Anda di halaman 1dari 8

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU FLAMBOYAN B

MOJOSONGO JEBRES SURAKARTA

Lilik Hanifah
Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta

ABSTRAK

Pembangunan dalam suatu negara dapat dikatakan berhasil jika sumber


daya manusia dalam negara tersebut berkualitas baik. Untuk menciptakan sumber
daya manusia yang baik perlu memperhatikan beberapa hal, salah satunya adalah
status gizi terutama pada balita, hidup sehat dapat tercapai dengan memenuhi
kebutuhan gizi secara seimbang. Gizi merupakan substansi kimia didalam
makanan yang digunakan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran status gizi balita di
Posyandu Flamboyan B Mojosongo, Jebres, Surakarta
Metode Penelitian ini mengguanakan penelitian deskriptif dengan
pendekatan survey. Populasi penelitian ini adalah semua balita di Posyandu
Flamboyan B Mojosongo, Jebres, Surakarta bulan Desember 2016 yaitu 65 balita,
teknik sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling dimana saat
penelitian dijumpai responden sebanyak 53 balita. Data diambil menggunakan
data primer dan data sekunder. Alat pengumpulan data berupa tabel yang berisi
data Berat Badan (BB), Tinggi Badan (TB), umur dan jenis kelamin balita.
Analisa data univariat dengan menggunakan distribusi frekuensi.
Hasil penelitian ini adalah mayoritas responden berumur 12 – 60 Bulan
(Balita) yaitu 44 balita (83 %) dan mayoritas berjenis kelamin laki – laki yaitu 30
balita (83%), mayoritas status gizi balita adalah normal yaitu 50 balita (94,3 %)
terdapat 2 balita (3,8 %) dengan status gizi kurus dan 1 balita (1,9 %) dengan
status gizi gemuk, semua bayi dengan status gizi Normal yaitu 9 bayi (100%),
mayoritas balita dengan status gizi normal yaitu 41 balita (77,4 %), sedangkan
mayoritas balita dengan jenis kelamin laki – laki status gizinya normal yaitu 28
balita (52,8%) dan balita dengan jenis kelamin perempuan mayoritas status
gizinya normal yaitu 22 balita (41,5%). Simpulan dari penelitian ini adalah
mayoritas status gizi balita di Posyandu Flamboyan B, Mojosongo, Jebres,
Surakarta dengan status gizi normal.
Kata Kunci: Status, Gizi, Balita

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.


Pada negara berkembang seperti Indonesia pembangunan sumber daya
manusia merupakan gambaran pembangunan yang bertujuan memberikan peluang
untuk masyarakat agar dapat hidup dengan layak. Pembangunan dalam suatu
negara dapat dikatakan berhasil jika sumber daya manusia dalam negara tersebut
berkualitas baik. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang baik perlu
memperhatikan beberapa hal, salah satunya adalah status gizi terutama pada

Gambaran Status Gizi Balita Di Posyandu Flamboyan B Mojosongo Jebres


Surakarta (Lilik Hanifah) 93
balita, hidup sehat dapat tercapai dengan memenuhi kebutuhan gizi secara
seimbang. Gizi merupakan substansi kimia didalam makanan yang digunakan
oleh tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan.1
Menurut UNHCR masalah kesehatan masyarakat sudah dianggap serius bila
prevalensi BB/TB kurus antara 10,1% - 15,0% dan dianggap kritis bila diatas
15%. Pada tahun 2010, secara nasional prevalensi BB/TB kurus pada balita yaitu
13,3%. Hal ini berarti bahwa masalah kekurusan di Indonesia masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang serius. Berdasarkan indikator BB/TB dapat
juga dilihat prevalensi kegemukan dikalangan balita. Pada tahun 2010 prevalensi
kegemukan secara nasional di Indonesia 14,0%. Terjadi peningkatan prevalensi
kegemukan yaitu 12,2% tahun 2007 menjadi 14% tahun 2010. 2
Berdasarkan hasil pengumpulan data selama tahun 2014, jumlah gizi buruk
dengan indikator berat badan menurut tinggi badan sebanyak 3.942 balita atau
0,16 % persen dari jumlah balita yang ada di Jawa Tengah pada tahun 2014,
angka ini masih lebih rendah dari target nasional sebesar 3%. 3
Data status gizi balita tahun 2014 di Surakarta diketahui bahwa tidak
ditemukan balita dengan status gizi buruk (0%), sama seperti tahun 2013 sebesar
0%. Sedangkan prevalensi balita dengan status gizi kurang sebesar 2,6 % dengan
perincian pada balita laki - laki sebesar 2,8% dan perempuan sebesar 3.58%.
Prevalensi balita gizi kurang Kota Surakarta tahun ini sudah memenuhi target
yaitu kurang dari 15 %, dan bila dibandingkan dengan data tahun 2013 sebasar
3,71% yang berarti mengalami perbaikan. Sedangkan, data balita dengan status
gizi lebih tahun 2014 sebesar 3,7 %. Meningkat cukup tajam dibanding tahun lalu
(1,45%). Dampak dari kasus gizi lebih adalah kecenderungan beresiko terhadap
penyakit-penyakit metabolik dan degeneratif. Status gizi balita perlu mendapatkan
perhatian khusus karena akibat yang bisa timbul bila status gizi balita buruk
diantaranya adalah :Adanya gangguan pertumbuhan fisik dan mental anak,
Penurunan tingkat kecerdasan/IQ, Rentan terhadap berbagai macam penyakit. 4
Untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan pada anak, pemerintah
telah menetapkan berbagai kebijakan. Salah satunya adalah meningkatkan mutu
dan pemerataan pelayanan kesehatan, yang diletakkan pada pengembangan
pelayanan kesehatan dasar. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Posyandu adalah salah
satu wujud penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar, terutama KB, KIA, Gizi, Imunisasi serta
penanggulangan diare dan ISPA. Tujuan penyelenggaraan Posyandu adalah
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. 3
Posyandu Flamboyan B terletak di Kelurahan Mojosongo Jebres Surakarta,
dengan mayoritas pekerjaan penduduknya adalah industri rumah tangga
pembuatan tahu dan tempe, sehingga ibu balita banyak menghabiskan waktunya
untuk bekerja pada industri rumah tangga tersebut. Dari studi pendahuluan
diperoleh data terdapat 2 balita dengan gizi kurang. Sehingga dari uraian diatas
penulis tertarik melakukan penelitian tentang “Gambaran Status Gizi Balita di
Posyandu Flamboyan B Mojosongo Jebres Surakarta”.

Gambaran Status Gizi Balita Di Posyandu Flamboyan B Mojosongo Jebres


Surakarta (Lilik Hanifah) 94
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana Gambaran Status Gizi
Balita Di Posyandu Flamboyan B Mojosongo Jebres Surakarta?”

C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran Status
Gizi Balita di Posyandu Flamboyan B Mojosongo Jebres Surakarta, sedangkan
tujuan khusus dalam penelitian ini adalah mengetahui karakteristik balita
berdasarkan umur dan jenis kelamin, mengetahui status gizi balita dan mengetahui
status gizi balita berdasarkan umur dan jenis kelamin

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan
pendekatan survey.

B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah status gizi balita

C. Definisi Operasional

Tabel 1. Definisi Operasional


NO VARIABEL DEFINISI KATEGORI ALAT SKALA
OPERASIONAL UKUR
1. Status gizi Status gizi adalah suatu a. Sangat kurus < Tabel WHO Ordinal
balita kondisi tubuh anak -3 SD NCHS Berat
akibat konsumsi b. Kurus -3 SD Badan
makanan dan sampai dengan menurut
penggunaan zat-zat gizi <-2 SD Tinggi
yang dapat diketahui c. Normal -2 SD Badan
melalui hasil sampai dengan (BB/TB)
pengukuran Berat 2 SD
Badan menggunakan d. Gemuk >2 SD
timbangan injak dan
Tinggi Badan
menggunakan
microtoise
Karakteristik Ciri-ciri khusus
responden responden mengenai
status gizi balita

1. Umur Lama waktu hidup a. Bayi : umur Tabel


responden pada saat 0 – 11 bulan Nominal
penelitian dalam b. Balita : umur
hitungan bulan 12 – 60 Bulan

2. Jenis Jenis kelamin a. Laki – laki Tabel


Kelamin responden pada saat b. Perempuan Nominal
penelitian

Gambaran Status Gizi Balita Di Posyandu Flamboyan B Mojosongo Jebres


Surakarta (Lilik Hanifah) 95
D. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua balita di Posyandu Flamboyan B
Mojosongo Jebres Surakarta bulan Desember 2016 yaitu 65 Balita. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah Accidental Sampling, sehingga
sampel dalam penelitian ini adalah semua balita di Posyandu Flamboyan B yang
ditemui peneliti pada saat penelitian, dengan jumlah sampel 53 balita

E. Alat dan Metode Pengumpulan Data


Alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan tabel yang
berisi data Berat Badan (BB) dan Tinggi badan (TB), umur dan jenis kelamin
balita. Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah data primer untuk
memperoleh data BB, TB, umur dan jenis kelamin, sedangkan data sekunder
adalah data balita di Posyandu Flamboyan B dari buku register posyandu.

F. Metode Pengolahan dan Analisis Data


Teknik pengolahan data dalam penelitian ini adalah : Editing, Coding,
Scoring, Data entry dan Tabulating. Analisa data dalam penelitian ini
menggunakan distribusi frekuensi.

G. Etika Penelitian
Prinsip Etika dalam Penelitian ini meliputi : Prinsip Manfaat, Prinsip
Menghormati Manusia, Prinsip Keadilan. Sedangkan masalah etika penelitian
meliputi : Informed Consent, Tanpa Nama (Anonim), Kerahasiaan
(Confidentiality)

H. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Flamboyan B Mojosongo Jebres
Surakarta pada hari Sabtu, 15 Desember 2016.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin, disajikan
pada tabel berikut ini :

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Balita berdasarkan Umur


dan Jenis Kelamin
No Karakteristik Frekuensi Prosentase (%)
Umur
1 Bayi (0 – 11 Bulan) 9 17 %
2 Balita (12 – 60 Bulan) 44 83 %
Jumlah 53 100%
Jenis Kelamin
1 Laki - laki 30 56,7%
2 Perempuan 23 43,3%
Jumlah 53 100%

Gambaran Status Gizi Balita Di Posyandu Flamboyan B Mojosongo Jebres


Surakarta (Lilik Hanifah) 96
Pada Tabel 2 menunjukkan mayoritas responden berumur 12 – 60 Bulan
(Balita) yaitu 44 balita (83 %) dan mayoritas berjenis kelamin laki – laki
yaitu 30 balita (83%)

2. Status Gizi Balita, disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita


No Status Gizi Frekuensi Prosentase (%)
1 Gemuk 1 1,9 %
2 Normal 50 94,3 %
3 Kurus 2 3,8%
4 Kurus Sekali 0 0%
Jumlah 53 100 %

Pada Tabel 3 menunjukkan mayoritas status gizi balita adalah normal


yaitu 50 balita (94,3 %), terdapat 2 balita (3,8 %) dengan status gizi
kurus dan 1 balita (1,9 %) dengan status gizi gemuk.

3. Status Gizi Balita Berdasarkan Umur dan Jenis kelamin disajikan pada
tabel berikut ini

Tabel 3.Tabulasi Silang Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita Berdasarkan


Umur dan Jenis Kelamin

Karakteristik Status Gizi Balita


Total %
Balita
Gemuk Normal Kurus Kurus Sekali
F % F % F % F %
Umur
Bayi 0 0 9 17 0 0 0 0 9 17
Balita 1 1,8 41 77,4 2 3,8 0 0 44 83
Total 1 1,8 50 94,4 2 3,8 0 0 53 100
Jenis Kelamin
Laki – laki 1 1,9 29 54,7 0 0 0 0 30 56,6
PPerempuan 0 0 21 39,6 2 3,8 0 0 23 43,4
Total 1 1,9 50 94,3 2 3,8 0 0 53 100
a

Pada Tabel 4. menunjukkan semua bayi dengan status gizi Normal yaitu
9 bayi (100%), mayoritas balita dengan status gizi normal yaitu 41 balita
(77,4 %), sedangkan mayoritas balita dengan jenis kelamin laki – laki
status gizinya normal yaitu 28 balita (52,8%) dan balita dengan jenis
kelamin perempuan mayoritas status gizinya normal yaitu 22 balita
(41,5%).

Gambaran Status Gizi Balita Di Posyandu Flamboyan B Mojosongo Jebres


Surakarta (Lilik Hanifah) 97
B. Pembahasan
Berdasarkan tabel 3 diketahui mayoritas status gizi balita adalah normal. Hal
ini sesuai dengan penelitian yang menunjukkan jumlah balita dengan klasifikasi
sangat kurus 2 anak (4,6%), balita dengan klasifikasi kurus 3 anak (6,9%), balita
dengan klasifikasi normal 36 anak (82,8%), serta balita dengan klasifikasi gemuk
2 anak (4,6%). 5
Hasil penelitian juga menyatakan terdapat 2 balita dengan status gizi kurus.
Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan
pertambahan tinggi badan dengan percepatan tertentu. Indeks BB/ TB merupakan
indikator yang menyatakan status gizi masa kini yang dihubungkan dengan
keadaan gizi kronis yang mungkin dialami balita sehingga berpengaruh pada
pertumbuhan masa tubuh (tinggi badan). Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi status gizi secara langsung adalah asupan makanan, balita pemilih
makan yang mengalami susah makan tentu akan mengakibatkan kurangnya
asupan yang berdampak pada status gizi. 6
Berdasarkan tabel 4 diketahui semua bayi dan mayoritas balita dengan status
gizi normal, namun terdapat 2 balita dengan status gizi kurus dan 1 balita dengan
status gizi gemuk. Hasil penelitian sejenis menunjukkan Sebagian besar balita
yang mengalami gizi buruk dengan umur balita berkisar antara 2 tahun yaitu
sebanyak 8 balita (26,7 %) dan umur 4 tahun sebanyak 8 balita (26,7%), dan
sebagian kecil berumur antara 1 tahun yaitu sebanyak 4 balita (13,3%) dan umur 5
tahun yaitu sebanyak 4 balita (13,3%). 7
Anak usia 1 - 5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas
menyusu sampai anak pra sekolah. Sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasannya, faal tubuhnya juga mengalami perkembangan
sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya pun harus disesuaikan dengan
keadaannya. Umur balita (1–5) tahun dapat dibedakan menjadi dua yaitu, anak
berumur (1 –3) tahun yang dikenal dengan Batita merupakan konsumen pasif,
artinya anak penerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. Laju
pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga
diperlukan jumlah makanan yang relatif besar. Namun perut yang masih kecil
menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan
lebih kecil dari anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang
diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering. Usia prasekolah (4 – 5) lebih
dikenal sebagai konsumen aktif. Mereka sudah dapat memilih makanan yang
disukainya. Pada usia ini anak mulai bergaul dengan lingkungannya atau sekolah
playgroup sehingga anak mengalami beberapa perubahan dalam perilakunya. Pada
masa ini anak akan mencapai fase gemar memprotes sehingga mereka akan
mengatakan”tidak” terhadap setiap ajakan. 8
Tabel 4 menunjukkan terdapat 1 balita jenis kelamin laki – laki dengan status
gizi gemuk dan 2 balita perempuan dengan status gizi kurus. Hal ini sesuai dengan
penelitian yaitu, sampel terdiri dari jenis kelamin perempuan sebanyak 51,3 %
dan laki - laki sebanyak 48,7%. Dari hasil Tabulasi silang diperoleh bahwa 51,7%
balita laki laki berstatus gizi baik dan 51,3% berstatus gizi buruk, sedangkan
untuk jenis kelamin perempuan, sebanyak 48,3% balita berstatus gizi baik dan
49,3% berstatus gizi buruk. Status gizi buruk lebih banyak dialami pada jenis

Gambaran Status Gizi Balita Di Posyandu Flamboyan B Mojosongo Jebres


Surakarta (Lilik Hanifah) 98
kelamin perempuan. Food Fork Work memberikan hasil yang positif pada anak
laki laki tetapi tidak pada anak perempuan. Hasil Uji Chi – Square diperoleh
bahwa tidak ada hubungan yang nyata antara jenis kelamin dengan status gizi
balita. 9
Hal ini sesuai dengan penelitian sejenis dengan hasil, jumlah balita gizi
kurang di Puskesmas Sepatan Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang tahun
2009 lebih banyak pada balita perempuan (60 balita) daripada balita laki-laki
(47 balita). anak laki-laki biasanya mendapatkan prioritas yang lebih tinggi dalam
hal makanan dibandingkan anak perempuan. Status gizi balita perempuan
seharusnya lebih tinggi daripada laki-laki, sebab pada balita perempuan pada usia
dewasa akan mengalami proses kehamilan. Sehingga ketika pertambahan berat
badannya sesuai dengan pertambahan usianya, maka risiko untuk mengalami berat
badan lahir rendah (BBLR) menjadi lebih kecil. 10
Sedangkan, dampak dari kasus gizi lebih adalah kecenderungan beresiko
terhadap penyakit-penyakit metabolik dan degeneratif. Status gizi balita perlu
mendapatkan perhatian khusus karena akibat yang bisa timbul bila status gizi
balita buruk diantaranya adalah :Adanya gangguan pertumbuhan fisik dan mental
anak, Penurunan tingkat kecerdasan/IQ, Rentan terhadap berbagai macam
penyakit. 4
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Simpulan dalam penelitian ini adalah :
1. Mayoritas responden berumur 12 – 60 Bulan (Balita) yaitu 44 balita
(83 %) dan mayoritas berjenis kelamin laki – laki yaitu 30 balita (83%)
2. Mayoritas status gizi balita adalah normal yaitu 50 balita (94,3 %),
terdapat 2 balita (3,8 %) dengan status gizi kurus dan 1 balita (1,9 %)
dengan status gizi gemuk.
3. Semua bayi dengan status gizi Normal yaitu 9 bayi (100%), mayoritas
balita dengan status gizi normal yaitu 41 balita (77,4 %), sedangkan
mayoritas balita dengan jenis kelamin laki – laki status gizinya normal
yaitu 28 balita (52,8%) dan balita dengan jenis kelamin perempuan
mayoritas status gizinya normal yaitu 22 balita (41,5%).
B. Saran
Saran yang dapat peneliti sampaikan pada penelitian ini adalah :
1. Bagi Kader Posyandu Flamboyan B
Diharapkan rutin melaksanakan penimbangan di posyandu dan
melakukan pencatatan hasil penimbangan di buku register, sehingga
dapat diketahui sejak dini apabila ditemukan bayi atau balita dengan
status gizi kurang.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti tentang faktor – faktor
yang mempengaruhi status gizi balita seperti umur, jenis kelamin,
pengetahuan orang tua tentang gizi, pendapatan orang tua, dan lain - lain,
sehingga dapat diketahui faktor yang paling berpengaruh terhadap status
gizi balita.

Gambaran Status Gizi Balita Di Posyandu Flamboyan B Mojosongo Jebres


Surakarta (Lilik Hanifah) 99
3. Bagi Ibu Balita
Diharapkan ibu balita lebih memperhatikan asupan gizi dan pola makan
anak, sehingga balita mendapatkan gizi seimbang sesuai dengan
umurnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Nur Khikmah, Ismi. 2013. Faktor – faktor yang berhubungan dengan status
gizi balita usia 1 – 5 tahun di Desa Pekuncen Banyumas Tahun 2013. Jurnal
Ilmiah Kesehatan, 6 (1); Januari 2014 Program studi S1 Keperawatan,
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas MH. Thamrin
2. Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Kemenkes RI
3. Anonim. 2014. Profil Kesehatan Provinsi Jawa tengah
4. Anonim. 2014. Profil Kesehatan Kota Surakarta
5. Mustika D.N, Puspitaningrum D. 2015. Gambaran Status Gizi Balita di
Posyandu RT 05 RW V Perumahan Villa Tembalang Bulusan, Tembalang,
Semarang. Program Studi Diploma III Kebidanan Fakultas Ilmu Kepetawatan
dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang
6. Rizema, Sitiatava P., 2013. Pengantar Ilmu Gizi dan Diet. D-Medika anggota
KAPI). Jogjakarta.
7. Nuraina Y, Rosita D, Haniek U. 2012. Gambaran Status Gizi Buruk
Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Mayong kabupaten Jepara. Jurnal Kesehatan Budaya Hikmah Vol 3. No 2,
September 2012.
http://jurnal.akbidalhikmah.ac.id/index.php/jkb/article/view/35/33
8. Proverawati A., Asfuah S. 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan.
Yogyakarta: Nuha Medika
9. Devi, Mazarina. 2010. Analisis Faktor – faktor yang Berpengaruh Terhadap
Status Gizi Balita di Pedesaan. Jurnal Teknologi dan Kejuruan, Vol. 33 No.2,
September 2010. http://journal.um.ac.id/index.php/teknologi-
kejuruan/article/viewFile/3054/426
10. Suhendri, Ucu. 2009. Gizi Anak Di Bawah Lima Tahun (Balita) di
Puskesmas Sepatan Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang Tahun 2009.
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2396/1/UCU%20S
UHENDRI-FKIK.pdf

Gambaran Status Gizi Balita Di Posyandu Flamboyan B Mojosongo Jebres


Surakarta (Lilik Hanifah) 100

Anda mungkin juga menyukai