Anda di halaman 1dari 48

HALAMAN JUDUL

1
2
REDAKSIONAL

PENANGGUNG JAWAB
I Nyoman Gede Maha Putra S.T., M.Sc., Ph.D.
(Ketua Program Studi Arsitektur)

Anak Agung Gede Raka Gunawarman, S.T.,M.T.


(Sekretaris Program Studi Arsitektur)

TIM PENYUSUN
Dr. I Nyoman Nuri Arthana, S.T., M.T.
Anak Agung Gede Raka Gunawarman, S.T.,M.T.

DESAIN SAMPUL
Anak Agung Gede Raka Gunawarman, S.T.,M.T.

SEKRETARIAT
Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik dan Perencanaan
Universitas Warmadewa

Jalan Terompong No. 24, Gedung G Lantai 1,


Tanjung Bungkak, Denpasar 80234, Bali
Telp. (0361) 234697;
Fax.(0361) 234697
web: www.teknikunwar.ac.id

3
PRAKATA
Seminar Proposal Arsitektur merupakan salah satu mata kuliah wajib yang
diprogramkan dalam Kurikulum Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik dan
perencanaan Universitas Warmadewa dengan bobot 3 (tiga) sks. Hasil dari
proses pembelajaran dari mata kuliah ini berupa Proposal Tugas Akhir. Proposal
ini adalah syarat mahasiswa untuk dapat mengikuti mata kuliah Tugas Akhir pada
semester berikutnya.
Proposal yang dihasilkan melalui perkuliahan mata kuliah ini, mengandung
muatan yang terkait dengan usulan obyek tugas akhir. Secara garis besar
proposal yang dihasilkan terdiri atas 5 (lima) bab, dimana masing-masing bab
menguraikan tentang pendahuluan, tinjauan-tinjauan, tahapan dan metode,
spesifikasi obyek usulan dan gagasan / ide arsitektural. Secara proses
penyusunan proposal dilakukan melalui proses bimbingan, dimana setiap
mahasiswa peserta mata kuliah ini akan dibimbing oleh 1 (satu) dosen
pembimbing. Proses penyusunannya dilakukan melalui 3 (tiga) tahapan, yaitu;
tahap persiapan, tahap penyusunan dan tahap evaluasi. Pada tahap evaluasi
akan dilakukan secara bersama – sama oleh dosen pembimbing dan penguji.
Untuk mengarahkan dan memberi petunjuk kepada mahasiswa peserta mata
kuliah ini dalam menyusun proposal, maka disusunlah buku Pedoman Seminar
Proposal Arsitektur ini. Buku Pedoman ini diharapkan mampu menjadi tuntunan
dan panduan bagi mahasiswa di dalam melaksanakan semua proses penyusunan
Proposal Arsitektur. Buku ini memuat hal-hal yang harus dipenuhi dan
dilaksanakan oleh mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Seminar Proposal
Arsitektur. Dengan dukungan dari pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
Seminar Proposal Arsitektur, diharapkan tujuan mata kuliah ini dapat dicapai
secara optimal.

Denpasar, Pebruari 2022


Tim Penyusun

4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1

REDAKSIONAL 3

PRAKATA 4

DAFTAR ISI 5

A. PENDAHULUAN 7
1. Latar Belakang 7
2. Tujuan Seminar Proposal 7
3. Lingkup Kegiatan Seminar Proposal 7

B. SYARAT DAN KETENTUAN 8


1.Ketentuan 8
2.Syarat – Syarat 9

C. PELAKSANAAN SEMINAR PROPOSAL 10


1. Tahap Pengajuan Usulan Judul Proposal 10
2. Tahap Penyusunan Proposal 10

D. TATA CARA PENYUSUNAN PROPOSAL 11


1.Struktur Penulisan Proposal 11
2.Tata Cara Penulisan Proposal 12

E. LUARAN, EVALUASI DAN PENILAIAN 17


1.Luaran 18
2.Evaluasi dan Penilaian 18

F. PEMBIMBING DAN PENGUJI 20


1.Pembimbing dan Proses Bimbingan 20
2.Penguji dan Proses Ujian 21

G. PENUTUP 22

LAMPIRAN 23
LAMPIRAN 1 : PENJELASAN SUBSTANSI DOKUMEN PROPOSAL 23
LAMPIRAN 2 : CONTOH HALAMAN JUDUL 28

5
LAMPIRAN 3 : CONTOH HALAMAN PENGESAHAN 29
LAMPIRAN 4 : CONTOH SURAT PERNYATAAN KEASLIAN 30
LAMPIRAN 5 : CONTOH SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING 31
LAMPIRAN 6 : KARTU KONTROL DAN EVALUASI 32

6
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Seminar Proposal (SEMPRO) termasuk salah satu mata kuliah wajib dalam
Kurikulum Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas
Warmadewa, Tahun 2020 dengan bobot 3 (tiga) sks. Pada dasarnya mata kuliah
ini adalah mata kuliah yang diselenggarakan untuk membantu mahasiswa
menyelesaikan proposal Tugas Akhir, sebagai rangkaian akhir dalam
menyelesaikan studi di Program Studi Arsitektur. Proposal merupakan karya tulis
yang harus dipersiapkan mahasiswa sebagai syarat untuk memprogram Tugas
Akhir (skripsi) dan merupakan bagian dari perencanaan penyusunan Tugas Akhir.
Proposal ini dikembangkan dari suatu masalah yang akan diuji untuk mengetahui
pemahaman mahasiswa akan latar belakang permasalahan, kerangka konseptual
dan cara pemecahannya secara terukur dan teruji.
Proposal dimaksudkan agar mahasiswa dapat mempersiapkan pelaksanaan Tugas
Akhir secara sistematis, metodologis dan logis, sehingga tugas akhir dilaksanakan
dengan benar dan dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.
Proposal Tugas Akhir yang dihasilkan oleh mahasiswa peserta mata kuliah
SEMPRO ini, akan dievaluasi melalui kegiatan seminar. Penyelenggaraan seminar
proposal dilakukan diakhir semester dengan melibatkan mahasiswa peserta mata
kuliah, dosen pembimbing dan dosen penguji.
Pedoman ini dibuat agar diperoleh keseragaman, baik dalam penyusunan
maupun penulisan Proposal, dan berisi suatu pedoman, yang memuat petunjuk
umum penyusunan Proposal, tata cara penulisan, serta contoh format yang
diperlukan.

2. Tujuan Seminar Proposal


Penyelenggaraan SEMPRO ini bertujuan, sebagai berikut:
a. Mempersiapkan mahasiswa untuk memenuhi syarat dan memastikan
kesiapan mahasiswa mengikuti Tugas Akhir.
b. Mengukur kemampuan mahasiswa dalam memahami obyek usulannya,
mengidentifikasi masalah, menetapkan pendekatan dan metode serta
mengusulkan solusi yang tepat atas permasalahan yang dihadapi.
c. Menilai kemampuan mahasiswa dalam hal mengungkapkan ide kreatif
dan inovatif berdasarkan atas kenalaran yang sistematis, metodelogis dan
logis.
d. Melatih kemampuan mahasiswa dalam berkomunikasi, berargumentasi
dan terampil dalam penggunaan teknologi komputer untuk menyajikan
ide atau gagasan dalam presentasi.

