Anda di halaman 1dari 78

“Kesadaran Akan Keragaman Menuju Masyarakat yang Inklusif”

Aktivitas 1:

Kegiatan perkenalan pada sesi ini menggunakan kegiatan seni. Kegiatan seni ini dilakukan
sebagai pemantik untuk menjembatani Peserta didik kepada kegiatan setelahnya yaitu penjelasan
tentang teori berpikir kritis dan inklusi sosial. Sehingga kegiatan seni pada sesi ini bukan berfokus
pada keterampilan atau hasil karya Peserta didik, melainkan bagaimana Peserta didik dapat
menghubungkan situasi saat menggambar dengan konteks sosial.
Aktivitas Still Life Drawing atau menggambar model, Peserta didik akan ditempatkan dalam
situasi dimana mereka akan menggambar obyek yang sama namun dari berbagai sisi, sehingga apa
yang dilihat oleh Peserta didik akan berbeda, walaupun benda yang digambar adalah benda yang
sama.

Gambar 1.1 Contoh tata letak duduk saat kegiatan still life
drawing

1
AKTIVITAS 1 : Mengenal keragaman dan cara menyikapi dengan bijaksana Waktu

Tujuan pembelajaran
Peserta didik dapat mendalami makna keberagaman dalam berbagai sudut pandang.
Profil karakter Pancasila yang dikembangkan
Kebhinekaan global
Bernalar kritis
Kreatif
Kegiatan seni : “Still Life drawing” dan diskusi ( 2 JP menggambar , 2 JP diskusi
kelompok)
Waktu : 4 JP
Peralatan:
-presentasi/modul tentang teknik still life drawing
-objek untuk menggambar model (2-3 buah)
Peran Guru: Narasumber dan Fasilitator.
Persiapan:
1. Guru mempersiapkan benda-benda untuk dijadikan objek still life drawing
diatas meja atau di lantai, dan menyusun sedemikian rupa agar terlihat berbeda
jika dilihat dari berbagai sisi. Pilihlah benda yang akan terlihat berbeda jika
dilihat dari berbagai sudut, misalnya cangkir, dadu, buku dan sebagainya.
2. Guru mengatur posisi duduk Peserta didik agar mengelilingi objek.
3. Peserta didik menyiapkan alat tulis untuk menggambar.
4. Guru menyusun pertanyaan penting untuk diskusi.
Pelaksanaan: 2 JP
1. Peserta didik dibagi kelompok dengan anggota 5-6 orang.
2. Pada sebuah kelompok, fasilitator/guru menggunakan 2-3 benda sebagai obyek
yang digambar, (misalnya dadu berukuran besar, gelas berbentuk tikus atau
disesuaikan dengan kreatifitas guru) sebagai berikut:

Benda tampak depan Benda tampak belakang

Benda tampak kanan Benda tampak kiri

3. Peserta didik diminta duduk melingkar, dan diminta menggambar dengan

2
teknik still life drawing atau menggambar model, yaitu hanya menggambar dari
sisi yang dilihat oleh mereka, tanpa menambahkan atau mengurangi apapun
dari apa yang mereka lihat. Guru dapat menggunakan panduan pada tautan
berikut untuk menjelaskan tentang teknik still life drawing:

https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Menggamb
ar-Model-2017/menu3.html

https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Menggamb
ar-Model-2017/menu4.html

https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Menggamb
ar-Model-2017/menu7.html

4. Setelah itu Peserta didik diminta menggambar sesuai posisi duduk mereka.
Misalnya, Peserta didik yang menggambar dari sisi belakang, hanya bisa
melihat 5 titik dadu dan bagian belakang wadah keramik, sehingga ada sisi lain
di dadu yang tidak diketahui dengan jelas, belum diketahuinya karakter apakah
benda yang berada di sisi dadu. Kemudian Peserta didik yang menggambar dari
sisi depan dapat melihat dengan jelas bahwa terdapat 2 titik pada dadu, dan
sebuah wadah keramik berbentuk seperti tikus, namun Peserta didik tidak dapat
melihat dengan jelas jumlah titik dadu pada ketiga sisi lainnya, dan fakta bahwa
tikus tersebut memiliki ekor di belakangnya. Kemudian pada Peserta didik yang
menggambar dari sisi kiri, dapat melihat dengan cukup jelas wadah keramik,
namun tidak dapat mengidentifikasi bahwa benda kotak berwarna putih
dibelakang wadah keramik adalah dadu, karena tidak terlihat titik pada
kotaknya. Dan, Peserta didik yang menggambar dari sisi kanan, akan melihat 3
titik hitam pada dadu dan sedikit benda lancip dengan ujung berbentuk bulat
berwarna coklat saja.

5. Pada tahap pertama, Peserta didik diharapkan dapat mengambil kesimpulan


bahwa tidak ada satupun gambar Peserta didik yang paling tepat yang dapat
menggambarkan keseluruhan benda, karena perbedaan posisi duduk mereka
yang berbeda-beda membuat sudut pandang mereka akan berbeda pula, dan untuk
melihat benda yang sebenarnya perlu melihat gambar secara utuh dari berbagai
sudut.

6. Jika Peserta didik menambahkan atau mengurangi objek dari yang ia lihat,
misalnya karena ia berimprovisasi, atau karena ia menebak-nebak, maka guru
bisa menanyakan kepada Peserta didik mengapa ia menambahkan/mengurangi
elemen tersebut, ajak Peserta didik mengingat kembali instruksi diawal dimana
mereka hanya boleh menggambar apa yang mereka lihat. Ajak Peserta didik
mengidentifikasi bahwa perilaku tersebut adalah sebuah asumsi, karena ia tidak
melihat elemen tersebut secara objektif atau sesuai apa yang ia lihat. Sehingga
hal ini bisa menambah hal penting untuk didiskusikan nantinya tentang fakta
dan asumsi sebagai salah satu yang yang perlu dipertimbangkan dalam praktek
berpikir kritis.
2 JP
7. Tahap kedua, guru mengajak Peserta didik untuk menghubungkan kegiatan

3
menggambar sebelumnya dengan konteks sosial. Peserta didik diharapkan dapat
memahami bahwa latar belakang yang berbeda-beda mempengaruhi bagaimana
setiap individu memiliki sudut pandang, yang mendasari pengambilan sikap dan
keputusan ketika dihadapkan dengan suatu permasalahan, panduan pertanyaan
berikut bisa digunakan untuk membantu Peserta didik dapat menghubungkan
kegiatan seni dengan konteks sosial:
● Ingat-ingat proses menggambar tadi, menurutmu, mengapa saat menggambar
kita tidak diperkenankan menambahkan atau mengurangi elemen dari obyek
yang kamu lihat? (petunjuk untuk guru; diskusi pada pertanyaan ini bisa
diarahkan tentang asumsi dan fakta)
● Apa saja perbedaan-perbedaan dalam masyarakat yang bisa kita temukan?
petunjuk untuk guru;
Perbedaan sederhana dalam masyarakat misalnya perbedaan selera, hobi, dan
perbedaan yang lebih kompleks perbedaan agama, misalnya ada beragam
agama dan aliran kepercayaan, suku, dan keterampilan, misalnya disabilitas
● Bagaimana kita seharusnya menyikapi perbedaan atau keragaman tersebut?
Apakah keragaman tersebut perlu dihilangkan? mengapa?

8. Pada tahap berikutnya, Peserta didik diharapkan dapat merefleksikan bahwa


kegiatan menggambar sebelumnya dapat membuka pikiran Peserta didik
mengenai cara menghargai keberagaman sudut pandang dan perbedaan
pendapat. Selain itu keragaman sudut pandang dan latar belakang (agama, usia,
suku, jenis kelamin), serta pengalaman dan keterampilan seseorang dapat
mempengaruhi sudut pandang sehingga mempengaruhi pengambilan keputusan,
cara berkomunikasi, cara berpakaian, cara belajar, dan sebagainya. Peserta
didik diharapkan mendapatkan gambaran lebih luas tentang keragaman di
sekitar mereka dan menyadari bahwa keragaman adalah identitas, sehingga
perbedaan maupun persamaan yang terjadi karenanya adalah hal yang wajar,
namun perlu disikapi dengan bijaksana sehingga tidak merugikan pihak
manapun, sehingga keragaman menjadi sebuah kekuatan dan keindahan. Untuk
menggali hal ini, guru dapat melanjutkan diskusi atau meminta Peserta didik
mengisi lembar refleksi.

Tugas :
Mengerjakan LKPD
Menggambar dengan metode skill life drawing
Diskusi kelompok

4
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
AKTIVITAS 1.1 ( 2 JP )

Bacalah artikel berikut !


SKILL LIFE DRAWING ATAU MENGGAMBAR MODEL
❖ Pengertian Menggambar Mode
Menggambar model merupakan kegiatan menggambar di mana kita membutuhkan objek
untuk dilihat baru dituangkan ke dalam bentuk gambar. Kita akan mempelajari gambar model dengan
objek alam benda yang biasa disebut dengan gambar bentuk, dilakukan dengan cara mengamati
langsung objek gambar sehingga dapat diketahui struktur bentuk dan bidang gambarnya.
Menggambar model (alam benda) menuntut ketepatan bentuk dan karakter objek yang akan
digambar. Model gambar sebaiknya diletakkan sesuai dengan jarak pengamatan mata kita. Model
diletakkan tidak terlalu jauh dari pandangan agar kita bisa mengamati detail dari setiap objek yang
akan digambar.
Dalam menggambar, dapat menggunakan bidang gambar berupa kertas atau kanvas. Alat
dan bahan yang digunakan adalah pensil, charcoal (arang), pensil warna, krayon, cat air, cat akrilik,
dan cat minyak. Berbeda dengan gambar ilustrasi, gambar model lebih bersifat nyata dan bersifat
apa adanya tanpa ada unsur-unsur yang dibuat-buat sesuai dengan model objek yang akan digambar.
Perbedaan yang mendasar terlihat pada prinsip yang dimilikinya. Jika pada gambar ilustrasi, prinsip
dasarnya bertujuan untuk memperjelas ide cerita atau narasi, di mana tujuan utamanya adalah untuk
memperkuat, memperjelas, memperindah, dan mempertegas cerita.

❖ Prinsip-prinsip Menggambar Model


Proses menggambar model tidak terlepas dari proses pengamatan dan prinsip-prinsip ketika
melihat objek. Prinsip-prinsip tersebut disusun dan ditata sedemikian rupa hingga menghasilkan karya
gambar model yang baik dan benar. Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah:

a. Komposisi
Komposisi merupakan cara kita menyusun dan mengatur objek gambar yang digunakan sebagai
model gambar sehingga hasil gambar tampak menarik dan indah. Komposisi dapat dibuat melalui
bentuk objek gambar, warna objek gambar, jenis objek gambar, dan latar belakang gambar. Komposisi
terbagi atas:
1) Komposisi Simetris
Pada komposisi simetris benda atau model yang menjadi objek gambar diletakkan pada posisi
seimbang antara sebelah kiri dan sebelah kanannya dan memiliki keseimbangan benda yang
sama dalam bentuk dan ukurannya
2) Komposisi Asimetris
Pada komposisi asimetris, benda diletakkan dalam posisi tidak sama baik dalam posisi maupun
ukurannya namun demikian masih tetap memperhatikan proporsi, keseimbangan, dan kesatuan
antarbenda atau objek gambar.
3) Komposisi Sentral
Komposisi sentral berpusat perhatian benda atau objek model gambar terletak di tengah-tengah
bidang gambar. Penempatan model diatur sesuai dengan proporsi bentuk model dan diatur
seimbang dan memiliki kesatuan antar benda.

5
b. Proporsi
Proporsi adalah perbandingan yang ideal dan harmonis antara bagian-bagian benda yang menjadi
objek model gambar yang dapat diamati.
c. Keseimbangan
Keseimbangan adalah keselarasan antara bidang gambar, objek gambar, dan gambar yang
dihasilkan. Keseimbangan hasil gambar model dapat diperoleh dengan cara membuat skala,
memberi efek perspektif pada objek gambar dan sudut pandang penggambar.
d. Kesatuan
Kesatuan adalah keserasian dalam pengaturan objek gambar sehingga benda-benda yang diatur
satu sama lain memiliki kesan ruang, kedalaman, dan antar objek gambar saling mendukung
sehingga akan menghasilkan gambar yang baik.
Sumber :
https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Menggambar-Model-
2017/menu3.html
https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Menggambar-Model-
2017/menu4.html
https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Menggambar-Model-
2017/menu7.html

Setelah membaca artikel, jawablah pertanyaan berikut :


1. Jawablah pertanyaan berikut ini :
a. Benda apa yang kamu lihat dan kamu gambar?
b. Berapa jumlah benda yang dilihat
c. Apakah kamu dapat mengidentifikasi jenis atau nama benda yang kamu gambar?
d. Benda apa yang paling jelas terlihat dan benda apa yang tidak terlihat jelas?
e. Mengapa gambar setiap orang berbeda-beda walaupun benda yang kita gambar sama?
f. Gambar Peserta didik yang manakah yang paling tepat untuk menceritakan gambar yang
sebenarnya? mengapa?

6
2. Gambarlah model yang telah disajikan guru/ fasilitator pada lembar berikut
Lembar gambar

7
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
AKTIVITAS 1.2 ( 2 JP )

Diskusikan bersama temanmu tentang hasil dari proses skill life drawing
1. Ingat-ingat proses menggambar tadi, menurutmu, mengapa saat menggambar kita tidak
diperkenankan menambahkan atau mengurangi elemen dari obyek yang kamu lihat? Tuliskan
sebanyak sebanyaknya yang kamu ketahui dari hasil diskusi.

2. Jika dikaitkan dengan perbedaan dan keberagaman adalah kaitan antara kegiatan menggambar
dan mengenal keberagaman disekitar kita ? jelaskan

3. Apa saja perbedaan-perbedaan atau keberagaman dalam masyarakat yang bisa kita temukan?

4. Bagaimana kita seharusnya menyikapi perbedaan atau keragaman tersebut?

5. Apakah keragaman tersebut perlu dihilangkan? mengapa?

8
Lembar Refleksi
Aktivitas 1

● Mengapa perbedaan itu ada?

● Bagaimana pandangan kamu tentang perbedaan, sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan
still life drawing?
○ Sebelum:
○ Sesudah:

● Bagaimana sikapmu jika kedepannya, kamu berada dalam lingkungan dengan orang-orang
yang memiliki perbedaan pendapat dan latar belakang?

● Dalam sebuah tatanan masyarakat, ada pihak yang seringkali dianggap sebagai mayoritas
dan minoritas misalnya dari segi jumlah individu yang memeluk agama tertentu, atau
berasal dari suku tertentu, bagaimana pendapatmu tentang hal tersebut?

● Bagaimana dinamika atau perkembangan terkini tentang mayoritas dan minoritas di


indonesia?

● Bagaimana seharusnya pandangan mayoritas dan minoritas di Indonesia?

● Bagaimana peran perbedaan dan keragaman bagi kehidupan beragama di Indonesia?

9
Aktivitas 2
Aktivitas 2 : Tahapan Aksi: proses persiapan pementasan karya Waktu
Tujuan pembelajaran
Peserta didik dapat memberikan alternative solusi untuk menjembatani perbedaan dengan
mengutamakan persatuan dalam merencanakan sebuah pementasan karya
Profil pelajar Pancasila yang dikembangkan
Kebhinekaan global
Kreatif
Kegiatan : merencanakan sebuah pementasan karya
Waktu : 4 JP
Peralatan yang dibutuhkan: Produk final
Peran guru: Fasilitator
Persiapan:
1. Guru menyiapkan pemaparan tentang pementasan karya terkait dengan pembuatan
proposal dsb.
2. Guru menyampaian tema yang harus dipilih peserta didik adalah Bhineka Tunggal
Ika , Peserta boleh memilih topik atau judul lain sesuai tema
3. Peserta didik menyiapkan topik dan atau judul yang dipilih untuk pementasan
karya
4. Peserta didik menyiapkan bentuk yang dipilih untuk pementasan karya
(makanan khas, senam kolosal, tari kolosal )
Pelaksanaan:
1. Guru menjelaskan tentang bahwa pementasan karya adalah kegiatan penilaian
sumatif yang dilakukan secara berkelompok, atau tergantung apa yang akan
dipentaskan
2. Peserta didik mendapatkan penjelasan mengenai langkah langkah pembuatan proposal
dari pementasan karya
Contoh Sumber : http://contohproposal22.blogspot.com/2016/12/proposal-
pameran-karya-seni.html
https://www.matapendidikan.com/2020/12/materi-proposal-bahasa-indonesia-
kelas.html 4 JP
https://kumparan.com/kabar-harian/sistematika-penulisan-proposal-kegiatan-dan-
cara-membuatnya-1y3F4yra7WD/full
3. Peserta didik dapat memilih sembarang topik yang sesuai tema Keberagaman
dalam Bhineka tunggal Ika.
4. Peserta didik menetukan topik pentas seni dalam rangka HUT SMA Negeri 1
Karangtengah dan gambaran pentas
5. Peserta didik membuat proposal kegiatan pentas seni yang arahkan guru dan
disetuji oleh wali kelas.
6. Peserta didik mendapatkan penjelasan mengenai, prosedur target pertemuan dan
rubric penilaian
a. Pembagian kelompok
b. Mendapatkan penjelasan mengenai prosedur dan rubric penilaian
c. Menentukan tema dan gambaran pentas untuk durasi maksimal 30 menit
7. Peserta didik menetukan satu orang pemimpin dalam setiap kelompok dan
pembagian tugas masing masing anggota kelompok
Tugas
Menetukan tema dan gambaran pentas dan Membuat proposal pementasan karya

10
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
AKTIVITAS 2

Simaklah paparan mengenai pembuatan proposal kegiatan yang disampaikan guru/ fasilitator
Selanjutnya tentukanlah bntuk dan gambaran pementasan serta buatlah proposal kegiatan pentas
seni dalam rangka HUT SMAN 1 Karangtengah.
(Ingatlah pada pertemuan sebelumnya mengenai desain sebuah pentas seni )

A. Menentukan topik dan gambaran pentas


1 Tema pementasan Keberagaman dan Bhineka Tunggal Ika
2 Bentuk pementasan ( drama, tari,
pantomim,drama musikal,ketoprak
dsb)
3 Topik pementasan
4 Waktu pementasan
5 Gambaran pementasan

B. Membuat proposal kegiatan pentas


Buatlah proposal kegiatan pentas seni dalam rangka HUT SMA Negeri1 Karangtengah
sesuai dengan sistematika yang telah di arahkan oleh guru dan di setujui walikelas.

11
Aktivitas 3

Aktivitas 3 : Tahapan Aksi: Proses persiapan pementasan karya Waktu

Tujuan pembelajaran
Membangun tim yang berbeda beda dan mengelola kekreatifan untuk mencapai tujuan
bersama
Profil pelajar Pancasila yang dikembangkan
Kebhinekaan global
Kreatif
Kegiatan : Pembuatan skenario/konsep pementasan karya
Waktu : 8 JP
Peralatan yang dibutuhkan: portofolio, ruangan pementasan karya .
Peran guru: Fasilitator
Persiapan:
1. Guru mempersiapkan hal hal terkait pementasan, tempat, perlengkapan dekorasi
dan penilai.menginformasikan bahwa karya peserta didik untuk ditampilkan dalam 8 JP
bentuk pementasan di sekolah, dan Peserta didik dapat menjelaskan tentang
pembelajaran yang telah mereka lalui kepada komunitas sekolah, maupun khalayak
yang lebih luas.
2. Guru mempersiapkan pemaparan tentang skenario dari sebuah pementasan.
3. Peserta didk mempersiapkan desain promosi lewat media sosial

Tugas
Membuat konsep/ skenario pementasan

12
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
AKTIVITAS 3

Buatlah skenario atau konsep pentas seni dalam rangka HUT SMA Negeri 1 Karangtengah
dengan tema Keragaman dalam Bhineka Tunggal Ika

13
Aktivitas 4

Pada pertemuan ini, Peserta didik diperkenalkan dengan keterampilan berpikir kritis.
Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan oleh Peserta didik mengingat bahwa dewasa ini ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan memungkinkan siapa saja bisa
memperoleh informasi secara cepat dan mudah dengan melimpah dri berbagai sumber dan tempat
manapun di dunia. Hal ini mengakibatkan cepatnya perubahan tatanan hidup serta perubahan global
dalam kehidupan. Proses pembelajaran Peserta didik perlu dikaitkan dengan “real world” agar
dapat bersikap bijaksana ketika berhadapan dengan keragaman identitas, budaya, dan agama.
Para Peserta didik akan berkembang jika mengetahui dari pengalaman- pengalaman bahwa
perbedaan- perbedaaan, meskipun valid dan penting, tidak menghambat hubungan dan kerjasama
(Hamony, Vol 2 No.2, Keragaman di ruang kelas: Telaah kritis Wujud dan Tantangan Pendidikan
Multikultural. Diakses dari:
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/harmony/article/download/20064/9465/, (pada 1
Mei 2021). Meningkatkan critical thinking Peserta didik diharapkan dapat memajukan penghargaan
akan keragaman budaya, mengidentifikasi ketidaksetaraan, dan memberikan kesempatan yang
setara dan saling menghargai-menghormati tanpa memandang latar belakang apapun, sehingga
memungkinkan setiap individu mencapai kemajuan sebagaimana direncanakan.

Aktivitas 4.1 : Tahapan Pengenalan: Teori, pengenalan dan Waktu


identifikasi contoh berpikir kritis.

Tujuan pembelajaran
Peserta didik dapat menggali dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis
Peserta didik diharapkan dapat meningkatkan peran keterampilan berpikir kritis
dalam menghargai keragaman budaya dan agama.
Profil pelajar Pancasila yang dikembangkan
Kebhinekaan global
Berpikir kritis
Kegiatan:Pemaparan tentang berpikir kritis(menyimak video dan membaca
artikel)
Waktu : 2 Jam Pelajaran
Peralatan: internet untuk mencari berita, kasus untuk diskusi
Peran Guru: Narasumber dan Fasilitator
Persiapan:
Guru menyiapkan video untuk pemaparan tentang berpikir kritis, dengan
referensi berikut (seri 1-12) :
https://www.youtube.com/watch?v=gFiEUYeCpso&list=PLmhGL6lwkT297rC-
LgCaTsq2WlOmLOOdQ

14
Pelaksanaan:
1. Guru mengajak Peserta didik untuk mengingat pembelajaran pada 2 JP
pertemuan sebelumnya, Ingat-ingat, pada saat sesi menggambar dan
diskusi sebelumnya dimana ada yang menyampaikan pendapat,
memberikan argumen, memahami pendapat orang lain, selain itu proses
apa saja yang dialami oleh kita?
(panduan untuk guru; proses yang telah dilalui diantaranya
observasi, empati, bertanya, evaluasi, analisa, kreatif, refleksi, dan
sebagainya)
2. Guru menjelaskan bahwa proses yang dialami pada kegiatan sebelumnya
merupakan beberapa hal yang diperlukan untuk memiliki keterampilan
berpikir kritis.
3. Berikutnya guru menjelaskan bahwa keterampilan berpikir kritis
merupakan tahap awal yang perlu Peserta didik pahami dalam
pembelajaran ini untuk dapat menghargai keragaman budaya dan agama.
4. Peserta didik diperkenankan menonton rangkaian video untuk memahami
berpikir kritis..
5. Setelah menonton Peserta didik diminta untuk membuat ringkasan
sederhana tentang berpikir kritis, dan bagaimana analisa mereka
tentang peran keterampilan berpikir kritis dalam konteks kehidupan
sosial khususnya dalam menghargai keragaman budaya dan agama.
Ringkasan dapat berisi tentang definisi, contoh, pentingnya berpikir
kritis, contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari, dibuat dalam
bentuk bagan, infografis, atau peta pikiran. Peserta didik dapat
menggunakan aplikasi canva, power point, jika ingin memasukkan
ilustrasi digital, atau membuatnya langsung dengan kertas dan alat
tulis.
6. Peserta didik mempresentasikan hasil ringkasan. Guru dan Peserta didik
kelompok lain dapat memberikan umpan balik atau pertanyaan
kepadaPeserta didik yang sedang presentasi.
7. Guru menutup sesi dengan mengajak Peserta didik menarik kesimpulan
dari pertemuan yaitu tentang peran keterampilan berpikir kritis dalam
menghargai keragaman budaya dan agama.
Tugas :

Mengerjakan LKPD
Meringkas dan presentasi

15
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
AKTIVITAS 4.1 (2 JP)

Pada aktivitas 4.1 Peserta didik melakukan kegiatan:


1. Membaca artikel / menyimak pemaparan tentang berfikir kritis
2. Meringkas (Kegiatan Individu)

1. Bacalah artikel berikut!


A. Berpikir Kritis
BERPIKIR KRITIS
Sumber : https://www.gramedia.com/best-seller/berpikir-kritis/
Berpikir kritis adalah salah satu kemampuan yang wajib dimiliki oleh semua orang. Berpikir
kritis menjadi salah satu soft skill yang diperlukan dalam meningkatkan karier dan kepemimpinan
dalam sebuah organisasi. Seorang yang berpikir kritis seringkali memiliki manfaat terhadap
kepemimpinannya yang sukses. Berpikir kritis merupakan berpikir secara logis dan sistematis
dalam membuat keputusan atau menyelesaikan suatu permasalahan yang ada.
❖ Apa itu Berpikir Kritis?
Berpikir kritis adalah suatu kemampuan untuk berpikir dengan rasional dan tertata, yang
bertujuan untuk memahami hubungan antara ide dan/atau fakta. Pemikiran kritis merupakan sesuatu
yang bisa membantu kita dalam menentukan apa yang kita percayai.
Berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir dengan jernih dan rasional mengenai apa yang
yang harus dilakukan atau apa yang harus dipercayai. Proses di mana kita harus membuat penilaian
yang rasional, logis, sistematis, dan dipikirkan secara matang adalah proses dalam berpikir kritis.
Robert Ennis seorang filsuf Amerika yang dianggap sebagai salah satu tokoh terkemuka pemikiran
kritis ini menyimpulkan, berpikir kritis merupakan penalaran mengenai keyakinan dan tindakan
yang masuk akal dan berfokus pada memutuskan apa yang dipercayai atau yang dilakukan.
Sementara itu, Michael Scriven profesor ahli ilmu perilaku dan organisasional yang berasal dari
Claremont Graduate University, mengungkapkan bahwa berpikir kritis merupakan proses disiplin
intelektual untuk secara aktif dan terampil membuat konsep, menerapkan, menganalisis, mensintesis,
dan/atau mengevaluasi informasi.
Baik informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan lewat observasi, pengalaman, refleksi, penalaran,
dan komunikasi, sebagai panduan untuk meyakini sesuatu dan melakukan sebuah tindakan.
Sederhananya, berpikir kritis adalah kemampuan berpikir dengan rasional dan melihat
permasalahan secara objektif sehingga hasil yang akan diperoleh tidak bias dan sesuai dengan
kenyataan yang ada.
Kita bisa mengambil contoh berpikir kritis bisa ditemukan pada diskusi yang diselenggarakan
oleh sebuah tim. Misalnya saja, ketika mengidentifikasi masalah, anggota tim mampu menentukan
mana informasi yang relevan dengan isu yang sedang dibahas atau tidak, mengenali bias dan
propaganda, dan faktor emosional.
Kemampuan dalam memprediksi kemungkinan risiko yang akan terjadi dan bisa membedakan
antara fakta dan opini merupakan contoh logika yang sering kali digunakan dalam berpikir kritis.
Berpikir kritis bukan suatu yang asing. Berpikir kritis merupakan proses berpikir yang
membangun atau konstruktif yang bertujuan untuk mencari solusi.

16
Ketika berpikir kritis, kita tidak hanya menerima semua argumen dan kesimpulan begitu saja
tanpa ketelitian, tetapi juga mempertanyakan validitas dari argumen dan kesimpulan yang ada.
❖ Apa Manfaat Berpikir Kritis?

Berpikir kritis acap kali dikaitkan dengan kesuksesan. Keterampilan berpikir kritis bukan hanya
diperlukan oleh orang-orang yang bekerja dibidang tertentu. Berpikir kritis bermanfaat bagi siapa saja.
Ada beberapa manfaat berpikir kritis bagi kita, di antaranya:
1.Melihat Masalah dari Berbagai Perspektif
Dalam kehidupan sehari-hari, penting untuk memahami perbedaan, permasalahan, dan persoalan yang
terjadi. Jika kita berpikir kritis, kita akan mudah menghargai sudut pandang orang lain dalam menanggapi
suatu isu.
2. Bisa Diandalkan
Manfaat selanjutnya dari berpikir kritis yaitu kita bisa diandalkan oleh tim atau organisasi yang kita ikuti,
karena kita bisa menyelesaikan tugas dengan baik dan benar. Kita juga memiliki kemampuan untuk
mengajak anggota tim agar bisa bekerja dengan efektif dan efisien.
3. Mandiri dalam Menghadapi Persoalan
Berpikir kritis merupakan berpikir yang mandiri. Dengan pemikiran yang mandiri ini, kita mampu
mengatasi persoalan dengan cepat.
4. Menemukan Ide dan Peluang Baru
Ketika kita berpikir kritis, kita bisa mendapatkan manfaat yaitu mudah dalam menghasilkan ide brilian
yang inovatif dan mampu mencari peluang untuk mewujudkannya.
5. Berpikir Jernih dan Rasional
Jika kita mampu berpikir dengan jernih dan rasional ini menandakan seseorang mampu berpikir dengan
baik dan dapat menyelesaikan masalah dengan sistematis. Kemampuan ini dibutuhkan dan sebagai aset
untuk menjalankan karier di bidang apa pun.
6. Kemampuan Adaptasi Meningkat
Zaman berkembang begitu pesat dan perubahan demi perubahan terjadi. Adanya pengetahuan dan
teknologi baru membuat manusia yang memiliki kemampuan berpikir kritis beradaptasi dengan cepat. Ini
disebabkan karena orang yang memiliki kemampuan berpikir kritis bisa meningkatkan keterampilan
intelektual yang fleksibel, mempunyai kemampuan menganalisis kemampuan informasi, dan
mengintegrasikan berbagai sumber pengetahuan untuk memecahkan masalah yang ada.
7. Keterampilan Bahasa dan Presentasi Meningkat
Pola berpikir kritis bisa meningkatkan kemampuan untuk memahami struktur logika teks saat
mempelajari dan menganalisanya. Hal ini tentunya bisa meningkatkan kemampuan untuk
mengekspresikan ide dan gagasan.
8. Kreativitas Meningkat
Berpikir kritis memungkinkan kita untuk mengevaluasi ke dasar masalah dan menghasilkan solusi kreatif
yang relevan. Dengan demikian, bukan hanya menghasilkan ide, berpikir kritis juga memungkinkan kita
untuk mengevaluasi ide baru yang didapat, menyeleksi, dan memodifikasinya jika dirasakan perlu.
9. Mengembangkan Diri
Berpikir kritis tentunya bisa menjadi alat untuk evaluasi diri sendiri yang bersifat konstruktif. Ini bisa
dilakukan dengan cara mengevaluasi keputusan dan tindakan yang telah diambil. Oleh karena itu,
seorang yang berpikir kritis sangat bisa berkembang.

❖ Kenapa Kemampuan Berpikir Kritis itu Penting?


Saat kita berpikir kritis, kita akan selalu merasa tertantang.
17
Hal ini berlaku juga dalam kehidupan kita sehari-hari. Contoh berpikir kritis ini yaitu,
jika kita menemukan hal yang
sebenarnya belum berfungsi secara normal, dengan berpikir kritis kita bisa mengidentifikasi solusi
baru yang lebih baik. Tujuan dari berpikir kritis ini salah satunya yaitu sebagai bentuk pengembangan
dan perbaikan diri.

❖ Bagaimana Cara Berpikir Kritis?


Berlatih berpikir kritis memerlukan waktu, kesabaran, konsisten, dan yang terpenting terus
berlatih. Ada beberapa langkah-langkah melatih kita dalam berpikir kritis, di antaranya:
1. Mengidentifikasi Permasalahan atau Pertanyaan
Mengidentifikasi permasalahan yang kita hadapi sebaik dan setepat mungkin. Semakin kita menganalisa
dengan baik dan tepat, maka akan semakin mudah kita dalam menemukan solusi dan jawabannya.
2. Kumpulkan Data, Pendapat, dan Argumen
Mencari data beberapa sumber yang menyampaikan hal-hal yang berbeda dan sudut pandang yang
berbeda juga.
3. Menganalisa dan Evaluasi Data yang Terkumpul
Kita harus bisa memastikan sumber yang kita gunakan itu valid dan bisa dipertanggungjawabkan. Selain
itu, kita bisa mencari tahu apakah kesimpulan yang kita akan ambil mempunyai data pendukung atau
hanya sekadar bersifat argumentatif.
4. Mengidentifikasi Data yang Ditemukan dengan Asumsi
Kita mulai asumsikan jika sumber yang kita gunakan bias ataupun jika kita yang bias dalam
mencari jawaban. Hal ini akan menyebabkan kita untuk berpikir dua kali.
5. Menentukan Hal-hal yang Signifikan
Kita misalkan saja, hal apa yang paling penting atau apakah jawaban yang kita temukan sudah
cukup dan yang pasti apakah jawaban yang kita temukan relevan dengan masalah yang sedang kita
hadapi.
6. Membuat Keputusan untuk Mencapai Kesimpulan
Kita mengidentifikasi beberapa kesimpulan yang telah kita temukan dan tentukan mana yang paling
cukup terdukung. Menimbang pro dan kontra dari kemungkinan-kemungkinan yang ada.
7. Menggunakan Buah Pikir Kita
Setelah sudah pada kesimpulan, kita bisa menggunakan hasil dari pikiran kita untuk bisa memecahkan
masalah.

❖ Bagaimana Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis?


Ada beberapa cara mengembangkan diri kita dalam kemampuan berpikir kritis, di antaranya:
1.Melatih Diri agar Berpikir Seimbang
Jika kita underthink, hal ini bisa mencerminkan kemalasan atau bahkan kesombongan yang dapat
menyebabkan fokus yang buruk. Sementara itu, apabila kita overthink, hal ini justru akan mencerminkan
kehati-hatian dan keraguan yang berlebih, yang bisa saja mengarahkan pada penilaian yang bias dan
adanya ketakutan.
2. Melatih Kesadaran Situasional
Kita harus mengembangkan kemampuan yang kita miliki untuk bisa memahami hubungan ataupun
relevansi dalam suatu masalah yang ada. Mulai latih diri kita untuk mengembangkan rasa

18
membandingkan yang baik dalam mengevaluasi situasi, baik secara teoritis maupun secara praktis.
Dengan demikian, kita bisa lebih memahami lebih baik dengan mendengarkan bukan hanya
konteks yang dibicarakan saja, tetapi juga dengan pendekatan tentang bagaimana hal ini
diungkapkan.
3. Melatih dan Mengembangkan Pemikiran Secara Efektif dan Efisien
4. Menunjukan Kecerdasan Emosional Kita
Seorang yang berpikir kritis yaitu adalah pemikir yang sadar akan kemampuan diri sendiri. Orang-
orang yang berpikir kritis terus berlatih untuk mengenali dirinya sendiri dan tentunya orang lain.
Mengekspresikan empati dan kepercayaan pada orang lain yang menjadi cara yang bagus untuk
dilakukan agar bisa memahami orang dengan lebih baik lagi.
5. Berfokus pada Tujuan dan Hasil
Melatih diri kita agar terus berfokus pada hal-hal yang ingin kita capai. Kita sebisa mungkin
mencari cara agar diri kita tidak terganggu oleh hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan tujuan
kita.

B. Berpikir kritis dalam keberagaman

Keterampilan Berpikir Kritis dan Perannya terhadap Toleransi Beragama Peserta didik SMA Sumber
; https://www.researchgate.net/publication/347412815_Keterampilan_Berpikir_Kritis_dan_Perannya_terhad
ap_Toleransi_Beragama_Pesertadidik _SMA/fulltext/5fe60641299bf1408841637c/Keterampilan-Berpikir-
Kritis-dan-Perannya-terhadap-Toleransi-Beragama-Pesertadidik-SMA.pdf
Keterampilan berpikir kritis diperlukan untuk memfasilitasi individu mampu bersikap kritis,
selektif, dan evaluatif dalam menyaring dan menggunakan informasi. Kemampuan dalam
mengevaluasi dan selanjutnya memutuskan untuk menggunakan informasi yang benar
memerlukan keterampilan berpikir kritis (Potter, 2010).
Berpikir kritis diartikan sebagai upaya seseorang untuk memeriksa kebenaran dari suatu
informasi dengan menggunakan ketersediaan bukti, logika, dan kesadaran terhadap bias yang
didalamnya memuat aspek elementary clarification, basic support, inference, advanced
clarification, strategies, dan tactics (Ennis & Weir, 1985; Halpern, 1998; Larsson, 2017). Berpikir
kritis sangat diperlukan dalam proses mencerna dan memilah suatu informasi yang diperoleh
(Sulaiman & Syakarofath, 2018). Terlebih di zaman sekarang ini, informasi bisa diakses dari banyak
sumber, seperti media sosial atau internet (Qodir, 2018). Berbagai informasi dapat diakses dengan
mudah melalui internet, dan tidak ada jaminan bahwa informasi yang kita lihat atau baca tersebut
adalah benar adanya. Menjamurnya sumber informasi dan kemudahan untuk mengaksesnya
di internet membuat sumber informasi yang diperoleh bisa menjadi kurang lengkap dan tidak kredibel
(Digdoyo, 2018).
Kemajuan teknologi dalam pertukaran arus informasi juga kerap kali disalahgunakan
oleh oknum tertentu untuk melakukan penyebaran berita bohong, ujaran kebencian, dan hoax.
Informasi-informasi yang tidak valid tersebut bisa menjadi propaganda seseorang untuk memperkeruh
suasana, mengadu domba, dan merusak tatanan kerukunan antar umat beragama, yang mengancam
toleransi. Selain itu, ditengah kondisi sosial yang semakin kompleks, berita hoax dapat dengan mudah
dibuat dan disebarkan ke seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang strata sosialnya sehingga siapa
saja dengan mudah terjebak dan terpedaya oleh hoax (Baihaki, 2020). Hal tersebut terjadi karena

19
pesatnya arus informasi dapat mendorong derasnya pertukaran informasi yang belum terverifikasi
kebenarannya. Tidak terverifikasinya pertukaran informasi berdampak terhadap munculnya berbagai
persoalan (Sulaiman & Syakarofath, 2018). Ketidakmampuan masyarakat untuk mengkritisi
kebenaran informasi yang diperoleh berdampak terhadap problematika sosial yang terjadi, salah
satunya intoleransi keagamaan (Orlando, 2015).
Untuk mencegah perilaku intolerasi keagamaan tersebut, perlu adanya kemampuan
seseorang dalam menafsirkan, menyimpulkan, menganalisis, mengevaluasi, serta mencari
informasi yang valid dan relevan terkait informasi-informasi yang masih simpang siur atau berita
hoax (Mathson & Lorenzen, 2008). Kemampuan-kemampuan tersebut merupakan bagian dari
aspek-aspek keterampilan berpikir kritis (Ennis & Weir, 1985).
Oleh sebab itu, keterampilan berpikir kritis harus dilatih dan dikembangkan kepada peserta
didik . Urgensi berpikir kritis ini berlandaskan pada argumentasi bahwa orang yang memiliki
pemikiran kritis dapat lebih toleran dalam menghargai perbedaan ras, etnik, dan agama (Davies,
2015). Dengan mengajarkan atau mengembangkan keterampilan berpikir kritis di sekolah,
pendidik dapat mengajarkan dan meningkatkan toleransi kepada peserta didik. Toleransi tentunya
snagat diperlukan di setiap masyarakat yang memiliki keragaman budaya, suku, dan agama
(Ernst & Monroe, 2004).
Sebagai generasi penerus bangsa, peserta didik perlu memiliki toleransi yang tinggi.
Mereka harus dapat mengaplikasikan bentuk toleransi beragama dalam kehidupan bermasyarakat,
seperti tidak membedakan ketika menolong, menjenguk teman yang berbeda keyakinan ketika
sakit, bergotong royong, dan tidak mengejek ibadah satu dengan yang lain (Rahmawati dkk.,
2016).
Selain itu, pesatnya arus pertukaran informasi yang semakin mudah dan sulit terbendung di tengah
masyarakat yang multikultural membuat kedua isu tersebut, yaitu berpikir kritis dan toleransi,
menjadi menarik untuk dibahas di zaman sekarang.

2. Simaklah video berpikir kritis berikut !


https://www.youtube.com/watch?v=gFiEUYeCpso&list=PLmhGL6lwkT297rC-
LgCaTsq2WlOmLOOdQ

Setelah membaca dan menyimak video di atas, buatlah ringkasan sederhana tentang berpikir kritis!
Ringkasan dapat berisi tentang definisi, contoh, pentingnya berpikir kritis ditengah keberagaman
Indonesia, contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari. dibuat dalam bentuk bagan, infografis, atau
peta pikiran. Peserta didik dapat menggunakan aplikasi canva, power point, jika ingin memasukkan
ilustrasi digital, atau membuatnya langsung dengan kertas dan alat tulis.

20
21
1. Analisalah tentang peran keterampilan berpikir kritis dalam konteks kehidupan sosial khususnya
dalam menghargai keragaman etnis, budaya dan agama
Etnis

Budaya

Agama

22
Aktivitas 4

Pada kegiatan ini, Peserta didik diharapkan dapat mengenal berbagai keragaman individu,
dimana terdapat kelompok tertentu yang mengalami tantangan dalam kehidupannya bermasyarakat.
Tantangan yang dihadapi dikarenakan adanya hak istimewa (privilese) yang dimiliki oleh satu
kelompok tertentu, umumnya kelompok mayoritas, sehingga terjadi pembatasan yang sering
merugikan kelompok agama atau etnis minoritas tertentu.
Hak istimewa atau privilese adalah keadaan menguntungkan yang kita miliki, yang
didefinisikan sebagai keuntungan yang hanya dimiliki oleh satu orang atau sekelompok orang,
biasanya karena posisinya atau karena mereka kaya; keuntungan atau otoritas khusus yang dimiliki
oleh orang atau kelompok tertentu (2 Cambridge Dictionary. (2020). Privilege. Cambridge University
Press. Diakses dari:https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/privilege pada 5
Agustus 2020).
Privilese ini menggambarkan kelebihan yang dimiliki orang, atau bahkan kita, yang tidak sering
terpikirkan karena kita tidak pernah mengalami sisi tertindas. Guru juga dapat menjelaskan
bagaimana pembatasan merupakan bentuk ketidakadilan, juga bagaimana pengistimewaan budaya
mayoritas sebagai budaya mainstream dapat merepresi budaya minoritas.
aktivitas 4.2 : Tahapan Pengenalan: Pengenalan dengan keragaman individu Waktu
dan peran individu dalam demokrasi (kelompok marginal dan rentan).
Tujuan Pembelajaran
Peserta Didik mampu mengidentifikasi keadaan yang menguntungkan untuk setiap
individu sehingga dapat mencegah adanya ketidaksetaraan.
Profil pancasila yang dikembangkan
Kebhinekaan global
Berpikir kritis
Kegiatan: Bercerita “Jalan Privilese” dan diskusi
Waktu : 3JP
Peralatan:
-Alat tulis dan kertas,
Peran Guru: Narasumber dan Fasilitator
Persiapan:
1. Guru menjelaskan bahwa Peserta didik akan diajak utuk mengenal diri sendiri dan
privilage atau pengistimewaan yang terjadi dilingkungan
2. Siswa mempersiapkan lembar LKPD nya.
3. Peserta didik menyiapkan alat tulis dan kertas.
4. Guru menyiapkan paparan tentang privilage
Pelaksanaan:
● Peserta didik diajak mengidentifikasi identitas diri dan hal-hal yang melekat 1 JP
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Siapa nama kamu
2. Apa identitas gender kamu?
3. Berapa usia kamu?
4. Di mana kamu tinggal? (pedesaan, kota, pinggiran)
5. Apa agama atau kepercayaan kamu?
6. Kamu anak nomor berapa ?

23

23
7. Berapa jumlah saudaramu?
8. Apa teman atau orang lain kesulitan mneyebut atau menuliskan nama lengkapmu?
9. Apakah Kamu dapat turun tangga atau membawa beban berat dengan mudah ?
10. Apakah kamu dapat berjalan kaki di malam hari sendirian dengan tenang?
11. Apakah kamu mendapatkan kesulitan ketika ijin pergi keluar kota dari orang tuamu?
12. Apakah kamu dapat mengakses internet setiap hari dan setiap saat dengan mudah dan
cepat?
13. Apakah kamu mudah mengakses transportasi setiapa saat atau ketika darurat?
14. Apakah kamu dapat mengakses layanan kesehatan ataupun layanan administrasi dengan
mudah dan cepat?
15. Apakah kamu dapat beribadah/merayakan hari raya dengan tenang?
16. Apakah kamu dapat menemukan rumah ibadah/fasilitas ibadah agama atau
kepercayaanmu dengan mudah?
17. Apakah kamu termasuk siswa berprestasi di SMP (masuk ranking/pernah juara )?
18. Apakah guru banyak mengenalmu?
19. Apakah kamu banyak mendapatkan kemudahan ketika berurusan dengan guru?
20. Apakah kamu dapat menjadi pemimpin di sekolah/ Ketua kelas ?
21. Apakah pendapat kamu diperhatikan ketika rapat di sekolah atau dimasyarakat ( missal :
karang taruna)?
22. Apakah kamu mendapatkan prioritas menyampaikan ide/pendapat dalam keluarga?
23. Apakah kamu mendapatkan jatah uang saku lebih besar ?
24. Apakah kamu mendapatkan jatah pekerjaan rumah (mencuci, ngepel dll) lebih banyak ?
25. Kendaraan apa yang kamu pakai disekolah ?
26. Apakah kamu kesulitan mendapatkan ijin menggunakan kendaraan (mobil atau motor)
dari orang tua?
Setelah mengidentifikasi identitas diri yang melekat Peserta didik diajak untuk
mengenal konsep keadaan menguntungkan atau privilese (privilege) yang kita miliki.
Peserta didik menuliskan sebanyak banyaknya keadaan meguntungkan yang dia
peroleh karena kondisi dirinya.
Contoh di keluarga :mendapatkan uang saku lebih banyak (karena anak pertama )
Dimasyarakat : lebih diperhatikan ketika rapat karang taruna (bersekolah negeri
dan berprestasi )
Di sekolah : lebih dikenal guru ( karena berprestasi )
Selanjutnya beberapa siswa diminta untuk maju kedepan. Guru memilihnya
secara random
Guru mendapatkan kesimpulan bahwa ada individu selalu mendapatkan keadaan
yang menguntungkan dari kondisinya.
Pada tahap selanjutnya
Guru menjelaskan mengenai hak istimewa yang dimiliki oleh sebuah individu atau
kelompok, dapat berdampak pada partisipasi individu dalam kelompok.
Guru memaparkan tentang privilese.
Peserta didik menyimak atau membaca tentang privilese
berdiskusi dalam kelompok 4-5 orang dengan panduan LKPD

Tugas
Menjawab pertanyaan
Dikusi kelompok

24
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
AKTIVITAS 4.2 ( 1 JP )

Menjawab pertanyaan
1. Jawablah pertanyyan berikut :
Pertanyaaan Jawaban
1. Siapa nama kamu
2. Apa identitas gender kamu?
3. Berapa usia kamu?
4. Di mana kamu tinggal? (pedesaan,
kota, pinggiran)
5. Apa agama atau kepercayaan kamu?
6. Kamu anak nomor berapa ?
7. Berapa jumlah saudaramu?
8. Kendaraan apa yang kamu pakai
disekolah ?

Pertanyaaan Jawaban ‘ya’ skor 1 Jawaban ‘tidak’skor 0


9. Apa teman atau orang lain kesulitan
meneyebut atau menuliskan nama
lengkapmu?
10. Apakah Kamu dapat turun tangga
atau membawa beban berat dengan
mudah ?
11. Apakah kamu dapat berjalan kaki di
malam hari sendirian dengan
tenang?
12. Apakah kamu mendapatkan
kesulitan ketika ijin pergi keluar
kota dari orang tuamu?
13. Apakah kamu dapat mengakses
internet setiap hari dan setiap saat
dengan mudah dan cepat?
14. Apakah kamu mudah mengakses
transportasi setiapa saat atau ketika
darurat dengan mudah?
15. Apakah kamu dapat mengakses
layanan kesehatan ataupun layanan
administrasi dengan mudah dan
cepat?
16. Apakah kamu dapat
beribadah/merayakan hari raya
dengan tenang?
17. Apakah kamu dapat menemukan
rumah ibadah/fasilitas ibadah agama
atau kepercayaanmu dengan mudah?
18. Apakah kamu termasuk siswa
berprestasi (masuk ranking/pernah

25
juara )?
19. Apakah guru banyak mengenalmu?
20. Apakah kamu banyak mendapatkan
kemudahan ketika berurusan dengan
guru?
21. Apakah kamu dapat menjadi
pemimpin di sekolah/ Ketua kelas ?
22. Apakah pendapat kamu diperhatikan
ketika rapat di sekolah atau
dimasyarakat (missal : karang
taruna)?
23. Apakah kamu mendapatkan prioritas
menyampaikan ide/pendapat dalam
keluarga?
24. Apakah kamu mendapatkan jatah
uang saku lebih besar ?
25. Apakah kamu mendapatkan jatah
pekerjaan rumah (mencuci, ngepel
dll) lebih banyak ?
26. Apakah kamu kesulitan
mendapatkan ijin menggunakan
kendaraan (mobil atau motor) dari
orang tua?
Jumlah skor

Bercerita
Setelah mengisi tabel tersebut di atas maka :
Tulislah cerita tentang keuntungan – keuntungan yang kamu peroleh dikarenakan kondisimu,
status sosialmu, status dalam keluarga, sekolahmu dan apa yang kamu miliki.

26
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
AKTIVITAS 4.2 (2 JP)

Pada aktivitas 4.2 Peserta didik melakukan kegiatan:


1. Membaca artikel /menyimak pemaparan tentang privilese
2. Diskusi kelompok

Bacalah artikel berikut !


Sumber : https://www.gramedia.com/best-seller/privilege/
Privilege atau hak istimewa sosial merupakan hak istimewa yang dimiliki oleh seseorang atau
sekelompok orang, dan tidak dimiliki oleh pihak lainnya. Hak privilege dapat muncul dari hasil
stratifikasi sosial dengan adanya perbedaan akses untuk memperoleh barang dan mendapatkan
layanan yang sama. Privilege yang terikat erat dengan diskriminasi serta muncul karena adanya
kesenjangan ekonomi yang mempengaruhi kesenjangan sosial.

Hak privilege merupakan jaminan khusus yang didasarkan pada Undang-undang. Hak privilege atau
hak istimewa merupakan suatu hak yang didahulukan. Hak privilege bisa kita lihat dalam Pasal
1134 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, yaitu “Suatu hal yang oleh Undang-undang diberikan
kepada seorang berpiutang sehingga tingkatnya lebih tinggi daripada orang berpiutang lainnya,
semata-mata berdasarkan sifat piutangnya”.

Pengertian Privilege
o privilege memiliki arti kelebihan yang hanya dimiliki oleh satu orang atau sekelompok orang.
Biasanya karena kedudukan atau jumlah kekayaan yang dimiliki.
o Privilege adalah kesempatan dalam melakukan sesuatu yang istimewa atau menyenangkan.
o Privilege adalah keuntungan yang dimiliki oleh sejumlah orang kaya atau berasal dari kelas sosial
yang tinggi, ras atau jenis kelamin tertentu dalam masyarakat yang tidak dimiliki oleh orang yang
tidak termasuk dalam kelompok tersebut.
o Privilege adalah sebuah hak atau manfaat yang diberikan kepada beberapa orang dan bukan
kepada orang lain.
o Privilege adalah sebuah keuntungan yang dimiliki oleh orang kaya dan yang berkuasa atas orang
lain dalam suatu masyarakat.
o Privilege artinya memiliki kesempatan khusus untuk melakukan sesuatu yang membuat seseorang
bangga.

Jenis-Jenis Privilege
1. Ras
Orang-orang kulit putih mendapatkan sebuah keuntungan yang tidak diperoleh orang-orang warna
kulit lainnya di masyarakat, karena mereka diperlakukan lebih baik daripada mereka yang tidak
berkulit putih. Selain mengakui adanya hak istimewa kulit putih, penelitian juga menemukan bahwa
kesadaran tentang hak istimewa seperti ini tidak menghasilkan perubahan terkait bias rasial.
Akan tetapi, selain mengakui hak istimewa jika orang berkulit putih juga merasa diberdayakan oleh
kemampuan mereka untuk terlibat dalam perubahan sosial, hal semacam itu memungkinkan bagi
mereka untuk mengambil sebuah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi ketidakadilan. Dan
melakukannya pada akhir akan berdampak pada bias rasial.
2. Kelas
Orang-orang yang terlahir kaya memiliki keuntungan yang tidak diperoleh daripada mereka yang
kekurangan sumber keuangan, karena mereka memiliki akses yang lebih besar dalam peluangnya.

27
Dengan cara seperti ini, individu yang lebih kaya mungkin akan menghadapi kesulitan hidup
yang tidak disebabkan oleh sumber daya keuangan mereka yang meningkat seperti orang yang tidak
memiliki kekayaan yang tertindas.

3. Jenis kelamin
Individu Cisgender memiliki hak istimewa atas transgender dan folx non biner. Tak hanya itu, pria
memiliki keuntungan yang tidak diterima dibandingkan dengan jenis kelamin yang terpinggirkan.
Mereka yang mengidentifikasi dengan jenis kelamin yang ditugaskan saat mereka lahir mungkin
mengalami tantangan. Kesulitan seperti ini tidak terkait dengan identitas mereka sebagai individu
cisgender. Begitupun sebaliknya, Cissexism sangat mempengaruhi kehidupan orang-orang trans dan
non-biner. Kesulitan juga yang dihadapi oleh pria bukan karena jenis kelaminnya. Keistimewaan
gender menindas gender yang terpinggirkan dan tentunya berdampak negatif pada kehidupan
mereka dalam berbagai cara. Dalam upaya menuju kebijakan gender yang lebih inklusif di sebuah
Universitas, para peneliti menemukan bahwa “Pekerjaan memfasilitasi pergeseran budaya,
kenyataan dari apa yang sering harus terjadi, memakan waktu dan yang membutuhkan kemitraan
lintas garis tradisional kekuasaan dan hak istimewa.”

4. Kemampuan
Kemampuan setiap orang yang memiliki badan sehat tentunya mendapatkan keuntungan yang
diperoleh, jika dibandingkan dengan orang yang cacat. Yang mana hal seperti ini berdampak pada
kehidupan mereka sendiri. Mereka yang tidak mengalami disabilitas memiliki hak istimewa atas
penyandang disabilitas. Hasil penelitian tentang pengalaman mampu menemukan bahwa 28,3%
siswa dengan disabilitas melaporkan pernah mengalami mikro agresi dalam kelas pekerjaan sosial
mereka, seperti meminimalkan atau mengabaikan masalah disabilitas, bullying dan masih banyak
lagi. Apabila masalah yang seperti ini dilaporkan dalam program akademik, yang mana pihak
fakultas diharapkan bisa mempromosikan hasil yang adil. Dari ini menunjukkan bagaimana mereka
yang bekerja di lembaga akademik bisa gagal untuk mengakui hak istimewa mereka yang berbadan
sehat ketika berkaitan dengan para penyandang cacat.

5. Orientasi Seksual
Orientasi seksual, Folx heteroseksual memiliki keistimewaan atas orientasi seksual lainnya, karena
mereka mendapat manfaat dari konstruksi sosial yang menempatkan mereka dalam kelompok
dominan daripada folx yang homoseksual, panseksual, aseksual, dan semacamnya. Meskipun orang
heteroseksual mungkin mengalami kesulitan dalam hidup mereka, tetapi hal ini tidak terkait dengan
orientasi seksual mereka. Sebuah studi tentang perempuan heteroseksual yang dijadikan sebagai
sebuah sampel pada interval dua puluh tahun dari tahun 1952 sampai tahun 1992 menemukan
bahwa perubahan sosial dalam sikap dapat dan memang terjadi selama 20 tahun pertama, tetapi lebih
sedikit pada periode 20 tahun kedua. Dengan cara ini, mudah untuk melihat bagaimana orang- orang
yang memiliki hak istimewa seringkali

6. Usia
Mengapa usia menjadi hak istimewa? Grameds, sebagian besar masyarakat konsumerisme
mendefinisikan tentang bagaimana orang-orang, konsumen dan produsen hanya memiliki sedikit
kegunaan untuk orang-orang yang sudah pensiun. Dengan hal ini kemungkinan dengan pendapatan
yang tetap dan juga semakin tidak fotogenik.

7. Agama
Slogan dari Critical legal study adalah Law is Politics, agama dan kepercayaan yang terdapat di
Indonesia bukan merupakan keistimewaan atau privilege, tetapi merupakan hak atau right. Hukum
di Indonesia didasarkan pada politik dan juga moral yang menempatkan agama yang merupakan

28
suatu kepercayaan sebagai yang sakral sehingga harus diatur dalam hukum.. Bukan hanya dari
Undang-Undang tentang Administrasi Kependudukan, secara hierarkis Pancasila yang merupakan
cita negara menempatkan keberadaan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa sebagai bagian
yang paling penting. Akibatnya negara memiliki kewajiban (atau bahkan dapat dikatakan hak) untuk
mengatur kehidupan beragama dan kepercayaan dengan tujuan melindungi warga negara. Suatu hak
membuat kependudukan tidak sejajar lagi dan merupakan kritik dari postmodernist jurisprudence.

8. Pendidikan
Pendidikan merupakan hak asasi manusia. Setiap masyarakat Indonesia wajib mendapatkan haknya
untuk mengejar pendidikan dengan bersekolah dan lainnya tanpa adanya diskriminasi apapun dan
dalam bentuk apapun. Maka dengan itu, negara wajib melindungi, menghormati dan juga memenuhi
kewajiban untuk pendidikan masyarakat.. Sehingga pendidikan merupakan hak asasi manusia yang
benar-benar penting dan wajib didapatkan semua manusia. Berikut hak atas pendidikan, yaitu:
o Pendidikan dasar yang gratis, wajib, dan tentunya bersifat universal
o Pendidikan menengah, termasuk teknik dan kejuruan yang tersedia secara umum, dapat diakses
oleh semua atas dasar kapasitas individu yang progresif gratis
o Pendidikan tinggi yang dapat diakses oleh semua orang atas dasar kapasitas individu namun
progresif gratis
o Pendidikan dasar bagi individu yang belum menyelesaikan pendidikan
o Kesempatan mendapatkan pelatihan profesional
o Pemerataan mutu pendidikan melalui standar minimal
o Pengajaran dan perlengkapan berkualitas untuk guru
o Sistem fellowship yang memadai dan kondisi materi untuk staf pengajar
o Kebebasan memilih
Selain itu, masyarakat yang menempuh pendidikan tentunya memiliki hak, seperti:
o Berhak mengembangkan diri
o Berhak untuk mengemukakan pendapat
o Berhak untuk mendapatkan perlindungan
o Berhak bertanya saat tidak mengerti sesuatu dalam pembelajaran
o Berhak mendapatkan teman dan juga bersosialisasi
o Berhak mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kompetensi dan tidak peduli berada di desa
atau di kota maupun sekolah swasta atau sekolah negeri
o Mendapatkan perlakuan yang merasa di sekolah tidak peduli dengan ras, agama, kondisi fisik,
maupun status sosial
o Berhak mendapat pendidikan yang baik dan benar dari guru tanpa membeda murid
o Berhak mendapat akses yang layak ke sekolah
o Berhak mendapatkan fasilitas belajar yang mumpuni
o Berhak mendapat lingkungan sekolah yang aman tanpa diskriminasi juga perundungan
o Berhak memilih untuk sekolah dan berpindah sekolah
o Berhak memilih bidang pendidikan sesuai dengan minat dan bakat
o Berhak memperoleh nilai yang sesuai dengan kemampuan
o Berhak menyelesaikan pendidikan lebih cepat daripada waktu normalnya
o Berhak mendapatkan pendidikan agama yang dipercayainya

9. Kewarganegaraan
Dalam Undang-undang Negara Republik Indonesia tentang Kewarganegaraan juga disebutkan
adanya pemberian Kewarganegaraan Indonesia kepada Orang Asing secara Istimewa. Artinya orang
yang diberikan status istimewa sebagai warga negara itu tidak perlu mengajukan permohonan

29
secara khusus untuk memperoleh kewarganegaraan Indonesia atau tidak perlu melengkapi banyak
persyaratan seperti naturalisasi biasa.Biasanya naturalisasi istimewa ini diberikan kepada warga
negara asing yang sudah berjasa kepada Negara Republik Indonesia (NKRI). Naturalisasi ini
diberikan oleh Presiden dengan persetujuan DPR dan diatur dalam Pasal 20 UU No. 12 Tahun 2006.

10. Penampilan
Standar kecantikan ditetapkan dan dipertahankan oleh wajah yang ditampilkan oleh media, televisi
dan media lainnya. Untuk waktu yang lama, kecantikan berwarna putih, kurus, dan cisgender.
Orang-orang yang kita pilih untuk dirayakan sering kali mencerminkan siapa yang kita anggap
cantik. Dan mereka yang memiliki ciri-ciri fisik terkenal mendapat manfaat dari hak istimewa yang
cantik.. Akan tetapi bagaimana jika penampilan mengarah pada diskriminasi? Undang-undang
negara Indonesia seharusnya melarang diskriminasi terhadap orang lain, berdasarkan penampilan.
Hal ini karena tentunya membatasi hak atas kesempatan yang sama. Hal ini tentunya memperkuat
subordinasi kelompok di mana karakteristik. Tampak penting dalam beberapa karir seperti
pemodelan. Namun, disisi lain, sikap terhadap keefektifan karyawan sering kali mencerminkan bias
pemberi kerja, bukan pelanggan.

11. Ukuran badan


Bagi beberapa orang mengatakan bahwa hak istimewa hanya bisa diterapkan dalam keadaan yang
tidak dapat diubah, seperti halnya ras atau jenis kelamin, dan tidak dalam kasus-kasus yang berada
dibawah kendali orang yang berpengaruh. Maka gagasan tentang hak istimewa tubuh tetap
diperdebatkan.

Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah

Setelah membaca atau menyimak tentang privilage, Buatlah kesimpulan dari artikel privilese yang
telah kamu baca . Diskusikankah dengan kelompokmu mengenai pengertian privilage, dampak yang
ditimbulkan, kelebihan dan kelemahan

Pengertian Dampak

30
Kelebihan Kelemahan

31
Aktivitas 5

Dalam sesi ini, peserta didik akan mengeksplorasi isu sosial terkini tentang dinamika
kelompok rentan dan marginal, khususnya tentang bagaimanakelompok marginal atas etnis, dan
kepercayaan menjalankan peran bermasyarakat, bagaimana tantangan atau bentuk diskriminasi yang
terjadi terhadap kelompok tersebut, bagaimana bentuk dukungan dari pemangku kebijakan dan
masyarakat, serta mencoba membuat solusi atau usulan yang bisa diajukan dari isu tersebut sesuai
dengan pemahaman dan pengetahuan mereka. Setelah itu guru akan menghubungkan temuan
peserta didik dengan memaparkan tentang konsep inklusi sosial.
Inklusi sosial didefinisikan sebagai proses meningkatkan partisipasi dalam masyarakat,
terutama bagi orang-orang yang terpinggirkan, melalui peningkatan peluang, akses ke sumber daya,
pendapat, dan penghormatan terhadap hak (4 United Nations. (2016). Identifying Social Inclusion and
Exclusion. Diakses dari https://www.un.org/esa/socdev/rwss/2016/chapter1.pdf pada 3 Juli
2020.).
Dengan memiliki pengetahuan dasar tentang inklusi sosial, diharapkan dapat mendorong
inovasi dan kolaborasi Peserta didik untuk dapat melakukan aksi yang efektif terhadap
permasalahan terhadap tantangan kehidupan keragaman di Indonesia.

Aktivitas 5 : Tahapan Pengenalan: Pemaparan tentang inklusi sosial dan Riset Waktu
tentang dinamika kelompok rentan dan marginal

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mengenal tentang inklusi sosial

Peserta didik untuk dapat melakukan aksi yang efektif terhadap permasalahan tantangan
kehidupan keragaman di Indonesia

Profil pancasila yan dikembangkan

Kebhinekaan global
Berpikir kritis

Kegiatan: studi kasus dan Eksplorasi isu tentang Inklusi Sosial


Waktu : 5JP (2 jam pelajaran studi kasus, 3 jam pelajaran pemaparan dan diskusi tentang
inklusi sosial,)

Peralatan:
-akses internet, alat tulis, contoh kasus untuk diskusi
Peran guru: Fasilitator

Persiapan:
1. Guru menyiapkan pembagian kelompok
2. Guru menyediakan alat untuk riset (komputer, akses internet, atau buku)
3. Guru menyiapkan artikel atau foto kasus tentang isu diskriminasi agama dan
kepercayaan, atau diskriminasi terhadap suku, maupun fasilitas publik yang belum
inklusif, sebagai tahap awal sebelum guru memaparkan tentang berpikir kritis dan
inklusi sosial, berikut beberapa referensi isu yang bisa digunakan untuk studi
kasus:
https://www.hrw.org/id/news/2016/08/30/293514

32
https://tirto.id/pemaksaan-memakai-jilbab-saat-ini-dan-pelarangan-pada-era-orde-
baru-f9Kb

https://nasional.kompas.com/read/2022/06/03/02000031/contoh-diskriminasi-ras-
dan-etnis-di-indonesia

https://www.idntimes.com/news/indonesia/linda/5-kejadian-penyerangan-rumah-
ibadah-di-indonesia?page=all

https://katadata.co.id/tiakomalasari/berita/6260fe6ac99a0/kisah-perempuan-di-
industri-hadapi-diskriminasi-upah-hingga-jabatan

https://theconversation.com/kasus-aice-dilema-buruh-perempuan-di-indonesia-
dan-pentingnya-kesetaraan-gender-di-lingkungan-kerja-133010

(guru/fasilitator dapat mencari contoh lain dari video atau artikel yang terkait kasus
ketidaksetaan dan intoleransi di Indonesia)
Pelaksanaan:
1. Peserta didik dibagi dalam kelompok 5-6 orang 2 JP
2. Guru menunjukkan sebuah artikel/isu tentang diskriminasi agama dan kepercayaan,
atau diskriminasi terhadap suku, maupun fasilitas publik yang belum inklusif,
sebagai tahap awal sebelum guru memaparkan tentang inklusi sosial.
3. Peserta didik diminta menanggapi kasus tersebut secara kritis dengan panduan
LKPD
4. Peserta didik mempresentasikan hasil kedepan
5. Mendapatkan umpan balik dari kelompok lain

6. Peserta didik diminta berkelompok 5 – 6 orang. 3 JP


7. Siswa membaca mengenai inklusi sosial, regresi,segresi dan integrasi sosial.
8. Guru meminta peserta didik menerjemahkan gambar model secara berkelompok
dan memberikan contohnya, Peserta didik dapat berdiskusi, maupun riset melalui
internet.
9. Setelah itu peserta didik menjelaskan hasil temuan mereka. guru menyempurnakan
temuan hasil Peserta didik dengan definisi dan contoh yang lebih lengkap.

Tugas
Mengerjakan LKPD
Studi kasus - presentasi
Diskusi dan presentasi

33
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
AKTIVITAS 5.1 (2 JP)

Pada aktivitas 5.1 Peserta didik melakukan kegiatan:


Studi kasus (2 JP)

Bacalah salah satu artikel di bawah ini !

Artikel 1
https://www.hrw.org/id/news/2016/08/30/293514

Artikel 2
https://tirto.id/pemaksaan-memakai-jilbab-saat-ini-dan-pelarangan-pada-era-orde-baru-f9Kb

artikel 3
https://nasional.kompas.com/read/2022/06/03/02000031/contoh-diskriminasi-ras-dan-etnis-di-
indonesia

Artikel 4
https://www.idntimes.com/news/indonesia/linda/5-kejadian-penyerangan-rumah-ibadah-di-
indonesia?page=all

Artikel 5
https://katadata.co.id/tiakomalasari/berita/6260fe6ac99a0/kisah-perempuan-di-industri-hadapi-
diskriminasi-upah-hingga-jabatan

Artikel 6
https://theconversation.com/kasus-aice-dilema-buruh-perempuan-di-indonesia-dan-pentingnya-
kesetaraan-gender-di-lingkungan-kerja-133010

Setelah membaca salah satu artikel di atas, jawablah pertanyaan berikut


1. Bagaimana perasaanmu jika menjadi subjek dalam berita tersebut?
2. Mengapa menurutmu hal tersebut bisa terjadi?
3. Apakah hal tersebut bisa dihindari?
4. Apa yang perlu dilakukan jika hal tersebut terjadi kembali? Apakah cara tersebut
memungkinkan untuk dilakukan?
5. Bagaimana agar hal tersebut tidak terjadi kembali?
6. Siapa saja yang bisa berkontribusi untuk melakukan perubahan?
7. Kesimpulan apa yang kamu peroleh ?

34
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
AKTIVITAS 5.2 (3 JP)

Pada aktivitas 5.2 Peserta didik melakukan kegiatan:

Diskusi kelompok (3 JP)


Artikel
PENGERTIAN SIKAP INKLUSIF DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI
Oleh Dwi Latifatul Fajri
Sumber : https://katadata.co.id/agung/berita/6245f02c37198/pengertian-sikap-
inklusif-dan-contohnya-di-kehidupan-sehari-hari
Pengertian Sikap Inklusif dan Contohnya di Kehidupan Sehari-Hari Inklusif adalah
keterbukaan kelompok masyarakat untuk toleransi dan menghargai budaya. Dalam
pendidikan, contoh sikap inklusif yaitu tidak membeda-bedakan teman. Berikut
penjelasannya. contoh sikap inklusif yaitu menghargai perbedaan Istilah inklusif dan
eksklusif berkaitan dengan dunia pendidikan. Kata inklusif merujuk pada penggambaran
masyarakat yang terbuka pada keberagaman budaya. Inklusif menjelaskan keterbukaan
masyarakat pada toleransi, menerima, dan berinteraksi dengan budaya lain. Selain kata
inklusif, ada juga kata eksklusif. Mengutip dari gramedia.com, eksklusif kebalikan dari
inklusif. Pengertian eksklusif yaitu sekelompok masyarakat yang membatasi, memisahkan,
hingga menutup diri dari luar. Kelompok eksklusif ini membatasi diri pada kelompok lain.
Inklusi Adalah Pendidikan dengan Pendekatan Terbuka, Ini Penjelasannya Pengertian
Inklusif Definisi inklusif menurut KBBI adalah termasuk atau terhitung. Kata inklusif
berasal dari bahasa Inggris yaitu "inclusion", yang artinya mengajak masuk atau
mengikutsertakan. Sedangkan kata eksklusif berasal dari "exclusion", yang artinya
mengeluarkan atau memisahkan. Advertisement invented by Impactify Inklusif adalah
pendekatan untuk membangun dan mengembangkan lingkungan yang lebih terbuka.
Berdasarkan buku Pengembangan Kurikulum dan Implementasi Pendidikan Inklusi di
Sekolah Dasar, inklusif bertujuan untuk mengajak dan ikut serta semua orang yang
memiliki latar belakang berbeda. Sikap inklusif bermanfaat untuk menerapkan dan
memahami masalah. Inklusif ini bertujuan untuk mengajak dan ikut serta dalam
lingkungan. Kelompok masyarakat inklusif akan terbuka dalam lingkungan sekolah,
keluarga, dan masyarakat. Contoh sikap inklusif di lingkungan yaitu sikap hormat pada
lebih tua dan menghargai ke yang lebih muda.
Pada dasarnya sikap inklusif membantu menjaga hubungan antar manusia. Sikap ini
perlu diterapkan untuk memahami perbedaan etnis, budaya, latar belakang, status, hingga
karakteristik. Menurut Marriam D.Skrdjen menjelaskan tujuan pendidikan inklusif, yaitu
mengurangi kekhawatiran, membangun, loyalitas dalam persahabatan, sikap membangun,
dan menghargai. Manfaat Inklusif Dapat membangun kesadaran akan pentingnya
pendidikan Mengurangi sikap diskriminatif atau membeda-bedakan Melibatkan dan
memberdayakan masyarakat untuk pendidikan anak sekolah Perencanaan dan monitoring
mutu pendidikan Mengetahui hambatan yang berkaitan dengan sosial dan masalah Sikap
menghargai perbedaan budaya dan tradisi yang dianut Dapat menghargai diri sendiri dan
orang lain Sadar bahwa setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang sama
Mengembangkan masyarakat yang memiliki pikiran terbuka dan cerdas Mewujudkan tatanan
masyarakat yang lebih dekat antar sesama Mengembangkan produktivitas untuk membangun
kehidupan yang lebih baik.
Contoh Sikap Inklusif Membantu menyeberangkan lansia di jalan Memberi tempat
duduk prioritas untuk ibu hamil dan lansia Tidak menganggu anak kecil Menghormati
orang yang lebih tua Membantu orang yang kesusahan Melakukan gotong royong bersih

35
desa Membantu tetangga membetulkan jalanan rusak Melapor pada pihak berwajib jika ada
fasilitas rusak Berteman dengan semua orang tanpa membeda-bedakan Bersikap ramah
pada semua orang Menghargai orang yang berbeda dari segi etnis, agama, dan budaya
Tidak menganggu anak kecil Tujuan Pendidikan Inklusif Pada dasarnya setiap orang
memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan. Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003, pasal 5
ayat 1 berbunyi 'bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang merata dan berpengaruh pada pengembangan pendidikan'. Pendidikan
inklusif penting untuk menekan sikap anti diskriminasi, perjuangan hak dan kewajiban,
serta kualitas pendidikan. Anak-anak berhak mendapatkan perkembangan dan kemajuan
pendidikan. Menurut UNESCO, pendidikan inklusif penting untuk proses penerimaan,
respon keberagaman, dan kebutuhan semua siswa. Sehingga siswa dapat memahami dan
ikut berpartisipasi dalam belajar, budaya, dan komunikasi.
Berikut tujuan pendidikan inklusif: Membantu meningkatkan kepedulian dan
kebutuhan belajar siswa Guru dan siswa nyaman dengan keberagaman Memberi
kesempatan kepada peserta didik, untuk mendapatkan pendidikan sesuai kebutuhan dan
kualitas Adanya keanekaragaman, tidak diskriminatif, dan saling menghargai di sekolah.

Pengertian Eksklusi Sosial – Konsep dan Arti


Sosial By NaishaPratiwi · November 19, 2021 5:05 am · Comments

Eksklusi mengacu pada situasi marjinalisasi atau segregasi yang memengaruhi


kelompok tertentu dalam masyarakat, seperti etnis, agama, atau ras minoritas. Kata tersebut
berasal dari bahasa Latin exclusio, exclusiōnis.
Eksklusi berarti bahwa individu atau kelompok orang tertentu memiliki kondisi yang
tidak setara atau merugikan dalam mengakses barang, jasa atau sumber daya tertentu dalam
kaitannya dengan individu atau kelompok sosial lain, yang berada pada posisi istimewa.
Selain itu, subjek yang terpinggirkan tidak memiliki akses (atau mengalami kesulitan
serius dalam mengakses) pekerjaan, pelatihan, peluang budaya atau politik di masyarakat
tempat mereka tinggal, terhadap layanan dasar air atau listrik, ke sistem kesehatan atau
perlindungan. Sosial.
Semua ini, pada gilirannya, menyebabkan berkurangnya harapan untuk mendapatkan
pekerjaan yang baik, memperbaiki situasi ekonomi atau menduduki posisi pengaruh atau
kekuasaan di lembaga-lembaga negara.
Eksklusi sosial memanifestasikan dirinya dalam kemiskinan, stigma, diskriminasi,
atau kondisi tidak menguntungkan di mana individu dipaksa untuk hidup. Dengan
demikian, orang yang dikucilkan tidak dapat sepenuhnya menikmati statusnya sebagai
warga negara atau menikmati hak-haknya. Eksklusi sangat mengakar dalam masyarakat,
dan mematuhi sistem nilai dan kode tertentu yang menurutnya semua yang tidak sesuai
dengannya akan ditolak atau dikesampingkan.
Eksklusi sosial dari individu yang paling rentan dalam masyarakat, serta minoritas
dari semua jenis: etnis, ras, agama, nasional, politik, seksual, dan banyak lainnya.
Kebalikan dari eksklusi adalah inklusi. Inklusi adalah cara untuk mengatasi masalah
ketimpangan yang mempengaruhi masyarakat kita saat ini.
Eksklusi sosial adalah kurangnya partisipasi segmen penduduk dalam kehidupan
budaya, ekonomi dan sosial masyarakatnya masing-masing karena kurangnya hak, sumber
daya dan kapasitas dasar (akses ke legalitas, pasar tenaga kerja, pendidikan, teknologi
informasi, kesehatan dan sistem perlindungan sosial) faktor-faktor yang memungkinkan
partisipasi sosial sepenuhnya.
Eksklusi sosial merupakan konsep kunci dalam konteks Uni Eropa untuk mengatasi
situasi kemiskinan, ketidaksetaraan sosial, kerentanan dan marjinalisasi sebagian

36
penduduknya. Konsep tersebut juga telah menyebar, meski lebih terbatas, ke luar Eropa.
Uni Eropa memproklamasikan 1998 sebagai tahun Eropa untuk memerangi kemiskinan dan
eksklusi sosial.
Eksklusi sosial berasal dari penolakan ekonomi, politik dan pendidikan. Mereka
bergerak pada sumbu yang berasal dari pengertian bahasa Prancis asli dari istilah tersebut,
yang berfokus pada pecahnya apa yang disebut Durkheim sebagai lien sosial (“ikatan
sosial”) dan yang dengan sendirinya tidak ada hubungannya dengan kemiskinan, menjadi
suatu pengertian. Lebih lanjut dalam bahasa Inggris, eksklusi sosial didefinisikan sebagai
jumlah dari situasi kekurangan atau kemiskinan yang diasumsikan, dalam dirinya sendiri,
komponen dan penyebab pengucilan.
Eksklusi pendidikan
Eksklusi pendidikan adalah yang terkait dengan akses pendidikan bagi semua warga
negara suatu negara. Ini menjadi bukti ketika keadaan atau kondisi individu atau kelompok
sosial tertentu mempengaruhi kemungkinan mereka untuk memperoleh pelatihan yang
komprehensif dan sumber daya dan pengetahuan untuk berkembang sepenuhnya. Oleh
karena itu, eksklusi pendidikan mengarah pada eksklusi sosial.
Di beberapa negara kita, terlepas dari fakta bahwa konstitusi menjaga kesetaraan
akses pendidikan bagi warga negara kita, kenyataannya adalah faktor-faktor seperti tingkat
ekonomi atau kelas sosial, dan bahkan wilayah tempat mereka tinggal. (urbanisasi atau
lingkungan, pedesaan atau kota) mendukung kondisi marjinalisasi yang mengakibatkan
desersi atau tertinggal pada kelompok yang paling rentan.

Pengertian Segregasi Sosial, Bentuk, dan Jenisnya


https://www.sosial79.com/2020/08/pengertian-segregasi-sosial-bentuk-
dan.html#:~:text=3.%20Segregasi%20kelas%2C%20adalah%20pemisahan,sebagai%20te
mpat%20tinggal%20atau%20domisili.

A. Pengertian Segregasi Sosial


Segregasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti pemisahan (suatu
golongan dari golongan lainnya); pengasingan; pengucilan. Kata segregasi mengacu pada
tindakan dan efek memisahkan, memarginalkan, atau memisahkan sesuatu dari sesuatu atau orang
tertentu. Segregasi biasanya terjadi karena alasan budaya atau politik. Dalam Kamus Sosiologi,
Segregasi (segregation) diartikan dengan konsentrasi bagian-bagian populasi atau organisasi
secara sukarela atau dengan paksaan di wilayah tertentu. Segregasi sosial merupakan konsep yang
menjelaskan mengenai adanya pemisahan interaksi dan hubungan antara kedua kelompok yang
berbeda. Segregasi terjadi ketika kedua kelompok yang berbeda tersebut memiliki jarak sosial
yang cukup tinggi, sehingga mereka saling menolak untuk berinteraksi apalagi bekerja sama. Jika
segregasi terjadi secara alamiah dan sukarela maka dapat dihasilkan suatu keadaan yang agak
stabil tanpa adanya konflik, karena tidak ada antar-hubungan, jadi kurang ada kesepakatan untuk
timbulnya konflik.
Berbeda jika segregasi dilakukan sebagai suatu politik yang bertujuan menekankan atau
menahan suatu golongan minoritas dalam suatu keadaan inferior, misalnya pada aspek
pemukiman, dalam aspek pendidikan, dan lain sebagainya, serta dalam suatu kedudukan ekonomi
yang rendah. Sosiologi79 Segregasi merupakan bentuk diskriminasi yang paling kasar, sebagai
misalnya yang berlangsung di Amerika Serikat pada era 1960-an dan di Afrika Selatan pada masa
politik Apartheid. Segregasi dalam bentuknya yang paling ekstrem juga berlangsung di Australia.
Di negara tersebut segregasi diberlakukan kepada orang-orang Aborigin yang merupakan penduduk
asli Australia

B. Bentuk Segregasi
1. Segregasi etnis, adalah adanya konsentrasi-konsentrasi atau pemusatan masyarakat dalam suatu
lingkungan atas dasar etnik tertentu. Segregasi etnis sering kali dianggap sebagai ‘akar
masalah’ dari sebuah konflik.

37
2. Segregasi pemukiman, adalah pemisahan penduduk berdasarkan atas tempat tinggal.
Segregasi pemukiman sebenarnya dapat fungsional bagi struktur sosial. Hal ini didasarkan
atas asumsi bahwa masing-masing kelompok etnis, yang dipandang secara esensialis,
sebaiknya memiliki “dominasi” di wilayahnya sendiri.
3. Segregasi kelas, adalah pemisahan atas dasar kelas sosial. Berdasarkan kelas sosialnya,
penduduk terpisah kehidupan sosialnya satu sama lain. Misalnya, kelompok kelas sosial atas
cenderung membentuk semacam aglomerasi dengan menempati daerah tertentu sebagai tempat
tinggal atau domisili.
4. Segregasi agama, adalah konsentrasi-konsentrasi masyarakat dalam suatu lingkungan (kota)
dengan dasar agama. Contoh dari seregasi agama adalah adanya segregasi pemukiman
berdasarkan agama di Kota Ambon antara kampung Islam (salam) dan kampung Nasrani
(Sarani).
5. Segregasi ras, adalah pemisahan penduduk berdasarkan perbedaan ras. Segregasi ras
ditegakkan melalui berbagai peraturan perundang-undangan. Segregasi ras di antaranya
pernah diterapkan dalam masyarakat yang menganut sistem Apartheid seperti di Afrika
Selatan. Contoh lain adanya sejumlah pemukiman atas dasar ras seperti Chinatown, Little
Japan dan kota Italia di Amerika Serikat. Contoh lainnya adalah adanya segregasi
pemukiman antara orang Yahudi dan Palestina serta Armenia di Israel.
C. Jenis Segregasi Sosiologi
1. Segregasi terpaksa (involuntary segregation), adalah segregasi yang dipaksakan terutama
oleh pihak luar. Contoh pemaksaan pemerintah Israel kepada orang Palestina untuk tinggal
terkonsentrasi di Jalur Gaza. Pemaksaan yang dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat
terhadap orang-orang Indian untuk mendiami kawasan tertentu. Pemaksaan pemerintah kulit
putih Australia terhadap orang-orang Aborigin untuk mendiami kawasan khusus. Pemaksaan
yang dilakukan oleh pemerintahan Apartheid kepada orang kulit hitam untuk mendiami
kawasan tertentu.
2. Segregasi Sukarela (voluntary segregation), model segregasi ini memang menjadi pilihan
sadar dari kelompok sosial yang ada, di antaranya dilatarbelakangi oleh adanya pemukiman
yang terpisah semenjak beberapa generasi sebelumnya. Misalnya sejumlah pendatang yang
bermigrasi ke Ambon dilatarbelakangi oleh pertimbangan ekonomi semata, sehingga seluruh
keputusan sosial termasuk memilih lokasi pemukiman juga didasarkan atas pertimbangan
ekonomis seperti di dekat pasar dan lain sebagainya.

"Bentuk-bentuk Integrasi Sosial & Definisinya dalam Kajian Sosiologi",


https://tirto.id/f92C
Jessica Amelia Hapsari - 14 Des 2021 16:15 WIB

Integrasi sosial memiliki sejumlah definisi menurut para ahli. Sementara bentuknya
terdiri dari 3 jenis. Berikut ini penjelasannya masing-masing. Integrasi sosial adalah proses
penyesuaian unsur-unsur sosial yang berbeda sehingga membentuk kesatuan masyarakat
yang serasi.
Ada 3 bentuk integrasi sosial, yaitu normatif, fungsional, dan koersif. Mengapa
banyak kelompok berbeda latar belakang tetap bisa harmonis dan hidup berdampaingan di
suatu masyarakat? Pertanyaan seperti ini mendorong pembahasan topik integrasi sosial
dalam studi sosiologi. Dalam kajian sosiologi, konsep integrasi sosial mengacu pada kondisi
adanya kelompok minoritas, yang tergabung dalam masyarakat dan dapat berpadu dengan
komunitas yang lebih besar, tanpa adanya paksaan maupun tekanan. Definisi Integrasi Sosial
Mengutip penjelasan di situs study, Integrasi sosial bisa juga mengacu pada kesepakatan
bersama di masyarakat terkait sistem makna, bahasa, budaya, dan lainnya, yang meminimalisir
perbedaan dan mendorong semua kelompok untuk hidup berdampingan. Maka itu, dengan
semakin meningkatnya integrasi sosial, konflik di tengah suatu masyarakat juga akan semakin
berkurang dan keterkaitan antar-individu bertambah erat.
Dalam perkembangan ilmu sosiologi, pembahasan tentang integrasi sosial pertama

38
kali dijelaskan oleh Emile Durkheim, melalui buku karyanya: The Division of Labour in
Society (1892). Salah satu pokok pikiran Durkheim dalam buku itu adalah bahwa setiap
orang memiliki kesadaran kolektif yang dipusatkan kepada masyarakat. Dengan kata lain, cara
setiap individu dalam berpikir, merasakan sesuatu, dan bertingkah laku sangat dipengaruhi
oleh masyarakat. Durkheim percaya, masyarakat memberikan pengaruh kuat ke tiap individu.
Norma, kepercayaan dan nilai yang diyakini oleh setiap orang membentuk kesadaran kolektif,
atau cara bersama dalam memahami dan berperilaku di dunia, demikian dikutip dari Libertext.
Baca juga: Jenis-jenis Interaksi Sosial & Teorinya Menurut para Ahli Sosiologi Bagi
Durkheim, kesadaran kolektif sangat penting dalam menjelaskan keberadaan masyarakat.
Sebab, kesadaran kolektif itu membentuk sekaligus menyatukan masyarakat. Pada saat yang
sama, kesadaran kolektif dihasilkan oleh tiap individu melalui tindakan dan interaksi satu sama
lain.
Dengan demikian, mengikuti pemahaman Durkheim, masyarakat adalah produk
sosial yang tercipta dari tindakan individu yang kemudian memberikan kekuatan sosial koersif
kembali pada individu tersebut. Melalui kesadaran kolektif mereka, Durkheim berpendapat,
manusia menjadi sadar satu sama lain sebagai makhluk sosial. Jadi, kesadaran kolektif
mengikat semua individu menjadi kesatuan masyarakat dan menciptakan integrasi sosial.
Menurut Durkheim, kesadaran kolektif dibentuk melalui interaksi sosial. Sementara mengutip
modul Sosiologi terbitan Kemdikbud, jika dirunut dari akar katanya, integrasi dalam
bahasa Inggris (integration) memiliki arti pembaruan sehingga menjadi kesatuan yang bulat
dan utuh. Adapun pembaruan merujuk pada arti berpadu, melebur, dan menyatu menjadi
satu. Adapun dalam sosiologi, definisi singkat integrasi sosial adalah proses penyesuaian pada
beberapa unsur sosial yang yang berbeda sehingga dapat membentuk kesatuan masyarakat
yang serasi.
Setidaknya ada 4 definisi integrasi sosial yang dapat memberikan pemahaman lebih
baik mengenai konsep ini. Masih mengutip modul sosiologi terbitan Kemdikbud, definisi
pertama bisa merujuk ke penjelasan dari Paul B. Horton. Menurut Paul B. Horton, integrasi
proses pengembangan masyarakat di mana segenap kelompok ras dan etnik mampu berperan
secara bersama-sama dalam kehidupan budaya dan ekonomi. Ada juga definisi integrasi
sosial versi Baton, yakni suatu integrasi sebagai sebuah pola hubungan yang mengakui
adanya suatu perbedaan ras dalam masyarakat. Namun, tidak memberikan fungsi yang
penting pada perbedaan dalam sebuah ras. Selain itu, terdapat juga definisi integrasi sosial
menurut Gilin, yaitu satu bagian dari proses sosial yang terjadi karena suatu perbedaan fisik,
emosional, budaya, dan perilaku. Adapun mengutip salah satu publikasi Springer (2019),
definisi integrasi sosial adalah konstruksi multidimensi yang menunjukkan gambaran sejauh
mana individu berpartisipasi di dalam berbagai hubungan sosial, termasuk terlibat dalam
aktivitas ataupun relasi sosial, kesadaran komunal, dan identifikasi peran sosialnya. Bentuk-
bentuk Integrasi Sosial Integrasi sosial pada dasarnya muncul karena ada kerja sama yang baik
di antara sesama anggota masyarakat. Integrasi di masyarakat akan terwujud apabila setiap
individu dalam satu kelompok sosial mampu melawan prasangka negatif sehingga tidak
terjadi konflik. Terbentuknya solidaritas sosial dapat terjadi apabila ada kolaborasi
antarindividu yang mempunyai watak, sikap dan sifat yang berbeda, dalam suatu kelompok
sosial. Lantas, bagaimana bentuk integrasi sosial di masyarakat? Dalam kajian sosiologi,
setidaknya ada 3 jenis integrasi sosial.
Ketiga bentuk itu ialah integrasi normatif; integrasi fungsional; dan integrasi koersif. Berikut
penjelasannya.
1. Integrasi normatif
Integrasi normatif dapat terjadi karena adanya norma yang berlaku di masyarakat.
Dalam konteks ini, norma merupakan pedoman untuk melakukan hubungan sosial
dalam masyarakat yang berisi perintah, larangan dan anjuran. Dengan adanya norma,

39
50
50
masyarakat dapat bersatu dan kehidupan yang harmonis bisa terwujud. Seperti contoh
yang ada di Indonesia, banyaknya pulau membuat munculnya berbagai macam
keberagaman antar suku dan budaya. Setiap daerah pastinya memiliki norma yang
mengikat dan mengatur di kawasan tersebut. Perbedaan itu dapat disatukan dengan norma
yang dianut bangsa Indonesia, yakni Bhineka Tunggal Ika.
2. Integrasi fungsional
Integrasi fungsional bisa terjadi karena ada fungsi-fungsi di masyarakat. Dengan
mengedepankan fungsi dari setiap pihak yang ada di masyarakat, integrasi sosial dapat
terbentuk. Sebagai contoh, di masyarakat ada kelompok-kelompok profesi berbeda,
seperti pedagang, pelaut, petani, pebisnis yang jika berperan sesuai fungsi masing-
masing, akan menciptakan integrasi di masyarakat.
3. Integrasi koersif
Integrasi koersif bisa terbentuk karena adanya pengaruh kekuasaan dari penguasa.
Dalam hal ini penguasa menerapkan cara-cara koersif (kekerasan). Contohnya ialah
penggunaan kekerasan oleh polisi saat membubarkan demonstrasi, yang merupakan
wujud konflik di masyarakat.
Proses integrasi dilakukan melalui dua hal, yaitu: Asimilasi: bertemunya dua kebudayaan
atau lebih yang saling memengaruhi sehingga memunculkan kebudayaan baru dengan
meninggalkan sifat asli tiaptiap kebudayaan. Akulturasi: proses sosial yang terjadi bila
kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing (baru)
sehingga kebudayaan asing (baru) diserap/ diterima dan diolah dalam kebudayaan ‘
Sedangkan, proses integrasi sosial dipengaruhi oleh beberapa faktor pendorong, di
antaranya adalah:
a. Adanya toleransi terhadap kebudayaan yang berbeda
b. Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi
c. Adanya sikap positif terhadap kebudayaan lain Adanya sikap terbuka dari golongan
yang berkuasa
d. Adanya kesamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
e. Adanya perkawinan campur (amalgamasi)
f. Adanya musuh bersama dari luar

Perhatikan gambar berikut !

40
Sumber: https://lepole.education/en/pedagogical-culture/63-the-inclusive-school.html?start=1

Bersama dengan kelompokmu, tuliskanlah sebanyak – banyaknya yang kamu ketahui tentang hal
diatas.
1. Uraikan apa yang dimaksud dengan gambar – gambar di atas!
2. Tuliskan perbedaan diantara 4 model diatas !
3. Berikanlah contohnya !

41
Aktivitas 6

Aktivitas 6 : Tahapan kontekstual: penanaman jiwa menghargai keberagaman Waktu


dan menghormati perbedaan, menghilangkan budaya ketidaksetraan yang
berkembang disekolah.

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik melatih kebugaran jasmani dan memakanai pesan tentang keberagaman

Profil pancasila yang dikembangkan


Kebhinekaan global
Kreatif
Kegiatan : Senam, kerjabakti dan permainan
Waktu : 6 JP
Peralatan: pengeras suara
Peran guru: Fasilitator
Persiapan:
1. Guru mempersiapkan tempat atau area luas, audio untuk melakukan olahraga
bersama . music pengering dapat menggunakan lagu daerah contoh Poco-Poco.
2. Guru menyiapkan permainan yang ada hubungannya dengan kebhinekaan
Pelaksanaan:
1. Peserta didik melakukan olahraga bersama di sebuah lapangan yang dipimpin oleh 3JP
guru olahraga
2. Peserta didik melakukan kerja bakti dengan arahan guru
3. Peserta didik makan bersama ( di kelas masing – masing )
4. Peserta didik melakukan permaian yang berkaitan dengan kebhinekaan sesuai 3 JP
arahan dari guru (contoh : permainan tradisional)
5. Setelah permainan selesai peserta didik diminta untuk menuliskan makna
permainan dan hubungannya dengan sikap menghadapi keberagaman.
Tugas
Peserta didik melakukan olahraga, kerja bakti dan permainan
Mengisi LKPD

42
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
AKTIVITAS 6

Setelah mengikuti kegiatan hari ini, tuliskan sebanyak banyaknya makna atau pembelajaran yang
didapat dari kegiatan tersebut

43
Aktivitas 7

Aktivitas 7.1 : Tahapan Kontekstual: Mengulas artikel tentang keragaman Waktu


individu (kelompok marginal, dan kelompok rentan) dan contoh ketidaksetaraan di
sekitar yang dapat diangkat sebagai masalah bersama

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mengenal lebih dalam tentang keberagaman
Profil pancasila yang dikembangkan
Kebhinekaan global
Berpikir kritis
Kreatif
Kegiatan : mengulas artikel

Waktu : 3 JP
Peralatan: artikel, internet, alt tulis
Peran guru: Fasilitator
Persiapan:
1. Guru mempersiapkan paparan mengani langkah – langkah mengulas artikel yang
sesuai kaidah.
2. Peserta didik mempersiapkan konsep artikel .

Pelaksanaan:
1. Guru menyampaikan paparan mengani langkah – langkah mengulas artikel yang
sesuai kaidah.
2. Peserta didik menyimak dan bertanya sebanyak- banyaknya mengenai cara
mengulas artikel atau karya ilmiah lainnya.
3. Peserta didik mencari artikel yang berkaitan dengan bhineka tunggal ika di internet. 3 JP
4. Peserta didik dibagi kelompok dengan anggota 4-5 oarng.
5. Peserta mengulas artikel atau karya ilmiah tersebut.
6. Peserta didik mempresentasikan dan menerima umpan balik dari keompok lain dan
guru.

Tugas
Diskusi

44
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
AKTIVITAS 7.1

Cara Menulis Ulasan Artikel


https://id.wikihow.com/Menulis-Ulasan-Artikel
Sebuah ulasan artikel merupakan ringkasan dan evaluasi artikel yang dibuat oleh penulis lain. Para
pengajar sering kali menugaskan penulisan ulasan artikel agar para siswanya bisa mengenal hasil
karya para ahli di berbagai bidang. Para ahli juga sering diminta untuk mengulas hasil karya para
profesional lain. Memahami aspek dan argumen utama dari sebuah artikel adalah hal yang sangat
penting untuk membuat kesimpulan yang akurat. Evaluasi yang logis tentang tema utama, argumen
pendukung, dan saran untuk melakukan penelitian lanjutan adalah elemen penting dari sebuah
ulasan. Inilah beberapa panduan untuk menulis ulasan sebuah artikel.
Metode1
Metode 1

Persiapan untuk Menulis Ulasan


1. Pahami apa yang dimaksud dengan ulasan artikel. Ulasan artikel ditulis untuk pembaca
yang sangat mengetahui topik artikel dan bukan pembaca secara umum. Ketika menulis
ulasan artikel, Anda akan merangkum aspek-aspek utama, argumen, posisi, dan temuan, lalu
mengkritik kontribusi artikel dalam suatu bidang dan keefektifannya secara keseluruhan.
Ulasan artikel menyajikan lebih dari satu opini. Anda akan terlibat dengan artikel tersebut
untuk menghasilkan respons terhadap ide-ide penulis yang terpelajar. Anda akan merespons
dan menggunakan ide, teori, dan riset dari penelitian Anda sendiri. Kritik terhadap artikel
akan berdasar pada bukti dan pemikiran mendalam. Ulasan artikel hanya merespons pada
penelitian pengarang. Ulasan ini tidak memberikan penelitian yang baru. Ulasan artikel
merangkum dan mengevaluasi artikel.
2. Pikirkan struktur ulasan artikel. Sebelum mulai membaca artikel yang akan diulas, Anda
perlu memahami bagaimana ulasan artikel akan disusun. Hal ini akan membantu Anda
memahami bagaimana cara membaca artikel sehingga bisa menulis ulasan yang efektif.
Ulasan akan disusun dalam bagian-bagian berikut:
o Rangkumlah artikel. Berfokuslah pada aspek-aspek, penegasan, dan informasi
yang penting.
o Diskusikan aspek-aspek positif untuk artikel ini.Pikirkan apa yang membuat
pengarang bisa menulis dengan baik, aspek-aspek bagus yang dibuatnya, dan
observasi mendalam.
o Identifikasikan kontradiksi, kesenjangan, dan inkonsistensi dalam artikel. Cari
tahu apakah ada cukup data atau penelitian di dalamnya untuk mendukung
penegasan pengarang.
o Carilah pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab yang ada di dalam artikel.
3. Pelajari dahulu artikelnya. Mulailah dengan mempelajari judul, abstrak, pendahuluan,
kalimat- kalimat pembuka tiap paragraf, dan kesimpulan. Lalu baca beberapa paragraf
pertama, diikuti dengan kesimpulan. Langkah-langkah ini membantu Anda untuk mulai
mengidentifikasikan argumen dan aspek-aspek utama pengarang. Lalu baca artikel
seluruhnya. Jika Anda baru pertama kali membacanya, bacalah garis besarnya – maksudnya,
carilah keseluruhan argumen dan tujuan dibuatnya artikel. Buatlah catatan tentang kata-kata
atau masalah yang tidak Anda pahami dan pertanyaan-pertanyaan yang Anda miliki. Carilah
arti istilah atau konsep yang asing bagi Anda sehingga Anda bisa memahami artikel tersebut
sepenuhnya.

45
4. Bacalah artikel dengan teliti. Bacalah artikel dua atau tiga kali. Gunakan spidol atau pulpen
untuk membuat catatan atau menandai bagian-bagian yang penting. Tandai aspek-aspek
utama dan fakta- fakta pendukung. Hubungkan apa yang Anda baca dalam artikel dengan
pengetahuan tentang topik tersebut. Pikirkan hal-hal yang telah Anda diskusikan di kelas atau
artikel-artikel lain yang telah dibaca. Apakah artikel tersebut sesuai atau tidak dengan
pengetahuan Anda sebelumnya? Apakah artikel tersebut dibuat berdasarkan pengetahuan lain
dari bidang tersebut? Cari tahu bagaimana artikel yang sedang diulas serupa dan berbeda
dengan artikel-artikel lain yang Anda baca tentang topik tersebut.
Perhatikan dengan teliti maksud artikel tersebut. Pastikan Anda benar-benar
memahaminya. Satu- satunya cara untuk menulis ulasan artikel yang baik adalah
memahami artikelny
5. Tulis ulang artikel. Anda bisa melakukannya sebagai paragraf yang ditulis bebas atau sebagai
garis besar. Mulailah dengan menulis ulang artikel. Berfokuslah pada argumen, penelitian,
dan penegasan yang ada pada artikel. Pastikan untuk memasukkan semua aspek-aspek
penting. Hal yang penting pula untuk bersikap akurat.
Dengan metode lain, buatlah garis besar aspek-aspek utama dalam artikel, penelitian
pendukung, atau argumen. Garis besar ini benar-benar merupakan pernyataan kembali
aspek-aspek utama artikel dan tidak memasukkan opini Anda.
Setelah menulis ulang artikel, cari tahu bagian-bagian mana dari artikel yang ingin dibahas
dalam ulasan Anda. Anda bisa berfokus pada pendekatan teoritis, isi artikel, presentasi atau
interpretasi bukti, atau gaya artikel. Anda akan selalu membahas masalah-masalah utama
dalam artikel, namun kadang-kadang juga bisa berfokus pada aspek-aspek tertentu. Hal ini
berguna jika Anda ingin
memfokuskan ulasan pada isi artikel.
Ulaslah garis besar rangkuman untuk menghilangkan hal-hal yang tidak perlu. Hilangkan
argumen atau informasi tambahan yang kurang penting.
6. Tulislah garis besar opini. Ulas tiap aspek dalam rangkuman artikel untuk mengetahui
apakah pengarang sudah membuat artikel yang akurat dan jelas. Tulislah semua hal tentang
penulisan yang efektif, kontribusi baru pada bidang tersebut, juga bagian-bagian artikel yang
memerlukan perbaikan. Buatlah daftar kekuatan dan kelemahan. Kekuatan artikel misalnya
saja adalah kesimpulan yang jelas dari suatu masalah tertentu. Kelemahan artikel misalnya
saja adalah tidak menawarkan informasi atau solusi baru. Gunakan contoh dan referensi yang
spesifik. Misalnya, artikel tersebut mungkin telah melaporkan fakta-fakta penelitian populer
secara keliru. Tulislah observasi ini dalam garis besar dan carilah fakta-fakta penelitian
tersebut untuk menegaskan
observasi Anda. Pikirkan pertanyaan-pertanyaan selanjutnya untuk membantu Anda
mengkritik dan masuk ke dalam artikel:
Apa yang diuraikan dalam artikel?
Apa kerangka atau asumsi teoritisnya?
Apakah konsep utama diuraikan dengan jelas?
Seberapa memadai buktinya?
Bagaimana artikel tersebut bisa selaras dengan sumber-sumber bacaan dan bidangnya?
Apakah artikel tersebut meningkatkan pengetahuan topik artikel?
Seberapa jelas penulisan pengarang?

46
M
2
etode
Metode 2

Menulis Ulasan Artikel


1. Mulailah dengan judul. Judul harus merefleksikan fokus ulasan. Cari tahu antara judul deklaratif,
judul deskriptif, atau judul interogatif.
2. Kutiplah artikel. Di bawah judul, tuliskan kutipan artikel yang lengkap dengan gaya penulisan yang
tepat.Beralihlah ke baris selanjutnya untuk memulai ulasan. Jangan lewatkan satu baris antara kutipan
dan kalimat pertama.
Misalnya, dalam panduan penulisan Asosiasi Bahasa Modern Amerika Serikat (MLA), kutipan bisa
seperti ini: Duvall, John N. “"The (Super)Marketplace of Images: Television as Unmediated
Mediation in DeLillo's White Noise." Arizona Quarterly 50.3 (1994): 127-53. Print.
3. Identifikasikan artikel. Mulailah ulasan dengan mengacu pada judul dan pengarang artikel, judul
jurnal, dan tahun penerbitan dalam paragraf pertama. Misalnya: Artikel “Penggunaan kondom akan
meningkatkan penyebaran AIDS,” ditulis oleh Anthony Zimmerman, pendeta Katolik.
4. Tulislah pendahuluan. Pendahuluan ulasan artikel akan memiliki kalimat identifikasi. Pendahuluan
juga menyebutkan tema utama artikel, argumen, dan penegasan pengarang. Anda juga perlu
menyatakan pandangan pengarang. Kadang-kadang, pandangan tersebut memiliki beberapa aspek.
Pandangan tersebut bisa saja tidak dinyatakan dengan jelas dalam artikel, jadi Anda harus mencari
tahu sendiri pandangan tersebut. Pendahuluan hanya boleh sekitar 10-25 persen dari ulasan. Akhiri
pendahuluan dengan pandangan. Pandangan harus menyebutkan masalah-masalah di atas. Misalnya:
Meskipun pengarang memiliki aspek-aspek yang baik, artikelnya tampak berat sebelah dan
mengandung salah interpretasi data dari analisis keefektifan penggunaan kondom sumber-
sumber lain.
5. Rangkumlah artikel. Utarakan aspek-aspek utama, argumen, dan temuan artikel dengan kata-kata
Anda sendiri, mengacu pada rangkuman sebagai bantuan. Tunjukkan bagaimana artikel mendukung
penegasan. Pastikan untuk memasukkan kesimpulan artikel. Hal ini bisa dilakukan dalam beberapa
paragraf, meskipun panjangnya akan tergantung pada persyaratan yang dibuat oleh pengajar atau
penerbit Anda. Jangan terlalu banyak menggunakan kutipan langsung dari pengarang. Periksalah
rangkuman yang telah Anda ditulis. Bacalah rangkuman beberapa kali untuk memastikan kata-
katanya adalah deskripsi akurat dari artikel pengarang.
6. Tulislah kritik. Gunakan garis besar opini untuk menuliskan beberapa paragraf yang menjelaskan
seberapa baik pengarang membahas topik tersebut. Ungkapkan opini Anda, apakah artikel tersebut
merupakan uraian yang jelas, menyeluruh, dan berguna dari topik tersebut. Ini adalah inti dari ulasan
artikel Anda. Evaluasilah kontribusi artikel pada bidang tersebut dan kepentingan untuk bidang
tersebut. Evaluasilah aspek-aspek utama dan argumen dalam artikel. Cari tahu apakah aspek- aspek
pengarang membantu argumennya. Identifikasikan adanya ketimpangan. Cari tahu apakah Anda
sepakat dengan penulis, lalu berikan dukungan yang memadai tentang mengapa sepakat atau tidak
sepakat. Akhiri dengan memberi saran tentang pembaca seperti apa yang akan mendapatkan manfaat
dari artikel ini. Dukunglah kritik Anda dengan bukti dari artikel tersebut atau artikel-artikel lain.
Porsi rangkuman adalah hal yang penting untuk kritik Anda. Anda harus membuat argumen
pengarang menjadi jelas dalam bagian rangkuman sebagai evaluasi Anda agar masuk akal. Ingat, ini
bukan tempatnya Anda mengatakan suka atau tidak suka dengan artikel tersebut. Anda sedang
menilai signifikansi dan relevansi artikel. Gunakan kalimat topik dan argumen pendukung untuk tiap
opini. Misalnya, Anda menyebutkan kekuatan dalam kalimat pertama pada bagian opini, diikuti
dengan beberapa kalimat yang menguraikan signifikansi aspek tersebut.
7. Simpulkan ulasan artikel. Dalam sebuah paragraf, rangkumlah aspek-aspek utama artikel, juga opini
tentang signifikansi, akurasi, dan kejelasan. Jika relevan, berikan pula komentar tentang saran- saran

47
untuk penelitian atau pembahasan selanjutnya dalam bidang tersebut. Kesimpulan ini hanya boleh
sekitar 10 persen dari keseluruhan tulisan. misalnya: Ulasan kritis ini telah mengevaluasi artikel
“Penggunaan kondom akan meningkatkan penyebaran AIDS” oleh Anthony Zimmerman. Argumen
dalam artikel tersebut menunjukkan adanya ketimpangan, prasangka, tulisan argumentatif tanpa
detail pendukung dan kekeliruan informasi. Aspek-aspek ini akan melemahkan argumen pengarang
dan mengurangi kredibilitasnya.
8. Lakukan koreksi. Baca kembali ulasan. Carilah kesalahan tata bahasa, kesalahan teknis, dan kesalahan
penggunaan kata. Pastikan untuk menghilangkan informasi berlebihan yang tidak diperlukan. Pastikan Anda
telah mengidentifikasi dan membahas 3-4 masalah utama dalam artikel ini.

Mengulas artikel
carilah artikel atau berita dari internet, koran atau media lain mengenai bentuk kebergaman di
Indonesia sebagai bentuk Bhineka Tunggal Ika .
Tuliskan beberpa hal di bawah ini sebagai panduan mengulas artikelmu.

1. Judul artikel ……………………………………………………………………………………


2. Sumber artikel …………………………………………………………………………………
Jika internet tuliskan alamat webnya …………………………………………………………
3. Tanggal artikel …………………………………………………………………………………
4. Ulasan
artikel ……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
5. Artikel ( tempelkan artikelmu disini )

48
Aktivitas 7

Aktivitas 7.2 : Tahapan Pengenalan: Refleksi dan penilaian formatif Waktu

Tujuan pembelajaran
Mengetahui tingkat pemahaman peserta didik
Profil pancasila yang dikembangkan
Kebhinekaan global
Berpikir kritis

Kegiatan: Pengisian lembar refleksi dan formatif


Waktu: 2 JP
Peralatan yang dibutuhkan: Akses internet, alat tulis.
Peran Guru: Fasilitator
Persiapan:
1. Peserta didik mempersiapkan alat gambar, media gambar untuk membuat kartu
kata motivasi
Pelaksanaan:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini 2JP
2. Peserta didik mengerjakan penilaian diri dan penilaian formatif
Tugas
Tes

49
LEMBAR REFLEKSI
AKTIVITAS 7.2 (2JP)
Pada aktivitas 7.2 Peserta didik melakukan kegiatan:
1. Mengisi lembar refleksi (2 JP)
2. Mengerjakan penilaian formatif

Lembar refleksi berikut dengan memilih sesuai tingkat pemahaman Peserta didik
berilah tanda check (√) yang sesuai dengan keadaan mu
Pertanyaan Sangat setuju Tidak Sangat tidak
setuju setuju setuju
● Aku paham mengenai
perbedaan eksklusi, integrasi,
segregasi, dan inklusi

● Aku paham bentuk-bentuk


eksklusi, integrasi, segregasi,
dan inklusi dapat terjadi di
berbagai lingkup sosial.

● Aku paham dan dapat


mengidentifikasi eksklusi,
integrasi, segregasi, dan
inklusi di sekitarku dan
bagaimana dampaknya
terhadap orang-orang yang
mengalaminya.

● Aku merasa perlu melakukan


tindakan ketika aku melihat
atau mengidentifikasi adanya
diskriminasi di sekitarku

50
Jawablah pertanyaan berikut
1. Apa saja tantangan dalam merawat keragaman etnis, agama, dan budaya di indonesia?
Keragaman Bentuk keragaman Tantangan

Etnis

Agama

budaya

2. Bagaimana peran anak muda atau pelajar dalam merawat keragaman etnis, agama, dan
budaya di indonesia?

Jenis keragaman Peran dalam merawat


Etnis

Agama

Budaya

51
3. Apa yang bisa kita lakukan jika kamu mengidentifikasi adanya ketidakadilan atau
diskriminasi terhadap kelompok marginal atau kelompok rentan?

Jenis ketidak adilan Sikap yang kamu tunjukan

52
Aktivitas 8

Pada tahap aksi, Peserta didik akan menggunakan pendekatan Design Thinking. Design
Thinking adalah suatu proses atau metode pola pikir untuk berempati terhadap permasalahan dan
masalah yang berpusat pada manusia. Setelah memahami konsep design thinking, Peserta didik
melakukan perencanaan aksi.

aktivitas 8.1 : Tahap Pengenalan: Penjabaran dan penjelasan konsep design Waktu
thinking
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat memahami design thingking
Profil pancasila yang dikembangkan
Berpikir kritis
Kreatif
Kegiatan : Pengenalan konsep design thinking dan perencanaan aksi
Waktu : 2 JP
Peralatan: alat tulis, internet
Presentasi tentang design thinking
Peran guru: Fasilitator.

Persiapan:
1. Guru menyiapkan presentasi dan contoh proyek design thinking.

Pelaksanaan:
1. Guru menjelaskan bahwa pada pertemuan ini dan selanjutnya, pembelajaran akan
melakukan proyek dengan menggunakan pendekatan design thinking.
2. Guru menampilkan presentasi dan menjelaskan konsep design thinking, serta
contoh proyek yang menggunakan pendekatan ini.
3. Peserta didik dapat bertanya sejelas-jelasnya tentang design thinking. Pertanyaan
Peserta didik juga dapat dicari tahu bersama-sama antara Peserta didik dengan guru
dengan menggunakan berbagai sumber, sehingga referensi Peserta didik dapat
bertambah.
4. Peserta didik membentuk kelompok berjumlah 4-5 orang
5. Peserta didik membuat perencanaan pementasan karya seni dalam rangka HUT
SMA Negeri 1 Karangtengah dengan tema keberagaman dalam bhineka 2 JP
tunggal ika.
6. Perencanan tersebut ditulis dengan langkah langkah berdasarkan design thinking.
Contoh nya:
Kegiatan empati : peserta didik bertanya keteman- teman mengenai apa yang
disukai oleh warga sekolah mengenai pementasan populer untuk HUT SMA Negeri
1 Karangtengah dengan bertanya keteman sekelasnya (mendaftar pertanyaan yang
akan ditanyakan apa?)
Kegiatan definisi : peserta didik mendaftar yang menjadi pendapat temannya dalam
sebuah catatan
Kegiatan ide : Peserta didik menuliskan sebanyak – sebanyaknya hal hal yang
dibutuhkan dalam sebuah pementasan karya seni dalam rangka HUT SMA
Negeri 1 Karangtengah
53
Kegiatan prototipe : peserta didik membuat konsep naskah pementasan karya seni
gambaran pentas seni
Kegiatan ujicoba : peserta didik menyampaikan hasil konsep naskah pementasan
atau gambaran pentas seni karya seni kepada guru/ fasilitator yang berkompetan.
7. Peserta didik mengumpulkan berkas perencanaan penelitian kepada guru, untuk
selanjutnya diberikan umpan balik.
Tugas

Diskusi

54
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
AKTIVITAS 8.1
Bacalah Artikel berikut .
Design Thinking

Design Thinking merupakan metode kolaborasi yang mengumpulkan banyak ide dari disiplin ilmu
untuk memperoleh sebuah solusi. Design thinking tidak hanya berfokus pada apa yang dilihat dan
dirasakan, namun juga berfokus pada pengalaman pengguna (user). Design thinking digunakan
untuk mencari solusi yang paling efektif dan efisien untuk memecahkan suatu masalah yang
kompleks. Pemikiran yang diterapkan adalah pemikiran komprehensif untuk mendapatkan sebuah
solusi. Design thinking dibagi menjadi 5 tahap (Stanford d.school) sebagai berikut.

Foto :https://uxdesign.cc/what-is-design-thinking-and-why-is-it-important-6d6a0dd020a2

1. Empathize (Empati)
Empati merupakan sebuah inti proses karena permasalahan yang timbul harus dapat
diselesaikan dengan cara berpusat kepada manusia, metode ini berupaya untuk memahami
permasalahan yang dialami pengguna supaya kita dapat merasakan dan mencari solusi untuk
permasalahan tersebut dalam metode ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu
wawancara, observasi, serta menggabungkan observasi dan wawancara.

2. Define(definisi)
Menganalisis dan memahami hasil yang telah dilakukan pada proses empati. Proses
menganalisis dan memahami berbagai wawasan yang telah diperoleh melalui empati,
dengan tujuan untuk menentukan pernyataan masalah sebagai point of view atau perhatian
utama pada penelitian.

3. Ideate(Ideasi)
Proses transisi dari rumusan masalah menuju penyelesaian masalah, adapun dalam proses ini
akan berkonsentrasi untuk menghasilkan gagasan atau ide sebagai landasan dalam membuat
prototipe rancangan yang akan dibuat. Pada tahap ini Peserta didik dapat mencurahkan ide
sebanyak-banyaknya secara bebas, spontan, tanpa terikat dengan prosedur atau birokrasi
tertentu. Sehingga Peserta didik perlu memiliki pola pikir “tidak ada ide jelek, semua ide yang
muncul adalah ide yang bagus dan bermakna”. Setelah Peserta didik mencurahkan seluruh ide-
ide spontan tersebut, Peserta didik dapat mengevaluasi ide-ide yang didapat, tentang
kekurangan dan kelemahan dari ide yang didapat, misalnya dari segi budget, sumber daya
manusia, sumber daya alam yang tersedia, sarana dan prasarana yang ada, waktu yang

55
tersedia, maupun kesesuaian nilai yang dianut oleh subjek, untuk kemudian Peserta didik
menentukan ide akhir yang dijadikan solusi.

4. Prototype(prototipe)
Prototipe dikenal sebagai rancangan awal suatu produk yang akan dibuat, untuk mendeteksi
kesalahan sejak dini dan memperoleh berbagai kemungkinan baru. Dalam penerapannya,
rancangan awal yang dibuat akan diuji coba kepada pengguna untuk memperoleh respon dan
feedback yang sesuai untuk menyempurnakan rancangan.

5. Test (Uji coba)


Pengujian dilakukan untuk mengumpulkan berbagai feedback pengguna dari berbagai
rancangan akhir yang telah dirumuskan dalam proses prototipe sebelumnya. Proses ini
merupakan tahap akhir namun bersifat life cycle sehingga memungkinkan perulangan dan
kembali pada tahap perancangan sebelumnya apabila terdapat kesalahan.

MemahamiDesignThinking—CaseStudy:PosterPentasSeni

https://medium.com/insightdesign/memahami-design-thinking-case-study-poster-pentas-seni-530caf499cc1

Andi adalah seorang pelajar SMA. Suatu hari, Ia mendapat tugas membuat poster untuk acara pentas seni
tahunan.Pentas Seni merupakan acara yang diadakan setiap tahun oleh SMA tempat Andi bersekolah. Banyak
band terkenal yang akan mengisi acara tersebut, dan penjualan tiket akan dibuka 1 bulan sebelum
acara.Sesampainya dirumah, Andi langsung menyalakan komputer nya dan mulai mengerjakan desain poster.
Di tengah asyik membuat design poster, Andi berpikir… “Kalau poster yang aku buat ini kurang menarik,
bisa bisa enggak ada orang yang mau datang ke acara pentas seni. Kalau orang orang enggak tertarik
untuk datang, maka acara pentas seni nya bisa jadi enggak meriah.”
Andi menyadari, bahwa poster memang hal kecil. Tapi dampaknya cukup besar, karena poster adalah alat
untuk mengkomunikasikan acara pentas seni ke banyak orang.
Menyadari tanggung jawabnya begitu besar, Andi tidak mau gegabah dalam mendesain poster nya.
Andi berpikir, kira-kira desain poster seperti apa yang bisa menarik perhatian banyak orang, dan membuat
orang yang melihat poster tersebut tertarik untuk membaca lebih dan akhirnya memutuskan untuk datang.
Andi mulai menulis beberapa perkiraan:
Orang orang tertarik dengan poster yang design nya keren
Orang orang tertarik dengan poster yang tulisan nya kontroversial
Orang orang tertarik dengan poster yang warna nya ngejreng
Andi masih belum yakin dengan perkiraannya, Ia memutuskan untuk menemui teman teman nya dan

56
menanyakan apa yang membuat mereka tertarik ketika melihat suatu poster ? Setelah menemui
beberapa teman nya, Andi mendapatkan beberapa masukan, diantaranya: Orang orang tertarik dengan
poster yang struktur informasi nya jelas. Orang orang tertarik dengan poster yang tulisannya mudah
dibaca.

Setelah mendapatkan beberapa masukan, Andi melanjutkan mendesain poster nya. Tapi kali ini Andi
memulai nya dengan membuat sketsa di kertas, setelah yakin dengan struktur dan penempatan
informasi nya, Andi melanjutkan untuk mendesain poster di komputer.

Setelah poster nya jadi, Andi langsung mencetak poster tersebut di selembar kertas A3. Lalu Andi
menunjukkan poster yang telah dicetak tersebut ke teman teman nya. Dan menanyakan apakah poster
nya sudah jelas atau belum, apakah ada informasi yang kurang jelas, dll Semua teman teman Andi
setuju bahwa poster nya sudah cukup bagus dan informasi nya cukup jelas. Maka mereka memutuskan
untuk mulai menyebar dan menempel poster.

Apakah sudah selesai? Belum


Beberapa hari setelah menyebar dan menempel poster. Ada 50 orang yang membeli tiket pentas seni,
ada 130 orang yang menelpon menanyakan perihal cara membeli tiket. Andi dan teman teman nya
lantas mencari cara agar penjualan tiket meningkat. Akhirnya mereka berunding dan memutuskan
untuk mencoba menyebar poster pentas seni melalui sosial media Maka, Andi kembali membuat
poster dengan ukuran yang sesuai untuk keperluan sosial media. Setelah semua ukuran tersedia,
mereka mulai menyebar poster tersebut melalui Instagram, Facebook, Twitter dan berbagai sosial
media.

Pada cerita diatas, Andi secara tidak sadar telah melakukan proses design thinking. Saat Andi mencari
tahu kira kira apa saja hal yang membuat orang tertarik pada suatu poster. Andi telah melakukan fase
Emphatize dan Define. Saat Andi mulai merancang struktur informasi di dalam poster dengan
membuat sketsa menggunakan kertas, Andi telah melakukan fase Ideate Saat Andi menyelesaikan
desain dan mencetaknya di selembar A3, Andi telah melakukan fase Prototype Saat Andi
menunjukkan poster kepada teman teman nya, Andi telah melakukan fase Test Dan saat akhirnya
mereka menyebar dan menempel poster, Andi telah melakukan fase Implement

Setelah Andi dan teman teman nya menyebar dan menempel poster, mereka kembali berpikir
Bagaimana cara untuk memaksimalkan penjualan tiket. Akhirnya mereka mendapatkan ide untuk
menyebar poster melalui media sosial.

57
Contoh
Perencanaan meliputi
Tahapan design Uraian kegiatan (target kerja)
thinking
Emphatize ( empati) mencari tahu kira kira apa saja hal yang membuat orang tertarik pada
suatu poster
Bertanya kepada teman , daftar pertanyaan
1. Desain poster mana yang menarik
2. Apa warna poster yang menarik? Yang ngejreng atau
yang kalem?
3. Bagaiman tuisan poster yang menarik? Yang kontroversial
atau yang santai atau yang lain ?

Define (definisi) mencari tahu kira kira apa saja hal yang membuat orang tertarik pada
suatu poster

menulis beberapa perkiraan:


Orang orang tertarik dengan poster yang design nya keren
Orang orang tertarik dengan poster yang tulisan nya kontroversial
Orang orang tertarik dengan poster yang warna nya ngejreng

Ideas (ise) merancang struktur informasi di dalam poster dengan membuat


sketsa menggunakan kertas

Prototype (prototipe) menyelesaikan desain dan mencetaknya di selembar A3

Test(Ujicoba) menunjukkan poster kepada teman teman nya

58
Buatlah sebuah perencanaan aksi : pementasan karya seni dalam rangka HUT SMA N 1
Karangtengah bertema Bhineka Tunggal Ika dengan menggunakan model desain thinking.

Perencanaan meliputi
Tahapan design Uraian kegiatan (target kerja)
thinking
Emphatize ( empati)

Define (definisi)

Ideas (ise)

Prototype (prototipe)

Test (Ujicoba)

59
Aktivitas 8

Aktivitas 8.2 : Membuat kartu kata motivasi Waktu

Tujuan pembelajaran
Mengetahui tingkat pemahaman peserta didik

Profil pancasila yang dikembangkan


Kebhinekaan global
Berpikir kritis

Kegiatan: Membuat kartu kata motivasi


Waktu: 2 JP
Peralatan yang dibutuhkan: Akses internet, alat tulis.
Peran Guru: Fasilitator

Persiapan:
Peserta didik mempersiapkan alat gambar, media gambar untuk membuat kartu kata
motivasi

Pelaksanaan:
Peserta didik mebuat kartu kata motivasi dengan tema keberagaman untuk mencegah 2 JP
ketidaksetaraan, intoleransi , diskriminatif
Tugas
Karya

60
LEMBAR KERJA SISWA
Aktivitas 8.2 (2 JP)

Pada Aktivitas 8
Peserta didik melakukan kegiatan: Membuat kartu kata motivasi

Buatlah kartu kata motivasi untuk mengajak mencegah adanya ketidaksetaraan, ketidakadilan,
diskriminasi ataupun intoleransi yang terjadi disekolah. Buatlah semenarik mungkin, gunakan
media dan alat gambar yang sesuai!
Contoh:

61
Aktivitas 9

Aktivitas 9 : Tahapan Kontekstual: pembuatan desain poster tentang keragaman Waktu


individu (kelompok marginal, dan kelompok rentan) dan contoh ketidaksetaraan di
sekitar yang dapat diangkat sebagai masalah bersama

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat membuat Desain poster
Profil pancasila yang dikembangkan
Kebhinekaan global
Kreatif
Kegiatan : Pembuatan Desain poster
Waktu : 5 JP
Peralatan: alat gambar
Peran guru: Fasilitator
Persiapan:
1. Guru mempersiapkan paparan tentang pembuatan desain poster yang baik
https://www.youtube.com/watch?v=T-p2G4oTFKo
2. Peserta didik mempersiapkan konsep desain poster yang akan dibuat. konsep yang
telah dibuat pada pertemuan sebelumnya.
3. Peserta didik mempersiapkan alat dan bahan pembuatan desain poster
.
Pelaksanaan:
1. Guru memaparkan tentang materi pembuatan desain poster yang baik , sebagai
referensi peserta didik bisa melihat video berikut :
https://www.youtube.com/watch?v=T-p2G4oTFKo
2. Guru menyampaikan bahwa tema poster yaitu Bhineka Tunggal Ika
3. Peserta didik membuat desain poster dengan mempraktekan konsep design thinking
yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
4. Peserta didik melakukan kegiatan emphatize (empati) yaitu mengumpulkan ide
dari orang lain., Dalam tahap ini peserta didik bertanya ketaman teman sekelas 5 JP
jenis desain poster yang paling diminati oleh kebanyakan orang,
5. Peserta didik melakukan kegiatan define (definisi), peserta didik menuliskan
jawaban temannya dalam sebuah catatan.
6. Peserta didik melakukan ideas yaitu menuangkan ide. Dalam kegiatan ini
peserta didik merancang struktur informasi di dalam poster dengan membuat sketsa
menggunakan kertas berdasarkan hasil riset sederhana tentang kesukaan poster teman
sekelasnya.
7. Peserta didik melakukan prototype,membuat produk, Pada kegiatan ini peserta
didik menyelesaikan desain poster dengan arahhan guru sampai menghasilkan
produk siap diluncurkan.
8. Peserta didik melakukan tes (uji coba) peserta didik mengajukan desain poster
yang dibuat serta disetujui oleh wali kelas.
9. Peserta didik merevisi jika ada temuan yang salah.
10. Peserta didik mempresentasikan hasil karyanya.

Tugas :Membuat desain poster

62
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Aktivitas 9

Tontonlah video berikut :


https://www.youtube.com/watch?v=T-p2G4oTFKo

Membuat desain poster


Buatlah desain poster manual dengan menerapkan Langkah design thinking
1. Kegiatan empati : lakukan survey kepada teman sekelasmu mengenai topik poster yang
menarik, bagaimana desain poster yang menarik dsb. ( bertanyalah pada 5- 10 orang temanmu)

2. Kegiatan definisi : tuliskan hasil survey sederhana dalam bentuk tabel berikut
Nama temanmu Bagaimana Topik poster yg Bagaimana desain poster
menarik yang menarik(kertas yang
digunakan, pewarna yang
diganakan dll)

( jika kamu menambahkan pertanyaan yang lain kamu bisa menambahkan )

3. Kegiatan Ide : Buatlah sketsa atau gambaran desain poster yang ingin kamu buat berdasarkan
riset sederhana yang kamu lakukan

4. Kegiatan Prototipe. Buatlah desain poster manual sampai sudah final


5. Kegiatan uji coba : Kumpulkan desain poster yang kamu buat kepada fasilitator
6. Kegiatan implemen : perbaiki desain postermu jika ada yang harus diperbaiki.

63
Aktivitas 10

Aktivitas 10 : Tahapan Aksi: Proses persiapan pementasan karya Waktu

Tujuan pembelajaran
Membangun tim yang berbeda beda dan mengelola kekreatifan untuk mencapai tujuan
bersama

Profil pelajar Pancasila yang dikembangkan


Kebhinekaan global
Kreatif

Kegiatan : Publikasi sosial media


Waktu : 2 JP
Peralatan yang dibutuhkan: portofolio, ruangan pementasan karya .
Peran guru: Fasilitator
Persiapan:
Peserta didk mempersiapkan desain promosi lewat media sosial

Pelaksanaan :
Peserta didik mempersiapkan media publikasi berupa publikasi dimedia sosial
1. Publikasi berisi informasi kegiatan Pentas seni dalam rangka HUT SMA Negeri 1
Karangtengah yang akan diisi dengan pagelaran karya seni hasil projek penguatan
profil pelajar pancasila kelas X
Pesera didik mengkonsultasikan konsep pementasan dan konsep publikasi ke guru
dan disetujui wali kelas
2. Peserta didik membuat dan mengirimkan publikasi pementasan (bisa melalui 2 JP
sosial media sekolah)
3. dan ditag media sosial yang dimiliki sekolah
Instagram :
Facebook :
Tiktok :
Madding :

Tugas : Mempublikasikan gelar karya

64
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Aktivitas 10

Buatlah Poster gelar karya yang kamu pilih utuk HUT SMA Negeri 1 Karangtengah dengan tema
Keragaman dalam Bhineka Tunggal Ika

Tempelkan desain poster kamu di sini !

65
Aktivitas 11 Waktu
Tahapan Aksi:Proses persiapan pementasan karya

Tujuan pembelajaran
Membangun tim dan mengelola kekreatifan untuk mencapai tujuan bersama

Profil pelajar Pancasila yang dikembangkan


Kebhinekaan global
Kreatif

Kegiatan : berlatih
Waktu : 18 JP
Peralatan yang dibutuhkan: ruangan kelas atau tempat terbuka lain.
Peran guru: Fasilitator
Persiapan:
1. Guru mempersiapkan ruangan kelas atau area terbuka untuk latihan peseta didik.
Pelaksanaan :
1. Peserta didik melakukan latihan bersama sesuai dengan bagian masing masing
2. Guru sebagai fasilitator bertindak sebagai pengamat dan memberikan pengarahan
untuk acara pentas 18 JP
3. Peserta didik menuliskan setiap kegiatan yang dilakukan sebagai bentuk live
progress
Tugas
Berlatih

66
Aktivitas 12 : Tahapan Aksi:Proses persiapan pementasan karya Waktu

Tujuan pembelajaran
Membangun tim dan mengelola kekreatifan untuk mencapai tujuan bersama

Profil pelajar Pancasila yang dikembangkan


Kebhinekaan global
Kreatif

Kegiatan : berlatih
Waktu : 10 JP
Peralatan yang dibutuhkan: ruangan kelas atau tempat terbuka lain.
Peran guru: Fasilitator
Persiapan:
Guru mempersiapkan ruangan kelas atau area terbuka untuk latihan peseta didik.

Pelaksanaan :
Gladi bersih
Tugas 10 JP
Gladi bersih

67
LEMBAR AKTIVITAS PESERTA DIDIK

Buatlah target ketercapaian persiapan pentas seni dalam setiap pertemuan


N Hari/ tanggal Target Realisasi Keterangan
1o November 2023 Membuat proposal Tercapai (contoh )
2 Dst Membuat kostum Tidak tercapai / (contoh )
Latihan Tercapai

68
Aktivitas 13 Waktu
Tahapan Aksi:Pelaksanaan pementasan karya
Tujuan pembelajaran

Peserta didik tanggap terhadap lingkungan sosial yang penuh keberagaman untuk
menumbuhkan rasa menghormati dan meghargai perbedaan dengan lebih baik lewat
pementasan

Kegiatan : pelaksanaan pementasan


Waktu : 10 JP
Peralatan yang dibutuhkan: rubrik penilaian pementasan
Peran guru: Fasilitator

Persiapan:
1. Guru mempersiapkan ruangan yang akan digunakan sebagai panggung pementasan
2. Guru memastikan semua perangkat telah disiapkan dengan baik

Pelaksanaan :
1. Pementasan dilakukan dalam 8 sesi 10JP
2. Durasi waktu untuk persiapan dan pementasan adalah 30 menit

Tugas
Pementasan karya seni

69
RUBRIK PENILAIAN PEMENTASAN KARYA

NO KRITERIA 89-100 76-88 63-75 50-62 SKOR


1 Persiapan Naskah ditulis sangat sesuai Naskah ditulis sesuai Naskah ditulis cukup Naskah ditulis kurang sesuai
Penulisan dengan tema dan dengan sesuai dengan tema dan belum
proposal, memberikan tema dan memberikan dengan tema dan memberikan pesan yang
scenario, poster, pesan yang menginspirasi, pesan memberikan menginspirasi, promosi
publikasi lain promosi dilakukan dengan yang menginspirasi, pesan yang cukup kurang dilakukan dengan
sangat efektif. promosi menginspirasi, promosi efektif
dilakukan dengan efektif. dilakukan dengan
cukup efektif.
2 Pelaksanaan Karya dipentaskan dengan Karya dipentaskan dengan Karya dipentaskan
dengan Karya dipentaskan dengan
sangat apik, semua pemain apik, sebagian besar
cukup apik, beberapa kurang apik, sebagian
memerankan dengan penuh pemain
pemain tidak serius, kurang
penghayatan dan memerankan dengan penuh pemain
memerankan dengan memerankan dengan
menggunakan properti yang penghayatan dan
penghayatan dan tidak
mendukung. menggunakan properti yang penuh
penghayatan dan menggunakan properti yang
mendukung.
menggunakan properti mendukung.
yang
cukup mendukung.
3 Penerapan nilai toleransi Penerapan nilai toleransi Penerapan nilai Penerapan nilai toleransi
Evaluasi
dalam keberagamn sangat dalam keberagamn cukup toleransi dalam dalam keberagaman belum
(kolaborasi,
tampak terlihat dari tampak terlihat dari keberagamn cukup tampak terlihat dari
kerja sama antar
proses persiapan hingga proses persiapan hingga tampak terlihat dari proses persiapan hingga
anggota
pelaksanaan. Setiap anggota pelaksanaan. Hampir Setiap proses persiapan hingga pelaksanaan. Beberapa
kelompok dari
berkontribusi dan anggota pelaksanaan. Beberaa anggota
mulai
berkolaborasi, berkreatifitas berkontribusi dan anggota berkontribusi dan
perencanaan
tinggi dan mencapaikan ide berkolaborasi, berkreatifitas berkontribusi dan berkolaborasi, berkreatifitas
hingga
ide dengan kritis dan saling tinggi dan mencapaikan ide berkolaborasi, tinggi dan mencapaikan ide
pelaksanaan)
mendukung satu ide dengan kritis dan saling berkreatifitas tinggi dan ide dengan kritis dan saling

70
sama lain. mendukung satu mencapaikan ide ide mendukung satu
sama lain dengan kritis dan sama lain
saling mendukung satu
sama lain

71
Aktivitas 14 : Tahapan Refleksi : Peserta didik mengisi Lembar Refleksi Waktu

Tujuan pembelajaran
Peserta didik dapat melaksanakan gelar karya

Kegiatan: Refleksi Peserta Didik


Durasi: 4 JP
Peralatan yang dibutuhkan: Dokumen umpan balik dari pengunjung
Peran guru: Fasilitator

Persiapan:
1. Guru menyiapkan
2. Peserta didik menyiapkan catatan evaluasi dari rencana aksi mereka

Pelaksanaan:
1. Peserta didik mempresentasikan catatan evaluasi.
2. Guru dan kelompok lain memberikan umpan balik dan apresiasi
3. Peserta didik mengisi lembar refleksi 4 JP
4. Peserta didik mengumpulkan seluruh dokumen proyek kedalam sebuah folder
untuk disimpan sebagai bukti pembelajaran.

Tugas
Menyelesaikan LKPD
Mengisi lembar refleksi

72
LEMBAR REFLEKSI
aktivitas 14

Tuliskan refleksi belajarmu dari aspek pengetahuan , ketrampilan dan sikap di bawah ini

Pengetahuan yang aku dapat Ketrampilan yang aku bangun Sikap yang aku bangun ari
dari projek bhineka tunggal ika dari Projek Bhineka Tungal Ika Projek Bhineka Tunggal ika

Dimasa depan pengetahuan dan keterampilan dan sikap dari projek Bhineka Tunggal Ika akan
membantuku dalam…………..

73
Nama siswa :
Nama Projek :
Tanggal Penilaian :
Nama penilai :

1. Peserta didik memahami pentingnya saling menghormati dan menjaga toleransi dan
kerjasama dalam setiap perbedaan agar tetap damai, mencegah ketidaksetaraan. .
Penjelasan:

2. Memahami konsep hak dan kewajiban, serta implikasinya terhadap ekspresi dan perilakunya.
Mulai mencari solusi untuk dilema terkait konsep hak dan kewajibannya.

Penjelasan:

3. Berinisiatif melakukan suatu tindakan berdasarkan identifikasi masalah untuk


mempromosikan persaudaraan, saling menghormati demi bersatunya nusa dan bangsa.
Penjelasan:

74
Sumber Referensi:

Implementasi Metode Pendekatan Design Thinking dalam Pembuatan Aplikasi Happy Class Di
Kampus UPI Cibiru. Jurnal Pendidikan Multimedia Vol. 2, No. 1 (2020), pp. 45–55.
https://inclusion-international.org/catalyst-for-inclusive-education/faq/#unique-identifier2
https://www.un.org/esa/socdev/rwss/2016/chapter1.pdf
https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/privilege
https://bentangpustaka.com/mengapa-menyebut-tionghoa-bukan-cina/
https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Menggambar-Model-
2017/menu4.html
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/harmony/article/download/20064/9465/
https://www.youtube.com/watch?v=gFiEUYeCpso&list=PLmhGL6lwkT297rC-
LgCaTsq2WlOmLOOdQ
https://lepole.education/en/pedagogical-culture/63-the-inclusive-school.html?start=1
http://learning.enggar.net/materi-pengajaran/kelas-x/pertemuan-ketiga/
http://littlepeoplelearn.blogspot.com/2014/02/portfolios-in-kindergarten-learning.html

75
LAMPIRAN

RUBRIK PENILAIAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

Dimensi Belum berkembang Mulai berkembang Berkembang sesuai harapan Sangat berkembang
Kebhinekaan Belum dapat Memahami lingkungan
Memahami pentingnya saling Mampu mengelola perbedaan
Global mengidentifikasi keragamn disekitar dan
menghormati dalam secara konstruktif sehingga dapat
keberagaman. Belum dapat menerima dengan segala
mempromosikan pertukaran beradaptasi di tengah perbedaan
menyaari konflik dan perbedaannya. Mulai memahmi budaya dan kolaborasi dalam dan melakukan advokasi dalam
konflik yang rentan muncul dan
dunia yang saling terhubung rangka mewujudkan toleransi
berusaha mencari solusi serta menunjukkannya dalam budaya multikultura
perilaku
Bernalar kritis Kuarak aktif terlibat dalam Cukup aktif dalam Berani dan konsisten Mengambil keputusan berdasarkan
konstribusi kelompok , mengemukakan pendapat dan menyampaiakan pendapat atau hasil analisis dan evaluasi yang
cenderung pendiam dan mulai memberikan konstribusi fakta serta memahami telah melalui tahap uji coba,
menunggu pekerjaan pendapat konsekuensinya mendapat umpan balik dari
berbagai ahli, dan melakukan
pengembangan terus menerus.
Kreatif Tidak muncul kreatifitas, Mulai muncul gagasan dan ide Konsisten dalam Menghasilkan karya dan tindakan
cenderung mengikui ede dari dari berusaha untuk dituangkan mengembangkan gagasan dan yang orisinal pelajar yang kreatif
individu yang lain dalam tindakan ide dengan mengumpulkan dari yang menghasilkan karya dan
berbagai sumber. tindakan yang orisinal berupa
gambar, penampilan, realitas
virttual dan lain sebagainya

76
RUBRIK PENILAIAN PEMENTASAN KARYA

NO KRITERIA A B C D SKOR
1 Persiapan Naskah ditulis cukup sesuai
Penulisan proposal, dengan tema dan Naskah ditulis kurang sesuai
scenario, poster, Naskah ditulis sangat sesuai memberikan
Naskah ditulis sesuai dengan dengan tema dan belum
publikasi lain dengan tema dan memberikan pesan yang cukup
tema dan memberikan pesan memberikan pesan yang
pesan yang menginspirasi, menginspirasi, promosi
yang menginspirasi, promosi menginspirasi, promosi
promosi dilakukan dengan dilakukan dengan cukup
dilakukan dengan efektif. kurang dilakukan dengan
sangat efektif. efektif. efekti

2 Pelaksanaan Karya dipentaskan dengan


cukup apik, beberapa Karya dipentaskan dengan
Karya dipentaskan dengan Karya dipentaskan dengan
pemain kurang apik, sebagian
sangat apik, semua pemain apik, sebagian besar pemain
memerankan dengan penuh pemain tidak serius, kurang
memerankan dengan penuh memerankan dengan penuh
penghayatan dan memerankan dengan
penghayatan dan penghayatan dan
menggunakan properti yang penghayatan dan tidak
menggunakan properti yang menggunakan properti yang
cukup mendukung. menggunakan properti yang
mendukung. mendukung.
mendukung.
3 Penerapan nilai toleransi Penerapan nilai toleransi Penerapan nilai toleransi
Penerapan nilai toleransi dalam
dalam keberagamn cukup dalam keberagamn cukup dalam keberagaman belum
keberagamn sangat tampak
tampak terlihat dari tampak terlihat dari tampak terlihat dari
terlihat dari
Evaluasi (kolaborasi, proses persiapan hingga proses persiapan hingga proses persiapan hingga
proses persiapan hingga
kerja sama antar pelaksanaan. Hampir Setiap pelaksanaan. Beberaa pelaksanaan. Beberapa
pelaksanaan. Setiap anggota
anggota kelompok anggota anggota anggota
berkontribusi dan
dari berkontribusi dan berkontribusi dan berkontribusi dan
berkolaborasi, berkreatifitas
mulai perencanaan berkolaborasi, berkreatifitas berkolaborasi, berkreatifitas berkolaborasi, berkreatifitas
tinggi dan mencapaikan ide ide
hingga pelaksanaan) dengan kritis dan saling tinggi dan mencapaikan ide tinggi dan mencapaikan ide tinggi dan mencapaikan ide
mendukung satu ide dengan kritis dan saling ide dengan kritis dan saling ide dengan kritis dan saling
sama lain. mendukung satu mendukung satu mendukung satu
sama lain sama lain sama lain

77

Anda mungkin juga menyukai