REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR TAHUN 2018
TENTANG
PEDOMAN TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN
BARANG/JASA PEMERINTAH TENTANG PEDOMAN TATA
CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA.
Pasal 1
Dalam Peraturan Lembaga ini yang dimaksud dengan:
1. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut
dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional
yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang selanjutnya disingkat LKPP adalah
lembaga Pemerintah yang bertugas mengembangkan
dan merumuskan kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
3. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
-4-
Pasal 2
(1) Pengadaan merupakan pelaksanaan Kewenangan Desa
yang kegiatan dan anggarannya tercantum dalam APB
Desa.
(2) Tata cara Pengadaan yang pembiayaannya bersumber
dari APB Desa diatur oleh Bupati/Walikota dalam
bentuk Peraturan Bupati/Walikota.
(3) Peraturan Bupati/Walikota sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) disusun dengan berpedoman pada
Peraturan Lembaga ini dan memperhatikan kondisi
sosial budaya masyarakat setempat.
Pasal 3
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Pengadaan
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Lembaga ini.
-6-
Pasal 4
Pengadaan pada prinsipnya dilakukan secara Swakelola
dengan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya yang
ada di Desa secara gotong-royong dengan melibatkan
partisipasi masyarakat untuk memperluas kesempatan
kerja dan pemberdayaan masyarakat setempat.
Pasal 5
Pengadaan melalui Penyedia dapat dilakukan untuk:
a. mendukung Swakelola; dan/atau
b. kegiatan/belanja yang tidak dapat dilaksanakan
dengan Swakelola.
Pasal 6
(1) Pengelolaan Pengadaan dilakukan oleh Kasi/Kaur
sesuai bidang tugasnya.
(2) Pelaksanaan Pengadaan dalam pengelolaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan oleh
TPK.
(3) Dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas
Pengadaan, Kasi/Kaur dapat melaksanakan
Pengadaan dengan batasan nilai yang ditetapkan
dalam Musrenbangdes.
(4) Penetapan batasan nilai sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dituangkan dalam Berita Acara.
Pasal 7
(1) Pembinaan Pengadaan dilakukan oleh
Bupati/Walikota melalui organisasi perangkat daerah
yang membidangi urusan Pemerintahan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa.
(2) Dalam melaksanakan pembinaan Pengadaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bupati/Walikota
dapat berkonsultasi kepada LKPP.
-7-
Pasal 8
(1) Pengawasan pengelolaan Pengadaan dilakukan oleh
Bupati/Walikota dan masyarakat setempat.
(2) Pengawasan oleh Bupati/Walikota sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dibantu oleh Camat.
(3) Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dilaporkan oleh Camat kepada Bupati/Walikota.
(4) Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) yang memerlukan tindak lanjut, dipantau oleh
Bupati/Walikota melalui APIP.
Pasal 9
Pada saat Peraturan Lembaga ini berlaku:
a. Bupati/Walikota melakukan penyesuaian Peraturan
Bupati/Walikota tentang Tata Cara Pengadaan
Barang/Jasa di Desa berpedoman pada Peraturan
Lembaga ini; dan
b. Penyesuaian Peraturan Bupati/Walikota sebagaimana
dimaksud pada huruf a, mulai berlaku sejak 1 Januari
2019.
Pasal 10
Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Nomor 13 Tahun 2013 (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1367)
sebagaimana diubah dengan Peraturan Kepala LKPP Nomor
22 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Cara Pengadaan
Barang/Jasa di Desa (Berita Negara Tahun 2015 Nomor
1506), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 11
Peraturan Lembaga ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
-8-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
................................
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA