Anda di halaman 1dari 9

ANARGYA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika

Vol.4 No.2 Oktober 2021


p-ISSN: 2615-4196 e-ISSN: 2615-4072
http://jurnal.umk.ac.id/index.php/anargya

Pembelajaran Matematika Berbantuan LKS Berbasis Discovery learning dengan


Pendekatan Kontekstual terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Kelas VIII

Aprioda 1, Irwan Setiawan2, Rosmaiyadi3, dan Citra Utami4

1,2,3,4
Prodi Pendidikan Matematika, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Singkawang

Info Artikel Abstract

The aims of this study were to: 1) find out whether students' mathematical communication skills taught
Sejarah Artikel: using discovery learning-based worksheets and contextual approaches exceeded those taught using direct-
Diterima 28 Nov 2021 based worksheets; 2) knowing students' KKM through discovery learning-based worksheets and contextual
Direvisi 2 Des 2021
approaches; 3) knowing the implementation of the learning process using discovery learning-based
Disetujui 6 Des 2021
________________ worksheets and contextual approaches; 4) knowing students' self-confidence when taught using discovery
Keywords: learning-based worksheets and contextual approaches. Research Design True Experimental Design and
Discovery learning Model, Posttest-Only Control Design. The analytical technique used is a two-sample independent t-test, one
Mathematical sample t-test, one sample proportion test, the average percentage of implementation, and the average
Communication Ability, student self-confidence score. The research population is all students of class VIII SMPN 17 Singkawang.
Contextual Approach. The research sample is class VIII A (experimental) and class VIII B (control). The results of the research
________________ are: 1) students' mathematical communication skills taught using discovery learning-based worksheets and
Paper type: contextual approaches are better than those using direct-based worksheets; 2) completeness of learning
Research paper scores to reach KKM; 3) the implementation of the learning process is very good; 4) students' self-confidence
________________ is high.

Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk: 1) mengetahui apakah kemampuan komunikasi matematis siswa
yang diajarkan dengan menggunakan LKS berbasis discovery learning dan pendekatan
kontekstual melebihi dengan yang diajarkan menggunakan LKS berbasis langsung; 2)
mengetahui KKM siswa melalui LKS berbasis discovery learning dan pendekatan kontekstual; 3)
mengetahui keterlaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis discovery
learning dan pendekatan kontekstual; 4) mengetahui self-confidence siswa ketika diajarkan
dengan menggunakan LKS berbasis discovery learning dan pendekatan kontekstual. Desain
Penelitian True Eksperimental Design dan Posttest-Only Control Design. Teknik analisis yang
digunakan berupa uji-t dua sampel independen, uji-t satu sampel, uji proporsi satu sampel,
rata-rata presentase keterlaksanaan, dan rata-rata skor self-confidence siswa. Populasi penelitian
merupakan seluruh siswa kelas VIII SMPN 17 Singkawang, dengan sampel kelas VIII A
(eksperimen) dan kelas VIII B (kontrol). Hasil penelitian berupa: 1) kemampuan komunikasi
matematis siswa yang diajarkan dengan LKS berbasis discovery learning dan pendekatan
kontekstual lebih baik dari yang menggunakan LKS berbasis langsung; 2) ketuntasan nilai
belajar mencapai KKM; 3) proses belajar terlaksana sangat baik; 4) self-confidence siswa
tergolong tinggi.

© 2021 Universitas Muria Kudus


Alamat korespondensi: p-ISSN 2615-4196
Program Studi Pendidikan Matematika
e-ISSN 2615-4072
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus
Kampus UMK Gondangmanis, Bae Kudus Gd. L. lt I PO. BOX 53 Kudus
Tlp (0291) 438229 ex.147 Fax. (0291) 437198
E-mail: aprioda2@gmail.com

230
Aprioda, Irwan Setiawan, Rosmaiyadi, dan Citra Utami
Anargya: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 4 No.2, Oktober 2021
https://dx.doi.org/10.24176/anargya.v4i2.6953

