Anda di halaman 1dari 43

LK 2.

3 Rencana Aksi

Nama Mahasiswa : AGUNG SUHANTORO,ST


Asal Sekolah : SMK NEGERI 1 GUNUNGSINDUR

Petunjuk Pengisian/ Penjelasan LK 2.3


LK 2.3 Rencana Aksi berisi desain atau rancangan perangkat pembelajaran yang
berfokus pada tiga komponen utama yaitu tujuan, bukti penilaian, dan kegiatan belajar
termasuk di dalamnya asesmen formatif. Rancangan ini disusun berdasar backward
design dalam konsep Understanding by Design (UbD) dalam bahan bacaan MK ini.

Kolom (1) Tujuan


Kolom (1) diisi dengan tujuan pembelajaran yang diturunkan dari CP atau KD (sesuai dengan
kurikulum yang digunakan di sekolah untuk jenjang tertentu). Perumusan tujuan
sebaiknya mencakup dua komponen yaitu kompetensi dan lingkup materi.
Perumusannya dapat dilakukan dengan tiga cara. Pertama, merumuskan langsung
berdasar CP. Kedua, merumuskan dengan menganalisis kompetensi dan lingkup materi.
Ketiga, merumuskan lintas CP. Contoh alternatif perumusan dapat dilihat pada lampiran
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan
Menengah yang dapat diakses di tautan berikut https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-
content/uploads/2022/06/Panduan-Pembelajarn-dan-Asesmen.pdf .
Untuk perumusan tujuan, mahasiswa dapat menggunakan: (1) taksonomi Bloom yang
telah diperbaharui oleh Anderson dan Krathwohl (2001), (2) teori tentang 6 bentuk
pemahaman/ understanding oleh McTighe dan Wiggins (2005), dan (3) taksonomi Marzano
(2000). Mahasiswa juga dapat mengkombinasikan atau menggunakan taksonomi lain,
selama sesuai dengan kondisi/ karakteristik mata pelajaran, materi ajar, siswa dan
lingkungan belajar.
Taksonomi Bloom, Bentuk Pemahaman Wiggins and McTighe, dan Taksonomi Marzano

Bloom (Anderson and Krathwol, McTighe and Wiggins Marzano (2000)


2001) (2005)
Mengingat Mampu Menjelaskan Mengenali Dan Mengingat
Kembali
Memahami Mampu Menafsirkan Pemahaman
Mengaplikasikan Mampu Menerapkan Analisis
Menganalisis Memiliki Perspektif Pemanfaatan Pengetahuan
Mengevaluasi Memiliki Empati Metakognisi
Menciptakan Memiliki Pengetahuan Diri Sistem Diri
Catatan: 6 bentuk pemahaman Tighe dan Wiggins bukan taksonomi yang hirarkis
Dalam kerangka UbD, pemahaman atau Understanding (dalam enam bentuknya)
merupakan capaian belajar yang diharapkan. Namun perlu dicatat, bentuk pemahaman
yang diharapkan tidaklah sama untuk setiap mata pelajaran atau jenjang. Pada pelajaran
Matematika misalnya, kemampuan aplikasi, interpretasi, dan menjelaskan menjadi
bentuk pemahaman materi yang paling alami, sesuai bidang. Sedangkan pada bidang
keilmuan sosial, kemampuan menunjukkan empati, dan perspektif dapat juga
dimasukkan/ ditambahkan sebagai bukti pemahaman jika perlu. Pada konteks SMK yang
menitikberatkan pada praktik di bengkel atau laboratorium, tentunya bukti pemahaman
yang ditargetkan akan berbeda. Contohnya ketrampilan untuk menghaluskan sebuah
produk/ alat/ benda tentunya menekankan pada aspek penerapan. Sejumlah ketrampilan
bahkan tidak hanya menekankan
pada aspek kognitif tetapi juga aspek motorik dan aspek afektif secara proporsional,
tergantung pada konteks pembelajaran. Untuk lebih mengetahui tentang keenam bentuk
pemahaman dalam UbD, silakan membaca Bab 2 dari Bahan bacaan MK ini.
Saat penyusunan tujuan atau hasil yang diinginkan dan alur pencapaiannya untuk suatu
sesi pembelajaran, mahasiswa juga perlu mempertimbangkan persoalan konkret yang telah
ditemui selama menjadi guru dan yang terkini, ketika mahasiswa melakukan observasi
pembelajaran pada tahap identifikasi masalah. Mahasiswa perlu menganalisis CP dengan
melihat kondisi atau konteks pembelajaran yang khas dari setiap kelas seperti alokasi waktu/
JP, luasan cakupan materi, kemampuan siswa, serta keberagaman dalam kelas.
Misalnya cakupan materi dalam rumusan tujuan pembelajaran dapat disederhanakan atau
dibagi ke dalam beberapa sesi pembelajaran jika pada observasi ditemukan persoalan
ketidaktuntasan aktivitas yang berakar pada jumlah materi yang terlalu banyak. Atau, jika
teridentifikasi bahwa siswa belum dapat mengaplikasikan sebuah konsep, teori, atau
ketrampilan (misal menghitung volume, menjelaskan gaya, menulis, berenang) maka
guru perlu merumuskan alur kegiatan pembelajaran dalam satu sesi dengan lebih
bertahap dari yang mudah ke yang sulit atau dengan sedikit demi sedikit mengurangi
bantuan. Di titik ini, kemampuan untuk menyusun alur pencapaian tujuan pembelajaran
menjadi sangat penting. Bagaimana caranya agar siswa mencapai hasil/ tujuan akhir yang
diharapkan, langkah apa sajakah yang diperlukan, bagaimana urutannya.
Kolom (2) Bukti pemahaman/ penilaian
Kolom (2) diisi dengan bukti penilaian yang dapat digunakan untuk menakar,
mengevaluasi atau memvalidasi apakah siswa telah mencapai tujuan/ hasil yang diharapkan
yaitu pemahaman. Kolom ini berisi bentuk penilaian kinerja dan bentuk penilaian lain.
Draft kisi-kisi dan rubrik penilaian dapat disertakan di lembar terpisah.
Terkait bukti penilaian, menurut McTighe dan Wiggins (2012), jika seorang siswa
mencapai pemahaman, ia akan dapat menunjukkannya dalam satu atau beberapa jenis
pemahaman. Dalam tahap ini, pertanyaan yang perlu dijawab adalah: Melalui tugas/
kinerja otentik dan bukti lain apa peserta didik akan mendemonstrasikan pemahaman/
pencapaian hasil (tujuan) yang diinginkan? dan Dengan kriteria apa kinerja dan bukti lain
tersebut akan dinilai?

Yang dimaksud dengn kinerja di sini adalah kinerja otentik yang menunjukkan
keterampilan atau kemampuan yang diharapkan. Misalnya, membuat lemparan bernilai 3
angka pada permainan basket, menulis sebuah cerita/ naratif yang realistik dari sudut
pandang seorang karakter. Bukti lain dapat berupa tes, kuis, portfolio dan semacamnya.
Kolom (3) Langkah/ Aktivitas Pembelajaran
Kolom (3) berisi kegiatan atau aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru dan
siswa untuk mencapai tujuan/ pemahaman/ hasil yang diinginkan. Kegiatan dan aktivitas
ini bisa juga sekaligus berfungsi digunakan guru untuk memantau proses belajar siswa,
mengetahui hambatan, dan tingkat penguasaan materi oleh siswa.
Dengan kata lain, saat kolom ini tidak hanya berisi aktivitas untuk mencapai bukti penilaian
dan tujuan tetapi juga aktivitas yang berfungsi sebagai formative assessment. Asesmen
formatif dilakukan di dalam proses pembelajaran untuk mengetahui perkembangan peserta
didik dan sekaligus pemberian umpan balik yang cepat. Biasanya asesmen ini dilakukan
sepanjang atau di tengah kegiatan/langkah pembelajaran, dan dapat juga dilakukan di
akhir langkah pembelajaran. Asemen formatif merupakan satu kesatuan dengan kegiatan
pembelajaran. Asesmen jenis lain, yaitu sumatif, tidak harus muncul pada modul ajar
sebuah sesi pembelajaran, tergantung pada cakupan dan tujuan pembelajaran pada sesi
tersebut.
Aktivitas atau langkah pembelajaran di kolom ini bisa jadi mengikuti sintaks metode
yang dirasa perlu baik secara keseluruhan maupun sebagian. Bisa juga merupakan
penggabungan atau modifikasi
langkah satu atau beberapa metode. Ketika memilih dan mengorganisasikan metode/ aktivitas
belajar, perlu diperhatikan kembali persoalan-persoalan yang telah diidentifikasi di tahap
1 sebelumnya serta
.evaluasi dari alternatif solusi. Tidak ada pembatasan dan/atau keharusan untuk memilih
sebuah metode atau aktivitas tertentu karena pilihan aktivitas tentunya sangat tergantung
pada tujuan, karakteristik mata pelajaran, materi, dan karakteristik peserta didik yang
beragam. Namun demikian, khusus untuk pembelajaran di SMK, penyusunan desain dan
pengembangan perangkat ajar disarankan menggunakan antara lain PjBL, Teaching
Factory (Tefa), Kelas Industri, dan Kelas Kewirausahaan. Materi terkait dapat diakses di
materi PPA II SMK Topik 2 dan Topik 3.

Secara umum, dalam mengerjakan LK 2.3 mahasiswa merujuk pada bahan bacaan berikut:
 Bahan bacaan langkah 6 MK Pengembangan Perangkat
 Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
 Bahan bacaan pada pendalaman materi PAUD, UMUM, SMK, DAN PLB
Selain itu, dengan penyusunan rancangan kegiatan/ langkah pembelajaran juga perlu
memperhatikan kesiapan dan keberagaman siswa. Oleh karena itu, mahasiswa PPG
Daljab juga dapat mengimplementasikan konsep pembelajaran berdiferensiasi untuk
merespon hal tersebut.
Setelah menyusun dan mendiskusikan/ mempresentasikan rancangan awal perangkat
pembelajaran dengan tiga komponen utama tersebut, mahasiswa melengkapi komponen
menjadi modul/ RPP lengkap yang siap digunakan untuk pembelajaran di sekolah. Jika
sekolah telah menggunakan kurikulum merdeka, komponen modul ajar lengkap yang
diharapkan sebagai produk mata kuliah ini terdiri atas 3 komponen sebagai berikut
Komponen Modul Ajar.
Informasi Umum Komponen Inti Lampiran
 Identitas penulis  Tujuan pembelajaran  Lembar kerja peserta didik
modul  Asesmen  Pengayaan dan remedial
 Kompetensi awal  Pemahaman  Bahan bacaan
 Profil pelajar bermakna pendidik dan peserta
pancasila  Pertanyaan pemantik
Kegiatan didik
 Sarana dan prasarana 
 Target peserta didik pembelajaran  Glossarium(opsional)
 Model  Refleksi peserta  Daftar pustaka
pembelajaran didik dan
yang digunakan pendidik

Dari komponen-komponen di tabel, pemahaman bermakna dan pertanyaan pemantik


dapat dikembangkan dengan menggunakan konsep understanding dan triggering/ key
question pada UbD. Keduanya merupakan bagian integral dalam penentuan hasil yang
diinginkan (Topik 1, langkah 1 UbD- bahan bacaan MK).
Pemahaman bermakna berisi jawaban dari sebagian atau seluruh poin-poin berikut:
1. Apa ide besar materi yang siswa harus kuasai dari sebuah unit pembelajaran?
2. Apa detail penting dari materi yang siswa harus pahami dari sebuah unit
pembelajaran?
3. Kebingungan/ miskonsepsi apa yang mungkin muncul dari sebuah unit
pembelajaran?
4. Keterampilan/ pengetahuan apa yang siswa akan kuasai dari sebuah unit
pembelajaran?
5. Apa yang akhirnya siswa bisa lakukan dari sebuah unit pembelajaran?

Sedangkan untuk membuat pertanyaan pemantik, mahasiswa sebagai guru harus berpikir
pertanyaan- pertanyaan “provokatif’ apa yang akan menumbuhkan rasa ingin tahu atau
pemahaman yang diharapkan.
Dinukilkan dari McTighe dan Wiggins (2012) berikut contoh formulasi pemahaman dan
pertanyaan kunci/ pemantik
Sample pemahaman bermakna dan pertanyaan pemantik.
Pemahaman (yang diharapkan) Pertanyaan kunci
Geografi, iklim, dan sumber daya alam di Bagaimana tempat
suatu wilayah mempengaruhi budaya, tinggal kita
ekonomi, ekonomi, dan gaya hidup mempengaruhi cara
penduduknya. kita hidup?
Seni dan budaya saling bergantung satu Dengan cara apa seni
dengan yang lain; budaya mempengaruhi mencerminkan serta
kesenian, dan kesenian membentuk budaya?
merefleksikan dan melestarikan
budaya.

Dua sampel “pemahaman” di atas menjawab pertanyaan terkait ide besar atau detil
penting apa yang siswa harus kuasai dalam suatu unit pembelajaran dua mata pelajaran
yang berbeda. Dalam sebuah unit, bisa dimungkinkan ada lebih dari satu formulasi
pemahaman bermakna. Formulasinya juga dapat disesuaikan dengan karakteristik materi
masing-masing mata pelajaran.
Demikian juga dengan pertanyaan pemantik, formulasinya tentunya harus
memperhatikan kemampuan dan jenjang peserta didik. Namun yang pasti, pertanyaan
pemantik sifatnya benar -benar harus dapat memantik siswa untuk menuju pemahaman
yang dituju. Pertanyaan-pertanyaan seperti “apakah yang kalian ketahui tentang …” atau
“sudahkan kalian mengetahui/ mendengar/ membaca….” rasanya tidak akan memantik
pemahaman bermakna. Pada pembelajaran Bahasa dengan materi teks naratif, misalnya,
alih-alih bertanya “Pernahkah kalian membaca cerita…..?” akan lebih baik jika guru
menanyakan “Apa yang membuat sebuah cerita bisa menarik?”

Kegiatan belajar dan asesmen


Tujuan Bukti penilaian
formative
(1) (2) (3)
Apa hasil yang Apakah bukti penilaian yang harus Kegiatan atau aktivitas apa
diinginkan? ada untuk membuktikan bahwa yang secara bertahap dapat
Tujuan ini siswa telah mencapai/ menuju membantu siswa memberikan
diturunkan dari tujuan pembelajaran? bukti penilaian dan mencapai
CP/ KD dokumen tujuan pembelajaran?
kurikulum dan
dikaitkan dengan Kegiatan atau aktivitas apa
permasalahan yang yang dilakukan guru (dan
diidentifikasi. siswa) untuk mengetahui
hambatan siswa dan
memantau ketercapaian tujuan?

 Setelah Diagnostik, Formatif dan  Fase 1 : Stimulation


melaksanaka Sumatif ( Pemberian Rangsangan )
n kegiatan Siswa mempersiapkan
Praktek  Penilaian Laporan hasil kerja gambar kerja, langkah kerja,
kerja bangku (Lembar kerja Siswa )siswa alat ukur, material ajar dan
Peserta didik membuat laporan pekerjaan atau perkakas tangan kikir
mampu menjelaskan secara rinci proses  Fase 2 : Problem
menggunaka pekerjaan dari awal sampai Statement ( Identifikasi
n perkakas akhir. Isi dari laporan yang Masalah )
tangan dibuat ( Tujuan, persiapan Siswa melakukan
dengan baik sebelum praktek, dan pengukuran pada material
menjelaskan langkah pekerjaan ) ajar dengan tepat
terlampir  Fase 3 : Data
 Lembar Penilaian , komponen Collection
yang dinilai (Pengumpulan
( persiapan,pelaksanaan, hasil Data)
dan waktu penyelesaian )( Job a. Siswa melakukan
Sheet ) terlampir praktik pengikiran pada
material ajar sesuai
dengan gambar kerja
b. Guru melakukan
pendampingan kepada
siswa saat praktik
mengikir
 Fase 4 : Data
Processing
(Pengolahan Data)
a. Guru memberi
kesempatan bertanya
kepada siswa jika
mengalami kesulitan
dalam praktik
mengikir
b. Siswa secara berkala
memeriksakan hasil
pekerjaan mengikir
kepada guru
 Fase 5 : Verification
(Pembuktian) Guru dan
siswa bersama-sama
melakukan penilaian benda
kerja hasil praktik mengikir
 Fase 6 : Generalization
(Menarik Kesimpulan)
Siswa
mengkomunikasikan
kendala yang dihadapi
dalam praktik mengikir
MODUL AJAR
KERJA BANGKU

FASE E
KELAS X

NAMA : AGUNG SUHANTORO,ST


NIM : 2015230009
BIDANG STUDI PPG : TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN


PROFESI GURU FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA
2023
A. IDENTITAS MODUL AJAR

Nama penyusun AGUNG SUHANTORO,ST


Institusi SMK NEGERI 1 GUNUNGSINDUR
Tahun penyusunan 2023
Semester I
Jenjang sekolah SMK
Fase/ kelas E/X
Alokasi waktu 4 x 45 menit
Elemen Teknik dasar produksi pada bidang manufaktur mesin
Pada akhir fase E, peserta didik mampu memahami teknik dasar
proses produksi melalui pengenalan dan praktik singkat yang terkait
dengan seluruh proses produksi dan teknologi yang diaplikasikan
Capaian Pembelajaran dalam industri, antara lain alat ukur, perkakas tangan dan bertenaga,
peralatan angkat dan pemindah bahan, gambar teknik, pemesinan,
CAD, simulasi CAM-CNC, pengelasan, 3D Printing, mould and dies,
plastic moulding, dan sejenisnya.
Kompetensi awal Alat ukur dan perkakas tangan
1. Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
Berakhlak Mulia
2. Berkebhinekaan Global
Profil Pelajar Pancasila 3. Mandiri
4. Bergotong Royong
5. Bernalar Kritis
6. Kreatif
Meja Kerja Bangku, Tanggem, Tool Box Set, Benda Kerja, Gambar
Sarana Prasarana
Kerja, Alat ukur

Target Peserta Didik Kelas Reguler ( X Teknik Mesin )

Jumlah Peserta Didik 71 Siswa ( 2 Rombel )

Model Pembelajaran PJBL ( Project Based Learning )


B. KOMPONEN INTI
Pertemuan Ke 1

Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu menggunakan perkakas tangan dengan baik

Pemahaman Perkakas tangan seperti kikir, gergaji, bor, penggores, stamping


Bermakna digunakan dalam memproses barang yang tidak bisa dikerjakan oleh
mesin.

Pertanyaan Pemantik Mengapa kikir tetap digunakan dalam dunia teknik meskipun sudah
banyak mesin yang canggih ?

KEGIATAN PEMBELAJA

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
1. Guru memberikan salam kepada semua peserta didik
2. Salah satu siswa secara mandiri memimpin doa bersama
untuk memulai aktivitas
Pendahuluan 3. Guru menyapa siswa dan melakukan pemeriksaan 15 menit
kehadiran
4. Guru menjelaskan aturan mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja sebelum melakukan praktik di bengkel
Fase 1. Menyiapkan Pertanyaan Atau Penugasan Tugas Proyek
(35 Menit)
Siswa mempersiapkan gambar kerja, langkah kerja, alat ukur,
material ajar dan perkakas tangan kikir

Fase 2 : Problem Statement ( Identifikasi Masalah )


( 35 menit )
Siswa melakukan pengukuran pada material ajar dengan tepat

Fase 3 : Data Collection ( Pengumpulan Data )


( 5 x 45 menit )
Inti 8 x 45 menit
1. Siswa melakukan praktik pengikiran pada material ajar
sesuai dengan gambar kerja
2. Guru melakukan pendampingan kepada siswa saat praktik
mengikir

Fase 4 : Data Processing ( Pengolahan Data ) ( 45 menit )


1. Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa jika
mengalami kesulitan dalam praktik mengikir
2. Siswa secara berkala memeriksakan hasil pekerjaan
mengikir kepada guru

Fase 5 : Verification ( Pembuktian ) ( 30 menit )


Guru dan siswa bersama-sama melakukan penilaian
benda kerja hasil praktik mengikir

Fase 6 : Generalization ( Menarik Kesimpulan ) ( 15 menit )


Siswa mengkomunikasikan kendala yang dihadapi
dalam praktik mengikir
1. Guru memberikan apresiasi dan motivasi kepada siswa
2. Guru menjelaskan prosedur kesehatan dan keselamatan
kerja setelah selesai praktik di bengkel ( Piket )
Penutup 3. Siswa menuliskan pengalaman baru yang didapatkan hari 75 menit
ini pada buku catatan kerja bangku
4. Secara mandiri, siswa memimpin doa bersama setelah
selesai melakukan aktivitas di bengkel

Pertemuan Ke 2
Tujuan Menggunakan perkakasm tangan
Pembelajaran
Pemahaman Perkakas tangan seperti kikir, gergaji, bor, penggores, stamping digunakan dalam
Bermakna memproses barang yang tidak bisa dikerjakan oleh mesin.
Pertanyaan Apa kelebihan mengikir bila disamakan dengan menggerinda ?
Pemantik

KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Kegiatan
1. Salah satu siswa secara mandiri memimpin doa bersama
untuk memulai aktivitas
Pendahuluan 2. Guru menyapa siswa dan melakukan pemeriksaan kehadiran 15 menit
3. Guru menjelaskan aturan mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja sebelum melakukan praktik di bengkel
Inti Fase 1 : Stimulation ( Pemberian Rangsangan ) ( 10 menit ) 8 x 45 menit
Siswa mempersiapkan gambar kerja, langkah kerja, alat ukur,
material ajar dan perkakas tangan kikir

Fase 2 : Problem Statement ( Identifikasi Masalah )


( 35 menit )
Siswa melakukan pengukuran pada material ajar dengan tepat

Fase 3 : Data Collection ( Pengumpulan Data )


( 5 x 45 menit )
1. Siswa melakukan praktik pengikiran pada bagian sisi yang
lain pada material ajar sesuai dengan gambar kerja
2. Guru melakukan pendampingan kepada siswa saat praktik
mengikir

Fase 4 : Data Processing ( Pengolahan Data ) ( 45 menit )


1. Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa jika
mengalami kesulitan dalam praktik mengikir
2. Siswa secara berkala memeriksakan hasil pekerjaan mengikir
kepada guru

Fase 5 : Verification ( Pembuktian ) ( 30 menit )


Guru dan siswa bersama-sama melakukan penilaian
benda kerja hasil praktik mengikir

Fase 6 : Generalization ( Menarik Kesimpulan ) ( 15 menit )


Siswa mengkomunikasikan kendala yang dihadapi
dalam praktik mengikir
1. Guru memberikan apresiasi dan motivasi kepada siswa
2. Guru menjelaskan prosedur kesehatan dan keselamatan
kerja setelah selesai praktik di bengkel ( Piket )
Penutup 3. Siswa menuliskan pengalaman baru yang didapatkan hari ini 75 menit
pada buku catatan kerja bangku
4. Secara mandiri, siswa memimpin doa bersama setelah
selesai melakukan aktivitas di bengkel
Asesmen
Diagnostik Job Sheet
Formati Pelaksanaan Ujian Tengah Semester ( UTS )
Sumatif Pelaksanaan Ujian Akhir Semester ( UAS )
Pengayaan Remedial
Untuk siswa yang telah menyelesaikan proses Dilakukan penyelesaian atau perbaikan
pengikiran sisi pertama bisa dilanjutkan pada sisi kembali sesuai tahapan proses yang terjadi
berhadapan perbaikan

Refleksi Guru Refleksi Peserta Didik


Guru merefleksi proses pembelajaran yang telah Siswa setelah melaksanakan praktek
dilaksanakan dengan menganalisa hasil tercapainya disarankan untuk membuat atau menuliskan
belajar siswa kegiatan yang sudah dilakukan kedalam
laporan , seperti lembar kerja siswa
C. LAMPIRAN

LKPD Terlampir

Bahan Bacaan Guru Buku Dasar-Dasar Teknik Mesin 2 , Ikhsan Wahyu Pamungkas Bab II
Dan Peserta Didik Teknik Dasar Produksi Pada Bidang Manufaktur Mesin

Buku Mengikir / Filling


Glosarium Mengikir Adalah Meratakan (Menghaluskan Dan Sebagainya) Dengan
Kikir. Contoh: Mengikir Besi. Mengikir Berasal Dari Kata Dasar Kikir

Daftar Pustaka Buku Dasar-Dasar Teknik Mesin 2 , Ikhsan Wahyu Pamungkas Bab II
Teknik Dasar Droduksi Pada Bidang Manufaktur mesin (hal, 27 – 102)
Buku Teknik Menggunakan Perkakas Tangan (Kerja Bangku). Eko
Winarno. Deepublish. 2016. ( hal 3 – 10 )

Bogor, November 2023


Disusun.

Agung Suhantoro,ST
NIP.-
JOB SHEET KERJA BANGKU

LATIHAN MENGIKIR RATA

1. Elemen : Teknik Dasar Produksi Pada Bidang Manufaktur Mesin

2. Tujuan Pembelajaran : Menggunakan perkakas tangan ( Proses mengikir rata dan siku )

3. Alat Dan Bahan


Alat :
a. Peralatan menggambar; meja rata, tinta biru, mistar baja, jangka kaki, jangka bengkok, siku, penggores, penitik dan palu besi
b. Jangka sorong / Mistar ingsut
c. Ragum bangku
d. Kikir rata kasar / bastar, kikir rata halus & sikat kikir
Bahan :
ST 37
Diameter 19 mm
Panjang 70 mm
4. Keselamatan Kerja
a. Jangan menggunakan meja rata sebagai landasan memukul apaun
b. Biasakan meletakkan alat-alat kerja & alat ukur pada tempat yang aman
c. Gunakan peralatan praktik sesuai fungsinya
d. Hati hati dalam menggunakan alat –alat yang runcing & tajam, seperti penggores dan penitik.
5. Langkah Kerja
a. Susun dahulu prosedur kerja secara lengkap dan rinci sesuai dengan format yang berlaku (Nomor urut; Prosedur; Alat/ tools;
Gambar visual setting tools & benda kerja & arah gerakannya)
b. Chek ukuran bahan dan alat –alat tangan yang akan dipergunakan
c. Cekam bahan/ benda kerja pada ragum
d. Pertama kikir rata salah satu bidang yang luas sebagai basisnya dengan cara dan sikap yang benar
e. Kikir rata dua bidang yang berdekatan saling siku dengan bidang basis
f. Lanjutkan pengikiran pada bidang – bidang lainnya yang berdekatan dengan ketiga bidang diatas
g. Ulangi pengikiran pada ke enam bidang dengan kikir halus
h. Chek ukuran dan kesikuan antar bidang sesuai gambar job sheet
i. Chek pula kehalusan permukaan pada ke enam bidang
j. Segera serahkan hasil pekerjaan anda dan minta penilaian kepada guru yang bertugas.

Catatan:

1) Gunakan acuan teknik mengikir rata


2) Jika gagal memenuhi ukuran & syarat tersebut, ulangi pekerjaan ini dengan ukuran tertentu (dengan persetujuan
instruktor/ guru)
3) Bertanyalah jika mendapat kesulitan dalam praktik
6.Lampiran :
k. Gambar kerja latihan mengikir rata
l. Lembar evaluasi mencakup hasil latihan mengikir rata pada benda kerja logam baja
lunak dilakukan oleh siswa dan guru

Benda Kerja Awal Benda Kerja Akhir


Sebelum Dilakukan Pekerjaan Pengikiran Setelah Dilakukan Pengerjaan Pengikiran
Bogor, November 2023
Guru

Agung Suhantoro,ST
NIP.-
MEDIA AJAR KERJA BANGKU
MATA PELAJARAN DASAR-DASAR TEKNIK MESIN
PRAKTEK KERJA BANGKU
Kerja Bangku
Kerja bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai dalam mengerjakan benda kerja secara manual.
Pekerjaan kerja bangku melakukan penekanan pada pembuatan benda kerja dengan alat tangan, dan
dilakukan di bangku kerja.

Perkakas Tangan
1. RAGUM
Ragum digunakan untuk menjepit benda kerja saat melaksanakan pekerjaan mekanik
seperti mengikir, menggergaji, mengebor, memahat dan lain-lain. Agar benda kerja tidak
mengalami kerusakan/luka maka pada mulut ragum dilengkapi dengan vice klem

Hal-hal yang perlu diperhatikan atau yang perlu dipedomani dalam penjepitan benda kerja pada ragum adalah
sebahai berikut :
1. Gunakan pelapis rahang ragum untuk mencegah benda kerja agar tidak
rusak permukaannya.
2. Penjepitan benda kerja harus rata, artinya permukaan benda kerja yang keluar dari
rahang ragum harus lurus dan sejajar dengan rahang ragum.
3. Untuk penjepitan benda kerja yang berlubang seperti pipa yang tipis digunakan
bahan tambahan lain yang dimasukkan kedalam pipa, sehingga pipa yang dijepit
tidak akan mengalami kerusakan atau berubah bentuk. Untuk penjepitan benda
kerja yang tipis (pelat tipis) gunakan landasan dari kayu. Landasan tersebut
dijepit pada rahang ragum
2. Kikir
Material kikir adalah dari baja karbin tinggi/baja special. Alat ini digunakan untuk
mengurangi sebagian material dengan jalan memarut sehingga menjadi rata, cekung,
cembung, bulat, dan lainnya
Jenis kikir yang digunakan menurut tingkat kehalusan dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Kikir Bastard
Merupakan kikir kasar panjang badan 12 inchi, dengan jumlah gigi 9 gigi/cm,
cs = 25, s = 0,01, n = 40 dan mempunyai tingkat kehalusan N9 s/d N8.
2. Kikir Half Smooth
Kikir setengah halus panjang badan 10 inchi, dengan jumlah gigi 12 gigi/cm, cs
= 25, s = 0,005, n = 40 dan tingkat kehalusan N8 s/d N7
3. Kikir Smooth
Kikir halus memiliki panjang badan 8 inchi dengan jumlah gigi 20 gigi/cm, cs = 25, s =
0,0025, n = 40
3. Penggores
Alat ini digunakan untuk menandai ukuran pada benda kerja atau bahan yang akan diolah.
Ada bermacam-macam jenis penggores yaitu penggores tangan sedukan, penggores
dengan satu ujung bengkok, penggores dengan satu ujung dirubah
4. Penitik
Penitik dapat digunakan untuk menitik bagian benda kerja yang akan di bor. Bentuk
penitik yang sering digunakan adalah silinder yang dikartel dengan ujung tirus yang
bersudut 250o sampai 300o
5. Mistar Baja
Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran pendek, selain itu
juga dapat dipakai untuk membimbing penggoresan dalam melukis batangan pada pelat
yang digunakan, ukuran panjang dari mistar baja ini bermacam macam, ada yang
berukuran 300 mm, 500mm, 600mm dan 1000mm
6. Mistar Siku
Alat ini di gunakan untuk menyiku ketelitian dari benda kerja, ukuran panjangnya 300mm,
terbuat dari bahan baja
7.Sikat Kikir
Sikat kikir berfungsi untuk membersikan kikir dari butirab-butiran besi yang melekat
pada kikir
8. Gergaji Besi
Gergaji besi dengan fungsi untuk menggergaji lapisan besi atau besi tipis, karena
bentuknya yang demikian beda dengan gergaji kayu, geriginya yang kecil dan ujung
depan dan belakangnya ada pemuntir yang gunanya untuk mengencangkan dan
menggendorkan gergaji besi. Gergaji besi terdiri dari sengkang dan daun gergaji.,
sengkang adalah alat pegangan untuk menggergaji sedangkan daun gergaji ada yang
mempunyai gigi berbentuk lurus dan berbentuk zig sak.
Langkah pengikiran yang baik
a. Posisi Tubuh
Posisi tubuh selama mengikir, berdiri di sisi sebelah
kiri ragum dengan kaki tidak berubah. Kaki harus terbentang dengan menyesuaikan panjang kikir.
Sudut antara poros ragum dan kaki mendekati 30 derajat untuk kaki kiri dan 75 derajat
untuk kaki kanan. Gerakkan badan dan kaki posisi badan berdiri tegak dan perlahan lahan
condong maju selama gerak , pemotongan. Kaki sebelah kanan tetap lurus pandangan
lurus selalu ditujukan pada benda kerja.
Cara Kikir
1. Tangan kanan : Peganglah tangkai kikir dengan posisi ibu jari diatas pegangan
dan jari lainnya dibawah pegangan.
2. Tangan kiri : Tempatkan ibu jari pada ujung kikir dan jari-jari yang lain sedikit
dilakukan tekukan akan tetapi tidak sampai memegang atau mengemggam.
3. Menggunakan kikir kecil dengan gerakkan yang tidak terlalu kuat dan pegang
kikir dengan tangan kanan ujung kikir di pegang oleh ibu jari dan jari- jari lainnya
BAHAN AJAR
KERJA BANGKU

MATA PELAJARAN
DASAR-DASAR TEKNIK MESIN

FASE E
TEKNIK DASAR PROSES PRODUKSI PADA
BIDANG MANUFAKTUR MESIN

AGUNG SUHANTORO,ST
2015230009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat dan
bimbingan dan pertolongan-Nya sehingga modul praktek kerja bangku dalam
memenuhi tugas PPG Dalam Jabatan ini dapat diselesaikan.

Modul ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai salah satu buku
pegangan atau pedoman dalam melakukan kegiatan praktek kerja bangku, yang
merupakan kegiatan penunjang pada mata pelajaran dasar-dasar teknik mesin
atau praktek kerja bangku di jurusan teknik mesin.

Modul ini diharapkan dapat membantu kegiatan pembelajaran dengan


lebih baik, terarah dan terencana. Setiap modul terdapat evaluasi dengan soal-
soal praktek yang akan digunakan sebagai alat ukur tingkat penguasaan materi
setiap modul.

Modul ini dapat terselesaikan karena dorongan dan bantuan dari berbagai
pihak demi kemajuan pendidikan yang lebih baik, oleh karena itu penyusun
patut menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya atas bantuan yang diberikan secara langsung dalam penyusunan
modul ini.

Penyusun sangat mengharapkan kritikkan dan saran yang sifatnya


membangun demi peyempurnaan modul ini.

Gunungsindur, November 2023

Agung Suhantoro,ST
DAFTAR ISI

Cover....................................................................................................................1
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................2
KATA PENGANTAR.........................................................................................3
DAFTAR ISI.......................................................................................................4
BAB 1.................................................................................................................6
A. Instruktur............................................................................................6
B. Praktikan/Pekerja................................................................................7
C. Kesadaran Keselamatan......................................................................7
D. Latar Belakang....................................................................................8
BAB 2................................................................................................................10
2.1. Pengertian Praktikum Kerja Bangku..............................................10
2.2. Macam-macam Perkakas Tangan...................................................10
2.2.1. Ragum....................................................................................11
2.2.2. Kikir.......................................................................................12
2.2.3. Penggores...............................................................................13
2.2.5. Penitik...................................................................................14
2.2.6. Mistar Baja............................................................................15
2.2.6. Mistar Siku.............................................................................16
2.2.7. Palu........................................................................................17
2.2.8. Sikat Kawat............................................................................17
2.2.9. Cap Huruf...............................................................................18
2.2.10. Gergaji Besi..........................................................................18
2.2.11. Tap........................................................................................20
2.2.12. Seney....................................................................................20
2.2.13. Jangkah Sorong....................................................................22
2.3. Penggunaan Alat Kerja Bangku.....................................................23
2.3.1. Langkah Pengikiran Yang Baik.............................................23
BAB 1

MENJELASKAN
KEGIATAN
PENTINGNYA K-3
BELAJAR 1

A. Instruktur

Tanggung jawab instruktur adalah jelas bekerja dengan baik,


yaitu bertugas dan berkewajiban

 Memberi instruksi dengan benar ,tepat,aman untuk


tiap-tiap bagian yang akan dikerjakan.
 Menyelidiki sebab terjadinya kecelakaan, kerusakan.
 Melapor segera, bilamana terjadi kecelakaan, kerusakan
pada mesin dan di catat pada peristiwa tersebut.
B. Praktikan/Pekerja.

Kepada praktikan atau pekerja harus waspada pada waktu bekerja,


karena tidak aka ada seorangpun yang celaka atau mesin rusak tanpa
sebab-sebab.

 Praktikan harus mentaati peraturan intruksi


 Memperlihatkan intruksi untuk bekerja betul aman
 Bertindak benar tepat pada waktu terjadi kecelakaan
 Segera lapor kepada instruktur bila terjadi kecelakaan
 Menerangkan penyebab terjadinya kecelakaan dan kerusakan.

C. Kesadaran Keselamatan

Segala peralatan instalasi, peralatan dan alat-alat potong yang terdapat


dibengkel selalu di rencanakan untuk memotong, membentuk atau
mencetak bentuk yang diinginkan. Walaupun semua benda-benda
tersebut mati dan tidak dapat berpikir sendiri, tetap dapat berfungsi
jika dikendalikan.Maka sebagai pedoman keselamatan kita harus
berpikir, bahwa penyebab kecelakaan yang terbesar dengan mudah
dapat diambil kesimpulan.

 Ujung sisi yang tajam, memotong


 Panas, api, membakar
 Asam merusak
 Roda gigi,roda penggerak,benda-benda berputar menjepit
tangan, menyambret pakaian
 Suatu benda bergerak, berat membahayakan
 Aliran listrik membakar, merusak
 Jatuh luka, celaka
 Suatu yang tidak disangga/dijaga-jatu
D. Latar Belakang

Pada dasarnya, praktikum kerja bangku merupakan kerja yang dilakukan secara
manual. Macam-macam pekerjaan tersebut meliputi mengikir, mengebor, menggergaji,
menyenai, menetap, menyetemping, dan sebagainya.

Mata kuliah ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk melatih kedisiplinan,
ketrampilan, ketelitian, kesabaran, keuletan dan tanggung jawab mahasiswa dalam
menggunakan perkakas tangan. Kunci keberhasilan mahasiswa dalam mata kuliah ini adalah
mampu memahami metode-metode praktik, secara baik, misalnya mengenai petunjuk, proses,
pemakaian, dan hasil kerja bangku.

Kegagalan mahasiswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain terlalu banyak
mata pelajaran yang harus diikuti, proses pengerjaan yang membutuhkan tenaga banyak

dengan hasil yang kurang memuaskan, pegetahuan mahasiswa yang kurang, dan dosen yang
kurang meguasai materi, semua itu membuat mahasiswa enggan dengan praktikum kerja
bangku.

Oleh karena itu, laporan ini akan membahas apa yang dimaksud dengan perkakas
tangan, alat-alat yang digunakandalam praktikum serta bagaimana langkah-langkah
yangharus dikerjakan oleh setiap mahasiswa sehingga dapat menyelesaikan jobshet yang
diberikanoleh dosen pembimbing
BAB 2

1. Pengertian Praktikum Kerja Bangku


Kerja bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai dalam mengerjakan benda kerja
secara manual. Pekerjaan kerja bangku melakukan penekanan pada pembuatan benda kerja
dengan alat tangan, dan dilakukan di bangku kerja. Praktek kerja bangku melatih mahasiswa
agar mampu menggunakan alat kerja yang baik dan benar, serta mampu menghasilkan benda
kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini
dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan peraturan
dantata cara pengerjaan praktek kerja bangku.

2. Macam-Macam Perkakas Tangan


Semua teknisi yang bekerja pada bengkel kerja mesin harus dapat
menggunakansemua peralatan tangan yang ada dibengkel baik berupa perkakas mesin
maupun perkakas tangan. Hal ini penting karena masing-masing perkakas mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Pada dasarnya, manusia dapat bekerja dengan mudah, aman dan
dapat menghasilkan benda kerja yang baik. Masing-masing dari alat tersebut dan
dalampenggunaanya tidak jarang dilakukan dengan secara bersamaan dalam penggunaanya
untuk menyelesaikan suatu jobsheet.

Dalam pembahasan ini akan membahas bagaimana fungsi alat perkakas tersebut dapat
berfungsi dengan baik dan menghasilkan hasil yang maksimal sesuai petunjuk dan yang
diharapkan, sehingga mempunyai umur pemakaian yang lebih panjang.
2.1 Ragum
Ragum digunakan untuk menjepit benda kerja saat melaksanakan pekerjaan mekanik
seperti mengikir, menggergaji, mengebor, memahat dan lain-lain. Agar benda kerja tidak
mengalami kerusakan/luka maka pada mulut ragum dilengkapi dengan vice klem.

Pemasangan ragum pada meja kerja harus disesuaikan dengan tinggi pekerja yang
akan bekerja. Sebagai patokan adalah apabila ragum dipasang pada meja kerja, maka tinggi
mulut ragum harus sebatas siku dari pekerja pada posisi berdiri sempurna.

