Anda di halaman 1dari 135

Mengingat 1.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


: (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5256);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656)
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang
Perubahan Ketiga atas UndangUndang Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor
1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota
menjadi Undang-Undang menjadi Undang-Undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 193, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6547);
7. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6109);
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2018
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Wewenang, Organisasi, dan Tata
Kerja Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum,
Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, dan
Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 141);
9. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 1 Tahun 2020
tentang Tata Kerja dan Pola Hubungan Badan Pengawas Pemilihan

2
Umum, Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Badan
Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Panitia Pengawas
Pemilihan Umum Kecamatan, Panitia Pengawas Pemilihan Umum
Kelurahan/Desa, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Luar Negeri,
dan Pengawas Tempat Pemungutan Suara (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 20) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2020
tentang Perubahan atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan
Umum Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kerja dan Pola Hubungan
Badan Pengawas Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan
Umum Provinsi, Badan Pengawas Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan,
Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kelurahan/Desa, Panitia
Pengawas Pemilihan Umum Luar Negeri, dan Pengawas Tempat
Pemungutan Suara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 438);
10. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 1 Tahun 2021
tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Badan
Pengawas Pemilihan Umum, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan
Umum Provinsi, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan
Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 411);
11. Peraturan menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2019 tentang
Pendanaan Kegiatan Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota
yang Bersumber dari Anggaran pendapatan dan belanja Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 902)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2020 tentang Perubahan atas
Peraturan menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2019 tentang
Pendanaan Kegiatan Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota
yang Bersumber dari Anggaran pendapatan dan belanja Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 616);
12. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi
Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 678);
13. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
214/PMK.05/2013 tentang Bagan Akun Standar sebagaimana telah
diperkuat dengan Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor 187/PB/2017 tentang Kodefikasi Segmen Akun pada Bagan
Akun Standar (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
1618);
14. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
89/PMK.05/2016 tentang Tata Cara Pengelolaan Hibah Langsung
Dalam Bentuk Uang untuk Kegiatan Pemilihan Gubernur, Bupati,

3
dan Walikota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
812);
15. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
163/PMK.02/2016 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Dan
Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1629);
16. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
99/PMK.05/2017 tentang Administrasi Pengelolaan Hibah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 990);
17. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
182/PMK.05/2017 tentang Pengelolaan Rekening Milik Satuan Kerja
Lingkup Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 1727);
18. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 178/PMK.05/2018 tentang Tata Cara Pembayaran
Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1736);
dan
19. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pemilu Nomor
0194/K.BAWASLU/PR.03.00/VIII/2019 Tentang Standar
Kebutuhan Pendanaan Kegiatan Pemilihan Gubernur, Bupati, serta
Wali Kota.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG


PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA HIBAH
PENYELENGGARAAN PENGAWASAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN
WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, SERTA WALI KOTA
DAN WAKIL WALI KOTA.
KESATU : Keputusan ini menjadi sebagai acuan dalam pelaksanaan penyusunan
rencana kerja dan anggaran serta pengelolaan dana hibah bagi Badan
Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Badan Pengawas Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota, dan Panitia Pengawas Kecamatan untuk
penyelenggaraan pengawasan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,
Bupati dan Wakil Bupati, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota.
KEDUA : Pelaksanaan Keputusan ini dilakukan dengan memperhatikan:
a. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-
81/PB/2011 tentang Tata Cara Pengesahan Hibah Langsung Dalam
Bentuk Uang dan Penyampaian Memo Pencatatan Hibah Langsung
Dalam Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga;

4
LAMPIRAN
KEPUTUSAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
NOMOR 0374/HK.01.00/K1/07/2021
TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN
DANA HIBAH PENYELENGGARAAN PENGAWASAN
PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR,
BUPATI DAN WAKIL BUPATI, SERTA WALI KOTA DAN
WAKIL WALI KOTA

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA


HIBAH PENYELENGGARAAN PENGAWASAN
PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR,
BUPATI DAN WAKIL BUPATI SERTA WALI KOTA
DAN WAKIL WALI KOTA

6
DAFTAR ISI
Hal.
BAB I PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang 4
B. Dasar Hukum 4
C. Maksud dan Tujuan 6
D. Ruang Lingkup 7
E. Sistematika 7
F. Definisi dan Istilah 8

BAB II PENYUSUNAN RENCANA KERJA ANGGARAN 14


A. Prinsip-Prinsip Penyusunan Anggaran 14
B. Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) 14
C. Struktur Anggaran Dana Hibah 15
D. Penerapan Bagan Akun Standar 20
E. Penelitian dan Reviu Dana Hibah 23

BAB III TAHAPAN PENGELOLAAN DANA HIBAH 30


A. Registrasi NPHD 30
B. Pembukaan Rekening 30
C. Revisi DIPA 32
D. Pengesahan 33
E. Pencairan Dana Hibah 35

BAB IV PENATAUSAHAAN 36
A. Transfer Dana dari Kas Daerah ke Rekening Bawaslu Provinsi/Bawaslu
Kabupaten/Kota 36
B. Pengalokasian dan Penyaluran Dana Hibah dari Rekening Bawaslu
Provinsi ke Rekening Bawaslu Kabupaten/Kota untuk Pengawas
Pemilihan Gubernur 36
C. Transfer dana hibah dari Bawaslu Kabupaten/Kota ke Panwas
Kecamatan 37
D. Penarikan Dana dari Rekening Bank 37
E. Mekanisme Belanja 38
F. Pencatatan Transaksi 39
G. Kewajiban Perpajakan 39

BAB V PERTANGGUNGJAWABAN 40

BAB VI PELAPORAN 49
A. Konfirmasi Penerimaan Dana Hibah 49
B. Laporan Bulanan 49
C. Format Laporan Monitoring dan Evaluasi Dana Hibah 49
D. Pelaporan Penggunaan Dana Hibah Ke Pemerintah Daerah 49

BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 50

BAB VIII LAIN LAIN 51


A. Tunggakan di Akhir Tahun 51
B. Penyelesaian Pengelolaan Dana Hibah 51
C. Konsultasi Rencana Penerimaan Hibah 51
D. Mekanisme TP/TGR 52
E. Format Kuitansi 52

7
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Standar Kebutuhan Pendanaan Kegiatan Pemilihan
Gubernur, Bupati serta Wali Kota
Lampiran 2 Format Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD)
Lampiran 3 Surat Permohonan Nomor Register Hibah
Lampiran 4 Ringkasan Hibah
Lampiran 5 Surat Kuasa/Pendelegasian Wewenang Penandatangan NPHD
Lampiran 6 Surat Pernyataan Mengenai Penggunaan Rekening
Lampiran 7 Surat Kuasa KPA dalam Pembukaan RPDHL
Lampiran 8 Surat Keterangan Sumber Dana
Lampiran 9 Surat Pernyataan Kesanggupan KPA
Lampiran 10 Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak Hibah Langsung
(SPTMHL)
Lampiran 11 Prosedur Transfer Dana dari Kas Daerah ke RPDHL
Lampiran 12 Prosedur Alokasi Dana dan Penyaluran Dana Hibah untuk
Pengawasan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur
Lampiran 13 Rencana Penggunaan Dana
Lampiran 14 Prosedur Penarikan Dana
Lampiran 15 Prosedur Mekanisme Belanja pada Bawaslu Provinsi/Bawaslu
Kabupaten/Kota
Lampiran 16 Formulir Monitoring dan Evaluasi Dana Hibah
Lampiran 17 Laporan Akhir Penggunaan Dana Hibah
Lampiran 18 Berita Acara Penyelesaian Dana Hibah
Lampiran 19 Format Dokumen Pertanggungjawaban
19.1 Surat Perintah Bayar (SPBy)
19.2 Check list Verifikasi SPJ
19.3 Kuitansi Uang Muka ke Panwascam
19.4 Karwas Penggunaan Dana Hibah
19.5 Kuitansi Perjalanan Dinas
19.6 Kuitansi Honorarium Narasumber dan Moderator
19.7 Surat Perjalanan Dinas (SPD)
19.8 Surat Perintah Kerja (SPK)
19.9 Berita Acara Pembayaran (BAP)
19.10 Berita Acara Serah Terima (BAST)
Lampiran 20 Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTJ)
Lampiran 21 Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM)

8
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Pasal 166 ayat 1, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016
tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang-
Undang berbunyi pendanaan kegiatan pemilihan dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah dan dapat didukung oleh Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Selanjutnya sesuai dengan Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 89/PMK.05/2016 tentang Tata Cara
Pengelolaan Hibah Langsung Dalam Bentuk Uang untuk Kegiatan Pemilihan
Gubernur, Bupati, dan Walikota mewajibkan dana hibah yang diterima dalam
rangka pemilihan kepala daerah dikelola menggunakan mekanisme APBN.
Pendanaan dana hibah yang bersumber dari APBD menjadi APBN,
menimbulkan berbagai permasalahan dalam pengelolaannya. Hal ini dimulai
dari proses perencanaan di APBD dengan menggunakan mekanisme
pengelolaan keuangan daerah, yang kemudian pada saat diserahkan ke
Bawaslu Provinsi maupun Bawaslu Kabupaten/Kota mulai menggunakan
mekanisme APBN. Permasalahan yang ada meliputi penyusunan anggaran
pengawasan pemilihan Kepala Daerah, penyusunan NPHD, pembukaan
rekening, pertanggungjawaban, pengesahan, sampai dengan pelaksanaan
pengawasan penggunaan dana hibah.
Atas dasar tersebut, demi terwujudnya kelancaran pengelolaan dana
hibah langsung, akuntabilitas dan transparansi atas penggunaan dana hibah
serta menciptakan keseragaman pemahaman perlakuan dan mempermudah
proses pengendalian terhadap pengelolaandana hibah dalam rangka
pengawasan penyelenggaraan Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota di
lingkungan Unit Kerja Badan Pengawas Pemilu Provinsi dan Badan Pengawas
Pemilu Kabupaten/Kota serta Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan,
diperlukan petunjuk teknis yang mengatur penyusunan rencana kerja dan
anggaran, penatausahaan, pertanggungjawaban, dan pelaporan dana hibah.

9
B. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;


2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan;
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial;
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas
UndangUndang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang
menjadi Undang-Undang;
7. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2018 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Wewenang, Organisasi, dan Tata Kerja
Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum, Sekretariat
Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Badan
Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota;
9. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 1 Tahun 2020
tentang Tata Kerja dan Pola Hubungan Badan Pengawas Pemilihan Umum,
Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Badan Pengawas Pemilihan
Umum Kabupaten/Kota, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan,
Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kelurahan/Desa, Panitia Pengawas
Pemilihan Umum Luar Negeri, dan Pengawas Tempat Pemungutan Suara
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan
Umum Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Badan
Pengawas Pemilihan Umum Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kerja dan
Pola Hubungan Badan Pengawas Pemilihan Umum, Badan Pengawas
Pemilihan Umum Provinsi, Badan Pengawas Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan, Panitia
Pengawas Pemilihan Umum Kelurahan/Desa, Panitia Pengawas Pemilihan
Umum Luar Negeri, dan Pengawas Tempat Pemungutan Suara;
10. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 1 Tahun 2021
tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Badan Pengawas
Pemilihan Umum, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi,
Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, dan
Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan;

10
11. Peraturan menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2019 tentang Pendanaan
Kegiatan Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota yang Bersumber dari
Anggaran pendapatan dan belanja Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 41
Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan menteri dalam Negeri
Nomor 54 Tahun 2019 tentang Pendanaan Kegiatan Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Wali Kota yang Bersumber dari Anggaran pendapatan dan
belanja Daerah;
12. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 113/PMK.05/2012 tentang
Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan
Pegawai Tidak Tetap;
13. Peraturan Menteri KeuanganRepublik Indonesia Nomor
214/PMK.05/2013 tentang Bagan Akun Standar sebagaimana telah
diperkuat denganKeputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
187/PB/2017 tentang Kodefikasi Segmen Akun pada Bagan Akun
Standar;
14. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 89/PMK.05/2016
tentang Tata Cara Pengelolaan Hibah Langsung Dalam Bentuk Uang untuk
Kegiatan Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota;
15. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
163/PMK.02/2016 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Dan
Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran;
16. Peraturan Menteri Keuangan Republik IndonesiaNomor 99/PMK.05/2017
tentang Administrasi Pengelolaan Hibah;
17. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
182/PMK.05/2017 tentang Pengelolaan Rekening Milik Satuan Kerja
Lingkup Kementerian Negara/Lembaga;
18. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
178/PMK.05/2018 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; dan
19. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pemilu Nomor
0194/K.BAWASLU/PR.03.00/VIII/2019 Tentang Standar Kebutuhan
Pendanaan Kegiatan Pemilihan Gubernur, Bupati, serta Wali Kota.

C. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud

Sebagai acuan bagi seluruh unit kerja di Badan Pengawas Pemilihan


Umum, Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Badan Pengawas
Pemilihan Umum Kabupaten/Kota dan Panitia Pengawas Kecamatan
dalam Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran yang bersumber dari

11
Dana Hibah APBD serta Pengelolaan Dana Hibah Penyelenggaraan
Pengawasan Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota.

2. Tujuan

Untuk mempermudah, menyeragamkan dan sebagai landasan untuk


menyusun Rencana Kerja dan Anggaran, terwujudnya akuntabilitas dan
transparansi atas penggunaan dana hibah serta menciptakan
keseragaman pemahaman perlakuan dan mempermudah proses
pengendalian terhadap pengelolaandana hibah Penyelenggaraan
Pengawasan Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota melalui hibah
yang sesuai dengan kaidah penyusunan anggaran APBN di lingkungan
Unit Kerja Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota dan
Panitia Pengawas Kecamatan.

D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Keputusan Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang
Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana Hibah Penyelenggaraan Pengawasan
Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota meliputi serangkaian proses
mulai dari perencanaan anggaran, penatausahaan, pertanggungjawaban,
pembinaan dan pengawasan penggunaan dana hibah penyelenggaraan
pengawasan Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota yang disusun oleh
Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, dan Panwas
Kecamatan, sampai dengan pelaporan pertanggungjawaban penggunaan
dana hibah.

E. SISTEMATIKA
I. Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Dasar Hukum
c. Maksud dan Tujuan
d. Ruang Lingkup
e. Sistematika
f. Definisi dan Istilah
II. Penyusunan Rencana Kerja Anggaran
a. Prinsip-Prinsip Penyusunan Anggaran
b. Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD)
c. Struktur Anggaran Dana Hibah

12
d. Penerapan Bagan Akun Standar
e. Penelitian dan Reviu Dana Hibah
III. Tahapan Pengelolaan Dana Hibah
a. Registrasi NPHD
b. Pembukaan Rekening
c. Revisi DIPA
d. Pengesahan
e. Pencairan Dana Hibah
IV. Penatausahaan
a. Transfer Dana dari Kas Daerah ke Rekening Bawaslu
Provinsi/Bawaslu Kabupaten/Kota
b. Pengalokasian Dana Hibah dari Rekening Bawaslu Provinsi ke
Rekening Bawaslu Kabupaten/Kota untuk Pengawasan Pemilihan
Gubernur
c. Transfer Dana Hibah dari Bawaslu Kabupaten/Kota ke Panwas
Kecamatan
d. Penarikan Dana dari Rekening Bank
e. Mekanisme Belanja
f. Pencatatan Transaksi
g. Kewajiban Perpajakan
V. Pertanggungjawaban
a. Dokumen Pertanggungjawaban Dana Hibah
b. Format Pertanggungjawaban Pengadaan Barang/Jasa
VI. Pelaporan
a. Konfirmasi Penerimaan Dana Hibah
b. Laporan Bulanan
c. Format laporan Monitoring dan Evaluasi Dana Hibah
d. Laporan Penggunaan Dana Hibah ke Pemerintah Daerah
VII. Pembinaan dan Pengawasan
VIII. Lain-Lain
a. Tunggakan di Akhir Tahun
b. Penyelesaian Pengelolaan Dana Hibah
c. Konsultasi Rencana Penerimaan Hibah
d. Mekanisme Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)
e. Format Kuitansi

13
F. DEFINISI DAN ISTILAH
1. Pemilihan Gubernur, Bupati, serta Walikota, selanjutnya disebut
Pemilihan, adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah provinsi
dan kabupaten/kota untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur,
Bupati dan Wakil Bupati, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota secara
langsung dan demokratis;

2. Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur adalah peserta Pemilihan


yang diusulkan oleh partai politik, gabungan partai politik, atau
perseorangan yang didaftarkan atau mendaftar di Komisi Pemilihan
Umum Provinsi;

3. Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, Calon Walikota dan Calon Wakil
Walikota adalah peserta Pemilihan yang diusulkan oleh partai politik,
gabungan partai politik, atau perseorangan yang didaftarkan atau
mendaftar di Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota;

4. Pasangan Calon adalah Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur,


Bupati dan Wakil Bupati, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang telah
memenuhi syarat dan ditetapkan sebagai peserta Pemilihan;

5. Badan Pengawas Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Bawaslu


adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yang bertugas
mengawasi penyelenggaraan pemilihan umum di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam undang-
undang yang mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum yang
diberikan tugas dan wewenang dalam pengawasan penyelenggaraan
Pemilihan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

6. Bawaslu Provinsi adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yang


bertugas mengawasi penyelenggaraan pemilihan umum di wilayah
provinsi sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur
mengenai penyelenggara pemilihan umum yang diberikan tugas dan
wewenang dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilihan Gubernur
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

7. Bawaslu Kabupaten/Kota adalah lembaga penyelenggara pemilihan


umum yang bertugas mengawasi penyelenggaraan pemilihan umum di
wilayah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
yang mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum yang diberikan
tugas dan wewenang dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilihan

14
Bupati dan Pemilihan Wali Kota berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;

8. Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan yang selanjutnya disebut


Panwas Kecamatan adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu
Kabupaten/Kota yang bertugas untuk mengawasi penyelenggaraan
Pemilihan di wilayah Kecamatan;

9. Pengawas Pemilihan Lapangan yang selanjutnya disingkat PPL adalah


petugas yang dibentuk oleh Panwas Kecamatan untuk mengawasi
penyelenggaraan Pemilihan di Desa atau sebutan lain/Kelurahan;

10. Pengawas Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut PTPS


adalah petugas yang dibentuk oleh Panwas Kecamatan untuk membantu
PPL;

11. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD,


adalah rencana keuangan tahunan daerah yang ditetapkan dengan
Peraturan Daerah;

12. Hibah adalah pemberian dengan pengalihan hak atas sesuatu dari
pemberi hibah kepada penerima hibah yang secara spesifik telah
ditetapkan peruntukannya dan dilakukan melalui perjanjian;

13. Belanja Hibah Kegiatan Pemilihan adalah belanja yang dianggarkan


dalam APBD untuk diberikan kepada KPU Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP
Kabupaten/Kota, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota
dalam rangka pendanaan kegiatan Pemilihan yang dituangkan dalam
Naskah Perjanjian Hibah Daerah;

14. Pendapatan Hibah adalah setiap penerimaan Pemerintah Pusat dalam


bentuk uang, barang, jasa dan/atau surat berharga yang diperoleh dari
Pemberi Hibah yang tidak perlu dibayar kembali, yang berasal dari dalam
negeri atau luar negeri.

15. Pendapatan Hibah Langsung adalah penerimaan hibah yang diterima


langsung oleh Kementerian Negara/Lembaga (K/L), dan/atau pencairan
dananya dilaksanakan tidak melalui KPPN yang pengesahannya
dilakukan oleh BUN/Kuasa BUN.

16. Dana Hibah dari Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota adalah dana yang


diperuntukkan kepada Bawaslu Provinsi/Bawaslu Kabupaten/Kota
melalui proses penandatanganan Naskah Perjanjian Hibah Daerah
(NPHD) dan kemudian digunakan oleh Bawaslu Provinsi/Bawaslu

15
Kabupaten/Kota untuk pengawasan Pemilihan Gubernur, Bupati, dan
Wali Kota.

17. Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) adalah naskah perjanjian hibah
yang bersumber dari APBD antara Pemerintah Daerah dengan penerima
hibah yang paling sedikit memuat ketentuan mengenai:

a. Pemberi dan penerima hibah;


b. Tujuan pemberian hibah;
c. Besaran dan rincian penggunaan hibah;
d. Hak dan kewajiban;
e. Tata cara penyaluran hibah;
f. Pertanggungjawaban dan Pelaporan; dan
g. Perubahan (Addendum).

18. Laporan bulanan unit kerja atas penggunaan dana hibah adalah laporan
pertanggungjawaban atas penerimaan dana hibah dan realisasi
pengeluarannya dalam kurun waktu satu bulan yang disusun oleh
Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota.

19. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga yang


selanjutnya disebut RKA-K/L adalah dokumen perencanaan dan
penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu Kementerian
Negara/Lembaga yang merupakan penjabaran dari RKP dan Rencana
Kerja Strategis Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan
dalam satu tahun anggaran serta anggaran yang diperlukan untuk
melaksanakannya.

20. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disingkat DIPA


adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA).

21. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi kegiatan-kegiatan


yang dilaksanakan oleh kementerian negara/lembaga untuk mencapai
sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, dan/atau
kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh kementerian
negara/lembaga.

22. Hasil adalah manfaat yang diperoleh dalam jangka menengah untuk
kemanfaatan (beneficiaries) tertentu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran dari kegiatan kegiatan dalam satu program.

16
23. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh unit
eselon II atau satuan kerja, yang terdiri dari sekumpulan tindakan
pengerahan sumber daya baikyang berupa personel (sumber daya
manusia), barang modal termasuk peralatandan teknologi, dana,
dan/atau kombinasi dari beberapa atau ke semua jenis sumber daya
tersebut sebagai masukan untuk menghasilkan keluaran dalam
bentuk barang/jasa.

24. Keluaran adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian hasil
program dan/atau hasil fokus prioritas.

25. Satuan Keluaran adalah jenis satuan yang digunakan untuk


mengukur pencapaian keluaran.

26. Sub Keluaran adalah barang atau jasa untuk mendukung


pencapaian keluaran kegiatan.

27. Standar Biaya adalah besaran biaya yang ditetapkan sebagai acuan
penghitungan kebutuhan biaya kegiatan, baik yang bersifat umum
maupun yang bersifat khusus.

28. Standar biaya yang bersifat umum, yang selanjutnya disebut Standar
Biaya Masukan (SBM) adalah satuan biaya berupa harga satuan,
tarif, dan indeks yang digunakan untuk menyusun biaya komponen
masukan kegiatan, yang ditetapkan sebagai biaya masukan oleh
Kementerian Keuangan.

29. Rincian Anggaran Biaya yang selanjutnya disingkat RAB adalah


suatu dokumen yang berisi tahapan pelaksanaan, rincian komponen-
komponen masukan dan besaran biaya dari setiap komponen suatu
kegiatan.

30. Data pendukung lainnya adalah dokumen yang berisi angka


dan/atau informasi pendukung RAB yang dapat
dipertanggungjawabkan.

31. Rekening Penampungan Dana Hibah Langsung (RPDHL) adalah rekening


lainnya dalam bentuk giro pemerintah yang dibuka oleh Satuan Kerja
dalam rangka pengelolaan hibah langsung dalam bentuk uang.

32. Rekening Penyaluran Dana Hibah (RPH) adalah rekening lainnya dalam
bentuk giro pemerintah yang dipergunakan untuk menampung
penerimaan sementara untuk tujuan tertentu.

17
33. Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ) adalah pernyataan tanggung
jawab belanja yang diterbitkan/dibuat oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) dan Bendahara Pengeluaran (BP) atau Bendahara Pengeluaran
Pembantu (BPP).

34. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) adalah pernyataan


tanggung jawab belanja yang ditandatangani oleh Ketua Bawaslu
Provinsi/Bawaslu Kabupaten/Kota dan Kepala Sekretariat Bawaslu
Provinsi/Kepala Sekretariat atau Koordinator SekretariatBawaslu
Kabupaten/Kota atas transaksi belanja negara.

35. Surat Perintah Bayar (SPBy) adalah bukti perintah PPK kepada BP/BPP
untuk mengeluarkan uang yang dikelola oleh BP/BPP sebagai
pembayaran kepada pihak yang dituju.

36. Surat Perintah Transfer Dana Hibah (SPT) adalah dokumen yang
diterbitkan oleh PPK untuk pemindahbukuan sejumlah uang dari
rekening BP/BPP ke rekening yang dituju.

37. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya


disebut PA/Kuasa PA adalah Menteri/Pimpinan Lembaga atau kuasanya
yang bertanggungjawab atas pengelolaan anggaran pada Kementerian
Negara/Lembaga yang bersangkutan;

38. Kuasa Pengguna Anggaran, selanjutnya disingkat KPA, adalah pejabat


yang memperoleh kuasa dari Pengguna Anggaran untuk melaksanakan
sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada
Kementerian/Lembaga yang bersangkutan;

39. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) adalah


pejabat yang diberi kewenangan oleh KPA untuk melakukan pengujian
dan perintah pembayaran atas beban belanja negara.

40. Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung (SP2HL) adalah surat yang
diterbitkan oleh PA/KPA atau pejabat lain yang ditunjuk untuk
mengesahkan pendapatan hibah dan/atau belanja yang bersumber dari
hibah yang penarikan dananya tidak melalui Kuasa BUN.

41. Surat Pengesahan Hibah Langsung (SPHL) adalah surat yang diterbitkan
oleh KPPN selaku Kuasa BUN untuk mengesahkan pendapatan hibah
dan/atau belanja yang bersumber dari hibah yang penarikan dananya
tidak melalui Kuasa BUN.

18
42. Surat Perintah Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung
(SP4HL) adalah surat yang diterbitkan oleh PA/KPA atau pejabat lain
yang ditunjuk untuk mengesahkan pembukuan pengembalian saldo
pendapatan hibah yang penarikan dananya tidak melalui Kuasa BUN
kepada pemberi hibah.

43. Surat Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung (SP3HL)


adalah surat yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN untuk
mengesahkan pengembalian hibah yang penarikan dananya tidak
melalui Kuasa BUN kepada pemberi hibah.

44. Hari adalah hari kalender.

19
BAB II
PENYUSUNAN RENCANA KERJA ANGGARAN

A. Prinsip-prinsip Penyusunan Anggaran

Dalam penyusunan anggaran, masing-masing Bawaslu Provinsi


dan Bawaslu Kabupaten/Kota harus memperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. Pokok-pokok penyusunan dokumen anggaran,
a. Fokus utama anggaran adalah untuk digunakan dalam
Penyelenggaraan Pengawasan Tahapan Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Wali Kota;
b. Perencanaan relevan, jelas dan terukur;
c. Rincian volume dan harga satuan jelas; dan
d. Dana operasional untuk mendukung program kerja harus detail.
2. Anggaran yang disusun harus efisien, efektif, ekonomis dan
akuntabel.
3. Prioritas pengalokasian anggaran dengan mengacu kepada Standar
Kebutuhan Pendanaan Kegiatan Pemilihan Gubernur, Bupati, serta
Wali Kota.
4. Alokasi anggaran hanya untuk belanja barang non operasional.

B. Naskah Perjanjian Hibah Daerah

Naskah Perjanjian Hibah Daerah atau yang selanjutnya disingkat


NPHD adalah Naskah Perjanjian Hibah antara pemberi Hibah (Pemerintah
Daerah) dengan penerima hibah (Bawaslu Provinsi dan/atau Bawaslu
Kabupaten/Kota). Kewenangan yang diberikan kepada K/L untuk
mendapatkan hibah langsung harus tetap memperhatikan prinsip-prinsip
penerimaan Hibah yaitu:
1. Transparansi, yaitu proses penerimaan hibah dilakukan secara
terbuka kepada pihak yang berkepentingan.
2. Akuntabilitas, yaitu penerimaan hibah dilakukan sesuai dengan
prosedur yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Efisien dan efektif, yaitu penerimaan hibah dilakukan sesuai dengan
tujuannya dan biaya yang timbul dapat ditekan seminimal mungkin.
4. Kehati-hatian, yaitu proses pengambilan keputusan dilakukan
dengan mengutamakan kehati-hatian, dengan menghindari
keputusan yang bersifat spekulatif.

20
5. Tidak disertai ikatan politik, yaitu Penerimaan hibah tidak
mempengaruhi kebijakan politik Negara.
6. Tidak memiliki muatan yang dapat mengganggu stabilitas
keamanan Negara.

Belanja Hibah kegiatan penyelenggaraan pengawasan pemilihan


Gubernur, Bupati serta Wali Kota dituangkan dalam NPHD dan
ditandatangani oleh Pemerintah Daerah selaku pemberi hibah dan
Bawaslu Provinsi/Bawaslu Kabupaten/Kota selaku penerima hibah.
NPHD paling sedikit memuat ketentuan mengenai:
a. Pemberi dan penerima hibah;
b. Tujuan pemberian hibah;
c. Besaran dan rincian penggunaan hibah;
d. Hak dan kewajiban;
e. Tata cara penyaluran hibah; dan
f. Pertanggungjawaban dan Pelaporan.
Perubahan (Addendum) NPHD dilampiri dengan pakta integritas
dari penerima Hibah yang menyatakan bahwa Hibah yang diterima akan
digunakan sesuai dengan NPHD.

C. Struktur Anggaran Dana Hibah


1. Honorarium
Penyusunan honorarium Bawaslu, Kesekretariatan dan Pokja
berdasarkan Surat Menteri Keuangan Nomor S-417/MK.02/2016
tanggal 25 Mei 2016 hal Honorarium Pengawasan Tahapan Pemilu
Anggota DPR, DPD, dan DPRD serta Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden dan Pengawasan Tahapan Pemilihan Gubernur, Bupati dan
Walikota terakhir diubah dengan Surat Menteri Keuangan Nomor S-
631/MK.02/2019 tangal 26 Agustus 2019. Besaran honorarium
sebagaimana dimaksud dalam peraturan diatas merupakan batas
tertinggi. Dalam hal terdapat perubahan peraturan keuangan terkait
dengan honorarium maka akan dilakukan penyesuaian.
Jenis Honorarium dalam Pemilihan Kepala Daerah :
a. Honorarium Pengawas Pemilihan Kepala Daerah.
Dalam hal terdapat kebijakan dari Bawaslu terkait dengan
pengurangan masa kerja Pengawas Lembaga Ad-hoc, maka alokasi
anggaran akan disesuaikan.
b. Honorarium Kesekretariatan.

21
Honorarium Sekretariat Panitia Pengawas Kecamatan dialokasikan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Honorarium Kelompok Kerja (Pokja) Pengawasan.
1) Keanggotaan Pokja Sentra Gakkumdu mengacu pada Peraturan
Bersama Ketua Bawaslu, Kapolri, dan Jaksa Agung.
2) Struktur keanggotaan Pokja (selain Sentra Gakkumdu) terdiri
dari Penanggung Jawab, Ketua, Sekretaris dan Anggota.
3) Penanggung Jawab dijabat oleh Kordiv yang membidangi
kegiatan Pokja dimaksud.
4) Ketentuan Pokja yang dapat diberikan honorarium:
a) Mempunyai laporan/output setiap bulan.
b) Bersifat koordinatif yang mengharuskan untuk
mengikutsertakan Instansi Pemerintah lainnya.
d. Honorarium Pengelola Keuangan dan Pejabat Pengadaan.
1) Besaran honorarium pengelola keuangan menyesuaikan
anggaran yang dikelola dan mengacu pada Standar Biaya
Masukan (SBM) yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan.
2) Honorarium pengelola keuangan diperuntukkan bagi pegawai
Kesekretariatan yang ditunjuk untuk mengelola keuangan dana
hibah.
3) Honorarium pejabat pengadaan diperuntukkan bagi pegawai
Kesekretarian/pegawai Pemda yang ditetapkan oleh KPA.
2. Perencanaan Program, Kegiatan dan Anggaran serta Revisi Anggaran.
Merupakan komponen untuk fasilitasi revisi anggaran.
3. Sewa Gedung/Meubelair/Peralatan Kantor/Kendaraan
a. Anggaran Sewa Gedung/Meubelair/Peralatan Kantor di Provinsi
atau Kabupaten/Kota untuk mendukung operasional Sentra
Gakkumdu dan Persidangan.
b. Biaya Sewa Kendaraan :
1) Bawaslu Provinsi dapat mengalokasikan maksimal 2 (dua) unit
kendaraan roda 4 untuk operasional Sentra Gakkumdu;
2) Bawaslu Kabupaten/Kota dapat mengalokasikan maksimal 1
(satu) unit kendaraan roda 4 untuk operasional Sentra
Gakkumdu;
3) Sewa kendaraan hanya dapat dialokasikan apabila tidak
mendapatkan fasilitas pinjam pakai dari pemerintah daerah; dan

22
4) Biaya sewa kendaraan agar mengacu pada SBM yang ditetapkan
oleh Kementerian Keuangan.
4. Pemeliharaan Gedung/Meubelair/Peralatan Kantor/Kendaraan
a. Pemeliharaan dapat dianggarkan apabila
Gedung/Kantor/Meubelair/Peralatan Kantor merupakan pinjam
pakai dari Pemda.
b. Pemeliharaan Meubelair dan Peralatan Kantor hanya dapat
dilakukan pada barang yang bersumber dari pinjaman Pemerintah
Daerah.
c. Biaya pemeliharaan kendaraan dapat dianggarkan hanya untuk
kendaraan yang diperoleh dari pinjaman Pemerintahan Daerah,
sedangkan kendaraan yang diperoleh dari sewa tidak dapat
dianggarkan biaya pemeliharaannya.
d. Biaya BBM untuk per 1 (satu) unit kendaraan maksimal sebanyak
200 liter/bulan untuk Bawaslu Provinsi, dan maksimal 150
liter/bulan untuk Bawaslu Kabupaten/Kota.
e. Bantuan transport pengawasan bagi jajaran
Ketua/Anggota/Kesekretariatan Panwascam dapat dialokasikan
perorang maksimal 40 liter/bulan.
Penetapan penerima bantuan transport berdasarkan surat
keputusan KPA Bawaslu Provinsi/PPK Bawaslu Kabupaten/Kota
atas nama KPA Bawaslu Provinsi.
5. Pelayanan Administrasi Perkantoran
a. ATK (termasuk komputer supply dll).
b. Fotocopy/penggandaan.
c. Konsumsi rapat biasa.
d. Konsumsi Jamuan Tamu (Snack).
e. Piket/Jamuan Pengamanan bagi TNI dan Polri.
f. Langganan Listrik.
g. Langganan Telepon.
h. Langganan Air.
i. Langganan Internet.
j. Penanda Identitas Pengawas.
k. Penggandaan Buku Teknis Pengawasan (Alat Kerja).
l. Biaya pengganti makan (untuk Pengawas TPS).

23
6. Pembentukan Panwas Kecamatan, PPL, dan Pengawas TPS
Pembentukan Panwas Kecamatan, PPL, dan Pengawas TPS mengacu
pada Pedoman Pelaksanaan Pembentukan Panwas Kecamatan, PPL,
dan Pengawas TPS pada Pemilihan Gubernur, Bupati, serta WaliKota.
7. Pelantikan/Bimtek/Pelatihan Pengawas Pemilu
a. Pelantikan dan Bimtek
1) Pelantikan dan Bimtek bagi Panwas Kecamatan, PPL dan PTPS
dilakukan sesuai kondisi dan karakter geografis; dan
2) Pelantikan dan Bimtek bagi Panwas Kecamatan, PPL dan PTPS
dapat dilaksanakan di dalam kantor/di luar kantor dengan
mempertimbangkan ketersediaan anggaran;
b. Bimtek/Pelatihan
1) Bimtek/Pelatihan terkait Teknis Pengawasan kepada Panwas
Kecamatan, PPL, dan Pengawas TPS, antara lain :
a) Bimtek Penanganan Pelanggaran.
b) Bimtek Penyelesaian Sengketa.
c) Bimtek Pengawasan Tahapan sesuai dengan kebutuhan.
2) Bimtek/Pelatihan terkait fungsi kesekretariatan :
a) Pengelolaan Anggaran.
b) Penyusunan Laporan Keuangan/aplikasi keuangan.
c) Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia (Kearsipan, Tata
Naskah).
8. Advokasi Hukum
a. Biaya advokasi hukum diperuntukkan untuk pembayaran jasa
advokat.
b. Biaya bantuan advokasi hukum dipergunakan hanya apabila
Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota mendapat gugatan
dari masyarakat/ lembaga atau pihak lain yang terkait dengan
kebijakan/keputusan pengawasan Pilkada.
c. Dalam hal proses persidangan dibutuhkan saksi ahli dapat
dialokasikan biayanya.
d. Ketentuan terkait pembiayaan advokasi hukum mengacu pada
peraturan Bawaslu yang mengatur tentang tata cara pemberian
bantuan hukum di lingkungan Bawaslu.
9. Sosialisasi Pengawasan Pemilu
a. Kegiatan Sosialisasi Pengawasan Pemilu adalah untuk
mensosialisasikan seluruh kegiatan pengawasan dan kegiatan

24
pendukung yang terkait Pilkada (teknis pengawasan dan
pengawasan partisipatif).
b. Target Group dari kegiatan Sosialisasi Pengawasan Pemilu adalah
pihak luar antara lain pemerintah daerah, masyarakat, organisasi
masyarakat, partai politik, kepolisian, TNI, pemilih pemula dan
perguruan tinggi.
c. Sosialisasi dapat dilakukan melalui Rapat Pertemuan, Iklan
Layanan Masyarakat (cetak dan elektronik), Talk Show, Baliho,
Brosur, Spanduk, Poster, dan Banner. Untuk acara Talk Show yang
diselenggarakan oleh Bawaslu, tidak diperkenankan atas honor
narasumber bagi jajaran Bawaslu.
10. Rakor/Pelatihan dalam Rangka Pengawasan Pemilu Partisipatif
a. Target utama dari kegiatan Rakor adalah masyarakat/bersifat
eksternal.
b. Kegiatan Pelatihan supaya difokuskan dalam komponen
Pelantikan/Bimtek/Pelatihan Pengawasan Pemilu.
11. Musyawarah Penyelesaian Sengketa
a. Honorarium untuk Kegiatan Musyawarah Penyelesaian Sengketa
hanya dapat diberikan kepada Pimpinan Musyawarah yang berasal
dari unsur Perguruan Tinggi/Profesional sesuai Surat Menteri
Keuangan Nomor S-771/MK.02/2016 Hal Honorarium Persidangan
Kode Etik Penyelenggara Pemilu Legislatif dan Pilpres dan Sengketa
Pilkada.
b. Untuk Koordinator dan anggota dari unsur Internal Bawaslu tidak
dapat diberikan Honorarium karena merupakan pelaksanaan tugas
dan fungsi dari Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota.
12. Penindakan Pelanggaran Administrasi
Kegiatan penindakan pelanggaran administrasi dilaksanakan
berpedoman pada Peraturan Bawaslu yang mengatur tentang
Penindakan Pelanggaran Administrasi.
13. Kegiatan Sentra Gakkumdu
Ketentuan terkait kegiatan Sentra Gakkumdu mengacu pada
Peraturan Bersama Bawaslu, Kepolisian RI dan Kejaksaan Agung.
14. Rapat Kerja/Rapat Koordinasi/Rapat Kerja Teknis Pengawasan
a. Rapat Kerja/Rapat Koordinasi/Rapat Kerja Teknis Pengawasan
diselenggarakan untuk mendukung kebutuhan teknis pengawasan

25
tahapan pemilihan dan kegiatan evaluasi pelaksanaan pengawasan
pemilihan.
b. Pihak-pihak yang terkait secara langsung antara lain Pemerintah
Daerah, Kepolisian, Kejaksaan, Komisi Pemilihan Umum (KPU),
BINDA, Partai Politik,dan lain-lain.
15. Koordinasi dengan Stakeholder
Target Group dari kegiatanKoordinasi dengan Stakeholder adalah
pihak-pihak yang secara langsung berhubungan dengan pengawasan
antara lain pemerintah daerah, organisasi masyarakat, tokoh
masyakarat, tokoh agama, partai politik, kepolisian, TNI dan lain-lain.
16. Perjalanan Dinas/ Transport dalam rangka Konsultasi/ Pengawasan/
Fasilitasi Pendampingan Hukum/ Undangan/ Supervisi/ Panggilan
Sidang Kode Etik
a. Biaya Perjalanan Dinas mengacu pada SBM yang ditetapkan oleh
Kementerian Keuangan;
b. Dalam hal standar biaya yang ditetapkan oleh Kementerian
Keuangan tidak sesuai/kurang, dapat menyesuaikan dengan
kondisi masing-masing di daerah sesuai dengan standar biaya
daerah; dan
c. Dalam hal satuan biaya tidak diatur dalam SBM, dapat
menggunakan standar yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah.
Standar Kebutuhan Pendanaan Kegiatan Pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Wali Kota dan Wakil
Walikota terlampir pada lampiran 1.
D. Penerapan Bagan Akun Standar
Setiap satker dalam penyusunan RKA-K/L harus mengacu pada
peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai bagan akun
standar beserta peraturan turunannya. Daftar Kode BAS yang umumnya
digunakan pada penyusunan RKA-K/L adalah sebagai berikut:

52 Belanja Barang dan Jasa


521 Belanja Barang
5211 Belanja Barang Operasional
521111 Belanja Keperluan Perkantoran
Digunakan khusus untuk mencatat biaya keperluan sehari-hari
perkantoran yang secara langsung menunjang kegiatan operasional
Sentra Gakkumdu di Bawaslu Provinsi dan Bawaslu
Kabupaten/Kota yakni layanan internet pada kantor/gedung/ruang
Sentra Gakkumdu

26
521115 Belanja Honor Operasional Satuan Kerja
Honor tidak tetap yang digunakan untuk kegiatan yang terkait
dengan operasional kegiatan satuan kerja seperti, honor pejabat
kuasa pengguna anggaran, honor pejabat pembuat komitmen, honor
pejabat penguji SPP dan penanda tangan SPM, Honor Bendahara
Pengeluaran/Pemegang Uang Muka, Honor Staf Pengelola
Keuangan, Honor Pengelola PNBP (honor atasan langsung,
bendahara dan sekretariat), honor pengelola satuan kerja(yang
mengelola gaji pada Kementerian Pertahanan), honor Tim SAI
(Pengelola SAK dan SIMAK BMN). Honor Operasional Satuan Kerja
merupakan honor yang menunjang kegiatan operasional yang
bersangkutan dan pembayaran honornya dilakukan secara terus
menerus dari awal sampai dengan akhir tahun anggaran.
521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk mencatat pengeluaran yang digunakan untuk
pembayaran biaya bahan pendukung kegiatan (yang habis dipakai)
seperti :
- ATK;
- Konsumsi/bahan makanan;
- Dokumentasi;
- Spanduk;
- Biaya fotokopi; yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan
non operasional seperti pameran, seminar, sosialisasi, rapat,
diseminasi dan lain lain yang terkait langsung dengan output
suatu kegiatan dan tidak menghasilkan barang persediaan.
521213 Belanja Honor Output Kegiatan
Honor tidak tetap yang dibayarkan kepada pegawai yang
melaksanakan kegiatan dan terkait dengan output seperti: honor
untuk Pelaksana Kegiatan Penelitian, Honor Tim Pelaksana Kegiatan
(pengarah, penanggung jawab, koordinator, ketua, sekretaris,
anggota dan staf sekretariat). Honor Output Kegiatan merupakan
honor yang dibayarkan atas pelaksanaan kegiatan yang insidentil
dan dapat dibayarkan tidak terus menerus dalam satu tahun.
521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya
Digunakan untuk pengeluaran yang tidak dapat ditampung dalam
kelompok Akun Belanja Barang Non Operasional. Belanja Barang
Non Operasional Lainnya tidak menghasilkan barang persediaan.
522 Belanja Jasa
522111 Belanja Langganan Listrik
Belanja langganan listrik, termasuk belanja apabila terjadi denda
atas keterlambatan pembayaran tagihan langganan listrik
522112 Belanja Langganan Telepon
Belanja langganan telepon, termasuk belanja apabila terjadi denda
atas keterlambatan pembayaran tagihan langganan telepon.
522113 Belanja Langganan Air
Belanja langganan telepon, termasuk belanja apabila terjadi denda
atas keterlambatan pembayaran tagihan langganan telepon.
522119 Belanja Langganan Daya dan Jasa Lainnya
Belanja langganan daya dan jasa lainnya, termasuk belanja apabila
terjadi denda atas keterlambatan pembayaran tagihan langganan
daya dan jasa lainnya.
522131 Belanja Jasa Konsultan
Digunakan untuk pembayaran jasa konsultan secara kontraktual
termasuk jasa pengacara yang outputnya tidak menghasilkan Aset
Lainnya. Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang

27
membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang
mengutamakan adanya olah pikir (brainware).
522141 Belanja Sewa
Digunakan untuk pembayaran sewa (misalnya sewa
kantor/gedung/ruangan, atau sewa lainnya).
522151 Belanja Jasa Profesi
Belanja untuk pembayaran honorarium narasumber yang diberikan
kepada pegawai negeri/nonpegawai negeri sebagai narasumber,
pembicara, praktisi, pakar yang memberikan
informasi/pengetahuan kepada pegawai negeri lainnya/masyarakat.
Honorarium narasumber pegawai negeri dapat diberikan mengacu
pada ketentuan tentang standar biaya.
523 Belanja Pemeliharaan
523111 Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan
Pengeluaran pemeliharaan dapat dialokasikan apabila aset pinjam
pakai dari Pemerintah Daerah.
523121 Belanja Pemeliharaan Peralatan dan mesin
Digunakan untuk mencatat pemeliharaan/perbaikan untuk
mempertahankan peralatan dan mesin agar berada dalam kondisi
normal yang tidak memenuhi syarat kriteria kapitalisasi aset tetap
peralatan dan mesin. Dialokasikan untuk asset yang berasal dari
pinjam pakai Pemda. Dalam hal pemeliharaan pada kendaraan
berupa bahan bakar BBM.
5241 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Negeri
524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
Digunakan untuk mencatat perjalanan dinas jabatan melewati
batas kota dan perjalanan dinas pindah sesuai dengan PMK
yang mengatur mengenai perjalanan dinas dalam negeri bagi
pejabat negara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap.
Perjalanan dinas jabatan yang melewati batas kota
sepertipelaksanaan tugas dan fungsi yang melekat pada jabatan.
524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan untuk mencatat perjalanan dinas yang dilaksanakan
di dalam kota sesuai dengan peraturan menteri keuangan yang
mengatur mengenai perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat
negara, pegawai negeri dan pegawai tidak tetap, dilaksanakan di
dalam kota dalam rangka pelaksanaan pelaksanaan tugas dan
fungsi yang melekat pada jabatan.
524114 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota
Digunakan untuk mencatat perjalanan dinas dalam rangka kegiatan
rapat, seminar, dan sejenisnya yang dilaksanakan di dalam kota
satker penyelenggara dan dibiayai seluruhnya oleh satker
penyelenggara maupun yang dilaksanakan di dalam kota satker
peserta dan biaya perjalanan dinasnya ditanggung oleh satker
peserta, yang meliputi:
a. Biaya transportasi peserta, panitia/moderator, dan/atau
narasumber baik yang berasal dari dalam kota maupun dari
luar kota;
b. Biaya paket meeting (halfday/fullday/fullboard);
c. Uang saku peserta, panitia/moderator dan/atau narasumber
baik yang berasal dari dalam kota maupun dari luar kota
termasuk uang saku rapat dalam kantor di luar jam kerja;

28
d. Uang harian dan/atau biaya penginapan peserta,
panitia/moderator, dan/ atau narasumber yang mengalami
kesulitan transportasi
Besaran nilai biaya paket meeting, uang transpor, uang saku, dan
uang harian mengikuti ketentuan yang mengatur mengenai standar
biaya tahun berkenaan.
524119 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota
Pengeluaran untuk perjalanan dinas dalam rangka kegiatan rapat,
seminar, dan sejenisnya yang dilaksanakan di luar kota satker
penyelenggara dan di biayai seluruhnya oleh satker penyelenggara,
serta yang dilaksanakan di luar kota satker peserta dengan biaya
perjalanan dinas yang ditanggung oleh satker peserta, meliputi:
a. Biaya transportasi peserta, panitia/moderator, dan/atau
narasumber baik yang berasal dari dalam kota maupun dari
luar kota;
b. Biaya paket meeting (fullboard);
c. Uang saku peserta, panitia/moderator dan/atau narasumber
baik yang berasal dari dalam kota maupun dari luar kota;
d. Uang harian dan/atau biaya penginapan peserta,
panitia/moderator, dan/atau narasumber yang mengalami
kesulitan transportasi.
Besaran nilai biaya paket meeting, uang transpor, uang saku, dan
uang harianmengikuti ketentuan yang mengatur mengenai standar
biaya tahun berkenaan.

