LANGKAH BERANI
Matius 9:9-13, 18-26
Ada banyak alasan mengapa kehadiran Yesus membuah kaget banyak orang.
Terutama para pemimpin agama. Mereka sangat memegang teguh hukum-hukum atau
syariat agama mereka. Terutama kekudusan atau kesucian mereka seperti dalam perintah
TUHAN kepada Musa dalam Imamat 19:2 “Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu,
kudus.”
Dari sinilah muncul turunan hukum-hukum tentang kesucian atau kekudusan yang
mengatur hubungan orang dengan TUHAN dan orang lain. Pemungut cukai digolongkan
sebagai orang berdosa. Karena dalam prakteknya mereka memandang pemungut cukai
menindas seperti Debt Collector dan mengabdi kepada Kaisar. Bangsa penjajah dan
penyembah berhala atau kafir. Perempuan yang menstruasi bahkan pendarahan juga
digolongkan orang yang najis dan seterusnya. Sehingga dalam kehidupan masyarakat ada
semacam larangan (“barrier”) tertentu yang bisa merusak kekudusan atau kesucian
orang.
Jadi sangat bisa dipahami mengapa mereka terkejut (“shock”) saat melihat Yesus
makan bareng dengan Matius yang berprofesi sebagai pemungut cukai yang berdosa dan
tidak suci itu. Yesus tak peduli dengan larangan-larangan itu. Karena memang mereka
keliru memahami printah TUHAN tentang kekudusan. Bagaimana tidak? Kesucian atau
kekudusan itu telah menciptakan jurang, kesombongan, arogansi dan memandang
rendah orang lain. Tetapi bagaimana pun juga Injil Matius menyampaikan tentang orang-
orang hebat dalam bacaan kita saat ini.
Pertama, Matius. Dia dicap sebagai orang berdosa, pengkhianat bangsa, abdi bangsa
kafir, si penyembah berhala. Tetapi Dia memutuskan mengikut Yesus. Seperti ada
keputusan yang berani dan luar biasa nekat. Pemungut cukai itu jelas sumber
kekayaannya tak terbatas. Tetapi bagi Matius bukan itu sumber kebahagiaannya.
Mungkin bagi orang lain iya jelas. Dengan kekayaannya orang bisa membeli pengaruh dan
perlindungan dari para penguasa. Orang bisa pamer kesuksesan dan tidak masalah
menjadi arogan. Maklumlah orang kaya! Tetapi Matius bergegas meninggalkan kantornya
begitu saja dan memilih pergi bersama Yesus. Malah membiarkan rumahnya menjadi
tempat mangkalnya orang-orang berdosa agar Yesus dapat membimbing dan mengajar
mereka.
Kedua, Kepala Rumah Ibadat. Jelas orang ini sangat memegang teguh hukum-hukum
agama itu. Tetapi ia memilih pergi kepada Yesus yang menurut banyak orang dianggap
Guru Agama yang tidak pantas bergaul dan makan bersama orang berdosa. Dengan kata
lain mereka menyebut Yesus telah mencemarkan diri dengan bersentuhan (makan
bareng) dengan orang berdosa. Ia melangkah pergi kepada Yesus meski anaknya telah
mati. Katanya: "Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan
letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup." Bahkan ketika Yesus datang ke
rumahnya banyak pelayat dan keluarganya pada menertawakan keyakinan Kepala rumah
Ibadat ini. Tetapi begitulah. Imannya kepada Yesus telah memberanikan diri melewati
atau melampaui batasan hukum agama dan apa yang diyakini orang sebagai hal yang
mustahil.
Ketiga, perempuan yang telah 12 tahun sakit pendarahan. Jika berhadapan langsung
dengan Yesus kemungkinan dia akan dilarang dan ditolak karena najis. Karena itu ia
memutuskan untuk diam-diam menyentuh ujung jubah Yesus dari belakang. Katanya:
"Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Imannya kepada Yesus membuatnya
berani menerjang hambatan apapun. Luar biasanya, Yesus menyapanya dan dengan kasih
menguatkannya. KataNya: "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah
menyelamatkan engkau.”
Dalam banyak hal sering kita membatasi diri dengan berbagai-bagai “barrier” atau
penghalang. Misalnya belum apa-apa sudah merasa yakin tidak bisa. Belum apa-apa
sudah membebani dan melumpuhkan otak, otot serta syaraf kita dengan sejuta keluhan.
Belum bekerja sudah mengeluh dengan upah yang kecil. Dan masih banyak lagi halangan
yang kita ciptakan.
Kita bisa melihat keberanian orang-orang ini untuk menentang cemoohan dari orang
lain dan dengan langkah berani berangkat dan pergi kepada Yesus. Apa yang akan terjadi
nanti tidak menghalangi mereka. Gagal atau berhasil bukan untuk dipikirkan sekarang.
Tetapi yang terpenting melangkah maju dengan berani menjemput asa. Itulah IMAN
YANG SESUNGGUHNYA. Amin!
7. MAHASISWA PRAKTEK
Majelis telah menyetujui penunjukan GKJ Purworejo Selatan sebagai tempat
Pengenalan Jemaat bagi Mahasiswa Fakultas Theologi UKDW atas nama Sdr.
Yudha Adhi Prakosa dari 25 Juni sampai dengan 8 September 2023. Mohon
Perhatian Jemaat.
SPONSORSHIP
Hari, Tanggal Sponsor Jumlah Rp Paket
Rabu, 3 Mei 2023 RS. Panti Waluyo 500.000 Silver
Senin, 8 Mei 2023 IBS 1.000.000 Platinum
Kamis, 11 Mei 2023 Satria Bogowonto 750.000 Gold
Jumat, 12 Mei 2023 STIE Rajawali 1.000.000 Platinum
TOTAL 3.250.000
PERSEMBAHAN PRIBADI
Hari, Tanggal Sumber Jumlah Rp
Minggu, 30 April 2023 Sdr. Elia Rizki Pramono 50.000
Minggu, 30 April 2023 Ibu. Anna Probowati 500.000
Senin, 1 Mei 2023 Sdr. Natha 125.000
Minggu , 14 Mei 2023 NN 300.000
Selasa, 16 Mei 2023 NN 300.000
TOTAL 1.275.000