Askep HCU Kritis Terbaru
Askep HCU Kritis Terbaru
Pengkajian
Selang ETT
o OPA : Ukuran - Kebocoran : Ya / Tidak
o NPA : Ukuran -
Terlipat: Ya / Tidak
o Lainnya :-
(Tidak terpasang selang EET)
27/11/23 (09.36)
- Sistema tulang intack
- Hilar haze +
- Mediastinum tak melebar
- Trachea ditengah
- Sinus costofrenius dekstra tumpusinistra lancip
- Diafragma dekstra et sinistra licin, tak mendatar
- CTR > 0,5
Kesan:
- Oedema pulmo
- Efusi pleura dekstra
- Cardiomegali
Hasil Lab/Px Penunjang Lain Terkait Status Oksigenasi:
BE
Auskultasi Pulsasi Nadi
S1: Normal Tidak Ulnaris :
S2: Normal Tidak Tidak teraba Lemah Kuat
Gallop : Ada Tidak Dorsalis pedis :
Murmur : Ada Tidak Tidak teraba Lemah Kuat
Pengisian kapiler : < 2 detik > 2 detik
Tekanan darah : 179/ 108 mmHg
MAP : mmHg Edema
Frekuensi jantung : 124 x/menit Ekstremitas atas : Ka Ki
CIRCULATIO
Ekstremitas bawah : Ka Ki
Distensi vena jugularis : Ya / Tidak Lainnya :
N
CVP : cmH2O
Hasil EKG:
Trop-T 0 , 5 0
Kesadaran Motorik/Sensorik
o Compos Mentis
o Mengantuk Ka
o Letargi 5 5 Ki
o Stupor
o Koma
GCS Eyes = 4 Motorik = 6 Verbal = 5
5 5
Total GCS 15
Pupil
Ukuran: Kiri isokor mm / Kanan isokor mm
Reflek cahaya: Positif / Negatif
Pengkajian nyeri Pengkajian Risiko Jatuh
o Verbal Skala : Morse Lainnya
P: Aktivitas Skor :
Q: tumpul Penjelasan kualitatif skor :
R: dada
Risiko rendah jatuh
S: 3
DISABILI
T: hilang timbul
TY
o Non-verbal: Critical care pain observation tool (CPOT) Pengkajian Risiko Dekubitus
Indikator Skor Deskripsi Ket Skala : Braden Lainnya
Ekspresi 0 Tidak ada tegang otot/rileks Skor :
wajah 1 Tegang, dahi berkerut Target Penjelasan kualitatif skor :
2 Menyeringai, mengigit ETT 0–1
Gerakan 0 Tidak ada gerakan/posisi normal
Skor (Tidak Ada)
tubuh 1 Lokalisasi nyeri pasien:
2 Gelisah, mencabut ETT
Terintubasi/ 0 Toleransi terhadap ventilator/
Ekstubasi Berbicara dengan nada normal
1 Batuk masih toleransi/
Menguap atau bergumam
2 Melawan ventilator/
Menangis
Otot 0 Rileks
1 Tegang, kaku, resisten ringan
terhadap tahanan pasif
2 Sangat tegang atau kaku, sangat
resisten terhadap tahanan pasif
Manajemen Sedasi Pasien ICU, Richmond Agitation Sedation Scale (RASS)
Skor -3 Ada gerakan (tidak ada kontak mata) terhadap suara Penggunaan sedasi:
Skor -2 Bangun singkat (<10 detik) dengan kontak mata terhadap rangsang suara Ya / Tidak
Skor -1 Pasien belum sadar penuh, tetapi masih dapat bangun (>10 detik), dengan
kontak mata/mata terbuka bila ada rangsang suara Target Skor RASS :
Skor 0 Tenang dan waspada (tidak agitasi) 0 sampai -3
Skor 1 Cemas atau kuatir tetapi gerakan tidak agresif
Skor 2 Pasien sering melakukan gerakan yang tidak terarah atau pasien dan Skor RASS pasien:
ventilator tidak sinkron
Skor 3 Pasien menarik selang endotrakeal atau mencoba mencabut kateter, dan
perilaku agresif terhadap perawat
URINE
Intake (sebelumnya) Output (sebelumnya) Kateter urin
Infus : Nacl 300 cc Terpasang : Ya / Tidak
NTG: 10 mcg / 3 cc Jenis : Folley Kondom Suprapubic
Heparin: 200 iu Urine : cc
Oral/NGT : cc IWL : cc
Med. Drip : cc Drain : cc
Karakteristik urin
Balance cairan : cc Warna : kuning
BOWEL
Karakteristik feses (warna, konsistensi): Nyeri tekan
ELIMINATIO
abdomen/ Ka Ki
Warna feses: coklat kekuningan (warna khas feses) teraba masa
Konsistensi: Lunak (+/-)
N
(Tidak
terdapat
nyeri tekan
pada abd.
pasien)
Pola BAB (deskipsikan):
(Hitam)
37
100
HR
(Merah)
36
50
Kesadaran
Irama EKG
Skala Nyeri RASS 35
CVP
SaO2
Mode Ventilator
PEEP/CPAP
PASA
PERN
RR
A-
TV
FiO2
Waktu
HASIL AGD
pH
pCO2
pO2
HCO3
SaO2
BE
Mata
Ukuran pupil
NEURO
Reaksi
Kaki
Tangan
V
GCS E M
Jalur 1 (nama)
(jumlah mcg/ml)
Jalur 2
CAIRAN MASUK
Jalur 3
Jalur 4
TPN (nama)
(jumlah ml)
Total
Makan/Snack Pagi Makan/Snack Siang Makan/Snack Malam
Enteral
(Semua/>1/2/<1/2)
NGT
Urine
KELUAR
BAB
Drain
Total
IWL......................................................cc
Balance/shift........................................cc
LAINNYA
Pemeriksaan Penunjang
Waktu Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
Tgl dan jam
27 – 11 – 2023 Laboratorium (Hematologi) Hasil Rujukan Satuan
(16.10)
Hemoglobin 15,2 14-18 g/dl
Leukosit 9700 4700-103000 u/i
Trombosit 209.000 150.000-450.000
HCT/HMT 44 % 44 %
Eritrosit 4,93 4-5 jt u/i
(Kimia Darah)
(Ginjal)
(Elektrolit)
(Pemeriksaan lain)
Troponin 0,50
Terapi Obat
Waktu Jenis Obat Jenis
(Tgl dan jam)
27 – 11 - 2023 Inj. furosemid 40 mg/8 jam
Spironolacton 50 mg/24 jam
CPG 75 mg/24 jam
Paracetamol 500 mg/ k.p
Elperio 100 mg/24 jam
Codein 1 tab/8 jam
Inj. ceftriaxon 2 gr/24 jam
Nitrokaf 2,5 mg/24 jam
Analisa Data
Waktu (tgl - SYMTOM Etiologi Problem
dan jam)
27 – 11 - 2023 Ds: Hambatan upaya Pola nafas tidak
- Keluarga pasien mengatakan nafas efektif
pasien sesak nafas sudah 3 hari
Do:
- Pasien terlihat berat saat menarik
nafas
- Pasien menggunakan otot bantu
pernapasan
- Pengkajian TTV:
TD: 179/108 mmHg
HR: 124x/menit
RR: 40x/menit
Spo2: 94%
Do:
- Pasien terlihat lemas
- pasien terlihat pucat
- Pengkajian TTV:
TD: 179/108 mmHg
HR: 124x/menit
RR: 40x/menit
Spo2: 94%
Rencana Keperawatan
No. Tujuan Keperawatan (SLKI) Rencana Tindakan (SIKI) TTD
Dx
1 Pola nafas (L.01004) Manajemen jalan nafas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan (I.01011) Observasi
selama 3x 24 jam, diharapkan Pola Napas 1. Monitor pola napas
membaik Dengan kriteria hasil: 2. Monitor bunyi napas tambahan
1. sesak nafas berkurang 3. Monitor sputum
2. Penggunaan otot bantu nafas Terapeutik
menurun 1. Posisikan semi fowler
3. frekuensi nafas membaik 2. berikan minum air hangat
3. berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
1. ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
1. kolaborasi pemberian
bronkodilator, okspektoran,
mukolitik, jika perlu
2 Curah jantung (L.02008) perawatan jantung (I.02075)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Obervasi
selama 3x 24 jam, diharapkan curah
1. identifikasi tanda/gejala primer
jantung membaik Dengan kriteria hasil:
penurunan curah jantung (mis,
1. kekuatan nadi perifer
dispnea, kelelahan, edem dll)
meningkat
2. Monitor tekanan darah
2. lelah menurun
3. Monitor intake dan output cairan
3. dispnea menurun
4. Monitor saturasi oksigen
4. tekanan darah menurun
5. Monitor keluhan nyeri dada
6. Monitor EKG 12 sadapan
7. Periksa tekanan darah dan frekuensi
nadi
Terapeutik
1. Posisikan pasien semi fowler
Edukasi
1. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai
toleransi
2. Anjurkan beraktivitas fisik secara
bertahap
3. Anjurkan berhenti merokok
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian oksigen,
untuk mempertahankan saturasi
oksigen >94%
2. Kolaborasi pemberian obat
Hari I
2 27 – 11 – 23 1. Mengidentifikasi S:
- Pasien mengatakan lemas
tanda/gejala primer
- Keluarga pasien mengatakan
penurunan curah
pasien mengeluh sesak nafas
jantung (mis, dispnea,
kelelahan, edem dll)
O:
2. Memonitor tekanan
- Pasien terlihat lemas
darah
- Pasien terlihat pucat
3. Memonitor intake dan - Pengkajian TTV:
output cairan TD: 179/108 mmHg
4. Memonitor saturasi HR: 124x/menit
oksigen RR: 40x/menit
5. Memonitor keluhan S: 36,6
nyeri dada Spo2: 94%
6. Memonitor EKG 12 A: Masalah penurunan curah
sadapan jantung belum teratasi
7. Memeriksa tekanan P: Intervensi perawatan jantung
darah dan frekuensi dilanjutkan
nadi
8. Memposisikan pasien
semi fowler
9. Menganjurkan
beraktivitas fisik sesuai
toleransi
10. Menganjurkan
beraktivitas fisik secara
bertahap
11. Menganjurkan berhenti
merokok
12. Mengkolaborasi
pemberian oksigen,
untuk mempertahankan
saturasi oksigen >94%
13. Mengkolaborasi
pemberian obat
3 27 – 11 – 23 1. Mengidentifikasi lokasi, S:
karakteristik, durasi, - Pasien mengatakan nyeri
frekuensi, kualitas, pada dadanya
intensitas nyeri O:
2. Mengidentifikasi skala - Pasien terlihat meringis
nyeri - Pengkajian TTV:
3. Memfasilitasi istirahat TD: 179/108 mmHg
dan tidur HR: 124x/menit
4. Mengajarkan teknik RR: 40x/menit
nonfarmakologis untuk S: 36,6
mengurangi rasa nyeri Spo2: 94%
(teknik nafas dalam atau - Pengkajian nyeri:
terapi murottal) P: Aktivitas
5. Mengkolaborasi Q: tumpul
pemberian analgetik R: dada
S: 3
T: hilang timbul
A: Masalah nyeri belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
manajemen nyeri
Hari II
2 28 – 11 – 23 1. Mengidentifikasi S:
- Pasien mengatakan sudah
tanda/gejala primer
tidak begitu lemas
penurunan curah
- Keluarga pasien mengatakan
jantung (mis, dispnea,
pasien masih mengeluh
kelelahan, edem dll)
sesak nafas
2. Memonitor tekanan
O:
darah
- Pasien sudah tidak begitu
3. Memonitor intake dan
terlihat lemas
output cairan
- Pasien sudah tidak terlihat
4. Memonitor saturasi
pucat
oksigen
- Pengkajian TTV:
5. Memonitor keluhan
TD: 128/90 mmHg
nyeri dada
HR: 90x/menit
6. Memonitor EKG 12
RR: 33x/menit
sadapan
S: 36,3
7. Memeriksa tekanan
Spo2: 96%
darah dan frekuensi
A: Masalah penurunan curah
nadi
