Anda di halaman 1dari 27

TAFSIR TERHADAP KRITERIA AUDIT SMK3

1. Pembangunan Dan Pemeliharaan Komitmen


TAFSIR
1.1 Kebijakan K3

1.1.1 Terdapat kebijakan K3 yang


tertulis, bertanggal,
ditandatangani oleh pengusaha
atau pengurus, secara jelas SADLI
menyatakan tujuan dan sasaran
K3 serta komitmen terhadap
peningkatan K3.

1.1.2 Kebijakan disusun oleh SADLI


pengusaha dan/atau pengurus
setelah melalui proses konsultasi
dengan wakil tenaga kerja.

1.1.3 Perusahaan mengkomunikasikan SADLI


kebijakan K3 kepada seluruh
tenaga kerja, tamu, kontraktor,
pelanggan, dan pemasok dengan
tata cara yang tepat.

1.1.4 Kebijakan khusus dibuat untuk SADLI


masalah K3 yang bersifat
khusus.

1.1.5 Kebijakan K3 dan kebijakan SADLI


khusus lainnya ditinjau ulang
secara berkala untuk menjamin
bahwa kebijakan tersebut sesuai
dengan perubahan yang terjadi
dalam perusahaan dan dalam
peraturan perundang-undangan.

1.2 Tanggung Jawab dan Wewenang Untuk


Bertindak

-1-
-2-

1.2.1 Tanggung jawab dan wewenang SADLI


untuk mengambil tindakan dan
melaporkan kepada semua pihak
yang terkait dalam perusahaan di
bidang K3 telah ditetapkan,
diinformasikan dan
didokumentasikan.

1.2.2 Penunjukan penanggung jawab SADLI


K3 harus sesuai peraturan
perundang-undangan.

1.2.3 Pimpinan unit kerja dalam suatu SADLI


perusahaan bertanggung jawab
atas kinerja K3 pada unit
kerjanya.

1.2.4 Pengusaha atau pengurus FRANIS


bertanggung jawab secara penuh
untuk menjamin pelaksanaan
SMK3.

1.2.5 Petugas yang bertanggung jawab FRANIS


untuk penanganan keadaan
darurat telah ditetapkan dan
mendapatkan pelatihan.

1.2.6 Perusahaan mendapatkan saran- FRANIS


saran dari para ahli di bidang K3
yang berasal dari dalam
dan/atau luar perusahaan.
-3-

1.2.7 Kinerja K3 termuat dalam FRANIS


laporan tahunan perusahaan
atau laporan lain yang setingkat.

1.3 Tinjauan dan Evaluasi

1.3.1 Tinjauan terhadap penerapan FRANIS


SMK3 meliputi kebijakan,
perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi telah
dilakukan, dicatat dan
didokumentasikan.

1.3.2 Hasil tinjauan dimasukkan dalam FRANIS


perencanaan tindakan
manajemen.

1.3.3 Pengurus harus meninjau ulang FRANIS


pelaksanaan SMK3 secara
berkala untuk menilai kesesuaian
dan efektivitas SMK3.

1.4 Keterlibatan dan Konsultasi dengan


Tenaga Kerja

1.4.1 Keterlibatan dan penjadwalan FRANIS


konsultasi tenaga kerja dengan
wakil perusahaan
didokumentasikan dan
disebarluaskan ke seluruh tenaga
kerja.
-4-

1.4.2 Terdapat prosedur yang MARCHELL


memudahkan konsultasi
mengenai perubahan-perubahan
yang mempunyai implikasi
terhadap K3.

1.4.3 Perusahaan telah membentuk MARCHELL


P2K3 Sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

1.4.4 Ketua P2K3 adalah pimpinan MARCHELL


puncak atau pengurus.

1.4.5 Sekretaris P2K3 adalah ahli K3 MARCHELL


sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

1.4.6 P2K3 menitikberatkan kegiatan MARCHELL


pada pengembangan kebijakan
dan prosedur mengendalikan
risiko.

1.4.7 Susunan pengurus P2K3 MARCHELL


didokumentasikan dan
diinformasikan kepada tenaga
kerja.

1.4.8 P2K3 mengadakan pertemuan MARCHELL


secara teratur dan hasilnya
disebarluaskan di tempat kerja.

