Dimensi Pokok Stabilitas Pada Kapal
Dimensi Pokok Stabilitas Pada Kapal
1. Stabilitas Kapal
Stabilitas kapal adalah kemampuan sebuah kapal untuk kembali tegak seperti posisi semula
setelah mendapatkan gangguan dari luar seperi oleng karena pengaruh ombak laut. Secara umum
hal-hal yang mempengaruhi keseimbangan kapal dapat dikelompokkan menjadi dua hal besar
yaitu factor internal dan factor eksternal.
a. Factor internal adalah tata letak muatan, bentuk ukuran kapal, kebocoran akibat kandas atau
tubrukan.
b. Factor eksternal adalah factor yang di akibat kan oleh angin, ombak, arus dan badai.
Stabilitas kapal dapat dibedakan menjadi 2 yaitu stabilitas kapal melintang dan stabilitas
membujur.
a. Stabilitas kapal melintang
Stabilitas melintang adalah sifat atau kecenderungan sebuah kapal untuk kembali kedalam
keadaan semula setelah mendapatkan sengetan melintang karena dari luar.
b. Stabilitas kapal membujur
Stabilitas membujur adalah kemampuan sebuah kapal untuk kembali kedudukannya seperti
semula setelah mengalami senget dari arah membujur akibat pengaruh dari luar.
Keterangan:
Wl : water line
M : metasentris
Gz : lengan moment
BBi : perubahan letak titik apung
Q : sudut senget
Keterangan:
Wl : water line ( garis air)
G : gravitasi
M : titik metasentris
B : titik buoyancy (titik apung)
Keterangan:
Cl : center line K : Lunas kapal
Gz : lengan momen
B1 : perubahan titik apung
M : titik metacentris
B : titik buoyancy ( titik apung)
c. Titik Metasentris
Titik metasentris atau dikenal dengan titik M dari sebuah kapal, merupakan sebuah titik semu
dari batas dimana titik G tidak boleh melewati di atasnya agar supaya kapal tetap mempunyai
stabilitas yang positif (stabil). Meta artinya berubah-ubah, jadi titik metasentris dapat berubah
letaknya dan tergantung dari besarnya sudut senget.
Apabila kapal senget pada sudut kecil (tidak lebih dari 150).
maka titik apung B bergerak di sepanjang busur dimana titik M merupakan titik pusatnya di
bidang tengah kapal (centre of line) dan pada sudut senget yang kecil ini perpindahan letak titik
M masih sangat kecil, sehingga masih dapat dikatakan tetap.
Gamabr : titik-titik penting dalam stabilitas kapal
Keterangan:
K = lunas (keel)
B = titik apung (buoyancy)
G = titik berate (gravity)
M = titik metasentris (metacentris)
d = sarat (draft)
D = dalam kapal (depth)
CL = Centre line
WL = garis air (water line)
4. DIMENSI POKOK DALAM STABILITAS KAPAL
KM = KB + BM
Diperoleh dari diagram metasentris atau hydrostatical curve bagi setiap sarat (draft) saat itu.
Letak titik B di atas lunas bukanlah suatu titik yang tetap, akan tetapi berpindah-pindah oleh
adanya perubahan sarat atau senget kapal., nilai KB dapat dicari :
BM dinamakan jari-jari metasentris atau metacentris radius karena bila kapal mengoleng dengan
sudut-sudut yang kecil, maka lintasan pergerakan titik B merupakan sebagian busur lingkaran
dimana M merupakan titik pusatnya dan BM sebagai jari-jarinya. Titik M masih bisa dianggap
tetap karena sudut olengnya kecil (100-150).
