Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN HASIL WAWANCARA

Dosen pengampuh:
Cavin George Ngilawane S.H, .M.H

Disusun Oleh:
Joseph Neil Antonio Fofid
202274201055

Jurusan Ilmu Hukum


Fakultas Hukum
Universitas Musamus Merauke
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan yang maha Esa. Atas segala rahmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa saya mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materi

Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bagi
pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu saya
sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Merauke, 14 April 2023

Joseph N.A. Fofid


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................

A. Pengertian Demokrasi...........................................................................................

B. Prinsip Demokrasi.................................................................................................

C. Jenis-jenis Demokrasi............................................................................................

D. Perkembangan Demokrasi di Indonesia................................................................

BAB III PENUTUP....................................................................................................

A. Simpulan................................................................................................................

B. Saran .................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................

LAMPIRAN...............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demokrasi sebagai suatu sistem telah dijadikan alternatif dalam berbagai tatanan
aktivitas bermasyarakat dan bernegara di beberapa Negara. Seperti diakui oleh Moh. Mahfud
MD, ada dua alasan dipilihnya demokrasi sebagai sistem bermasyarakat dan bernegara.
Pertama, hampir semua negara didunia ini telah menjadikan demokrasi sebagai asas yang
fundamamental. Kedua, demokrasi sebagai asas kenegaraan secara esensial telah memberikan
arah bagi peranan masyarakat untuk menyelenggarakan Negara sebagai organisasi
tertingginya. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang benar pada
warga masyarakat tentang demokrasi.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan demokrasi?

1.2.2 Bagaimanakah prinsip demokrasi?

1.2.3 Apa sajakah jenis-jenis demokrasi?

1.2.4 Bagaimanakah perkembangan demokrasi di Indonesia?

1.3 Tujuan

1.3.1 Dapat mengetahui pengertian demokrasi

1.3.2 Dapat mengetahui prinsip demokrasi

1.3.3 Dapat mengetahui jenis-jenis demokrasi

1.3.4 Dapat mengetahui perkembangan demokrasi di Indonesia


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi

Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan
rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat. Konsep dasar demokrasi berarti “rakyat berkuasa” (government of rule by the people).
Menurut Adolf Heuken, kata demokratia ini muncul di Yunani Kuno (abad ke-5 sebelum
masehi), untuk menamai suatu bentuk pemerintahan di negara kota Athena. Lebih lanjut
Heuken menjelaskan bahwa “demos” atau rakyat dalam suatu negara itu tidak sama dengan
penduduk. Sebab di dalam demokrasi langsung Yunani Kuno, yang dimaksud dengan demos
itu hanyalah sebagian dari penduduk desa Athena. Demokrasi menurut para ahli yaitu:

A. Harry Soche

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan rakyat, karena itu kekuasaan pemerintahan


melekat pada diri rakyat, diri orang banyak dan merupakan hak bagi rakyat atau orang
banyak untuk mengatur, mempertahankan dan melindungi dirinya dari paksaan orang lain
atau badan yang diserahi untuk memerintah.

B. Menurut International Commission of Jurist

Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusan
politik diselenggarakan oleh warga negara melalui wakil-wakil yang dipilih oleh mereka dan
yang bertanggungjawab kepada mereka melalui suatu proses pemilihan yang bebas

C. Muhammad Yamin

Demokrasi adalah sebuah dasar yang ada di dalam pembentukan pemerintahan dan
posisinya berada didalam atau masyarakat pada sebuah kekuasaan untuk bisa memerintah dan
mengatur supaya dapat dikendalikan dengan sah pada setiap warga negara.
D. John Locke

Demokrasi adalah sebuah bentuk negara yang apabila kekuasaan perundangan


undangan diserahkan kepada masyarakat. John Locke adalah seseorang yang sangat
menjunjung tinggi HAM. Oleh karenanya, Bapak John Locke sangat mengidamkan negara
demokrasi.

E. Abraham Lincoln

Demokrasi dengan lugas bahwa “Pemerintahan dari rakyat (government of the


people), oleh rakyat (by the people) dan untuk rakyat (for the people).

B. PRINSIP DEMOKRASI

Prinsip demokrasi dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Prinsip Demokrasi Sebagai Sistem Politik

 Pembagian kekuasaan (kekuasaan legislatif, yudikatif, dan eksekutif)


 Pemerintahan konstitusional
 Partai politik lebih dari satu dan mampu melaksanakan fungsinya
 Pers yang bebas
 Perlindungan terhadap hak asasi manusia
 Pengawasan terhadap administrasi negara
 Peradilan yang bebas dan tidak memihak
 Pemerintahan yang diskusi
 Pemilihan umum yang bebas
 Pemerintahan berdasarkan hukum

2. Prinsip Non-demokrasi (Kediktatoran)

 Pemusatan kekuasaan Kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif menjadi satu dan
dipegang serta dijalankan oleh satu lembaga.
 Pemerintahan tidak berdasarkan konstitusional Pemerintahan dijalankan berdasarakan
kekuasaan. Konstitusinya memberi kekuasaan yang besar pada negara atau
pemerintah.
 Rule of Power Prinsip negara kekuasaan yang ditandai dengan supremasi kekuasaan
yang besar pada negara atau pemerintah..
 Pembentukan pemerintah tidak berdasarkan musyawarah tetapi melalui dekrit
 Pemilihan umum yang tidak demokratis. Pemilihan umum dijalankan hanya untuk
memperkuat keabsahan penguasa atau pemerintah negara.
 Manajemen dan kepemimpinan yang tertutup dan tidak bertanggung jawab
 Tidak ada dan atau dibatasinya kebebasan berpendapat, berbicara dan kebebasan pers.
 Penyelesaian perpecahan atau perbedaan dengan cara kekerasan dan penggunaan
paksaan

C. JENIS JENIS DEMOKRASI

Demokrasi telah menjadi sistem pemerintahan yang diidealkan. Banyak negara


menerapkan sistem politik demokrasi. Masing-masing negara menerapkan sistem demokrasi
dengan pemahaman masing-masing. Keanekaragaman pemahaman tersebut dapat dirangkum
ke dalam 3 sudut pandang, yaitu ideologi, cara penyaluran kehendak rakyat, dan titik
perhatian.

A. Berdasarkan Ideologi

Berdasarkan sudut pandang ideologi, sistem politik demokrasi dapat dibedakan


menjadi dua, yaitu demokrasi konstitusional atau demokrasi liberal dan demokrasi rakyat.

 Demokrasi konstitusional (demokrasi liberal)


Dasar pelaksanaan demokrasi konstitusional adalah kebebasan individu. Ciri khas
pemerintahan demokrasi konstitusional adalah kekuasaan pemerintahannya terbatas
dan tidak diperkenankan banyak campur tangan dan bertindak sewenang-wenang
terhadap warganya. Kekuasaan pemerintah dibatasi oleh konstitusi.
 Demokrasi rakyat
Demokrasi rakyat mencita-citakan kehidupan tanpa kelas sosial dan tanpa
kepemilikan pribadi. Demokrasi rakyat merupakan bentuk khusus demokrasi yang
memenuhi fungsi diktator proletar. Pada masa Perang Dingin, sistem demokrasi
rakyat berkembang di negaranegara Eropa Timur, seperti Cekoslovakia, Polandia,
Hungaria, Rumania, Bulgaria, Yugoslavia, dan Tiongkok. Sistem politik demokrasi
rakyat disebut juga “demokrasi proletar” yang berhaluan Marxisme-komunisme.
B. Berdasarkan cara penyaluran kehendak rakyat

Berdasarkan cara penyaluran kehendak rakyat, sistem politik demokrasi dapat


dibedakan menjadi tiga macam, yaitu demokrasi langsung, demokrasi perwakilan atau
demokrasi representatif, dan demokrasi perwakilan sistem referendum.

 Demokrasi langsung
Dalam sistem demokrasi langsung, rakyat secara langsung mengemukakan
kehendaknya dalam rapat yang dihadiri oleh seluruh rakyat. Demokrasi ini dapat
dijalankan apabila negara berpenduduk sedikit dan berwilayah kecil. Sistem ini
pernah berlaku di Negara Athena pada zaman Yunani Kuno (abad IV SM).
 Demokrasi perwakilan (demokrasi representatif)
Di masa sekarang, bentuk demokrasi yang dipilih adalah demokrasi perwakilan. Hal
ini disebabkan jumlah penduduk terus bertambah dan wilayahnya luas sehingga tidak
mungkin menerapkan sistem demokrasi langsung. Dalam demokrasi perwakilan,
rakyat menyalurkan kehendak dengan memilih wakil-wakilnya untuk duduk dalam
lembaga perwakilan (parlemen).
 Demokrasi perwakilan sistem referendum
Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum merupakan gabungan antara
demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan. Rakyat memilih wakil mereka untuk
duduk dalam lembaga perwakilan, tetapi lembaga perwakilan tersebut dikontrol oleh
pengaruh rakyat dengan sistem referendum dan inisiatif rakyat.

C. Berdasarkan titik perhatian

Berdasarkan titik perhatiannya, sistem politik demokrasi dibedakan menjadi tiga


macam, yaitu demokrasi formal, demokrasi material, dan demokrasi gabungan.

 Demokrasi formal
Demokrasi formal disebut juga demokrasi liberal atau demokrasi model Barat.
Demokrasi formal adalah suatu sistem politik demokrasi yang menjunjung tinggi
persamaan dalam bidang politik, tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau
menghilangkan kesenjangan dalam bidang ekonomi. Dalam demokrasi formal, semua
orang dianggap mempunyai derajat dan hak yang sama.
 Demokrasi material
Demokrasi material adalah sistem politik demokrasi yang menitikberatkan pada upaya
upaya menghilangkan perbedaan dalam bidang-bidang ekonomi, sedangkan
persamaan bidang politik kurang diperhatikan bahkan kadang-kadang dihilangkan.
Usaha untuk mengurangi perbedaan di bidang ekonomi dilakukan oleh partai
penguasa dengan mengatasnamakan negara di mana segala sesuatu sebagai hak milik
negara dan hak milik pribadi tidak diakui.
 Demokrasi gabungan
Demokrasi gabungan adalah demokrasi yang menggabungkan kebaikan serta
membuang keburukan demokrasi formal dan demokrasi material. Persamaan derajat
dan hak setiap orang diakui, tetapi demi kesejahteraan seluruh aktivitas rakyat
dibatasi. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk kesejahteraan rakyat, jangan
sampai mengabdikan apalagi menghilangkan persamaan derajat dan hak asasi
manusia.

D. PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA

Indonesia adalah Negara demokrasi. Demokrasi yang saaat ini dipahami di


Indonesia merupakan bagian dari pengaruh konsep demokrasi modern. Sejak awal
mkemerdekaan sampai dengan era reformasi demokrasi mengalami perubahan dan corak
yang berbeda. Praktek demokrasi berdasar UUD mengalami perkembangan demokrasi dalam
tiga masa.

a) Masa Republik Indonesia I, yaitu masa demokrasi yang menonjol peran parlemen
serta partai-partai yang pada masa itu dinamai demokrasi parlementer;
b) Masa Republik Indonesia II, yaitu demokrasi terpimpin yang dalam banyak aspek
telah menyimpang dari demokrasi konstitusional yang secara formil merupakan
landasannya dan menunjukkan aspek demokrasi rakyat;
c) Masa Republik Indonesia III, yaitu masa demokrasi Pancasila yang merupakan
demokrasi konstitusional menonjolkan demokrasi presidensiil, masa ini berakhir
bersamaan dengan jatuhnya rezim Orde Baru yang kemudian demokrasi Indonesia
memasuki era baru yang di sebut era reformasi, yang di awali dengan adanya
perubahan UUD 1945 dengan menonjolkan kebebasan berpolitik yang lebih nyata dan
penguatan sistem presidensiil2 .
Soehino meninjau dari segi perkembangan sistem demokrasi yang dianut dalam
penyelenggaraan sistem pemerintahannya, maka dikemukakan masa masa dianutnya sistem
demokrasi di Indonesia sebagai berikut;

1) 18 Agustus 1945 - 14 november 1945 menganut sistem demokrasi


konstitusional
2) 14 November 1945 - 5 juli 1959 menganut sistem demokrasi liberal
3) 5 Juli 1959 - 21 Maret 1968 menganut sistem demokrasi terpimpin;
4) 21 Maret 1968 - sekarang (berjalan hingga berakhirnya pemerintahan orde
baru 1998 menganut sistem demokrasi pancasila).

Demikian halnya yang lain yang dinyatakan oleh Sri Soemantri3 bahwa seluruh
konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia (UUD 1945, Konstitusi RIS, dan UUDS 1950)
menganut demokrasi pancasila, karena ketiga konstitusi tersebut menjadikan pancasila
sebagai dasar negara, sehingga secara materiil berarti demokrasi yang dianut juga adalah
demokrasi pancasila, lebih lanjut Sri Soemantri mengatakan :

Kita telah mengetahui, bahwa demokrasi pancasila mempunyai 2 macam


pengertian, yaitu baik yang formal maupun material, sebagai realisasi
pelaksanaan demokrasi Pancasila dalam arti formal. UUD 1945 menganut apa
yang dikatakan indirect demokrasi dengan, yaitu suatu demokrasi dimana
pelaksanaan kedaulatan rakyat itu tidak dilaksanakan oleh rakyat secara
langsung itu tidak dilaksanakan oleh rakyat secara langsung melainkan melalui
lembaga lembaga perwakilan rakyat seperti DPR dan MPR, dan demokrasi
dalam pandangan hidup atau demokrasi sebagai falsafah bangsa.

Pernyataan senada disampaikan oleh Padmo Wahyono bahwa demokrasi secara


genus berarti pemerintahan oleh rakyat, yang dengan demikian mendasar hal ikwal
kenegaraannya pada kekuasaan rakyat sehingga rakyatlah yang berdaulat. Pelaksanaan
kedaulatan rakyat dengan mekanisme demokrasi ini dalam sejarah ketatanegaraan harus
didasarkan kepada dasar Negara sehingga timbul sebutan Demokrasi Pancasila. Dalam hal
ini Padmo Wahyono menyatakan, bahwa Demokrasi Pancasila ialah kegiatan bernegara di
Indonesia, dan pemilu dengan segala bentuk ragamnya salah satu manifestasi dari
Demokrasi Pancasila.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan


hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara
2. Prinsip demokrasi dibedakan menjadi dua yaitu prinsip demokrasi sebagai system
politik dan prinsip Non-demokrasi (kediktaktoran)
3. Demokrasi memiliki banyak jenisnya. Yaitu demokrasi menurut cara aspirasi rakyat
(demokrasi langsung dan tidak langsung) dan demokrasi (berdasarkan prinsip
ideologi, demokrasi liberal, demokrasi rakyat, demokrasi Pancasila).

Kita lihat demokrasi di Indonesia telah berjalan dari waktu ke waktu. Namun kita
mengetahui bahwa pengertian demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh
bangsa dan negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai nilai luhur Pancasila.
Adapun aspek dari demokrasi Pancasila antara lain di bidang aspek aspek materil (segi
isi/substansi), aspek formal, aspek normative, aspek optaif, aspek organisasi, aspek kejiwaan.
Namun hal tersebut juga harus didasari dengan prinsip Pancasila dan dengan tujuan nilai
yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kita dapat merasakan demokrasi dalam istilah
yang sebenarnya.

B. SARAN

1. Sistem demokrasi di Indonesia merupakan demokrasi Pancasila yang mengutamakan


permusyaratan sebagaimana yang tercantum dalam Pancasila pada sila ke empat,
maka dari itu dalam menjalankan sistem demokrasi ini hendaknya sesuai dengan apa
yang tercantum dalam sila-sila yang terdapat pada Pancasila tersebut.
2. Sesuai dengan tujuan sistem demokrasi yang ada di Indonesia ini yaitu untuk
menyatukan dan memberikan kemaslahatan kepada seluruh masyarakat indonesia,
oleh sebab itu jalankanlah sistem demokrasi ini pada jalur yang menjadi tujuan
tersebut, dan jangan dilencengkan untuk tujuan dan kepentingan pribadi atau sepihak
saja.
3. Pihak-pihak yang berperan aktif dalam menjalankan sistem demokrasi di Indonesia
ini, hendaknya dapat terus berjuang untuk kepentingan masyarakat dan tidak
mementingkan diri sendiri
DAFTAR PUSTAKA

Adnan, M. Fachri, Pendidikan Kewargnegaraan (Civic Educaion) Pada Era Demokratisasi,


jurnal Demokrasi, Vol. IV, No. 1, 2005

Hasan Mohammad Tiro, 1999, Demokrasi Untuk Indonesia, Jakarta, Teplok Press.

http://eprints.uad.ac.id/9437/1/DEMOKRASI%20dwi.pdf

Moh. Mahfud MD, 1993, Demokrasi Konstitusi di Indonesia, Yogyakarta, Liberty.


LAMPIRAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari/tanggal pelaksanaan : Kamis, 13 April 2023

Pukul : 08.34 WIT

Narasumber : Ibu RT 009 Keluruhan Rimba Jaya Kab. Merauke

Tempat Pelaksanaan : Jalan Pertanian

Pewawancara : Joseph Neil A. Fofid

B. Topik Wawancara

“Demokrasi”
C. Daftar Pertanyaan

1. Mengapa kehidupan demokrasi itu penting?


2. Apakah praktik demokrasi Indonesia saat ini telah sesuai dengan nilai Pancasila dan
UUD NRI 1945?

D. Jawaban Narasumber

1. Kehidupan demokrasi itu penting karena budaya demokrasi dapat menghindari


Tindakan sewenang-wenang terhadap masyarakat karena negara demokrasi yaitu
negara dengan praktik pemerintahan yang dipilih oleh dan melalui rakyat.
2. Praktik demokrasi yang berkembang di Indonesia saat ini masih belum sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila yang mengedepankan musyawarah untuk mufakat demi
kepentingan bangsa dan negara. Contohnya pada saat pemilu, banyak caleg caleg
yang memberikan uang kepada masyarkat dengan maksud agar memilih caleg
tersebut. Bukankah hal ini sudah tidak sesuai dengan nilai Pancasila dan UUD 1945.
Ya kalua nanya ke orang-orang yang pangkatnya lebih tinggi sih, mungkin saja
mereka akan mengatakan bahwa praktik demokrasi saat ini sudah sesuai. Nyatanya,
masih banyak hal-hal yang perlu di ulas mengenai praktik demokrasi saat ini.

Anda mungkin juga menyukai