meliputi:
I. Pengujian umum sesuai pedoman pengujian sediaan rias mata
II. Pengujian khusus : Identifikasi 18 macam zat warna yang dilarang digunakan
disekitar mata menurut Per. Men. Kes
SEDIAAN CELAK MATA
Sediaan celak mata adalah sediaan kosmetika yang dimaksudkan untuk memperjelas
penampilan mata, dioleskan pada kelopak mata bagian atas dan bawah. Sediaan
ini dapat dijumpai dalam banyak bubuk kompak dan emulsi. Bahan dasar yang
digunakan dalam sediaan ini diantaranya adalah , veegum, tween, gliseril
monostearat, polivinil pirolidon dan lain-lain.
Pengujian meliputi :
1. Pengujian umum, sesuai pengujian sediaan rias mata
2. Pengujian khusus: sesuai pengujian khusus untuk sediaan bayangan mata.
SEDIAAN MASKARA
Sediaan maskara : sediaan kosmetika yang dimaksudkan untuk memperindah
penampilan bentuk mata dengan cara mengoleskan pada bulu mata atau
alis mata.
Bentuk sediaan : Krayon, krim dan suspensi.
Bahan dasar : Sabun trietanolamin stearat atau oleat, parafin padat atau
parafin cair, lanolin anhidrat dan lain-lain
KRIM MATA
Krim mata : Sediaan kosmetika yang dimaksudkan untuk melembutkan kulit
sekitar mata dan menghindari kekeringan pada mata
Parfum dan zat warna sedapat mungkin dihindari karena dapat menyebabkan
iritasi pada mata.
Pengujian meliputi :
1. Pengujian umum, sesuai pengujian umum sediaan rias mata
2. Pengujian khusus ,
a. pH
b.Tipe emulsi
KRIM PEMBERSIH MATA
Krim pembersih mata : sediaan kosmetika yang dimaksudkan
untuk membersihkan rias sekitar mata, dapat berbentuk krim
atau cairan.
Bahan dasar : parafin cair, minyak nabati, atau isopropil miristat
Pengujian meliputi :
1. Pengujian umum, sesuai pengujian sediaan rias mata
2. Pengujian khusus, sesuai pengujian khusus krim mata

PEDOMAN PENGUJIAN SEDIAAN RIAS RAMBUT


Sediaan rias rambut : sediaan kosmetika yang digunakan dalam
tata rias dengan maksud melembutkan, menata, membantu
perawatan dan menyuburkan rambut.
Bahan dasar : minyak lemak atau malam yang diberikan dalam
bentuk emulsi minyak dalam air atau emulsi air dalam
minyak.
• Pengujian umum meliputi
a. Pemerian, volume, bobot
b. Identifikasi dan penetapan kadar ester p-hidroksi benzoat (sarat tidak le-
bih dari 1%)
c. Identifikasi dan penetapan kadar asam dehidroasetat, asam sorbat dan
garamnya ( syarat tidak lebih dari 0,5%)
d. Identifikasi dan penetapan kadar asam benzoat dan asam salisilat ( syarat
tidak lebih dari 0,2%)
e. Identifikasi dan penetapan kadar benzalkonium klorida ( syarat tidak lebih
dari 0,05%)
f. Uji angka lempeng total ( syarat tidak lebih dari 105 koloni tiap gram atau
ml)
g. Uji S.aureus, P.aeruginosa, C. albicans (syarat negatif)
KONDISIONER RAMBUT
Kondisioner rambut : Sediaan kosmetika yang digunakan untuk
maksud memperbaiki penampilan rambut dengan
memberikan kegempalan dan kilau pada rambut
Mengandung detergen kationik 0,1% hingga 1% sebagai zat
utama dalam bentuk krim
Kondisioner dapat digunakan dalam rambut basah dan kering.
Pengujian meliputi:
1. Pengujian umum sesuai pedoman pengujian sediaan rias
rambut
2. Pengujian khusus, identifikasi dan penetapan kadar detergen
kationik
TONIK RAMBUT
Tonik rambut : sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud
mencegah kebotakan dan mencegah timbulnya ketombe.
Sediaan ini mengandung : zat perangsang pertumbuhan rambut,
antiseptika dan pelarut etanol
• Pengujian meliputi:
a. Pemerian, volume
b. Identifikasi dan penetapan kadar garam kinina ( syarat tidak lebih dari
0,2% dihitung sebagai kinina)
c. Identifikasi dan penetapan kadar tingtur kapsikum ( syarat tdiak lebih
dari 1%)
d. Identifikasi dan penetapan kadar resorcinol ( syarat tidak lebih dari 0,1%)
e. Identifikasi dan penetapan kadar heksaklorofen ( syarat tidak lebih dari
0,5%)
f. Identifikasi dan penetapan kadar metanol ( syarat tidak lebih dari 5%
dihitung sebagai x % dalam etanol atau isopropanol)
g. Identifikasi hormon testosteron dan testosteron propionat
h. Uji angka lempeng total ( syarat tidak lebih dari 105 koloni tiap ml)
i. Uji S. aureus, P.aeruginosa, dan C. albicans ( syarat negatif )
• LOSIO SET RAMBUT(HAIR SETTING LOTIONS, HAIR STYLING)
Losio set rambut : sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud agar
rambut tetap pada letak yang dikehendaki untuk beberapa waktu tanpa
mengalami perubahan bentuk letak rambut.
Bentuk sediaan : suspensi atau aerosol
Pengujian meliputi:
1. Pengujian umum: sesuai pengujian umum sediaan rias rambut
2. Pengujian khusus : identifikasi dan penetapan kadar metanol ( syarat
tidak lebih dari 5% dihitung sebagai x % dalam etanol atau isopropanol)
3. Pengujian khusus sediaan aerosol
a. uji derajat semprot, kebocoran
b. Uji diklorometana ( tidak lebih dari 35%, jika dicampur dengan
trikloroetana, kadar jumlah tidak lebih dari 35%)
c. Uji trikloroetana ( tidak lebih dari 35%, jika dicampur dengan
diklorometana kadar jumlah tidak lebih dari 35%)
d. Uji klorbutanol ( syarat negatif)
• Pernis rambut ( Hair laequer, Hair spray, Hair fixative)
Pernis rambut : sediaan kosmetika yang digunakan pada rambut setelah setting
dimaksudkan untuk memperkokoh bentuk rambut tetap pada letaknya.
Sediaan ini terdiri : damar ( mis. Shellak) yang dilarutkan dalam pelarut yang
sesuai mis; etanol atau isopropanol dan dalam bentuk sediaan aerosol.
Pengujian uum dan khusus sesuai dengan losio set rambut
BRILLIANTHIN
Brillianthin : Sediaan kosmetika berupa sediaan cair, lembek atau padat,
mengandung lemak atau minyak digunakan untuk membuat rambut
berkilau.
Bahan dasar : minyak dan lemak nabati, minyak hewan atau minyak mineral.
