Anda di halaman 1dari 9

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama : Fera Virmanela
ID SIMPKB : 201502986161

Masalah yang telah Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi


No.
diidentifikasi masalah penyebab masalah
1 Kurangnya motivasi Hasil kajian literatur : Setelah dianalisis lagi
siswa dalam 1. Menurut Sunarti Rahman masalah siswa yang kurang
berkarya seni rupa (2021) Jurnal Pentingnya memiliki motivasi
Motivasi Belajar Dalam berkarya seni rupa adalah :
Meningkatkan Motivasi 1. Siswa kurang percaya
Belajar : Motivasi merupakan diri dan selalu merasa
salah satu faktor yang tidak berbakat
mempengaruhi keberhasilan 2. Bahan dan alat praktik
siswa. Seseorang akan harganya kurang
mendapat hasil yang terjangkau
diinginkan dalam belajar 3. Guru Kurang memberi
apabila dalam dirinya terdapat penghargaan terhadap
keinginan untuk belajar. hasil karya siswa
Motivasi dapat berfungsi 4. Kurang kegiatan lomba
sebagai pendorong untuk berkarya seni rupa di
pencapaian hasil yang baik. sekolah
Seseorang akan melakukan 5. Siswa tidak
suatu kegiatan karena ada memanfaatkan waktu
motivasi dalam dirinya dengan baik berlatih
2. Menurut Komalasari (2015) membuat karya seni
Jurnal Padi Sebagai Ide rupa
Berkarya Seni Lukis :
Berkarya seni merupakan
suatu bentuk ekspresi diri
melalui suatu ide. Berangkat
dari ide awal, kemudian
diolah, serta menuangkan
konsep berkarya ke dalam
suatu medium, alat, bahan, dan
teknik yang sudah
direncanakan sebelumnya.

Hasil Wawancara :
1. Wawancara dengan guru
produktif DKV (Andita Juni
Saputri, S.Pd) terkait dengan
siswa kurang memiliki
motivasi dalam berkarya seni
rupa adalah :
a. Relatif siswa dalam
berkarya terkendala
dengan tidak percaya diri,
sehingga motivasi
berkarya sangat rendah.
b. Selain itu siswa terkendala
ketersediaan dana untuk
membeli alat dan bahan
praktik
c. Siswa kurang latihan
membuat karya seni rupa
d. Siswa tidak paham tentang
percampuran warna

2. Wakil kurikulum Bapak


Nopriansyah, S.Pd :
a. Hasil karya siswa perlu
diapresiasi oleh sekolah
dengan memfasilitasi
penyelenggaraan pameran
karya sebagai bentuk
penghargaan sekolah
terhadap hasil karya siswa
b. Pemberian nilai terhadap
karya siswa secara adil dan
obyektif
c. Guru memberikan
penjelasan terkait dengan
rubrik penilaian praktik
d. Guru menyiapkan kriteria
penilaian

3. Kepala Sekolah Bapak


Pamuji Waskito Raharjo,
S.Pd., M.Pd.Si :
a. Pemahaman awal yang
menganggap karya seni
tidak akan berguna untuk
masa depannya.
Sehingga sangat perlu
guru seni memberikan
pemahaman bahwa karya
seni sudah dihargai dan
bisa menjamin masa
depan
b. Usia remaja adalah
pencarian identitas, maka
sangat penting guru
mengadakan kegiatan
seni dan lomba-lomba
untuk motivasi

2 Siswa kurang Hasil kajian literatur : Setelah dianalisis lagi


optimal 1. Tabrani (2014:6) dalam masalah siswa kurang
menyelesaikan tugas Pradita Ratna Arianti, Jurnal optimal menyelesaikan
berkarya seni rupa Seni Rupa 2021 tugas berkarya seni rupa
dua dimensi mengungkapkan bahwa pada dua dimensi yaitu :
hakikatnya seni memang 1. Siswa ingin cepat
lebih dekat dengan menyelesaikan tugas
kreativitas maka supaya dapat bermain
kemampuan kreatif mudah games
dikembangkan melalui 2. Siswa hanya sekedar
kegiatan seni. menyelesaikan hasil
2. Menurut Aunurahman karya dua dimensi tanpa
(2012:184), rasa percaya diri berusaha semaksimal
merupakan salah satu mungkin dalam
kondisi psikologis seseorang membuatnya
yang berpengaruh terhadap
aktivitas fisik dan mental
dalam pembelajaran.

Hasil Wawancara :
1. Dari hasil wawancara
dengan guru produktif DKV
(Andita Juni Saputri, S.Pd)
terkait dengan siswa kurang
optimal menyelesaikan tugas
berkarya seni rupa dua
dimensi :
a. Siswa terburu-buru
menyelesaikan tugas
sehingga tidak
memperhatikan hasil.
b. Siswa kurang kreatif
c. Siswa lebih tertarik
untuk bermain games
daripada menyelesaikan
tugas

2. Wakil Kurikulum Bapak


Nopriansyah, S.Pd :
a. Siswa malas berpikir
b. Siswa menganggap
membuat karya adalah
hal yang membosankan
c. Siswa beranggapan yang
penting tugas selesai
dikerjakan

3. Kepala Sekolah Bapak


Pamuji Waskito Raharjo,
S.Pd., M.Pd.Si :
a. Guru perlu memberikan
motivasi dan dorongan
lebih banyak lagi untuk
siswa agar menyelesaikan
tugas dengan sebaik dan
semaksimal mungkin.

3 Hubungan Hasil kajian literatur : Setelah dianalisis lagi


komunikasi guru dan Slameto (2013:61) bahwa : masalah hubungan guru
orang tua terkait orang tua yang kurang/ tidak dan orang tua terkait
pembelajaran masih memperhatikan pendidikan pembelajaran masih sangat
sangat kurang anaknya, misalnya mereka acuh kurang adalah :
tak acuh terhadap belajar 1. Orang tua sibuk bekerja
anaknya, tidak memperhatikan 2. Perhatian orang tua
sama sekali akan kepentingan rendah
dan kebutuhan belajar anaknya, 3. Siswa tidak tinggal
tidak mengatur waktu belajar bersama orang tua
anaknya dapat menyebabkan 4. Pendidikan siswa
anak tidak/kurang berhasil diserahkan sepenuhnya
dalam belajarnya. ke sekolah
5. Orang tua siswa dan
Hasil wawancara : guru kurang bekerja
1. Hasil wawancara dengan sama dalam
Guru produktif DKV (Andita pembelajaran
Juni Saputri, S.Pd) 6. Komunikasi Guru
komunikasi guru dan orang dengan orang tua siswa
tua terkait pembelajaran yang masih terbatas
kurang disebabkan karena :
a. Terkadang orang tua siswa
tidak ada waktunya untuk
berkomunikasi dengan
guru dan pihak sekolah
karena sibuk dengan
pekerjaannya sehingga
untuk memberikan
informasi terkait dengan
perkembangan belajar
anaknya sering
mengalami kendala.
b. Banyak siswa yang tinggal
dengan neneknya
sehingga guru kesulitan
menjalin komunikasi
dengan baik.
c. Beberapa orang tua siswa
kalau diundang tidak bisa
hadir dengan alasan tidak
bisa meninggalkan
pekerjaannya.

2. Wakil Kurikulum (Bapak


Nopriansyah, S.Pd) :
a. Komunikasi Guru dengan
orang tua siswa masih
terbatas sehingga perlu
home visit.
b. Sekolah perlu membuat
jadwal pertemuan orang
tua siswa apakah 1 bulan
sekali atau 3 bulan sekali
c. Bisa dengan pertemuan
yang bersifat klasikal
maupun individual
d. Terkait dengan hubungan
guru dengan orang tua
siswa sebaiknya pihak
sekolah senantiasa
berkoordinasi dengan
pengurus Komite Sekolah,
agar permasalahan yang
terjadi dapat diselesaikan
dengan baik.

3. Kepala Sekolah Bapak Pamuji


Waskito Raharjo, S.Pd.,
M.Pd.Si :
a. Perlu diadakan pertemuan
rutin orangtua dan guru.
Hal ini sangat penting
dilakukan agar
mendapatkan informasi
yang luas tentang siswa
dari orang tua begitupun
sebaliknya orang tua
mendapatkan masukan
tentang perkembangan
anaknya sehingga bisa
saling mendukung untuk
mengoptimalkan potensi
siswa terutama dibidang
seni
4 Guru belum optimal Hasil kajian literatur : Setelah dianalisis lagi
menerapkan model 1. Menurut Suyatno ( 2009:06) masalah Guru belum
pembelajaran mengemukakan bahwa optimal menerapkan
inovatif berdasarkan pembelajaran inovatif adalah model pembelajaran
karakteristik siswa pembelajaran yang dikemas inovatif berdasarkan
guru atas dorongan gagasan karakteristik siswa:
baru untuk melakukan a. Guru belum
langkah-langkah belajar memahami
dengan metode baru karakteristik
sehingga memperoleh masing-masing
kemajuan hasil belajar. siswa dalam
menerima
Hasil wawancara : pembelajaran
1. Hasil wawancara dengan b. Guru perlu
Waka Kurikulum Bapak melakukan
Nopriansyah, S.Pd terkait asessment
guru belum optimal diagnostik terlebih
menerapkan model dahulu
pembelajaran inovatif
berdasarkan karakteristik
siswa:
a. Guru belum memahami
karakteristik masing-
masing siswa dalam
menerima pembelajaran
b. Guru jarang mengikuti
pelatihan-pelatihan yang
dapat menambah
wawasan yang
berhubungan dengan
model pembelajaran
inovatif.
c. Dalam proses
pembelajaran guru kurang
referensi terkait dengan
karakteristik model
pembelajaran yang cocok
dengan mata pelajaran
yang diampu
2. Kepala Sekolah Bapak Pamuji
Waskito Raharjo, S.Pd.,
M.Pd.Si :
a. Guru perlu mempelajari
karakteristik siswa dengan
melakukan asessment
diagnostik terlebih dahulu.
Perlu dilakukan survey
sebelum memulai materi
pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Selanjutnya
guru bisa menentukan
metode pembelajaran
yang seperti apa yang
cocok untuk dipakai pada
saat pembelajaran
berlangsung

5. Siswa kesulitan Hasil kajian literatur : Setelah dianalisis lagi


mendesain produk Menurut Silmi Nurul Utami masalah siswa kesulitan
menggunakan urutan (Kompas.com) menuliskan mendesain produk
bahwa Pola ragam hias
pola ragam hias geometris merupakan bentuk- menggunakan urutan pola
geometris bentuk geometris yang terbuat ragam hias geometris :
dari garis lurus, garis lengkung, 1. Siswa sulit menentukan
dan titik. Bentuk geometris ukuran pola geometris
tersebut kemudian akan diulang- 2. Belum mengenal
ulang sehingga membentuk suatu bentuk ragam hias
pola. Berikut Jenis-jenis ragam geometris yang ada
hias geometris adalah : 3. Belum tahu cara
1. Swastika penggunaan alat ukur
2. Pilin yang benar dalam
3. Meander mendesain ragam hias
4. Kawung geometris
5. Tumpal 4. Siswa Tidak
6. Ceplokan memahami proporsi
ragam hias geometris
Hasil wawancara : 5. Siswa tidak memahami
1. Dari hasil wawancara dengan komposisi ragam hias
Guru produktif DKV Ibu geometris
Andita Juni Saputri, S.Pd
terkait dengan kesulitan
siswa dalam membuat desain
produk menggunakan urutan
pola ragam hias geometris
adalah :
a. Kemampuan siswa dalam
menentukan pola ragam
hias masih rendah
b. Siswa kurang latihan
membuat desain pola
ragam hias geometris
c. Siswa tidak terbiasa
menggunakan alat ukur
dalam mendesain
d. Pemahaman terhadap
proporsi masih rendah
e. Siswa tidak memahami
komposisi bentuk- bentuk
geometris
2. Wakil Kurikulum Bapak
Nopriansyah, S.Pd
a. Guru perlu memberikan
materi lebih mendalam
mengenai ini agar siswa
bisa dan terbiasa
3. Kepala Sekolah Bapak Pamuji
Waskito Raharjo, S.Pd.,
M.Pd.Si :
a. Dari permasalahan literasi
numerasi siswa kurang
minat membaca termasuk
perhitungan ini
disebabkan dari keluarga
dan lingkungan sekitar
serta sarana prasarana
yang ada. Dari keluaraga
masih kurang memberi
motivasi anaknya untuk
giat belajar di rumah dan
dari lingkungan siswa
cenderung kumpul sama
temannya sambil
bermedia sosial atau main
games online.
6. Pemanfaatan Sumber Kajian Literasi Setelah dianalisis lagi
teknologi/inovasi 1. Inovasi diartikan masalah Pemanfaatan
dalam pembelajaran “penemuan” yang kemudian teknologi/inovasi dalam
belum optimal dimaknai sebagai sesuatu pembelajaran belum
yang baru bagi seseorang optimal :
atau sekelompok orang baik 1. Siswa masih sulit belum
berupa discovery maupun bisa memanfaatkan
invention untuk mencapai teknologi yang ada
tujuan atau untuk secara maksimal
memecahkan masalah 2. Siswa lebih
tertentu. Dalam inovasi mengutamakan
tercakup discovery dan bermain game online
invention. (Syafaruddin et al, dibandingkan belajar
2012: 25).
2. Laptop/komputer, gadget,
internet dan berbagai
aplikasi menghadirkan
manfaat dan minat belajar
yang luar biasa.(
Nurdyansyah & Widodo.
2015: 141)

Hasil wawancara :
1. Dari hasil wawancara
dengan Guru produktif
DKV Ibu Andita Juni
Saputri, S.Pd terkait dengan
Pemanfaatan
teknologi/inovasi dalam
pembelajaran belum optimal
adalah :
a. Siswa masih sulit belum
bisa memanfaatkan
teknologi yang ada
secara maksimal
b. Siswa lebih
mengutamakan bermain
game online
dibandingkan belajar
2. Wakil Kurikulum Bapak
Nopriansyah, S.Pd
a. Siswa masih sulit
membedakan mana yang
penting dan mana yang
tidak dalam penggunaan
gadget
b. Perlunya guru dalam
memanfaatkan fasilitas
yang disediakan oleh
sekolah seperti LCD
dalam pembelajaran di
kelas supaya siswa lebih
semangat dalam
menerima pembelajaran
3. Kepala sekolah Bapak
Pamuji Waskito Raharjo,
S.Pd., M.Pd.Si :
a. Guru dan siswa harus
pintar dalam
memanfaatkan internet
dan fasilitas yang ada
sehingga tercipta
suasana belajar yang
menyenangkan baik bagi
guru maupun siswa

Anda mungkin juga menyukai