1.4.9 P2K3 melaporkan kegiatannya MARCHELL


secara teratur sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
-5-

1.4.1 Dibentuk kelompok-kelompok MUH. FAJRI


0 kerja dan dipilih dari wakil-wakil
tenaga kerja yang ditunjuk
sebagai penanggung jawab K3 di
tempat kerjanya dan kepadanya
diberikan pelatihan sesuai
dengan peraturan perundang-
undangan.

1.4.1 Susunan kelompok-kelompok MUH. FAJRI


1 kerja yang telah terbentuk
didokumentasikan dan
diinformasikan kepada tenaga
kerja.

2. Pembuatan dan Pendokumentasian Rencana


K3

2.1 Rencana strategi K3

2.1.1 Terdapat prosedur MUH. FAJRI


terdokumentasi untuk
identifikasi potensi bahaya,
penilaian, dan pengendalian
risiko K3.

2.1.2 Identifikasi potensi bahaya, MUH. FAJRI


penilaian, dan pengendalian
risiko K3 sebagai rencana strategi
K3 dilakukan oleh petugas yang
berkompeten.
-6-

2.1.3 Rencana strategi K3 sekurang- MUH. FAJRI


kurangya berdasarkan tinjauan
awal, identifikasi potensi bahaya,
penilaian, pengendalian risiko,
dan peraturan perundang-
undangan serta informasi K3 lain
baik dari dalam maupun luar
perusahaan.

2.1.4 Rencana strategi K3 yang telah MUH. FAJRI


ditetapkan digunakan untuk
mengendalikan risiko K3 dengan
menetapkan tujuan dan sasaran
yang dapat diukur dan menjadi
prioritas serta menyediakan
sumber daya.

2.1.5 Rencana kerja dan rencana MUH. FAJRI


khusus yang berkaitan dengan
produk, proses, proyek atau
tempat kerja tertentu telah dibuat
dengan menetapkan tujuan dan
sasaran yang dapat diukur,
menetapkan waktu pencapaian
dan menyediakan sumber daya.

2.1.6 Rencana K3 diselaraskan dengan MUH. FAJRI


rencana sistem manajemen
perusahaan.

2.2 Manual SMK3


-7-

2.2.1 Manual SMK3 meliputi EDI VON


kebijakan, tujuan, rencana,
prosedur K3, instruksi kerja,
formulir, catatan dan tanggung
jawab serta wewenang tanggung
jawab K3 untuk semua tingkatan
dalam perusahaan.

2.2.2 Terdapat manual khusus yang EDI VON


berkaitan dengan produk, proses,
atau tempat kerja tertentu.

2.2.3 Manual SMK3 mudah didapat EDI VON


oleh semua personil dalam
perusahaan sesuai kebutuhan.

2.3 Peraturan perundangan dan persyaratan


lain dibidang K3
2.3.1 Terdapat prosedur yang EDI VON
terdokumentasi untuk
mengidentifikasi, memperoleh,
memelihara dan memahami
peraturan perundang-undangan,
standar, pedoman teknis, dan
persyaratan lain yang relevan
dibidang K3 untuk seluruh
tenaga kerja di perusahaan.
-8-

2.3.2 Penanggung jawab untuk EDI VON


memelihara dan
mendistribusikan informasi
terbaru mengenai peraturan
perundangan, standar, pedoman
teknis, dan persyaratan lain telah
ditetapkan
2.3.3 Persyaratan pada peraturan EDI VON
perundang-undangan, standar,
pedoman teknis, dan persyaratan
lain yang relevan di bidang K3
dimasukkan pada prosedur-
prosedur dan petunjuk-petunjuk
kerja.
2.3.4 Perubahan pada peraturan EDI VON
perundang-undangan, standar,
pedoman teknis, dan persyaratan
lain yang relevan di bidang K3
digunakan untuk peninjauan
prosedur-prosedur dan petunjuk-
petunjuk kerja.

2.4 Informasi K3

2.4.1 Informasi yang dibutuhkan EDI VON


mengenai kegiatan K3
disebarluaskan secara sistematis
kepada seluruh tenaga kerja,
tamu, kontraktor, pelanggan, dan
pemasok.

3. Pengendalian Perancangan dan Peninjauan


Kontrak
-9-

3.1 Pengendalian Perancangan

3.1.1 Prosedur yang terdokumentasi mempertimbangkan DODY


identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan
pengendalian risiko yang dilakukan pada tahap
perancangan dan modifikasi.

3.1.2 Prosedur, instruksi kerja dalam penggunaan produk, DODY


pengoperasian mesin dan peralatan, instalasi, pesawat
atau proses serta informasi lainnya yang berkaitan
dengan K3 telah dikembangkan selama perancangan
dan/atau modifikasi.

3.1.3 Petugas yang berkompeten melakukan verifikasi DODY


bahwa perancangan dan/atau modifikasi memenuhi
persyaratan K3 yang ditetapkan sebelum penggunaan
hasil rancangan.

3.1.4 Semua perubahan dan modifikasi perancangan yang DODY


mempunyai implikasi terhadap K3 diidentifikasikan,
didokumentasikan, ditinjau ulang dan disetujui oleh
petugas yang berwenang sebelum pelaksanaan.

3.2 Peninjauan Kontrak

3.2.1 Prosedur yang terdokumentasi harus mampu DODY


mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko K3 bagi
tenaga kerja, lingkungan, dan masyarakat, dimana
prosedur tersebut digunakan pada saat memasok
barang dan jasa dalam suatu kontrak.

3.2.2 Identifikasi bahaya dan penilaian risiko dilakukan DODY


pada tinjauan kontrak oleh petugas yang
berkompeten.
- 10 -

3.2.3 Kontrak ditinjau ulang untuk menjamin bahwa DODY


pemasok dapat memenuhi persyaratan K3 bagi
pelanggan.

3.2.4 Catatan tinjauan kontrak dipelihara dan DODY


didokumentasikan.

4. Pengendalian Dokumen

4.1 Persetujuan, Pengeluaran dan Pengendalian Dokumen

4.1.1 Dokumen K3 mempunyai identifikasi status, NOVIAN


wewenang, tanggal pengeluaran dan tanggal
modifikasi.

4.1.2 Penerima distribusi dokumen tercantum dalam NOVIAN


dokumen tersebut.

4.1.3 Dokumen K3 edisi terbaru disimpan secara sistematis NOVIAN


pada tempat yang ditentukan.

4.1.4 Dokumen usang segera disingkirkan dari NOVIAN


penggunaannya sedangkan dokumen usang yang
disimpan untuk keperluan tertentu diberi tanda
khusus.

4.2 Perubahan dan Modifikasi Dokumen

4.2.1 Terdapat sistem untuk membuat, menyetujui NOVIAN


perubahan terhadap dokumen K3.

4.2.2 Dalam hal terjadi perubahan diberikan alasan NOVIAN


terjadinya perubahan dan tertera dalam dokumen
atau lampirannya dan menginformasikan kepada
pihak terkait.
- 11 -

4.2.3 Terdapat prosedur pengendalian dokumen atau daftar NOVIAN


seluruh dokumen yang mencantumkan status dari
setiap dokumen tersebut, dalam upaya mencegah
penggunaan dokumen yang usang.

5. Pembelian dan Pengendalian Produk

5.1 Spesifikasi Pembelian Barang dan Jasa

5.1.1 Terdapat prosedur yang terdokumentasi yang dapat NOVIAN


menjamin bahwa spesifikasi teknik dan informasi lain
yang relevan dengan K3 telah diperiksa sebelum
keputusan untuk membeli.
5.1.2 Spesifikasi pembelian untuk setiap sarana produksi, ANWAR
zat kimia atau jasa harus dilengkapi spesifikasi yang
sesuai dengan persyaratan peraturan perundang-
undangan dan standar K3.
5.1.3 Konsultasi dengan tenaga kerja yang kompeten pada ANWAR
saat keputusan pembelian, dilakukan untuk
menetapkan persyaratan K3 yang dicantumkan dalam
spesifikasi pembelian dan diinformasikan kepada
tenaga kerja yang menggunakannya.
5.1.4 Kebutuhan pelatihan, pasokan alat pelindung diri dan ANWAR
perubahan terhadap prosedur kerja harus
dipertimbangkan sebelum pembelian dan
penggunaannya.
5.1.5 Persyaratan K3 dievaluasi dan menjadi pertimbangan ANWAR
dalam seleksi pembelian.

5.2 Sistem Verifikasi Barang dan Jasa Yang Telah Dibeli


- 12 -

5.2.1 Barang dan jasa yang dibeli diperiksa kesesuaiannya ANWAR


dengan spesifikasi pembelian.

5.3 Pengendalian Barang dan Jasa Yang Dipasok Pelanggan

5.3.1 Barang dan jasa yang dipasok pelanggan, sebelum ANWAR


digunakan terlebih dahulu diidentifikasi potensi
bahaya dan dinilai risikonya dan catatan tersebut
dipelihara untuk memeriksa prosedur.

5.4 Kemampuan Telusur Produk

5.4.1 Semua produk yang digunakan dalam proses ANWAR


produksi dapat diidentifikasi di seluruh tahapan
produksi dan instalasi, jika terdapat potensi masalah
K3.
5.4.2 Terdapat prosedur yang terdokumentasi untuk ANWAR
penelusuran produk yang telah terjual, jika terdapat
potensi masalah K3 di dalam penggunaannya.

6. Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3

6.1 Sistem Kerja

6.1.1 Petugas yang kompeten telah mengidentifikasi SADRI


BUDIAWAN
bahaya, menilai dan mengendalikan risiko yang
timbul dari suatu proses kerja.
6.1.2 Apabila upaya pengendalian risiko diperlukan, maka SADRI
BUDIAWAN
upaya tersebut ditetapkan melalui tingkat
pengendalian.
- 13 -

6.1.3 Terdapat prosedur atau petunjuk kerja yang SADRI


BUDIAWAN
terdokumentasi untuk mengendalikan risiko yang
teridentifikasi dan dibuat atas dasar masukan dari
personil yang kompeten serta tenaga kerja yang
terkait dan disahkan oleh orang yang berwenang di
perusahaan.

6.1.4 Kepatuhan terhadap peraturan perundang- SADRI


BUDIAWAN
undangan, standar serta pedoman teknis yang
relevan diperhatikan pada saat mengembangkan
atau melakukan modifikasi atau petunjuk kerja.

6.1.5 Terdapat sistem izin kerja untuk tugas berisiko SADRI


BUDIAWAN
tinggi.

6.1.6 Alat pelindung diri disediakan sesuai kebutuhan dan SADRI


BUDIAWAN
digunakan secara benar serta selalu dipelihara
dalam kondisi layak pakai.

6.1.7 Alat pelindung diri yang digunakan dipastikan telah SADRI


BUDIAWAN
dinyatakan layak pakai sesuai dengan standar
dan/atau peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

6.1.8 Upaya pengendalian risiko dievaluasi secara berkala SADRI


BUDIAWAN
apabila terjadi ketidaksesuaian atau perubahan pada
proses kerja.

6.2 Pengawasan

6.2.1 Dilakukan pengawasan untuk menjamin bahwa A. BAYU


setiap pekerjaan dilaksanakan dengan aman dan DWI
mengikuti prosedur dan petunjuk kerja yang telah
ditentukan.
- 14 -

6.2.2 Setiap orang diawasi sesuai dengan tingkat A. BAYU DWI


kemampuan dan tingkat risiko tugas.

6.2.3 Pengawas/penyelia ikut serta dalam identifikasi A. BAYU DWI


bahaya dan membuat upaya pengendalian.

6.2.4 Pengawas/penyelia diikutsertakan dalam melakukan A. BAYU DWI


penyelidikan dan pembuatan laporan terhadap
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
wajib menyerahkan laporan dan saran-saran kepada
pengusaha atau pengurus.

6.2.5 Pengawas/penyelia ikut serta dalam proses A. BAYU DWI


konsultasi.

6.3 Seleksi dan Penempatan Personil

6.3.1 Persyaratan tugas tertentu termasuk persyaratan A. BAYU DWI


kesehatan diidentifikasi dan dipakai untuk
menyeleksi dan menempatkan tenaga kerja.

6.3.2 Penugasan pekerjaan harus berdasarkan A. BAYU DWI


kemampuan dan keterampilan serta kewenangan
yang dimiliki.

6.4 Area Terbatas

6.4.1 Pengusaha atau pengurus melakukan penilaian A. BAYU


risiko lingkungan kerja untuk mengetahui daerah- DWI
daerah yang memerlukan pembatasan izin masuk.

6.4.2 Terdapat pengendalian atas daerah/tempat dengan MUH. SATRIO


pembatasan izin masuk.

6.4.3 Tersedianya fasilitas dan layanan di tempat kerja MUH. SATRIO


sesuai dengan standar dan pedoman teknis.
- 15 -

6.4.4 Rambu-rambu K3 harus dipasang sesuai dengan MUH.


standar dan pedoman teknis. SATRIO

6.5 Pemeliharaan, Perbaikan, dan Perubahan Sarana Produksi

6.5.1 Penjadualan pemeriksaan dan pemeliharaan sarana MUH. SATRIO


produksi serta peralatan mencakup verifikasi alat-
alat pengaman serta persyaratan yang ditetapkan
oleh peraturan perundang-undangan, standar dan
pedoman teknis yang relevan.

6.5.2 Semua catatan yang memuat data secara rinci dari MUH. SATRIO
kegiatan pemeriksaan, pemeliharaan, perbaikan
dan perubahan yang dilakukan atas sarana dan
peralatan produksi harus disimpan dan dipelihara.

6.5.3 Sarana dan peralatan produksi memiliki sertifikat MUH. SATRIO


yang masih berlaku sesuai dengan persyaratan
peraturan perundang-undangan dan standar.

6.5.4 Pemeriksaan, pemeliharaan, perawatan, perbaikan MUH. SATRIO


dan setiap perubahan harus dilakukan petugas
yang kompeten dan berwenang.

6.5.5 Terdapat prosedur untuk menjamin bahwa Jika MUH. SATRIO


terjadi perubahan terhadap sarana dan peralatan
produksi, perubahan tersebut harus sesuai dengan
persyaratan peraturan perundang-undangan,
standar dan pedoman teknis yang relevan.

6.5.6 Terdapat prosedur permintaan pemeliharaan JOHANES


sarana dan peralatan produksi dengan kondisi K3
yang tidak memenuhi persyaratan dan perlu segera
diperbaiki.
- 16 -

6.5.7 Terdapat sistem untuk penandaan bagi peralatan JOHANES


yang sudah tidak aman lagi untuk digunakan atau
sudah tidak digunakan.

6.5.8 Apabila diperlukan dilakukan penerapan sistem JOHANES


penguncian pengoperasian (lock out system) untuk
mencegah agar sarana produksi tidak dihidupkan
sebelum saatnya.

6.5.9 Terdapat prosedur yang dapat menjamin JOHANES


keselamatan dan kesehatan tenaga kerja atau orang
lain yang berada didekat sarana dan peralatan
produksi pada saat proses pemeriksaan,
pemeliharaan, perbaikan dan perubahan.

6.5.10 Terdapat penanggung jawab untuk menyetujui JOHANES


bahwa sarana dan peralatan produksi telah aman
digunakan setelah proses pemeliharaan, perawatan,
perbaikan atau perubahan.

6.6 Pelayanan

6.6.1 Apabila perusahaan dikontrak untuk menyediakan JOHANES


pelayanan yang tunduk pada standar dan peraturan
perundang-undangan mengenai K3, maka perlu
disusun prosedur untuk menjamin bahwa pelayanan
memenuhi persyaratan.

6.6.2 Apabila perusahaan diberi pelayanan melalui JOHANES


kontrak, dan pelayanan tunduk pada standar dan
peraturan perundang-undangan K3, maka perlu
disusun prosedur untuk menjamin bahwa pelayanan
memenuhi persyaratan.
- 17 -

6.7 Kesiapan Untuk Menangani Keadaan Darurat

6.7.1 Keadaan darurat yang potensial di dalam dan/atau JOHANES


di luar tempat kerja telah diidentifikasi dan prosedur
keadaan darurat telah didokumentasikan dan
diinformasikan agar diketahui oleh seluruh orang
yang ada di tempat kerja.
6.7.2 Penyediaan alat/sarana dan prosedur keadaan VIRA AYU
darurat berdasarkan hasil identifikasi dan diuji serta
ditinjau secara rutin oleh petugas yang berkompeten
dan berwenang.

6.7.3 Tenaga kerja mendapat instruksi dan pelatihan VIRA AYU


mengenai prosedur keadaan darurat yang sesuai
dengan tingkat risiko.

6.7.4 Petugas penanganan keadaan darurat ditetapkan VIRA AYU


dan diberikan pelatihan khusus serta diinformasikan
kepada seluruh orang yang ada di tempat kerja.

6.7.5 Instruksi/prosedur keadaan darurat dan hubungan VIRA AYU


keadaan darurat diperlihatkan secara jelas dan
menyolok serta diketahui oleh seluruh tenaga kerja
di perusahaan.

6.7.6 Peralatan, dan sistem tanda bahaya keadaan darurat VIRA AYU
disediakan, diperiksa, diuji dan dipelihara secara
berkala sesuai dengan peraturan perundang-
undangan, standar dan pedoman teknis yang
relevan.
- 18 -

6.7.7 Jenis, jumlah, penempatan dan kemudahan untuk VIRA AYU


mendapatkan alat keadaan darurat telah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan atau
standar dan dinilai oleh petugas yang berkompeten
dan berwenang.

6.8 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

6.8.1 Perusahaan telah mengevaluasi alat P3K dan VIRA AYU


menjamin bahwa sistem P3K yang ada memenuhi
peraturan perundang-undangan, standar dan
pedoman teknis.

6.8.2 Petugas P3K telah dilatih dan ditunjuk sesuai dengan ANDI
peraturan perundangan-undangan. NURALAMS
YAH

6.9 Rencana dan Pemulihan Keadaan Darurat

6.9.1 Prosedur untuk pemulihan kondisi tenaga kerja ANDI


maupun sarana dan peralatan produksi yang NURALAMS
mengalami kerusakan telah ditetapkan dan dapat YAH
diterapkan sesegera mungkin setelah terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

7. Standar Pemantauan

7.1 Pemeriksaan Bahaya

7.1.1 Pemeriksaan/inspeksi terhadap tempat kerja dan ANDI


NURALAMSYA
cara kerja dilaksanakan secara teratur. H
7.1.2 Pemeriksaan/inspeksi dilaksanakan oleh petugas ANDI
NURALAMSYA
yang berkompeten dan berwenang yang telah H
memperoleh pelatihan mengenai identifikasi bahaya.
- 19 -

7.1.3 Pemeriksaan/inspeksi mencari masukan dari tenaga ANDI


NURALAMSYA
kerja yang melakukan tugas di tempat yang H
diperiksa.

7.1.4 Daftar periksa (check list) tempat kerja telah disusun ANDI
NURALAMSYA
untuk digunakan pada saat pemeriksaan/inspeksi. H

7.1.5 Laporan pemeriksaan/inspeksi berisi rekomendasi ANDI


NURALAMSYA
untuk tindakan perbaikan dan diajukan kepada H
pengurus dan P2K3 sesuai dengan kebutuhan.

7.1.6 Pengusaha atau pengurus telah menetapkan M. KHAIDIR


penanggung jawab untuk pelaksanaan tindakan
perbaikan dari hasil laporan pemeriksaan/inspeksi.

7.1.7 Tindakan perbaikan dari hasil laporan M. KHAIDIR


pemeriksaan/inspeksi dipantau untuk menentukan
efektifitasnya.

7.2 Pemantauan/Pengukuran Lingkungan Kerja

7.2.1 Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja M. KHAIDIR


dilaksanakan secara teratur dan hasilnya
didokumentasikan, dipelihara dan digunakan untuk
penilaian dan pengendalian risiko.

7.2.2 Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja meliputi M. KHAIDIR


faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi.

7.2.3 Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja M. KHAIDIR


dilakukan oleh petugas atau pihak yang
berkompeten dan berwenang dari dalam dan/atau
luar perusahaan.
- 20 -

7.3 Peralatan Pemeriksaan/Inspeksi, Pengukuran dan


Pengujian

7.3.1 Terdapat prosedur yang terdokumentasi mengenai M. KHAIDIR


identifikasi, kalibrasi, pemeliharaan dan
penyimpanan untuk alat pemeriksaan, ukur dan uji
mengenai K3.

7.3.2 Alat dipelihara dan dikalibrasi oleh petugas atau M. KHAIDIR


pihak yang berkompeten dan berwenang dari dalam
dan/atau luar perusahaan.

7.4 Pemantauan Kesehatan Tenaga Kerja

7.4.1 Dilakukan pemantauan kesehatan tenaga kerja yang MILENIA


bekerja pada tempat kerja yang mengandung potensi
bahaya tinggi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

7.4.2 Pengusaha atau pengurus telah melaksanakan MILENIA


identifikasi keadaan dimana pemeriksaan kesehatan
tenaga kerja perlu dilakukan dan telah
melaksanakan sistem untuk membantu pemeriksaan
ini.

7.4.3 Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dilakukan oleh MILENIA


dokter pemeriksa yang ditunjuk sesuai peraturan
perundang-undangan.

7.4.4 Perusahaan menyediakan pelayanan kesehatan kerja MILENIA


sesuai peraturan perundang-undangan.

7.4.5 Catatan mengenai pemantauan kesehatan tenaga MILENIA


kerja dibuat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
- 21 -

8. Pelaporan dan Perbaikan Kekurangan

8.1 Pelaporan Bahaya

8.1.1 Terdapat prosedur pelaporan bahaya yang MILENIA


berhubungan dengan K3 dan prosedur ini diketahui
oleh tenaga kerja.

8.2 Pelaporan Kecelakaan

8.2.1 Terdapat prosedur terdokumentasi yang menjamin MILENIA


bahwa semua kecelakaan kerja, penyakit akibat
kerja, kebakaran atau peledakan serta kejadian
berbahaya lainnya di tempat kerja dicatat dan
dilaporkan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

8.3 Pemeriksaan dan pengkajian Kecelakaan

8.3.1 Tempat kerja/perusahaan mempunyai prosedur FIRMAN


pemeriksaan dan pengkajian kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja.

8.3.2 Pemeriksaan dan pengkajian kecelakaan kerja FIRMAN


dilakukan oleh petugas atau Ahli K3 yang ditunjuk
sesuai peraturan perundang-undangan atau pihak
lain yang berkompeten dan berwenang.

8.3.3 Laporan pemeriksaan dan pengkajian berisi tentang FIRMAN


sebab dan akibat serta rekomendasi/saran dan
jadwal waktu pelaksanaan usaha perbaikan.

8.3.4 Penanggung jawab untuk melaksanakan tindakan FIRMAN


perbaikan atas laporan pemeriksaan dan pengkajian
telah ditetapkan.
- 22 -

8.3.5 Tindakan perbaikan diinformasikan kepada tenaga FIRMAN


kerja yang bekerja di tempat terjadinya kecelakaan.

8.3.6 Pelaksanaan tindakan perbaikan dipantau, FIRMAN


didokumentasikan dan diinformasikan ke seluruh
tenaga kerja.

8.4 Penanganan Masalah

8.4.1 Terdapat prosedur untuk menangani masalah FIRMAN


keselamatan dan kesehatan yang timbul dan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

9. Pengelolaan Material dan Perpindahannya

9.1 Penanganan Secara Manual dan Mekanis

9.1.1 Terdapat prosedur untuk mengidentifikasi potensi MUH.


SYAFWAN
bahaya dan menilai risiko yang berhubungan dengan
penanganan secara manual dan mekanis.
9.1.2 Identifikasi bahaya dan penilaian risiko dilaksanakan MUH.
SYAFWAN
oleh petugas yang berkompeten dan berwenang.
9.1.3 Pengusaha atau pengurus menerapkan dan MUH.
SYAFWAN
meninjau cara pengendalian risiko yang
berhubungan dengan penanganan secara manual
atau mekanis.

9.1.4 Terdapat prosedur untuk penanganan bahan MUH.


SYAFWAN
meliputi metode pencegahan terhadap kerusakan,
tumpahan dan/atau kebocoran.

9.2 Sistem Pengangkutan, Penyimpanan dan Pembuangan


- 23 -

9.2.1 Terdapat prosedur yang menjamin bahwa bahan MUH.


SYAFWAN
disimpan dan dipindahkan dengan cara yang aman
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

9.2.2 Terdapat prosedur yang menjelaskan persyaratan MUH.


SYAFWAN
pengendalian bahan yang dapat rusak atau
kadaluarsa.

9.2.3 Terdapat prosedur yang menjamin bahwa bahan MUH.


SYAFWAN
dibuang dengan cara yang aman sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

9.3 Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya (BKB)

9.3.1 Perusahaan telah mendokumentasikan dan ELFIANA


menerapkan prosedur mengenai penyimpanan,
penanganan dan pemindahan BKB sesuai dengan
persyaratan peraturan perundang-undangan,
standar dan pedoman teknis yang relevan.

9.3.2 Terdapat Lembar Data Keselamatan BKB (Material ELFIANA


Safety Data Sheets) meliputi keterangan mengenai
keselamatan bahan sebagaimana diatur pada
peraturan perundang-undangan dan dengan mudah
dapat diperoleh.

9.3.3 Terdapat sistem untuk mengidentifikasi dan ELFIANA


pemberian label secara jelas pada bahan kimia
berbahaya.

9.3.4 Rambu peringatan bahaya terpasang sesuai dengan ELFIANA


persyaratan peraturan perundang-undangan
dan/atau standar yang relevan.
- 24 -

9.3.5 Penanganan BKB dilakukan oleh petugas yang ELFIANA


berkompeten dan berwenang.

10. Pengumpulan Dan Penggunaan Data

10.1 Catatan K3

10.1.1 Pengusaha atau pengurus telah ELFIANA


mendokumentasikan dan menerapkan prosedur
pelaksanaan identifikasi, pengumpulan,
pengarsipan, pemeliharaan, penyimpanan dan
penggantian catatan K3.

10.1.2 Peraturan perundang-undangan, standar dan ELFIANA


pedoman teknis K3 yang relevan dipelihara pada
tempat yang mudah didapat.

10.1.3 Terdapat prosedur yang menentukan persyaratan NAILA


untuk menjaga kerahasiaan catatan.

10.1.4 Catatan kompensasi kecelakaan dan rehabilitasi NAILA


kesehatan tenaga kerja dipelihara.

10.2 Data dan Laporan K3

10.2.1 Data K3 yang terbaru dikumpulkan dan dianalisa. NAILA

10.2.2 Laporan rutin kinerja K3 dibuat dan disebarluaskan NAILA


di dalam tempat kerja.

11. Pemeriksaan SMK3


11.1 Audit Internal SMK3
- 25 -

11.1.1 Audit internal SMK3 yang terjadwal dilaksanakan NAILA


untuk memeriksa kesesuaian kegiatan perencanaan
dan untuk menentukan efektifitas kegiatan
tersebut.
11.1.2 Audit internal SMK3 dilakukan oleh petugas yang NAILA
independen, berkompeten dan berwenang.
11.1.3 Laporan audit didistribusikan kepada pengusaha NAILA
atau pengurus dan petugas lain yang
berkepentingan dan dipantau untuk menjamin
dilakukannya tindakan perbaikan.

12. Pengembangan Keterampilan dan Kemampuan


12.1 Strategi Pelatihan

12.1.1 Analisis kebutuhan pelatihan K3 sesuai OKTORINAS


persyaratan peraturan perundang-undangan
telah dilakukan.
12.1.2 Rencana pelatihan K3 bagi semua tingkatan telah OKTORINAS
disusun.
12.1.3 Jenis pelatihan K3 yang dilakukan harus OKTORINAS
disesuaikan dengan kebutuhan untuk
pengendalian potensi bahaya.
12.1.4 Pelatihan dilakukan oleh orang atau badan yang OKTORINAS
berkompeten dan berwenang sesuai peraturan
perundang-undangan.
12.1.5 Terdapat fasilitas dan sumber daya memadai OKTORINAS
untuk pelaksanaan pelatihan yang efektif.
12.1.6 Pengusaha atau pengurus mendokumentasikan OKTORINAS
dan menyimpan catatan seluruh pelatihan.
- 26 -

12.1.7 Program pelatihan ditinjau secara teratur untuk OKTORINA


menjamin agar tetap relevan dan efektif. S

12.2 Pelatihan Bagi Manajemen dan Penyelia

12.2.1 Anggota manajemen eksekutif dan pengurus PUTRA SIOMBO


berperan serta dalam pelatihan yang mencakup
penjelasan tentang kewajiban hukum dan
prinsip-prinsip serta pelaksanaan K3.
12.2.2 Manajer dan pengawas/penyelia menerima PUTRA SIOMBO
pelatihan yang sesuai dengan peran dan
tanggung jawab mereka.

12.3 Pelatihan Bagi Tenaga Kerja

12.3.1 Pelatihan diberikan kepada semua tenaga kerja PUTRA SIOMBO


termasuk tenaga kerja baru dan yang
dipindahkan agar mereka dapat melaksanakan
tugasnya secara aman.
12.3.2 Pelatihan diberikan kepada tenaga kerja apabila PUTRA SIOMBO
di tempat kerjanya terjadi perubahan sarana
produksi atau proses.

12.3.3 Pengusaha atau pengurus memberikan pelatihan PUTRA SIOMBO


penyegaran kepada semua tenaga kerja.
12.4 Pelatihan Pengenalan dan Pelatihan Untuk Pengunjung
dan Kontraktor

12.4.1 Terdapat prosedur yang menetapkan persyaratan PUTRA


untuk memberikan taklimat (briefing) kepada SIOMBO
pengunjung dan mitra kerja guna menjamin K3.
12.5 Pelatihan Keahlian Khusus
- 27 -

12.5.1 Perusahaan mempunyai sistem yang menjamin PUTRA


kepatuhan terhadap persyaratan lisensi atau SIOMBO
kualifikasi sesuai dengan peraturan perundangan
untuk melaksanakan tugas khusus,
melaksanakan pekerjaan atau mengoperasikan
peralatan.

Anda mungkin juga menyukai