Kadang-kadang ditambahkan timbal asetat atau perak nitrat sebagai zat
penghitam rambut
Pengujian meliputi :
1. Pengujian umum : sesuai pengujian sediaan rambut
2. Pengujian khusus:
3. a. Identifikasi dan penetapan kadar timbal asetat ( syarat tidak lebih dari
2%)
b. Identifikasi senyawa perak ( syarat negatif)
PEDOMAN PENGUJIAN SEDIAAN PENGERITING RAMBUT DAN PELURUS
RAMBUT
SEDIAAN PENGERITING RAMBUT
Sediaan pengeriting rambut : sediaan kosmetika yang digunakan dalam tata rias rambut
untuk mengubah bentuk rambut konfigurasi lurus menjadi konfigurasi keriting.
Sediaan pengeriting rambut : zat aktif ( zat alkalis mis; boraks, amoniumkabonat yang
beraksi alkalis kuat pH 9-11). Disamping itu zat pereduksi mis garam sulfit (
natrium atau kalium sulfit, guanidinbisulfit). Kadang-kadang ditambahakn turunan
merkaptan mis: asam tioglikolat, ammonium tioglikolat, gliseril monomerkaptan, β
merkaptopropionamida.
Bentuk sediaan : serbuk, krim ,cair.
Pengujian:
a. Pemerian, volume , bobot
b. syarat pH ( tidak lebih dari 9,5
c. Identifikasi zat warna kuning K2 CI. 19140 (syarat negatif)
d. Identifikasi dan penetapan kadar asam mercaptoacetat, garam atau esternya (
syarat kemasan rumah tangga tidak lebih dari dari 8 % tiap digunakan, kemasan
untuk penata rambut 11% tiap digunakan)
Sediaan pelurus rambut
Sediaan pelurus rambut : sediaan kosmetika yang digunakan dalam tata rias
rambut untuk meluruskan rambut keriting.
Zat aktif pada dasarnya sama dengan pengeriting rambut. Perbedaan hasil
yang diperoleh karena perbedaan konsentrasi, kontrol pH dan alkali
bebas
Basa yang digunakan sekitar 0,8% hingga 0,9% ( mis. Natrium, kalium atau
amonia, monoetanol amina)
Asam tioglikolat berkisar antara 4 hingga 6%
Pengujian meliputi :
1. Pengujian umum sesuai pengujian pengeriting rambut
2. Pengujian khusus:
a. Identifikasi dan penetapan kadar natrium hidroksida , kalium
hidroksida ( syarat tidak lebih dari 2%)
PENETRAL
Sediaan Penetral : Sediaan kosmetika yang digunakan untuk menetralkan (
mengoksidasi ) kelebihan zat pengeriting rambut atau zat pelurus rambut.
Salon-salon : Hidrogen peroksida dicampur dengan asam sitrat atau tartrat
sebagi stabilisator.
Pemakaian sendiri : Garam natrium bromat atau kaliumbromat dan lain-lain
Pengujian:
a. Pemerian, volume, bobot, pH
b. Identifikasi dan penetapan kadar hidrogen peroksida ( syarat tidak lebih
dari 40% volume, yaitu sesui dengan 12 % H2O2.
c. Uji Natrium hidroksida, kalium hidroksida (syarat hingga pH 11 )
d. Uji zat aktif lainnya
• PEDOMAN PENGUJIAN PEWARNA RAMBUT
Sediaan pewarna rambut : sediaan kosmetika yang digunakan dalam tata rias
rambut untuk mewarnai rambut baik untuk mengembalikan warna rambut
asalnya atau warna lain
1. Pewarna rambut temporer
Pada pewarnaan ini warna akan hilang apabila rambut dicuci.
Bentuk sediaan : cair, serbuk, krayon,dan aerosol
Pengujian meliputi:
1. Pengujian umum, sesuai dengan pedoman pengujiaan sediaan rias rambut
2. Pengujian khusus untuk sediaan aerosol
a. Identifikasi dan penetapan kadar timbal ( syarat 2% Pb (Ac)2 )
b.Identifikasi dan penetapan kadar metanol ( syarat tidak lebih dari 5%
dihitung sebagai x % dalam etanol atau isopropanol.
c. Identifikasi klorbutanol (syarat negatif)
d. Uji derajat semprot
e. Uji kebocoran wadah
e. Identifikasi dan penetapan kadar diklorometana ( syarat tidak lebih dari
35% jika dicampur dengan trikloroetana, kadar jumlah tidak boleh lebih
dari
35%)
f. Identifikasi perak ( syarat negatif)
Pewarna Rambut Semi Permanen
Pada pewarnaan ini warna rambut lebih tahan terhadap pencucian, dapat
sampai 2 bulan. Zat warna yang digunakan adalah zat warna alam
misalnya indigo dan zat warna sintetik golongan nitro misalnya
2,4dinitro-6 aminofenol, golangan antrakinon misalnya 1,4-diamino
antrakinon dan lain-lain.
Pengujian meliputi:
1. Pengujian umumsesuai pengujian sediaan rias rambut
2. Pengujian khusus
a. Identifikasi dan penetapan kadar resorcin (syarat tidak lebih dari 5%)
b. Identifikasi dan penetapan kadar naphthol (syarat tidak lebih dari
0,5%)
c. Identifikasi timbal ( syarat negatif)
d. Uji iritasi kulit dan mata
e. Identifikasi dan penetapan kadar pirogallol (syarat tidak lebih dari 5%)
f. Identifikasi dan penetapan kadar diaminofenol (syarat tidak lebih dari 10%
dihitung sebagai basa)
g. Identifikasi dan penetapan kadar O,m.fenilendiamin (syarat tidak lebih dari
6% dihitung sebagai basa)
h. Identifikasi dan penetapan kadar hidrogen peroksida ( syarat tidak lebih dari
40% volume, yaitu sesuai dengan 12% H2O2)
k. Identifikasi dan penetapan kadar metil fenilen diamin ( syarat tidak lebih dari
10%) SEDIAAN PEWARNA RAMBUT PERMANEN
Bentuk sediaan : bubuk, krim, cair
Pewarna yang digunakan dapat dari zat warna logam,misalnya timbal acetat,
bismuth nitrat, kadmium sulfat, perak nitrat dan lain-lain. Tetapi senyawa
logam jarang digunakan karena tidak dapat tercampur dengan zat warna
organik maupun pengeriting rambut. Zat warna yang banyak digunakan
adalah dari jenis zat warna organik misalnya p-fenilendiamin, pirogallol,
resorcinol, dan lain-lain
Pengujian umum dan pengujian khusus sama dengan pewarna rambut semi
• SEDIAAN PEMUCAT RAMBUT
Pemucat adalah proses dari pewarnaan rambut.
Zat : hidrogen peroksida yang distabilkan dengan asam encer, silika gel, para
hidroksi benzoat dan lain-lain dan diaktifkan dengan penambahan
amonia.
Hidrogen peroksida biasa dipakai dalam konsentrasi 3-4% untuk pemakaian
rumah tangga sedangkan untuk konsumsi salon 5-7 %
Pemucat lain dalam bentuk padat adalah urea, perokisida , campuran natrium
perborat dan asam yang akan dilarutkan ketika akan digunakan
Pengujian meliputi :
a. Pemerian
b. Volume, bobot
c. pH
d. Identifikasi zat aktif
BAHAN-BAHAN YANG TIDAK DIIZINKAN
DIGUNAKAN DALAM KOSMETIKA

Senyawa yang tidak diizinkan


1. Antimon ( Sb)
2. Arsen ( As)
3. Garam Ba
4. Bitionol
5. Hormon
6. Senyawa kadmium
7. CHCl3
8. Senyawa Chrom (Cr)
9. Senyawa Perak ( Ag)
10. Senyawa Raksa ( Hg)
11. Senyawa Selenium
12. Senyawa Timbal ( Pb
BAHAN-BAHAN YANG TIDAK DIIZINKAN
DIGUNAKAN DALAM KOSMETIKA

I. ANTIMON DAN SENYAWANYA


1. Pendahuluan
Antimon ( Sb)
Bobot atom 121,72
a. Pemerian : Serbuk atau kristal mengkilat, warna kelabu tua
b. Sifat fisika: Titik leleh 630°C
Tidak larut dalam asam encer dan dingin; laruta dalam asam
sulfat pekat panas; dalam aqua regia, asam nitrat dan asam
klorida
2. Antimon trisulfida (Sb2S3)
Bobot molekul 339.72
a. Pemerian : Serbuk atau kristal, mengkilat, warna kelabu tua atau merah
b. Sifat fisika: Titik leleh 550°C. Tidak larut dalam air, dalam etanol, larut
dalam asam klorida pekat dan dalam alkali hidroksida panas
3. Toksisitas
Senyawa antimon dengan valensi 3 lebih toksis dari pada senyawa dengan
valensi 5.
Senyawa ini diserap tubuh melalui hidung serta mulut.
Antimon dan senyawanya dapat menyebabkan dermatitis, diarrhe, kolaps
hingga kematian
4. Sediaan
Kosmetika yang mungkin mengandung senyawa tersebut diatas adalah :
maskara, eye shadow dan eye liner.
5. Analisis kualitatif
1. Prinsip :
a. larutan logam antimon dalam aqua regia bila, ditambah dengan air
akan membentuk endapan putih yang berubah menjadi merah dari
Sb2S3 yang akan larut
b. Larutan antimon trisulfida ditambah asam fosfo-molibdat kemudian
dipanaskan akan terjadi reduksi dan membentuk molibdenum biru ( 2
MoO3.Mo2O5)
c. Larutan antimon trisulfida dalam asam klorida encer direaksikan dengan 9
metil-2,3,7, trihidroksi 6-fuoron akan membentuk senyawa berwarna
merah.
d. Larutan dalam asam klorida pekat akan bereaksi dengan rhodamin B dan
membentuk senyawa berwarna ungu
e. Pembentukan senyawa kompleks antara Brilliant-Green dengan ion antimon
yang lruta dalam toluen.
2. Identifikasi antimon dalam sediaan maskara
Larutan uji
Sejumlah 1,0 gram cuplikan, dimasukkan ke dalam gelas piala, ditambah 10
ml asam klorida 25% dan dipanaskan di atas tangas air selama 10 menit
sampai fase minyak memisah. Setelah didinginkan dan fase mengumpul
disaring dengan kertas saring. Filtrat digunakan untuk pengujian
Cara uji
a. Larutan uji diencerkan dengan air sampai didapat kadar 200 µg/ml . Kertas
saring dibasahi dengan larutan asam fosfomolibdat 5% b/v dalam air. Satu
tetes larutan uji yang sudah diencerkan tadi diteteskan ke kertas asam
fosfomolibdat dan dipanaskan di atas uap air, terbentuk bercak biru.
b. Larutan uji diencerkan dengan air sampai didapat kadar 500µg/ml Pada pelat
tetes satu tetes larutan ini ditambah natrium nitrit padat sedikit ( beberapa
butir kristal) dan satu tetes larutan rhodamin B 0,01% b/v, terbentuk
warna ungu
c. Larutan uji diencerkan dengan air sampai didapat kadar 100 µg/ml. Di dalam
tabung reaksi satu tetes larutan ini ditambah 5 ml asam klorida dan
beberapa butir natrium nitrit padat. Campuran ini di kocok pelan, lalu
ditambah satu tetes larutan Brillian green, 5 ml benzena dan dikocok
pelan. Lapisan benzena berwarna biru.
SENYAWA ARSEN
Senyawa arsen dapat diperoleh pada sediaan alat kesehatan pada sediaan
penambal gigi sebagai As2O3 atau penghilang bulu tubuh sebagai As2S3.
1. As2O3
Bobot molekul 197,82
a. Pemerian : Serbuk, kristal atau amorf, bening, warna putih
b. Sifat fisika: Titik leleh ada 2 modifikasi :
Modifikasi I : 313°C, Modifikasi II : 275°C
Sukar larut dalam air dingin; larut dalam air didih, dalam asam klorida
tidak larut dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter
As2 S3 , Arsen (III) Sulfida
Bobot molekul: 246
a. Pemerian : Serbuk, warna kuning
b. Sifat fisika: Jarak lebur 300°C sampai 325°C
Sukar larut dalam air; larut dalam alkali sulfida atau alkali karbonat;
agak sukar larut dalam asam klorida panas
Toksisitas
Arsen valensi 3 lebih toksis dari pada valensi 5. Keracunan ini dapat berupa
rasa terbakar, kerusakan otot, koma, berkurangnya produksi darah
merah, penyebab kanker
Analisis kwalitatif
1. Prinsip
a. Larutan netral bila ditambahkan larutan tembaga sulfat akan timbul
endapan CuHAsO3 dan Cu3(AsO3)2 XH2O yang berwarna hijau yang
larut dalam asam dan dalam larutan natrium hidroksida
b. Dengan larutan Sncl2 dan asam klorida pekat, pada pemanasan akan
terbentuk larutan yang berwarna coklat tua karena terbebaskannya As
c. Gas Arsin ( AsH3) akan memberikan noda kuning pada kertas saring yang
dibasahi dengan perak nitrat. AsH3 dibentuk dari penambahan asam sulfat
pekat dan beberapa butir seng pada contoh
d. Pembentukan iodida tak berwarna dari hasil reduksi oleh arsen (III) oksida
2. Identifikasi senyawa arsen dalam pasta gigi
Larutan Uji
Sejumlah 5,0 g cuplikan dibasahi dengan 5 ml larutan kalsium hidroksida
0,14% b/v dan diaduk sampai homogen. Campuran dikeringkan di atas
tangas air diarangkan dan dipijar sampai putih. Sisa pijar dilarutkan dalam
7 ml asam sulfat encer.
Cara uji
a. Kedalam alat Gutzeit ( yang bagian pipa kacanya disumbat dengan kapas
dibasahi dengan tembaga asetat dan pada ujung pipa kaca diletakkan kertas
saring dibasahi dengan larutan perak nitrat 20% atau kertas raksa ( II)
klorida, dimasukkan 5 ml larutan uji dan 1-2 seng bebas arsen, terjadi
bercak kuning cokl;at hitam pada kertas saring, tergantung dari jumlah
arsen yang ada. Dilakukan juga blanko dengan 5 ml larutan kalium
hidroksida 0,14% b/v yang diperlakukan sama seperti cuplikan.
b. Larutan uji diencerkan dengan air sampai didapat kadar 100µg/ml. Pada pelat
tetes 1 tetes larutan ini ditambah beberapa mg natrium bikarbonat dan 1
tetes larutan kanji-iodum biru dan diaduk, warna biru larutan kanji-iodum
akan hilang.
c. Larutan uji diencerkan dengan air sampai didapat kadar 100µg/ml. 1 tetes
larutan ini ditambah satu tetes asam sulfat 2 N, beberapa mg natrium
karbonat dan diasamkan dengan asam asetat 2 N. Satu tetes larutan kanji-
iodum yang terdapat pada ujung batang pengaduk hilang warnanya jika
dicampurkan ke dalam larutan tadi.
GARAM BARIUM
Garam barium klorida dikenal juga sebagai pembawa zat warna yang biasa
dipakai pada lipstik. Selama garam barium ini tidak larut, maka
pemakaian tiak akan menimbulkan keracunan. Barium klorida yang larut
dalam air dan sangat beracun , pemakaian dalam kosmetik sudah dilarang.
Sebagai barium sulfida dapat diperoleh pada sediaan penghilang rambut tubuh.
1. Barium Sulfida
Bobot molekul : 169,42
a. Pemerian : Serbuk, berat, warna putih, kelabu atau kuning muda
b. Sifat fisika : Titik leleh lebih dari 2000°C
Agak sukar larut dalam air dingin; mudah larut dalam air panas; larut
dalam larutan ammonium klorida.
2. Barium klorida
Bobot molekul : 208,27
a. Pemerian : Serbuk, kristal atau granul
b. Sifat fisika: Titik leleh 963°C, larut dalam air, metanol; tidak larut dalam
etanol, aseton dan etil asetat
3. Toksisitas
Barium sulfida dan barium klorida adalah senyawa yang larut dalam air dan
dapat diabsorbsi tubuh dan akan dibawa ke ginjal, hati, otak, tulang.
Dapat menyebabkan diarrhe, kolik, pingsan
4. Analisis kualitatif
i. Prinsip
a. Dengan larutan natrium rhodizonat yang berwarna kuning akan
membentuk endapan barium rhodizonat yang berwarna coklat
kemerahan
b. Terbentuknya kristal campur barium sulfat dan timbal sulfat apabila ke dalam
larutan asam asetat ditambahkan larutan timbal asetat dan asam sulfat encer
c. Ke dalam larutan barium ditambahkan larutan jenuh kalium permanganat dan
natrium sulfat, akan terjadi endapan barium sulfat yang mengabsorbsi
kelebihan kalium permanganat sehingga warna yang terjadi putih keunguan.
ii. Identifikasi garam barium
Larutan uji
Sejumlah lebih kurang 1 g krim ditambah 10 ml asam klorida 2 N, dikocok dan
dibiarkan sampai lapisan bening terpisah dan disaring.
Cara Uji
a. Sejumlah 5 tetes larutan uji ditambah 14 tetes larutan jenuh kalium
permanganat, 5 tetes asam sulfat 2 N dan larutan natrium sulfit/natrium
metabisulfit jenuh sampai warna ungu hilang, terbentuk endapan putih
bercampur ungu.
BITIONOL
Pemakaian bitionol beberapa waktu yang lalu sangat banyak. Bitionol juga
bersifat toksis dan dibeberapa negara termasuk Indonesia sudah dilarang
digunakan
1. Pemerian : Serbuk atau kristal; warna putih atau putih keabuan; tidak
berbau atau agak berbau fenol
2. Sifat fisika: Titik leleh 188°C, Indek bias 25°C = 1,73
Agak sukar larut dalam air; larut dalam kalium hidroksida
encer , dalam aseton, etanol 70%, eter, kloroform, dan dalam
minyak pini
3. Toksisitas : Bitionol bersifat fotosensitisasi, dapat menyebabkan gatal-
gatal hebat pada kulit
4. Analisis kualitatif:
i. Prinsip
Dilakukan secara kromatografi lapis tipis dan dideteksi dengan sinar
ultraviolet, dengan pereaksi perak nitrat (Kovaks) yang akan memberi
noda hitam karena terikatnya ion cl- pada zat itu atau dengan pereaksi,
2,6 dibroquinochloemida ( Gibb’s) yang berwarna biru, karena terikatnya
gugus fenol
ii. Identifikasi bitionol dalam krim malam
Larutan uji
Sejumlah 1 g cuplikan ditimbang dan diaduk homogen, ditambah 0,25 ml asam
klorida 4 M, 0,5 ml parafin cair sedikit natrium sulfat anhidrat, dipanaskan
ditangas air sampai meleleh, ditambahkan 25 ml metanol sambil diaduk.
Campuran dibiarkan memisah dan beningan atau fase metanol dipisahkan
untuk dilakukan untuk dilakukan identifikasi.(larutan A)
Larutan baku
Sejumlah 25 mg baku bitionol ditimbang dan dilarutkan dalam 25 ml metanol (
B)
Identifikasi
Larutan A dan B ditotolkan secara terpisah dan dilakukan kromatografi lapis
tipis sebagai berikut :
a. Lempeng : Silikagel GF 254
b. Eluen : i. Toluen-asam asetat ( 80:20)
ii. Heksana-etil asetat-asam asetat ( 80:10: 10)
c. Penjenuhan : Dengan kertas saring
d. Volume penotolan : Larutan A dan B masing-masing 10µ g
e. Jarak rambat : 15 cm
f. Penampak bercak : i. Cahaya Ultraviolet 254 terbentuk bercak berfluores-
sensi ungu
ii. Pereaksi kovaks, terbentuk bercak berwarna coklat
kehitaman
iii. Pereaksi Gibb’s
terbentuk bercak berwarna biru kehijauan

HORMON
Pendahuluan
Hormon estrogen diserap kulit manusia dan dapat menghilangkan keriput-
keriput serta memperbaiki kekenyalan kulit. Ternyata pada penyelidikan
lebih lanjut diketemukan pula hormon untuk menekan pertumbuhan rambut,
yaitu hormon estrogen, sedangkan untuk mempercepat pertumbuhan
rambjut digunakan hormon androgen
i. Dietil stilbestrol ( 3,4-di(p-hidroksifenil)-heks-3 ena)
Bobot molekul : 268,36
a. Pemerian : Serbuk atau hablur, warna putih, tak berbau, tak berasa
b. Sifat fisika : Jarak lebur 168°C sampai 174°C, tidak larut dalam air ;
mudah larut dalam etanol ( 95%), dalam eter, agak sukar larut dalam
minyak kacang
ii. Estradiol 17 β
Bobot molekul : 272,37
a. Pemerian : Serbuk hablur, tidak berwarna, tidak berbau
b. Sifat fisika : Jarak lebur 173°C sampai 178°C, Tidak larut dalam air; larut
dalam eter, metanol, benzena , kloroform, minyak biji kapas, dan alkali
hidroksida
iii. Estradiol benzoat (Estron)
Bobot molekul : 376,49
a. Pemerian : Serbuk hablur, tidak berwarna, tidak berbau
b. Sifat fisika: Jarak lebur 191°C sampai 195°C. Rotasi jenis +59° sampai
63° dalam 1,01% dioksan. Larut dalam etanol, dalam aseton, dalam
dioksan, agak sukar laurt dalam eter, minyak nabati dan dalam alkalio
hidroksida
iv. Estrriol
Bobot molekul 288,4
a. Pemerian : Serbuk hablur, tidak berwarna , tidak berbau
b. Sifat fisika: Titik leleh 282°C, Tidak larut dlam air; larut dalam etanol,
dalam dioksan, dalam kloroform, dalam eter, mudah larut dalam piridin, asa
dan minyaknabati

v. Progesteron (Progestin)
Bobot molekul 314,47
a. Pemerian : Serbuk hablur , warna putih, tidak berbau
b. Sifat fisika : Jarak lebur ada 2 modifikasi:
Modifikasi I : 127 °C sampai 133°C
Modifikasi II : lebih kurang 121°
Tidak larut dalam air; larut dalam etanol 95%, dalam eter dan
dalam aseton dan dalam dioksan
vi. Etusteron (Pregneninolon)
Bobot molekul : 312,46
a. Pemerian : serbuk hablur, warna putih, atau kuning gading, hampir tidak
berbau, tidak berasa’
b. Sifat fisika: Jarak lebur272°C sampai 276°C, Tidak larut dalam air sukar
larut dalam etanol, dalam eter; sangat sukar larut dalam kloroform, minyak
lemak; larut dalam aseton hangat
vii. Testosteron
Bobot molekul : 288,4
a. Pemerian : Serbuk atau kristal, warna putih, tidak berasa, tidak berbau
b. Sifat fisika: Jarak lebur 152°C
Tidak larut dalam air; larut dalam etanol, dalam eter dan
dalam pelarut organik lainnya.
viii. Testosteron propionat
Bobot molekul 344,5
a. Pemerian : Serbuk atau kristal, warna putih, tidak berasa, tidak berbau
b. Sifat fisika: Jarak lebur 152°C sampai 156°C
Tidak larut dalam air; larut dalam etanol, dalam eter, piridin
dan dalam pelarut organik lainnya ; larut dalam minyak nabati
Toksisitas
Hormon mempunyai kecendrungan penyebab kanker terutama dari tipe
estrogen, estradiol dan dietil stilbestrol
Sediaan kosmetika
Beberapa sediaan kosmetika yang mungkin mengandung hormon adalah :
Nama Sediaan : 1. Krim anti keriput
2. Krim urut
3. Sediaan untuk menekan pertumbuhan rambut abnor-
mal pada wanita
4. Tonik untuk pertumbuhan rambut
4. Analisis kualitatif
i. Prinsip
Pada umumnya kadar hormon pada krim sangat kecil oleh karena itu
analisis kualitatif dilakukan secara kromatografi lapis tipis. Deteksi
dilakukan dengan sinar ultra violet
ii. Identifikasi progesteron dalam krim malam
Larutan uji
Sejumlah 1 gram cuplikan yang ditimbang seksama, ditimbang 0,5 ml parafin
Cair dan sedikit natrium sulfat anhidrat, dipanaskan di atas penangas air sampai
meleleh, lalu ditambah 25 ml etanol 95% sambil diaduk. Campuran
dibiarkan memisah dan beningan atau fase etanol 95% dipisahkan ( A)
Larutan baku
Sejumlah 25 mg baku progesteron yang ditimbang seksama dilarutkan dalam
etanol 95% (B)
Identifikasi
Larutan A dan B ditotolkan secara terpisah dan dilakukan kromatografi lapis
tipis sebagai berikut:
a. Lempeng : Silika gel FG 254
b. Eluen : Heksana-etil asetat (60 : 40)
Heksana-etil asetat ( 60 : 30)
Toluen-asam asetat (80 : 20 )
Penjenuhan : Dengan kertas saring
Volume penotolan : Larutan A dan B masing-masing 5 µl
Jarak raambat : 15 cm
Penampang bercak : Cahaya ultraviolet 254 terbentuk bercak
berfluorescensi ungu
KADMIUM DAN SENYAWANYA
i. Kadmium
Bobot atom 112,40
a. Pemerian : Logam, warna putih perak atau kebiruan mengkilat
b. Sifat fisika; titik leleh 321°C, tidak larut dalam air
c. Sifat kimia : Dalam udara lembab akan teroksidasi. Mudah bereaksi dengan
asam nitrat pekat; bereaksi lambat dengan asam klorida panas, tidak
bereaksi dengan alkali
ii. Kadmium sulfida
Bobot molekul 144,47
a. Pemerian : Kristal, warna kuning muda atau jingga
b. Sifat fisika : Menyublim pada suhu 980°C, Agak sukar larut dalam air;
larut dalam asam encer panas atau asam pekat
c. Sifat kimia : Dengan asam pekat membebaskan gas H2S
2. Toksisitas
Senyawa kadmium mempunyai sifat kumulasi di dalam tubuh, jadi meskipun
sifat absorbsi dalam kulit cukup kecil, tetapi akan diserap tubuh dan
dikumulasi dalam ginjal dan hati
Toksisitas yang akan terjadi adalah diarrhe, sakit pada persendian, kerusakan
saluran pernafasan, dehidrasi, shok sampai terjadi kematian. Menyebabkan
fotosensitisasi pada kulit
3. Sediaan Kosmetika
Sediaan shampo antiketombe maupun sabun antiketombe mungkin mengandung
kadmium sulfida. Amalgam untuk penambal gigi mungkin terbuat dari logam Cd
4. Analisis kualitatif
i) Prinsip
Digunakan larutan kadmium atau senyawanya dalam asam klorida atau asam
sulfat
a. Larutan zat apabila dialiri gas hidrogen sulfida akan timbul endapan kuning
Cds
b. Apabila pada larutan zat ditambahkan besi (II) dipiridil jodida akan
terbentuk endapan merah.
ii) Identifikasi kadmium dalam shampo
Larutan uji
Sejumlah 5 ml cuplikan diencerkan dengan air sampai 25 ml
Cara Uji
a. Pada kertas saring tebal diteteskan setetes larutan uji. Sebelum tetesan
terserap sempurna, kepadanya diteteskan larutan besi(II) dipiridiliodida,
terbentuk bercak berbentuk cincin berwarna keunguan
b. Pada 1 tetes larutan uji ditambahkan 1 tetes larutan difenil karbazida 0,1%
dalam etanol, berbentuk larutan berwarna merah yang kemudian akan
berubah menjadi endapan berwarna ungu

Pereaksi khusus
Larutan besi(II)dipiridil iodida
Sejumlah 0,25 g α, ά dipiridil dan 0,146 g besi (II) sulfat 7 hidrat dilarutkan
dalam 50 ml air,lalu ditambah 10 gram kalium iodida, dikocok selama 30
menit. Endapan merah yang terjadi disaring dan dibuang. Filtrat yang
digunakan sebagai pereaksi. Larutan ini umumnya adalah stabil, yang
akan membentuk kekeruhan pada penyimpanan lama. Dalam hal ini
sebelum digunakan harus disaring terlebih dahulu.
KLOROFORM
Pendahuluan
Dahulu kloroform digunakan dalam pasta gigi sebagai penyedap rasa dalam
konsentrasi 3-4%, tapi dalam penyimpanan, kloroform yang bersinggungan
dengan logam dari tube pasta, akan terurai dan membentuk asam klorida,
Untuk beberapa waktu tube bagian dalam dilapisi dengan pelapis yang mence-
gah persinggungan isi tube dengan logam. Ternyata menurut penelitian
terakhir kloroform sangat berbahaya.
Pemerian : Cairan, mudah menguap, tidak bewarna, bau khas, rasa manis dan
membakar
Sifat fisika : Bobot per ml 1,474 g sampai 1,479 g
Jarak didih tidak lebih dari 5,0%v/v tersuling pada suhu dibawah
60°C , sisa tersuling pada suhu antara 60° dan 62°. Sukar larut dalam air,
mudah larut dalam etanol mutlakl P, dalam eter P, dalam sebagian besar
pelarut organik, dalam minyak atsiri dan dalam minyak lemak.
Toksisitas
Kloroform diisap melalui pernafasan, juga diserap kulit. Menyebabkan
kerusakan ginjal dan kanker.
Analisis kualitatif
i. Prinsip
a. Dipanaskan dengan basa dan 2 naftol akan memberi senyawa berwarna biru
b. Dipanaskan dengan basa dan resorsin akan memberi senyawa berwarna
kuning kemerahan
c. Pembentukan timbal ( II) klorida yang memberikan nyala hijau
ii. Identifikasi kloroform dalam pasta gigi
Larutan Uji
Cuplikan tanpa perlakuan lebih lanjut
Cara Uji
a. Sejumlah lebih kurang 2 g cuplikan ditambah 2 ml larutan 2-naftol 1%
b/v dalam kalium hidroksida 1 N, dipanaskan di atas penangas air
terbentuk warna biru telur asin
b. Sejumlah lebih kurang 2 g cuplikan ditambah 2 ml larutan resorsin 1% b/v
dalam air, 5 tetes natrium hidroksida 18% b/v, dipanaskan sampai
mendidih, beningan berwarna kuning.
c. Kawat tembaga dicelupkan ke dalam cuplikan dan dibakar dengan nyala
bunsen, terbentuk nyala hijau.
SENYAWA CHROM
Pendahuluan
Zat warna dari golongan krom dan senyawanya sudah dilarang digunakandi
Indonesia, kecuali zat warna hijau K4 dan zat warna hijau K5. Pigmen
yang sangat toksis yang pernah digunakan dlam sediaan pewarna rambut
adalah kalsium kromat dan kalium bikromat
i. Kalsium kromat (CI 77223, Pigmen Yellow) CaCrO4
Bobot molekul 156,09
a. Pemerian : Kristal, warna kuning
b. Sifat fisika : Dapat bercampur dengan air, larut dalam asam encer;
tidak larut dalam etanol
ii. Kalium-bikromat ( K2Cr2O7)
a. Pemerian : Kristal, warna merah jingga, tidak higroskopik
b. Sifat fisika : Akan terurai pada suhu 500°C, larut dalam air
2. Toksisitas
Menyebabkan kerusakan lapisan mukosa, kalsium kromat dapat
menyebabkan kanker
Sediaan kosmetika
Mungkin dapat diperoleh pada pewarna rambut temporer ( pewarna rambut
sementara)
4. Analisis kualitatif
i. Prinsip
a. Pembentukan krom oksida yang berwarna hijau dan tidak larut dalam
asam maupun dalam basa
b. Pembentukan garam kromat yang akan memberikan warna ungu dengan
difenilkarbazid dalam suasana asam
ii. Identifikasi senyawa krom dalam cat rambut
Sejumlah cuplikan setara lebih kurang 50 mg kalium bikromat dengan 1 ml
asam sulfat pekat, kemudian dipijar. Sisa pijar berwarna hijau kotor
Cara Uji
a. Sedikit sisa pijar ditambah asam sulfat 4 M atau asam sulfat pekat, sisa
pijar tidak larut
b. Sedikit sisa pijar ditambah natrium hidroksida 8 M, sisa pijar tidak larut
c. Sejumlah 25 mg sisa pijar ditambah 100 mg campuran natrium karbonat-
natrium peroksida ( 1 : 1) kemudian dilelehkan. Terbentuk natrium kromat
yang akan leleh dengan warna merah jingga dan berwarna kuning jika dingin
dan jika dilarutkan dalam 5 ml asam sulfat 50% dan ditambah 1 tetes larutan
difenilkarbasid, terbentuk warna ungu
Pereaksi khusus
Difenil karbasid 1% dalam etanol (95%)

PERAK DAN SENYAWANYA


Pendahuluan
Perak nitrat dalam pewarna rambut sudah lama dikenal orang dan
digolongkan dalam pewarna rambut metal. Dahulu cara pemakaiannya
hanya dengan menyisirkan larutannya pada rambut kemudian dibiarkan
terkena sinar matahari sehingga akan diperoleh warna rambut yang lebih
hitam. Senyawa perak lainnya pernah digunakan dalam alat kesehatan adalah
perak bromida, digunakan untuk kumur-kumjur. Beberapa waktu yang lalu
logam perak juga pernah digunakan untuk sediaan rias mata (eye shadow)
i. Perak nitrat (AgNO3)
Bobot molekul 169,89
a. Pemerian : Kristal, bening, warna putih, tidak berbau
b. Sifat fisika: Titik leleh 212°C, Sangat mudah larut dalam air dan air panas;
mudah larut dalam etanol mendidih; mudah larut dalam etanol; sukar
larut dalam aseton
ii. Perak bromida
Bobot molekul 187,80
a. Pemerian : serbuk, warna kuning, tidak berbau
b. Sifat fisika : Titik leleh 432°C, Sukar larut dalam air; tidak larut dalam
etanol, dalam asam ; agak sukar larut dalam amonia encer;
larut dalam amonia pekat; larut dalam alkali sianida; sukar larut dalam
natrium klorida jenuh
iii. Perak ( Ag)
Bobot atom 107,87
a. Pemerian : Logam, warna putih
b. Sifat fisika : Titik leleh 960,5°C, Titik didih 2000°C, Larut dalam alkali
hidroksida leleh dengan adanya udara atau oksigen, dalam alkali
peroksida leleh, dalam alkali sianida dengan adanya udara atau
oksigen dan dalam asam pekat
2. Toksisitas
Sifat iritasi pada kulit dan lapisan mukosa merupakan sifat umum dari
senyawa perak. Bubuk logam perak kalau banyak terhisap akan
menyebabkan kerusakan pada saluran pernafasan
3. Sediaan kosmetika
Logam perak dapat diketemukan pada sediaan rias mata ( eye shadow) dan
untuk menambal gigi
Senyawa perak nitrat dapat diketemukan pada krim rambut, pewarna
rambut, maskara; sedangkan senyawa perak bromida dapat diketemukan
pada obat kumur.
4. Analisis kwalitatif
i. Prinsip
a. Larutan senyawa perak bila direaksikan dengan asam klorida akan
mengendapkan
4. Analisis kwalitatif
i. Prinsip
a. Larutan senyawa perak bila direaksikan dengan asam klorida akan
mengendapkan senyawa perak klorida yang berwarna putih yang larut
dalam amonia encer
b. Endapan perak klorida akan larut dalam amonia dan bila ditambah larutan
kalium iodida akan memberikan endapan perak iodida berwarna kuning
c. Larutan senyawa bila ditambah kalium kromat akan mengendap menjadi
AgCrO4 yang berwarna merah
d. Pembentukan endapan mangan ( IV) oksida dan perak logam yang
berwarna hitam
e. Logam perak dilarutkan dalam asam nitrat akan terjadi perak nitrat.
Larutan perak nitrat dilanjutkan pengujiannya seperti pengujian diatas
ii. Identifikasi senyawa perak dalam krem rambut
Larutan uji
Sejumlah 5 g krem rambut dalam labu piala 25 ml ditambah air sampai 10
ml dan dipanaskan sampai krem menjadi cair, didinginkan digoyang
sampai dasar krem terpisah dan menggumpal. Cairannya digunakan
sebagi larutan uji.
Cara Uji
a. Satu tetes larutan asam klorida 0,1 N diteteskan pada kertas saring, lalu
ditambah 1 tetes larutan uji, 1 tetes asam klorida 0,1 N lagi, 1 tetes
mangan nitrat 0,1 n atau mangan sulfat 0,1 n dan 1 tetes larutan natrium
hidroksida 0,1 N, terbentuk bercak hitam
b. Satu tetes larutan uji ditambah 1 tetes larutan kalium kromat, terbentuk
endapan jingga merah
c. Satu ml larutan uji dalam tabung reaksi ditambah 1 ml larutan asam
klorida 0,1 N, terbentuk endapan putih yang larut dalam amonia encer
berlebih dan yang akan mengendap kembali jika ditambahkan asam nitrat
encer.
SENYAWA RAKSA
Sediaan Kosmetika
Krem pemutih dapat mengandung raksa ( II) amino klorida. Sabun
antiseptika mungkin mengandung raksa (II) iodida. Dalam sampo anti
ketombe dan krem cukur mungkin diketemukan fenil raksa (II) asetat,
borat dan nitrat. Dalam larutan antiseptika untuk mencuci popok bayi
mungkin digunakan raksa ( II ) klorida
i. Raksa (II) amino klorida (HgNH2CL)
Bobot molekul 252,07
a. Pemerian : Serbuk , amorf, tidak berbau
b. Sifat fisika : Praktiks tidak larut dalam air, dalam etanol (95%) p dan
dalam eter; larut dalam asam hangat dan dalam larutan garam
amonium
ii. Raksa (II) iodida HgJ2
Bobot molekul 454, 45
a. Pemerian : Serbuk , warna putih, tidak berbau, tidak berasa
b. Sifat fisika : Praktis tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol
mendidih;sukar larut dalam eter, larut dalam alkali
jodida
c. Sifat kimia : Dipijar pada suhu 130°C berwarna kuning, sesudah
dingin menjadi merah
iii. Fenil raksa ( II) asetat
Bobot molekul 336,7
a. Pemerian : Serbuk, kristal atau bentuk prisma, warna putih kecok-
latan, tidak berbau atau hampir berbau
b. Sifat fisika : Titik leleh 149°, Sukar larut dalam air, larut dalam
etanol, dalam aseton dan dalam benzena
iv. Fenil raksa (II) borat
Bobot molekul 338,5
a. Pemerian : Serbuk kristal
b. Sifat fisika : Titik leleh 188°C sambil terjadi peruraian. Sangat sukar larut
dalam air, dalam etanol, larut dalam gliserin
vi. Raksa ( II) klorida (HgCl2)
Bobot molekul 271,5
a. Pemerian : Hablur, tidak berwarna atau serbuk hablur berwarna putih,
berat
b. Sifat fisika: Leleh pada suhu 280°C, Larut dalam air, mudah larut dalam
air mendidih, dalam etanol ( 95%) P. larut dalam eter dan
gliserol P.
c. Sifat kimia : Menguap pada suhu di atas 300°C sambil mengeluarkan asap
putih.
Toksisitas
Senyawa raksa mudah diserap kulit atau lapisan mukosa menyebabkan
kerusakan hati dan ginjal.
Analisis kualitatif
i. Prinsip
Reaksi untuk raksa (II), digunakan larutan dalam aqua reqia dan sudah
diencerkan dengan air
a. Dengan kalium iodida akan memberikan endapan merah jingga K2 Hg(J4)
b. Dengan Hidrogen Sulfida akan memberikan endapan hitam HgS
c. Bila dicelupkan kawat tembaga, logam Hg akan menempel pada kaat yang
berwarna hitam dan mengkilat
ii. Identifikasi senyawa raksa dalam sediaan krem
Larutan Uji
Sejumlah 5 g cuplikan dikocok tiga kali dengan eter, setiap kalinya 25 ml
dan dipusingkan. Fase eter dibuang. Pada fase air ditambahkan 10 ml
campuran asam klorida 25% dan asam sitrat (3:1), diuapkan diatas
tangas air sampai hampir kering. Perlakuan ini diulang sekali lagi
Pada sisa penguapan ditasmbahkan air 10 ml, didihkan sebentar didinginkan
dan disaring.
Cara Uji
a. Sejumlah 1 ml larutan uji ditambah 1 tetes larutan kalium iodida 0,5 N
dengan perlahan melalui dinding tabung, terbentuk endapan merah jingga.
b. Batang tembaga yang terlebih dahulu diamplas hingga mengkilap
dicelupkan ke dalam larutan uji untuk beberapa saat. Pada batang tembaga
terbentuk lapisan berwarna abu-abu mengkilap yang akan lebih jelas
terlihat jika digosok dengan kertas saring dan akan hilang jika batang
tembaga tersebut dipanaskan pada nyala api bebas
c. Sejumlah satu tetes larutan campuran natrium sulfat kalium iodida ( 5 g
natrium sulfat dan 12 g Kalium iodida dalam 75 ml air) ditambah 1 tetes
larutan tembaga (II) sulfat ( 5 g tembaga sulfat 5 air hidrat dalam 75 ml
air), dicampur, kemudian ditambah 1 tetes larutan uji dalam suasana asam
klorida 1 N, atau asam nitrat 1 N, terbentuk warna merah atau jingga
tergantung dari konsentrasi raksa.
SENYAWA SELENIUM
Selenium sulfida digunakan dalam shampo anti ketombe dan obat jerawat.
Selenium oksida juga pernah dikenal sebagai zat utama shampo anti
ketombe, tetapi sekarang sudah jarang ada dalam peredaran karena toksis.
Selenium dan senyawanya dilarang digunakan dalam sediaan rias kecuali
selenium disulfida dalam shampo anti ketombe.
i. Selenium sulfida SeS2
Bobot molekul 143,1
a. Pemerian : Serbuk, warna jinggaterang, bau lemah
b. Sifat fisika : Titik leleh 113°C, Tidak larut dalam air dan pelarut organik
ii. Selenium oksida SeO2
Bobot Molekul 110,96
a. Pemerian: Kristal bentuk jarum, warna coklat tua, rasa asam membakar
b. Sifat fisika : Titik leleh 340°C, Larut dalam air, metanol dan hidung
2. Toksisitas
Senyawa selenium dapat menyebabkan iritasi mata dan hidung
4. Analisis kualitatif
i. Prinsip
a. Terbentuknya endapan logam selenium berwarna merah dari larutan zat bila
ditambahkan urea padat
b. Terbentuknya endapan berwarna merah kecoklatan bila pada larutan zat
ditambhkan larutan natrium tiosulfat
ii. Identifikasi selenium sulfida dalam krem pembersih muka
Larutan Uji
Sejumlah cuplikan setara dengan 100 mg selenium dilarutkan dengan 50ml asam
nitrat berasap dengan pemanasan sampai jernih
Cara Uji
a. Sejumlah 5 ml larutan uji, ditambah 10 ml air, 5 g urea dan dipanaskan
sampai mendidih, Setelah didinginkan ditambah 2 ml larutan kalium
iodida ( 1:10), terjadi warna jingga kekuningan sampai jingga yang akan
berubah menjadi gelap
b. Pada sehelai kertas saring diteteskan 1 tetes larutan kalium iodida pekat, 1
tetes asam klorida dan 1 tetes larutan uji, terbentuk bercak hitam coklat
yang akan hilang secara sempurna dengan penambahan 1 tetes larutan
natrium tiosulfat 5% b/v dan akan berubah menjadi merah kecoklatan
jika ada selenium
5. Analisis kuantitatif
i. Prinsip
Titrasi iodometri hasil digesti selenium sulfida dalam shampo
ii. Penetapan kadar selenium sulfida dalam shampo
Larutan uji
Sejumlah cuplikan setara dengan 100 mg selenium sulfida ditimbang
seksama, dimasukkan ke dalam labu Kyeldahl, ditambah 25 ml asam
nitrat berasap kemudian didigesti selama 2 jam ( sampai jernih) dan
didinginkan. Hasil digesti dipindahkan ke dalam labu tentukur 250 ml
berisi 100 ml air, didinginkan dan diencerkan dengan air sampai tanda
Cara Penetapan
Sejumlah 50 ml larutan uji dipipet dimasukkan dalam labu erlenmeyer tertutup,
ditambah 25 ml air dan 10 g urea, dipanaskan sampai mendidih, didinginkan
dan ditambah 10 ml larutan iodida 10% b/v
Campuran segera dititrasi dengan natrium tiosulfat 0,05 N sampai larutan
berwarna kuning pucat, kemudian ditambahkan 3 ml larjutan kanji, titrasi
dilanjutkan perlahan-lahan sambil dikocok kuat sampai warna biru tepat
hilang. Dilakukan juga titrasi blangko untukkoreksi
Tiap ml natrium tiosulfat 0,1N setara dengan 1,789 mg SeS2 = 0,987 mg Se
Kadar Selenium sulfida dalam sampo adalah :
(t1-t0) x 1,789 x N/0,05 x 250/50 x 1/Bu x 100%
Dimana t1 : volume larutan natrium tiosulfat terpakai untuk cuplikan
t0 : volume larutan natrium tiosulfat terpakai untuk blangko
N : normalitas larutan natrium tiosulfat
Bu: bobot cuplikan yang ditimbang
SENYAWA TIMBAL
Pendahuluan
Senyawa timbal asetat dan timbal nitrat sudah lama dikenal sebagai zat
pewarna rambut. Biasanya diberikan dalam bentuk krem atau shampo.
Senyawa timbal lainnya sebagai garam klorida, sulfat, klorhidroksida,
fenolsulfonat, laktat dan lain sebagainya
Senyawa timbal sudah dilarang digunakan dalam sediaan rias kecuali dalam
sediaan rambut sebagai timbal asetat dan tidak lebih dari 2%
i. Timbal nitrat Pb(NO3)2
Bobot molekul 331,23,
a. Pemerian : Kristal , tidak berwarna
b. Sifat Fisika : Mudah larut dalam air dingin atau panas;tidak larut dlam
asam nitrat pekat.
c. Sifat kimia : Larutan 20% mempunyai 3-4
ii. Timbal karbonat ( PbCO3)2 Pb(OH)2
a. Pemerian : Serbuk ; warna putih , berat
b. Sifat fisika : Larut dalam asam asetat dan asam klorida encer
c. Sifat kimia : Terurai pada suhu 400°C dan meninggalkan sisa timbal oksida
iii. Timbal klorida PbCl2
Bobot molekul 278,12
a. Pemerian : Kristal, warna putih
b. Sifat fisika : Titik leleh 501°C, Titik didih 950°C
Sukar larut dalam air dingin; larut dalam air panas, amonium
klorida, amonium nitrat, alkali hidroksida, agak sukar larut dalam gliserol
iv. Timbal laktat PbC6H10O6
a. Pemerian : Serbuk kristal, warna putih , berat
b. Sifat fisika : Larut dalam air dan etanol panas, Mudah menyerap CO2
dari udara sehingga membentuk senyawa yang tidak larut
2. Toksisitas
Senyawa timbal sangat beracun apabila termakan, Akan terserap saluran
pencernaan dan dapat menyebabkan kanker ginjal. Dianjurkan agar
pemakai krem rambut mengandung timbal asetat agar segera mencuci
tangannya dengan bersih. Daya serap senyawa timbal pada anak lebih besar
daripada dewasa. Dianjurkan agar anak-anak dijauhkan dari kontaminasi
senyawa timbal. Senyawa timbal juga dapat diserap kulit bila digunakan
dalam jumlah besar.
ii. Identifikasi senyawa timbal dalam krem rambut
Larutan Uji
Sejumlah 5 g cuplikan setara dengan lebih kurang 100 mg senyawa timbal
dimasukkan ke dalam krus, ditambah aam sulfat pekat beberapa tetes,
dipanaskan dan dipijar hati-hati sampai mengarang pada suhu rendah,
kemudian pada suhu 500°C sampai 600°C sampai sempurna (putih).
Setelah didinginkan kepada sisa pijar ditambahkan 10 ml asam klorida (
1:1 ), ditutup dan direndam hangatkan diatas tangas air selama 15 menit.
Tutup dibuka dan diuapkan perlahan di atas tangas air sampai kering.
Sisa penguapan dibasahi 3 tetes asam klorida, ditambah 10-15 ml air
panas, direndam hangatkan selama 2 menit, dinetralkan dengan amonia
10% terhadap lakmus dan disaring.
Cara Uji
a. Sejumlah 5 ml larutan uji ditambah 1 sampai 2 tetes larutan kalium
iodida 0,5 N, terbentuk endapan kuning jang akan larut kembali ke dalam
kalium iodida berlebih.
b. Sejumlah 5 ml larutan uji ditambah 1 sampai 2 tetes larutan kalium kromat
0,5 N, terbentuk endapan kuning yang tidak larut dalam asam asetat atau
dalam amonia. Endapan larut dalam alkali hidroksida dan dalam asam
nitrat.
c. Sejumlah 1 ml larutan uji netral dikocok dengan 2 tetes pereaksi ditizon ( 1-
2 mg ditizon dalam 100 ml karbon tetraklorida) selama 30 detik. Larutan
karbon tetraklorida yang berwarna hijau berubah menjadi merah.

Anda mungkin juga menyukai