Anda di halaman 1dari 15

i

MAKALAH

PENGELOLAAN PRODUKSI ATAU OPERASI DALAM


BISNIS

DOSEN PEMBIMBING

SITI KHOTIMAH, SE, MM

DISUSUN OLEH :

1. Jeff Junior Lorenzo


2. Novian Trio Saputra

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA
FAKULTAS EKONOMI
MANAJEMEN

i
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pengantar Bisnis,
dengan judul : “PENGELOLAAN ORGANISASI DAN SUMBER DAYA
MANUSIA DALAM BISNIS”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………. i

DAFTAR ISI………………………………………………………… ii

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang…………………………………………… 1

1.2 Tujuan Penulisan………………………………………… 4

1.3 Manfaat Penulisan……………………………………….. 5

BAB 2 PEMABAHASAN…………………………………………... 6

BAB 3 PENUTUP…………………………………………………… 14

3.1 Kesimpulan…………………………………………….......15

3.2 Saran……………………………………………………... 16

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….. 17

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Uraian pada Modul 5 ini akan membahas salah satu fungsi dalam manajemen, yaitu
tentang fungsi operasi pada organisasi bisnis dalam menghasilkan produk berupa
barang atau jasa. Uraian pada modul ini lebih dititikberatkan pada konsep dasar dan
pengelolaan produksi/operasi di dalam bisnis, yang terbagi dalam 5 kegiatan belajar.
Kegiatan Belajar 1 membahas tentang konsep dasar produksi/operasi, proses
produksi, serta perbedaan antara proses produksi barang dan jasa. Kegiatan Belajar 2
membahas tentang bagian awal dari perencanaan operasi, yaitu prediksi output
melalui berbagai metode peramalan. Kegiatan Belajar 3 membahas tentang bagian
penting dari perencanaan operasi, yaitu mengenai perencanaan kapasitas, layout,
lokasi, dan metode operasi. Kegiatan Belajar 4 membahas mengenai proses
pengawasan operasi, dan Kegiatan Belajar 5 akan membahas mengenai salah satu
topik penting dalam manajemen operasi, yaitu kualitas dan produktivitas. Setelah
mempelajari dan menyelesaikan modul ini diharapkan Anda dapat menjelaskan
konsep-konsep dasar produksi/operasi, perencanaan dan pengawasan operasi. Secara
khusus, setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan mampu:
1. menyebutkan definisi dan ruang lingkup produksi;
2. mengidentifikasi tipe proses produksi;
3. menyebutkan perbedaan karakteristik barang dan jasa;
4. menyebutkan klasifikasi sistem operasi jasa;
5. mendeskripsikan pengertian dan komponen peramalan;
6. menjelaskan berbagai metode peramalan yang digunakan untuk memprediksi
output;
7. menjelaskan konsep perencanaan kapasitas, layout, lokasi dan metode operasi;
8. mendeskripsikan metode penjadwalan dan pengawasan operasi;
9. menjelaskan konsep manajemen kualitas dan produktivitas.

1
1.2 Tujuan Penulisan

Adapaun tujuan yang ingin dicapai adalah :

1. Untuk memahami cara pengelolaan dalam bisnis yang benar.

2. Untuk menambah wawasan tentang peranan pengelolaan organisasi untuk


perekonomian indonesia.

1.3 Manfaat Penulisan

Manfaatnya antara lain :

1. Agar mengetahui apa saja isi yang ada pada pengelolaan di indonesia
2. Memberikan referensi tentang pembelajar pengantar bisnis
3. Apa saja peran pengelolaan untuk perekonomian indonesia

