Sebuah Awal
Sebuah Awal
membosankan
Kalo boleh jujur,sebenarnya diri ini sudah sangat nyaman dan teramat tenang
dengan keadaan yg sudah ada. AKU sudah sangat senang dengan apa yang aku
punya dan aku jalani sekarang dimana hidupku tidak ada yang menekan ku untuk
melakukan ini dan itu yg membosankan dan menguras pikiran. Tetapi,dalam
kehidupan kita yang membutuhkan materi dan berbagai macam hal untuk tetap
bertahan hidup maka kita harus melakukan hal yg entah itu kita sukai atau tidak
kita harus melakukannya demi tetap hidup menghilangkan rasa kebosanan dan
kejenuhan.
Kali ini,untuk kesekian kalinya aku harus melakukan hal yg tak menyenangkan lagi
dalam hidup ku. Di antara semua harap dalam hidup ku kali ini, aku hanya ingin
pendidikan ini segera berakhir bahkan sebelum memulainya aku sudah berharap
demikian. Mereka yg membaca ini pasti akan bertanya kenapa dan aku hanya
punya satu jawaban, Aku sebenarnya sudah tak tertarik lagi dengan dunia
pendidikan di sini. Aku sudah lelah marah,menyesal,menangis,melawan selama
ini jadi aku putuskan untuk menjalani semuanya tanpa ekspektasi sedikitpun dan
ingin semuanya selesai secepat mungkin. Aku sudah cukup sakit dipukul oleh
kenyataan maka dari itu,kukira lebih baik ku biarkan saja bagaimana ada jalannya
nanti kedepan.
Jika saja aku masih memiliki jiwa dan hati akan ku lakukan semuanya dengan baik
dan berhati”. Nyatanya hati,jiwa,raga dan diriku sudah tak ada lagi disini karena
rasa sakit yg diberikan oleh kenyataan yang perlahan mengikis habis semuanya.
Akhirnya aku menjadi apa yang ku inginkan menjadi kosong,tak ada perasaan,tak
ada lagi,rasa senang,bahagia dan bangga. Semuanya sudah musnah,sudah tak ada
lagi bentuknya dan rasanya dan sekarang sekarang yg tertinggal hanyalah
pengingat akan rasa sakit dimasa lalu yg selalu ku jadikan acuan untuk bersikap.
Sekarang,tak ada lagi yg namanya senyuman kebahagiaan, yg tersisa hanya
senyum dan tawa yg selalu kupalsukan demi terlihat baik baik saja. Jika saya
tertawa,tersenyum dan berbahagia itu hanya karena tak ingin orang sekitar saya
sedih. Karena sebenarnya saya tertawa bukan karena saya bahagia tetapi saya
benci orang sedih seperti saya. Saya tersenyum manis untuk mereka bukan
karena saya sedang senang tapi karena masih cukup kuat untuk memakai topeng
kebahagiaan di muka yg murung.
Semua bahagia yg sangat indah di hidup ini sudah tak lagi ada rasanya karena
semua rasa dan perasaan sudah dirampas dan dihancurkan tanpa sisa di masa lalu
atas keinginanku sendiri untuk tidak lagi terikat dengan manusia dan perasaan
yang pada ujungnya akan menyakitkan dan menghancurkan keadaan yang
sebenarnya sudah tidak pernah ada.