PENDAHULUAN kemampuan komunikasi matematis siswa SMP


Pada era modern ini matematika merupakan tergolong rendah karena menurut total presentase yang
suatu hal yang berperan penting dalam aspek teknologi diperoleh oleh siswa berada pada kategori rendah.
dan digital yang dibutuhkan manusia. Oleh sebab itu Selain itu Wijayanto, Fajriah, & Anita (2018) dan
pada Permendikbud nomor 21 tahun 2016 Aminah, Wijaya, & Yuspriyati (2018) menyebutkan
(Kemendikbud, 2016) pembelajaran matematika setelah diberikan tes berupa soal dengan beberapa
dikategorikan sebagai mata pelajaran wajib di sekolah. indikator kemampuan komunikasi menyatakan masih
Adapun tujuan pembelajaran matematika yang termuat rendahnya kemampuan komunikasi matematis yang
pada Permendikbud nomor 21 tahun 2016 tersebut dimiliki siswa. Pada kenyataan dilapangan juga
bertujuan supaya siswa mempunyai kompetensi menunjukkan hasil yang serupa. Hal ini didukung
berikut: (1) keingintahuan yang besar, percaya pada dengan pra-riset yang dilakukan oleh peneliti di SMPN
diri sendiri, semangat belajar yang berkelanjutan, dan 17 Singkawang. Dari hasil pra-riset tersebut
minat pada matematika; (2) percaya terhadap kegunaan menunjukkan bahwa siswa belum dapat membuat suatu
matematika pada kehidupan melalui pengalaman definisi serta memberikan argumen dengan kata-kata
belajar; (3) bersikap terbuka dan objektif dalam atau bahasanya sendiri, siswa belum bisa
bersosialisasi; (4) mampu berkomunikasi melalui menyampaikan peristiwa sehari-hari dalam simbol
gagasan matematika yang jelas; (5) bersikap rasional, matematika, siswa belum bisa menyampaikan ide-ide
kritis, inovatif, bertanggung jawab, tanggap, dan selalu matematikanya melalui tulisan dalam bentuk benda
berusaha dalam memecahkan masalah. Menurut tujuan nyata atau gambar. Selain itu, berdasarkan wawancara
pembelajaran matematika tersebut dapat dilihat bahwa bersama guru matematika juga diketahui bahwa proses
kemampuan komunikasi matematis menjadi sebagian belajar yang dilakukan berdasarkan pada RPP tetapi
fokus utama pada pembelajaran matematika Adapun kurang terlaksana dengan baik. Self-confidence siswa
dalam Permendikbud nomor 35 tahun 2018 juga masih rendah karena siswa jarang memberikan
(Kemendikbud, 2018) kurikulum 2013 memiliki tujuan tanggapan terhadap penjelasan guru, sering diam ketika
dalam membangun rakyat Indonesia supaya ditanya oleh guru, dan sering mengeluh ketika diberi
berkemampuan hidup sebagai individu dan warga tugas.
negara yang memilikin kompetensi dan dapat Pembelajaran matematika tentunya tidak
memberikan kontribusi pada lingkungan disekitarnya, sekedar mengandalkan kemampuan-kempuan dasar
negara, maupun dunia. (kognitif) matematika didalam proses mempelajarinya
(diniyah, dkk, 2018). Ada aspek lainnya yaitu self
Kemampuan komunikasi matematis menurut confidence (Perdana, 2019). Self confidence juga
Wahyuni, Utami, & Husna (2016) adalah kemampuan sangat penting bagi siswa. Self confidence adalah rasa
dalam belajar konsep, memberikan ide-ide matematis percaya diri yang biasanya digunakan sebagai jaminan
melalui lisan ataupun tulisan yang berbentuk diagram, diri dalam penilaian pribadi seseorang, kemampuan,
gambar, simbol, dan objek matematika. Kemampuan kekuatan. Kepercayaan diri adalah mempercayai
komunikasi matematis pada matematika tidak dapat kemampuan seseorang untuk mencapai beberapa
dipisahkan karena siswa memerlukan kemampuan tujuan.
komunikasi matematis dalam menyampaikan gagasan Namun dalam kenyataanya self confidence
yang mereka miliki dalam penyelesaian masalah siswa dilapangan masih rendah. Hal ini dapat dilihat
(Soraya, Rosmaiyadi, & Wahyuni, 2021). Kemampuan dari beberapa hasil penelitian. Misalnya hasil
komunikasi matematis penting untuk dikembangkan penelitian Luritawati (2014: 5) juga menyatakan
agar siswa dapat memahami masalah matematika yang berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di salah
disajikan dan menyampaikan gagasan-gagasan satu sekolah di Kabupaten Garut, hampir 80%
penyelesaian serta membuat argumen atau ide sebagai siswanya cenderung tidak percaya diri untuk bertanya,
solusi dari permasalahan yang dihadapinya. mengemukakan pendapat, menyelesaikan suatu
Paparan paragrap diatas menyatakan bahwa permasalahan, maupun menunjukkan kemampuannya
pentingnya kemampuan komukinasi matematis siswa kepada siswa lain. Selain itu persentase siswa yang
yang harus dimiliki oleh siswa ketika mempelajari memiliki self confidence pada level kurang lebih besar
mata pelajaran matematika. Namun pada kenyataannya daripada siswa yang memiliki self confidence pada
dilapangan kemampuan komunikasi matematis siswa level sedang tinggi (Habiba dkk, 207).
masih cukup memprihatinkan. Dakam rangka mengatasi permasalahan
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh tersebut diperlukan suatu media belajar yang bisa
Nurlaila, Sariningsih, & Maya (2018) menyimpulkan mendukung siswa untuk meningkatkan kemampuan
231
Aprioda, Irwan Setiawan, Rosmaiyadi, dan Citra Utami
Anargya: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 4 No.2, Oktober 2021
https://dx.doi.org/10.24176/anargya.v4i2.6953

komunikasi matematis dan self-confidence. Pada homogenitas melalui rumus uji-F, menentukan
proses belajar terdapat suatu media atau alat yang perbedaan kemampuan komunikasi matematis pada
digunakan seorang pengajar dalam menyampaikan kelas eksperimen serta kelas kontrol melalui uji-t dua
materi/bahan ajar agar dapat dipahami oleh siswa sampel independen, menentukan ketuntasan belajar
dengan mudah yaitu LKS (Lembar Kerja Siswa). individual kelas eksperimen dengan rumus t-test satu
Menurut Febriani (2016) pemakaian LKS dalam proses sampel, menentukan ketuntasan belajar klasikal kelas
pembelajaran sangat membantu proses belajar yang eksperimen melalui rumus uji proporsi satu sampel,
pusatnya berada pada siswa serta bisa memberikan menentukan keterlaksanaan pembelajaran kelas
kesempatan kepada siswa dalam mengembangkan eksperimen dengan rumus rata-rata presentase, dan
proses berpikir. LKS berisikan langkah-langkah yang menentukan seberapa tinggi skor self-confidence kelas
mengarahkan siswa dalam proses pembelajaran. eksperimen dengan rumus rata-rata penskoran.
Discovery learning merupakan salah satu model yang
dapat diterapkan pada LKS dalam meningkatkan HASIL DAN PEMBAHASAN
kemampuan matematis siswa. Dalam penelitian Arcat 1. Kemampuan Komunikasi Matematis
& Fitriani (2018) menyebutkan discovery learning
dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan Hasil nilai siswa diperoleh dari nilai soal
komunikasi matematis. Adapun menurut Yusmanto & posttest kemampuan komunikasi matematis kelas yang
Herman (2016) dengan model discovery learning akan diberikan pembelajaran menggunakan LKS berbasis
dapat memberikan peningkatan self-confidence siswa. discovery learning dan pendekatan kontekstual dan
Dengan begitu maka untuk meningkatkan komunikasi kelas yang diberikan LKS berbasis pembelajaran
matematis dan self-confidence siswa dapat melalui langsung. Data nilai posttest kemampuan matematis
LKS berbasis discovery learning. siswa dari kedua kelas tersebut kemudian dihitung
sehingga di peroleh hasil pada tabel 1.
METODE PENELITIAN Dari tabel 1 memperlihatkan kemampuan
Penelitian ini berjenis kuantitatif menggunakan komunikasi matematis siswa yang menggunakan LKS
metode eksperimen. Bentuk dari eksperimen ini berbasis discovery learning dan pendekatan
merupakan True Experimental Design. Dalam kontekstual mendapatkan rata-rata nilai 76,59.
penelitian ini menggunakan desain yang berupa Sedangkan kemampuan komunikasi matematis siswa
Posttest-Only Control Design. Kelompok eksperimen menggunakan LKS berbasis pembelajaran langsung
diberikan suatu perlakuan berupa pembelajaran mendapatkan rata-rata nilai 67,98. Hal ini
menggunakan LKS berbasis discovery learning dan menunjukkan adanya perbedaan kemampuan pada
pendekatan kontekstual. Kelompok kontrol diberikan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
suatu perlakuan berupa pembelajaran menggunakan
LKS berbasis pembelajaran langsung. Adapun populasi Adapun untuk menguji apakah kemampuan
komunikasi matematis siswa kelas eksperimen
pada penelitian ini merupakan seluruh siswa di kelas
melebihi kelas kontrol dapat menggunakan uji
VIII SMPN 17 Singkawang yaitu kelas VIII A, VIII B,
independent dua sampel t-test. Sebelum melakukan uji
dan VIII C. Sampel pada penelitian ini yaitu kelas VIII
independent dua sampel t-test harus dilakukan uji
A (eksperimen) terdiri dari 27 orang dan kelas VIII B
(kontrol) terdiri dari 29 orang. normalitas dan uji homogenitas antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada tabel 2 dan tabel 3.
Teknik analisis data dalam penelitian ini berupa
uji normalitas melalui rumus chi-kuadrat, uji

Tabel 1. Data hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol

KelompokKelas
Eksperimen 27 76,59 249,5785 35,71 92,86
Kontrol 29 67,98 161,6768 39,29 89,29

232
Aprioda, Irwan Setiawan, Rosmaiyadi, dan Citra Utami
Anargya: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 4 No.2, Oktober 2021
https://dx.doi.org/10.24176/anargya.v4i2.6953

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Taraf
Kelas N Kesimpulan
Signifikan
Eksperimen 27 5% -27,5347 38,8851 Data Normal
Kontrol 29 5% -17,5270 41,3371 Data Normal

Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas N Varians Kesimpulan

Eksperimen 27 249,5785
1,5251 1,8973 Data Homogen
Kontrol 29 161,6768

Dari tabel 2 diatas terlihat bahwa hasil eksperimen normal. Pada hasil perhitungan normalitas
perhitungan pada kelas eksperimen diperoleh nilai kelas kontrol diperoleh nilai X_hitung^2 kurang dari
X_hitung^2 kurang dari X_tabel^2 yaitu -27,5347 < X_tabel^2 yaitu -17,5270 < 41,3371 maka Ho diterima,
38,8851 maka Ho diterima, sehingga bisa dibuat sehingga dapat disimpulkan bahwa data nilai posttest
kesimpulan distribusi data nilai posttest dari kelas dari kelas kontrol juga berdistribusi normal.
Dari tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa pada bahwa langkah-langkah discovery learning dapat
kelas eksperimen memperoleh nilai varians = 249,5785 mendukung peningkatan kemampuan komunikasi
sedangkan pada kelas kontrol memperoleh nilai varians siswa. Ditambah dengan pendekatan kontekstual dapat
= 161,6768, sehingga diperoleh F_hitung = 1,5251. membangun hubungan antara konsep materi dengan
Berdasarkan tabel distribusi F dengan taraf kesalahan konsep dunia nyata siswa. Hal ini dikarenakan selama
5%, dk pembilang = 26, dan dk penyebut = 28 didapat pembelajaran materi yang diberikan dikaitkan dengan
hasil F_tabel = 1,8973. Karena F_hitung<F_tabel benda-benda atau peristiwa di lingkungan siswa
yaitu 1,5251 < 1,8973 maka Ho diterima sehingga bisa berada. Marsuni (2016) dan Hosnan (2014) juga
disimpulkan varians data posttest eksperimen dan data menyebutkan pembelajaran melalui pendekatan
posttest kontrol homogen. Hasil uji-t independen dua kontekstual bisa menjadi lebih bermakna dimana siswa
sampel bisa dilihat pada tabel 4. bisa menemukan hubungan pada kehidupan nyata
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa dengan pengalaman yang didapat di sekolah. Hal ini
t_hitung>t_tabel yaitu 2,2545 > 2,0049 maka Ho sejalan menurut penelitian Arcat dan Fitriani (2018)
ditolak sehingga bisa diberikan kesimpulan yang dalam pembahasannya menyebutkan kemampuan
kemampuan komunikasi matematis yang menggunakan komunikasi matematis siswa pada discovery learning
LKS berbasis discovery learning dan pendekatan dapat melebihi kemampuan matematis siswa pada
kontekstual melebihi kemampuan matematis yang pembelajaran langsung karena pada setiap tahapan
menggunakan LKS berbasis langsung. discovery learning dapat melatih kemampuan
Hasil nilai kemampuan komunikasi matematis komunikasi matematis siswa. Penelitian Khoadah, Sari,
siswa yang diberi perlakuan LKS berbasis discovery & Zhanty (2019) menyebutkan bahwa kemampuan
learning dan pendekatan kontekstual dapat melebihi komunikasi matematis siswa setelah menggunakan
siswa yang diberi perlakuan LKS berbasis langsung pendekatan kontekstual lebih baik dari kemampuan
dikarenakan pada setiap tahap discovery learning komunikasi matematis menggunakan pembelajaran
dilakukan dapat melatih siswa untuk mengembangkan langsung.
kemampuan komunikasi matematisnya. Etia,
Gunowibowo, & Wijaya (2019) juga menyebutkan
Tabel 4. Hasil Uji-t independen dua sampel

Kelompok DK Kesimpulan
Eksperimen 54 5% 2,2545 2,0049 Ho ditolak
233
Aprioda, Irwan Setiawan, Rosmaiyadi, dan Citra Utami
Anargya: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 4 No.2, Oktober 2021
https://dx.doi.org/10.24176/anargya.v4i2.6953

Kontrol

Tabel 5. Hasil Uji Ketuntasan Belajar Individual Kelas Eksperimen

Kelas Rata-Rata KKM Kesimpulan

Eksperimen 76,59 70 2,1675 1,7056 Ho ditolak


2. Ketuntasan Belajar Individual mereka pelajari sehingga siswa bisa dengan
mudah mengerti makna dari materi tersebut.
Selanjutnya adalah perhitungan ketuntasan
Siswa juga dapat lebih aktif untuk mencari
belajar individual siswa yang menggunakan LKS
berbagai data/informasi terkait materi dari
berbasis discovery learning dengan pendekatan
berbagai sumber sehingga dapat menambah
kontekstual apakah sudah mencapai KKM secara
wawasan pengetahuan siswa, meningkatkan kerja
ketuntasan belajar individual. Untuk menentukan
sama antar siswa dengan berdiskusi secara
ketuntasan belajar individual dapat menggunakan
kelompok dalam menyelesaikan permasalahan
uji t-test satu sampel pihak kanan. Adapun hasil
yang diberikan secara bersama-sama, serta
uji ketuntasan belajar klasikal kelas eksperimen
diberikan kesempatan untuk menyampaikan hasil
dapat diketahui pada tabel 5 dibawah ini.
pengerjaan kelompok mereka untuk mengecek
Dari tabel diatas dapat diketahui rata-rata
kebenaran hasil yang telah mereka kerjakan
nilai kelas eksperimen adalah sebesar 76,59 dan
bersama dengan kelompok lain. Suhada, Idrus, &
KKM yang telah di tentukan adalah sebesar 70.
Kasrina (2019) menyebutkan bahwa dalam
Karena t_hitung>t_tabel yaitu 2,1675 > 1,7056
penerapan model discovery learning dapat
maka Ho ditolak dan bisa disimpulkan rata-rata
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
nilai posttest kemampuan komunikasi matematis
terlibat aktif dalam membangun konsep pelajaran,
kelas eksperimen telah mencapai ketuntasan
menemukan konsep yang belum pernah mereka
belajar individual.
tahu sebelumnya, dan berani menyampaikan hasil
3. Ketuntasan Belajar Klasikal temuan mereka secara tertulis pada LKS.
Hal ini sejalan dengan penelitian Ramli
Untuk menentukan ketuntasan belajar
(2019) dan Ula, Kristanti, & Mursyidah (2019)
klasikal bisa melalui uji proporsi satu sampel. yang dalam pembahasannya menyebutkan bahwa
Adapun hasil uji ketuntasan klasikal siswa kelas nilai siswa yang mengikuti pembelajaran
eksperimen dapat diketahui pada tabel 6 .
matematika dengan model discovery learning
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui banyak
dapat mencapai ketuntasan belajar yang tinggi.
siswa kelas eksperimen yang nilainya menyentuh
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan
KKM sebanyak 22 orang dari 27 siswa dan
komunikasi matematis siswa yang diterapkan
sebesar 81,48%. Berdasarkan perhitungan uji dengan model discovery learning dan pendekatan
proporsi satu sampel diperoleh nilai z_hitung = kontekstual sudah mencapai KKM.
0,78. Dari tabel kritis uji-z didapat nilai z_tabel =
0,2823. Karena z_hitung>z_tabel yaitu 0,78 > 4. Keterlaksanaan Pembelajaran
0,2823 maka Ho ditolak dan bisa disimpulkan
Observasi keterlaksanaan dalam penelitian
presentase yang mencapai KKM lebih dari 75%.
ini adalah untuk mengetahui pembelajaran
Dari pengujian ketuntasan nilai siswa
menggunakan LKS berbasis discovery learning
diketahui hasil tes kemampuan komunikasi
dengan pendekatan kontekstual terlaksana dengan
matematis kelas eksperimen berhasil mencapai
baik sesuai dengan RPP yang dilakukan sebanyak
ketuntasan belajar individual dan klasikal. Ini
3 kali pertemuan oleh dua orang observer.
dikarenakan penggunaan LKS berbasis discovery
Adapun hasil perhitungan observasi
learning dan pendekatan kontekstual bisa
keterlaksanaan model discovery learning dengan
memberikan peningkatan proses berpikir siswa
pendekatan kontekstual bisa diketahui pada tabel
serta membantu siswa dalam menghubungkan
7.
dunia nyatanya dengan materi yang sedang

234
Aprioda, Irwan Setiawan, Rosmaiyadi, dan Citra Utami
Anargya: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 4 No.2, Oktober 2021
https://dx.doi.org/10.24176/anargya.v4i2.6953

Tabel 6. Hasil Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Kelas Eksperimen


Banyak siswa Banyak
Kelas N yang tidak siswa yang Kesimpulan
tuntas tuntas
Eksperimen 27 5 22 0,78 0,2823 Ho ditolak
Dari tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa dipelajari dengan mudah. Sari, Noer, & Bharata (2016)
presentase keterlaksanaan pada pertemua 1 sebesar menyebutkan bahwa dalam tahap discovery learning
92,92%, pertemuan 2 sebesar 94,17%, dan pertemuan 3 dapat memberikan pengetahuan mengenai luasnya
sebasar 95,00%. Presentase rata-rata keterlaksanaan matematika dimana dengan pengetahuan tersebut siswa
dari 3 pertemuan yang telah dilakukan adalah sebesar dapat memahami masalah dengan bahasa sendiri
94,03% yang terletak pada rentang 84% < 94,03% < dengan lebih baik dan dapat menjelaskan idenya
100% yang artinya berada pada kriteria sangat baik. melalui tulisan.
Melalui pelaksanaan pembelajaran Hal ini sejalan dengan penelitian Ardianto,
menggunakan LKS berbasis discovery learning dengan Mulyono, & Handayani. (2019) yang menyebutkan
pendekatan kontekstual secara maksimal akan dapat bahwa model discovery learning bisa memberikan
meningkatkan hasil belajar yang baik. Ini dikarenakan pengaruh yang positif kepada hasil belajar siswa
selama proses belajar berlangsung akan menimbulkan karena siswa akan terlibat aktif dalam setiap tahapan
komunikasi timbal balik baik itu antara siswa dan guru pada model discovery learning. Jadi dapat disimpulkan
dalam mengarahkan siswa maupun antara siswa hasil belajar siswa akan meningkat jika keterlaksanaan
sesama siswa dalam berdiskusi. Dengan begitu siswa model discovery learning terlaksana dengan baik. Dan
akan berani unutk mengemukakan atau menyampaikan hal ini searah dengan keterlaksanaan pembelajaran
ide mereka kepada guru atau teman sekelas mereka menggunakan LKS berbasis discovery learning dengan
sehingga siswa akan lebih percaya diri. pendekatan kontekstual dalam penelitian ini yang
Selain itu dalam setiap langkah kegiatan terlaksana dengan sangat baik yang bisa diketahui
pembelajaran siswa juga dikaitkan dengan situasi berdasarkan hasil presentase rata-rata keterlaksanaan
sehari-hari disekitar mereka yang bisa menyebabkan pada pertemuan 1, pertemuan 2, dan pertemuan 3 yang
siswa menerima dan memaknai materi yang sedang berada pada kriteria sangat baik.
Tabel 7. Hasil Perhitungan Observasi Keterlaksanaan
Statistik Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
92,92% 94,17% 95,00%
Presentase
Presentase rata-rata 94,03%
Kriteria Sangat Baik

Tabel 8. Hasil Perhitungan Angket Self-confidence Siswa


No Kriteria Jumlah Siswa Jumlah Skor Rata-Rata Kriteria Self
Angket Skor Angket Confidence
1 Sangat Tinggi 1 88
2 Tinggi 22 1727,5
3 Sedang 4 246,5
4 Rendah 0 0 76,37 Tinggi
5 Sangat 0 0
Rendah
Jumlah 27 2062

235
Aprioda, Irwan Setiawan, Rosmaiyadi, dan Citra Utami
Anargya: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 4 No.2, Oktober 2021
https://dx.doi.org/10.24176/anargya.v4i2.6953

5. Self-confidence Siswa diajarkan dengan situasi dunia nyata mereka


melalui arahan dari guru. Selain itu selama proses
Angket self-confidence siswa betujuan untuk
belajar discovery learning dan pendekatan
mengetahui sikap self-confidence siswa setelah
kontekstual siswa lebih banyak berperan aktif dari
diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan
guru dimana siswa merasa leluasa dalam
LKS berbasis discovery learning dengan
melakukan kegiatan belajar sehingga siswa lebih
pendekatan kontekstual pada materi peluang.
percaya diri terhadap kegiatan yang dilakukan oleh
Adapun hasil perhitungan angket self-confidence
mereka dalam proses belajar.
siswa dapat dilihat pada tabel 8.
Ini sejalan dengan penelitian Marjani, dkk.
Berdasarkan tabel 8 diketahui rata-rata skor
(2018) dimana dalam pembahasannya mengatakan
angket self-confidence siswa dari 27 siswa adalah
model discovery learning dan pendekatan
sebesar 76,37 yang terletak pada rentang antara 68
kontekstual dapat meningkatkan self-confidence
dan 84 yang menunjukkan berada pada kriteria
siswa karena siswa diberi kesempatan untuk
tinggi.
menyelesaikan sendiri permasalahan yang
Tingkat self-confidence siswa kelas
diberikan sehingga rasa percaya akan diri siswa
eksperimen yang tinggi tersebut menyatakan
dalam menyelesaikan soal dapat meningkat serta
pembelajaran berbantuan LKS berbasis discovery
siswa akan lebih percaya diri terhadap jawabannya
learning dengan pendekatan kontekstual bisa
sendiri. Sehingga bisa ditarik kesimpulan model
meningkatkan self-confidence siswa. Hal ini
discovery learning dengan pendekatan kontekstual
dikarenakan pada discovery learning dan
dapat meningkatkan sikap self-confidencesiswa.
pendekatan kontekstual siswa diberi kesempataan
untuk menemukan konsep pada materi yang
mendukung dan memfasilitasi dalam kegiatan,
SIMPULAN pelaporan dan pencapaian Luaran Kegiatan
Program Talenta Inovasi Indonesia 2021 ini.
Dari pengujian hipotesis dan hasil
penelitian yang didapat dari berbagai pengujian
yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa: DAFTAR PUSTAKA
1. Kemampuan komunikasi matematis siswa Aminah, S., Wijaya, T. T., & Yuspriyati, D. 2018.
yang diajarkan dengan menggunakan LKS Analisis Kemampuan Komunikasi
berbasis discovery learning dan pendekatan Matematis Siswa Kelas VIII Pada Materi
kontekstual lebih baik daripada siswa yang Himpunan. Jurnal Cendekia : Jurnal
diajarkan dengan menggunakan LKS berbasis Pendidikan Matematika, 2(1): 15–22.
pembelajaran langsung. Angga Ardianto, Dodik Mulyono, Sri Handayani.
2. Kemampuan komunikasi matematis siswa 2019. Pengaruh Model Discovery learning
telah mencapai KKM (70) setelah diberikan Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
pembelajaran dengan menggunakan LKS Kelas VII SMP. Jurnal Inovasi
berbasis discovery learning dan pendekatan Matematika, 1(1): 31–37. Arcat, A., &
kontekstual. Fitriani, P. 2018. Kemampuan komunkasi
3. Pembelajaran dengan menggunakan LKS matematis siswa melalui model discovery
berbasis discovery learning dengan pendekatan learning kelas VIII Mts Bahrul Ulum tahun
kontekstual terlaksana dengan baik. 2018. Jurnal Ilmiah Edu Research, 7(1):
4. Self-confidence siswa tergolong tinggi pada 54–58.
pembelajaran dengan menggunakan LKS Diniyah, A., Malik Akbar, G., Akbar, P.,
berbasis discovery learning dan pendekatan Nurjaman, A., & Bernard, M. 2018.
kontekstual. Analisis Kemampuan Kemampuan
Penalaran dan Self Confidence Siswa SMA
UCAPAN TERIMAKASIH dalam Materi Peluang. Journal on
Ucapan terimakasih kami sampaikan Education, 1(1): 14-21.
kepada Direktorat Sumber Daya Kementerian Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik Dan
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.
yang telah memberikan bantuan melalui Program Jakarta : Ghalia Indonesia.
Talenta Inovasi Indonesia 2021. Ucapan Etia, Gunowibowo, P., & Wijaya, A. P. 2019.
terimakasih juga kami sampaikkan kepada Pengaruh Model Discovery learning
pimpinan STKIP Singkawang yang telah Terhadap Kemampuan Komunikasi
236
Aprioda, Irwan Setiawan, Rosmaiyadi, dan Citra Utami
Anargya: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 4 No.2, Oktober 2021
https://dx.doi.org/10.24176/anargya.v4i2.6953

Matematis Siswa. Jurnal Pendidikan Mengikuti Proses Kegiatan Belajar.


