Mengidentifikasi dan
membentuk siluet
Pengarah
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan
Menengah
Dr. Iwan Syahril, Ph.D.
Penanggung Jawab
Direktur Sekolah Dasar
Dr. Muhammad Hasbi, M.Pd.
Penulis
Rizki Raindriati (Meraki Artcademy)
Penyunting
Firman Rizkiana, M.Pd. (SDN Utan Kayu Utara 11 Pagi, Kota Administrasi Jakarta
Timur)
Pengarah Materi
Dr. Sugiyanto (Direktorat Sekolah Dasar)
Dr. Ir. Eko Warisdiono, M.M. (Direktorat Sekolah Dasar)
Ine Rahmawati, S.Pd., M.Si. (Direktorat Sekolah Dasar)
Waluyo, S.S., M.E. (Direktorat Sekolah Dasar)
Dra. Nurhasanah (Yayasan Pendidikan Islam El-Himmah)
Diproduksi oleh:
Direktorat Sekolah Dasar
Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Kompleks Kemendikbud, Gedung E Lantai 17-18
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270
Tahun 2022
MODUL SENI RUPA
Alokasi Waktu
Link ATP
Tujuan Pembelajaran
Modul ini merupakan modul yang dapat dijadikan inspirasi guru dalam
melakukan pembelajaran Seni Rupa. Materi dan langkah
pembelajaran dapat disesuaikan dengan kondisi di sekolah. Dalam
modul ini terdapat kegiatan praktik siswa dalam menggunakan alat,
bahan, elemen berupa garis, bentuk dan tekstur.
Pertemuan 1
Ice Breaking: Peserta didik diajak bermain tebak bayangan atau menonton video
singkat pertunjukan wayang (dapat dicari di kanal video dengan kata kunci shadow
puppet, wayangkulit, dan membuat bayangan tangan) alternatif lainnya peserta didik
dapat diajak bermain tebak-tebakan. Mereka akan diperlihatkan siluet benda atau
hewan, lalu mereka menebak benda atau hewan apakah itu. Pertanyaan pemantik yang
dapat diajukan, “Bagaimana kalian mengenali bentuk hanya dengan melihat
bayangannya saja?”
Peserta didik diminta untuk menggunting kertas hitam atau kertas warna lainnya untuk
membentuk siluet kepala atau tubuh utuh seekor hewan yang diinginkannya
(diferensiasi produk).
Kegiatan ini merupakan asesmen awal. Hasil kegiatan asesmen awal ini akan menjadi
sumber informasi untuk guru merancang pembelajaran selanjutnya dan tidak menjadi
bagian penilaian.
Guru merancang kegiatan berdasarkan hasil pemetaan kemampuan awal. Umumnya
kemampuan Peserta didik terbagi dalam 2 kelompok (sudah mampu menggunting mengikuti
garis suatu bentuk atau belum mampu menggunting mengikuti garis suatu bentuk dan
sudah mampu mengenali bentuk sebuah benda dan belum mampu mengenali bentuk sebuah
benda). Pada langkah pembelajaran kedua akan disediakan inspirasi beberapa tindak lanjut
dan feedback yang dapat diberikan untuk peserta didik.
Dalam asesmen awal, penting bagi guru untuk memperhatikan beberapa hal:
1. Bagaimana peserta didik menggambar bentuk hewan yang diinginkannya? Apakah
peserta didik spontan, luwes, dan menunjukkan kepercayaan diri dalam menggambar
bentuk tersebut? Apakah peserta didik nampak kesulitan, ragu, selalu meminta
petunjuk, atau berusaha meniru orang lain?
2. Bagaimana kualitas bentuk yang dihasilkan peserta didik? Apakah bentuk tersebut
sudah menampakkan kejelasan dan mudah dikenali oleh orang lain?
3. Bagaimana kemampuan peserta didik dalam memotong menggunakan gunting atau
merobek dengan menggunakan tangan atau alat lain? Apakah peserta didik mampu
menggunakan gunting dengan cara yang aman?
Pertemuan 1
Pada asesmen awal ini, penting bagi guru untuk menekankan, setiap orang pasti
memiliki hewan kesukaan yang berbeda-beda. Perbedaan adalah sebuah hal yang
wajar dan keunikan gagasan atau ide sangat dihargai. Tekankan bahwa peserta didik
dilarang meniru guru atau siapapun.
●Peserta didik akan kembali melakukan kegiatan bermain tebak-tebakan bentuk siluet
yang diperlihatkan. Guru mengajukanpertanyaan pemantik yang sama dengan
pertemuan sebelumnya: “Dapatkah kamu menebak sebuah bentuk berdasarkan
bayangannya?”
● Peserta didik mendapatkan penjelasan bahwa semua hal di dunia ini selalu
berpasangan, salah satunya adalah gelap dan terang, hitam dan putih, positif dan
negatif. Kegiatan hari ini akan mengajak mereka untuk mempelajari seni dengan
menerapkan prinsip gelap danterang, hitam dan putih, positif dan negatif melalui
pembuatan siluet.
● Peserta didik diminta untuk membuat sebuah gambar di atas sebuah kertas hitam.
Jika peserta didik menggunakan kertas origami, maka mereka harus menggambar
pada bagian putih kertas origami tersebut. Jika peserta didik menggunakan kertas
manila/karton hitam, maka mereka menggambar pada salah satu sisi saja. Gambar
yang dibuat tidak perlu detailsebab mereka akan menggunting kertas tersebut
mengikuti garis terluarnya (outline) dan menempelkannya pada kertas putih/kertas
buku gambarnya. Sumber gambar:
Rizki Raindriati
● Peserta didik juga dapat diajak untuk menonton video singkat cara membuat siluet.
Guru dapat menggunakan video yang telah tersedia di PMM:
https://guru.kemdikbud.go.id/perangkat-ajar/toolkits/OAWRvMEWMo
● Dari penilaian awal, kita telah memiliki informasi mengenai kemampuan awal Peserta
didik. Guru merancang diferensiasi tindak lanjut berdasarkan hasil pemetaan
kemampuan awal. Umumnya kemampuan peserta didik terbagi dalam 2 kelompok
(sudah mampu menggunting mengikuti garis suatu bentuk atau belum mampu
menggunting mengikuti garis suatu bentuk dan sudah mampu mengenali bentuk
sebuah benda dan belum mampu mengenali bentuk sebuah benda) Berikut adalah
inspirasi tindak lanjut diferensiasi pembelajaran berdasar kemampuan peserta didik:
Pertemuan 2
Peserta didik diminta untuk membuat siluet sebuah adegan cerita atau
pemandangan. Gambar yang dibuat tidak perlu detail sebab mereka akan
menggunting kertas tersebutmengikuti garis terluarnya (outline) dan
menempelkannya pada kertas putih/kertas buku gambarnya.
Peserta didik didorong untuk mewarnai kertas yang akan digunakan sebagai latar
belakang siluetnya. Selain mewarnai, mereka juga dapat menggunakan kertas
origami yang berwarnacerah sebagai latar.
Peserta didik melakukan refleksi dengan berbagai cara, misalnya dengan bercerita
bergiliran atau berpasangan, “Saya membuat bentuk___________. Saya
sudah/belum mampu menggunting bentuk yangsaya buat. Bagian yang paling
saya sukai adalah____________.
Kegiatan ini juga dapat berfungsi sebagai asesmen sumatif karena bersifat
menyandingkan hasil karya dengan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
setelah peserta didik mendapatkan pengalamanmempelajari aneka garis, bentuk,
dan warna dan mendapatkan feedback. Dari hasil sumatif, maka kita mendapatkan
data mengenai ketercapaian Tujuan Pembelajaran peserta didik dan hasilnya
dapat digunakan sebagai nilai sumatif 1. Instrumen penilaian yang digunakan
dalam asesmen ini adalah rubrik.
Pertemuan 3
Asesmen
Kriteria
KetercapaianT Berkembang Mulai Belum
Mahir
ujuan Berkembang Berkembang
Pembelajaran