jantung belum teratasi
8. Memposisikan pasien
P: Intervensi perawatan jantung
semi fowler
dilanjutkan
9. Menganjurkan
beraktivitas fisik sesuai
toleransi
10. Menganjurkan
beraktivitas fisik secara
bertahap
11. Menganjurkan berhenti
merokok
12. Mengkolaborasi
pemberian oksigen,
untuk mempertahankan
saturasi oksigen >94%
13. Mengkolaborasi
pemberian obat
3 28 – 11 – 23 1. Mengidentifikasi lokasi, S:
karakteristik, durasi, - Pasien mengatakan nyeri
frekuensi, kualitas, pada dadanya sudah
intensitas nyeri berkurang
2. Mengidentifikasi skala O:
nyeri - Pasien sudah tidak terlihat
3. Memfasilitasi istirahat meringis
dan tidur - Pengkajian TTV:
4. Mengajarkan teknik TD: 128/90 mmHg
nonfarmakologis untuk HR: 90x/menit
mengurangi rasa nyeri RR: 33x/menit
(teknik nafas dalam atau Spo2: 96%
terapi murottal) S: 36, 3
5. Mengkolaborasi - Pengkajian nyeri:
pemberian analgetik P: Aktivitas
Q: tumpul
R: dada
S: 2
T: hilang timbul
A: Masalah nyeri belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
manajemen nyeri
- Mengajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(teknik nafas dalam atau
terapi murottal)
- Mengkolaborasi pemberian
analgetik
Hari III
2 29 – 11 – 23 1. Mengidentifikasi S:
- Pasien mengatakan sudah
tanda/gejala primer
tidak merasa lemas
penurunan curah
- pasien mengatakan sesak
jantung (mis, dispnea,
sudah sangat berkurang
kelelahan,
edem dll) O:
2. Memonitor tekanan - Pasien sudah tidak terlihat
darah lemas
3. Memonitor intake dan - Pasien sudah tidak terlihat
output cairan pucat
4. Memonitor saturasi - Pengkajian TTV:
oksigen TD: 125/75 mmHg
5. Memonitor keluhan HR: 84x/menit
nyeri dada RR: 26x/menit
6. Memonitor EKG 12 S: 36,5
sadapan Spo2: 98%
7. Memeriksa tekanan A: Masalah penurunan curah
darah dan frekuensi jantung teratasi
nadi P: Intervensi perawatan jantung
8. Memposisikan pasien dihentikan
semi fowler
9. Menganjurkan
beraktivitas fisik sesuai
toleransi
10. Menganjurkan
beraktivitas fisik secara
bertahap
11. Menganjurkan berhenti
merokok
12. Mengkolaborasi
pemberian oksigen,
untuk mempertahankan
saturasi oksigen >94%
13. Mengkolaborasi
pemberian obat
3 29 – 11 – 23 1. Mengidentifikasi lokasi, S:
karakteristik, durasi, - Pasien mengatakan sudah
frekuensi, kualitas, tidak merasa nyeri
intensitas nyeri O:
2. Mengidentifikasi skala - Pasien sudah tidak terlihat
nyeri meringis
3. Memfasilitasi istirahat - Pengkajian TTV:
dan tidur TD: 125/75 mmHg
4. Mengajarkan teknik HR: 84x/menit
nonfarmakologis untuk RR: 26x/menit
mengurangi rasa nyeri S: 36,5
(teknik nafas dalam atau Spo2: 98%
terapi murottal) - Pengkajian nyeri:
5. Mengkolaborasi P: Aktivitas
pemberian analgetik Q: tumpul
R: dada
S: 1
T: hilang timbul
A: Masalah nyeri sudah teratasi
P: Hentikan intervensi
manajemen nyeri