HHfiE
Malili
ffi
Tembusan:
Plt. Sekretaris Menteri/Sekretari Utama Kementerian PPN/Bappenas (sebagai laporan)
Lampiran Surat : I
Bappeda/Bappedalitbang Kabupaten/Kota
119. Seluruh 514 Kepala Bappeda/Bappedalitbang Kabupaten/Kota
I. LATAR BELAKANG
Pasal 31 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional mensyaratkan perencanaan pembangunan didasari oleh informasi
dan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh sebab itu, informasi dan data
yang berkualitas sangat diperlukan dalam penyusunan rencana pembangunan. Salah satu
data yang dibutuhkan pada rencana pembangunan jangka panjang, menengah maupun
tahunan, di pusat maupun di daerah adalah data kependudukan.
Data kependudukan bermanfaat dalam proses penyusunan rencana pembangunan
guna menciptakan rencana yang tepat, akurat, dan bermanfaat. Data kependudukan yang
dibutuhkan untuk penyusunan rencana pembangunan setidaknya terdiri dari jumlah
penduduk, persebaran, dan susunannya menurut umur penduduk. Selain kondisi terkini,
diperlukan juga kondisi masa lalu dan perkiraan kondisi masa depan atas data-data tersebut.
Proyeksi penduduk dibutuhkan untuk memperkirakan kondisi data kependudukan pada masa
mendatang.
Berdasarkan Hasil Proyeksi Penduduk lndonesia 2020-2050 menggunakan skenario
tren, lndonesia memiliki 13 juta penduduk yang lebih banyak pada tahun 2045 dibanding
Proyeksi Penduduk lndonesia 2015-2045. Meskipun jumlah penduduk yang terus bertambah,
namun laju pertembuhan penduduk dan tingkat fertilitas di lndonesia terus menurun. Kondisi
ini menyebabkan lndonesia sedang memasuki periode bonus demografi yang turut diikuti
dengan penuaan penduduk.
Penduduk dan pembangunan memiliki keterkaitan yang sangat erat. Kebijakan
pembangunan akan memberikan dampak kepada penduduk dan begitu juga sebaliknya.
Peningkatan kualitas penduduk akan berkontribusi terhadap proses pembangunan
selanjutnya. Penduduk yang sejahtera membantu peningkatan pembangunan untuk
mendapatkan dampak yang lebih baik. Dengan demikian, pembangunan lndonesia harus
berpusat pada penduduk. Untuk mencapai keselarasan pembangunan dengan penduduk
yang sejahtera, terdapat beberapa kondisiyang harus tercapaidan dijaga. Terdapat lima arah
pembangunan kebijakan untuk menjaga keselarasan antara pembangunan dan penduduk
sejahtera, sebagai berikut: i). Mewujudkan penduduk tumbuh seimbang (mewujudkan
Kebijakan Keluarga Berencana era baru); ii). Menutup kesenjangan SDM melalui persiapan
lebih dini dan afirmatif; iii). Menunjang penuaan penduduk (menyiapkan lansia mandiri); iv).
Mendorong perpindahan penduduk yang merata (transmigrasi era baru); dan v).
Pembangunan wilayah yang seimbang antara perdesaan dan perkotaan.
Dari sisi ketenagakerjaan saat ini lndonesia memiliki peluang dan tantangan. Peluang
yang dimiliki yaitu "bonus demografi". Seiring dengan pertumbuhan populasi yang terus
meningkat, banyak penduduk muda dari masyarakat yang akan segera dan sedang
bergabung dalam angkatan kerja. Namun disisi lain dampak pandemi COVID-19
Menyebabkan
-2-
II. TEMA
Hasil proyeksi penduduk menunjukkan jumlah penduduk usia muda akan semakin
bertambah dan jumlah penduduk pada usia kerja semakin meningkat. Menyikapi haltersebut,
pemerintah daerah perlu untuk mempersiapkan rencana pembangunan di
sektor
kependudukan dan ketenagakerjaan. "Pemanfaatan Data Hasil Proyeksi Penduduk dalam
Penyusunan Kebijakan Pembangunan Kependudukan dan Ketenagakerjaan" dijadikan
sebagai tema yang diusung pada kegiatan ini. Dengan mengusung tema ini, diharapkan
pemerintah daerah dapat memanfaatkan data hasil proyeksi penduduk dalam penyusun
rencana dan kebijakan terkait dengan kependudukan dan ketenagakerjaan untuk
perencanaan jangka panjang, menengah dan tahunan dlam rangka mendukung pencapaian
Visi lndonesia Emas 2045.
Data proyeksi penduduk ini juga akan dimanfaatkan dalam perencanaan
ketenagakerjaan pasca pandemi, memanfaatkan peluang kerja di masa depan, dan formulasi
kebijakan di era bonus demografi. "Perencanaan Ketenagakerjaan Pasca Pandemi" menjadi
tema diskusi pada sesi kedua. Dengan pemanfaatan data yang cermat, lndonesia akan dapat
menjembatani kesenjangan antara peluang kerja dan keterampilan tenaga kerja, menciptakan
lapangan kerja yang berkelanjutan, dan merespons era bonus demografidengan cerdas.
IV. SASARAN
-3-
V. WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan Sosialisasi Pemanfaatan Proyeksi Penduduk dalam Rangka Penyusunan
Rencana Pembangunan Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan bersama
Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Akademisi yang akan dilaksanakan pada
tanggal 7 November 2023 secara hybrid di Bali.