MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDAMPINGAN
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN.
Pasal 1
Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi tentang
Petunjuk Teknis Pendampingan Penjaminan Mutu Pendidikan
Menengah Kejuruan merupakan pedoman dalam pengelolaan,
penyelenggaraan, pertanggungjawaban, monitoring dan
evaluasi, pengawasan program penjaminan mutu pendidikan
agar sesuai dengan tujuan sistem pendidikan nasional, bagi:
a. Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi;
b. Unit Pelaksana Teknis di bidang pengembangan
penjaminan mutu pendidikan vokasi;
c. Dinas Pendidikan;
d. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA);
e. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD);
f. Badan Penyelenggara Sekolah Menengah Kejuruan;
g. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK); dan
h. Pemangku kepentingan yang terkait.
Pasal 2
(1) Pendampingan penjaminan mutu dilakukan dalam
mengidentifikasi kebutuhan dan memecahkan masalah
serta mendorong tumbuhnya inisiatif dalam proses
-3-
Pasal 3
Pendampingan penjaminan mutu pendidikan menengah
kejuruan dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis di bidang
pengembangan penjaminan mutu pendidikan vokasi.
Pasal 4
Program pendampingan penjaminan mutu pendidikan
menengah kejuruan meliputi:
a. Asesmen Nasional;
b. Penelusuran Lulusan (Tracer Study); dan
c. Perencanaan Berbasis Data.
Pasal 5
Asesmen nasional sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 huruf
a, dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Sosialisasi;
b. Pendampingan Persiapan Pelaksanaan;
c. Pendampingan Pelaksanaan; dan
d. Pendampingan Pasca Pelaksanaan.
Pasal 6
Penelusuran lulusan (Tracer Study) sebagaimana dimaksud
dalam pasal 4 huruf b, dilaksanakan dengan tahapan sebagai
berikut:
a. Training of Trainers (ToT);
b. Sosialisasi Penelusuran Lulusan (Tracer Study);
c. Pendampingan Pengumpulan Data; dan
d. Pemantauan dan Evaluasi.
-4-
Pasal 7
Perencanaan Berbasis Data sebagaimana dimaksud dalam
pasal 4 huruf c, dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Training of Trainers (ToT);
b. In House Training (IHT);
c. Sosialisasi PBD;
d. Supervisi dan Pendampingan; dan
e. Pemantauan dan Evaluasi.
Pasal 8
Pelaksanaan dan tahapan pendampingan penjaminan mutu
pendidikan menengah kejuruan sebagaimana tercantum dalam
lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi ini.
Pasal 9
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku sejak tanggal 1
Februari 2023.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 03 Agustus 2023
DIREKTUR JENDERAL,
TTD.
KIKI YULIATI
Salinan sesuai dengan aslinya,
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
-5-
SALINAN
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN VOKASI
NOMOR 29 TAHUN 2023
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDAMPINGAN
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN MENENGAH
KEJURUAN
A. LATAR BELAKANG
Regulasi terbaru Standar Nasional Pendidikan (SNP), yakni Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 57 Tahun 2021 tentang SNP menyatakan bahwa
pendidikan nasional berfungsi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
melalui pengembangan potensi setiap warga negara tanpa kecuali. Pada Pasal
34 ayat 1 PP Nomor 57 Tahun 2021 menyatakan pengembangan SNP serta
pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional dilaksanakan
oleh suatu badan yang menyelenggarakan tugas dan fungsi standarisasi,
penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan. Pasal ini menunjukkan
bahwa standar yang dijadikan rujukan dalam pengukuran capaian SNP
dirumuskan oleh suatu badan khusus. Dengan begitu, pengukuran capaian
pendidikan diturunkan dari satu regulasi yang sama yang menjadi patokan
pengukuran mutu secara nasional.
Berdasarkan standar yang telah dirumuskan, selanjutnya dilakukan
penyempurnaan pengaturan mengenai evaluasi sistem pendidikan oleh
pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan lembaga mandiri yang akan
memotret mutu secara lebih komprehensif. Penyempurnaan pengaturan
evaluasi sistem pendidikan meliputi efektivitas satuan pendidikan dalam
memfasilitasi pembelajaran, pemerataan akses dan kualitas layanan
pendidikan, kualitas proses pembelajaran, dan pengelolaan satuan
pendidikan, serta jumlah, distribusi, dan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan.
Evaluasi sistem pendidikan dapat dilaksanakan melalui penjaminan mutu
pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan, dalam hal ini pendidikan
menengah kejuruan, secara utuh dibutuhkan pendekatan khusus agar
seluruh komponen satuan pendidikan menengah kejuruan bersama-sama
memiliki budaya mutu. Penyusunan penjaminan mutu pendidikan
menengah kejuruan ini diperlukan agar setiap satuan pendidikan menengah
kejuruan dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan masing-masing
berkaitan dengan pencapaian SNP, sehingga dapat dilakukan perbaikan-
perbaikan untuk mencapai dan bahkan melampaui SNP.
Perencanaan Berbasis Data (PBD) merupakan salah satu bentuk
pemanfaatan data sebagai intervensi satuan pendidikan menengah kejuruan
maupun dinas pendidikan terhadap penjaminan mutu dan capaian
pendidikannya. PBD bertujuan untuk mencapai peningkatan serta perbaikan
mutu pendidikan yang berkesinambungan.
