Anda di halaman 1dari 13

Makalah Elastisitas Kayu

sebagai Bahan Lantai Bangunan

Diusulkan oleh :

Hosea Elbert Rismaharjo Sarlan (20110017) Prodi Teknik Sipil

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA

SURABAYA

2020

I
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..................................................................................................I

DAFTAR ISI..................................................................................................................II

KATA PENGANTAR...................................................................................................III

BAB 1. PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................................2

BAB 2. PEMBAHASAN..............................................................................................3
2.1 Kayu.........................................................................................................................3
2.2 Struktur kayu...........................................................................................................3
2.3 Karakterisitik kayu..................................................................................................3
2.4 Hukum Hooke.........................................................................................................4
2.5 Tegangan dan Regangan.........................................................................................4
2.6 Modulus Elastisitas Kayu.......................................................................................5
2.7 Lantai kayu.............................................................................................................6

BAB 3. PENUTUP.......................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................8
3.2 Saran.......................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................9

II
KATA PENGANTAR
Sgala Puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hikmat sehingga
Makalah Elastisitas Kayu sebagai Bahan Lantai Bangunan ini dapat diselesaikan dengan tepat
waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ir. Sri Wulan
Purwaningrum, M.Kes. pada mata kuliah Fisika Rekayasa. Selain itu, makalah ini bertujuan
untuk menambah ilmu dan wawasan tentang Fisika Elastisitas dan penerapan nya bagi para
pembaca dan tentu juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ir. Sri Wulan Purwaningrum, M.Kes. selaku
dosen Fisika Rekayasa yang telah membagikan ilmu-ilmu nya kepada kami Mahasiswa
termasuk dengan penugasan makalah ini sehingga saya mendapat banyak ilmu dari makalah
Elastisistas ini.
Mohon maaf apabila penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu saya menerima kritik dan saran sebagai evaluasi agar dikemudian
hari penyusunan makalah ini akan lebih baik dari sebelumnya.

III
BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam ilmu fisika, elastisitas yaitu kecenderungan suatu bahan padat untuk kembali
ke bentuk semula setelah terdeformasi. Benda padat akan mengalami deformasi saat gaya
diaplikasikan padanya. Jika bahan tersebut elastis, benda itu akan kembali ke bentuk dan
ukuran awalnya ketika gaya dihilangkan. Alasan fisika untuk perilaku elastis bisa berbeda
untuk bahan yang berbeda. Pada logam, kisi (lattice) atom berubah ukuran dan bentuknya
saat kerja diaplikasikan (energi ditambahkan pada sistem). Ketika gaya dihilangkan, kisi-
kisi kembali ke keadaan energi asli yang lebih rendah. Untuk karet dan polimer lain,
elastisitas disebabkan dengan peregangan rantai polimer ketika kerja diterapkan.

Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena
mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari
memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap,
lantai), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-
hiasan rumah tangga dan sebagainya. Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat
akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang. Ilmu kayu
(wood science) mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu serta sifat-sifat
kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai kondisi penanganan. Beberapa jenis
kayu dipilih karena bersifat kedap air, isolator, dan mudah dibentuk.

Kayu yang digunakan untuk bahan lantai bangunan memiliki bermacam pola dan
jenis untuk digunakan. Lantai kayu berarti berbahan dasar kayu yang artinya memiliki
keterkaitan terhadap Elastisitas. Elastisitas dan kayu memiliki hubungan yang erat karena
kayu memiliki sifat mekanis, yaitu Tegangan, Regangan dan Modulus Elastisitas
(Modulus Young) dimana Sifat Mekanis tersebut merupakan bagian dari Hukum
Elastisitas (Hukum Hooke).

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja kelebihan dan kekurangan kayu?

2. Bagaimanakah sifat fisik kayu?

3. Apa itu Hukum Hooke (Hukum Elastisitas)?

4. Apa saja rumus-rumus dari Elastisitas?

5. Apa hubungan antara kayu dan Elastisitas?

6. Bagaimana contoh penerapan dalam bahan Bangunan?

7. Apa saja kelebihan dan kekurangan Lantai Kayu?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui Kelebihan dan kekurangan kayu.

2. Mengerti hubungan antara elastisitas dengan kayu.

3. Mengetahui Hukum Elastisitas dan rumus-rumusnya.

4. Memahami kelebihan dan kekurangan lantai kayu.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Menambah pengetuhan tentang kayu.
2. Memiliki Ilmu mengenai Elastisitas kayu.
3. Menambah pengetahuan mengenai lantai kayu.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Kayu
Kayu merupakan bahan produk alam,hutan. Kayu merupakan bahan bangunan yang
banyak disukai orang atas pertimbangan tampilan maupun kekuatan. Dari aspek kekuatan,
kayu cukup kuat dan kaku walaupun bahan kayu tidak sepadat bahan baja atau beton.
Kayu mudah dikerjakan – disambung dengan alat relatif sederhana. Bahan kayu
merupakan bahan yang dapat didaur ulang. Karena dari bahan alami, kayu merupakan
bahan bangunan ramah lingkungan. Kayu merupakan bahan yang dapat menyerap air
disekitarnya (higroskopis), dan dapat mengembang dan menyusut sesuai kandungan air
tersebut. Karenanya, kadar air kayu merupakan salah satu syarat kualitas produk kayu
gergajian. Jika dimaksudkan menerima beban, kayu memiliki karakter kekuatan yang
berbeda dari bahan baja maupun beton terkait dengan arah beban dan pengaruh kimiawi.
Karena struktur serat kayu memiliki nilai kekuatan yang berbeda saat menerima beban.
Kayu memiliki kekuatan lebih besar saat menerima gaya sejajar dengan serat kayu dan
lemah saat menerima beban tegak lurus arah serat kayu.
2.2 Struktur Kayu
Terdapat Tiga sumbu utama pada kayu yaitu :
- Sumbu Longitudinal : melewati pusat batang
- Sumbu Radial : tegak lurus dan memotong sb. Longitudinal
- Sumbu Tangensial : tegak lurus dg jari-jari kayu, tidak memotong sb. Longitudinal Pada
sb. Longitudinal, kayu dapat menahan beban Anda lebih besar dibanding sumbu lainnya.
Kembang susut kayu terbesar pada arah tangensial
2.3 Karakteristik Kayu
Memilih karakteristik kayu yang baik dan sesuai dengan sistem pemilihan kayu untuk
bahan baku meubel merupakan suatu hal yang sangat rumit. Sering menjadi perdebatan di
dalan suatu home industri. Alasannya bisa saja sangat beragam, namun alasan kualitas
kayu serta karakteristik kayu menjadi faktor utama dalam pemilihan kayu yang baik.
Untuk mendapatkan kayu yang baik dan berkualitas, berikut ciri – ciri karakteristik kayu
yang baik :
1. Menahan Tarikan. Kekuatan terbesar yang dapat ditahan oleh kayu adalah sejajar arah
serat, sedangkan kekuatan tarikan tegak lurus arah serat lebih kecil dari pada sejajar serat.
2. Menahan Tekanan (Desak). Kayu juga dapat menahan beban desak, baik tekanan
sejajar serat maupun tegak lurus serat, misalnya sebagai bantalan kereta api. Daya tahan
desak tegak lurus serat lebih kecil bila dibandingkan dengan sejajar serat.
3. Menahan Lenturan. Besarnya daya tahan kayu terhadap lenturan tergantung pada jenis
kayu, besarnya peampang kayu, berat badan, lebar bentangan, sehingga dengan dapatnya
kayu menaan lenturan maka dapat menahan beban tetap meupun beban kejut/pukulan.

3
2.4 Hukum Hooke
Bunyi Hukum Hooke :”Semakin besar gaya pegas yang diberikan, maka semakin
panjang juga benda pegas tersebut.” Kesimpulannya adalah Hukum Hooke berbunyi
bahwa besarnya gaya yang bekerja pada benda sebanding dengan pertambahan panjang
bendanya.
Elastisitas yaitu kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awal sesudah gaya
pada benda tersebut dihilangkan. Keadaan dimana suatu benda tidak bisa lagi kembali ke
bentuk semula akibat gaya yang diberikan terhadap benda terlalu besar disebut sebagai
batas elastis. Pengetian lain dari elastisitas adalah kecenderungan suatu bahan padat untuk
kembali ke bentuk semula setelah terdeformasi.
2.5 Tegangan dan Regangan
1. Tegangan
Tegangan adalah suatu keadaan dimana sebuah benda mengalami pertambahan
panjang ketika sebuah benda diberi gaya pada salah satu ujungnya sedangkan ujung lainnya
ditahan. Contohnya. Seutas kawat dengan luas penampang x m2, dengan panjang mula-mula
x meter ditarik dengan gaya sebesar N pada salah satu ujungnya sedangkan pada ujung yang
lain ditahan maka kawat akan mengalami pertambahan panjang sebesar x meter. Fenomena
ini mengambarkan suatu tegangan yang mana dalam fisika disimbolkan dengan σ dan secara
matematis bisa ditulis seperti berikut ini.

Keterangan:
F = Gaya (N)
A = Luas penampang (m2)
σ = Tegangan (N/ m2 atau Pa)
2. Regangan
Regangan adalah suatu perbandingan antara pertambahan panjang kawat dalam x meter
dengan panjang awal kawat dalam x meter. Regangan ini bisa terjadi dikarenakan gaya yang
diberikan pada benda ataupun kawat tersebut dihilangkan, sehingga kawat kembali ke bentuk
awal. Hubungan ini secara matematis bisa dituliskan seperti berikut ini :
4

Keterangan:
e = Regangan
ΔL = Pertambahan panjang (m)
Lo = Panjang mula-mula (m)

Sesuai dengan persamaan di atas, regangan (e) tidak mempunyai satuan dikarenakan
pertambahan panjang (ΔL) dan panjang awal (Lo) adalah besaran dengan satuan yang sama.

2.6 Modulus Elastisitas kayu


1. Modulus Elastisitas (Modulus Young)

Dalam fisika, modulus elastisitas disimbolkan dengan E. Modulus elastisitas


menggambarkan suatu perbandingan antara tegangan dengan regangan yang dialami bahan.
Dengan kata lain, modulus elastis sebanding dengan tegangan dan berbanding terbalik
regangan.

Keterangan:
E = Modulus elastisitas (N/m)
e = Regangan
σ = Tegangan (N/ m2 atau Pa)

2. Hubungan Antara Gaya Tarik dan Modulus Elastisitas

Bila ditulis secara matematis, hubungan antara gaya tarik dan modulus elastisitas
meliputi:
Keterangan:
F = Gaya (N) Lo = Panjang mula-mula (m)
E = Modulus elastisitas (N/m) ΔL = Pertambahan panjang (m)
e = Regangan E = Modulus elastisitas (N/m)
σ = Tegangan (N/ m2 atau Pa) A = Luas penampang (m2)

2.7 Lantai Kayu

Lantai kayu adalah semua produk dibuat dari kayu yang dirancang untuk dijadikan
penutup lantai, baik secara struktural atau estetika. Lantai Kayu sering dianggap sebagai
bentuk lantai kayu, meskipun dibuat dari Rumput (bambu) lebih baik dari kayu. Kayu adalah
pilihan umum sebagai bahan lantai disebabkan oleh elastisitas dan fleksibilitas. Lantai kayu
memiliki nilai estetis tinggi dan kenyamanan yang lebih baik dibandingkan dengan lantai dari
jenis batu. Pada dasarnya menurut jenis material untuk lantai kayu terdapat 2 jenis lantai kayu
yaitu Solid hardwood (kayu solid) dan Engineered hardwood (kayu buatan). Bentuk lantai
kayu bisa berupa kayu strip: dengan lidah alur, plank: terdiri dari 3 lebar strip sekaligus
atau parket: susunan lantai kayu yang membentuk motif tertentu.

Jenis kayu untuk Lantai :


- Solid Hardwood Flooring :

Berupa kayu solid yang dibentuk seperti ‘plank’ dengan ketebalan sekitar 18mm.
Model standarnya terdapat alur dan lidah pada bagian sampingnya. Beberapa pabrik kadang
memproduksi dengan ketebalan hingga 10mm. Keunggulan jenis bahan ini adalah adanya
kemungkinan untuk diamplas ulang setelah pemakaian selama beberapa waktu. Jenis lantai
kayu ini rata-rata tanpa finishing atau hanya finishing dasar karena proses finishing akhir
akan dilakukan ketika lantai kayu telah terpasang. Lantai kayu yang telah difinishing dasar
biasanya pada sisi atas lidah & alur dibuat ‘bevel’ kecil.

Masalah utama pada jenis lantai Solid Hardwood Flooring adalah kemungkinan
kembang susut, ini karena terbuat dari 100% kayu solid. Untuk itulah pada pamasangannya
selalu akan disisakan beberapa milimeter pada pertemuan lantai kayu dengan dinding yang
nantinya akan ditutup dengan ‘plinth lantai’. Pemasangan lantai kayu solid yang tipis mudah
dilakukan dengan staples atau lem, sedangkan lantai kayu dengan ketebalan 18 mm harus
menggunakan alat khusus (paku).

- Engineered Hardwood Flooring:

Konstruksi lantai kayu jenis ini hampir sama dengan konstruksi plywood (papan
buatan). Terdiri dari beberapa lapisan kayu yang disusun secara melintang antar setiap
lapisan. Lantai kayu jenis ini bisa dipasang langsung di atas lantai, namun leveling lantai
harus lebih baik. Bisa juga diaplikasikan di atas lantai beton.

Ketebalan bahan biasanya 15mm dan sudah difinishing hingga lapisan akhir.
Keunggulan Engineered hardwood Flooring dari solid wood flooring adalah kemudahannya
dalan instalasi dan bisa dipasang hampir di seluruh ruangan rumah Anda. Jenis finishing
untuk tipe lantai ini biasanya jenis UV, jenis bahan finishing yang dikeringkan dengan cahaya
ultraviolet sehingga kekerasan permukaan lantai lebih baik dari jenis lantai kayu biasa.

Selain itu pula karena telah difinishing lebih dahulu, maka pemasangannya akan
menjadi lebih bersih dan cepat. Jenis kayu untuk ‘top layer’ engineered wood flooring ini
bisa dari bermacam-macam kayu keras dengan cara pelapisan yang berbeda-beda. Cara-cara
tersebut misalnya dengan vinir tipis, lembaran kayu tipis yang dibelah dengan pisau atau
lembaran yang dihasilkan dari gergaji. Instalasi jenis lantai kayu ini menggunakan sistem
‘floating’ atau perekatan dengan lem, tergantung jenis lantai yang akan dipasang lantai kayu.
Sistem floating memungkinkan untuk dopasng di atas lantai beton, yang rata-rata tidak
memiliki terlalu banyak perbedaan ketinggian atau juga diaplikasikan di atas lantai keramik.

Contoh gambar lantai kayu :


7

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada intinya, Kayu merupakan salah satu bahan bangunan yang baik dan layak
untuk digunakan dalam pembangunan sebuah rumah, gedung dll. Salah satu contoh
bagiannya yaitu lantai kayu. Lantai kayu memiliki sifat yang mewah dan elegan
sehingga kesannya terlihat mahal. Namun, terdapat kelebihan dan kekurangan pada
lantai kayu sehingga perlu dipikirkan baik-baik ketika memilih jenis kayu untuk
digunakan sebagai bahan dasar lantai rumah maupun gedung.
Kayu itu sendiri memiliki sifat mekanis yaitu elastisitas kayu. Tegangan,
Gaya tarik dan Regangan merupakan bagian-bagian di dalam modulus elastisitas.
Sehingga kita dapat menghitung tegangan, regangan dan elastisitas pada kayu dengan
menggunakan rumus-rumus elastisitas. Dengan memperhitungkan elastisitas tersebut,
kita dapat mengetahui seberapa besar kekuatan daya tahan elastisitas dari kayu.

3.2 Saran
Demikianlah Makalah yang saya buat, saya harap selain menjadi tugas Fisika
Rekayasa, Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Saya menerima kritik
dan saran dari Ibu Ir. Sri Wulan Purwaningrum, M.Kes. dan para pembaca lainnya,
Terimakasih.
8

DAFTAR PUSTAKA

https://rumusrumus.com/elastisitas-fisika/#:~:text=Di%20dalam%20ilmu%20fisika%2C
%20elastisitas,ukuran%20awalnya%20ketika%20gaya%20dihilangkan.

https://www.gurupendidikan.co.id/hukum-hooke/

https://www.dekoruma.com/artikel/48114/plus-minus-lantai-kayu

http://www.tentangkayu.com/2008/11/mengenal-jenis-lantai-kayu.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Lantai_kayu

http://www.galeripustaka.com/2013/03/pengertian-dan-faktor-tegangan-kayu.html
9

Anda mungkin juga menyukai