Anda di halaman 1dari 3

Uji sterilitas adalah merode pengujian yang digunakan mengidentifikasi obat dan alat

kesehatan yang harus disterilkan. Oleh karena itu, sediaan farmasi dan peralatannya harus bebas
dari kontaminasi mikroba. Factor-faktor yang menyebabkan kontaminasi:

 Kontaminasi Biologi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kontaminasi


biologi atau mikrobiologis biasanya faktor ini dapat berupa parasit (protozoa dan cacing),
virus, bakteri patogen, yang dapat menyebabkan keracunan dan infeksi pada manusia.
 Kontaminasi Kimia merupakan suatu faktor yang disebabkan oleh bahan kimia yang
dapat menimbulkan intoksikasi pada manusia. Beberapa bahan kimia penyebab
keracunan diantaranya antibiotika, residu pestisida, cemaran kimia industri.
 Kontaminasi Fisik merupakan suatu bentuk pencemaran yang sifatnya fisik, misalnya
batu, debu, rambut, logam, potongan kayu, kuku, atau bahkan peralatan memasak yang
digunakan. Kontaminasi fisik tidak selalu mengakibatkan penyakit, namun tetap
berbahaya dan menganggu kesehatan manusia. (Indraswati, 2016).

Pada percobaan kali ini, uji sterilitas dilakukan bertujuan untuk melihat apakah media yang
digunakan steril atau tidak, dengan menggunakan bahan obat tetes mata dosis tunggal dan dosis
ganda menggunakan media TSB (Tryptic Soybean Broth) dan FTM (Fluid Thioglycolate).
Sebelum melakukan uji sterilitas , peralatan yang digunakan harus disterilkan terlebih dahulu.
Hal ini dikarenakan media yang digunakan harus disterilkan untuk menghindari kontaminasi
bakteri. Pertama, dimasukan 10 mL media FTM dan TSB pada tabung reaksi inkubasi selama 1-
7 hari. Pada FTM diinkubasi pada suhu 37°C dan TSB diinkubasi pada suhu 25°C. Kemudian
diamati perubahan yang terjadi. Setelah selesai dilakukan inkubasi, bahwa pada media FTM
terlihat berwarna merah muda (pink) dan pada media TSB terlihat berwarna kuning jernih. Hal
ini menunjukan bahwa media FTM dan media TSB dalam keadaan steril. Oleh karena itu, kedua
media tersbut dapat digunakan untuk pengujian sterilisasi sediaan obat mata.

Parameter pada percobaan kali ini adalah berdasarkan kejernihan pada media. Jika pada
media terdapat kekeruhan dan endapan atau tidak jernih, berarti media tersebut tidak steril dan
sudah terkontaminasi oleh mikroorganisme.

Pada percobaan selanjutnya yaitu uji sterilisasi inokulasi langsung. Pertama, disediakan 4
buah tabung steril. Tabung harus steril, dikarenakan pengujian ini sebenarnya bersentuhan
langsung dengan jaringan. Oleh karena itu, harus disterilkan untuk mencegah kontaminasi oleh
bakteri dan mikroorganisme patogen lainnya. Selanjutnya, dimasukkan masing-masing 6,0 mL
media FTM dan TSB pada tabung reaksi. Media FTM berfungsi untuk menumbuhkan bakteri
anaerob yaitu bakteri yang tidak membutuhkan oksigen. Kandungan yang terdapat pada FTM
yaitu Thioglikolat dan Resazusin. Thioglikolat memiliki fungsi untuk pengikatan oksigen agar
mencapai kondisi anaerob, sedangkan Resazusin berfungsi untuk memberikan warna merah pada
glikolat. Media TSB merupakan media brothdiperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan
penumbuhan bermacammikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk isolasi bakteri dari
specimen laboratorium dan akan mendukung pertumbuhan mayoritas bakteri pathogen. Beberapa
kandungan pada media TSB yaitu enzim kasein dan soybean, NaCl, dan kalium fosfat. Enzim
kasein dan soybean berfungsi untuk berbagai mikroorganisme yang sifatnya pathogen. NaCl
berfungsi untuk menyeimbangkan media. Kalium fosfat berfungsi sebagai buffer atau larutan
penyangga. Selanjutnya, diinokulasikan ke dalam media pada tabung 1 dan 2 masing-masing ± ½
isi sampel uji 1, serta ke dalam media pada tabung 3 dan 4 masing-masing ± ½ isi sampel uji 2.
Inokulasi dilakukan untuk menguji apakah ada pertumbuhan mikroba atau jamur dalam sampel.
Jika ada, jenis mikroba apa yang ada didalamnya.

Inokulasi merupakan pemindahan bakteri dari media lama ke media baru dengan tingkat
akurasi yang sangat tinggi. Dalam melakukan inokulasi, pastikan bahwa semua alat yang
berhubungan dengan media agar tetap steril dan tidak terjadi kontaminasi mikroba. Kemudian
dikocok campuran media dan sampel uji menggunakan vortex. Hal ini bertujuan supaya sampel
dengan media dapat tercampur secara homogen. Kemudian diinkubasi selama 7 hari pada suhu
37°C untuk sampel yang diinokulasi pada media FTM. Menggunakan suhu 37°C karena suhu
tersebut merupakan suhu optimum pada bakteri. Sedangkan untuk sampel yang diinokulasi pada
media TSB dilakukan inkubasi selama 7 hari dengan suhu 25°C. Menggunakan suhu 25°C
karena suhu tersebut merupakan suhu optimum pada media TSB yang dimana sama dengan suhu
kamar. Lalu diamati kejernihan media.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada media tersebut yaitu media FTM diperoleh
warna pink muda dan terdapat bakteri yang ditandai adanya endapan yang keruh. Hal ini terjadi
karena adanya bebrapa factor diantaranya yaitu pengerjaan yang dilakukan kurang aseptis yang
menyebabkan mikroba masuk kedalam media FTM. Pada media TSB hasil yang didapatkan
yaitu menunjukkan warna kuning jernih dan tidak terdapat endapan. Dapat disimpulkan pada
media FTM terdapat bakteri dan pada media TSB tidak terkontaminasi oleh bakteri, kapang, dan
khamir.

Anda mungkin juga menyukai