Di samping itu, dalam rangka efektifitas penyusunan anggaran


perlu penyeragaman mengenai satuan rincian biaya dengan format
diantaranya sebagai berikut:

Rincian
No. Rincian Biaya Satuan Volume Keterangan
Biaya*
1 Alat Tulis Kantor (ATK) Paket PAKET Dapat disesuaikan menjadi
BULAN
Suplai Komputer Dapat disesuaikan menjadi
2 Paket PAKET
BULAN
(Komputer Supply)
3 Penggandaan Paket PAKET Dapat disesuaikan menjadi
BULAN
4 Spanduk/Backdrop Buah BUAH
5 Perlengkapan Peserta Org X Keg OK
6 Konsumsi
Seminar KitRapat Org X Kali OK
7 Honor Narasumber Org X Jam OJ
8 Honor Moderator Org X Kali OK
9 Perjalanan Dinas Orang/Kali apabila nilai
anggaran yang digunakan
Dalam Negeri (bila Org X Kali OK
pada RKA merupakan
paket/tidak rinci) anggaran total (include tiket,
taksi, penginapan dan uang
10 Akomodasi dan Org X Hari OH harian)
11 Hotel/Penginapan
Konsumsi Org X Hari OH
12 Tiket PP Org X Kali OK
13 Taksi PP Org X Kali OK
14 Uang Harian Org X Hari OH
15 Transpor Lokal Org X Kali OK
16 Transpor Kab/Kota PP Org X Kali OK

29
17 Uang Representasi Org X Hari OH
18 Uang Saku Rapat di Org X Kali OK
Dalam Kantor
Bila tidak dirinci, dapat
19 Sewa Meubelair Unit X Bulan UB disesuaikan menjadi
Paket X Bulan (UB)
20 Sewa Kendaraan Unit X Bulan UB
21 Sewa Gedung
Bermotor Unit X Bulan UB
22 Sewa Peralatan Kantor
Pertemuan Unit X Bulan UB
* Variabel Rincian Satuan Biaya dapat dilakukan penyesuaian.

E. PENELITIAN DAN REVIU DANA HIBAH

1. Dokumen Pendukung dalam Penelitian dan Reviu Dana Hibah

RAB masing-masing satker ditandatangani oleh KPA selaku


penanggungjawab kegiatan. RAB dimaksud dilengkapi dengan
dokumen pendukung lainnya. Jenis dokumen pendukung tersebut
antara lain:
a. pengadaan peralatan dan mesin agar dilengkapi dengan
spesifikasi barang, pricelist dan/atau penawaran dari pihak
penyedia barang;
b. pemeliharaan peralatan dan mesin sarana dan prasarana
perkantoran agar dilengkapi dengan daftar inventaris aset;
Format RAB mengacu pada format standar yang telah
ditetapkan dan ditandatangani oleh Kepala Satker sebagai berikut:

30
RINCIAN ANGGARAN BIAYA (RAB)

Kementerian Negara/Lembaga : (1)


Unit Eselon I : (2)
Program : (3)
Hasil (Outcome) : (4)
Unit Eselon II/IIISatker : (5)
Kegiatan : (6)
Indikator Kinerja Kegiatan : (7)
Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : (8)
Output : (9)

Program/Kegiatan/Output Rincian
Harga Jumlah
Kode /Suboutput/Komponen/ Satuan Volume
Satuan Biaya
Subkomp/Akun/Detil Biaya
1 2 3 4 5 6
115.01.06 Program (10)
5245 Kegiatan (11)
5245.xxx Output (12)
5245.xxx.xxx Sub Output (13)
XXX Tahapan A (Komponen
Input (14))
A Sub Komponen (15)
Akun (16)
Detil (17)
XXX Tahapan B (Komponen (18) (19) (20) (21)
Input)
A Sub Komponen
Akun
Detil
XXX Sub Output B ..... Dst.
TOTAL BIAYA KELUARAN

Kota, ...........................................
Kepala Biro/Kepala Satuan Kerja/Kepala Bagian
..........................................................

Tanda Tangan

NAMA LENGKAP (22)


NIP. XXXXXXXXXXXXXXXX(23)

31
PENJELASAN RINCIAN ANGGARAN BIAYA (RAB)

RAB merupakan tahapan/komponen rincian biaya, volume


kegiatan, satuan biaya dari suatu keluaran kegiatan seperti
honorarium yang terkait dengan keluaran, bahan, jasa profesi,
perjalanan, jumlah volume dan jumlah biaya keluaran kegiatan
sesuai dengan tugas dan fungsi Badan Pengawas Pemilihan Umum
untuk menghasilkan output yang diharapkan.
No. URAIAN
(1) Badan Pengawas Pemilihan Umum
(2) Diisi nama unit Eselon I
(3) Diisi Nama Program
(4) Diisi dengan hasil (outcome) yang akan dicapai dalam program
(5) Diisi nama Unit Eselon II/III/Satker
(6) Diisi nama kegiatan sesuai hasil restrukturisasi kegiatan
(7) Diisi uraian indikator kinerja kegiatan
(8) Diisi nama satuan ukur dan jenis keluaran kegiatan
Diisi jumlah output/ keluaran kegiatan. Output yang
(9) dihasilkan bersifat kuantitatif yang terukur.Contoh : 5 peraturan
Bawaslu, 200 orang peserta, 10 Laporan.
(10) Diisi Nama Program
(11) Diisi Nama Kegiatan
(12) Diisi Nama Output
Diisi dengan sub output pembentuk keluaran kegiatan, jika
(13)
ada(optional).
Diisi dengan nama tahapan/komponen yang digunakan
(14) dalam tahapan-tahapan yang pencapaian keluaran
kegiatan.Contoh : rapat, sosialisasi.
Diisi dengan nama sub komponen yang digunakan dalam
(15) tahapan-tahapan yang pencapaian keluaran kegiatan, jika
ada (optional).
Diisi dengan akun yang digunakan sesuai dengan Bagan
(16)
Akun Standar (BAS)
Di isi dengan uraian detil-detil yang digunakan.
(17)
Contoh : uang harian, tiket, akomodasi dan konsumsi.dll.
Diisi dengan faktor pengali detil/perincian perhitungan.
(18)
Contoh : [20 Org X 2 Kali], [2 Paket], [50 Org X 2 Hari X 3 Keg].
Diisi dengan jumlah keluaran (kuantitatif) suatu kegiatan dan
diisi nama satuan ukur masing-masing uraian detil yang
(19)
digunakan.
Contoh : 40 OK, 2 Paket, 300 OH, 16 OJ.
Diisi dengan harga satuan (biaya masukan) yang berpedoman
pada SBM. Dalam hal biaya satuan ukur tidak terdapat
(20)
dalam SBM dapat menggunakan data dukung lainnya yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Di isi jumlah biaya yaitu perkalian dari volume nomor (19)
(21)
dan harga satuan nomor (20)
(22) Diisi dengan nama penanggung jawab kegiatan
(23) Diisi dengan NIP Penanggungjawab Kegiatan

DOKUMEN PENDUKUNG (BILA ADA)


- Menyebutkan dan melampirkan dokumen pendukung, seperti: detail
desain, spesifikasi barang tertentu, dokumen pendukung sebagai
justifikasi alokasi biaya yang akan digunakan;
- RAB masing-masing satker dan data dukungnya dikoordinasikan oleh
sekretariat masing-masing unit kerja terkait, untuk selanjutnya

32
disampaikan ke unit pada Sekretariat Jenderal Bawaslu yang memiliki
fungsi Perencanaan dan unit yang memiliki fungsi Pengawasan Internal
untuk dilakukan penelitian.

33
Format RAB Semula – Menjadi untuk revisi anggaran mengacu pada format standar yang telah ditetapkan
dan ditandatangani oleh Kepala Satker sebagai berikut:
RINCIAN ANGGARAN BIAYA (RAB) SEMULA - MENJADI

SEMULA MENJADI
SELISIH
Program/Kegiatan/Output Rincian Program/Kegiatan/Output Rincian
Harga Jumlah Harga Jumlah (+/-)
Kode /Suboutput/Komponen/ Satuan Volume Kode /Suboutput/Komponen/ Satuan Volume
Satuan Biaya Satuan Biaya
Subkomp/Akun/Detil Biaya Subkomp/Akun/Detil Biaya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 = (12–6)
115.01.06 Program (1) 115.01.06 Program (1)
5245 Kegiatan (2) 5245 Kegiatan (2)
5245.xxx Output (3) 5245.xxx Output (3)
5245.xxx.xxx Sub Output (4) 5245.xxx.xxx Sub Output (4)
Tahapan A (Komponen Tahapan A (Komponen
XXX XXX
Input (5) Input (5)
A Sub Komponen (6) A Sub Komponen (6)
Akun (7) Akun (7)
Detil (8) Detil (8)
Tahapan B (Komponen Tahapan B (Komponen
XXX (9) (10) (11) (12) XXX (9) (10) (11) (12) (13)
Input) Input)
A Sub Komponen A Sub Komponen
Akun Akun
Detil Detil
XXX Sub Output B ..... Dst. XXX Sub Output B ..... Dst.

TOTAL BIAYA TOTAL BIAYA


KELUARAN KELUARAN

Kota, ...........................................
Kepala Biro/Kepala Satuan Kerja/Kepala Bagian
..........................................................

Tanda Tangan

NAMA LENGKAP (14)


NIP. XXXXXXXXXXXXXXXX(15) 34
PENJELASAN RINCIAN ANGGARAN BIAYA (RAB)
SEMULA - MENJADI

No. URAIAN

(1) Diisi Nama Program


(2) Diisi Nama Kegiatan
(3) Diisi Nama Output
(4) Diisi dengan sub output pembentuk keluaran kegiatan, jika
(5) Diisi dengan nama tahapan/komponen yang digunakan dalam
ada(optional).
tahapan-tahapan yang pencapaian keluaran kegiatan.Contoh :
(6) Diisi
rapat, dengan nama sub komponen yang digunakan dalam
sosialisasi.
tahapan-tahapan yang pencapaian keluaran kegiatan, jika ada
(7) Diisi dengan akun yang digunakan sesuai dengan Bagan
(optional).
Akun
(8) Standar (BAS)uraian detil-detil yang digunakan.
Di isi dengan
Contoh : uang harian, tiket, akomodasi dan konsumsi.dll.
(9) Diisi dengan faktor pengali detil/perincian perhitungan.
Contoh : [20 Org X 2 Kali], [2 Paket], [50 Org X 2 Hari X 3 Keg].
Diisi dengan jumlah keluaran (kuantitatif) suatu kegiatan dan
(10) diisi nama satuan ukur masing-masing uraian detil yang
digunakan.
Contoh : 40 OK,
Diisi dengan 2 Paket,
harga 300(biaya
satuan OH, 16masukan)
OJ. yang berpedoman
(11)
pada SBM. Dalam hal biaya satuan ukur tidak terdapat
dalam SBM dapat menggunakan data dukung lainnya yang dapat
(12) Di isi jumlah biaya yaitu perkalian dari volume nomor (19)
dipertanggungjawabkan.
dan harga satuan nomor (20)
(13) Diisi selisih (penambahan/pengurangan) biaya yang berasal dari
kolom 12 dikurangi kolom 6
(14) Diisi dengan nama Penanggungjawab Kegiatan
(15) Diisi dengan NIP Penanggungjawab Kegiatan

2. Reviu Dana Hibah


Penelitian dan Reviu Dana Hibah merupakan proses
penelaahan/reviu usulan RAB Dana Hibah Pilkada Serentak yang
dilaksanakan oleh unit yang menjalankan tugas dan fungsi
perencanaan dan unit yang menjalankan tugas dan fungsi
pengawasan internal. Penelaahan dimaksudkan untuk meneliti
kesesuaian usulan program dan kegiatan dengan Standar
Kebutuhan Pendanaan Pengawasan Pilkada Serentak serta
kelengkapan usulan/data dukung. Selain itu juga meneliti
kesesuaiannya dengan struktur penganggaran, bagan akun standar,
standar biaya, dan peraturan-peraturan tentang penyusunan RKA-
K/L.

Dokumen yang diperlukan, waktu pelaksanaan, tahapan


kegiatan, dan keluaran dari sinkronisasi tersebut adalah:

a. Bahan (dokumen) yang diperlukan

35
1) NPHD;
2) Kertas Kerja RKAKL atau RAB yang sesuai dengan struktur
RKAKL;
3) RAB Matriks Semula Menjadi (bila melakukan revisi anggaran);
dan
4) Dokumen pendukung lainnya.

b. Tentatif Waktu Pelaksanaan


Sebelum tahapan pengawasan pilkada dimulai.

c. Tahapan kegiatan
1) Persiapan
a) Masing-masing Bawaslu Provinsi menyampaikan surat
usulan untuk dilakukan penelitian dan reviu dana hibah
ditujukan kepada Sekretariat Jenderal c.q unit yang
menjalankan tugas dan fungsi perencanaan dan unit yang
menjalankan tugas dan fungsi pengawasan internal;
b) Unit yang menjalankan tugas dan fungsi perencanaan dan
unit yang menjalankan tugas dan fungsi pengawasan
internal membuat agenda pertemuan; dan
c) Setiap satker menyiapkan Kertas Kerja RKAKL atau RAB
sedikitnya 2 (dua) rangkap serta data dukungnya.
2) Pelaksanaan
a) Unit yang menjalankan tugas dan fungsi perencanaan dan
unit yang menjalankan tugas dan fungsi pengawasan
internal melakukan penelaahan/reviu RKAKL/RAB dengan
Standar Kebutuhan Pendanaan Pengawasan Pilkada
Serentak, Standar Honorarium dan Peraturan lainnya terkait
Pengawasan Pemilihan serta kelengkapan data pendukung.
Penelaahan dilakukan juga untuk mengetahui adanya
komponen kegiatan yang tidak efisien serta duplikasi; dan
b) Apabila dalam penelaahan seperti pada butir (a)
ditemukan ada ketidaksesuaian, ketidakefisienan,
duplikasi maka dikembalikan kepada Bawaslu Provinsi atau
Bawaslu Kabupaten/Kota yang bersangkutan untuk
diperbaiki.
3) Apabila hasil telaah butir (2.b) sudah sesuai maka
RKAKL/RAB tersebut ditandatangani oleh Ketua dan Kepala
Sekretariat Bawaslu Provinsi untuk Bawaslu Provinsi serta

36
Ketua dan Kepala Sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota untuk
Bawaslu Kabupaten/Kota.
Hal-hal yang menjadi perhatian dalam penelitian dan reviu dana
Hibah lingkup Bawaslu, antara lain:

a. Kriteria Administratif, meliputi:


1) Legalitas dokumen yang diterima unit yang menjalankan tugas
dan fungsi perencanaan dan unit yang menjalankan tugas dan
fungsi pengawasan internal (surat pengantar penyampaian
Usulan RAB dan RAB ditandatangani pejabat berwenang);
2) Kelengkapan, kesesuaian dokumen dan instrumen
pendukung tambahan;
3) Penggunaan format baku untuk RKA-K/L maupun dokumen
pendukung;
4) Kesesuaian kode kewenangan, lokasi satker dan KPPN;
5) Arsip data komputer (soft copy/back up data RKA-K/L); dan
6) Petugas pembahas akan membuat berita acara hasil
pembahasan dan ditandatangani oleh perwakilan tim
pembahas dan perwakilan unit eselon.
b. Kriteria Substantif, meliputi:
1) Kesesuaian RKA-K/L dengan tugas dan fungsi;
2) Kesesuaian program, kegiatan, output, komponen,
penggunaan BAS serta rincian dan standar biaya;
3) Kesesuaian pengalokasian anggaran berdasarkan skala
prioritas;
4) Relevansi komponen-komponen input dengan outputnya.
Relevansi ini berkaitan dengan volume dan kualitas output
yang dihasilkan;
5) Kesesuaian RAB dengan output kegiatan.

37
BAB III

TAHAPAN PENGELOLAAN DANA HIBAH

A. Registrasi NPHD

1. Setelah NPHD ditandatangani oleh Pemerintah Daerah selaku pemberi


hibah dengan Bawaslu Provinsi/Badan Pengawas Kabupaten/Kota selaku
penerima hibah, Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi selaku Kuasa
Pengguna Anggaran segera mengajukan permohonan nomor register atas
NPHD Bawaslu Provinsi/Badan Pengawas Kabupaten/Kota kepada
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dengan
tembusan kepada Sekretaris Jenderal Bawaslu.(Format NPHD sesuai
format pada lampiran 2).
2. Pengajuan Permohonan nomor register (sesuai format pada lampiran 3)
atas NPHD dengan melampirkan:
 Perjanjian hibah asli atau fotocopy NPHD (grant agreement) yang telah
dilegalisir oleh KPA;
 Ringkasan hibah (grant summary);
(sesuai format pada pada lampiran 4)
 Surat kuasa/pendelegasian kewenangan untuk menandatangani
perjanjian Hibah sesuai Surat Ketua Bawaslu Nomor
0514.A/K.BAWASLU/KU.01.00/IX/2019 tanggal 3 September 2019
hal Penegasan Pendelegasian Penandatanganan Perjanjian Hibah
Langsung (sesuai terlampir pada pada lampiran 5).
3. Dalam hal terdapat perubahan atau addendum NPHD di Bawaslu
Kabupaten/Kota, wajib segera dilaporkan kepada Bawaslu Provinsi untuk
dilakukan registrasi kembali ke Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan.
4. PA/KPA yang mengajukan permohonan nomor register Hibah
bertanggungjawab secara mutlak atas keabsahan dan kebenaran
dokumen sumber dan dokumen pendukung registrasi Hibah.

B. Pembukaan Rekening

1. Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi selaku Kuasa Pengguna Anggaran


Sekretariat Bawaslu Provinsi mengajukan permohonan persetujuan
pembukaan RPDHL untuk dan atas nama Bawaslu Provinsi/Bawaslu
Kabupaten/Kota kepada Kepala KPPN Mitra Kerja dalam rangka
pengelolaan hibah langsung dalam bentuk uang.

38
2. Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi selaku KPA mengajukan spesimen
tanda tangan dalam rangka penarikan dana atas nama KPA dan BP, dan
Kepala Sekretariat/Koordinator Sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota
selaku PPK mengajukan spesimen tanda tangan dalam rangka penarikan
dana atas nama PPK dan BPP.
3. Pengajuan Permohonan izin pembukaan RPDHL dengan melampirkan :
 Surat pernyataan mengenai penggunaan rekening (sesuai format pada
lampiran 6);
 Surat kuasa KPA kepada kuasa BUN pusat dan kuasa BUN didaerah
untuk memperoleh informasi dan kewenangan terkait rekening yang
dibuka pada bank umum/kantor pos (sesuai format pada lampiran 7);
 Surat keterangan mengenai sumber dana, mekanisme penyaluran
dana dan perlakuan mengenai penyetoran bunga/jasa giro sesuai
(format pada lampiran 8); dan
 Surat pernyataan kesanggupan untuk memasukan dana hibah dalam
DIPA Sekretariat Bawaslu Provinsi (sesuai format pada lampiran 9).
4. Salinan surat penerbitan nomor register hibah wajib disampaikan ke
KPPN Mitra Kerja untuk pemutakhiran data dalam aplikasi Sistem
Pengelolaan Rekening Terintegrasi (SPRINT).
5. KPA Sekretariat Bawaslu Provinsi membuka RPDHL untuk kegiatan
Pengawasan Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota setelah
mendapat persetujuan dari KPPN mitra kerja.
6. Dalam rangka menampung penyaluran dana hibah langsung dalam
bentuk uang dari RPDHL, Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi selaku
KPA mengajukan permohonan persetujuan pembukaan Rekening
PenyaluranDana Hibah (RPH) kepada KPPN mitra kerja dengan
tembusan Direktorat Pengelolaan Kas Negara:
 Untuk Sekretariat Bawaslu Provinsi; dan/atau
 Untuk dan atas nama Bawaslu Kabupaten/Kota.
7. KPA Sekretariat Bawaslu Provinsi atas nama Sekretariat Bawaslu
Provinsi membuka RPH untuk masing-masing BPP setelah mendapat
persetujuan dari KPPN Mitra Kerja.
8. Pengajuan Permohonan izin pembukaan RPH dana hibah dengan
melampirkan:
 Surat pernyataan mengenai penggunaan rekening;
 Surat kuasa KPA kepada kuasa BUN pusat dan kuasa BUN didaerah
untuk memperoleh informasi dan kewenangan terkait rekening yang
dibuka pada bank umum/kantor pos; dan

39
 Surat keterangan mengenai sumber dana, mekanisme penyaluran
dana dan perlakuan mengenai penyetoran bunga/jasa giro.
9. Jasa giro/bunga yang diperoleh dari Rekening Hibah disetor ke Kas
Negara, kecuali ditentukan lain dalam NPHD.
10. Pembukaan rekening penampungan dana hibah langsung (RPDHL) yang
merupakan bagian Rekening Pemerintah Lainnya (RPL) oleh Bawaslu
Provinsi/Bawaslu Kabupaten/Kota dalam hal tidak disyaratkan lain
dalam NPHD, harus didaftarkan oleh Direktorat Pengelolaan Kas Negara
ke Bank Umum peserta Treasury Notional Pooling (TNP) untuk disertakan
dalam program TNP. Rekening dalam TNP tidak lagi mendapatkan jasa
giro per rekening. Jasa giro akan dibayarkan langsung oleh Kantor Pusat
Bank pelaksana TNP ke Rekening Kas Umum Negara dengan akun
423253 (pendapatan dari pelaksanaan TNP).
11. Dalam hal telah dibuka rekening penampungan dana hibah sebelum
adanya persetujuan pembukaan rekening pengelolaan dana hibah
(RPDHL atau RPH) maka dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Mengajukan persetujuan pembukaan rekening pengelolaan dana
hibah ke KPPN;
b. Mengajukan perubahan nama rekening ke bank sesuai sebagaimana
persetujuan KPPN.
Atau,
a. Membuka rekening baru pengelolaan dana hibah berdasarkan
persetujuan yang telah diterbitkan;
b. Memindahkan saldo dana hibah ke rekening yang telah mendapat
persetujuan;
c. Menutup rekening pengelolaan dana hibah sebelumnya sampai
dengan seluruh dana hibah selesai ditransfer.