Hal-hal yang perlu diperhatikan atau yang perlu dipedomani dalam penjepitan benda
kerja pada ragum adalah sebahai berikut :
1. Gunakan pelapis rahang ragum untuk mencegah benda kerja agar tidak rusak permukaannya.
2. Penjepitan benda kerja harus rata, artinya permukaan benda kerja yang keluar dari rahang
ragum harus lurus dan sejajar dengan rahang ragum.
3. Untuk penjepitan benda kerja yang berlubang seperti pipa yang tipis digunakan bahan
tambahan lain yang dimasukkan kedalam pipa, sehingga pipa yang dijepit tidak akan
mengalami kerusakan atau berubah bentuk. Untuk penjepitan benda kerja yang tipis (pelat
tipis) gunakan landasan dari kayu. Landasan tersebut dijepit pada rahang ragum.
2.2 Kikir
Material kikir adalah dari baja karbin tinggi/baja special. Alat ini digunakan untuk
mengurangi sebagian material dengan jalan memarut sehingga menjadi rata, cekung,
cembung, bulat, dan lainnya

Jenis kikir yang digunakan menurut tingkat kehalusan dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Kikir Bastard
Merupakan kikir kasar panjang badan 12 inchi, dengan jumlah gigi 9 gigi/cm, cs = 25,
s = 0,01, n = 40 dan mempunyai tingkat kehalusan N9 s/d N8.
2. Kikir Half Smooth
Kikir setengah halus panjang badan 10 inchi, dengan jumlah gigi 12 gigi/cm, cs = 25,
s = 0,005, n = 40 dan tingkat kehalusan N8 s/d N7
3. Kikir Smooth
Kikir halus memiliki panjang badan 8 inchi dengan jumlah gigi 20 gigi/cm, cs = 25,
s = 0,0025, n = 40

2.3 Penggores
Alat ini digunakan untuk menandai ukuran pada benda kerja atau bahan yang akan
diolah. Ada bermacam-macam jenis penggores yaitu penggores tangan sedukan,
penggores dengan satu ujung bengkok, penggores dengan satu ujung dirubah.
2.4 Penitik
Penitik dapat digunakan untuk menitik bagian benda kerja yang akan di bor. Bentuk penitik
yang sering digunakan adalah silinder yang dikartel dengan ujung tirus yang bersudut 250o
sampai 300o

2.5. Mistar Baja


Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran pendek, selain itu juga
dapat dipakai untuk membimbing penggoresan dalam melukis batangan pada pelat yang
digunakan, ukuran panjang dari mistar baja ini bermacam macam, ada yang berukuran 300 mm,
500mm, 600mm dan 1000mm

2.6. Mistar Siku


Alat ini digunakan untuk menyiku ketelitian dari benda kerja, ukuran panjangnya 300mm,
terbuat dari bahan baja
2.7. Palu
Palu adalah alat pemukul yang harus disediakan pada setiap bengkel kerja. Jenis palu bervariasi,
sesuai dengan ukuran dan fungsi kerjanya

2.8. Sikat Kawat


Sikat kikir berfungsi untuk membersikan kikir dari butirab-butiran besi yang melekat pada kikir.

2.9 Cap Huruf


Cap huruf digunakan untuk proses stemping yaitu memberi nomor atau huruf pada benda kerja.
Dalam proses stemping ini harus extra hati-hati, karena dilakukan dengan satu kali pukulan saja,
karena apabila kita melakukan pemukulan berulang kali maka posisinya akan berubah atau bergeser
dan huruf atau angka akan rusak
2.10 Gergaji Besi
Gergaji besi dengan fungsi untuk menggergaji lapisan besi atau besi tipis, karena
bentuknya yang demikian beda dengan gergaji kayu, geriginya yang kecil dan ujung depan
dan belakangnya ada pemuntir yang gunanya untuk mengencangkan dan menggendorkan
gergaji besi. Gergaji besi terdiri dari sengkang dan daun gergaji., sengkang adalah
alatpegangan untuk menggergaji sedangkan daun gergaji ada yang mempunyai gigi berbentuk
lurus dan berbentuk zig sak.
2.11. Tap
Tap adalah peralatan yang digunakan untuk pembuatan ulir pada suatu benda kerja,
dilengkapi dengan tangkai tap yang panjang lengan pemutar disesuaikan besar kecilnya
diameter tap

2.12. Seney
Seney adalah alat untuk membuat ulir, pada proses pembuatan ulir, seney dipegang oleh tangkai
seney. Seney yang biasa digunakan untuk pembuatan ulir adalah seney pejal dan seney bercelah.

Mata Seney Pejal Mata Seney Belah


2.13 Jangkah Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang mempunyai ketelitian ukur hingga seperseratus
millimeter. Kegunaan jangka sorong adalah:

1. Mengukur diameter luar benda

2 Mengukur diameter dalam benda

3 Mengukur kedalaman benda


2.13.1 Langkah Pengikiran Yang Baik

a. Posisi Tubuh
Posisi tubuh selama mengikir, berdiri di sisi sebelah kiri ragum dengan kaki tidak
berubah. Kaki harus terbentang dengan menyesuaikan panjang kikir. Sudut antara poros
ragum dan kaki mendekati 30 derajat untuk kaki kiri dan 75 derajat untuk kaki kanan.
Gerakkan badan dan kaki posisi badan berdiri tegak dan perlahan lahan condong maju selama
gerak , pemotongan. Kaki sebelah kanan tetap lurus pandangan lurus selalu ditujukan pada
benda kerja.

b. Cara Kikir
1. Tangan kanan : Peganglah tangkai kikir dengan posisi ibu jari diatas pegangan dan
jari lainnya dibawah pegangan.
2. Tangan kiri : Tempatkan ibu jari pada ujung kikir dan jari-jari yang lain sedikit
dilakukan tekukan akan tetapi tidak sampai memegang atau mengemggam.
3. Menggunakan kikir kecil dengan gerakkan yang tidak terlalu kuat dan pegang
kikir dengan tangan kanan ujung kikir di pegang oleh ibu jari dan jari-jari lainnya
Gambar Posisi Tangan

Anda mungkin juga menyukai