Lebih lanjut dijelaskan :
Nilai KB untuk kapal kosong diperoleh dari percobaan stabilitas (inclining experiment),
selanjutnya KG dapat dihitung dengan menggunakan dalil momen. Nilai KG dengan dalil
momen ini digunakan bila terjadi pemuatan atau pembongkaran di atas kapal dengan mengetahui
letak titik berat suatu bobot di atas lunas yang disebut dengan vertical centre of gravity (VCG)
lalu dikalikan dengan bobot muatan tersebut sehingga diperoleh momen bobot tersebut,
selanjutnya jumlah momen-momen seluruh bobot di kapal dibagi dengan jumlah bobot
menghasilkan nilai KG pada saat itu.
contoh soal :
Sebuah kapal yang memiliki displismen 8000 ton, dan KG = 5,50 meter. Kemudian sampai di
pelabuhan I melakukan pembongkaran 300 ton, dengan titik berat 3,27 meter. Kemudian
melakukan pembongkaran lagi di pelabuhan II 150 ton, dengan titik berat 4,24 meter. Kemudian
memuat 400 ton air tawar di pelabuhan III, dengan titik berat 2,56 m.
Hitunglah KG kapal tersebut setelah melakukan kagiatan akhir tersebut.
Jawab :
Kegiatan (w) ton (d) meter Moment
∆ 8000 5,50 44.000
Bongkar - 300 3,27 -981
-150 4,24 -636
Muat 400 2,56 1.024
∑m ∑w 43.407
Penyelesaian:
= 43.407
7.950
KG = 5,46 meter
Jadi, nilai KG kapal tersebut adalah 5,46 meter.
e. GM (Tinggi Metasentris)
Tinggi metasentris atau metacentris high (GM) yaitu jarak tegak antara titik G dan titik M.
Nilai GM inilah yang menunjukkan keadaan stabilitas awal kapal atau keadaan stabilitas kapal
selama pelayaran nanti.
Contoh soal:
Sebuah kapal berada di suatu pelabuhan dengan sarat rata-rata = 64 dm, akan melakukan
kegiatan sebagai berikut :
Muat : 1000 Ton dengan titik berat muatan 5,2 m di atas lunas. Mengisi 420 Ton airtawar di
tangki DB yang tinggi tangkinya 4 m dari lunas.
Bongkar :360 Ton muatan yang memiliki titik berat 10m di atas lunas. Dari data Hydrostatic
Curves di dapat keterangan sbb : Displacement = 8200 Ton. TPC = 22
KM = 12 m. Jika dik : KG awal = 11 m & setelah kegiatan nilai KM di anggap tetap, maka
hitunglah GM akhir kapal
Jawab :
01 ▲ 8.200 11 90.20
03 + 420 4 1.680
04 - 360 10 3.600
9.260 93.480
Penyelesaian:
KG =∑ M
∑W
= 93.480 = 10,09
9.260
GM akhir = KM – KG = 12 – 10,09 = 1,91 m
Momen penegak adalah momen yang akan mengembalikan kapal ke kedudukan tegaknya setelah
kapal miring karena gaya-gaya dari luar dan gaya-gaya tersebut tidak bekerja lagi.
Pada waktu kapal miring, maka titik B pindak ke B1, sehingga garis gaya berat bekerja ke bawah
melalui G dan gaya keatas melalui B1 . Titik M merupakan busur dari gaya-gaya tersebut. Bila
dari titik G ditarik garis tegak lurus ke B1M maka berhimpit dengan sebuah titik Z. Garis GZ
inilah yang disebut dengan lengan penegak (righting arms).
Seberapa besar kemampuan kapal tersebut untuk menegak kembali diperlukan momen penegak
(righting moment). Pada waktu kapal dalam keadaan senget maka displasemennya tidak berubah,
yang berubah hanyalah faktor dari momen penegaknya. Jadi artinya nilai GZ nyalah yang
berubah karena nilai momen penegak sebanding dengan besar kecilnya nilai GZ, sehingga GZ
dapat dipergunakan untuk menandai besar kecilnya stabilitas kapal.
Untuk menghitung nilai GZ sebagai berikut:
Sin ? = GZ/GM
GZ = GM x sinus ?
Moment penegak = W x GZ
Periode oleng dapat kita gunakan untuk menilai ukuran stabilitas. Periode oleng berkaitan
dengan tinggi metasentrik. Satu periode oleng lengkap adalah jangka waktu yang dibutuhkan
mulai dari saat kapal tegak, miring ke kiri, tegak, miring ke kanan sampai kembali tegak
kembali.
Wakidjo (1972), menggambarkan hubungan antara tinggi metasentrik (GM) dengan periode
oleng adalah dengan rumus :
T = 0,75
?GM
Permukaan bebas terjadi di dalam kapal bila terdapat suatu permukaan cairan yang bergerak
dengan bebas, bila kapal mengoleng di laut dan cairan di dalam tangki bergerak-gerak
akibatnya titik berat cairan tadi tidak lagi berada di tempatnya semula. Titik G dari cairan tadi
kini berada di atas cairan tadi, gejala ini disebut dengan kenaikan semu titik berat, dengan
demikian perlu adanya koreksi terhadap nilai GM yang kita perhitungkan dari kenaikan
semu titik berat cairan tadi pada saat kapal mengoleng sehingga diperoleh nilai GM yang efektif.
Perhitungan untuk koreksi permukaan bebas dapat mempergunakan rumus:
gg1 = r . x l x b3
12 x 35 x W
5. Menghitung KG dan GM
Beberapa metode yang biasa digunakan dalam menghitung titik KG pada kapal,
diantaranya dengan menggunakan rumus :
Contoh soal :
Sebuah kapal yang memiliki displismen 7.000 ton dan KG = 5,1816 meter melakukan bongkar
200 ton dengan titik berat 4,572 meter. Bongkar 150 ton, titik berat 3,048 meter. Memuat 400
ton. Titik berat 2,4383 m. mengisi 100 ton air tawar tangki penuh. Sebelumnya berisi setengah
dan tinggi tangki 1,8288 m
Ditanya :
a. Hitunglah KG kapal tersebut
Bila KM = 6,4008
b. Bila tinggi M kapal dikehendaki 0,9144 m berapa banyak bobot yang harus dipindahkan dari
bawah keatas sejauh 12,19 m?
Jawab:
Kegiatan (w) ton (d) meter Momen
∆ 7.000 5,1816 36.271,2
Bongkar -200 4,572 -914,4
-150 3,048 -457,2
Muat +400 2,43884 975,36
+200 0,9144 182,88
∑w 7.250 ∑m 36.057,84
Penyelesaian:
= 36.057 ton
7.250 ton
= 4,9735 m
GM = KM – KG
= 6.4008m – 4,9735m
= 1,4273 m
GG =
w =
GG = KG-KG
= 4,9735m – 5,1816m
= 0,2081
TPI adalah jumlah berat yang harus dimuat atau dibongkar untuk mengubah serat rata-rata kapal sebanyak satu
Inch. sedangkan TPC adalah jumlah muatan yang harus dimuat atau dibongkar serat rata-rata kapal sebanyak
satu Centimeter.
Bila dimuat bobot seberat W ton. Dan serat rata-rata kapal bertambah dengan 1 Inch.
Maka
W = TPI dan WW1= LL1=1=1/2 kaki
Berat = TPI
= barat air yang dipindahkan sebuah kotak WW1 LL1
Contoh soal
Berat benaman sebuah kapal adalah 11.000 ton dan TPI untuk sarat musim panas 40, hitunglah
berapa FWA bagi kapal tersebut.
Jawaban:
FWA = ∆ / 40 x TPI
= 11.000/40 x 40
= 11.000/1600
= 6.78 Inchi
Rumus memuat
GG¹=Wx(KG¹-KG)/?+_W
Contoh soal:
Sebuah kapal dengan ∆ 2000 ton, letak titik beratnya 10 kaki di atas lunas. Letak titil
metasentrum 12,5 kaki diatas lunas. Sekarang dipindah muatan sebanyak 100 ton dengan titik
berat 4 kaki diatas lunas ketitik berat 8 kaki diatas lunas.
Ditanya : tinggi metasentrum kapal itu sekarang
Jawab :
GG¹ = Wxd/∆+W
= 10x(KG¹)-KG/2000+0
= 100x(8-4)/2000
= 400/2000
GG¹ = 0,2
KG = 10
KG¹ = 10,2
KM = 12,5
GM = 2,3 kaki
Rumus bongkar
Contoh soal:
Sebuah kapal dengan ∆ 2200 ton, KG = 11, dibongkar 50 ton dengan titik berat 16? Diatas lunas.
Ditanya : letak titik berat sekarang diatas lunas.
Jawab :
=
=
GG¹ = -0,116
KG = 11
KG¹ = 10,881