C. Revisi DIPA

1. Untuk mengakomodasi dana hibah langsung Pemilihan Gubernur,


Bupati, dan Wali Kota dilakukan Revisi DIPA. Revisi diajukan di Kantor
Wilayah Ditjen Perbendaharaan setempat setelah memperoleh Nomor
Register hibah langsung dan izin pembukaan rekening tahun berkenaan
dan tidak melampaui tahun anggaran berkenaan, sesuai dengan
mekanisme dan peraturan perundang-undangan yang mengatur Revisi
Anggaran (APBN).
2. Untuk mempermudah pengendalian terhadap pengelolaan dana hibah,
yang mengakibatkan penambahan pagu DIPA yang berasal dari dana

40
hibah langsung Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota, diinput
dalam struktur anggaran yang telah ditentukan oleh unit kerja yang
melaksanakan tugas dan fungsi perencanaan di Bawaslu.
3. Persyaratan pengajuan revisi DIPA atas hibah langsung dalam bentuk
uang sebagai berikut :
 Surat usulan revisi anggaran yang dilampiri matriks perubahan
(Semula - Menjadi);
 Arsip Data Komputer (ADK) RKA-K/L DIPA revisi;
 Copy DIPA petikan terakhir; dan
 Ringkasan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD).
4. Revisi DIPA diajukan:
(1) Sebesar yang direncanakan akan digunakan sampai akhir tahun
anggaran berjalan atau sebesar realisasi penerimaan hibah; dan
(2) Segera paling lambat 2 (dua) bulan setelah dana hibah diterima di
RPDHL serta memperhatikan batas akhir pengajuan revisi ke Kanwil
Ditjen Perbendaharaan.
5. Dalam hal terdapat sisa dana hibah yang belum digunakan sampai
dengan akhir tahun anggaran berjalan. Terhadap sisa dana hibah
tersebut, Bawaslu Provinsi mengajukan revisi DIPA pada tahun anggaran
berikutnya, paling lambat akhir bulan februari.
6. Dalam hal terdapat perubahan kegiatan yang harus dianggarkan wajib
diusulkan untuk direviu oleh Inspektorat Utama dan Biro Perencanaan
dan Organisasi Bawaslu.
7. Sekretariat Bawaslu Provinsi/Bawaslu Kabupaten/Kota dapat langsung
menggunakan uang yang berasal dari hibah langsung dalam bentuk
uang tanpa menunggu terbitnya revisi anggaran.

D. Pengesahan

Prosedur ini mengatur tentang pengesahan atas penerimaan dana hibah


yang diterima dan penggunaan/belanja dana hibah oleh Bawaslu Provinsi
dengan tahapan sebagai berikut:

1. Pengesahan pendapatan dana hibah diajukan sebesar jumlah uang yang


diterima pada rekening Bawaslu Provinsi/Bawaslu Kabupaten/Kota;
2. Untuk proses pengesahan belanja, PPK Bawaslu Kabupaten/Kota
menyiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam proses
pengesahan dan menyampaikannya kepada Bawaslu Provinsi.
3. Dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 2 berupa rekapitulasi
penggunaan dana beserta bukti-bukti pengeluaran dan SPTJ yang

41
dikirim oleh Panwaslu Kecamatan yang telah diterima oleh BPP Bawaslu
Kabupaten/Kota ditambah dengan bukti-bukti pengeluaran yang
disusun/dibuat oleh BPP Bawaslu Kabupaten/Kota. Atas dokumen
dimaksud PPK Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan verifikasi atas
kesesuaian dana yang disalurkan dengan bukti-bukti pengeluaran dan
SPTJ berkenaan. Verifikasi pertanggungjawaban dilakukan sebelum
pengajuan SP2HL sekurang-kurangnya setiap 2 (dua) bulan setelah
revisi DIPA.
4. PPK Bawaslu Kabupaten/Kota menyampaikan rekapitulasi dana beserta
bukti-bukti pengeluaran dan SPTJ dengan dilampiri SPTJM yang
ditandatangani oleh Ketua Bawaslu Kabupaten/Kota dan PPK Bawaslu
Kabupaten/Kota yang telah diverifikasi kepada PPSPM untuk diterbitkan
SP2HL.
5. PPSPM Sekretariat Bawaslu Provinsi melakukan pengujian terhadap
kelengkapan SPJ sebelum menerbitkan SP2HL. SPJ yang telah lengkap
segera diterbitkan SP2HL untuk disampaikan kepada KPPN mitra kerja.
6. Pengajuan SP2HL dilampiri:
 Copy rekening koran terakhir atas dana hibah;
 Salinan surat penetapan nomor register hibah untuk pengajuan
SP2HL pertama kali;
 SPTMHL (sesuai format pada lampiran 10);
 SPTJM; dan
 Copy surat persetujuan pembukaan RPDHL untuk pengajuan SP2HL
pertama kali.
7. Pengajuan SP4HL dilampiri:
 Copy rekening koran RPDHL terakhir atas dana hibah;
 Copy bukti pengiriman/transfer kepada Pemberi Hibah/Kas Negara;
dan
 SPTJM.
8. Dalam hal bukti bukti pengeluaran belum lengkap dan telah mendekati
batas akhir pengajuan SP2HL, PPSPM dapat menerbitkan SP2HL
berdasarkan atas
a) Daftar Nominatif dan SPTJ yang ditandatangani oleh PPK dan BPP
Bawaslu Kabupaten/Kota;
b) SPTJM yang telah ditandatangani oleh Ketua dan Kepala
Sekretariat/Koordinator Sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota; dan
c) BPP telah mencetak BKU sesuai dengan jumlah daftar nominatif dan
SPTJ.

42
9. Penyampaian daftar nominatif tidak menggugurkan kewajiban Bawaslu
Kabupaten/Kota dan Panwaslu Kecamatan untuk menyampaikan bukti-
bukti pengeluaran.
Format SPTJ sebagaimana terlampir pada lampiran 20.
Format SPTJM sebagaimana terlampir pada lampiran 21.
10. Penyampaian SP2HL ke KPPN dilakukan sekurang-sekurangnya setiap
2 (dua) bulan setelah revisi DIPA dilakukan;
11. Sisa uang yang bersumber dari hibah langsung dalam bentuk uang
dikembalikan kepada pemberi hibah.
12. Untuk sisa uang yang bersumber dari hibah tahun berjalan dan/atau
hibah tahun yang lalu yang disetor ke kas negara, menggunakan bukti
penerimaan negara sebagai transaksi non anggaran.
13. Penyampaian SP4HL ke KPPN dilakukan segera setelah semua kegiatan
dalam perjanjian hibah selesai dilaksanakan dan pengembalian hibah
telah dilakukan.
14. Atas SP4HL yang diajukan oleh Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi
sebagai KPA, KPPN Mitra Kerja akan menerbitkan Surat Pengesahan
Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung (SP3HL).
15. Penyampaian SP2HL maupun SP4HL juga memperhatikan batas akhir
pengajuan ke KPPN sesuai ketentuan langkah langkah akhir tahun.

E. PENCAIRAN DANA HIBAH


a) Pencairan belanja hibah kegiatan pemilihan dapat dilakukan sekaligus
atau bertahap sesuai dengan kemampuan daerah;
b) Dalam hal pencairan dilakukan bertahap, pencairan tahap kedua dan
ketiga dilakukan tanpa menyampaikan laporan penggunaan terlebih
dahulu kepada Pemerintah Daerah.

43
BAB IV

PENATAUSAHAAN

A. Transfer Dana dari Kas Daerah ke Rekening Bawaslu Provinsi/Bawaslu


Kabupaten/Kota

1. Bawaslu Provinsi/Bawaslu Kab/Kota menerima dana hibah langsung


dalam bentuk uang dari Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota untuk
penyelenggaraan Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota;

2. Pemerintah Provinsi melakukan transfer dana hibah ke rekening


Bawaslu Provinsi (RPDHL) untuk pengawasan penyelenggaraan
Pemilihan Gubernur, yang telah mendapatkan izin pembukaan RPDHL
oleh Kementerian Keuangan;

3. Pemerintah Kabupaten/Kota melakukan transfer dana hibah ke


rekening Bawaslu Kabupaten/Kota (RPDHL) untuk pengawasan
penyelenggaraan pemilihan Bupati dan Wali Kota yang telah
mendapatkan izin pembukaan RPDHL oleh Kementerian Keuangan;

4. Berdasarkan transfer dana yang diterima dari Pemerintah


Kabupaten/Kota, Bawaslu Kabupaten/Kota melaporkan kepada Kepala
Sekretariat Bawaslu Provinsi selaku KPA paling lambat 2 (dua) hari kerja
setelah dana diterima;

5. Transfer dana dari kas daerah bisa dilakukan secara bertahap ataupun
sekaligus seluruhnya sesuai dengan kesepakatan yang tertulis dalam
NPHD;

6. Dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilihan Gubernur, penyaluran


hibah langsung dalam bentuk uang dilaksanakan melalui mekanisme
transfer dana dari RPDHL Sekretariat Bawaslu Provinsi ke:

a. RPH Sekretariat Bawaslu Provinsi;

b. RPH Bawaslu Kabupaten/Kota.

7. Prosedur transfer dana terlampir (sesuai format pada lampiran 11).

B. Pengalokasian dan Penyaluran Dana Hibah dari Rekening Bawaslu


Provinsi ke Rekening Bawaslu Kabupaten/Kota untuk Pengawasan
Pemilihan Gubernur

1. Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi selaku KPA menetapkan alokasi


dana hibah untuk Sekretariat Bawaslu Provinsi dan/atau masing-

44
masing Bawaslu Kabupaten/Kota sesuai dengan timeline kegiatan yang
diajukan;

2. Penetapan alokasi dana hibah berikutnya untuk Bawaslu


Kabupaten/Kota sesuai jumlah pertanggungjawaban yang telah
disampaikan kepada Bawaslu Provinsi minimal 50% dari alokasi dana
hibah yang telah diberikan sebelumnya;

3. Berdasarkan penetapan alokasi dana hibah dan pertanggungjawaban


yang telah disampaikan, PPK Sekretariat Bawaslu Provinsi
memerintahkan BP dengan Surat Perintah Transfer (SPT) untuk
menyalurkan dana hibah kepada BPP Sekretariat Bawaslu Provinsi
dan/atau masing-masing BPP Bawaslu Kabupaten/Kota;

4. PPK Bawaslu Kabupaten/Kota menerbitkan Surat Perintah Bayar (SPBy)


kepada BPP Bawaslu Kabupaten/Kota untuk menyalurkan dana hibah
ke Kepala Sekretariat Panwas Kecamatan. Selanjutnya, Kepala Panwas
Kecamatan menyerahkan tanda terima sebagai bukti penerimaan dana
hibah;

5. Dalam hal penyaluran dana hibah kepada Panwas Kecamatan


digunakan untuk keperluan pembayaran honorarium Panwas
Kecamatan, PPL dan PTPS maka pelaksanaan penyaluran oleh BPP
Bawaslu Kabupaten/Kota dilakukan melalui transfer ke rekening
masing-masing penerima. Dalam hal terdapat daerah yang tidak
terlayani oleh fasilitas perbankan dapat menggunakan uang tunai
dengan tetap memperhatikan pengendalian yang efektif;

6. Alokasi dana hibah dari rekening Bawaslu Provinsi ke rekening Bawaslu


Kabupaten/Kota disesuaikan dengan Rincian Anggaran Biaya (RAB)
masing-masing Bawaslu Kabupaten/Kota yang telah ditetapkan oleh
Bawaslu Provinsi;

7. Prosedur alokasi dana dan penyaluran dana hibah untuk Pengawasan


Pemilihan Gubernur (sesuai format pada lampiran 12).

C. Transfer dana hibah dari Bawaslu Kabupaten/Kota ke Panwas


Kecamatan

1. PPK Bawaslu Kabupaten/Kota menetapkan alokasi Besaran Dana hibah


masing masing Panwas Kecamatan;

2. Berdasarkan alokasi yang telah ditetapkan dan rencana kebutuhan


kegiatan, PPK Bawaslu Kabupaten/Kota memerintahkan BPP Bawaslu

45
Kabupaten/Kota untuk melakukan transfer ke rekening Panwas
Kecamatan;

Untuk keperluan transfer, Pemegang uang muka di Panwas Kecamatan


membuka rekening atas nama Panwas Kecamatan.

D. Penarikan Dana dari Rekening Bank

1. Dalam rangka pembayaran atas pelaksanaan kegiatan Pengawasan


Pemilihan Gubernur, BP Bawaslu Provinsi melakukan penarikan dana
dari RPDHL dan BP Bawaslu Provinsi/Bawaslu Kabupaten/Kota
melakukan penarikan dana dari RPH untuk keperluan pembayaran
kepada para penerima hak;

2. Penarikan dana dari RPDHL/RPH pada Bawaslu Provinsi dilakukan


setelah mendapatkan persetujuan dari KPA/PPK dengan menggunakan
cek atau sarana lain (internet banking/kartu debit);

3. Penarikan dana dari RPH pada Bawaslu Kabupaten/Kota dilakukan


setelah mendapatkan persetujuan dari PPK Bawaslu Kabupaten/Kota
dengan menggunakan cek atau sarana lain (internet banking/kartu
debit);

4. Dalam rangka pembayaran untuk pelaksanaan kegiatan Pengawasan


Pemilihan Bupati dan Walikota, BPP Panwas Kabupaten/Kota
melakukan penarikan dana dari RPDHL untuk keperluan pembayaran
kepada para penerima hak;

5. Penarikan dana dari RPDHL pada Bawaslu Kabupaten/Kota dilakukan


setelah mendapat persetujuan dari PPK Bawaslu Kabupaten/Kota
dengan menggunakan cek atau sarana lain (internet banking/kartu
debit);

6. Jumlah penarikan dana dilakukan dengan memperhatikan rencana


penggunaan dana (sesuai format pada lampiran 13) sehingga tidak terjadi
kelebihan uang tunai (cash on hand) di BP/BPP. Pada setiap akhir hari
kerja batas tertinggi uang tunai untuk pengeluaran operasional yang
diizinkan disimpan di brankas adalah Rp50.000.000,00 (Lima puluh juta
rupiah);

7. Dalam rangka pengendalian penarikan dana hibah untuk kegiatan


Pengawasan Pemilihan Bupati dan Walikota, PPK Bawaslu
Kabupaten/Kota melaporkan rencana penggunaan dan penarikan dana
hibah kepada Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi selaku KPA;

46
8. Prosedur penarikan dana terlampir (sesuai format pada lampiran 14).

E. Mekanisme Belanja

1. Dalam rangka penggunaan dana hibah, PPK Bawaslu Provinsi/PPK


Bawaslu Kabupaten/Kota memerintahkan pembayaran kepada BPP
Bawaslu Provinsi/BPP Bawaslu Kabupaten/Kota dengan menerbitkan
SPBy;
2. Pembayaran dilakukan terhadap kegiatan yang telah ditetapkan sesuai
RAB dengan memperhatikan ketersediaan alokasi dana hibah.
Selanjutnya, pembayaran tersebut dibebankan sesuai dengan akun
belanja Barang (52xxxx);
3. Pencatatan terhadap belanja pada akhir tahun memperhatikan waktu
pembayaran khususnya yang berhubungan dengan transaksi
perbankan.
4. Pembayaran uang muka perjalanan dinas dan kegiatan lain mengacu
pada Keputusan Sekretaris Jenderal Nomor
0339/HK.01.00/SJ/06/2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Perjalanan
Dinas di Badan Pengawas Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan
Umum Provinsi, dan Badan Pengawas Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota Serta Pengawas Pemilu Ad hoc dan Keputusan Sekjen
Bawaslu Nomor 0343/Bawaslu/SJ/HK.01.00/VI/2019 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan di Lingkungan Badan Pengawas
Pemilihan Umum.
5. Prosedur mekanisme belanja terlampir (sesuai format pada lampiran 15).

F. Pencatatan Transaksi

1. Semua pendapatan dan belanja yang bersumber dari dana hibah harus
dicatat dalam Buku Kas Umum dan Buku Pembantu (Buku Kas Tunai,
Buku Bank, Buku Pajak, Buku Pengawasan Anggaran, dan Buku Panjar)
oleh BP/BPP pada Bawaslu Provinsi/ Bawaslu Kabupaten/Kota
menggunakan aplikasi Sistem Apliasi Satker (SAS) dan Panwas
Kecamatan menggunakan aplikasi Panwascam;
2. Setiap bulan Bawaslu Provinsi/Bawaslu Kabupaten/Kota wajib
menyusun laporan output dari Aplikasi SAS dan ditandatangani oleh PPK
dan BPP;
3. Setiap bulan Panwas Kecamatan wajib menyusun laporan output dari
Aplikasi Panwascam dan ditandatangani oleh Pemegang Uang Muka;

47
4. BP/BPP harus melakukan penutupan Buku Kas Umum dan buku-buku
pembantu setiap akhir bulan dengan menandatangani Buku Kas Umum
dan buku-buku pembantu disertai dengan penyusunan Berita Acara
Pemeriksaan Kas dan Register Penutupan Kas yang diketahui/disetujui
oleh PPK;
5. Setiap akhir bulan BPP harus membuat LPJ dan melakukan Rekonsiliasi
ke BP Bawaslu Provinsi yang dituangkan dalam Berita Acara
Rekonsiliasi;
6. BP Bawaslu Provinsi harus menyusun dan menyampaikan LPJ ke KPPN
mitra kerja paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya;
7. Terkait dengan proses verifikasi, prosedur pembayaran,
pemotongan/pemungutan dan penyetoran pajak berpedoman pada
ketentuan perundangan yang berlaku.

G. Kewajiban Perpajakan

1. BPP Bawaslu Kabupaten/Kota wajib melakukan


pemotongan/pemungutan dan Penyetoran Pajak dengan menggunakan
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Satuan Kerja Sekretariat Bawaslu
Provinsi;
2. BPP Bawaslu Kabupaten/Kota wajib menyampaikan pajak yang telah
disetor kepada BP Bawaslu Provinsi untuk dilakukan pelaporan pajak
sesuai ketentuan perundang-undangan.

48
BAB V

PERTANGGUNGJAWABAN

Pertanggungjawaban atas penggunaan dana hibah harus dilengkapi dengan


dokumen sebagai berikut:

1. Belanja Keperluan Perkantoran (521111)


a. Honorarium Panwas Kecamatan, Honorarium Sekretariat Panwas
Kecamatan, Honorarium Pelaksana Teknis/Tenaga
Pendukung/Pramubhakti, Honorarium Panwaslu Desa/Kelurahan, dan
Honorarium Pengawas TPS, dokumen pertanggungjawaban berupa:
1) Surat Keputusan;
2) Daftar Nominatif/Kuitansi Pembayaran dan/atau Bukti Transfer; dan
3) Bukti setor PPh 21.
b. Langganan Internet,dokumen pertanggungjawaban berupa:
1) Bukti Pembayaran Internet; dan
2) Bukti Pembelian/Pembayaran Paket Data Internet (Modem) yang
disertai dengan setuju bayar oleh PPK dan BP/BPP serta pernyataan
barang telah diterima dengan lengkap dan baik, serta bermaterai
cukup.
2. Belanja Honor Operasional Satuan Kerja (521115)
Honor Pengelola Keuangan, Pejabat Pengadaan Barang/Jasa, dan Pejabat
Penerima Hasil Pekerjaan Pengadaan Barang/ Jasa, dokumen
pertanggungjawaban berupa:
a. Surat Keputusan;
b. Daftar Nominatif/Kuitansi Pembayaran dan/atau Bukti Transfer; dan
c. Bukti setor PPh 21.
3. Belanja Bahan (521211)
a. Alat Tulis Kantor, dokumen pertanggungjawaban berupa:
1) Bukti Pembelian/Pembayaran bermaterai cukup, yang disertai dengan
setuju bayar oleh PPK dan BP/BPP serta pernyataan barang telah
diterima dengan lengkap dan baik
2) Rekap bukti pengeluaran jika diperlukan;
3) Bukti Setor Pajak PPN dan PPh 22 atau PPh 23; dan
4) e-faktur dari Rekanan/Pihak Ketiga
b. Foto Copy, Dokumentasi, Spanduk, dan Komputer Supply, dokumen
pertanggungjawaban berupa:

49
1) Bukti Pembelian/Pembayaran bermaterai cukup, yang disertai dengan
setuju bayar oleh PPK dan BP/BPP serta pernyataan barang telah
diterima dengan lengkap dan baik;
2) Rekap bukti pengeluaran jika diperlukan;
3) Bukti Setor Pajak PPN dan PPh 22 (untuk fotocopy dan spanduk
berlaku PPh 23);
4) Untuk Pajak PPN dan Pajak Pph 22 dikenakan pada pembelian barang
dengan nilai paling banyak Rp2.000.000,00; dan
5) e-faktur dari Rekanan/Pihak Ketiga.
c. Konsumsi Rapat, dokumen pertanggungjawaban berupa:
1) Bukti Pembelian/Pembayaran bermaterai cukup, yang disertai dengan
setuju bayar oleh PPK dan BP/BPP serta pernyataan barang telah
diterima dengan lengkap dan baik;
2) Rekap bukti pengeluaran jika diperlukan;
3) Daftar Hadir Rapat;
4) Surat Undangan Rapat;
5) Bukti Setor Pajak PPh 22 atau PPh 23;
6) Untuk Pajak Pph 22 dikenakan pada pembelian barang dengan nilai
paling banyak Rp2.000.000,00;
7) Notulen Rapat; dan
8) Dokumentasi.
d. Konsumsi Jamuan Tamu, dokumen pertanggungjawaban berupa:
1) Bukti Pembelian/Pembayaran dengan bukti materai yang cukup;
2) Rekap bukti pengeluaran jika diperlukan; dan
3) Bukti Setor Pajak PPh 22.
4. Belanja Honor Output Kegiatan (521213)
Honorarium Pokja dan Honorarium Panitia, dokumen pertanggungjawaban
berupa:
a. Surat Keputusan Penetapan;
b. Tanda terima/ Nominatif dan/atau bukti transfer;
c. Bukti Setor Pajak PPh 21; dan
d. Laporan Output Kegiatan.
5. Belanja Barang Non Operasional Lainnya (521219)
Dokumen pertanggungjawaban berupa:
a. Bukti Pembelian/Pembayaran bermaterai cukup, yang disertai dengan
setuju bayar oleh PPK dan BP/BPP serta pernyataan barang telah diterima
dengan lengkap dan baik;
b. Rekap bukti pengeluaran jika diperlukan;

50
c. Bukti Setor Pajak PPN dan PPh 22;
d. Untuk Pajak PPN dan Pajak Pph 22 dikenakan pada pembelian barang
dengan nilai paling banyak Rp2.000.000,00; dan
e. e-faktur dari Rekanan/Pihak Ketiga.
6. Belanja Langganan Listrik (522111)
Dokumen pertanggungjawaban berupa:
a. Bukti Pembelian/ Pembayaran Listrik;
b. Bukti Pembelian/Pembayaran Token Listrik yang disertai dengan setuju
bayar oleh PPK dan BP/BPP serta pernyataan barang telah diterima
dengan lengkap dan baik; dan
c. Bukti Pembelian/Pembayaran BBM bila menggunakan genset yang
disertai dengan setuju bayar oleh PPK dan BP/BPP serta pernyataan
barang telah diterima dengan lengkap dan baik.
7. Belanja Langganan Telepon (522112)
Dokumen pertanggungjawaban berupa:
a. Bukti Pembelian/Pembayaran Telepon;
b. Bukti Pembelian/Pembayaran Pulsa (HP) Pasca bayar yang disertai
dengan setuju bayar oleh PPK dan BP/BPP serta pernyataan barang telah
diterima dengan lengkap dan baik; dan
c. Bukti Pembelian/Pembayaran dengan bukti materai yang cukup.
8. Belanja Langganan Air (522113)
Dokumen pertanggungjawaban berupa:
a. Bukti Pembelian/Pembayaran Airyang disertai dengan setuju bayar oleh
PPK dan BP/BPP serta pernyataan barang telah diterima dengan lengkap
dan baik; dan
b. Rekap bukti pengeluaran jika diperlukan.
9. Belanja Langganan Daya dan Jasa Lainnya (522119)
Dokumen pertanggungjawaban berupa:
a. Bukti Pembelian/Pembayaranlangganan daya dan jasa lainnya yang
disertai dengan setuju bayar oleh PPK dan BP/BPP serta pernyataan
barang telah diterima dengan lengkap dan baik; dan
b. Rekap bukti pengeluaran jika diperlukan.
10. Belanja Jasa Konsultan (522131)
a. Jasa Konsultan Hukum (dibawah Rp100.000.000,-), dokumen
pertanggungjawaban berupa:
1) Surat Perintah Kerja (SPK);
2) Kuitansi bermaterai cukup;
3) Berita Acara Serah Terima (BAST);

51
4) Berita Acara Pembayaran (BAP);
5) Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan (BAPHP); dan
6) Surat Setoran Pajak PPh 21 untuk konsultan perorangan dan Pajak Pph
23 untuk konsultan badan.
b. Jasa Konsultan Hukum (diatas Rp100.000.000,-), dokumen
pertanggungjawaban berupa:
1) Surat Perjanjian;
2) Kuitansi bermaterai cukup;
3) Berita Acara Serah Terima (BAST);
4) Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan (BAPHP);
5) Berita Acara Pembayaran (BAP); dan
6) Surat Setoran Pajak PPh 21 atau Pajak PPh 23.
11. Belanja Sewa ( 522141)
a. Sewa Kendaraan, dokumen pertanggungjawaban berupa:
1) Untuk belanja s.d Rp10.000.000,-
a) Kuitansi bermaterai cukupdan/atau bukti transfer;
b) Bukti Setor PPh 23 dan PPN dalam hal rekanan PKP;
c) e-faktur dari Rekanan/Pihak Ketiga
d) Foto Kendaraan; dan
e) Fotokopi KTP Pemilik, BPKB dan STNK.
2) Untuk belanja lebih dari Rp10.000.000,- s.d. Rp50.000.000,-
a) Kuitansi bermaterai cukup dan/atau bukti transfer;
b) Surat Perintah Kerja (SPK);
c) Bukti Setor PPh Pasal 23 dan PPN dalam hal rekanan PKP;
d) e-faktur dari Rekanan/Pihak Ketiga
e) Foto Kendaraan; dan
f) Fotokopi KTP Pemilik, BPKB dan STNK.
3) Untuk belanja lebih dari Rp50.000.000,- s.d. Rp200.000.000,-
a) Kuitansi bermaterai cukup dan/atau bukti transfer;
b) Surat Perintah Kerja (SPK);
c) Berita Acara Serah Terima (BAST);
d) Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan (BAPHP);
e) Berita Acara Pembayaran (BAP);
f) Bukti Setor PPh Pasal 23 dan PPN dalam hal rekanan PKP;
g) e-faktur dari Rekanan/Pihak Ketiga
h) Foto Kendaraan; dan
i) Fotokopi KTP Pemilik, BPKB dan STNK.
4) Untuk belanja lebih dari Rp200.000.000,-

52
a) Kuitansi bermaterai cukup dan/atau bukti transfer;
b) Surat Perjanjian;
c) Berita Acara Serah Terima (BAST);
d) Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan (BAPHP);
e) Berita Acara Pembayaran (BAP);
f) Bukti Setor PPh Pasal 23 dan PPN dalam hal rekanan PKP
g) e-faktur dari Rekanan/Pihak Ketiga;
h) Foto Kendaraan; dan
i) Fotokopi KTP Pemilik, BPKB dan STNK.
b. Sewa Gedung Kantor/Pertemuan, dokumen pertanggungjawaban berupa:
1) Untuk belanja s.d Rp10.000.000,-
a) Perjanjian Sewa;
b) Kuitansi bermaterai cukup dan/atau bukti transfer;
c) Bukti Setor PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPN dalam hal rekanan PKP
d) e-faktur dari Rekanan/Pihak Ketiga;
e) Foto Gedung; dan
f) Fotokopi Bukti Kepemilikan.
2) Untuk belanja lebih dari Rp10.000.000,- s.d. Rp50.000.000,-
a) Kuitansi bermaterai cukup dan/atau bukti transfer;
b) Perjanjian Sewa;
c) Bukti Setor PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPN dalam hal rekanan PKP
d) e-faktur dari Rekanan/Pihak Ketiga;
e) Foto Gedung; dan
f) Fotokopi Bukti Kepemilikan.
3) Untuk belanja lebih dari Rp50.000.000,- s.d. Rp200.000.000,-
a) Kuitansi bermaterai cukup dan/atau bukti transfer;
b) Surat Perintah Kerja (SPK);
c) Berita Acara Serah Terima (BAST);
d) Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan (BAPHP);
e) Berita Acara Pembayaran (BAP);
f) Bukti Setor PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPN dalam hal rekanan PKP
g) e-faktur dari Rekanan/Pihak Ketiga;
h) Foto Gedung; dan
i) Fotokopi Bukti Kepemilikan.
4) Untuk belanja lebih dari Rp200.000.000,-
a) Kuitansi bermaterai cukup dan/atau bukti transfer;
b) Surat Perjanjian;
c) Berita Acara Serah Terima (BAST);

53
d) Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan (BAPHP);
e) Berita Acara Pembayaran (BAP);
f) Bukti Setor PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPN dalam hal rekanan PKP;
g) e-faktur dari Rekanan/Pihak Ketiga;
h) Foto Gedung; dan
i) Fotokopi Bukti Kepemilikan.
c. SewaPeralatan Kantor, dokumen pertanggungjawaban berupa:
1) Untuk belanja s.d Rp10.000.000,-
a) Perjanjian Sewa;
b) Kuitansi bermaterai cukup dan/atau bukti transfer;
c) Bukti Setor PPh Pasal 23 dan PPN dalam hal rekanan PKP
d) e-faktur dari Rekanan/Pihak Ketiga; dan
e) Foto Peralatan Kantor.
2) Untuk belanja lebih dari Rp10.000.000,- s.d. Rp50.000.000,-
a) Perjanjian Sewa;
b) Kuitansi bermaterai cukup dan/atau bukti transfer;
c) Bukti Setor PPh Pasal 23 dan PPN dalam hal rekanan PKP
d) e-faktur dari Rekanan/Pihak Ketiga; dan
e) Foto Peralatan Kantor.
3) Untuk belanja lebih dari Rp50.000.000,- s.d. Rp200.000.000,-
a) Kuitansi bermaterai cukup dan/atau bukti transfer;
b) Surat Perintah Kerja (SPK);
c) Berita Acara Serah Terima (BAST);
d) Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan (BAPHP);
e) Berita Acara Pembayaran (BAP);
f) e-faktur dari Rekanan/Pihak Ketiga;
g) Bukti Setor PPh Pasal 23 dan PPN dalam hal rekanan PKP; dan
h) Foto Peralatan Kantor.
4) Untuk belanja lebih dari Rp200.000.000,-
a) Kuitansi bermaterai cukup dan/atau bukti transfer;
b) Surat Perjanjian;
c) Berita Acara Serah Terima (BAST);
d) Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan (BAPHP);
e) Berita Acara Pembayaran (BAP);
f) e-faktur dari Rekanan/Pihak Ketiga;
g) Bukti Setor PPh Pasal 23 dan PPN dalam hal rekanan PKP; dan
h) Foto Peralatan Kantor.

54
12. Belanja Jasa Profesi (522151)
Honorarium Narasumber dan Moderator, dokumen pertanggungjawaban
berupa:
a. Surat Keputusan menjadi Narasumber dan Moderator;
b. Daftar Nominatif/Kuitansi Pembayaran dan/atau Bukti Transfer;
c. Daftar Hadir Narasumber dan Moderator;
d. Bukti setor PPh 21;
e. Biodata Narasumber dan Moderator;
f. Materi dan Notulen; dan
g. Dokumentasi .
13. Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan (523111)
Dokumen pertanggungjawaban berupa:
a. Bukti Pembelian/Pembayaran;
b. Rekap bukti pengeluaran jika diperlukan;
c. Laporan Kondisi Bangunan; dan
d. Foto Inventaris Setelah/Sebelum.
14. Belanja Pemeliharaan Peralatan dan Mesin (523121)
Dokumen pertanggungjawaban berupa:
a. Bukti Pembelian/Pembayaran BBM;
b. Rekap bukti pengeluaran jika diperlukan;
c. Kartu Kendali Service (dalam hal pinjam pakai); dan
d. Foto Inventaris Setelah/Sebelum.
15. Belanja Perjalanan Dinas Biasa (524111)
Dokumen pertanggungjawaban berupa:
a. Surat Tugas;
b. Kuitansi/Rincian Perjalanan Dinas;
c. Daftar Pengeluaran Riil;
d. Kuitansi atau Nota Hotel/Tempat Menginap;
e. Tiket Pesawat dan Boardingpass;
f. Surat Perjalanan Dinas (SPD);
g. Laporan Perjalanan Dinas; dan
h. Surat Undangan.
16. Dinas Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota (524113)
a. Kurang dari 8 Jam, dokumen pertanggungjawaban berupa:
1) Surat Tugas;
2) Bukti pembayaran/Kuitansi dan/atau bukti transfer; dan
3) Form Kehadiran.
b. Lebih dari 8 Jam, dokumen pertanggungjawaban berupa:

55
1) Surat Tugas;
2) Bukti pembayaran/Kuitansi dan/atau bukti transfer; dan
3) Surat Perjalanan Dinas (SPD).
17. Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota (524114)
a. Uang Saku RDK, dokumen pertanggungjawaban berupa:
1) Bukti pembayaran/Kuitansi dan/atau bukti transfer;
2) Surat Tugas Rapat;
3) Daftar hadir RDK;
4) Absensi kehadiran/fingerprint;
5) Notulensi; dan
6) Surat Undangan Rapat.
b. Paket Meeting (Halfday, Fullday dan Fullboard), dokumen
pertanggungjawaban berupa:
1) Nilai Paket Meeting dibawah Rp50.000.000,-
a) Surat Perintah Kerja (SPK) sederhana;
b) Kuitansi dan/atau bukti transfer;
c) Bukti Potong Pajak PPN dan Pajak PPh 23; dan
d) Daftar Kamar (untuk paket meeting fullboard).
2) Nilai Paket Meeting diatas Rp50.000.000,- s.d Rp200.000.000,-
a) Surat Perintah Kerja (SPK);
b) Kuitansi ;
c) Berita Acara Serah Terima (BAST);
d) Berita Acara Pembayaran (BAP);
e) Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan (BAPHP);
f) Surat Setoran Pajak PPN dan Pajak PPh 23;
g) Surat Tugas Kegiatan;
h) SPD;
i) Daftar Hadir;
j) Company Profile;
k) Surat Undangan;
l) Daftar Kamar (untuk paket meeting fullboard);
m) Dokumen Kontrak; dan
n) Dokumentasi,
3) Nilai Paket Meeting diatas Rp200.000.000,-
a) Surat Perjanjian;
b) Kuitansi;
c) Berita Acara Serah Terima (BAST);
d) Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan (BAPHP);

56
e) Berita Acara Pembayaran (BAP);
f) Surat Setoran Pajak PPN dan Pajak PPh 23;
g) Surat Tugas Kegiatan;
h) SPD;
i) Daftar Hadir;
j) Company Profile;
k) Surat Undangan;
l) Daftar Kamar (untuk paket meeting fullboard);
m) Dokumen Kontrak; dan
n) Dokumentasi.
c. Uang Saku Paket Meeting dan Transpor, dokumen pertanggungjawaban
berupa:
1) Bukti pembayaran/Kuitansi dan/atau bukti transfer;
2) Surat Tugas;
3) Surat Perjalanan Dinas (SPD);
4) Daftar Kehadiran; dan
5) Surat Undangan.
18. Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota (524119)
a. Paket Meeting (Halfday, Fullday dan Fullboard), dokumen
pertanggungjawaban berupa:
1) Nilai Paket Meeting dibawah Rp50.000.000,-
a) Surat Perintah Kerja (SPK) sederhana;
b) Kuitansi dan/atau bukti transfer;
c) Bukti Potong Pajak PPN dan Pajak PPh 23; dan
d) Daftar Kamar (untuk paket meeting fullboard).
2) Nilai Paket Meeting diatas Rp50.000.000,- s.d Rp200.000.000,-
a) Surat Perintah Kerja (SPK);
b) Kuitansi ;
c) Berita Acara Serah Terima (BAST);
d) Berita Acara Pembayaran (BAP);
e) Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan (BAPHP);
f) Surat Setoran Pajak PPN dan Pajak PPh 23;
g) Surat Tugas Kegiatan;
h) SPD;
i) Daftar Hadir;
j) Company Profile;
k) Surat Undangan;
l) Daftar Kamar (untuk paket meeting fullboard);

57
m) Dokumen Kontrak; dan
n) Dokumentasi,
3) Nilai Paket Meeting diatas Rp200.000.000,-
a) Surat Perjanjian;
b) Kuitansi;
c) Berita Acara Serah Terima (BAST);
d) Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan (BAPHP);
e) Berita Acara Pembayaran (BAP);
f) Surat Setoran Pajak PPN dan Pajak PPh 23;
g) Surat Tugas Kegiatan;
h) SPD;
i) Daftar Hadir;
j) Company Profile;
k) Surat Undangan;
l) Daftar Kamar (untuk paket meeting fullboard);
m) Dokumen Kontrak; dan
n) Dokumentasi.
b. Uang Saku Paket Meeting dan Transpor, dokumen pertanggungjawaban
berupa:
1) Bukti pembayaran/Kuitansi dan/atau bukti transfer;
2) Surat Tugas;
3) Surat Perjalanan Dinas (SPD);
4) Daftar Kehadiran; dan
5) Surat Undangan.

58
BAB VI

PELAPORAN

A. Konfirmasi Penerimaan Dana Hibah

Bawaslu Kabupaten/Kota menyampaikan konfirmasi atas penerimaan


dana hibah untuk kegiatan pengawasan pemilihan yang diterima dari
Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Bawaslu Provinsi dilampiri dengan
rekening koran.

B. Laporan Bulanan

Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kab/Kota wajib mencetak laporan bulanan


dari aplikasi SAS, terdiri dari Buku Kas Umum dan Buku Pembantu dan
Berita Acara Pemeriksaan Kas yang ditandatangani oleh PPK dan BPP
dengan uraian sebagai berikut:
1. Laporan bulanan dilengkapi dengan rekening koran dan Register
Pemeriksaan Kas di akhir bulan bersangkutan;
2. Bawaslu Kabupaten/Kota menyusun Laporan Pertanggungjawaban (LPJ)
bulanan atas dana hibah yang dikelolanya dan ditandatangan oleh PPK
dan BPP untuk disampaikan kepada Bawaslu Provinsi paling lambat
tanggal 5 (lima) bulan berikutnya;
3. Bawaslu Provinsi selaku Satuan Kerja diwajibkan melakukan upload ADK
SAIBA ke aplikasi Web e-rekon setiap bulan.

C. Format Laporan Monitoring dan Evaluasi Dana Hibah

Monitoring dan evaluasi dana hibah dilaksanakan oleh Bawaslu Provinsi


kepada Bawaslu Kabupaten/Kota setiap triwulan. Hasil monitoring dan
evaluasi tersebut dilaporkan kepada Bawaslu c.q Biro Keuangan dan BMN
(sesuai format pada lampiran 16).

D. Pelaporan Penggunaan Dana Hibah Ke Pemerintah Daerah

Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota diwajibkan


menyampaikan laporan akhir penggunaan dana hibah kepada Pemerintah
Daerah paling lambat 3 (tiga) bulan setelah pengusulan pengesahan
pengangkatan calon terpilih sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.(sesuai format pada lampiran 17). Laporan akhir penggunaan
dana hibah yang disampaikan ke Pemerintah Daerah tidak dilampiri dengan
dokumen bukti pertanggungjawaban.

59
BAB VII

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pembinaan pengelolaan dana hibah kegiatan Pemilihan Gubernur,


Bupati, dan Wali Kota sejak diterimanya dana hibah sampai dengan
pertanggungjawaban dan pelaporan dilakukan oleh Unit Kerja yang membidangi
pengelolaan keuangan di Bawaslu secara berjenjang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Pengawasan atas penggunaan dana hibah kegiatan Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Wali Kota dilakukan oleh Inspektorat Utama sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

60
BAB VIII

LAIN-LAIN

A. Tunggakan di Akhir Tahun

Dalam hal terdapat kegiatan yang pembayarannya tidak dapat


dilakukan di tahun anggaran dimana pelaksanaan kegiatan itu berlangsung
maka akan menjadi utang/tunggakan di tahun berikutnya. Untuk
keperluan tersebut (pengakuan utang/tunggakan) maka DIPA pada tahun
tersebut harus sudah direvisi termasuk (include) jumlah tunggakan/utang
tersebut. Mekanisme revisi dan pembayaran tunggakan mengacu kepada
peraturan perundang-undangan.

B. Penyelesaian Pengelolaan Dana Hibah

Terkait dengan sisa dana hibah pada akhir tahun sebelum berakhir
masa hibah, dapat dipergunakan untuk kegiatan tahun berikutnya atau
sesuai dengan kesepakatan dalam naskah perjanjian hibah. Sisa dana hibah
pada tahun berakhirnya masa hibah dikembalikan kepada Pemerintah
Daerah paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung setelah pengusulan
pengesahan pengangkatan calon terpilih.

Terhadap rekening penampungan dana hibah dilakukan penutupan


setelah seluruh tahapan pengawasan berakhir. Atas penutupan rekening
tersebut, Bawaslu Provinsi menyampaikan surat penutupan rekening
kepada KPPN Mitra Kerja dilampiri dengan rekening koran terakhir dengan
tembusan Sekretaris Jenderal Bawaslu.

Dalam hal tidak diatur dalam NPHD, maka sisa dana hibah disetor ke Kas
Negara. Bawaslu Provinsi/Bawaslu Kab/Kota membuat Berita Acara
Penyelesaian Pengelolaan Dana Hibah setelah seluruh kewajiban
pembiayaan kegiatan pengawasan Pilkada dilaksanakan(sesuai format pada
lampiran 18).

C. Konsultasi Rencana Penerimaan Hibah

1. Setiap Hibah langsung yang akan diterima oleh K/L atau satuan kerja
dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Menteri Keuangan c.q. DJPPR
atau Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
2. Konsultasi sebagaimana dimaksud pada angka 1, dilakukan dalam hal:
a. Penerimaan hibah untuk pertama kalinya dan/atau tidak berulang;
dan

61
b. Tidak sama dengan penerimaan hibah sebelumnya.
3. Konsultasi paling sedikit mencakup:
a. Penentuan jenis hibah;
b. Bentuk hibah; dan
c. Penarikan hibah.
4. Konsultasi dilakukan melalui:
a. Tatap muka;
b. Surat menyurat;
c. Rapat; dan/atau
d. Komunikasi melalui sarana elektronik.

D. Mekanisme TP/TGR

Mekanisme TP/TGR mengacu pada Petunjuk Teknis Penyelesaian


Kerugian Negara di Lingkungan Sekretariat Jenderal Bawaslu.

E. Format Kuitansi(sesuai format pada lampiran 19)


a. Format SPBy
b. Format check list verifikasi SPJ
c. Format Kuitansi Uang Muka ke Panwascam
d. Karwas Penggunaan Dana Hibah
e. Kuitansi Perjalanan Dinas
f. Kuitansi Honorarium Narasumber dan Moderator
g. Format SPD
h. Format SPTJ
i. Format SPK
j. Format BAP
k. Format BAST

62
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM


PROVINSI ...........

Nomor : …………..
Sifat : …………..
Lampiran : …………..
Hal : Permohonan Permintaan Nomor Register Hibah

Yth. Direktur Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen


Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang
Kementerian Keuangan

Menunjuk Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 191/PMK.05/2011


tentang Mekanisme Pengelolaan Penerimaan Hibah, dengan ini kami
mengajukan permohonan permintaan nomor register hibah untuk proyek
/ kegiatan ………(1)……… yang berasal dari donor ………(2)………
Sebagai syarat permintaan nomor register terlampir kami sampaikan.
1. Dokumen Perjanjian Hibah (Grant Agreement) / dokumen lain yang
dipersamakan; dan
2. Ringkasan Hibah (Grant Summary).

Untuk memudahkan dalam penyampaian persetujuan nomor


register, persetujuan tersebut dapat disampaikan kepada
……………(3)……………

………(4)……,……(5)………………..
………………..(6)……………………..

…………….(7)…………………………
NIP ……………………………………..