2
BAB 2

PEMBAHASAN

A. RUANG LINGKUP PRODUKSI

Perusahaan didirikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Hampir


semua barang yang kita gunakan saat ini merupakan hasil dari suatu proses
produksi. Masyarakat memperkenankan pelaku bisnis atau perusahaan
beroperasi sepanjang dapat memberikan kontribusi/nilai terhadap
kesejahteraan publik. Perusahaan dapat memperoleh hasil-hasil ekonomis
berupa profit/keuntungan dari proses produksi yang dilakukan. Namun, di
waktu yang sama, suatu proses produksi dapat menyediakan/meningkatkan
daya guna/manfaat (utilitas) bagi konsumen melalui penciptaan produk
yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan masyarakat. Produk
sebagai hasil dari proses produksi dapat memenuhi empat dasar
kebutuhan, yaitu sebagai berikut.

a. Utilitas Waktu. Perusahaan menyediakan daya guna waktu dengan


menawarkan barang atau jasa pada saat konsumen menginginkannya.
Misal, ketika sebuah perusahaan menyediakan berbagai kelengkapan
untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri, seperti bingkisan/parcel ataupun
perlengkapan busana muslim (sarung, peci, sejadah, mukena).
b. Utilitas Tempat. Perusahaan menyediakan daya guna tempat dengan
menawarkan barang atau jasa di lokasi yang tepat (nyaman dan
terjangkau oleh konsumen). Misal, sebuah Department Store yang
menyediakan tempat khusus untuk memajang kelengkapan produk
lebaran.
c. Utilitas Kepemilikan. Perusahaan menyediakan daya guna kepemilikan
dengan menawarkan barang atau jasa yang dapat membuat konsumen
merasa senang untuk membelinya. Misal, sebuah perusahaan garment

3
yang memproduksi baju-baju lebaran/busana muslim agar tersedia di
pasar untuk dapat dimiliki atau digunakan konsumen.
d. Utilitas Bentuk. Perusahaan menyediakan daya guna bentuk
dengan menawarkan barang atau jasa dengan mengubah bahan
baku dan input lainnya menjadi barang jadi. Contohnya, sebuah
perusahaan garment yang mengubah kain, benang, resleting dan
bahan lainnya menjadi pakaian wanita. Atau ketika seorang
pengrajin membuat suatu barang kerajinan dengan menggabungkan
bahan kaca, plastik, dan bahan lainnya menjadi ornamen yang
cantik.

Dengan kata lain, fungsi produksi/operasi mempunyai tugas


untuk menciptakan berbagai utilitas dari barang atau jasa yang
ditawarkan agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen sebagai kontribusi terhadap kesejahteraan publik. Dapat
disimpulkan fungsi produksi/operasi merupakan tugas bagian
operasi dari suatu perusahaan yang menghasilkan produk berupa
barang atau jasa. Namun, yang perlu diperhatikan adalah biasanya
istilah produksi mempunyai pengertian yang cenderung
diasosiasikan dengan manufaktur maka istilah tersebut selama
beberapa waktu terakhir digantikan dengan istilah operasi.

Untuk itu, dalam pembahasan ini lebih banyak digunakan


istilah operasi karena lebih dapat merefleksikan fungsi produksi
baik pada barang/produk manufaktur maupun jasa. Pada dasarnya,
pengertian manajemen operasi adalah sebagai sebuah proses
sistematis yang mentransformasikan atau mengubah sumber-
sumber daya (input) menjadi barang atau jasa (output). Jenis-jenis
sumber daya input yang digunakan dalam proses produksi tersebut,
antara lain material atau bahan baku, tenaga kerja, mesin, fasilitas,
energi, informasi serta teknologi. Adapun output dalam sistem ini

4
adalah produk yang berupa barang atau jasa. Proses transformasi
atau perubahan dari input menjadi output inilah yang akan kita
bahas dalam manajemen operasi, bermula dari perencanaan sistem
desain operasi, pengimplementasian operasi sampai pada
pengendalian sistem operasi, serta informasi umpan balik terkait
dengan output yang dihasilkan, sebagai ukuran yang menentukan
apakah sistem operasi/produksi yang diimplementasikan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, peran seorang
manajer operasi adalah selain bertanggung jawab dalam membuat
utilitas barang dan jasa bagi konsumen, juga bertanggung jawab
dalam pengaturan proses produksi tersebut. Proses produksi ini
dapat digambarkan sebagai berikut.

5
B. TIPE-TIPE SISTEM DAN PROSES PRODUKSI

Telah dijelaskan proses produksi melibatkan serangkaian sumber


daya, termasuk teknologi dan sejumlah metode yang digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa. Dalam hal ini, manajer operasi perlu 5.6
Pengantar Bisnis memahami pengklasifikasian untuk dapat membantu
menentukan strategistrategi terbaik dalam mengelola operasi di berbagai
keadaan. Dalam pengelolaan operasi tersebut, seorang manajer operasi
perlu menyesuaikan sistem produksi yang digunakan berdasarkan strategi
prosesnya, apakah berfokus pada produk atau proses. Penggolongan sistem
produksi ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Process-Focused Systems Process-Focused Systems merupakan
sistem produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk dengan
volume kecil dan variasi tinggi (tidak terstandarisasi) sehingga sistem
ini lebih terfokus pada proses produksinya. Sistem produksi ini
dituntut untuk lebih fleksibel dan mampu mengakomodasi keinginan
dan pesanan konsumen. Mesin, tenaga kerja serta sistem produksinya
harus mampu memenuhi kebutuhan konsumen yang sangat bervariasi.
Contoh produk yang menggunakan sistem produksi ini adalah perabot
rumah tangga/furnitur karena variasi produk tersebut sangat beragam
dan perlu disesuaikan dengan selera konsumennya.
2. Product-Focused Systems Product-Focused Systems merupakan
sistem produksi yang digunakan untuk produk yang standar dan
terfokus pada produk yang dihasilkan. Sifat permintaan sistem
produksi ini adalah permintaan dengan volume tinggi, produk yang
terstandarisasi dihasilkan dari penggunaan fasilitas secara
terusmenerus. Dikarenakan kebutuhan volume yang tinggi untuk
sistem ini, peralatan yang khusus dan keseluruhan sistem dapat
dijustifikasi sebagai strategi sistem produksi. Contoh produk yang
menggunakan sistem produksi ini adalah televisi, tekstil, mesin
fotocopy, dan kamera. Setelah mengetahui tipe-tipe sistem produksi

6
berikut dibahas tipe-tipe proses produksi pada barang dan jasa. Tipe-
tipe proses produksi ini dapat dibedakan dari jenis produk yang
dihasilkan (barang manufaktur dan jasa). Secara umum, untuk
mendeskripsikan tipe proses produksi barang manufaktur, kita dapat
menggolongkannya berdasarkan teknik proses produksinya, apakah
melakukan pemisahan atau penggabungan komponen dalam proses
produksinya, yaitu sebagai berikut.
a. Proses analitik, yaitu proses produksi yang memisahkan sumber
daya menjadi beberapa komponen, sebagai contoh perusahaan
perminyakan yang memproses/menyuling minyak bumi menjadi
pertamax, premix, bensin, solar.
b. Proses sintetik, yaitu menggabungkan beberapa bahan baku untuk
memproduksi sebuah produk jadi, misalnya General Electric,
menggabungkan komponen-komponen elektronik menjadi sebuah
lemari es. Selain itu, untuk mendeskripsikan proses
produksi/operasi jasa, kita dapat membaginya berdasarkan kontak
dengan konsumen, yaitu sebagai berikut.
a. Proses produksi/operasi dengan intensitas kontak yang tinggi
(high contact), yaitu tingkat kontak pelanggan di mana
pelanggan menjadi bagian dari sistem selama jasa disampaikan.
Sebagai contoh, sistem transportasi Trans Jakarta, untuk
menerima jasa, konsumen harus menjadi bagian dari sistem
tersebut, yaitu dengan menggunakan Busway sebagai sarana
transportasinya.
b. Proses produksi/operasi dengan intensitas kontak yang rendah
(low contact), yaitu tingkat kontak pelanggan di mana pelanggan
tidak perlu menjadi bagian dari sistem untuk dapat menerima
jasa tersebut. Sebagai contoh, jasa servis bengkel mobil,
pelanggan tidak perlu berada dalam sistem perbaikan mobil
untuk dapat menerima jasa perbaikan mobil.

7
C. KARAKTERISTIK BARANG DAN JASA
Seperti yang telah dibahas pada Gambar 5.1, kita mengetahui bahwa
output dari suatu sistem produksi/operasi adalah produk yang berupa
barang atau jasa. Ada perbedaan yang mencolok antara barang dan jasa,
meskipun pada suatu kondisi keduanya bersatu dalam satu produk, seperti
makanan di restoran, selain makanan secara fisik yang dihidangkan
pelayanan juga termasuk yang dinikmati oleh pelanggan. Berikut ini
perbedaan karakteristik antara barang dan jasa.

Dari berbagai perbedaan karakteristik barang dan jasa di atas, dapat


disimpulkan beberapa perbedaan karakteristik antara barang dan jasa yang
penting, yaitu sebagai berikut.
1. Keberwujudan (tangibility), barang berwujud, namun jasa tidak berwujud.
2. Keterpisahan dengan konsumsi (inseperability), barang dapat dikonsumsi di
tempat yang terpisah dengan tempat produksinya, sedangkan jasa dikonsumsi
di tempat jasa diproduksi.
3. Dapat disimpan atau tidak (perishability), barang setelah diproduksi dapat
disimpan untuk memenuhi permintaan dari konsumen dalam jangka waktu
tertentu, sedangkan jasa tidak dapat disimpan, konsumen langsung
mengonsumsi pada saat jasa diproduksi.
4. Keberagaman (variability), barang yang dihasilkan dapat distandarisasikan
menurut berat, isi, warna, sedangkan jasa sangat bervariasi tergantung
permintaan dari konsumen (customized).

8
D. KLASIFIKASI SISTEM JASA

Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat memahami bahwa output


suatu produksi dapat berupa barang ataupun jasa, dan kita pun sudah
mengetahui bahwa terdapat beberapa perbedaan antara barang dan jasa,
yang membawa implikasi tersendiri dalam proses produksinya. Pada
bagian ini dijelaskan tentang sistem produksi yang digunakan pada sektor
jasa. Sektor jasa merupakan sektor industri yang sangat unik dikarenakan
karakteristiknya yang berbeda dengan jasa. Selain itu, sektor jasa tidak
mengandung kelompok-kelompok jasa yang homogen atau sama, namun
sangat heterogen. Hal ini dikarenakan adanya sektor jasa yang berdiri
sendiri, misalnya dokter, dosen atau tukang cukur ataupun sektor jasa yang
mengikuti barang fisik yang diproduksi, misalnya restoran, selain makanan
sebagai barang fisiknya, disertai pula dengan pelayanan yang baik dan
cepat, yang merupakan wujud dari jasa itu sendiri.

9
BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN

Sebagai sebuah sistem, perusahaan sangat terkait dengan lingkungannya.


Perusahaan sebagai sistem berarti sebagai unit yang terdiri dari subsistem, seperti
sumber-sumber ekonomi, kegiatan perusahaan dan lingkungan perusahaan yang
saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Pengelolaan bisnis menjadi semakin kompleks seiring dengan


perkembangan lingkungan ekonomi. Perkembangan dalam sistem dan mekanisme
industrial telah memberikan implikasi pada organisasi bisnis atau Perusahaan.

10
DAFTAR PUSTAKA

 Rifelly Dewi Astuti, 2007, Pengantar Bisnis, Universitas Terbuka, Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai