Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIK PROFESI FORMAT PENGKAJIAN

KEPERAWATAN GAWAT KEPERAWATAN KRITIS


DARURAT DAN KRITIS ILMU Inisial pasien : Tn. S Dx Medis: Nstemi
KEPERAWATAN STIKES MADANI No. MR : 0053xxxx Tanggal : 27 – 11 – 23
Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Karangasem, Bulu Rejo Semin
Nama Mahasiswa/NPM : Umur : 72 Tahun
Berat Badan : 64 kg
Hari rawat ke 1

Riwayat penyakit sekarang:


Sebelumnya pasien sudah mengeluh sesak nafas ketika di rumah sudah 3 hari dan hari ini semakin
memberat, pasien juga mengeluh batuk berdahak, nyeri dada. Kemudian pada hari senin tanggal 27
November 2023 pasien dibawa oleh keluarganya ke IGD RSUD Wonosari pada pagi hari jam 07.55
WIB, dan ketika pasien di IGD diberikan terapi O2 (nasal kanul) 3 lpm, Inf. Nacl, Inj. Furosemid 2
Amp, nebul ventolin + pulmicort.

Alasan dirawat di HCU:


Karena frekuensi pernafasan pasien >30x/menit, tekanan darah pada pasien >160 mmHg

Pengkajian

Penggunaan alat Kepatenan jalan napas


o ETT : Ukuran - Sekret: Ada / Tidak Karakteristk sekret : Jumlah:
o Trakeostomi : Ukuran -
AIRWAY

Selang ETT
o OPA : Ukuran - Kebocoran : Ya / Tidak
o NPA : Ukuran -
Terlipat: Ya / Tidak
o Lainnya :-
(Tidak terpasang selang EET)

Ventilator: Ya / Tidak Terapi oksigen


Mode Ventilator o Nasal kanul 3 liter/menit; FiO2 %
o Kontrol : Pressure control (Pc) mmHg o Face mask liter/menit; FiO2 %
Volume control cc o RM liter/menit; FiO2 %
RR x/menit o NRM liter/menit; FiO2 %
o SIMV : Pressure support (Ps) mmHg Sianosis Ya / Tidak
RR x/menit Perifer: Ekstremitas Telinga Hidung Sentral:
Back-up apnea
Lidah Bibir
RR 40 x/menit;
Kedalaman :  Normal  Dangkal Dalam
o Lainnya:
Suara napas: Wheezing
Taktil fremitus: Ka Ki
BREATHING

PEEP/CPAP : Tidal Volume : cc FiO2:


% I:E Ratio SaO2 94%
Hasil rontgen thoraks :
RR x/menit

27/11/23 (09.36)
- Sistema tulang intack
- Hilar haze +
- Mediastinum tak melebar
- Trachea ditengah
- Sinus costofrenius dekstra tumpusinistra lancip
- Diafragma dekstra et sinistra licin, tak mendatar
- CTR > 0,5

Kesan:
- Oedema pulmo
- Efusi pleura dekstra
- Cardiomegali
Hasil Lab/Px Penunjang Lain Terkait Status Oksigenasi:

AGD (Tgl) pH Lainnya (tuliskan)


pCO2
pO2
HCO3

BE
Auskultasi Pulsasi Nadi
S1: Normal Tidak Ulnaris :
S2: Normal Tidak  Tidak teraba  Lemah  Kuat
Gallop : Ada Tidak Dorsalis pedis :
Murmur : Ada Tidak  Tidak teraba  Lemah  Kuat
Pengisian kapiler :  < 2 detik  > 2 detik
Tekanan darah : 179/ 108 mmHg
MAP : mmHg Edema
Frekuensi jantung : 124 x/menit Ekstremitas atas : Ka Ki
CIRCULATIO

Ekstremitas bawah : Ka Ki
Distensi vena jugularis : Ya /  Tidak Lainnya :
N

CVP : cmH2O
Hasil EKG:

Hasil Lab/Px Penunjang Lain Terkait Fungsi Jantung:

Enzim Jantung (Tgl ) Lainnya (tuliskan)


CK
CK-MB

Trop-T 0 , 5 0

Kesadaran Motorik/Sensorik
o Compos Mentis
o Mengantuk Ka
o Letargi 5 5 Ki
o Stupor
o Koma
GCS Eyes = 4 Motorik = 6 Verbal = 5
5 5
Total GCS 15
Pupil
Ukuran: Kiri isokor mm / Kanan isokor mm
Reflek cahaya: Positif / Negatif
Pengkajian nyeri Pengkajian Risiko Jatuh
o Verbal Skala : Morse Lainnya
P: Aktivitas Skor :
Q: tumpul Penjelasan kualitatif skor :
R: dada
Risiko rendah jatuh
S: 3
DISABILI

T: hilang timbul
TY

o Non-verbal: Critical care pain observation tool (CPOT) Pengkajian Risiko Dekubitus
Indikator Skor Deskripsi Ket Skala : Braden Lainnya
Ekspresi 0 Tidak ada tegang otot/rileks Skor :
wajah 1 Tegang, dahi berkerut Target Penjelasan kualitatif skor :
2 Menyeringai, mengigit ETT 0–1
Gerakan 0 Tidak ada gerakan/posisi normal
Skor (Tidak Ada)
tubuh 1 Lokalisasi nyeri pasien:
2 Gelisah, mencabut ETT
Terintubasi/ 0 Toleransi terhadap ventilator/
Ekstubasi Berbicara dengan nada normal
1 Batuk masih toleransi/
Menguap atau bergumam
2 Melawan ventilator/
Menangis
Otot 0 Rileks
1 Tegang, kaku, resisten ringan
terhadap tahanan pasif
2 Sangat tegang atau kaku, sangat
resisten terhadap tahanan pasif
Manajemen Sedasi Pasien ICU, Richmond Agitation Sedation Scale (RASS)
Skor -3 Ada gerakan (tidak ada kontak mata) terhadap suara Penggunaan sedasi:
Skor -2 Bangun singkat (<10 detik) dengan kontak mata terhadap rangsang suara Ya / Tidak
Skor -1 Pasien belum sadar penuh, tetapi masih dapat bangun (>10 detik), dengan
kontak mata/mata terbuka bila ada rangsang suara Target Skor RASS :
Skor 0 Tenang dan waspada (tidak agitasi) 0 sampai -3
Skor 1 Cemas atau kuatir tetapi gerakan tidak agresif
Skor 2 Pasien sering melakukan gerakan yang tidak terarah atau pasien dan Skor RASS pasien:
ventilator tidak sinkron
Skor 3 Pasien menarik selang endotrakeal atau mencoba mencabut kateter, dan
perilaku agresif terhadap perawat
URINE
Intake (sebelumnya) Output (sebelumnya) Kateter urin
Infus : Nacl 300 cc Terpasang : Ya / Tidak
NTG: 10 mcg / 3 cc Jenis : Folley Kondom Suprapubic
Heparin: 200 iu Urine : cc
Oral/NGT : cc IWL : cc
Med. Drip : cc Drain : cc
Karakteristik urin
Balance cairan : cc Warna : kuning

Kebutuhan cairan aktual:


Pola BAK (deskripsikan)
Sebelum sakit Pasien BAK bisa 3 – 4x BAK
Ketika sakit pasien BAK menggunakan kateter urine

Hasil Lab/Px Penunjang Lain Terkait Fungsi Ginjal:

Elektrolit Tgl ( ) Lainnya (tuliskan)


Na+ Crea
K+ Ureum
Cl-
Ca2+
Fosfat
Mg2+

BOWEL
Karakteristik feses (warna, konsistensi): Nyeri tekan
ELIMINATIO

abdomen/ Ka Ki
Warna feses: coklat kekuningan (warna khas feses) teraba masa
Konsistensi: Lunak (+/-)
N

(Tidak
terdapat
nyeri tekan
pada abd.
pasien)
Pola BAB (deskipsikan):

Sebelum sakit pola BAB pasien 1 hari 1x


Selama sakit pasien baru BAB 1x

Status Berat badan : 6 4 Kg


Bising usus : 15 x/menit Nutrisi Tinggi Badan : 1 7 0 cm IMT
Asites : Ya / Tidak Kg/m2 Konjungtiva
Lingkar abdomen : 90 cm anemis : Ya / Tidak
Hemoroid : Ya / Tidak
Stoma : Ya / Tidak Tipe/Lokasi :
Kebutuhan nutrisi aktual:

Hasil Lab/Px Penunjang Lain Terkait Fungsi Abdomen/Nutrisi:

Tgl ( ) Lainnya (tuliskan)


Alb
PT
Hb
GDS
LEMBAR PEMANTAUAN ICU

Jam (P 6/S 14/M 22) | | | | | | | | | 40


250
Temp
X
(Biru)
39
200
MAP

(Hijau)
38
150
BP
HEMOD
INAMIK


(Hitam)
37
100
HR

(Merah)
36
50

Kesadaran
Irama EKG
Skala Nyeri RASS 35
CVP
SaO2
Mode Ventilator
PEEP/CPAP
PASA
PERN

RR
A-

TV
FiO2
Waktu
HASIL AGD

pH
pCO2
pO2
HCO3
SaO2
BE
Mata
Ukuran pupil
NEURO

Reaksi
Kaki
Tangan
V
GCS E M
Jalur 1 (nama)
(jumlah mcg/ml)

Jalur 2
CAIRAN MASUK

Jalur 3

Jalur 4

TPN (nama)
(jumlah ml)

Total
Makan/Snack Pagi Makan/Snack Siang Makan/Snack Malam
Enteral
(Semua/>1/2/<1/2)
NGT

Urine
KELUAR

BAB

Drain

Total

Perawatan umum rutin:


Cairan masuk.......................................cc
Personal hygiene/Mandi/Perawatan Mata/Mulut/Ganti posisi/Lain
Cairan keluar.......................................cc

IWL......................................................cc

Balance/shift........................................cc
LAINNYA
Pemeriksaan Penunjang
Waktu Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
Tgl dan jam
27 – 11 – 2023 Laboratorium (Hematologi) Hasil Rujukan Satuan
(16.10)
Hemoglobin 15,2 14-18 g/dl
Leukosit 9700 4700-103000 u/i
Trombosit 209.000 150.000-450.000
HCT/HMT 44 % 44 %
Eritrosit 4,93 4-5 jt u/i

(Kimia Darah)

SGOT 31 10-50 u/i


SGPT 21 10-50 u/i

(Ginjal)

Urea 34 15-45 mg/dl


Kreatinin 1,3 0,6-1,3 mg/dl
Glukosa sesaat 128 76-110 mg/dl

(Elektrolit)

Kalium 3,66 3.4-5.3 mmol/I


Natrium 143 135-155 mmol/I
Clorida 110 95-108 mmol/I

(Pemeriksaan lain)

Troponin 0,50

Terapi Obat
Waktu Jenis Obat Jenis
(Tgl dan jam)
27 – 11 - 2023 Inj. furosemid 40 mg/8 jam
Spironolacton 50 mg/24 jam
CPG 75 mg/24 jam
Paracetamol 500 mg/ k.p
Elperio 100 mg/24 jam
Codein 1 tab/8 jam
Inj. ceftriaxon 2 gr/24 jam
Nitrokaf 2,5 mg/24 jam
Analisa Data
Waktu (tgl - SYMTOM Etiologi Problem
dan jam)
27 – 11 - 2023 Ds: Hambatan upaya Pola nafas tidak
- Keluarga pasien mengatakan nafas efektif
pasien sesak nafas sudah 3 hari

Do:
- Pasien terlihat berat saat menarik
nafas
- Pasien menggunakan otot bantu
pernapasan
- Pengkajian TTV:
TD: 179/108 mmHg
HR: 124x/menit
RR: 40x/menit
Spo2: 94%

27 – 11 - 2023 Ds: Perubahan afterload Penurunan curah


- Pasien mengatakan lemas jantung
- Keluarga pasien mengatakan
pasien mengeluh sesak nafas

Do:
- Pasien terlihat lemas
- pasien terlihat pucat
- Pengkajian TTV:
TD: 179/108 mmHg
HR: 124x/menit
RR: 40x/menit
Spo2: 94%

27 – 11 - 2023 Ds: Agen cedera Nyeri akut


- Pasien mengatakan nyeri pada fisiologis
dadanya
Do:
- Pasien terlihat meringis
- Pengkajian TTV:
TD: 179/108 mmHg
HR: 124x/menit
RR: 40x/menit
Spo2: 94%
- Pengkajian nyeri:
P: Aktivitas
Q: tumpul
R: dada
S: 3
T: hilang timbul
Diagnosa keperawatan dan Prioritas Masalah
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis

Rencana Keperawatan
No. Tujuan Keperawatan (SLKI) Rencana Tindakan (SIKI) TTD
Dx
1  Pola nafas (L.01004)  Manajemen jalan nafas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan (I.01011) Observasi
selama 3x 24 jam, diharapkan Pola Napas 1. Monitor pola napas
membaik Dengan kriteria hasil: 2. Monitor bunyi napas tambahan
1. sesak nafas berkurang 3. Monitor sputum
2. Penggunaan otot bantu nafas Terapeutik
menurun 1. Posisikan semi fowler
3. frekuensi nafas membaik 2. berikan minum air hangat
3. berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
1. ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
1. kolaborasi pemberian
bronkodilator, okspektoran,
mukolitik, jika perlu
2  Curah jantung (L.02008)  perawatan jantung (I.02075)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Obervasi
selama 3x 24 jam, diharapkan curah
1. identifikasi tanda/gejala primer
jantung membaik Dengan kriteria hasil:
penurunan curah jantung (mis,
1. kekuatan nadi perifer
dispnea, kelelahan, edem dll)
meningkat
2. Monitor tekanan darah
2. lelah menurun
3. Monitor intake dan output cairan
3. dispnea menurun
4. Monitor saturasi oksigen
4. tekanan darah menurun
5. Monitor keluhan nyeri dada
6. Monitor EKG 12 sadapan
7. Periksa tekanan darah dan frekuensi
nadi
Terapeutik
1. Posisikan pasien semi fowler
Edukasi
1. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai
toleransi
2. Anjurkan beraktivitas fisik secara
bertahap
3. Anjurkan berhenti merokok
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian oksigen,
untuk mempertahankan saturasi
oksigen >94%
2. Kolaborasi pemberian obat

3  Tingkat Nyeri (L.08066)  Manajemen Nyeri (I.08238)


Setelah dilakukan intervesi selama 3x24
jam maka diharapkan Tingkat Nyeri Observasi
menurun dengan kriteria hasil sebagai 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
berikut : durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
1. Keluhan nyeri berkurang nyeri
dengan skala 1 2. Identifikasi skala nyeri
2. Tidak meringis lagi Terapeutik
3. Frekuensi nadi membaik (60- 1. Fasilitasi istirahat dan tidur
100x/menit) Edukasi
4. Tekanan darah membaik 1. ajarkan teknik nonfarmakologis
(120/80 mmHg) untuk mengurangi rasa nyeri (teknik
5. Pola napas membaik (16-24 nafas dalam atau terapi murottal)
x/menit) kolaborasi
1. kolaborasi pemberian analgetik
Evaluasi Keperawatan

Hari I

No. Tgl & jam Implementasi Respon TTD


Dx
1 27 – 11 – 23 1. Memonitor pola napas S:
- Keluarga pasien
2. Memonitor bunyi
mengatakan pasien masih
napas tambahan
mengeluh sesak
3. Memonitor sputum
4. Memposisikan semi
O:
fowler
- Pasien terlihat berat saat
5. Memberikan minum
menarik nafas
air hangat
- Pasien menggunakan otot
6. Memberikan oksigen,
bantu pernapasan
jika perlu
- Pengkajian TTV:
7. Mengajarkan teknik
TD: 179/108 mmHg
batuk efektif
HR: 124x/menit
8. Mengkolaborasi
RR: 40x/menit
pemberian
S: 36,6
bronkodilator,
Spo2: 94%
okspektoran,
A: Masalah pola nafas belum
mukolitik, jika perlu
teratasi
P: Lanjutkan intervensi
manajemen jalan nafas

2 27 – 11 – 23 1. Mengidentifikasi S:
- Pasien mengatakan lemas
tanda/gejala primer
- Keluarga pasien mengatakan
penurunan curah
pasien mengeluh sesak nafas
jantung (mis, dispnea,
kelelahan, edem dll)
O:
2. Memonitor tekanan
- Pasien terlihat lemas
darah
- Pasien terlihat pucat
3. Memonitor intake dan - Pengkajian TTV:
output cairan TD: 179/108 mmHg
4. Memonitor saturasi HR: 124x/menit
oksigen RR: 40x/menit
5. Memonitor keluhan S: 36,6
nyeri dada Spo2: 94%
6. Memonitor EKG 12 A: Masalah penurunan curah
sadapan jantung belum teratasi
7. Memeriksa tekanan P: Intervensi perawatan jantung
darah dan frekuensi dilanjutkan
nadi
8. Memposisikan pasien
semi fowler
9. Menganjurkan
beraktivitas fisik sesuai
toleransi
10. Menganjurkan
beraktivitas fisik secara
bertahap
11. Menganjurkan berhenti
merokok
12. Mengkolaborasi
pemberian oksigen,
untuk mempertahankan
saturasi oksigen >94%
13. Mengkolaborasi
pemberian obat
3 27 – 11 – 23 1. Mengidentifikasi lokasi, S:
karakteristik, durasi, - Pasien mengatakan nyeri
frekuensi, kualitas, pada dadanya
intensitas nyeri O:
2. Mengidentifikasi skala - Pasien terlihat meringis
nyeri - Pengkajian TTV:
3. Memfasilitasi istirahat TD: 179/108 mmHg
dan tidur HR: 124x/menit
4. Mengajarkan teknik RR: 40x/menit
nonfarmakologis untuk S: 36,6
mengurangi rasa nyeri Spo2: 94%
(teknik nafas dalam atau - Pengkajian nyeri:
terapi murottal) P: Aktivitas
5. Mengkolaborasi Q: tumpul
pemberian analgetik R: dada
S: 3
T: hilang timbul
A: Masalah nyeri belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
manajemen nyeri

Hari II

No. Tgl & jam Implementasi Respon TTD


Dx
1 28 – 11 – 23 1. Memonitor pola napas S:
- Keluarga pasien
2. Memonitor bunyi
mengatakan pasien masih
napas tambahan
mengeluh sesak tetapi
3. Memonitor sputum
sudah tidak seperti
4. Memposisikan semi
sebelumnya, hari ini sudah
fowler
membaik
5. Memberikan minum
O:
air hangat
- Pasien sudah tidak tampak
6. Memberikan oksigen,
berat saat menarik nafas
jika perlu
- Pasien masih menggunakan
7. Mengajarkan teknik
otot bantu pernapasan
batuk efektif
- Pengkajian TTV:
8. Mengkolaborasi
TD: 128/90 mmHg
pemberian
HR: 90x/menit
bronkodilator,
okspektoran, RR: 33x/menit
mukolitik, jika perlu S: 36,3
Spo2: 96%
A: Masalah pola nafas belum
teratasi
P: Lanjutkan intervensi
manajemen jalan nafas

2 28 – 11 – 23 1. Mengidentifikasi S:
- Pasien mengatakan sudah
tanda/gejala primer
tidak begitu lemas
penurunan curah
- Keluarga pasien mengatakan
jantung (mis, dispnea,
pasien masih mengeluh
kelelahan, edem dll)
sesak nafas
2. Memonitor tekanan
O:
darah
- Pasien sudah tidak begitu
3. Memonitor intake dan
terlihat lemas
output cairan
- Pasien sudah tidak terlihat
4. Memonitor saturasi
pucat
oksigen
- Pengkajian TTV:
5. Memonitor keluhan
TD: 128/90 mmHg
nyeri dada
HR: 90x/menit
6. Memonitor EKG 12
RR: 33x/menit
sadapan
S: 36,3
7. Memeriksa tekanan
Spo2: 96%
darah dan frekuensi
A: Masalah penurunan curah
nadi
jantung belum teratasi
8. Memposisikan pasien
P: Intervensi perawatan jantung
semi fowler
dilanjutkan
9. Menganjurkan
beraktivitas fisik sesuai
toleransi
10. Menganjurkan
beraktivitas fisik secara
bertahap
11. Menganjurkan berhenti
merokok
12. Mengkolaborasi
pemberian oksigen,
untuk mempertahankan
saturasi oksigen >94%
13. Mengkolaborasi
pemberian obat

3 28 – 11 – 23 1. Mengidentifikasi lokasi, S:
karakteristik, durasi, - Pasien mengatakan nyeri
frekuensi, kualitas, pada dadanya sudah
intensitas nyeri berkurang
2. Mengidentifikasi skala O:
nyeri - Pasien sudah tidak terlihat
3. Memfasilitasi istirahat meringis
dan tidur - Pengkajian TTV:
4. Mengajarkan teknik TD: 128/90 mmHg
nonfarmakologis untuk HR: 90x/menit
mengurangi rasa nyeri RR: 33x/menit
(teknik nafas dalam atau Spo2: 96%
terapi murottal) S: 36, 3
5. Mengkolaborasi - Pengkajian nyeri:
pemberian analgetik P: Aktivitas
Q: tumpul
R: dada
S: 2
T: hilang timbul
A: Masalah nyeri belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
manajemen nyeri
- Mengajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(teknik nafas dalam atau
terapi murottal)
- Mengkolaborasi pemberian
analgetik

Hari III

No. Tgl & jam Implementasi Respon TTD


Dx
1 29 – 11 – 23 1. Memonitor pola napas S:
- pasien mengatakan sesak
2. Memonitor bunyi
sudah sangat berkurang
napas tambahan
O:
3. Memonitor sputum
- Pasien sudah tidak tampak
4. Memposisikan semi
berat saat menarik nafas
fowler
- Pasien sudah tidak
5. Memberikan minum
menggunakan otot bantu
air hangat
pernapasan
6. Memberikan oksigen,
- Pengkajian TTV:
jika perlu
TD: 125/75 mmHg
7. Mengajarkan teknik
HR: 84x/menit
batuk efektif
RR: 26x/menit
8. Mengkolaborasi
S: 36,5
pemberian
Spo2: 98%
bronkodilator,
A: Masalah pola nafas teratasi
okspektoran,
sebagian
mukolitik, jika perlu
P: Lanjutkan intervensi
manajemen jalan nafas di
bangsal

2 29 – 11 – 23 1. Mengidentifikasi S:
- Pasien mengatakan sudah
tanda/gejala primer
tidak merasa lemas
penurunan curah
- pasien mengatakan sesak
jantung (mis, dispnea,
sudah sangat berkurang
kelelahan,
edem dll) O:
2. Memonitor tekanan - Pasien sudah tidak terlihat
darah lemas
3. Memonitor intake dan - Pasien sudah tidak terlihat
output cairan pucat
4. Memonitor saturasi - Pengkajian TTV:
oksigen TD: 125/75 mmHg
5. Memonitor keluhan HR: 84x/menit
nyeri dada RR: 26x/menit
6. Memonitor EKG 12 S: 36,5
sadapan Spo2: 98%
7. Memeriksa tekanan A: Masalah penurunan curah
darah dan frekuensi jantung teratasi
nadi P: Intervensi perawatan jantung
8. Memposisikan pasien dihentikan
semi fowler
9. Menganjurkan
beraktivitas fisik sesuai
toleransi
10. Menganjurkan
beraktivitas fisik secara
bertahap
11. Menganjurkan berhenti
merokok
12. Mengkolaborasi
pemberian oksigen,
untuk mempertahankan
saturasi oksigen >94%
13. Mengkolaborasi
pemberian obat
3 29 – 11 – 23 1. Mengidentifikasi lokasi, S:
karakteristik, durasi, - Pasien mengatakan sudah
frekuensi, kualitas, tidak merasa nyeri
intensitas nyeri O:
2. Mengidentifikasi skala - Pasien sudah tidak terlihat
nyeri meringis
3. Memfasilitasi istirahat - Pengkajian TTV:
dan tidur TD: 125/75 mmHg
4. Mengajarkan teknik HR: 84x/menit
nonfarmakologis untuk RR: 26x/menit
mengurangi rasa nyeri S: 36,5
(teknik nafas dalam atau Spo2: 98%
terapi murottal) - Pengkajian nyeri:
5. Mengkolaborasi P: Aktivitas
pemberian analgetik Q: tumpul
R: dada
S: 1
T: hilang timbul
A: Masalah nyeri sudah teratasi
P: Hentikan intervensi
manajemen nyeri

Anda mungkin juga menyukai