Tembusan :
……......(8)…………..
Lampiran 3-1
PETUNJUK PENGISIAN
PERMOHONAN NOMOR REGISTER HIBAH

Nomor Uraian

(1) Diisi nama proyek/kegiatan hibah sesuai Perjanjian Hibah


atau dokumen yang dipersamakan

(2) Diisi nama Negara/Lembaga Pemberi Hibah

(3) Diisi nama dan alamat Instansi beserta nomor telepon/fax


pemohon nomor register hibah

(4) Diisi lokasi pemohon nomor register hibah

(5) Diisi tanggal surat permohonan nomor register hibah

(6) Diisi jabatan penandatangan surat permohonan nomor


register hibah, dapat diisi Sekretaris Jenderal
Kementerian/Lembaga atau Kepala Satuan Kerja penerima
hibah

(7) Diisi nama dan NIP Pejabat Penandatangan surat


permohonan nomor register hibah

(8) Diisi pihak-pihak yang mendapat tembusan surat


permohonan nomor register hibah, termasuk kepada Unit
pada Kementerian/Lembaga yang memiliki tugas dan fungsi
menyusun Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga
Lampiran 4
KOP SURAT
RINGKASAN HIBAH (GRANT SUMMARY)
1. Nama Hibah/Grant :
2. Nilai Hibah/Grant :
3. Mata Uang :
4. Nomor Hibah/Grant :
5. Nomor Hibah/Grant :
6. Tanggal Penandatangan :
7. Kementerian Lembaga Penerima / Excecuting Agency: Kode Satker :
8. Implementing Agency/Beneficiary dan Kode Satker
a. Nama :
b. Alamat :
c. Kode Satker :
d. Nomor Telepon/Faximile : -
e. E-mail :-
9. Donor / Pemberi Hibah
a. Negara :
b. Alamat :
c. Nomor Telepon/Faximile : -
d. E-mail :-
10. Sumber Pembiayaan : Lembaga Multilateral Lembaga Bilateral
Lembaga Swasta Perorangan
Lainnya
11. Jenis Pembiayaan (Grant Purpose) :
12. Jenis Hibah : Terencana Langsung
13. Penarikan Hibah
a. Tatacara Penarikan : PP L/C PL Reksus
b. Rencana Penarikan / Disbursement Plan :
No Penarikan Tgl/Bln/Thn Nilai
1. I
2. II
3. Dan seterusnya
c. Diterushibahkan
No Kepada Nilai
1.
2.
14. Sektor Pembiayaan :
15. Lokasi / Alokasi Proyek
No Lokasi Alokasi
1.
2.
16. Tanggal Efektif/Effective Date : Tanggal Bulan Tahun
17. Tanggal Batas Waktu Pengefektifan/
Date Effective Limit : Tanggal Bulan Tahun
18. Tanggal Batas Penarikan/Closing Date :
19. Tanggal Penutupan Rekening/
Date of Closing Account : Tanggal Bulan Tahun
20. Biaya :
No Uraian I II III IV V
1. Jenis
biaya
2. Besar
biaya
3. Jatuh
Tempo
21. Ketentuan Pengiriman No D : Ada Tidak Ada
22. Persyaratan Pengefektifan
Conditions Precedent for Effectiveness :
23. Nomor Registrasi Grant/Hibah :
24. DMFAS Grant ID :
Tempat, Tanggal, Bulan, Tahun
Jabatan/PA/KPA

Nama
NIP
Lampiran 4-1

PENJELASAN DAN PETUNJUK PENGISIAN


RINGKASAN HIBAH/GRANT SUMMARY

No. Penjelasan
1 Diisi dengan nama proyek sesuai yang tertulis dalam Perjanjian
Hibah/Grant Agreement
2 Diisi dengan jumlah hibah/grant sesuai yang tertulis dalam Perjanjian
Hibah/Grant Agreement
3 Diisi dengan mata uang sesuai yang tertulis dalam Perjanjian
Hibah/Grant Agreement
4 Diisi dengan nomor reference dari donor
5 Diisi dengan nomor referensi lainnya (jika ada)
6 Diisi dengan tanggal penandatangan hibah/grant date signing
7 Diisi dengan nama Kementerian/Lembaga penerima hibah/grant
8 Diisi dengan nama eselon I/Satker penerima dan pengelola
hibah/grant
9 Jelas
10 Jelas
11 Diisi dengan jenis peruntukan pembiayaan dari hibah/grant, misal
bantuan program, bantuan proyek, technical assistance
12 Jelas
13 a. Jelas
b. Dilampirkan dengan Rencana Penarikan/Disbursement Schedule
dari executing agency, termasuk alokasi per jenis kategori dan per
tahun
c. Diisi nama Lembaga/Pemda/BUMN penerima penerusan hibah
14 Diisi dengan sektor yang dibiayai dalam hibah/grant, misal
infrastructure, education, health dsb
15 Dalam hal proyek diberbagai lokasi, disebutkan lokasi dan alokasi dana
per provinsi dan kab/kota
16 Diisi dengan tanggal efektif hibah/grant tersebut
17 Jelas
18 Jelas
19 Diisi dengan tanggal penetapan penutupan rekening/account sesuai
dengan ketentuan pemberi hibah
Lampiran 5
Lampiran 6

KOP SURAT

Nomor :………………………. …,…….……20xx


Sifat : ……………………..
Lampiran : ………………………
Hal : Pernyataan Penggunaan Rekening

Yth. Direktur Jenderal Perbendaharaan/


Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara………………. (1)
Di
……………….. (2)

Menunjuk Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor


182/PMK.05/2017 tentang Pengelolaan Rekening Milik Satuan Kerja lingkup
Kementerian Negara/Lembaga, dengan ini kami menyatakan dengan sungguh-
sungguh, sesuai dengan surat kami tanggal …………….(3) Nomor
……………….(4) hal permohonan persetujuan pembukaan rekening, untuk
menggunakan rekening yang dibuka atas nama jabatan, yaitu rekening
…………….(5) pada ………….(6) hanya untuk keperluan…………… (7).

Demikian disampaikan untuk dapat dimaklumi.

KPA atau pejabat yang


ditunjuk,

………………………………(8)
NIP. ………………………….
PETUNJUK PENGISIAN

Nomor Uraian

(1)  Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk permohonan


ijin pembukaan rekening kewenangan Kuasa BUN
 Kepala KPPN untuk permohonan ijin pembukaan
rekening kewenangan Kuasa BUN di daerah sesuai
wilayah kerja masing-masing KPPN
(2) Jakarta atau Nama Kota tempat lokasi KPPN

(3) Tanggal surat permohonan persetujuan pembukaan rekening

(4) Nomor surat permohonan persetujuan pembukaan rekening

(5) Penerimaan atau pengeluaran atau lainnya (selain penerimaan


atau pengeluaran)

(6)  Bank Indonesia/nama bank umum/kantor pos giro


dimana rekening tersebut akan dibuka
 “Bank Umum” untuk permohonan ijin rekening
pengelolaan kas BLU dalam bentuk deposito
 “Bank Umum diluar negeri” untuk rekening pada
perwakilan RI
(7)  Menampung pendapatan Negara dalam rangka
pelaksanaan APBN yang di tatausahakan oleh Bendahara
Penerimaan
 Menampung uang untuk keperluan belanja Negara dalam
rangka pelaksanaan APBN yang ditatausahakan oleh
Bendahara Pengeluaran
 Menampung selain diatas, berdasarkan kebutuhan yang
benar benar diperlukan untuk kantor/satuan kerja
sesuai dengan bidang tugasnya.
(8) Nama KPA atau pejabat yang ditunjuk
Lampiran 7

KOP SURAT

SURAT KUASA
Nomor : ........................... (1)

Yang bertandatangan dibawah ini


Nama : ........................... (2)
NIP : ........................... (3)
Jabatan : ........................... (4)
Pada : ........................... (5)

Memberikan kuasa penuh kepada :


1. Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktur Pengelolaan Kas Negara
selaku Kuasa Bendahara Umum Negara Pusat; dan
2. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ........................... (6)
selaku Kuasa Bendahara Umum Negara di Daerah.
untuk bertindak sesuai dengan kewenangannya sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 182/PMK.05/2017 tentang Pengelolaan
Rekening Milik Satuan Kerja lingkup Kementerian Negara/Lembaga atas
seluruh Rekening kategori pemerintah pusat pada ........................... (7) atas
nama ........................... (8), untuk melakukan pengelolaan Rekening yang tidak
terbatas pada:
1. Memperoleh segala informasi mengenai Rekening;
2. Melakukan blokir atas Rekening; dan 3
3. Menutup Rekening dan memindahbukukan saldo ke Rekening Kas Umum
Negara.
Surat Kuasa ini berlaku selama diperlukan oleh Kuasa Bendahara Umum Pusat
dan Kuasa Bendahara Umum di Daerah sebagaimana dimaksud di atas.

Demikian dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya .


. . . . . . . . . (9)
........................... (10)

Materai

........................... ( 11)

NIP ..................... (12)

*) Dibuat dua rangkap untuk lampiran kepada Kuasa BUN di Daerah dan untuk
bank tempat pembukaan Rekening.
PETUNJUK PENGISIAN

Nomor Uraian

(1) Nomor Surat Kuasa

(2) Nama jelas pemberi kuasa

(3) Nomor Induk Pegawai pemberi kuasa.

(4) Jabatan pemberi kuasa, yaitu Kuasa Pengguna Anggaran, atau


Kepala Satuan Kerja, atau Pimpinan BLU sesuai dengan
kewenangannya masing-masing.

(5) Nama Satuan Kerja

(6) Nama KPPN mitra Satuan Kerja

(7) Satuan Kerja : Nama Bank Umum


BLU : seluruh Bank Umum tempat kami membuka Rekening

(8) Satuan Satuan Kerja

(9) Lokasi, tanggal/bulan/tahun saat dibuatnya surat kuasa

(10) Jabatan pemberi kuasa, yaitu Kuasa Pengguna Anggaran, atau


Kepala Satuan Kerja, atau Pimpinan BLU sesuai dengan
kewenangannya masing-masing.

(11) Nama jelas pemberi kuasa

(12) Nomor Induk Pegawai pemberi kuasa.


Lampiran 8

KOP SURAT

Nomor : …………/20xx ….………., ………20xx


Sifat : ………..
Lampiran : ………..
Hal : Keterangan Sumber Dana, Mekanisme Penyaluran Dana Rekening
dan Perlakuan Penyetoran Bunga/Jasa Giro

Yth. Direktur Jenderal Perbendaharaan/


Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ………. 1)
Di …………….. 2)

Menunjuk Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 182/PMK.05/2017 tentang


Pengelolaan Rekening Milik Satuan Kerja lingkup Kementerian Negara/Lembaga
dan surat kami tanggal ………3) Nomor …………….4) hal permohonan
persetujuan pembukaan rekening, dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Sumber Dana ……………………………………..…………………………………5)
2. Mekanisme Penyaluran Dana…..………………………………………………..6)
3. Perlakuan Penyetoran Bunga/Jasa Giro…………..…………………………..7)

Demikian disampaikan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

KPA atau pejabat yang ditunjuk,

……………….8)
NIP ……………
PETUNJUK PENGISIAN

Nomor Uraian

1) Diisi:
- Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk permohonan izin
pembukaan rekening kewenangan kuasa BUN Pusat
- Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara untuk
permohonan izin pembukaan rekening kewenangan Kuasa
BUN Daerah sesuai dengan wilayah kerja masing-masing
KPPN
2) Diisi: Nama kota tempat lokasi KPPN
3) Diisi: Tanggal surat permohonan persetujuan pembukaan
rekening
4) Diisi: Nomor surat permohonan persetujuan pembukaan
rekening
5) Diisi: Penjelasan mengenai sumber dana rekening yang akan
dibuka
6) Diisi: Penjelasan mengenai mekanisme penyaluran dana
rekening yang akan dibuka mulai dari penerimaan dana dari
pihak pemberi sampai kepada penerima akhir
7) Diisi: Penjelasan mengenai perlakuan penyetoran bunga/jasa
giro
8) Diisi: Nama KPA atau pejabat yang ditunjuk
Lampiran 9

KOP SURAT

Nomor : …………/20xx ….………., ……20xx


Sifat : ………..
Lampiran : ………..
Hal : Pernyataan Kesanggupan Memasukkan Dana Hibah ke dalam
DIPA

Yth. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ………. 1)


Di
…………….. 2)

Menunjuk Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 182/PMK.05/2017 tentang


Pengelolaan Rekening Milik Satuan Kerja lingkup Kementerian
Negara/Lembaga, dengan ini kami menyatakan dengan sungguh-sungguh,
sesuai dengan surat kami tanggal …………..3) Nomor ………………4) hal
Permohonan persetujuan pembukaan rekening untuk memasukkan dana hibah
yang akan diperoleh berdasarkan ……………..5) ke dalam DIPA …………………6)
Nomor …………….7) tanggal ………………8).

Demikian disampaikan untuk dapat dimaklumi.

KPA atau pejabat yang ditunjuk,

……………….9)
NIP ……………
PETUNJUK PENGISIAN

Nomor Uraian

1) Diisi: Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara


sesuai dengan wilayah kerja masing-masing KPPN
2) Diisi: Nama kota tempat lokasi KPPN
3) Diisi: Tanggal surat permohonan persetujuan pembukaan
rekening
4) Diisi: Nomor surat permohonan persetujuan pembukaan
rekening
5) Diisi: Nomor Register Hibah
6) Diisi: Nama Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja
yang mengajukan
7) Diisi: Nomor DIPA Kementerian Negara/Lembaga/Satuan
Kerja yang mengajukan permohonan pembukaan rekening
8) Diisi: Tanggal DIPA Kementerian Negara/Lembaga/Satuan
Kerja
9) Diisi: Nama KPA atau pejabat yang ditunjuk
Lampiran 10

SURAT PERNYATAAN TELAH MENERIMA HIBAH LANGSUNG (SPTMHL)


NOMOR ……. (1) TANGGAL …..(2)

Menyatakan bahwa saya atas nama:


Kementerian Negara/Lembaga : (xxx) ……….. (3)
Eselon I : (xx) ………… (4)
Satker : (xxxxxx) …… (5)
Bertanggung jawab penuh atas segala penerimaan hibah berupa ………………
(6) yang diterima langsung dari:
Pemberi Hibah : …….. (7)
Tanggal & Nomor Perjanjian Hibah : …….. (8)
Digunakan dalam rangka ………………………..(9)……………..
Tanpa melalui KPPN dengan rincian sebagai berikut:
Nomor Pendapatan Belanja
…. (10) ……..(11)…. ……..(12)…. ……..(13)…. ……..(14)….

Bukti-bukti/BAST*) terkait hal tersebut di atas disimpan sesuai ketentuan yang


berlaku pada Satuan Kerja …….. (15) untuk kelengkapan administrasi dan
keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

….. (16), tanggal, bulan, tahun


Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran

Nama ….. (17)


NIP …….. (18)

*) Coret yang tidak perlu


PETUNJUK PENGISIAN

Nomor Uraian
(1) Diisi Nomor SPTMHL
(2) Diisi tanggal SPTMHL
(3) Diisi kode dan uraian Kementerian/Lembaga
(4) Diisi kode dan uraian Eselon I
(5) Diisi kode dan uraian Satuan Kerja
(6) Diisi uraian bentuk hibah, antara lain: Hibah bentuk
uang/barang/ jasa/surat berharga
(7) Diisi nama pemberi hibah
(8) Diisi tanggal dan Nomor Perjanjian Hibah
(9) Diisi Uraian tujuan hibah , syarat dan ketentuan
(10) Diisi nomor urut
(11) Diisi kode Akun Pendapatan sesuai Bagan Akun Standar
(12) Diisi uraian akun sesuai Bagan Akun Standar
(13) Diisi kode Akun Belanja sesuai Bagan Akun Standar
(14) Diisi uraian Akun Belanja sesuai Bagan Akun Standar
(15) Diisi uraian satker
(16) Diisi kota tempat Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran dan tanggal penerbitan SPTMHL
(17) Diisi Nama PA/Kuasa PA
(18) Diisi NIP PA/Kuasa PA

BAGAN AKUN STANDAR


KODE
URAIAN
AKUN
Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk
431131
Uang - Perorangan
Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk
431132
Uang – Lembaga/Badan Usaha
Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk
431133
Uang - Pemerintah Daerah
Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk
431139
Uang - Lainnya
Pendapatan Hibah Dalam Negeri - Langsung Bentuk
431121
Barang
Pendapatan Hibah Dalam Negeri - Langsung Bentuk
431122
Jasa
Pendapatan Hibah Dalam Negeri - Langsung Bentuk
431123
Surat Berharga
Lampiran 11

PROSEDUR TRANSFER DANA DARI KAS DAERAH KE RPDHL

PELAKSANA MUTU BAKU

No AKTIVITAS KPA BAWASLU Kepala KPPN Ket


PEMDA BP/BPP BANK Kelengkapan Waktu Output
PROVINSI Mitra Kerja

1 Mengajukan permohonan
pembukaan rekening (RPDHL "-Surat pernyataan mengenai penggunaan rekening,
-Surat kuasa KPA kepada kuasa BUN pusat dan kuasa
dan/atau RPH) kepada Kepala
BUN didaerah untuk memperoleh informasi dan
KPPN Mitra Kerja kewenangan terkait rekening yang dibuka pada bank Persetujuan
umum/kantor pos,
- Surat keterangan mengenai sumber dana, mekanisme
1 (satu) hari permohonan
penyaluran dana dan perlakuan mengenai penyetoran RPDHL/RPH
bunga/jasa giro,
- Surat pernyataan kesanggupan untuk memasukan
dana hibah dalam DIPA Sekretariat Bawaslu Provinsi

2 Membuka RPDHL/RPH di bank


sesuai surat persetujuan KPPN
Surat persetujuan RPDHL/RPH 1 (satu) hari RPDHL/RPH

3 Melakukan pencairan dana


hibah ke RPDHL sesuai NPHD uang masuk ke
NPHD 1 (satu) hari
RPDHL

4 Melakukan pengecekan saldo


pada RPDHL sesuai dengan
jumlah dana yang Rekening Koran
NPHD 1 (satu) hari
diajukan/tahapan pencairan RPDHL
dana hibah sesuai NPHD
PROSEDUR TRANSFER DANA DARI KAS DAERAH KE REKENING BAWASLU PROVINSI

PELAKSANA MUTU BAKU

No AKTIVITAS Ket
PPK BUD BPP Kelengkapan Waktu Output

1 Mengajukan NPHD beserta lampiran RAB (untuk


kebutuhan pendanaan pada tahun berjalan)

NPHD dan lampiran NPHD dan Lampiran


1 (satu) hari
RAB RAB

2 Menerbitkan SP2D untuk pencairan dana hibah


NPHD dan lampiran
1 (satu) hari SP2D
RAB

3 Melakukan pengecekan saldo pada rekening


penampungan dana hibah sesuai dengan jumlah dana lampiran RAB dan
yang diajukan Rekening Koran
Rekening Koran
penampungan Dana
1 (satu) hari Penampungan Dana
Hibah
Hibah
Lampiran 12

STANDART OPERATIONAL PROCEDURE (SOP)


ALOKASI DAN PENYALURAN DANA HIBAH UNTUK PENGAWASAN PEMILIHAN GUBERNUR
PELAKSANA MUTU BAKU
BPP Kepala Keterangan
No. AKTIVITAS PPK Bawaslu BPP Bawaslu PPK Bawaslu
KPA BP Bawaslu Panwas Kelengkapan Waktu Output
Provinsi Provinsi Kab/Kota
Kab/Kota Kecamatan
1 Menetapkan alokasi hibah RAB, Timeline Alokasi dana
sesuai RAB dan timeline Kegiatan hibah
kegiatan yang diajukan untuk
Bawaslu Provinsi dan masing 2 Hari
masing Bawaslu
Kabupaten/Kota, kemudian
diserahkan ke PPK
2 Memerintahkan BP untuk Alokasi dana Surat Perintah
menyalurkan dana hibah hibah Transfer (SPT)
kepada BPP Bawaslu Provinsi 1 Hari
dan/atau BPP Bawaslu
Kabupaten/Kota dengan SPT
3 Menyalurkan dana hibah ke Surat Perintah Rekap dan Bukti
BPP Provinsi dan/atau Bawaslu Transfer (SPT) Penyaluran
kab/kota 1 Hari Dana Hibah

4 BPP Menerima dana dari BP BPP Rekap dan Bukti


Provinsi, PPK Bawaslu mendapatkan Penyaluran
Kabupaten/Kota menerbitkan penyaluran dana Dana Hibah
SPBy kepada BPP Bawaslu hibah dari BP, 1 Hari
Kab/Kota untuk menyalurkan dan SPBy dari
dana hibah kepada Kepala PPK
Panwas Kecamatan
5 Menerima dana dari BPP Rekap dan Bukti Tanda Terima
Bawaslu Kabupaten/Kota Penyaluran diserahkan
Dana Hibah kepada BPP
1 Hari Tanda Terima
Bawaslu
Kabupaten/Kota
Lampiran 13
RENCANA PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN DANA HIBAH LANGSUNG
PENGAWASAN PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI DAN WALI KOTA
TAHUN ANGGARAN 2019

KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : BADAN PENGAWAS PEMILU


UNIT ORGANISASI : SEKRETARIAT JENDERAL BAWASLU
PROVINSI :………………………..
KODE DAN NAMA SATKER :(………)…..…….…..
NOMOR/TGL. REGISTER :……………/…………..
NILAI HIBAH : Rp12.000.000.000 (Dua Belas Milyar Rupiah)
PEMBERI HIBAH : Pemerintah Provinsi…………/Kabupaten/Kota
PENERIMA HIBAH : Bawaslu Provinsi……./Bawaslu Kabupaten/Kota……….. (dalam ribuan rupiah)
RENCANA PENERIMAAN RENCANA PENGGUNAAN DANA
NO URAIAN JUMLAH SISA
TAHAP I TAHAP II TAHAP III JUMLAH JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Honorarium Pengawas Pemilihan Kepala Daerah 500.000 500.000 75.000 75.000 75.000 225.000 275.000
2 Honorarium Kesekretariatan. 300.000 300.000 50.000 50.000 50.000 150.000 150.000
3 Honorarium Kelompok Kerja (Pokja) Pengawasan. 400.000 400.000 75.000 75.000 75.000 225.000 175.000
4 Honorarium Pengelola Keuangan dan Pejabat Pengadaan. 550.000 600.000 1.150.000 75.000 75.000 75.000 225.000 925.000
Perencanaan Program, Kegiatan dan Anggaran serta Revisi
5 Anggaran. 750.000 750.000 200.000 200.000 400.000 350.000
6 Sewa Gedung/ Meubelair/ Peralatan Kantor/ Kendaraan 750.000 750.000 100.000 100.000 100.000 300.000 450.000
7 Pemeliharaan Gedung/ Meubelair/Peralatan Kantor/Kendaraan 550.000 230.000 780.000 100.000 100.000 100.000 300.000 480.000
8 Pelayanan Administrasi Perkantoran 750.000 750.000 100.000 100.000 100.000 300.000 450.000
9 Pembentukan Panwas Kecamatan, PPL, dan Pengawas TPS 580.000 200.000 780.000 150.000 150.000 300.000 480.000
10 Pelantikan/Bimtek/Pelatihan Pengawas Pemilu 200.000 200.000 50.000 50.000 100.000 100.000
11 Advokasi Hukum 200.000 200.000 - 200.000
12 Sosialisasi Pengawasan Pemilu 150.000 150.000 75.000 75.000 150.000 -
13 Rakor/Pelatihan dalam Rangka Pengawasan Pemilu Partisipatif 200.000 200.000 400.000 100.000 100.000 200.000 200.000
14 Musyawarah Penyelesaian Sengketa 250.000 250.000 - 250.000
15 Penindakan Pelanggaran Administrasi 350.000 350.000 - 350.000
16 Kegiatan Sentra Gakkumdu 150.000 150.000 20.000 20.000 20.000 60.000 90.000
17 Rapat Kerja/Rapat Koordinasi/Rapat Kerja Teknis Pengawasan 520.000 520.000 1.040.000 15.000 15.000 15.000 45.000 995.000
18 Koordinasi dengan Stakeholder 550.000 550.000 1.100.000 15.000 15.000 15.000 45.000 1.055.000
Perjalanan Dinas/ Transport dalam rangka Konsultasi/ Pengawasan/
19 Fasilitasi Pendampingan Hukum/ Undangan/ Supervisi/ Panggilan 1.000.000 1.000.000 2.000.000 200.000 200.000 200.000 600.000 1.400.000
JUMLAH 8.700.000 3.300.000 12.000.000 1.175.000 1.200.000 1.250.000 3.625.000 8.375.000

Catatan:
Sisa hibah sebesar Rp8.375.000,00 akan digunakan pada tahapan pengawasan pilkada tahun anggaran selanjutnya
…………………,……………….2019
Mengetahui
Ketua, Kepala Sekretariat
Bawaslu Provinsi……/Bawaslu Kab/Kota…………. Bawaslu Provinsi……/Bawaslu Kab/Kota……….

………………..………. …………………
NIP…………………….
Lampiran 14
STANDART OPERATIONAL PROCEDURE (SOP)
PENARIKAN DANA DARI RPDHL /RPH
PELAKSANA MUTU BAKU

No AKTIVITAS Ket
KPA BP/BPP BANK Kelengkapan Waktu Output

1 Menyusun Rencana
Penggunaan Dana Rencana
maksimal 2 hari
kemudian diserahkan ke Rencana Penggunaan
sebelum penarikan
KPA untuk diterbitkan cek Penggunaan Dana dana yang telah
dana
atau sarana lain lengkap

2 Jika setuju maka KPA


menerbitkan dan
Rencana Cek yang telah
menandatangani cek atau
Penggunaan dana 1 hari ditandatangani
sarana lain kemudian
yang telah lengkap KPA
diserahkan ke BP/BPP

3 menandatangani cek dan


melakukan penarikan ke
Bank Cek yang telah
Cek yang telah
ditandatangani
ditandatangani 1 hari
KPA dan
KPA
BP/BPP
STANDART OPERATIONAL PROCEDURE (SOP)
PENARIKAN DANA DARI REKENING BANK DI PANWAS KABUPATEN/KOTA UNTUK RPS
PELAKSANA MUTU BAKU

No AKTIVITAS Ket
PPK BPP BANK Kelengkapan Waktu Output

1 Menyusun Rencana
Penggunaan Dana Rencana
maksimal 2 hari
kemudian diserahkan ke Rencana Penggunaan
sebelum penarikan
PPK untuk diterbitkan cek Penggunaan Dana dana yang telah
dana
lengkap

2 Jika setuju maka PPK


menerbitkan dan Rencana Cek yang telah
menandatangani cek Penggunaan dana 1 hari ditandatangani
kemudian diserahkan ke yang telah lengkap PPK
BPP
3 menandatangani cek dan
melakukan penarikan ke
Bank Cek yang telah Cek yang telah
ditandatangani 1 hari ditandatangani
PPK PPK dan BPP
Lampiran 15
PROSEDUR MEKANISME BELANJA UNTUK PENGAWASAN
PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI DAN WALI KOTA

MUTU BAKU

PPK Bawaslu
No AKTIVITAS BPP Bawaslu Provinsi/Bawaslu Ket
Provinsi/Bawaslu Kelengkapan Waktu Output
Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota

Memerintahkan pembayaran
1 RAB 1 hari Spby
dengan menerbitkan SPBy

Melakukan pembayaran kepada


2 SPBy 1 hari Bukti Pembayaran
penerima hak

Membelanjakan sesuai dengan


3 Membayar kepada penerima hak
kebutuhan

Mempertanggungjawabkan Bukti Pengeluaran/ Nota pembelian/


4 Kuitansi 1 hari SPJ
belanja sesuai ketentuan kuitansi

5 Melakukan rekap SPTB SPTB 1 hari Rekap SPTB

Melakukan input transaksi pada Nota pembelian/ LPJ, BKU, dan Buku
6 1 hari
Aplikasi SAS kuitansi Pembantu Lainnya
PROSEDUR MEKANISME BELANJA UNTUK PENGAWASAN PEMILIHAN
GUBERNUR/WAKIL GUBERNUR, BUPATI/WAKIL BUPATI DAN WALIKOTA/WAKIL WALIKOTA PADA PANWAS KABUPATEN KOTA

PELAKSANA MUTU BAKU

No AKTIVITAS KPA Bawaslu PPK Bawaslu PPK Panwas BP Bawaslu BPP Bawaslu BPP Panwas Panwas Ket
Kelengkapan Waktu Output
Provinsi Provinsi Kab/Kota Provinsi Provinsi Kab/Kota Kecamatan

Memerintahkan pembayaran
1 RAB 1 hari
dengan menerbitkan SPBy

Melakukan pembayaran kepada


2 SPBy 1 hari SPBy
penerima hak

Membelanjakan sesuai dengan


3 Membayar kepada
kebutuhan
penerima hak

Mempertanggungjawabkan Bukti Pengeluaran/ Nota pembelian/


4 1 hari SPJ
belanja sesuai ketentuan Kuitansi kuitansi

5 Melakukan rekap SPTB SPTB 1 hari Rekap SPTB

Melakukan input transaksi pada Nota pembelian/ LPJ, BKU, dan Buku
6 1 hari
Aplikasi SAS kuitansi Pembantu Lainnya
Lampiran 16
FORMAT LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI DANA HIBAH
CONTOH

Saldo kas menurut


Jasa Giro (sudah
perhitungan: Pajak yang sudah
Hibah diterima dikurangi adm
KABUPATEN/ NPHD AWAL + Total Belanja 2019 Pengembalian Ke Hibah diterima - Saldo rekening Jumlah saldo Kas dipungut namun
NO PROVINSI Rekening Koran Saldo Kas Tunai bank dan pajak Saldo Kas Hibah Selisih (8-14) Saldo BKU Selisih (8-16)
KOTA ADDENDUM (SP2HL) Kas Daerah SP2HL - Kas Koran (Rekening + Tunai) belum disetor per
Tahun 2019 bunga) Tahun
daerah (5)- 31 Des 2019
2019
(6)-(7)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Jawa Tengah Kota Semarang 3.320.000.000 3.320.000.000 2.906.298.723 413.701.277 - - - - - - - -
2 Jawa Tengah Kota Surakarta 2.596.904.000 2.596.904.000 2.107.779.148 - 489.124.852 488.456.000 668.852 489.124.852 - - 489.124.852 -
3 Jawa Tengah Kota Pekalongan 1.530.000.000 1.530.000.000 1.096.277.445 - 433.722.555 427.569.248 12.241.055 439.810.303 6.087.748 - 433.722.555 -
4 Jawa Tengah Kota Magelang 1.087.985.000 1.087.985.000 712.227.878 - 375.757.122 383.230.472 - 383.230.472 7.473.350 - 375.757.122 -
dst
Lampiran 17

LAPORAN AKHIR PENGGUNAAN DANA HIBAH LANGSUNG


PENYELENGGARAAN PENGAWASAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR/BUPATI DAN WAKIL
BUPATI/ WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA …………….*)

Jumlah
No Uraian Keterangan
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Sisa (Rp)
1 Honorarium Pengawas Pemilihan Kepala Daerah -
2 Honorarium Kesekretariatan -
3 Kelompok Kerja Pengawasan -
Honorarium Pengelola Keuangan dan Pejabat
4 -
Pengadaan
5 Sewa Gedung/Peralatan Kantor/Meubelair -
Sewa Kendaraan Roda 4/Roda 2/Kendaraan
6 -
Lainnya

7 Pemeliharaan Gedung/Peralatan Kantor/Meubelair -

8 Pemeliharaan Kendaraan/BBM Roda 4/Roda 2 -

9 Pelayanan Administrasi Perkantoran -


10 Pembentukan Panwas Kecamatan/PPL/PTPS -

11 Pelantikan/Bimtek/Pelatihan Panwas -

12 Advokasi Hukum -
13 Sosialisasi Pengawasan Pemilu -
FGD/Rakor/Pelatihan dalam Rangka Pengawasan
14 -
Pemilu Partisipatif

15 Musyawarah Penyelesaian Sengketa -

16 Kegiatan Sentra Gakkumdu -


Rapat Kerja/Rapat Koordinasi/Rapat Kerja Teknis
17 -
Pengawasan

18 Koordinasi dengan Stakeholder -

Perjalanan Dinas/Transport dalam rangka


19 Konsultasi/Supervisi/Investigasi/Panggilan Sidang -
Kode Etik
JUMLAH - - -

…………, tanggal……………….2017

Ketua Bawaslu Provinsi…./Panwas


Kabupaten……../Kota……… *)

(Tanda Tangan)

(Nama Lengkap)

Keterangan:
*) Coret yang tidak Perlu
Lampiran 18
CONTOH:
BADAN PENGAWAS PEMILU
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
Jl. Pramuka No. 11 Telp. 0751-7055301 / 7055304 Fax. 0751-7055302

BERITA ACARA PENYELESAIAN DANA HIBAH


PENGELOLAAN KEUANGAN BAWASLU KAB.KEPULAUAN
MENTAWAI
PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK TAHUN 2017

Pada hari ini, Selasa tanggal dua bulan Mei tahun dua ribu tujuh belas
yang bertanda tangan dibawah ini :
1. Nama :
Jabatan : Ketua Bawaslu Kab. Kepulauan Mentawai
Berdasarkan SK :
No/ Tgl

2. Nama :
Jabatan : AnggotaBawaslu Kab. Kepulauan Mentawai
Berdasarkan SK :
No/ Tgl

3. Nama :
Jabatan : AnggotaBawaslu Kab. Kepulauan Mentawai
Berdasarkan SK :
No/ Tgl

4. Nama :
Jabatan : Kepala Sekretariat Bawaslu Kab. Kepulauan
Mentawai
Berdasarkan SK :
No/ Tgl

5. Nama :
Jabatan : Bendahara Pengeluaran PembantuBawaslu Kab.
Kepulauan Mentawai
Berdasarkan SK :
No/ Tgl
menyatakan bahwa Bawaslu Kabupaten Kepulauan Mentawai :
1. Tidak mempunyai hutang-piutang kepada pihak manapun dalam rangka
pelaksanaan tugas, wewenang, dan kewajibanBawaslu;
2. Seluruh honorarium dan biaya perjalanan dinas telah dibayarkan kepada
pihak yang berhak menerima;
3. Terhadap sisa dana hibah sebesar Rp…………………………… telah kami
setorkan seluruhnya ke Kas Daerah dan/atau Kas Negara* dengan bukti
setor terlampir;
4. Rekening (RPL) a.n. Bawaslu Kabupaten Kepulauan Mentawai nomor
rekening .................. pertanggal ……. telah kami tutup dengan bukti
terlampir;
5. Seluruh penggunaan dana hibah yang diterima telah kami
pertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
6. Seluruh dokumen asli pertanggungjawaban telah kami sampaikan kepada
Bawaslu Provinsi Sumatera Barat sesuai dengan BAST Nomor ............
Tanggal .............. (pertinggal disimpan oleh Kepala Sekretariat Bawaslu);
7. Laporan Akhir Penggunaan Dana Hibah telah kami serahkan kepada
Pemerintah Kab.Kepulauan Mentawai pada tanggal ……………….

Terhadap penyelesaian tagihan oleh pihak manapun yang timbul di


kemudian hari dan/atau kelalaian yang menyebabkan kerugian Negara, maka
akan menjadi tanggung jawab pribadi sesuai dengan ketetapan TP/TGR untuk
membayar dan/atau mengembalikan ke kas Negara/Kas Daerah sesuai
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Tua Pejat, 2 Mei 2017


Yang bertanda tangan
Bawaslu Kabupaten Kep.Mentawai :

1. Ketua 1……………………..

2. Anggota 2……………………..

3. Anggota 3……………………..

4. Kepala Sekretariat 4……………………..

5. Bendahara 5……………………..

*coret yang tidak perlu


Lampiran 19

FORMAT LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI DANA HIBAH

CONTOH:

Saldo Kas Menurut


Jasa Giro (sudah Pajak yang
Hibah Diterima Perhitungan : Hibah
NPHD Awal + Total Belanja 2015 Pengembalian ke Saldo Rekening Jumlah Saldo Kas dikurangi adm dipungut namun Selisih Selisih
No Provinsi Kab/Kota Rekening Koran Tahun diterima - SP2HL - kas Saldo Kas Tunai Saldo Kas Hibah saldo bku
Addendum (SP2HL) kas daerah Koran (Rekening + Tunai) bank dan pajak belum disetor per (8-14) (8-16)
2015 daerah
bunga) Tahun 2015 31 Des 2015
(5)-(6)-(7)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Jawa Tengah Kota Semarang 3.320.000.000 3.320.000.000 2.906.298.723 413.701.277 - - - - - - - -
2 Jawa Tengah Kota Surakarta 2.596.904.000 2.596.904.000 2.107.779.148 - 489.124.852 488.456.000 668.852 489.124.852 - - 489.124.852 -
3 Jawa Tengah Kota Pekalongan 1.530.000.000 1.530.000.000 1.096.277.445 - 433.722.555 427.569.248 12.241.055 439.810.303 6.087.748 - 433.722.555 -
4 Jawa Tengah Kota Magelang 1.087.985.000 1.087.985.000 712.227.878 - 375.757.122 383.230.472 383.230.472 7.473.350 - 375.757.122 -
Lampiran 19.1

Contoh: Surat Perintah Bayar (SPBy) Bawaslu Kabupaten/Kota

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM


KABUPATEN/KOTA .......... (1)
.............. (2)

SURAT PERINTAH BAYAR


Tanggal : ........... (3) Nomor : ...................... (4)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini selaku Pejabat Pembuat Komitmen memerintahkan Bendahara Pengeluaran
Pembantu agar melakukan pembayaran sejumlah
Rp ...................... (5)
Terbilang : .................................................................. (6)
Kepada : ..................................... (7)
Untuk Pembayaran : ..................................... (8)

Atas dasar:
1. Kuitansi/ bukti pembelian : ..................(9)
2. Nota/ bukti penerimaan barang/ jasa/ :
(bukti lainnya)

Dibebankan pada:
Kegiatan, output, MAK : xxxx.xxx.xxx.xxx (10)
Kode Akun : xxxxxx (11)

...............,
12 ................. (12)
Setuju/lunas dibayar, tgl .............. (13) Diterima tanggal ............. (14) a.n. Kuasa Pengguna Anggaran
Bendahara Pengeluaran Pembantu Penerima uang/ uang muka kerja Pejabat Pembuat Komitmen

........................... (15) ........................ (16) .................... (17)


NIP. ......................... NIP. .................. NIP..................

Petunjuk isian:
1. Diisi nama Bawaslu Kabupaten/Kota
2. Diisi kode satker Bawaslu Provinsi atau Kab/Kota
3. Diisi tanggal Surat Perintah Bayar dibuat
4. Diisi Nomor Surat Perintah Bayar
5. Diisi jumlah uang yang dikeluarkan
6. Diisi jumlah terbilang uang yang dikeluarkan
7. Diisi nama penerima uang
8. Diisi keterangan pembayaran
9. Diisi nomor kuitansi/bukti pembelian
10. Diisi kode kegiatan/output/MAK
11. Diisi kode akun
12. Diisi tempat dan tanggal Surat Perintah Bayar (SPBy) dikeluarkan
13. Diisi tanggal dikeluarkannya uang
14. Diisi tanggal diterimanya uang oleh penerima
15. Diisi nama Bendahara Pengeluaran Pembantu
16. Diisi nama Penerima Uang/Uang Muka Kerja
17. Diisi nama Pejabat Pembuat Komitmen
Lampiran 19.1

Contoh: Surat Perintah Bayar (SPBy) Bawaslu Kabupaten/Kota

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM


KABUPATEN/KOTA .......... (1)
.............. (2)

SURAT PERINTAH BAYAR


Tanggal : ........... (3) Nomor : ...................... (4)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini selaku Pejabat Pembuat Komitmen memerintahkan Bendahara Pengeluaran
Pembantu agar melakukan pembayaran sejumlah
Rp ...................... (5)
Terbilang : .................................................................. (6)
Kepada : ..................................... (7)
Untuk Pembayaran : ..................................... (8)

Atas dasar:
1. Kuitansi/ bukti pembelian : ..................(9)
2. Nota/ bukti penerimaan barang/ jasa/ :
(bukti lainnya)

Dibebankan pada:
Kegiatan, output, MAK : xxxx.xxx.xxx.xxx (10)
Kode Akun : xxxxxx (11)

...............,
12 ................. (12)
Setuju/lunas dibayar, tgl .............. (13) Diterima tanggal ............. (14) a.n. Kuasa Pengguna Anggaran
Bendahara Pengeluaran Pembantu Penerima uang/ uang muka kerja Pejabat Pembuat Komitmen

........................... (15) ........................ (16) .................... (17)


NIP. ......................... NIP. .................. NIP..................

Petunjuk isian:
1. Diisi nama Bawaslu Kabupaten/Kota
2. Diisi kode satker Bawaslu Provinsi atau Kab/Kota
3. Diisi tanggal Surat Perintah Bayar dibuat
4. Diisi Nomor Surat Perintah Bayar
5. Diisi jumlah uang yang dikeluarkan
6. Diisi jumlah terbilang uang yang dikeluarkan
7. Diisi nama penerima uang
8. Diisi keterangan pembayaran
9. Diisi nomor kuitansi/bukti pembelian
10. Diisi kode kegiatan/output/MAK
11. Diisi kode akun
12. Diisi tempat dan tanggal Surat Perintah Bayar (SPBy) dikeluarkan
13. Diisi tanggal dikeluarkannya uang
14. Diisi tanggal diterimanya uang oleh penerima
15. Diisi nama Bendahara Pengeluaran Pembantu
16. Diisi nama Penerima Uang/Uang Muka Kerja
17. Diisi nama Pejabat Pembuat Komitmen
Lampiran 19.2
Contoh: Form Checklist Verifikasi SPJ

CEK-LIST
VERIFIKASI PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA HIBAH
BAWASLU KABUPATEN/KOTA ....................
TAHUN ANGGARAN 2016

NO. TANDA TERIMA : 001 TGL : 06/06/2016


NO. SPTB : 2086 TGL : 06/06/2016 JUMLAH : Rp. 142.909.400,-
NO. SPP : TGL : 07/06/2016 JUMLAH : Rp. 142.909.400,-

KAB/KOTA/KEC :

PPK : AGUS RAHARDJO

PROGRAM : 01 X 06

KEGIATAN : 5156 5157 5243 X 5244 LAINNYA


OUTPUT : 008

SUB OUTPUT : 001

KOMPONEN : 118A

PENCAIRAN : Rp ..........................

AKUN DAN JUMLAH : AKUN URAIAN JUMLAH REALISASI SELISIH KETERANGAN

Belanja bahan dalam Rangka


521211 27.000.000 25.200.000 1.800.000 Terlampir
.......

521211 Rp 27.000.000 25.200.000 1.800.000

Pembayaran Honor dalam


521213 Rp 30.600.000 30.600.000 - Terlampir
Rangka ........................

521213 Rp 30.600.000 30.600.000 -

Pembayaran Honor
522151 Narasumber dalam Rangka Rp 43.200.000 43.200.000 - Terlampir
..................................

522151 Rp 43.200.000 43.200.000 -

Pembayaran Uang Saku


524114 Rapat dikantor dalam Rp 2.100.000 2.100.000 - Terlampir
Rangka .....................

524114 Rp 2.100.000 2.100.000 -

Pembayaran Biaya
524119 Perjalanan Dinas dalam Rp 40.009.400 40.009.400 - Terlampir
Rangka ..........

524119 Rp 40.009.400 40.009.400 -


JUMLAH Rp 142.909.400 Rp 141.109.400 Rp 1.800.000

CATATAN : Selisih karena SPJ belum ada

Mengetahui/menyetujui
Bendahara Pengeluaran Pembantu Petugas Pemeriksa Berkas PPK Bawaslu Provinsi ...............
Bawaslu Kab/Kota .................

Nama: .................................... Nama: ............................ Nama: ........................................


NIP. .......................... NIP. ..............................
TINDAK LANJUT

PROSES SP2HL LENGKAPI


Lampiran 19.3

Contoh Kwitansi Persekot Kerja Bawaslu Kab/Kota ke Panwascam

KWITANSI

Tahun Anggaran : 20XX

Terima dari : Bawaslu Kabupaten/Kota ........................................


Uang sejumlah : Rp. 3.000.000,- (Tiga Juta Rupiah)
Untuk Keperluan : Persekot Kerja Panitia Pengawas Kecamatan ........................
SPJ sudah harus diterima Bawaslu Kab/Kota paling lambat tanggal .........
(2 minggu setelah uang persekot diterima)

Kabupaten/Kota ,Tgl/Bulan/Tahun Kegiatan


Menyetujui Yang Membayarkan Yang Menerima
Pejabat Pembuat Komitmen Bendahara Pengeluaran Pembantu

Nama :
Nama PPK Bawaslu Kab/Kota Nama BPP Bawaslu Kab/Kota Jabatan :
NIP............................ NIP............................ Pangkat :
Lampiran 19.4

CONTOH

KARTU PENGAWASAN PENGGUNAAN DANA HIBAH


kode uraian ANGGARAN Januari Februari Maret April Mei Juni Realisasi Sisa Pagu
115.01.06 Program Pengawasan Penyelenggaraan Pemilu 94.265.616.000 1.578.398.543 1.661.315.317 1.970.652.515 487.620.000 - - 5.697.986.375 88.567.629.625

5245 Teknis Penyelenggaraan Pengawasan Pemilu oleh Bawaslu 94.265.616.000 1.578.398.543 1.661.315.317 1.970.652.515 487.620.000 - - 4.652.340.375 89.613.275.625
Provinsi dan Lembaga Pengawas Pemilu Ad-hoc
5245.003 Laporan Fasilitasi/Pembinaan/Monev/Kegiatan 9.096.493.000 336.505.000 344.715.000 364.426.000 - - - 1.045.646.000 8.050.847.000
Penyelenggaraan Pengawasan Pemilu oleh Bawaslu Provinsi
dan Lembaga Pengawas Pemilu Ad-Hoc
5245.003.00 Pengawasan Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah 300.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 - - - 15.000.000 285.000.000
2 Provinsi ................
011 Honorarium 155.000.000 - 155.000.000
A) Honorarium Pengawas Pemilihan Kepala Daerah 7.500.000 - 7.500.000
521111 Belanja Keperluan Perkantoran 7.500.000 - 7.500.000
- Bawaslu Provinsi 80.000.000 - 80.000.000
Ketua 50.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 15.000.000 35.000.000
Anggota 30.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 12.000.000 18.000.000
- Bawaslu Kabupaten/Kota 60.000.000 1.250.000 1.250.000 1.250.000 - - - 3.750.000 56.250.000
Ketua 40.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 9.000.000 31.000.000
Anggota 20.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 6.000.000 14.000.000
- Panwas Kecamatan 30.000.000 - 30.000.000
Ketua 20.000.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 4.500.000 15.500.000
Anggota 10.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 3.000.000 7.000.000
- Pengawas Pemilihan Lapangan di Desa/Kelurahan 11.320.000 - 11.320.000
PPL 11.320.000 750.000 750.000 750.000 2.250.000 9.070.000
- Pengawas TPS 7.500.000 - 7.500.000
PTPS 7.500.000 500.000 500.000 500.000 1.500.000 6.000.000
B) Honorarium Kesekretariatan 117.500.000 - 117.500.000
521111 Belanja Keperluan Perkantoran 117.500.000 - 117.500.000
- Sekretariat Bawaslu Provinsi 57.500.000 5.750.000 5.750.000 5.750.000 - - - 17.250.000 40.250.000
Kepala sekretariat 20.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 - - - 6.000.000 14.000.000
Kasubbag 15.000.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 4.500.000 10.500.000
Bendahara 10.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 3.000.000 7.000.000
Lampiran 19.4
kode uraian ANGGARAN Januari Februari Maret April Mei Juni Realisasi Sisa Pagu
Pelaksana teknis 7.500.000 750.000 750.000 750.000 2.250.000 5.250.000
Tenaga pendukung 5.000.000 500.000 500.000 500.000 1.500.000 3.500.000
- Sekretariat Panwas Kabupaten/Kota 37.500.000 - 37.500.000
Kepala sekretariat 15.000.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 4.500.000 10.500.000
Bendahara (Bendahara Pengeluaran Pembantu) 10.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 3.000.000 7.000.000
Pelaksana teknis 7.500.000 750.000 750.000 750.000 - - - 2.250.000 5.250.000
Tenaga pendukung 5.000.000 500.000 500.000 500.000 1.500.000 3.500.000
- Sekretariat Panwas Kecamatan 22.500.000 - 22.500.000
Kepala Sekretariat 10.000.000 700.000 700.000 700.000 2.100.000 7.900.000
Bendahara Pembantu/PUMK 7.500.000 500.000 500.000 500.000 1.500.000 6.000.000
Tenaga Pendukung 5.000.000 450.000 450.000 450.000 1.350.000 3.650.000
C) Penyelesaian pekerjaan di luar jam kerja 30.000.000 - 30.000.000
521211 Belanja Bahan 30.000.000 - 30.000.000
Konsumsi dan snack 15.000.000 1.250.000 1.100.000 950.000 3.300.000 11.700.000
Fotocopy/penggandaan/laporan 15.000.000 800.000 850.000 1.200.000 2.850.000 12.150.000
524114 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 2.789.939.000 172.450.000 176.300.000 183.900.000 - - - 532.650.000 2.257.289.000
92.100.000 - 92.100.000
Uang Saku RDK Bawaslu Provinsi 149.000.000 8.100.000 9.000.000 10.500.000 27.600.000 121.400.000
Uang Saku RDK Panwas Kabupaten/Kota 37.500.000 3.600.000 3.900.000 3.300.000 10.800.000 26.700.000
Uang Saku RDK Panwas Kecamatan 225.200.000 10.500.000 11.700.000 12.300.000 34.500.000 190.700.000
Uang Saku RDK Pengawas Pemilihan Lapangan di 618.037.000 60.000.000 59.700.000 63.300.000 183.000.000 435.037.000
Desa/Kelurahan
524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota 61.500.000 11.250.000 8.500.000 8.750.000 28.500.000 33.000.000
524114 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 1.606.602.000 79.000.000 83.500.000 85.750.000 248.250.000 1.358.352.000

- -

JUMLAH 94.265.616.000 1.578.398.543 1.661.315.317 1.970.652.515 487.620.000 - - 5.697.986.375 88.567.629.625


Lampiran 19.5

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM


PROVINSI…………. /KAB/KOTA………..