Matematika Unila, 1(2): 101–110. Edueksos: Jurnal Pendidikan Sosial &
Febriani, C. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Ekonomi, 8(2).
Melalui Penggunaan Lks Berbasis Ramli, H. 2019. Keefektifan Penerapan Model
Discovery learning Pada Konsep Protista Pembelajaran Discovery learning
Kelas X Di Sma Pasundan 7 Bandung. Pendekatan Kontekstual Dengan Peta
2016 (Skripsi). Pasundan: Universitas Konsep Pada Siswa Kelas VIII SMP
Pasundan. Negeri 2 Sungguminasa. PEDAMATH
Habiba, A., Wibowo, M. E., & Japar, M. (2017). Journal on Pedagogical Mathematics, 1(2):
Model Konseling Kelompok Teknik Self 61–71.
Instruction untuk Meningkatkan Self Sari, L. K., Noer, S. H., & Bharata, H. 2016.
Confidence Siswa SMP. , 6(1): 1-6. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery
Kemendikbud. 2016. Permendikbud Th. 2016 No. terhadap Peningkatan Kemampuan
021 Ttg. Standar Isi Pend. Dasar _ Komunikasi Matematis dan Self
Menengah. 1–4. Confidence. Jurnal Pendidikan Matematika
(https://bsnpindonesia.org/wpcontent/uploa Universitas Lampung.
ds/2009/ 06/Permendikbud_Tahun2016_No Soraya, S., Rosmaiyadi, R., & Wahyuni, R. 2021.
mor021_Lampiran.pdf) Pengaruh Model Pembelajaran Sq3R
Kemendikbud. 2018. Permendikbud Nomor 35 Terhadap Kemampuan Komunikasi
tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Matematis Siswa SMP Pada Materi Pola
Peraturan Mentri Pendidikan dan Bilangan. JPMI (Jurnal Pendidikan
Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 Matematika Indonesia): 6(1), 28-34.
Tentang Kurilkulum Sekolah enengah Suhada, R., Idrus, I., & Kasrina, K. 2019.
Pertama/ Madrasah Tsanawiyah. Jakarta, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui
1–16. Penerapan Model Pembelajaran Discovery
(http://www.datadikdasmen.com/2019/01/u Learning. Diklabio: Jurnal Pendidikan Dan
nduh-pdf-permendikbud-nomor-35- Pembelajaran Biologi, 3(1): 32–40.
tahun.html) Ula, rifatul, Kristanti, F., & Mursyidah, H. 2019.
Khoadah, I. S., Sari, D. E., & Zanthy, L. S. 2019. Efektivitas Pembelajaran Discovery
Peningkatan kemampuan komunikasi dan learning Dengan Media Komik Pada
kemampuan koneksi matematis siswa Pembelajaran Garis Dan Sudut Di SMP
melalui pendekatan kontekstual di smp. Negeri 7 Surabaya (Effectiveness of
Journal On Education, 01(03): 485–497. Discovery learning With Comic Media on
Luritawati, I. P. (2014). Meningkatkan Line and Corner Learning in SMP Negeri 7
Kemampuan Penalaran Matematis dan Surabaya). Jurnal Matematika Dan
Self-confidence Siswa melalui Model Pendidikan Matematika, 4(1): 17–28.
Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW). Wahyuni, R., Utami, C., & Husna, N. 2016.
Tesis. SPs UPI Bandung: Pengaruh Model Role Playing Terhadap
Marjani, L., Rinaldi, A., Hendriana, H., & Anita, I. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
W. 2018. Penerapan Pendekatan Pada Materi Fungsi Komposisi Kelas XI
Pembelajaran Discovery learning Terhadap SMA Negeri 6 Singkawang. JPMI (Jurnal
Self Confidence Siswa SMP Di Kabupaten Pendidikan Matematika Indonesia), 1(2):
Purwakarta. JPMI (Jurnal Pembelajaran 81.
Matematika Inovatif), 1(4): 569. Wijayanto, A. D., Fajriah, S. N., & Anita, I. W.
Marsuni. 2016. Penerapan model kontekstual 2018. Analisis Kemampuan Komunikasi
dalam pembelajaran Marsuni. Jurnal Al- Matematis Siswa SMP Pada Materi
Mursalah, 2(2), 99–105. Segitiga Dan Segiempat. Jurnal Cendekia :
Nurlaila, S., Sariningsih, R., & Maya, R. 2018. Jurnal Pendidikan Matematika, 2(1): 97–
Analisis Kemampuan Komunikasi 104.
Matematis Siswa SMP Terhadap Soal-Soal Yusmanto, & Herman, T. 2016. Pengaruh
Bangun Ruang Sisi Datar. JPMI (Jurnal Penerapan Model Pembelajaran Discovery
Pembelajaran Matematika Inovatif), 1(6): learning Terhadap Peningkatan
1113. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dan
Perdana, F. J. (2019). Pentingnya Kepercayaan Self Confidence Siswa Kelas V Sekolah
Diri dan Motivasi Sosial dalam Keaktifan
237
Aprioda, Irwan Setiawan, Rosmaiyadi, dan Citra Utami
Anargya: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 4 No.2, Oktober 2021
https://dx.doi.org/10.24176/anargya.v4i2.6953

Dasar. EduHumaniora Jurnal Pendidikan


Dasar Kampus Cibiru, 7(2): 140.

238

Anda mungkin juga menyukai