3. Lingkup Kegiatan Seminar Proposal


Hasil akhir dari mata kuliah seminar proposal adalah Proposal Tugas Akhir.
Proposal ini akan diajukan dan sebagai syarat untuk menempuh mata kuliah

7
Tugas Akhir. Terdapat 4 (empat) lingkup kegiatan yang dilaksanakan pada proses
pembelajaran dari mata kuliah ini, yaitu :
a. Kegiatan 1 : Penjelasan Umum dan Arahan Pengampu Mata Kuliah
Kegiatan ini merupakan kegiatan penjelasan syarat-syarat dan tata cara serta
pedoman seminar proposal.
b. Kegiatan 2 : Pengajuan Judul Proposal
Pada kegiatan ini mahasiswa mengajukan usulan judul proposal dilengkapi
dengan diskripsi ringkas judul. Diajukan kepada dosen pengampu mata
kuliah.
c. Kegiatan 3 : Penyusunan Proposal
Bila judul yang diajukan sudah disetujui, dilanjutkan dengan kegiatan
penyusunan proposal dan dilakukan proses bimbingan.
d. Kegiatan 4 : Presentasi dan Penilaian Proposal
Bila secara proses dan kelengkapan proposal sudah sesuai dengan pedoman
penyusunan proposal, dilanjutkan dengan kegiatan presentasi proposal
dihadapan pembimbing dan penguji. Pada kegiatan ini akan dilakukan
penilaian terhadap proposal yang diajukan.

B. SYARAT DAN KETENTUAN


1.Ketentuan
Ketentuan-ketentuan yang wajib diperhatikan dalam pelaksanaan seminar
proposal, sebagai berikut :
a. Mahasiswa peserta Seminar Proposal diberikan kebebasan untuk memilih
dan menentukan sendiri obyek usulan sesuai dengan minat masing-
masing. Obyek Usulan bersifat fiktif, sehingga terbuka luas peluang
mahasiswa berkreasi dan berinovasi dengan memperhatikan kemudahan
mendapatkan rujukan, acuan, standar dan data pendukung yang
dibutuhkan. Tidak tertutup kemungkinan obyek yang diusulkan
didasarkan atas hasil penelitian.
b. Cakupan obyek Seminar Proposal Arsitektur yang dapat diusulkan oleh
mahasiswa, antara lain; dapat berupa perencanaan dan perancangan
bangunan dan/atau kawasan, baik yang sifatnya perencanaan dan
perancangan baru maupun yang sifatnya pengulangan (redisain,
revitalisasi, renewel, relokasi dan sebagainya).
c. Luas site / tapak obyek yang diusulkan minimal 10000 m2 atau
1ha yang ditentukan berdasarkan hasil pengembangan fungsi dan
perhitungan kebutuhan besaran ruang dan site, termasuk aturan
intensitas pemanfaatan tapak (KDB, KLB, KDH, KDBs, dll)
d. Proposal disusun pada saat mata kuliah Seminar Proposal Arsitektur
ditempuh oleh mahasiswa yang bersangkutan. Pelaksanaan penyusunan
proposal berlangsung selama 1 semester, sesuai kalender akademik.
e. Masa berlaku proposal adalah satu tahun akademik sejak Proposal
diselesaikan dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan. Jika dalam

8
jangka waktu 2 semester (1 tahun akademik) proposal tidak tidak
dilanjutkan untuk diajukan sebagai obyek tugas akhir, maka mahasiswa
diharuskan untuk mendaftar ulang Seminar Proposal dan mengajukan
judul baru.
f. Bila dari hasil evaluasi proposal mahasiswa dinyatakan tidak lulus, maka
mahasiswa diharuskan untuk mendaftar ulang Seminar Proposal dan
dapat menggunakan judul yang sama atau mengajukan judul baru.
g. Judul proposal yang sama hanya dapat diajukan sebanyak 2 (dua) kali,
dan selanjutnya harus mengajukan judul baru.
h. Usulan obyek proposal diijinkan sama, dengan ketentuan berbeda lokasi
dan pendekatan serta hanya boleh 2 (dua) judul sama dalam 1 (satu)
periode Seminar Proposal.

2.Syarat – Syarat
Terdapat 2 (dua) syarat-syarat utama yang harus dipenuhi dalam seminar
proposal ini, yaitu :
a. Syarat Peserta
Peserta seminar proposal adalah mahasiswa yang telah memenuhi syarat –
syarat, sebagai berikut :
● Minimal telah duduk di semester VII
● Telah lulus seluruh mata kuliah dari Semester I s/d VI* dilihat melalui bukti
Kartu Hasil Studi (KHS) atau Transkrip Nilai dengan jumlah sks minimal
yang telah dinyatakan lulus sebesar 116 sks semester I-VI dan telah
menempuh MK PKL sebesar 3 SKS (kurikulum 2021).
*perlakuan khusus untuk MK PKL pada semester VI, dipersilakan
mengambil seminar disaat mahasiswa belum lulus PKL tetapi wajib telah
menempuh MK PKL, dan MK PKL dipersilakan untuk diambil bersamaan
dengan MK Seminar Proposal
● Hak dan Kewajiban Peserta
o Peserta seminar proposal berhak mendapatkan layanan administrasi
dan bimbingan dalam proses penyusunan proposal.
o Untuk alasan yang kuat, mahasiswa peserta Seminar Proposal berhak
mengajukan permohonan pergantian pembimbing. Tim Pengelola
Seminar Proposal akan mempertimbangkan permohonan tersebut bila
alasan yang diajukan dapat diterima serta tersedia dosen pembimbing
untuk menggantikannya.
o Mahasiswa wajib untuk mengikuti aturan main dalam perkuliahan
seminar proposal dan mentaati semua yang sudah ditetapkan dalam
pedoman ini.
o Mahasiswa wajib melaksanakan arahan dari dosen pengampu dan
dosen pembimbing terkait dengan hal-hal yang belum jelas dan belum
diatur pada pedoman ini
o Mahasiswa wajib melaksanakan proses perkuliahan seminar proposal
dan memenuhi seluruh luaran yang diminta

9
b. Syarat Pelaksanaan
Mahasiswa peserta harus memenuhi syarat-syarat pelaksanaan seminar proposal,
sebagai berikut :
● Mentaati seluruh tuntutan substansi perkuliahan Seminar Proposal masing-
masing, jadwal tata tertib, dan tata laksana.
● Mahasiswa wajib untuk mengisi formulir kartu bimbingan secara online
(daring), pada saat melaksanakan bimbingan tatap muka atau online
(daring) dengan Dosen Pembimbing.
● Mahasiswa wajib mengikuti proses pendafataran seluruh kegiatan seminar
proposal dan melngkapi seluruh persyaratan yang diminta melalui sistem
yang disiapkan oleh prodi
● Mahasiswa wajib mengisi formulir kuisioner terkait proses pelaksanaan
perkuliahan Seminar Proposal secara online (daring), pada akhir kuliah
seminar proposal (Ujian Proposal).

C. PELAKSANAAN SEMINAR PROPOSAL


1. Tahap Pengajuan Usulan Judul Proposal
Pada tahap ini mahasiswa mengajukan usulan judul proposal kepada dosen
pengampu mata kuliah seminar proposal, berupa deskripsi usulan obyek
proposal. Deskripsi usulan obyek proposal, terdiri dari uraian tentang :
● Judul, yang memuat obyek usulan dan keterangan lokasi.
● Contoh : Perencanaan dan Perancangan Gadget Center Di Denpasar
● Pengertian Judul, uraian tentang pemahaman terhadap judul yang
diajukan dengan menjelaskan masing-masing kata pembentuknya secara
terminologi
● Uraian Latar Belakang, mengapa mengajukan obyek usulan (diuraikan
terkait dengan potensi dan masalah dalam perancangan secara umum)
● Rujukan Awal, sumber acuan bisa berupa literature dan jurnal, standar,
serta data pendukung lainnya yang memperkuat usulan obyek proposal

2. Tahap Penyusunan Proposal


Pada tahap ini mahasiswa mulai melakukan penyusunan proposal dengan
berpedoman pada format dan sistematika sebagaimana buku pedoman ini.
Penyusunan proposal dilaksanakan sesuai dengan skema waktu yang telah
ditetapkan dan melalui proses bimbingan. Skema waktu akan dijelaskan pada
saat pertemuan ke-3 dan pembagian pembimbing akan diumumkan pada
pertemuan ke-4.

3. Tahap Evaluasi
Pada tahap ini akan dilaksanakan evaluasi terhadap proses maupun hasil
dari penyusunan proposal. Pelaksanaan evaluasi dilakukan melalui kegiatan

10
seminar terbatas, diikuti oleh mahasiswa, dosen pembimbing dan dosen penguji.
Evaluasi akan dilakukan dalam 2 (dua) tahapan. Tahap pertama dilakukan seleksi
kelengkapan dokumen proposal dan persyaratan bimbingan yang dilakukan
melalui proses pendaftaran pada sistem prodi kemudian pengampu mata kuliah
akan menetapkan jadwal seminar dan penguji dengan detail data kelengkapan
bimbingan (semua mhs berhak untuk dijadwalkan dalam ujian). Tahap kedua
dilakukan evaluasi terhadap substansi proposal, kemampuan komunikasi dan
argumentasi serta proses berpikir. Pada akhir evaluasi pembimbing dan penguji
akan menetapkan nilai yang diperoleh berdasarkan hasil evaluasi tahap dua.

D. TATA CARA PENYUSUNAN PROPOSAL


Proposal merupakan dokumen usulan yang bersifat ilmiah, oleh karena itu harus
memenuhi kaidah-kaidah ilmiah baik dalam sistematikanya maupun tata tulisnya.
Sistematika dan tata penulisan proposal ditentukan sebagai berikut :

1.Struktur Penulisan Proposal


Struktur penulisan proposal adalah sistematika yang digunakan sebagai panduan
dalam penyusunan proposal, yang terdiri dari :

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN (Untuk Laporan Akhir)
SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING (Untuk Dokumen Ujian)
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PROPOSAL
KATA PENGANTAR
RINGKASAN
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan dan Sasaran
1.3. Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.4. Batasan - Batasan
1.5. Originalitas
1.6. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN – TINJAUAN


2.1. Tinjauan Pustaka
2.2. Tinjauan Studi Terdahulu
2.3. Tinjauan Preseden

BAB III TAHAPAN DAN METODELOGI PENYUSUNAN PROPOSAL


3.1. Tahapan Penyusunan Proposal
3.2. Metodelogi

11
BAB IV SPESIFIKASI OBYEK USULAN
4.1. Definisi Fungsional
4.2. Spesifikasi Lokasi
4.3. Konsep Dasar dan Tema Rancangan
4.4. Spesifikasi Arsitektural
4.5. Tahapan dan Metode Perancangan

BAB V GAGASAN / IDE ARSITEKTURAL


5.1. Tata Ruang Luar
5.2. Tata Bangunan
5.3. Tata Ruang Dalam

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Rincian penjelasan dan format dari masing-masing komponen dalam proposal,


dapat dilihat pada lampiran 1.

2.Tata Cara Penulisan Proposal


Tata cara penulisan yang akan diuraikan meliputi : bahan dan ukuran, bahasa,
pengetikan, penomoran, tabel (daftar) dan gambar, serta daftar pustaka.

a. Bahan dan Ukuran mencakup : naskah, sampul, warna sampul, tulisan pada
sampul, dan ukuran.
● Naskah diketik pada kertas HVS 80 gram, ukuran kuarto (A4 = 21 x 29.7)
dan tidak boleh timbal balik.
● Tulisan yang tercetak pada sampul sama dengan yang terdapat pada
halaman judul.
● Kertas sampul jenis buffalo berwarna putih, jilid buku dan di laminasi
(glosy).

b. Bahasa
● Penggunaan Bahasa Penulisan karya ilmiah (skripsi) harus menggunakan
Bahasa Indonesia yang baku. Untuk itu dalam penu1isan skripsi harus
mengacu kepada ejaan Bahasa Indonesia yang telah disempurnakan.
Kejelasan dan ketepatan isi dapat diujudkan dengan menggunakan kata
dan istilah yang tepat dan jelas.
● Penulisan Tanda Baca Penulisan tanda baca, kata dan huruf mengikuti
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempumakan
(Kepmendikbud Nomor 0543a/U/487, tanggal 9 September 1978).

12
c. Pengetikan
● Jenis Huruf
▪ Naskah diketik dengan menggunakan huruf "Times New Roman"
ukuran 12, untuk isi proposal (untuk halaman kelengkapan proposal
diatur sesuai yang disajikan dalam lampiran 1)
▪ Penggunaan huruf miring dapat digunakan pada tujuan tertentu,
seperti istilah asing, judul buku dalam daftar pustaka, nama latin,
bahasa asing dan istilah/bahasa daerah yang sulit diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia.
▪ Penulisan judul bab menggunakan huruf kapital dan ditebalkan.
Sedangkan untuk sub judul hanya huruf pertama dari setiap kata
yang menggunakan huruf kapital. Penulisan sub judul juga
ditebalkan.

● Bilangan dan Satuan


▪ Semua bilangan diketik dengan angka, kecuali pada permulaan
kalimat dan angka tunggal (angka satuan) yang menjadi bagian
kalimat, harus ditulis dengan huruf.
▪ Satuan dinyatakan dengan singkatan resminya dan tidak ditutup
dengan titik.
● Jarak Antar Baris (Spasi)
Jarak antar baris dibuat dua spasi, kecuali abstrak, kutipan langsung
lebih dari tiga baris, judul tabel dan gambar yang lebih dari satu baris,
serta daftar pustaka dibuat satu spasi.
● Batas Tepi dan Alinea Baru
Batas pengetikan (margin) untuk masing-masing sisi kertas berjarak: (a)
4 (empat) cm dari tepi kiri kertas. (b) 4 (empat) cm dari tepi atas, (c) 3
(tiga) cm dari tepi kanan dan (d) 3 (tiga) cm dari tepi bawah. Tiap
halaman berisi 26 baris yang diketik dengan spasi ganda (dua spasi).
Pengetikan menggunakan format rata kiri dan rata kanan. Di setiap alinea
baru masuk enam ketukan.
● Penomoran
Penomoran terdiri dari penomoran halaman, tabel (daftar) dan gambar,
serta persamaan.
▪ Penomoran Halaman
o Bagian awal laporan, mulai dari halarnan judul sampai ke
abstrak diberi nomor halaman dengan angka romawi kecil dan
ditempatkan di bagian tengah bawah.
o Bagian utama dan akhir, mulai dari pendahuluan (Bab I)
sampai ke halaman terakhir memakai angka arab sebagai
nomor ha1aman. Nomor halaman ditempatkan disebelah
kanan atas, kecuali jika ada judul atau bab pada bagian atas
halaman tersebut. Untuk halaman yang demikian nomornya di
tulis di sebelah kanan bawah.

13
o Nomor halaman diketik dengan jarak tiga cm dari tepi kanan,
dan 1,5 cm dari tepi atas atau tepi bawah.
▪ Penomoran Tabel dan Gambar
Kata Tabel/gambar ditulis di tengah, diikuti dengan nomor
tabel/gambar. Judul tabel/gambar ditulis 1,5 spasi di bawahnya
dengan huruf besar pada huruf pertama setiap kata. Nomor tabel
dan gambar menggunakan angka arab.
▪ Persamaan
Persamaan berbentuk rumus matematis, statistik, dan sejenisnya
ditulis dengan angka arab, dimulai pada batas tepi kiri, misalnya :
Y= a0 + a1X1 + a2 X2 + a3 X3 3.5.

d. Kutipan
● Cara Merujuk Kutipan Langsung
▪ Kutipan yang berisi kurang dari empat baris ditulis di antara tanda
kutip ("....") sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama.
Nama pengarang dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau
menjadi satu dengan tahun didalam kurung dan dapat
dicantumkan nomor halamannya.
Contoh:
Nama pengarang disebut dalam teks secara terpadu. Soebronto
(1990:123) menyimpulkan "ada hubungan yang erat antara faktor
sosial ekonomi dengan kemajuan belajar". Nama pengarang
disebut bersama dengan tahun penerbitannya dan dapat
dicantumkan nomor halaman.
Contoh:
Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut adalah "ada hubungan
yang erat antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar"
(Soebronto, 1990:123). Jika dalam kutipan terdapat tanda kutip,
maka digunakan tanda kutip tunggal (’....’).
Contoh:
Kesimpulan dari penelitan tersebut adalah "terdapat
kecenderungan semakin banyak 'campur tangan' pimpinan
semakin rendah tingkat partisipasi keryawan di daerah perkotaan"
(Soewignyo, 1991:101).
▪ Kutipan empat baris atau Lebih Kutipan yang berisi lebih dari
empat haris ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah dari teks
yang mendahulinya, dimulai dengan ketukan ke lima dari garis
tepi sebelah kiri, dan di ketik dengan spasi tunggal (satu spasi).
Nomor halaman juga dapat ditulis.
Contoh:
Smith (1990:276) menarik kesimpulan sebagai berikut: The
"placebo effect,” which had been verified in previous studies,
disappeared when behaviors were studied In this manner.

14
Furthermore, the behaviors. where never exhibited again. even
when real drugs were administered. Earlier studies were clearly
premature in attributing the results to a placebo effect.
● Cara Merujuk Kutipan Tidak Langsung
Kutipan yang disebut dengan kutipan tidak langsung adalah kutipan yang
dikemukakan dengan bahasa sendiri oleh peneliti, tanpa tanda kutip dan
terpadu dalam teks. Nama pengarang dapat disebut terpadu dalam teks,
atau disebut dalam kurung bersama tahun penerbitannya.
Contoh:
Nama pengarang yang terpadu dalam teks: Difha (1998) tidak menduga
bahwa mahasiswa tahun ketiga lebih baik dari mahasiswa tahun keempat.

Contoh:
Nama pengarang disebut dalam kurung bersama tahunnya: Mahasiswa
tahun ketiga ternyata lebih baik dari mahasiswa tahun keempat (Difha,
1998).
● Cara merujuk kutipan yang telah dikutip di suatu sumber
Kutipan yang diambil dari naskah yang merupakan kutipan dari suatu
sumber lain, baik secara langsung maupun tidak langsung, dirujuk
dengan cara menyebutkan nama penu1is asli dan nama pengutip pertama
serta tahun dikutipnya.
Contoh:
Kerlinger (dalam Ary, 1982:382) memberikan batasan mengenai
penelitian ex post facto sebagai:
● Pengutipan yang bersumber dari internet
Contoh:
Endang, (20 Maret 2009). Penyelidikan empiris yang sistematis di mana
ilmuwan tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena
perwujutan variabel tersebut telah terjadi, atau karena variabel tersebut
pada dasarnya memang tidak dapat dimanipulasi.

e. Tabel dan Gambar


● Penulisan Judul Tabel dan Gambar
▪ Judul tabel atau gambar ditulis di atas tabel/gambar bagian
tengah tanpa diakhiri dengan titik. Jika judul tabel lebih dari satu
baris, judul diketik satu spasi dengan simetris. Tabel dan gambar
tidak boleh dipenggal, kecuali panjang tabel melebihi satu
ha1aman. Jika tabel lebih dari satu halaman, maka bagian dari
kepala tabel termasuk teksnya harus diulang pada halaman
selanjutnya. Pada halaman yang tabelnya terpenggal dicantumkan
kata "bersambung" di pojok kiri bawah tabel dan pada halaman
berikutnya dicantumkan kata "sambungan" pada pojok atas kiri
tabel sambungan. Jika suatu tabel cukup besar lebih dari setengah
halaman, maka tabel harus ditempatkan pada halaman tersendiri,

15
dan jika tabel cukup pendek/kurang dari setengah halaman
sebaiknya diintegrasikan dengan teks.
▪ Gambar yang lebarnya melebihi setengah halaman ditempatkan
pada halaman tersendiri, dan jika gambar lebarnya melebihi
ukuran kertas boleh dilipat dan ditempatkan sebagai lampiran.
● Kolom dan Baris pada Tabel
Kolom-kolom pada tabel diberi nama dan dipisahkan dengan garis ~
pemisahan antara yang satu dengan lainnya cukup tegas, sedangkan
untuk baris pemisahannya tidak memerlukan garis.
● Penyajian Gambar Istilah gambar mengacu pada peta, grafik, chart,
diagram, sketsa/bagan, foto dan gambar lainnya. Keterangan gambar
dituliskan pada tempat yang lowong di dalam gambar. Pada peta harus
mencantumkan skala, arah angin dan legenda.

f. Daftar Pustaka Penulisan daftar pustaka mencakup:


● Nama pengarang diketik tanpa gelar.
● Diketik satu spasi dan jarak dua spasi untukbuku berikutnya
● Disusun secara alpabetis dan tidak diberi nomor urut.
● Urutan penulisan :
▪ Nama Penulis (tanpa gelar), tahun penerbitan, judul buku (digaris
bawahi atau cetak miring/tebal), kota penerbit, nama penerbit).
▪ Nama keluarga didahulukan dari nama sendiri.
▪ Bila buku tersebut ditulis oleh dua orang pengarang, pada penuh
nama pengarang disisip dengan kata "dan" di antara nama dua
pengarang tersebut, nama pengarang ditulis lengkap tanpa gelar.
▪ Bila buku tersebut ditulis oleh lebih dari dua orang pengarang,
diketik dengan membuat nama pengarang pertama dan ditambah
dengan kata-kata "dkk" (dan kawan-kawan) atau et al.
Contoh:
Basantani, K.T. 1978. First Course in Psychology. Bombay: Deepak
Prakashan.
Nasution, S. 1988. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar
Mengajar. Jakarta : Bina Aksara.
Orlich, Donald C. et al. 1985. Teaching Strategies: A Guide to
Better !nstruction. Lexington: D.C. Heath and Company.
● Editor sebagai Pengarang Kumpulan karangan yang dimuat di dalam satu
buku.
Contoh:
Gronbach, Lee, J. 1983. "Course Improvement Through Evaluation" dalam
ed. George, F. Madino, Michael S. Scriman & Daniel L.
Stufflebeam. Evaluation Mode/s Viewpoints on Educational
and Human Services. (ha1.101 - 106) Boston: K.
Leuwen-Nijhoff Publishing.
KaIau lebih satu orang editor ditulis "eds"

16
Bila tidak ada pengarang tertentu, langsung ditulis judul bukunya:
Contoh :
Depdikbud. 1985. Buku Petunjuk Pendidikan Menengah Kejuruan.
Jakarta: Ditjen Dikdasmen.
● Buku Terjemahan, Nama Pengarang asli tetap dicantumkan.
● Artikel atau tulisan-tulisan di majalah atau surat kabar, jurnal.
Contoh:
Loot. Gerald,W.(Juni 1989). The Effect of Inquiry Teaching and Advance
Organizers Upon Student Out comes in Science Education.
Journal of Research in Science Teaching 5 : 10 : 437-451.
Keterangan:
5 = tahun ke 10 = nomor terbitan 437 – 451= dari hal. 437-451.

Contoh lain:
Suparman, Atwi. (Juni, 1989). "Strategi lnstruksional yang Efektif dan
Efisien". Parameter tahun VII, No. 90.
● Kutipan dalam kutipan Misalnya penulis menngutip kutipan, tidak
menemukan sumber aslinya.
Contoh:
Bloom, S.Benyamin. (1984). dalam Badu Ali. Metode Research. (hal.3)
Jakarta: Gramedia.
● Penulis mengutip kutipan, dan menemukan sumber aslinya
Contoh:
Soekamto, Toeti. (1990). Penilaian Mahasiswa tentang Kemampuan Dosen
Mengajar dalam Dressel. Paul. Handbook of Academic of Evaluation.
(hal.8). Jakarta: Lemhaga Penelitian IKIP Jakarta.
● Penulisan daftar pustaka yang bersumber dari internet
Mulyadi, Endang, Efektifitas Model Pembelajaran Dalam Mencapai Standar
Kompetensi, http://www.google.com (20 Maret 2009)
Perhatian:
Setiap permulaan kata diketik dalam huruf besar, kecuali kata
penghubung seperti dan, atau, tentang dan kata penghubung dalam
bahasa inggris, seperti in, of, on, about, the dan lain-lain diketik dalam
huruf kecil.
● Sumber kutipan pada penulisan skipri diharapkan bersumber minimal 5
(lima) Jurnal terakreditasi atau memiliki ISSN dan minimal 1 texbook
bahasa Inggris.

E. LUARAN, EVALUASI DAN PENILAIAN


Pada tahap akhir proses penyusunan proposal akan dihasilkan luaran dan
selanjutnya dilakukan evaluasi dan penilaian, dengan ketentuan sebagai berikut :

17
1.Luaran
Luaran dari seminar proposal adalah berupa dokumen proposal yang memuat
tentang usulan proyek tugas akhir beserta kelengkapannya, berupa :
● Draft proposal dengan substansi Bab I, II dan III (tahap evaluasi draft
proposal)
● Proposal lengkap sesuai dengan sistematika dan tata cara penyusunan yang
telah ditetapkan (tahap evaluasi proposal)
● Kartu proses bimbingan
● Surat tugas pembimbing

2.Evaluasi dan Penilaian


Pada tahap akhir dari proses penyusunan proposal akan dilakukan evaluasi dan
penilaian terhadap proses dan hasil.

a. Evaluasi Proposal
Selama proses pelaksanaan Seminar Proposal Arsitektur, terdapat dua tahapan
evaluasi yang akan dilakukan melalui dua tahap yaitu:
● Tahap evaluasi draft proposal
▪ Pelaksanaan evaluasi draft proposal akan dilakukan sesuai dengan
jadwal UTS yang telah ditetapkan dalam kalender akademik.
▪ Mahasiswa mengumpulkan draft proposal yang sudah disetujui oleh
pembimbing (persetujuan pembimbing disajikan pada kartu
bimbingan)sesuai dengan jadwal UTS untuk mata kuliah seminar
proposal.
▪ Substansi proposal yang akan dievaluasi pada tahap ini adalah isi Bab
I. Pendahuluan, Bab II Tinjauan-Tinjauan dan Bab III Pendekatan
dan Metodelogi, serta tata tulis termasuk kelengkapannya (mulai dari
halaman judul sampai lampiran) yang sifatnya draft.
▪ Draft proposal yang telah dikumpulkan akan dievaluasi oleh Tim
Pengampu Mata Kuliah Seminar Proposal Arsitektur.
▪ Mekanisme evaluasi dilakukan 2 (dua) tahap, yaitu :
o Evaluasi terhadap kelengkapan proses bimbingan dan tata
penulisan. Bila draft proposal yang dikumpulkan tidak
memenuhi syarat bimbingan dan tidak sesuai dengan tata
tulis, maka akan dikembalikan dan mahasiswa dianggap tidak
mengikuti UTS.
o Evaluasi terhadap substansi proposal. Bila secara substansi
draft proposal yang diajukan belum layak maka akan diberi
catatan-catan untuk disempurnakan.
▪ Untuk memenuhi syarat diakui mengikuti UTS mahasiswa harus
memenuhi target bimbingan sebanyak 3 (tiga) kali, dengan substansi
bimbingan sesuai dengan tuntutan evaluasi draft proposal (lihat
diatas).
▪ Hasil evaluasi draft proposal akan menjadi penilaian untuk UTS.

18
● Tahap evaluasi proposal

▪ Pelaksanaan evaluasi akhir proposal akan dilakukan sesuai dengan


jadwal UAS yang telah ditetapkan dalam kalender akademik.
▪ Mahasiswa mengumpulkan dokumen akhir proposal yang sudah
disetujui oleh pembimbing (persetujuan pembimbing disajikan pada
halaman pengesahan) sesuai dengan jadwal UAS untuk mata kuliah
seminar proposal.
▪ Substansi proposal yang akan dievaluasi pada tahap ini adalah isi Bab
I. Pendahuluan, Bab II Tinjauan-Tinjauan, Bab III Pendekatan dan
Metodelogi, Bab IV Spesifikasi Obyek Usulan dan Bab V Gagasan
Arsitektural, serta tata tulis termasuk kelengkapannya (mulai dari
halaman judul sampai lampiran) yang sudah lengkap.
▪ Dokumen akhir proposal yang telah dikumpulkan akan dievaluasi oleh
Tim Pengampu Mata Kuliah Seminar Proposal Arsitektur, pembimbing
dan penguji.
▪ Mekanisme evaluasi dilakukan 2 (dua) tahap, yaitu :
o Evaluasi terhadap kelengkapan proses bimbingan dan tata
penulisan, dilakukan oleh Tim Pengampu Mata Kuliah. Bila
proposal yang dikumpulkan tidak memenuhi syarat bimbingan
dan tidak sesuai dengan tata tulis, maka akan dikembalikan
dan mahasiswa dianggap tidak mengikuti UAS dan langsung
dinyatakan tidak lulus.
o Evaluasi terhadap substansi proposal. Bila secara substansi
proposal yang diajukan belum layak maka akan dinyatakan
tidak lulus. Evaluasi ini akan dilakukan dengan metode
presentasi, dimana mahasiswa memaparkan substansi
proposalnya dihadapan tim penguji dan pembimbing.
▪ Mahasiswa wajib melaksanakan bimbingan sebanyak minimal 6
(enam) kali akumulasi dari dua tahapan seminar (draft & fix) sebagai
syarat pendaftaran ujian.
▪ Untuk memenuhi syarat diakui mengikuti UAS mahasiswa harus
memenuhi target akumulasi bimbingan sebanyak 6 (enam) kali,
dengan substansi bimbingan sesuai dengan tuntutan dokumen akhir
proposal (lihat diatas).
▪ Mahasiswa juga wajib mendapatkan surat persetujuan untuk ujian
dari pembimbing (lampiran 5)
▪ Hasil evaluasi dokumen akhir proposal akan menjadi penilain
untuk UAS, dan dapat diajukan pada mata kuliah Tugas Akhir.

b. Penilaian Proposal
Penilaian akhir proposal akan dilakukan dengan mengacu pada 4 (empat)
komponen penilaian dengan presentasenya, yaitu;
Presensi perkuliahan /sikap (10%)

19
Nilai UTS (Hasil Evaluasi Draft Proposal,Evaluasi 1-3, Bab1-3) (30%)
Evaluasi 4-6 (Bab 4,5, dan penyempurnaan dokumen akhir) (30%)
Nilai UAS (Hasil Evaluasi Dokumen Akhir) (30%)
Seluruh nilai dari komponen penilaian ini akan diakumulasikan untuk
mendapatkan Nilai Akhir (secara rinci akan dibuat dalam rubrik penilaian).
Nilai Akhir evaluasi proposal dinyatakan sebagai berikut:
Nilai Akhir 80.01 – 100 = A (Unggul)
Nilai Akhir 75.01 – 80.00 = AB (Baik Sekali)
Nilai Akhir 69.01 – 75.00 = B (Baik)
Nilai Akhir 60.01 – 69.00 = BC (Cukup Baik)
Nilai Akhir 55.01 – 60.00 = C (Cukup)
Nilai Akhir 50.01 – 55.00 = CD (Kurang)
Nilai Akhir 44.01 – 50.00 = D (Kurang)
Nilai Akhir 0 – 44.00 = E (Gagal)
Hasil penilaian berdasarkan range nilai diatas akan diupload kedalam sistem
nilai dan dapat dilihat melalui SIMON oleh mahasiswa peserta.

F. PEMBIMBING DAN PENGUJI


Pelaksanaan mata kuliah seminar proposal ini disamping dosen pengampu mata
kuliah yang bertindak sebagai coordinator, juga dilibatkan dosen yang ditugaskan
sebagai pembimbing dan penguji.
1.Pembimbing dan Proses Bimbingan
● Pembimbing adalah dosen dengan jabatan akademik minimal asisten
ahli, yang ditugaskan untuk memberikan arahan, masukan i, koreksi dan
evaluasi terhadap proses dan hasil penyusunan proposal yang dilakukan
oleh mahasiswa peserta mata kuliah seminar proposal.
● Setiap mahasiswa peserta mata kuliah seminar proposal, akan
didampingi oleh 1 (satu) orang pembimbing.
● Melalui proses bimbingan pertama (awal) dosen pembimbing bersama
mahasiswa menyepakati dan/atau menetapkan judul yang pasti
(definitive) untuk dilanjutkan pada proses berikutnya.
● Proses bimbingan dapat dilakukan secara daring (online) dan/atau luring
(offline), sesuai kesepakatan antara dosen pembimbing dan mahasiswa
termasuk tempat dan waktu bimbingan.
● Setiap melakukan proses bimbingan, mahasiswa harus membuat
dan/atau mengisi form bukti bimbingan lengkap dengan bukti foto dan
keterangan hasil bimbingan dan ditandatangani oleh dosen pembimbing.
● Persyarat jumlah bimbingan sebanyak 3 (tiga) kali untuk syarat UTS dan
sebanyak 6 (enam) kali untuk syarat UAS.
● Hak dan Kewajiban Dosen Pembimbing
o Dosen pembimbing berhak untuk menetapkan satu dari dua judul
yang diajukan oleh mahasiswa dan berhak untuk mengarahkan

20
mahasiswa agar mengajukan judul baru yang lebih kreatif dan
inovatif.
o Dosen yang telah ditunjuk sebagai dosen pembimbing
diperkenankan untuk mengundurkan diri dengan alasan akademik
maupun kesehatan.
● Kewajiban Dosen Pembimbing
o Apabila mahasiswa tidak melakukan proses bimbingan sesuai
dengan skema waktu yang ditetapkan, dosen pembimbing wajib
melaporkan kepada pengampu mata kuliah.
o Dosen pembimbing wajib hadir pada saat evaluasi akhir proposal
dan memberi penilaian
o Dosen pembimbing wajib memberikan persetujuan terhadap draft
proposal mahasiswa yang diterakan pada kartu bimbingan dan
memberi persetujuan terhadap dokumen akhir proposal yang
diterakan pada halaman pengesahan.
● Penggantian Dosen Pembimbing
o Penggantian dosen pembimbing dapat dilakukan apabila dosen
pembimbing yang telah ditunjuk tersebut memutuskan untuk
mengundurkan diri, dengan mengajukan surat pengunduran diri
yang ditujukan kepada Ketua Program Studi Arsitektur, FTP – Unwar.
o Selanjutnya Ketua Program Studi Arsitektur, FTP – Unwar
menerbitkan surat tugas baru untuk penggantian dosen
pembimbing yang mengundurkan diri.

2.Penguji dan Proses Ujian


● Penguji adalah dosen dengan jabatan akademik minimal asisten ahli
yang ditugaskan untuk memberikan koreksi dan evaluasi serta penilaian
akhir terhadap proses dan hasil penyusunan proposal yang dilakukan
oleh mahasiswa peserta mata kuliah seminar proposal.
● Setiap mahasiswa peserta mata kuliah seminar proposal, akan diuji oleh
1 (satu) orang penguji.
● Proses ujian proposal dapat dilakukan secara daring (online) dan/atau
luring (offline), sesuai dengan yang diatur dan disetujui oleh Ketua
Program Studi Arsitektur, FTP – Unwar.
● Komponen penilaian dalam ujian proposal meliputi ; Sistimatika
Penulisan, Kejelasan dan Kedalaman Substansi pada masing-masing
Bab, Penguasaan Materi dan Kemampuan komunikasi serta argumentasi.
● Hak dan Kewajiban Dosen Penguji
o Dosen penguji berhak untuk memberi pertimbangan untuk
melakukan perubahan terhadap judul yang diajukan oleh
mahasiswa dan berhak untuk mengarahkan mahasiswa agar
mengusulkan judul baru yang lebih kreatif dan inovatif.
o Dosen yang telah ditunjuk sebagai dosen penguji tidak
diperkenankan untuk mengundurkan diri.

21
● Kewajiban Dosen Penguji
o Dosen penguji wajib hadir pada saat evaluasi akhir proposal dan
memberi penilaian
o Dosen penguji wajib memberikan persetujuan terhadap dokumen
akhir proposal yang diterakan pada halaman pengesahan.

G. PENUTUP

Demikian Panduan Seminar Proposal Arsitektur ini disusun untuk dapat dijadikan
pedoman bagi mahasiswa peserta Seminar Proposal Arsitektur dalam
pelaksanaanya, adapun peraturan-peraturan atau ketentuan yang belum
tercantum dalam panduan ini akan ditentukan kemudian.
Dengan penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan di atas diharapkan mampu
untuk dijadikan pedoman dalam memberikan arahan yang tepat sehingga tujuan
dari tugas akhir tersebut di atas dapat tercapai.
Hal – hal yang belum jelas dan belum diatur pada pedoman ini akan dijelaskan
dan diatur serta ditetapkan saat proses perkuliahan berlangsung

22
LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : PENJELASAN SUBSTANSI DOKUMEN PROPOSAL


NO SUBSTANSI URAIAN
1 JUDUL Judul hendaknya dinyatakan secara singkat tetapi
cukup jelas menggambarkan tema pokok dengan
memperhatikan batasan kualitatif, sasaran, dan
kuantitatif. Judul hendaknya diusahakan agar dapat
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris yang
representatif. Batasan maksimal kata untuk judul
adalah 18 Kata. Contoh :

Obyek Baru : Perencanaan dan Perancangan Fasilitas


Penunjang Wisata Di Desa Ayunandi, Kabupaten
Badung, Provinsi Bali

Obyek Pengembangan : Perencanaan dan


Perancangan Pengembangan Pasar Tradisional Kediri
Di Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali

Obyek Redisain, Revitalisasi, Renewel, dll : Redesain


Pasar Sukawati Di Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali

Obyek Penataan : Penataan Kawasan Wisata Pantai


Mertasari Di Kota Denpasar, Provinsi Bali

2 RINGKASAN Ringkasan :
Merupakan uraian ringkas isi proposal yang
mencakup isi dari keseluruhan Bab dalam proposal
Batasan Jumlah Kata dalam Ringkasan :
Jumlah kata dalam penulisan ringkasan antara 600
sampai 700 kata dengan 1 spasi.
Isi Ringkasan :
• Latar Belakang
• Identifikasi dan Rumusan Masalah
• Pendekatan dan Metodelogi
• Spesifikasi Obyek Usulan

23
3 BAB I 1.1. Latar Belakang :
PENDAHULUAN Menjawab pertanyaan mengapa obyek usulan
ini dirancang? Dengan menguraikan pengertian
obyek rancangan yang diusulkan, potensi dan
masalah perancangannya, sumber
teoritik/rujukan/kebijakan yang mendukung dan
simpulan
1.2. Tujuan dan Sasaran :
● Tujuan, menjawab pertanyaan untuk apa
obyek usulan ini dirancang? (dalam konteks
perancangan)
● Sasaran, menjawab pertanyaan apa yang
ingin dihasilkan dari usulan obyek rancangan
ini?
1.3. Identifikasi dan Rumusan Masalah
● Identifikasi Masalah, menguraikan isu-isu
yang menjadi focus dan/atau masalah yang
akan dihadapi dan ditangani dalam proses
merancang
● Rumusan Masalah, merupakan pertanyaan
yang dihasilkan dari rangkuman seluruh isu /
masalah yang akan diusulkan pemecahannya
1.4. Batasan – Batasan
Batasan terdiri dari : batasan fungsi, batasan
lokasi, batasan teoritik/acuan/kebijakan,
batasan lingkup layanan, dan lain-lain
1.5. Originalitas
Membuktikan bahwa judul dan/atau obyek
yang diusulkan benar-benar orisinil dan
berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
Pembuktian dilakukan dengan menguraikan
kebedaan dan kesaamaan minimal 5 (lima)
judul dan/atau obyek lain yang sejenis
dengan yang diusulkan
1.6. Sistematika Penulisan
Menguraikan urutan-urutan substansi proposal
yang dilengkapi dengan uraian ringkas terkait
isi didalamnya

24
4 BAB II 1.7. Tinjauan Pustaka
TINJAUAN - Menguraikan tentang acuan dan/atau rujukan
TINJAUAN pustaka, teori, kebijakan dan standar-standar
yang akan digunakan dalam memecahkan
masalah
1.8. Tinjauan Studi Terdahulu
Tinjauan ini dapat bersumber dari berbagai
penelitian, jurnal, tugas akhir yang ada.
Penguraian atas studi terdahulu dilakukan
untuk memperkaya dan memperdalam
pengetahuan tentang obyek yang diusulkan
dengan tujuan menemukan pemahaman hakiki
dari obyek usulan.
1.9. Tinjauan Preseden
Obyek preseden yang disajikan minimal 5
(lima) obyek. Penguraian preseden dilakukan
dalam konteks fungsi dan wujud arsitektural.
Tinjauan preseden dimaksudkan untuk
mendapatkan gambaran awal tentang fungsi
dan karaktersitik arsitektural dari obyek
usulan.
5 BAB III 3.1. Tahapan Penyusunan Proposal
TAHAPAN DAN Menguraikan tentang tahap-tahap yang
METODELOGI ditempuh atau yang akan dijalankan dalam
PENYUSUNAN menyusun proposal
PROPOSAL 3.2. Metodelogi Pemecahan Masalah
Menguraikan tentang metode-metode yang
digunakan dalam setiap tahap penyusunan
proposal
6 BAB IV 4.1. Definisi Fungsional
SPESIFIKASI ● Menguraikan tentang pengertian dan
OBYEK USULAN pemahaman terhadap obyek usulan serta
fungsinya secara umum
● Menguraikan fungsi secara rinci terkait
dengan pelaku (civitas) dan kegiatan
(aktifitas)
4.2. Spesifikasi Lokasi
Menguraikan tentang syarat – syarat lokasi
yang diibutuhkan sesuai dengan fungsi yang
diusulkan secara spesifik, berupa kriteria
penetapan lokasi dan kriteria pemilihan site
4.3. Konsep Dasar dan Tema Rancangan
Menguraikan tentang usulan konsep dasar dan
tema rancangan yang akan digunakan dalam

25
proses merancang sesuai dengan karakteristik
fungsi dan lokasi
4.4. Spesifikasi Arsitektural
● Menguraikan secara spesifik karakteristik
ruang-ruang utama sesuai dengan
kebutuhan fungsi, konsep dasar dan tema
rancangan
● Menguraikan tentang karakteristik dan
ekspresi (makna) bentuk arsitektural sesuai
dengan kebutuhan fungsi, konsep dasar
dan tema rancangan, termasuk aspek
struktur dan utilitas
● Menguraikan tentang prinsip dan elemen
estetika yang akan diterapkan sesuai
dengan kebutuhan fungsi, konsep dasar
dan tema rancangan, terkait dengan
letaknya pada bangunan, karakteritik
material yang digunakan dan bentuknya
4.5. Tahapan dan Metode Perancangan
● Tahapan perancangan, disajikan dalam
bentuk uraian urutan proses yang akan
ditempuh dalam proses merancang,
dilengkapi dengan diagram
● Metode perancangan, menguraikan tentang
cara yang digunakan dalam setiap tahapan
proses merancang
7 BAB V 5.1. Tata Ruang Luar
GAGASAN / IDE Ruang luar yang dimaksud terkait dengan
ARSITEKTURAL ruang luar aktif dan ruang luar pasif. Gagasan
rancangan ruang luar aktif dan pasif ini
disajikan dalam bentuk uraian argumentatif dan
dilengkapi dengan gambar-gambar
5.2. Tata Bangunan
Tata bangunan yang dimaksud adalah
perwujudan ide arsitektural pada bangunan
sebagai upaya/usaha pengimplementasian
konsep dasar dan tema rancangan. Gagasan
perwujudan bangunan disajikan dalam bentuk
uraian argumentatif dan dilengkapi dengan
gambar-gambar
5.3. Tata Ruang Dalam
Tata ruang dalam yang dimaksud adalah desain
interior ruang yang menunjukkan skala dan
proporsi ruang, material (warna dan tekstur)

26
dari elemen pembentuk ruang dalam, furniture
dan komponen lainnya seperti lampu,
bukaan-bukaan, lukisan, patung, dsb. Disajikan
dalam bentuk uraian argumentatif dan
gambar-gambar
8 DAFTAR PUSTAKA Daftar sumber-sumber baik berupa buku literature,
jurnal, proseding, laporan penelitian dan sebagainya
yang digunakan / dirujuk /diacu dalam penyusunan
proposal ini dengan tata penulisan sesuai pedoman ini
9 LAMPIRAN Lampiran merupakan hal-hal yang tidak dapat secara
rinci disajikan dalam laporan dan hal-hal yang sifatnya
sebagai kelengkapan administrasi. Lampiran dapat
berupa gambar, table, diagram, bukti bimbingan dan
surat-surat terkait pelaksanaan perkuliahan seminar
proposal

27
LAMPIRAN 2 : CONTOH HALAMAN JUDUL

28
LAMPIRAN 3 : CONTOH HALAMAN PENGESAHAN

29
LAMPIRAN 4 : CONTOH SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PROPOSAL

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Nama Mahasiswa
NIM : Arsitektur
Kelas : Reguler A
Program Studi : Arsitektur

Dengan ini menyatakan bahwa isi sebagian maupun keseluruhan proposal saya
dengan judul :
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
GALERY ARSITEKTUR DI DENPASAR, PROVINSI BALI

Adalah benar-benar hasil karya intelektual mandiri, diselesaikan tanpa


menggunakan bahan-bahan yang tidak diizinkan dan bukan karya pihak lain yang
saya akui sebagai karya sendiri.
Semua referensi yang dikutip maupun dirujuk, telah ditulis secara lengkap
sumbernya dan tertera dalam daftar pustaka.
Apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi sesuai
peraturan yang berlaku.

Denpasar, 15 Juli 2022


Yang membuat pernyataan,

(Nama Mahasiswa)
NIM

30
LAMPIRAN 5 : CONTOH SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING

SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Nama Pembimbing
NIP/NIK :
Pangkat/Gol :
Sebagai : Pembimbing

Dengan ini menyatakan mahasiswa dengan identitas dibawah ini :


Nama : Nama Mahasiswa
NIM : Arsitektur
Kelas : Reguler A
Program Studi : Arsitektur
Judul Proposal :

Memang benar telah memenuhi persyaratan untuk mengikuti Ujian Seminar


Proposal yaitu telah melaksanakan target akumulasi bimbingan minimal 6 (enam)
kali dan substansi proposal sudah lengkap.
Demikian surat ini disampaikan, atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Denpasar, 15 Juli 2022


Menyetujui,
Pembimbing

(Nama Pembimbing)
NIP/NIK

31
LAMPIRAN 6 : KARTU KONTROL DAN EVALUASI

32
33
34
35
36
37
CATATAN

38
CATATAN

39
CATATAN

40
CATATAN

41
CATATAN

42
CATATAN

43
CATATAN

44
CATATAN

45
CATATAN

46
CATATAN

47

Anda mungkin juga menyukai