KWITANSI

Tahun Anggaran : 2019


Kode Kegiatan : 524111
Jenis Pengeluaran : Belanja Perjalanan Biasa

Terima dari : Pejabat Pembuat Komitmen Bawaslu Provinsi/Kabupaten/Kota ............

Uang sejumlah : Rp. - nol rupiah

Untuk Pembayaran : Biaya Perjalanan Dinas dalam Rangka …………………………………………………………………..

Menyetujui Yang membayarkan Kab/Kota , Tgl/Bulan/Tahun Kegiatan


Pejabat Pembuat Komitmen. Bendahara Pengeluaran Pembantu Yang menerima.

PPK Bawaslu Kab/Kota BPP Bawaslu Kab/Kota


NIP............................... NIP. ...........................

Tahun Anggaran : 2016


Nomor Bukti :
Kode Mak : 524111

PERINCIAN BIAYA PERJALANAN DINAS

NO PERINCIAN BIAYA JUMLAH KETERANGAN

1 Tiket…..-….. PP Rp

2 Transport Kantor-Bandara PP Rp

3 Transport Bandara-Hotel PP Rp

4 Uang Harian selama ... hari Rp

Hr x Uang Harian

5 Biaya Penginapan Selama … Malam Rp

Mlm X SBM Penginapan

JUMLAH Rp - nol rupiah

Telah dibayar uang sejumlah : Kab/Kota, Tgl/Bulan/Tahun Kegiatan

Rp - Telah diterima uang sebesar Rp -


nol rupiah nol rupiah

Yang menerima

Ditetapkan sejumlah : Rp -
Yang telah dibayarkan semua : Rp -
Sisa kurang/lebih : Rp -

Pejabat Pembuat Komitmen,

Pejabat Pembuat Komitmen


NIP.

Keterangan;
Tiket,Transport,Uang Harian,dan Biaya Penginapan dibayar Sesuai Dengan SBM dan disesuaikan dengan anggaran RKAKL
Lampiran 19.6

Contoh Kwitansi untuk Honor Narasumber Eselon III dan IV

KWITANSI

Tahun Anggaran : 2016


Kode Kegiatan : 522151
Jenis Pengeluaran : Belanja Jasa Profesi

Terima dari : Pejabat Pembuat Komitmen Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi ............
Uang sejumlah : Rp. 900.000,- (Sembilan Ratus Ribu Rupiah)
Untuk Keperluan : Pembayaran Honor Narasumber Esselon III dan IV Kegiatan……….
tanggal….. Di…..

Keterangan : Jumlah Kotor 1 OJ x Rp 900.000 = Rp 900.000


Pajak PPh 21 (5%) 45.000
Jumlah yang diterima Rp 855.000

Provinsi,Tgl/Bulan/Tahun Kegiatan
Menyetujui Yang Membayarkan Yang Menerima
Pejabat Pembuat Komitmen Bendahara Pengeluaran

Nama :
PPK Bawaslu Provinsi BP Bawaslu Provinsi Jabatan :
NIP……………………………… NIP……………………………… Pangkat :

Contoh Kwitansi untuk Honor Moderator

KWITANSI

Tahun Anggaran : 2016


Kode Kegiatan : 522151
Jenis Pengeluaran : Belanja Jasa Profesi

Terima dari : Pejabat Pembuat Komitmen Badan Pengawas Pemilihan Umum kab/kota ............
Uang sejumlah : Rp. 700.000,- (Tujuh Ratus Ribu Rupiah)
Untuk Keperluan : Pembayaran Honor Moderator Kegiatan……….
tanggal…. Di…..

Keterangan : Jumlah Kotor 1 OK x Rp 700.000 = Rp 700.000


Pajak PPh 21 (5%) 45.000
Jumlah yang diterima Rp 655.000

Kab/Kota ,Tgl/Bulan/Tahun Kegiatan


Menyetujui Yang Membayarkan Yang Menerima
Pejabat Pembuat Komitmen Bendahara Pengeluaran Pembantu

Nama :
PPK Bawaslu Kab/Kota BPP Bawaslu Kab/Kota Jabatan :
NIP……………………………… NIP……………………………… Pangkat :
Lampiran 19.7
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ........................... (1)
Lembar ke :
Kode No. :
Nomor :

SURAT PERJALANAN DINAS (SPD)

1. Pejabat Pembuat Komitmen ............................................................................ ...(2)

2. Nama/NIP Pegawai yang melaksanakan


...............................................................................(3)
perjalanan dinas

3. a. Pangkat dan Golongan a. ..........................................................................(4)


b. Jabatan/Instansi b. .........................................................................(5)
c. Tingkat Biaya Perjalanan Dinas c. ..........................................................................(6)

4. Maksud Perjalanan Dinas ...............................................................................(7)

5. Alat angkutan yang dipergunakan ...............................................................................(8)

6. a. Tempat berangkat a. ..........................................................................(9)


b. Tempat tujuan b. ........................................................................(10)
7. a. Lamanya perjalanan dinas a. ........................................................................(11)

b. Tanggal berangkat b. ........................................................................(12)


c. Tanggal harus kembali/tiba di tempat baru *) c. ........................................................................(13)

8. Pengikut : Nama Tanggal Lahir Keterangan

1.
2.
3. ...............................................(14) ..........................(15) .........................(16)
4.
5.

9. Pembebanan Anggaran
a. Instansi a. ........................................................................(17)

b. akun b. ........................................................................(18)

10. Keterangan lain-lain .............................................................................(19)

Dikeluarkan di ..............................(20)
Pada tanggal .............................(21)

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

........................(22)........................
NIP............................................(23)
I. Berangkat dari : .............................(24)
(Tempat
Kedudukan)
Ke : .............................(25)
Pada tanggal : .............................(26)

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM


PROVINSI ………………………(27)
KEPALA SEKRETARIAT,

(.........................(28).........................)
NIP. ...........................................(29)

II. Tiba di : .................................(30) Berangkat dari : ...................................(35)


Pada tanggal : .................................(31) Ke : ...................................(36)
Kepala : .................................(32) Pada tanggal : ...................................(37)
Kepala ...................................(38)

(........................(33).......................)
NIP...........................................(34) (........................(39).......................)
NIP...........................................(40)
III. Tiba di : .................................(30) Berangkat dari : ...................................(35)
Pada tanggal : .................................(31) Ke : ...................................(36)
Kepala : .................................(32) Pada tanggal : ...................................(37)
Kepala ...................................(38)

(.........................(33).......................) (........................(39).......................)
NIP...........................................(34) NIP...........................................(40)
IV. Tiba di : .................................(30) Berangkat dari : ...................................(35)
Pada tanggal : .................................(31) Ke : ...................................(36)
Kepala : .................................(32) Pada tanggal : ...................................(37)
Kepala ...................................(38)

(.........................(33).......................)
NIP...........................................(34) (........................(39).......................)
NIP...........................................(40)
V. Tiba di : .................................(31) Berangkat dari : ...................................(35)
Pada tanggal : .................................(32) Ke : ...................................(36)
Kepala : .................................(33) Pada tanggal : ...................................(37)
Kepala ...................................(38)

(.........................(34).......................)
NIP...........................................(35) (........................(39).......................)
NIP...........................................(40)
VI. Tiba di : .................................(41) Telah diperiksa dengan keterangan bahwa
(tempat perjalanan tersebut atas perintahnya dan
kedudukan) semata-mata untuk kepentingan jabatan dalam
Pada tanggal : .................................(42) waktu yang sesingkat-singkatnya.
Pejabat yang berwenang/
Pejabat lainnya yang ditunjuk
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN,

(.........................(43).........................)
NIP. ...........................................(44)
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERJALANAN DINAS (SPD) BAWASLU PROVINSI

Lembar I :

(1) Diisi nama Satuan Kerja yang dibebani biaya perjalanan dinasnya.
(2) Diisi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
(3) Diisi nama / NIP pegawai yang melaksanakan perjalanan dinas (Pelaksana SPD).
(4) Diisi pangkat dan golongan Pelaksana SPD.
(5) Diisi jabatan / instansi Pelaksana SPD.
(6) Diisi tingkat biaya perjalanan dinas Pelaksana SPD.
(7) Diisi maksud dari dilaksanakannya perjalanan dinas.
(8) Diisi jenis alat angkutan/transpor yang digunakan.
(9) Diisi kota tempat kedudukan asal/keberangkatan Pelaksana SPD.
(10) Diisi kota tempat tujuan pelaksanaan perjalanan dinas.
(11) Diisi lama waktu dilaksanakannya perjalanan dinas dengan satuan hari atau jam.
(12) Diisi tanggal keberangkatan pelaksanaan perjalanan dinas.
(13) Diisi tanggal harus kembali ke tempat kedudukan semula atau tiba di tempat
tujuan baru untuk perjalanan dinas pindah.
(14) Diisi nama pengikut atau yang turut serta dengan pegawai yang melaksanakan perjalanan
dinas, khusus untuk perjalanan dinas pindah.
Untuk perjalanan dinas jabatan, isian ini dikosongkan.
(15) Diisi dengan tanggal lahir pengikut/yang turut serta dengan pegawai yang
melaksanakan perjalanan dinas, khusus untuk perjalanan dinas pindah.
Untuk perjalanan dinas jabatan, isian ini dikosongkan.
(16) Diisi hubungan pengikut dengan Pelaksana SPD, khusus untuk perjalanan dinas pindah.
Untuk perjalanan dinas jabatan, isian ini dikosongkan.
(17) Diisi nama satuan kerja yang dibebani biaya perjalanan dinas.
(18) Diisi kegiatan, output dan akun dalam DIPA yang dibebani.
(19) Diisi Nomor dan tanggal Surat Tugas Pelaksana SPD.
(20) Diisi tempat penandatanganan SPD.
(21) Diisi tanggal penandatanganan SPD.
(22) Diisi tanda tangan dan nama PPK yang menandatangani SPD.
(23) Diisi NIP PPK yang menandatangani SPD.
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERJALANAN DINAS (SPD)
KHUSUS DALAM RANGKA RAPAT, SEMINAR DAN SEJENISNYA BAWASLU
PROVINSI

Lembar I :

(1) Diisi nama Satuan Kerja yang dibebani biaya perjalanan dinasnya.
(2) Diisi Pejabat berwenang yang memberikan perintah / Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK).
(3) Diisi “terlampir”.
(4) Diisi “terlampir”.
(5) Diisi “terlampir”.
(6) Diisi “terlampir”.
(7) Diisi maksud dari dilaksanakannya perjalanan dinas.
(8) Diisi “terlampir”.
(9) Diisi “terlampir”.
(10) Diisi kota tempat tujuan pelaksanaan perjalanan dinas dalam rangka rapat,
seminar, dan sejenisnya.
(11) Diisi “terlampir”.
(12) Diisi “terlampir”.
(13) Diisi “terlampir”.
(14) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(15) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(16) Tidak perlu diisi/dikosongkan..
(17) Diisi nama satuan kerja yang dibebani biaya perjalanan dinas dalam rangka rapat,
seminar, dan sejenisnya.
(18) Diisi kegiatan, output dan akun dalam DIPA yang dibebani.
(19) Diisi “terlampir”.
(20) Diisi tempat penandatanganan SPD.
(21) Diisi tanggal penandatanganan SPD.
(22) Diisi tanda tangan dan nama PPK yang menandatangani SPD.
(23) Diisi NIP PPK yang menandatangani SPD.

Lembar II :

I. Diisi dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Biaya Perjalanan Dinas dibebankan pada DIPA Pelaksana SPD
(24) Diisi kota tempat kedudukan asal/keberangkatan Pelaksana SPD.
(25) Diisi nama tempat tujuan perjalanan dinas Pelaksana SPD.
(26) Diisi tanggal keberangkatan perjalanan dinas.
(27) Diisi nama Provinsi Satuan Kerja.
(28) Diisi tanda tangan dan nama Pejabat penandatangan SPD.
(29) Diisi NIP Pejabat penandatangan SPD.
2. Biaya Perjalanan Dinas dibebankan pada DIPA Satuan Kerja Penyelenggara
(24) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(25) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(26) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(27) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(28) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(Tidak perlu ditandatangani oleh Pejabat penandatangan SPD).
(29) Tidak perlu diisi/dikosongkan.

II, III, IV, V Diisi sebagai berikut:


(30) Diisi nama tempat tujuan perjalanan dinas Pelaksana SPD.
(31) Diisi tanggal tiba di tempat tujuan perjalanan dinas.
(32) Diisi nama jabatan penandatangan SPD di tempat tujuan.
(33) Diisi tanda tangan dan nama penandatangan SPD di tempat tujuan.
(34) Diisi NIP penandatangan SPD di tempat kedudukan tujuan.
(35) Diisi nama tempat kedudukan untuk melanjutkan perjalanan dinas.
(36) Diisi nama tempat tujuan perjalanan dinas lanjutan.
(37) Diisi tanggal keberangkatan perjalanan dinas lanjutan.
(38) Diisi nama jabatan penandatangan SPD di lokasi tempat keberangkatan lanjutan.
(39) Diisi tanda tangan dan nama penandatangan SPD di tempat lanjutan
keberangkatan.
(40) Diisi NIP penandatangan SPD di tempat kedudukan untuk melanjutkan
perjalanan dinas.

VI. Diisi dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Biaya Perjalanan Dinas dibebankan pada DIPA Pelaksana SPD
(41) Diisi nama tempat kedudukan semula Pelaksana SPD.
(42) Diisi tanggal tiba di tempat kedudukan semula Pelaksana SPD.
(43) Diisi tanda tangan dan nama Pejabat Pembuat Komitmen.
(44) Diisi NIP Pejabat Pejabat Pembuat Komitmen.

2. Biaya Perjalanan Dinas dibebankan pada DIPA Satuan Kerja Penyelenggara


(41) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(42) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(43) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
(44) Tidak perlu diisi/dikosongkan.
Lampiran
SPD
Nomor ……… Tanggal ……….. (1)

DAFTAR PESERTA KEGIATAN …………………….…………………… (2)


TANGGAL PENYELENGGARAAN ……….....…… S.D. …..…..……….. (3)
KOTA TEMPAT PENYELENGGARAAN ………………..……………….(4)
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI…………………(5)

Surat Tugas Tanggal


Alat
Nama Tempat Tiba Lamanya
Pangkat/ Tingkat Biaya Angkutan Berangkat Dari
No Pelaksana Jabatan Kedudukan Kembali Perjalanan KET
Golongan Perjalanan Dinas yang Nomor Tanggal Tempat
SPD/NIP Asal Kedudukan Dinas
Digunakan Kedudukan Asal
Asal
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

………………………………...(19)
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

........................(20)........................
NIP............................................(21)
PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR PESERTA
KEGIATAN RAPAT, SEMINAR, DAN SEJENISNYA (LAMPIRAN SPD) BAWASLU
PROVINSI

(1) Diisi nomor dan tanggal Surat Tugas (ST).


(2) Diisi nama/jenis kegiatan rapat, seminar dan sejenisnya.
(3) Diisi tanggal penyelenggaraan kegiatan rapat, seminar dan sejenisnya.
(4) Diisi nama kota tempat penyelenggaraan kegiatan rapat, seminar dan sejenisnya.
(5) Diisi nama Provinsi Satuan Kerja.
(6) Diisi nomor urut.
(7) Diisi nama dan NIP Pelaksana SPD.
(8) Diisi pangkat dan golongan Pelaksana SPD.
(9) Diisi jabatan Pelaksana SPD.
(10) Diisi kota tempat kedudukan asal/instansi/satuan kerja Pelaksana SPD.
(11) Diisi dengan tingkat biaya perjalanan dinas Pelaksana SPD.
(12) Diisi alat angkutan yang diigunakan/sesuai dengan bukti riil.
(13) Diisi nomor Surat Tugas Pelaksana SPD.
(14) Diisi tanggal Surat Tugas Pelaksana SPD.
(15) Diisi tanggal keberangkatan dari kota tempat kedudukan asal/instansi/ satuan kerja
Pelaksana SPD.
(16) Diisi tanggal tiba kembali di tempat kedudukan asal/instansi/satuan kerja Pelaksana SPD.
(17) Diisi lama waktu dilaksanakannya perjalanan dinas dengan satuan hari atau jam.
(18) Diisi keterangan lain bilamana diperlukan.
(19) Diisi kota/tempat kedudukan asal PPK Satuan Kerja penyelenggara, dan tanggal
pengesahan PPK.
(20) Diisi tanda tangan PPK Satuan Kerja penyelenggara kegiatan rapat, seminar dan
sejenisnya.
(21) Diisi nama dan NIP PPK Satuan Kerja penyelenggara kegiatan rapat, seminar dan
sejenisnya.
Lampiran 20

SURAT PERNYATAAN TANGGUNGJAWAB BELANJA (SPTB)


Nomor: ...................................................... (1)

1 Nama Satker / Bawaslu : Bawaslu Provinsi……./ Bawaslu Kab/Kota…….. (2)


2 Kode satuan Kerja : …………………………………. (3)
3 Tanggal DIPA/No.DIPA : …………………/…………...…. (4)
4 Klarifikasi Belanja : …………………………………. (5)

Yang bertandatangan dibawah ini atas nama Kuasa Pengguna Anggaran Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi
.................... (6) menyatakan bahwa saya bertanggung jawab formal dan material atas segala pengeluaran yang sudah dibayar
lunas oleh Bendahara Pengeluaran kepada yang berhak menerima serta kebenaran perhitungan dan setoran pajak yang telah
dipungut atas pembayaran tersebut dengan perincian sebagai berikut :

BUKTI JUMLAH PAJAK


No AKUN NAMA PENERIMA URAIAN
TANGGAL NOMOR (RP) PPN PPH
1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 52xxxx (7) …………….. (8) .......................................... (9) …….. (10) …….. (11) …….. (12) …….. (13) …….. (14)

4
52xxxx (7)
JUMLAH

Bukti-bukti pengeluaran anggaran dan asli setoran pajak (SSP/BPN) tersebut di atas disimpan oleh Pengguna Anggaran/ Kuasa
Pengguna Anggaran untuk kelengkapan administrasi dan pemeriksaan aparat pengawasan fungsional.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Lampiran : (15) …………….,……………


1. Pengeluaran :
2. STS :

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU


BAWASLU KAB/KOTA….. (16) BAWASLU KAB/KOTA….. (17)

...................................... (18) ...................................... (19)


NIP………………………… (20) NIP………………………… (21)
PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PERNYATAAN TANGGUNGJAWAB BELANJA (SPTB)

NOMOR URAIAN ISIAN


1 Diisi nomor urut penomoran SPTB Bawaslu Kab/Kota
2 Diisi Nama Satker Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota
3 Diisi Kode Satuan Kerja Bawaslu Provinsi
4 Diisi Tanggal DIPA dan Nomor DIPA Bawaslu Provinsi

5 Diisi kode Bagian Anggaran/Program/Kegiatan/Output/Sub Output/Komponen/Sub Komponen


6 Diisi Nama Satker Bawaslu Provinsi
7 Diisi kode akun sesuai RKAKL
8 Diisi Nama Penerima Barang/Uang/Jasa
9 Diisi Uraian atas pengeluaran uang/ pertanggungjawaban belanja
10 Diisi tanggal bukti pembayaran dikeluarkan
11 Diisi nomor bukti pembayaran dikeluarkan
12 Diisi jumlah uang yang dikeluarkan/dipertanggungjawabkan
13 Diisi PPN yang dikenakan
14 Diisi PPh yang dikenakan
15 Diisi tempat dan tanggal SPTB dibuat
16 Diisi nama Kabupaten/Kota
17 Diisi nama Kabupaten/Kota
18 Diisi Nama Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bawaslu Kab/Kota
19 Diisi Nama Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) Bawaslu Kab/Kota
20 Diisi NIP Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bawaslu Kab/Kota
21 Diisi NIP Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) Bawaslu Kab/Kota
Lampiran 21

(KOP SURAT)
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK


Nomor: ..................................

1. Kode Satuan Kerja : ..................................... (1)

2. Uraian Satuan Kerja : ..................................... (2)

3. Kegiatan/Output : ..................................... (3)

4. No. Grant/Register : ..................................... (4)

Ketua Bawaslu dan Kepala Sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota ................. (5)


menyatakan bertanggungjawab terhadap:
1. Penerimaan .............. (6) dengan nomor register .............. (7) sebesar Rp
............. (8)
2. Belanja terkait hibah sebagaimana butir 1, sebesar Rp .................. (9) atas
beban DIPA Nomor .................. (10) dengan akun .................. (11)
3. Pengembalian sisa hibah bentuk uang kepada Pemberi Hibah sebesar Rp
............ (12)
Hingga ditandatangani SPTJM ini seluruh penerimaan hibah telah diajukan
pengesahannya dan seluruh kewajiban yang berkaitan dengan perpajakan telah
kami penuhi.

Apabila dikemudian hari terdapat kerugian negara atas belanja sebagaimana angka
2, kami bersedia untuk menyetor kerugian negara tersebut ke Rekening Kas
Negara.

Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak ini disimpan oleh Kuasa Pengguna
Anggaran dan Kepala Sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota .............. (13) untuk
kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawasan
fungsional.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.


..................., .....................................
(14)

Ketua Bawaslu Kepala Sekretariat Bawaslu


Kab/Kota ........ (15) Kab/Kota ......... (16)

(materai 6000)

......................................... (17) ..................................................... (18)


NIP .............................................. (19)
PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK (SPTJM)

NOMOR URAIAN PENGISIAN

(1) Diisi kode satuan kerja Bawaslu Provinsi


(2) Diisi uraian kode satuan kerja Bawaslu Provinsi
(3) Diisi uraian kegiatan/output sesuai DIPA Bawaslu Provinsi
(4) Diisi nomor register hibah
(5) Diisi nama kabupaten/kota
(6) Diisi bentuk hibah yaitu: Hibah Langsung Bentuk
Uang/Barang/Jasa
(7) Diisi nomor register hibah
(8) Diisi jumlah rupiah hibah langsung yang diterima. Untuk
hibah langsung dalam bentuk barang/jasa/surat berharga
diisi sebesar nilai tertera dalam dokumen atau nilai
wajarnya
(9) Diisi jumlah belanja terkait hibah langsung. Untuk hibah
langsung dalam bentuk barang/jasa/surat berharga diisi
sebesar nilai tertera dalam dokumen atau nilai wajarnya
(10) Diisi Nomor DIPA atas belanja yang bersumber dari hibah
langsung bentuk uang. Untuk hibah langsung dalam bentuk
barang/jasa/surat berharga uraian tentang Nomor DIPA
tidak ditulis.
(sesuai Nomor DIPA Bawaslu Provinsi)
(11) Diisi kode akun belanja sesuai Bagan Akun Standar
(12) Diisi jumlah rupiah yang dikembalikan kepada Pemberi
Hibah
(13) Diisi nama Kabupaten/Kota
(14) Diisi tempat dan tanggal pembuatan SPTJM
(15) Diisi nama Kabupaten/Kota
(16) Diisi nama Kabupaten/Kota
(17) Diisi nama Ketua Bawaslu Kabupaten/Kota ..........
penandatangan SPTJM
(18) Diisi nama Kepala Sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota
........ penandatangan SPTJM
(19) Diisi NIP Kepala Sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota ........
penandatangan SPTJM.

Anda mungkin juga menyukai