Nota Pembelaan Pidana
Nota Pembelaan Pidana
Dengan hormat,
PENDAHULUAN
Majelis Hakim yang kami muliakan Rekan Jaksa Penuntut Umum yang kami
hormat, Pertama-tama marilah kita panjatkan puj dan syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa penguasa seluruh alam semesta, karena berkat rahmat Nya persidangan
pada hari ini dengan agenda pembacaan Nota Pembelaan oleh Penasihat Hukum atas
Terdakwa Salasokhi Zatulo Ndruru (untuk selanjutnya disebut "Terdakwa") bisa berjalan
dengan lancar sebagaimana mestinya sesuai dengan yang dijadwalkan sebelumnya,
meskipun Terdakwa merasa kurang puas dengan persidangan Daring karena faktor
jaringan atau yang lainnya membuat Terdakwa tidak jelas mendengar apa yang ada
dipersidangan, akan tetapi Terdakwa selalu semangat dalam mengikuti dan senantiasa
menebarkan aura positif yang seakan-akan berbicara bahwa "saya tidak bersalah,
maka beranilah".
Hal tersebut membuat kami, Penasihat Hukum Terdakwa menjadi lebih yakin
untuk mencari siapa sebenarnya yang bertanggung jawab terhadap perkara ini.
Semangat seperti itu juga dirasakan oleh isteri dan keluarga Terdakwa, yang selalu
setia hadir pada setiap persidangan melihat proses persidangannya dengan penuh
kesabaran dan penuh keyakinan bahwa Terdakwa memang tidak bersalah. Nuansa
seperti ini membuat kami. Penasihat Hukum Terdakwa menjadi kagum akan sikap dan
spirit serta keyakinan isteri dan keluarga Terdakwa.
Tidak lupa kami ucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Majelis Hakim Yang Mulia karena telah memimpin persidangan ini dengan penuh
kemandirian, keseimbangan dan jiwa kepemimpinan yang kental. Kami juga
memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada rekan Jaksa Penuntut
Umum, karena telah sangat berupaya menjalankan kewajibannya dengan sangat amat
baik untuk menemukan kebenaran formil dan materil ke arah tercapainya prinsip dan
tujuan hukum demi tegaknya keadilan.
Sekali lagi, kami sebagai Penasihat Hukum benar-benar bangga dan menaruh
hormat setinggi-tingginya kepada Terdakwa, tentang ketegarannya, tentang
kesabarannya, tentang bagaimana Terdakwa tetap kuat meski sedang didakwa dengan
kejahatan yang luar biasa yaitu dugaan Pencurian dengan Kekerasan. Kesabaran dan
ketegaran Terdakwa benar-benar mengajarkan kita semua di persidangan ini, bahwa
ketika Tuhan berkehendak maka manusia haruslah pasrah, tetap berusaha, menunduk
serendah debu dan tetap berdoa setinggi langit.
Bahwa tuntutan pidana dan pledoi (pembelaan) pada dasarnya merupakan suatu
rangkaian yang tidak terpisahkan dalam suatu proses pemeriksaan perkara pidana dan
sebenarnya dapatlah dikatakan bahwa keberadaan tuntutan pidana yang diajukan oleh
Jaksa Penuntut Umum, saling berkaitan dengan Nota Pembelaan yang diajukan oleh
Terdakwa atau Penasihat Hukum Terdakwa yang pada hakekatnya merupakan proses
dialogis jawab menjawab terakhir dalam suatu proses pemeriksaan suatu perkara
pidana. Pada kesempatan ini juga perlu kami tegaskan, karena pada hakikatnya
bertujuan untuk melumpuhkan dakwaan dan tuntutan pidana yang diajukan oleh
Pingajuan Jaksa Penuntut Umum, akan tetapi perbedaan argumentasi, prinsip dan Nota
Pembelaan ini bukanlah pandanganlah yang menimbulkan kesenjangan di antara
kedua misi yang diemban, namun kesemuanya itu bermuara pada kesamaan tujuan
yaitu usaha dan upaya melakukan penegakkan hukum serta keinginan untuk
menemukan kebenaran hukum.
Bahwa persidangan ini pada akhirnya akan berakhir dengan putusan yang
MENGATAS-NAMAKAN KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA
ESA, tentu merupakan putusan yang sangat diharapkan menjunjung tinggi nilai-nilai
keadilan dan kebenaran dengan sumpah kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang menurut
Bismar Siregar (Hukum Acara Pidana, Bina Cipta Bandung 1983) merupakan doa
hakim, hal ini tentu saja memberi arti bahwa Yang Mulia Majelis Hakim akan
menghadirkan Keadilan Tuhan penguasa seluruh alam di pengadilan ini, di dalam ruang
persidangan ini.
Akhirnya, melalui persidangan yang terbuka untuk umum ini, kita tentu dapat
menjawab pertanyaan yang paling mendasar atas perkara ini, yaitu apakah benar
Terdakwa, telah melakukan perbuatan sebagaimana yang didakwakan, yaitu
melakukan tindak pidana Pencurian dengan Kekerasan atau dalam tuntutan melakukan
tindak pidana Ancaman Kekerasan sebagaimana diatur dan diancam dalam Pasal 368.
Selanjutnya untuk menjawab pertanyaan tersebut maka kita semua perlu meluruskan
dahulu niat dan menjernihkan pikiran agar dapat menemukan dari Yang Maha Kuasa
untuk mendapatkan kebenaran materil atas perkara ini.
Bahwa dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) sesuai dengan surat dakwaan dengan
nomor register perkara: PDM-618 /Eoh.1/10/2020 adalah sebagai berikut:
KEDUA : Pasal 368 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Jo. Pasal
55 ayat (1) ke-1 KUHPidana
Bahwa sebelum kami membahas mengme takta-fakta yang muncul di persidangan dan
analisa yuridis serta penutup pada bagian akhir nota pembelaan ini, kami ingin terlebih
dahulu membedah secara krits m dari Jasa Penuntut Umum, yaitu: genai surat
dakwaan dan surat tuntutan
DALAM DAKWAAN
Bahwa rekan Jaksa Penuntut Umum berkeyakinan Terdakwa telah terbukti melakukan
tindak pidana Ancaman Kekerasan sebagaimana diatur dan diancam dalam Pasal 368
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan menuntut agar Terdakwa dijatuhi pidana
penjara selama 3 (tiga) tahun
FAKTA-FAKTA PERSIDANGAN
A. Keterangan saksi-saksi :
1. M. JAFAR NASUTION
Bahwa saksi pada tanggal 27 Oktober 2020 dan 10 November 2020 memberikan
keterangan di bawah sumpah menurut agamanya dan akan memberikan keterangan
yang benar tidak lain dari pada yang sebenarnya, dengan ini saksi menerangkan
sebagai berikut:
Tanggapan Terdakwa:
2. ZIKRO
Bahwa saksi pada tanggal 10 November 2020 memberikan keterangan di bawah
sumpah menurut agamanya dan akan memberikan keterangan yang benar tidak lain
dari pada yang sebenarnya, dengan ini saksi menerangkan sebagai berikut:
Bahwa uang yang diberikan senilai sebanyak Rp. 65.000.000-.00 (Enam Puluh
Lima Juta Rupiah) untuk Pembayaran asuransi Prudensial dan Diberikan di
Parkiran di bukan di dalam Mobil sebagaimana keterangan saksi Dista Ricky
Hasudungan Tanjung.
Bahwa uang tersebut 2 macam pecahan Lima Puluh Ribu Rupiah dan Seratus
Ribu Rupiah. Bahwa saksi mengatakan Premi kedua Polis Tersebut tidak pernah
telat membayar kalaupun telat hanya telat hari aja tidak sampai 1 bulan.
Tanggapan Terdakwa:
Tidak mengetahui
3. RAIHAN, ST
Bahwa saksi pada tanggal 10 November 2020 memberikan keterangan di bawah
sumpah menurut agamanya dan akan memberikan keterangan yang benar tidak lain
dari pada yang sebenarnya, dengan ini saksi menerangkan sebagai berikut:
Bahwa Melakukan penarikan mobil itu terhadap debitur yang Wanprestasi
(Menunggak angsuran) diperbolehkan sesuai dengan UU Fidusia. Bahwa untuk
penarikan mobil No. Pol: B 1084 WKJ Direktur PT. Olivia Jaya Nusantara
memberikan kuasa kepada atas nama Tony Hutauruk dkk. Bahwa beberapa kali
PT. Olivia Jaya Nusantara dilaporkan terkait Penarikan mobil yang dituduhkan
melakukan Pencurian sudah 2 kali menang Praperadilan dan akhimya
perkaranya Gugur.
Tanggapan Terdakwa
B. Keterangan Terdakwa
Bahwa Terdakwa tidak pernah ikut melakukan penarikan Mobil No Pol. B 1084 WKJ.
Bahwa Terdakwa bekerja sebagai melihat kendaraan yang menunggak di pinggir jalan
atau biasa disebut dengan Matel.
Bahwa terdakwa tidak ada melihat uang senilai Rp. 65.000.000.-,00 di dalam mobil
ketika mengantarkan mobil ke gudang.
Analisa Fakta
Hukum terdakwa belum cukup bukti dimana hanya saksi korban saja yang
menerangkan terkait adanya dugaan perbuatan pencurian dengan kekerasan atau
dengan sesuai tuntutan jaksa penuntut umum memaksa dengan kekerasan atau
ancaman kekerasan yang dilakukan terdakwa tersebut tidak ada saksi lain yang dapat
menerangkan atau alat bukti lain untuk meyakinkan terdakwalah pelakunya, padahal
pihak penyidik dapat menyita beberapa CCTV yang berada di lokasi kejadian untuk
mengungkap jelas terkait perkara ini tetapi hal itu tidak dilakukan oleh Penyidik, Jika
orang yang menerima kuasa untuk menjalankan UU FIDUSIA dan hanya menggunakan
bukti kertas kwitansi aja tanpa bisa dibuktikan terkait kebenaran uang tersebut seperti
fakta dipersidangan ini tetapi dinyatakan bersalah pastinya sudah ratusan bahkan
ribuan orang penerima kuasa yang menjalankan UU FIDUSIA yang sudah jadi
Terpidana tetapi sampai saat ini belum ada orang yang menjalankan UU FIDUSIA jadi
terpidana kami ketahui karena jelas ada UU yang Mengaturnya. Chandra M. Hamzah
mengutip pendapat dari Yahya Harahap yang menyatakan bukti permulaan yang cukup
setidaknya mengacu pada standart minimal dua alat bukti sebagaimana dimaksud
dalam ketentuan Pasal 183 KUHAP yang berbunyi "Hakim tidak boleh menjatuhkan
pidana kepada seorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti y
bahwa suatu tindak pidana benar benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersala
melakukannya" yang sah ia memperoleh keyakinan
ANALISIS YURIDIS
Bahwa proses peradilan pidana adalah suatu proses persidangan yang sangat berbeda
dengan proses persidangan lainnya, karena dalam suatu proses persidangan pidana
haruslah dapat diukur seberapa jauh kesalahan (schuld) yang terdapat pada diri
seorang terdakwa pada dugaan tindak pidana yang didakwakan tanpa ada sedikitpun
keraguan pada Majelis Hakim pemeriksa suatu perkara tentang hal tersebut. Untuk
kemudian berdasarkan hal ini, dapat pula diukur dan dimintakan seberapa besar
pertanggungjawaban pidana yang bisa dilekatkan pada seorang terdakwa.
Hal ini pula yang disampaikan Curzon LB Curzon dalam bukunya "Criminal Law"
(London; M&E Pitman Publishing: 1997) yang menjelaskan: "Bahwa untuk dapat
mempertanggung jawabkan seseorang dan karenanya mengenakan pidana
terhadapnya, tidak boleh ada keraguan sedikitpun pada diri hakim tentang kesalahan
terdakwa
Hal serupa juga disampaikan oleh Prof. Moelijatno dalam bukunya "Asas-Asas Hukum
Pidana" (Jakarta; Bina Aksara; 1987) yang menerangkan:
Sementara itu Prof. Satochid Kartanegara sehubungan dengan pengertian delik ini
sendiri menyebutkan, unsur delik terdin atas unsur objektif dan unsur subjektif, di mana
unsur objektif adalah unsur yang terdapat di luar diri manusia, yaitu:
a. Suatu tindakan;
b. Suatu akibat, dan
c. Keadaan (omstandigheid)
Di mana kesemuanya itu dilarang dan diancam dengan hukuman oleh undang-
undang. Sedangkan unsur subjektif adalah unsur-unsur dari perbuatan yang dapat
berupa:
Bahwa untuk melihat suatu tindak pidana (delik) tersebut tidaklah bisa berdiri sendiri
karena maknanya baru akan muncul apabila ada suatu proses pertanggung jawaban
pidana, artinya setiap orang yang melakukan suatu tindak pidana tidak dengan
sendirinya harus dipidana atau dijatuhkan hukuman pada dirinya, karena agar dapat
dijatuhi suatu pemidanaan atau hukuman terhadap diri seseorang maka pada diri orang
tersebut harus ada unsur dapat dipertanggung jawabkan secara pidana yang dapat
dimintakan ataupun dijatuhkan kepadanya sesuai dengan unsur-unsur perbuatan
sebagaimana ditegaskan dalam suatu peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bahwa rumusan delik dalam Pasal 368 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana,
pembuktiannya tidak hanya sekedar melihat pertanggung jawaban pidana berdasarkan
"materiele feit", tetapi tetap harus berpegang pada asas pertangung jawaban pidana
yang berlaku secara universal (Geen Straf Zonder Schuld/tiada pidana tanpa
kesalahan). Dalam hal ini, apakah kesalahan tersebut berupa opzet (kesengajaan)
maupun berupa culpa (kealaian) dengan mengaitkan adanya suatu prinsip "formeele
wedderechtelijkheid" dan adanya suatu alasan penghapusan pidana berdasarkan
fungsi negative.
Bahwa Jaksa Penuntut Umum dalam uraian tuntutannya mengenai unsur "dengan
maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum
memaksa seseorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan
barang sesuatu telah keliru dalam menerapkan unsur tersebut. Dimana terdakwa tidak
ada melakukan hal tersebut karena bukan kapasitas terdakwa untuk melakukan
eksekusi kendaraan tersebut Juga berdasarkan fakta persidangan, hanya saksi korban
yang mengatakan bahwa terdakwa pelakunya tidak ada saksi-saksi yang melihat,
mendengar dan mengetahui secara langsung perbuatan yang diduga dilakukan oleh
Terdakwa yang memenuhi unsur tersebut di atas.
Majelis Hakim Yang Mulia; Rekan Jaksa Penuntut Umum yan terhormat
Berdasarkan hal tersebut, dalam pemeriksaan perkara Terdakwa, patutlah kita semua,
baik rekan Jaksa Penuntut Umum, Majelis Hakim Yang Mulia atau pun kami sendiri
selaku Penasihat Hukum, harus berpegang teguh pada asas-asas yang terkandung
dalam penegakkan keadilan serta harus menghindari tindakan-tindakan yang dapat
merusak integritas sistem sebagai upaya menghindari miscarriage of Justice pada
perkara ini.
KESIMPULAN
Bahwa kemandirian Majelis Hakim Yang Mulia begitu kental dalam persidangan ini,
kami sangat mengapresiasi hal tersebut dimana majelis Hakim Yang Mulia dua kali
mengatakan Supaya saksi korban memberikan keterangan yang benar karena
memberikan keterangan palsu dapat dipidana p 242 hal itu karena saksi korban sering
memberikan kesaksian yang berubah-ubah... Kewajiban hakim untuk bersikap mandiri
dapat diartikan bahwa hakim terikat untuk penjara 7 tahun sesuai dengan Pasal
memutus perkara hanya atas dasar ketentuan undang-undang. Menurut Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) sistem pembuktian yang dianut adalah Negatief
Wettelijk Stelsel, yaitu metode pembuktian yang paling sulit di antara empat ajaran atau
teori tentang pembuktian. Menurut KUHAP, untuk membuktikan seseorang bersalah
harus diperoleh 2 (dua) alat bukti yang sah ditambah dengan keyakinan hakim. Artinya
jika terdapat bukti menurut undang- undang bahwa Terdakwa bersalah, namun hakim
tidak memperoleh keyakinan. maka Terdakwa harus dibebaskan. Demikian juga jika
seorang hakim berkeyakinan Terdakwa bersalah namun menurut undang-undang
terdakwa tidak terbukti bersalah maka terdakwa juga harus dibebaskan.
PERMOHONAN
Berdasar atas segala sesuatu yang kami uraikan di atas, kami mohon agar kiranya
Majelis Hakim dengan segala kewibawaannya berkenan menjatuhkan putusan sebagai
berikut:
Menyatakan seluruh dakwaan Jaksa Penuntut Umum TIDAK TERBUKTI SECARA SAH
DAN MEYAKINKAN.
Membebaskan Terdakwa dari segala dakwaan Jaksa Penuntut Umum, atau setidak-
tidaknya melepaskan Terdakwa dari segala tuntutan hukum
Demikianlah Nota Pembelaan ini kami ajukan, semoga Tuhan Yang Maka Kuasa
memberikan perlindungan kepada kita semua.
Hormat kami,