-6-
B. SASARAN PROGRAM
Sasaran program penjaminan mutu pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Unit Pelaksana Teknis di bidang pengembangan penjaminan mutu
pendidikan vokasi yaitu BBPPMPV/BPPMPV sebagai pijakan dalam
pelaksanaan kegiatan penjaminan mutu pendidikan; dan
2. Dinas Pendidikan Provinsi dan satuan pendidikan SMK sebagai pijakan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, dan tindak lanjut
kegiatan penjaminan mutu pendidikan.
6) Gladi Bersih
BBPPMPV/BPPMPV bersama dengan Dinas Pendidikan Provinsi
melakukan pendampingan kepada satuan pendidikan dalam
mengadakan Gladi dan Simulasi AN.
c. Tahapan Pendampingan Pelaksanaan AN
BBPPMPV/BPPMPV bersama dengan Dinas Pendidikan Provinsi
melakukan pendampingan kepada satuan pendidikan dalam
melaksanakan AN yang terdiri dari Asesmen Kompetensi Minimum,
Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.
d. Tahapan Pendampingan Pasca Pelaksanaan AN
1) Pelaporan
BBPPMPV/BPPMPV membuat laporan hasil pendampingan
persiapan dan pelaksanaan AN.
2) Tindak Lanjut
BBPPMPV/BPPMPV melakukan pendampingan penyusunan
program tindak lanjut berdasarkan hasil AN sebagai bagian dari
evaluasi sistem pendidikan.
Seluruh program pendampingan AN yang dilakukan oleh
BBPPMPV/BPPMPV kepada satuan pendidikan diupayakan agar
dilaksanakan dengan efektif dan efisien, serta memperhatikan cakupan
satuan pendidikan yang dapat dijangkau, misalnya dengan cara
melakukan program pendampingan secara daring sehingga dapat
menjangkau banyak satuan pendidikan sekaligus.
c) Capaian IHT
Capaian IHT yaitu tersedianya Fasilitator yang akan diberikan tugas
menjadi Fasilitator penelusuran lulusan (Tracer Study) bagi SMK di
pemerintah daerah dan satuan pendidikan.
d) Pelaksana IHT
Kegiatan IHT dilaksanakan di masing-masing BBPPMPV/BPPMPV.
e) Sasaran Peserta IHT
Sasaran peserta IHT adalah Widyaiswara, Widyaprada, dan
Fungsional lainnya yang mampu untuk menjadi Fasilitator.
f) Mekanisme Pelaksanaan IHT
Pelaksanaan IHT dilakukan secara luring oleh masing-masing
BBPPMPV/BPPMPV.
g) Struktur Kegiatan IHT
Struktur kegiatan pelaksanaan IHT yaitu:
(1) Materi Umum
● Kebijakan Pelaksanaan penelusuran lulusan (Tracer Study)
(2) Materi Pokok
● Grand Design Tracer Study
● Platform Tracer Study
h) Pembiayaan Pelaksanaan IHT
Pembiayaan pelaksanaan IHT dibebankan pada anggaran yang
tersedia di masing-masing BBPPMPV/BPPMPV.
i) Model/Strategi Pembelajaran IHT
Strategi pembelajaran dilakukan secara tatap muka dan penugasan.
j) Agenda Kegiatan IHT
Pelaksanaan kegiatan IHT ditentukan dan dilakukan oleh masing-
masing BB/BPPMPV.
k) Evaluasi Kegiatan IHT
Evaluasi pelaksanaan kegiatan IHT adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan untuk memberikan penilaian terhadap pelaksanaan
dan hasil dari kegiatan. Instrumen evaluasi kegiatan IHT
dikembangkan oleh BBPPMPV/BPPMPV.
l) Pelaporan Pelaksanaan IHT
Pelaporan pada kegiatan IHT berupa dokumen-dokumen
administrasi kediklatan yaitu panduan, biodata, daftar hadir,
hingga instrumen evaluasi.
2) Pelaksanaan Sosialisasi
Kegiatan Sosialisasi Pelaksanaan penelusuran lulusan (Tracer Study)
bagi SMK dilakukan oleh BBPPMPV/BPPMPV untuk updating
mekanisme pelaksanaan Tracer Study untuk pemerintah daerah dan
satuan pendidikan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Tujuan Sosialisasi
Sosialisasi bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada Dinas
pendidikan dan satuan Pendidikan agar memahami pentingnya
pelaksanaan Tracer Study dan memahami Platform yang digunakan
dalam pengumpulan data Tracer Study
b) Fasilitator
Fasilitator adalah unsur dari BBPPMPV/BPPMPV yang telah
dinyatakan lulus dalam IHT penelusuran lulusan (Tracer Study) bagi
SMK yang dilaksanakan oleh masing-masing BB/BPPMPV.
-9-
3) Pelaksanaan Pendampingan
a) Tujuan pelaksanaan pendampingan pelaksanaan pengumpulan
data penelusuran lulusan (Tracer Study) bagi SMK untuk
meningkatkan partisipasi semua SMK dan Alumninya.
b) Pelaksanaan pendampingan penelusuran lulusan (Tracer Study)
bagi SMK di lakukan oleh unsur dari:
(1) Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
(2) BBPPMPV/BPPMPV
(3) Dinas Pendidikan
c) Pendampingan penelusuran lulusan (Tracer Study) kepada
pemerintah daerah diberikan kepada pemerintah daerah yang
- 10 -
DIREKTUR JENDERAL,
TTD.
KIKI YULIATI
Salinan sesuai dengan aslinya,
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi