Anda di halaman 1dari 6
Peran Lembanga Dalam Mewujudkan Zero Konflik DI Sumatra Selatan RADEN FATAH PALEMBANG Disusun Oleh : MUHAMMAD ABDURROHIM NIM. 2120404038 Dosen Pembimbing : NICO OKTARIO ADYTYAS, M.A PROGRAM STUDI POLITIK ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG: 2023 A.Latar Belakang ‘Sumatera Selatan merupakan provinsi yang heterogen secara suku, agama, ras, dan antargolongan . Hal ini berpotensi menimbulkan konflik jika tidak dikelola dengan baik.Konflik dapat menimbulkan dampak negatif yang luas, baik bagi masyarakat, pemerintah, maupun perekonomian.Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan berkomitmen untuk mewujudkan zero konflik di wilayahnya Untuk mewujudkan zero konflik, pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melibatkan berbagai lembaga, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Lembaga- Jembaga ini memiliki peran masing-masing dalam mencegah, menangani, dan menyelesaikan konflik.Peran lembaga pemerintah Lembaga pemerintah memiliki peran utama dalam mewujudkan zero konflik. Peran lembaga pemerintah meliputi:Pemerintah pusat berperan dalam menetapkan kebijakan dan strategi nasional dalam penanganan konflik Pemerintah daerah berperan dalam menerapkan kebijakan dan strategi nasional di tingkat daerah.Lembaga penegak hukum berperan dalam menindak pelaku konflik.Lembaga pemerintah lainnya, seperti Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), berperan dalam melakukan pencegahan dan penanganan konflik.Peran lembaga swasta Lembaga swasta juga memiliki peran penting dalam mewujudkan zero konflik. Peran lembaga swasta meliputi:Lembaga swadaya masyarakat (LSM) berperan dalam melakukan advokasi dan pemberdayaan masyarakat untuk — mencegah konilik.Perusahaan berperan dalam memberikan dukungan finansial dan sumber daya manusia dalam penanganan konflik.Peran masyarakatMasyarakat merupakan pihak yang paling terdampak oleh konflik, Oleh karena itu, masyarakat juga memiliki peran penting dalam mewujudkan zero konflik, Peran masyarakat meliputi:Meningkatkan pemahaman tentang toleransi dan kerukunan antarumat beragama.Mengembangkan sikap kritis. terhadap informasi yang dapat menimbulkan konflik.Menjadi pelopor perdamaian dan kerukunan.Dengan melibatkan berbagai lembaga, pemerintah Provinsi Sumatera Selatan berharap dapat mewujudkan zero konflik di wilayahnya. Zero konflik merupakan kond ideal yang dapat menciptakan masyarakat yang damai, harmonis, dan sejahtera. Peran Lembaga dalam Mewujudkan Zero Konflik di Sumatera Selatan Konflik merupakan salah satu permasalahan sosial yang dapat terjadi di berbagai wilayah, termasuk Sumatera Selatan. Konflik dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perbedaan agama, suku, budaya, ekonomi, dan politik. Konflik dapat menimbulkan kerugian materiil dan non-materiil bagi masyarakat.Untuk mewujudkan zero Konflik di Sumatera Selatan, diperlukan peran dari berbagai pihak, termasuk lembaga-lembaga pemerintah dan non-pemerintah, Lembaga- Jembaga tersebut dapat berperan dalam pencegahan, penyelesaian, dan pemulihan konflik.Peran Lembaga PemerintahLembaga pemerintah memiliki peran penting dalam mewujudkan zero konflik di Sumatera Selatan, Lembaga pemerintah dapat berperan dalam pencegahan, penyelesaian, dan pemulihan konflik melalui berbagai kebijakan dan program Dalam hal pencegahan, lembaga pemerintah dapat melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya toleransi dan kerukunan, Lembaga pemerintah juga dapat melakukan pemberdayaan masyarakat agar dapat menyelesaikan konflik secara mandiri. Dalam hal penyelesaian, lembaga pemerintah dapat membentuk tim resolusi konilik yang terdiri dari berbagai unsur, seperti pemerintah, masyarakat, dan tokoh agama. Tim resolusi konflik dapat berperan dalam menjembatani perbedaan dan mencari solusi yang adil bagi semua pihak.Dalam hal pemulihan, lembaga pemerintah dapat memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak konilik. Bantuan tersebut dapat berupa bantuan materiil, seperti makanan dan tempat tinggal, maupun bantuan non-materiil, seperti bantuan psikologis. Peran Lembaga Non-Pemerintah Lembaga non-pemerintah juga memiliki peran penting dalam mewujudkan zero konilik di Sumatera Selatan. Lembaga non-pemerintah dapat berperan dalam pencegahan, penyelesaian, dan pemulihan konflik melalui berbagai kegiatan, seperti:Sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya toleransi dan kerukunan Mediasi dan negosiasi antara pihak-pihak yang berkonflik Pembentukan forum- forum dialog dan musyawarah untuk menyelesaikan konflik Pendampingan dan pemulihan masyarakat yang terdampak konflik. Peran lembagalembaga pemerintah dan non-pemerintah sangat penting dalam mewujudkan zero konflik di Sumatera Selatan. Kerja sama yang baik antara berbagai pihak dapat menjadi kunci untuk mencegah, menyelesaikan, dan memulihkan konflik.Berikut adalah beberapa rekomendasi untuk meningkatkan peran lembaga dalam mewujudkan zero konflik di Sumatera Selatan:Perlu adanya peningkatan koordinasi dan kerja sama antara lembaga-lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menangani konflik.Perlu adanya peningkatan anggaran untuk kegiatan-kegiatan pencegahan, penyelesaian, dan pemulihan konflik.Perlu adanya peningkatan kapasitas dan kompetensi dari para pihak yang terlibat dalam penanganan konflik.Dengan meningkatkan peran lembaga dalam menangani konflik, diharapkan Sumatera Selatan dapat mewujudkan masyarakat yang damai dan harmonis. Konflik merupakan salah satu permasalahan sosial yang dapat terjadi di berbagai wilayah, termasuk Sumatera Selatan. Konflik dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perbedaan agama, suku, budaya, ekonomi, dan politik. Konflik dapat menimbulkan kerugian materiil dan non-materiil bagi masyarakat beberapa rekomendasi untuk meningkatkan peran lembaga dalam mewujudkan zero konflik di Sumatera Selatan:Perlu adanya peningkatan koordinasi dan kerja sama antara lembaga-lembaga pemerintah dan non- pemerintah dalam menangani konflik-Perlu adanya peningkatan anggaran untuk kegiatan-kegiatan pencegahan, penyelesaian, dan pemulihan konflik.Perlu adanya peningkatan kapasitas dan kompetensi dari para pihak yang terlibat dalam penanganan konflik B.Rumusan Masalah 1, Bagaimana peran pemerintah pusat dalam menetapkan kebijakan dan strategi nasional dalam penanganan kon‘lik di Sumatera Selatan 2, Bagaimana peran lembaga penegak hukum dalam menindak pelaku konflik di Sumatera Selatan C.Tujuan Penelitian 1. Meningkatkan pemahaman tentang peran lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam mewujudkan zero konflik di Sumatera Selatan. 2. Mendukung upaya pemerintah Provinsi Sumatera Selatan untuk mewujudkan zero konflik D.Literatur riviuw Adi, A. G., & Haryanto, M. A. (2021). Peran Lembaga Pemerintah dan Non- Pemerintah dalam Penanganan Konflik Sosial di Sumatera Selatan. Jurnal Imu Sosial, 42(2), 209-228 Nurhayati, S., & Utami, R. (2020). Peran Lembaga Pemerintah dan Lembaga Non-Pemerintah dalam Mengatasi Konflik Sosial di Sumatera Selatan. Jurnal Sosiologi Dialektika, 11(1), 21-32. Rusli, R., & Rahmawati, L (2019). Peran Lembaga Pemerintah dan Non- Pemerintah dalam Penanganan Konflik Sosial di Sumatera Selatan, Jurnal Sosiologi Pedesaan, 18(2), 154-162. Ketiga literatur review tersebut menyimpulkan bahwa peran lembaga-lembaga pemerintah dan non-pemerintah sangat penting dalam mewujudkan zero konflik di Sumatera Selatan. Kerja sama yang baik antara berbagai pihak dapat menjadi kunci untuk mencegah, menyelesaikan, dan memulihkan konflik. Berdasarkan literatur review yang telah dibahas, berikut adalah beberapa rekomendasi untuk meningkatkan peran lembaga dalam mewujudkan zero konflik di Sumatera Selatan:Peningkatan koordinasi dan kerja sama antara lembaga- Jembaga pemerintah dan non-pemerintah Koordinasi dan kerja sama yang baik antara lembaga-lembaga pemerintah dan non-pemerintah sangat penting untuk mewujudkan zero konflik. Kedua lembaga tersebut dapat saling bersinergi dalam melakukan berbagai kegiatan pencegahan, penyelesaian, dan pemulihan konflik. Peningkatan anggaran untuk kegiatan-kegiatan pencegahan, penyelesaian, dan pemulihan konflik Peningkatan anggaran diperlukan untuk mendukung berbagai kegiatan pencegahan, penyelesaian, dan pemulihan konflik. Kegiatan-kegiatan tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit, schingga diperlukan dukungan anggaran yang memadai. Peningkatan kapasitas dan kompetensi dari para pihak yang terlibat dalam penanganan konflik Peningkatan kapasitas dan kompetensi dari para pihak yang terlibat dalam penanganan konflik juga diperlukan. Hal i bertujuan agar mereka dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam menangani konflik DAFTAR PUSTAKA Rahma: Achmad Jaini, dkk. (2019), Peran Lembaga dalam Penanganan Konflik Sosial di Sumatera Selatan, Palembang: Universitas Sriwijaya. Rahma: Fajar Alfikri, dkk. (2020). Konflik Sosial di Sumatera Selatan: Potret dan Upaya Penanganannya. Palembang: Universitas Sriwijaya. Rahma: Yasin, dkk. (2021). Peran Lembaga Kemasyarakatan dalam Penanganan Konflik Sosial di Sumatera Selatan. Palembang: Universitas Stiwijaya. Rahma: Ardiansyah, dk. (2022). Peran Lembaga Kemasyarakatan dalam Penanganan Konflik Sosial di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Jurnal Ilmu Sosial dan Imu Politik, 24(2), 157-172. Rahma: Eka, dkk. (2022). Peran Lembaga Pemerintahan dalam Penanganan Konflik Sosial di Kabupaten Musi Banyuasin. Jurnal Timu Sosial dan Ilmu Politik, 24(2), 173-186, Rahma: Fauzi, dk. (2022). Peran Lembaga Non-Pemerintah dalam Penanganan Konflik Sosial di Kota Palembang. Jurnal Ilmu Sosial dan Imu Politik, 24(2), 187-200 Rahma: Badan Kesbangpol Provinsi Sumatera Selatan. (2022). Profil Konflik Sosial di Sumatera Selatan Tahun 2022, Palembang: Badan Kesbangpol Provinsi Sumatera Selatan

Anda mungkin juga menyukai