Tanggapan LLAJ Bantul
Tanggapan LLAJ Bantul
I
KANTOR WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jl. Gedong Kuning 146 Yogyakarta 55171
Phone/Fax : (0274)373195
TANGGAPAN TERHADAP
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL
NOMOR … TAHUN …
TENTANG
PENYELENGGARAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
I. Tanggapan Umum
Sistem transportasi yang menyeluruh, terarah dan terpadu serta
berkesinambungan dibutuhkan untuk mendukung pengembangan
wilayah dan pembangunan ekonomi dalam rangka meningkatkan daya
saing Daerah, ketertiban dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini
sejalan dengan prinsip yang dicita-citakan dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 pada alinea 4 yang menyebutkan bahwa negara
bertujuan, salah satunya memajukan kesejahteraan umum.
Penyelenggaraan sistem transportasi menjadi program bersama
pemerintahan, baik pemerintah Pusat sampai dengan Daerah
sebagaimana termuat dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor
22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Artinya
pemerintah daerah memiliki andil sesuai kewenangannya dalam turut
serta menyelenggarakan sistem transportasi .
Jika dilihat terkait urusan penyelenggaraan bidang perhubungan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, maka kewenangan daerah ini adalah
termasuk dari kewenangan konkruen bukan wajib sebagaimana
disebutkan dalam Pasal 12 ayat (2) huruf i.
Selanjutnya lampiran huruf O Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah memberikan dasar kewenangan
bagi daerah dalam hal:
a. Penetapan rencana induk jaringan LLAJ Kab/Kota
b. Penyediaan Perlengkapan jalan di jalan Kab/Kota
c. Pengelolaan terminal penumpang tipe c
d. Penerbitan izin penyelenggaraan dan pembangunan fasilitas
parkir
e. Pengujian berkala kendaraan bermotor
f. Pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalulintas untuk jaringan
jalan kab/kota
g. Persetujuan hasil analisis dampak lalu lintas untuk jalan
kab/kota
h. Audit dan inspeksi keselamatan LLAJ di jalan Kab/Kota
i. Penyediaan angkutan umum untuk jasa angkutan orang
dan/atau barang dalam daerah kab/kota
j. Penetapan Kawasan perkotaan untuk pelayanan angkutan
perkotaan dalam 1 (satu) Daerah Kab/Kota
k. Penetapan rencana umum jaringan trayek perkotaan dalam 1
(satu) Daerah Kab/Kota
l. Penetapan rencana umum jaringan trayek pedesaan yang
menghubungkan 1 (satu) Daerah Kabupaten
m. Penetapan Wialayah Operasi Angkutan Orang dengan
menggunakan taksi dalam Kawasan perkotaan yang wilayah
operasinya berada dalam Daerah Kab/Kota
n. Penerbitan izin penyelenggaraan angkutan orang dalam trayek
pedesaan dan perkotaan dalam 1 (satu) Daerah Kab/Kota
o. Penerbitan izin penyelenggaraan taksi dan angkutan Kawasan
terterntu yang wilayah operasinya berada dalam Daerah
Kab/Kota
p. Penetapan tarif kelas ekonomi untuk angkutan orang yang
melayani trayek antar kota dalam daerah Kab. Serta angkutan
Perkotaan dan perdesaan yang wilayah pelayanannya dalam
Daerah Kab/Kota.
Secara umum Raperda ini dalam konsideran menimbangnya belum
menunjukkan urgensi pembentukannya. Selanjutnya terkait
substansi, raperda ini belum mencerminkan muatan lokal mengenai
hal terkait penyelenggaraan LLAJ di Kabupaten Bantul yang perlu
diatur secara lebih spesifik.
Draft Raperda ini hampir seluruh isinya menyadur/menduplikasi
materi dari Peraturan Perundang-Undangan lainnya yang telah ada,
terutama dari Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 19 Tahun
2015 tentang Rencana Induk Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan. Raperda ini juga menyadur/mencuplik beberapa
substansi dari Peraturan Perundang-undangan lainya seperti: PP
Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan, PP No.32 tahun 2011 tentang
Manajemen Rekayasa Analisis serta manajemen kebutuhan lalulintas,
PP No.55 tahun 2012 tentang Kendaraan, PP No.37 tahun 2011
tentang Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, PP no.80 tahun 2012
tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan bermotor dijalan dan
penindakan pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan, PP No.79
tahun 2013 tentang Jaringan lalu lintas dan Angkutan Jalan, PP No.
74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan, PP No. 30 tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Bidang Lalu Lintas, Peraturan Menteri
Perhubungan No.17 tahun 2021 tentang penyelenggaraan terminal
penumpang angkutan jalan dan Peraturan Menteri Perhubungan
No.17 Tahun 2021 tentang Analisis Dampak Lalu Lintas.
Jika Sebagian besar materi muatan dari Peraturan Daerah
Kabupaten Bantul Nomor 19 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan (catatan:lebih dari 50 prosennya), masih
dapat diaplikasikan dan tidak ada materi yang perlu
penyesuaian/perombakan, disarankan untuk tidak mencabut dan
digantikan dengan Raperda ini, cukup dilakukan Perubahan atas
Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 19 Tahun 2015 tentang
Rencana Induk Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
A. Judul
Judul peraturan daerah yang memuat keterangan mengenai jenis,
nomor, tahun pengundangan atau penetapan, dan nama peraturan
daerah disempurnakan sebagai berikut:
2. Dasar hukum
Berdasarkan angka 39 Lampiran II UU tentang PPP
Dasar hukum pembentukan Peraturan Daerah adalah Pasal 18
3. Diktum
a. Berdasarkan angka 58 Lampiran II UU tentang PPP Jenis dan
nama yang tercantum dalam judul Peraturan
Perundangundangan dicantumkan lagi setelah kata
Menetapkan tanpa frasa Republik Indonesia, serta ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
baca titik.
C. Batang Tubuh
1. Ketentuan umum
a. Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 disarankan dikaji kembali,
apakah dari 70 pengertian/definisi serta nomenklatur tersebut
semuanya dipakai di dalam norma batang tubuh. Hal ini agar
sesuai dengan angka 102 Lampiran II UU tentang PPP
b. Berdasarkan angka 108 Lampiran II UU tentang PPP bahwa
Penulisan huruf awal tiap kata atau istilah yang sudah
didefinisikan atau diberi batasan pengertian dalam ketentuan
umum ditulis dengan huruf kapital baik digunakan dalam
norma yang diatur, penjelasan maupun dalam lampiran maka
disarankan diteliti kembali misal dalam Pasal 4 ayat (2) frasa
“perangkat daerah”
c. Pasal 1 angka 3 memberi batasan pengertian tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan yang selanjutnya disingkat LLAJ,
maka disarankan penulisan tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan selanjutnya ditulis LLAJ;
D. Penutup
Berdasarkan angka 172 Lampiran II UU tentang PPP pada akhir
bagian penutup dicantumkan Lembaran Daerah Kabupaten dengan
tahun dan nomor diberi tanda elipsis (...).
E. Penjelasan
Pada akhir bagian penjelasan sebaiknya dimuat tempat
pengundangannya. Tambahan Lembaran Daerah untuk nomor
diberi tanda elipsis (...).
Perancang
Peraturan Perundang undangan
Kanwil Kemenkumham DIY