Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI

PERCOBAAN 5
PENGENALAN FISIOLOGIS TUMBUHAN-PENGAMATAN AMILUM
PADA DAUN SEBAGAI PRODUK FOTOSINTESIS

Disusun oleh:

Alifah Malebina Aryan (10060322057)


Wulandari Sri Wijaya (10060322058)
Elfitri Nurhaliza (10060322059)
Silviya Nur Hasanah (10060322060)

Shift/ Kelompok : B/5


Tanggal Praktikum : Selasa, 9 Mei 2023
Tanggal Laporan : Selasa, 23 Mei 2023
Nama Asisten : Trulli Larasati, S.Farm

LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT B


PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2023 M/1444 H
PERCOBAAN 6
PENGENALAN FISIOLOGIS TUMBUHAN-PENGAMATAN AMILUM
PADA DAUN SEBAGAI PRODUK FOTOSINTESIS

I. Pendahuluan
Proses biokimia yang memproduksi energi terpakai (nutrisi), mengubah
karbon dioksida dan air dengan bantuan cahaya matahari menjadi senyawa
organik berisi karbon dan kaya energi disebut dengan fotosintesis. Fotosintesis
merupakan asimilasi karbon yang diikat menjadi gula sebagai molekul
penyimpan energi. Glukosa yang terbentuk digunakan untuk membentuk
senyawa organik lain seperti selulosa (Niken dkk, 2020).
Fotosintesis berasal dari kata Foton artinya cahaya dan sintesis artinya
penyusunan. Fotosintesis adalah peristiwa penyusunan zat organik (gula) dari
zat anorganik (air, karbondioksida) dengan pertolongan energi cahaya matahari.
Karena bahan baku yang dipergunakan adalah zat karbon (karbondioksida),
maka dapat juga disebut asimilasi zat karbon (Fauziyah, 2013).
Fotosintesis sangat penting bagi semua kehidupan aerobik di bumi untuk
menjaga tingkat normal oksigen di atmosfer, fotosintesis juga merupakan
sumber energi bagi hampir semua kehidupan di bumi, baik secara langsung
(melalui produksi primer) maupun tidak langsung (sebagai sumber utama energi
dalam makanan mereka), kecuali pada organisme kemoautotrof yang hidup di
bebatuan atau di lubang angin hidrotermal di laut yang dalam. fotosintesis juga
menjadi sumber karbon bagi semua senyawa organik dalam tubuh organisme
(Fauziyah, 2013).
persamaan reaksi fotosintesis yang menghasilkan glukosa:
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2
Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti
selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsun
melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara
umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler berkebalikan dengan persamaan
di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan
oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia ( I Wayan,
2017).
Proses fotosintesis terjadi pada daun. Prosesnya fotosintesis dimulai
dengan energi cahaya diserap oleh protein berklorofil yang disebut pusat reaksi
fotosintesis. Pada tumbuhan, 2 protein tersimpan di dalam organel yang disebut
kloroplas, sedangkan pada bakteri, protein ini tersimpan pada membran plasma.
Sebagian dari energi cahaya yang dikumpulkan oleh klorofil disimpan dalam
bentuk adenosin trifosfat (ATP). Sisa energinya digunakan untuk memisahkan
elektron dari zat seperti air. Elektron ini digunakan dalam reaksi yang mengubah
karbondioksia menjadi senyawa organik. Proses fotosintesis merupakan
kebalikan dari pemapasan. Proses pemapasan bertujuan memecah gula menjadi
karbondioksida, air dan energi. Sebaliknya proses fotosintesis mereaksikan
(menggabungkan) karbondioksida dan air menjadi gula dengan menggunakan
energi cahaya matahari. Proses fotosintesis umumnya hanya berlangsung pada
tumbuhan yang berklorofil pada waktu siang hari asalkan ada sumber cahaya
(Nio Song, 2013).
Tumbuhan mengalami proses metabolisme yang terdiri dari anabolisme,
yaitu pembentukan senyawa yang lebih besar dari molekul-molekul yang lebih
kecil, yaitu pati, selulose, protein, lemak dan asam lemak. Prioses ini
membutuhkan energi. Sedang katabolisme adalah menguraikan molekul yang
besar menjadi molekul yang lebih kecil dan menghasilkan energi. Secara umum,
metabolisme terdiri atas 2 proses yaitu anabolisme (reaksi penyusunan) dan
katabolisme (reaksi pemecahan) ( I Wayan, 2017).
Anabolisme adalah suatu peristiwa penyusunan senyawa kompleks dari
senyawa sederhana. Nama lain dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau
penyusunan. Contohnya Fotosintesis. Katabolisme adalah reaksi .
pemecahan/pembongkaran senyawa kimia kompleks yang mengandung energi
tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung energi lebih rendah.
Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang terkandung
di dalam senyawa sumber. Contohnya Respiras ( I Wayan, 2017).
Fotosintesis terjadi dalam dua tahap. Pada tahap pertama, reaksi terang
atau reaksi cahaya menyerap energi cahaya dan menggunakannya untuk
menghasilkan molekul penyimpan energi ATP dan NADPH. Pada tahap kedua,
reaksi gelap menggunakan produk ini untuk menyerap dan mengurangi
karondioksida. Sebagian besar organisme yang melakukan fotosintesis untuk
menghasilkan oksigen menggunakan cahaya nampak untuk melakukannya,
meskipun setidaknya tiga menggunakan radiasi inframerah (Kharuna, 2019).
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi
NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air dan cahaya Matahari. Proses
diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena. Reaksi terang
melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja sama, yaitu fotosistem I dan II.
Fotosistem I (PS I) berisi pusat reaksi P700, yang berarti bahwa fotosistem ini
optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 700 nm, sedangkan
fotosistem II (PS II) berisi pusat reaksi P680 dan optimal menyerap cahaya pada
panjang gelombang 680 nm (Handoko & Anisa, 2020).
Mekanisme reaksi terang diawali dengan tahap di mana fotosistem II
menyerap cahaya Matahari sehingga elektron klorofil pada PS II tereksitasi dan
menyebabkan muatan menjadi tidak stabil. Untuk menstabilkan kembali, PS II
akan mengambil elektron dari molekul H2O yang ada disekitarnya. Molekul air
akan dipecahkan oleh ion mangan (Mn) yang bertindak sebagai enzim. Hal ini
akan mengakibatkan pelepasan H+ di lumen tilakoid (Handoko & Anisa, 2020).
Reaksi gelap pada tumbuhan dapat terjadi melalui dua jalur, yaitu siklus
Calvin-Benson dan siklus Hatch-Slack. Pada siklus Calvin-Benson tumbuhan
mengubah senyawa ribulosa 1,5 bisfosfat menjadi senyawa dengan jumlah atom
karbon tiga yaitu senyawa 3-phosphogliserat. Oleh karena itulah tumbuhan yang
menjalankan reaksi gelap melalui jalur ini dinamakan tumbuhan C-3.
Penambatan CO2 sebagai sumber karbon pada tumbuhan ini dibantu oleh enzim
rubisco. Tumbuhan yang reaksi gelapnya mengikuti jalur Hatch-Slack disebut
tumbuhan C-4 karena senyawa yang terbentuk setelah penambatan CO2 adalah
oksaloasetat yang memiliki empat atom karbon. Enzim yang berperan adalah
phosphoenolpyruvate karboksilase (Suyatman, 2020).
Di dalam daun terdapat mesofil yang terdiri atas jaringan bunga karang
dan jaringan pagar. Pada kedua jaringan ini, terdapat kloroplas yang
mengandung pigmen hijau klorofil. Pigmen ini merupakan salah satu dari
pigmen fotosintesis yang berperan penting dalam menyerap energi matahari.
Dari semua radiasi Matahari yang dipancarkan, hanya panjang gelombang
tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fotosintesis, yaitu Panjang
gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak (380-700 nm). Cahaya
tampak terbagi atas cahaya merah (610 - 700 nm), hijau kuning (510 - 600 nm),
biru (410 - 500 nm), dan violet (< 400 nm) (Agnestika dkk, 2017).
Pigmen yang berbeda menyerap cahaya pada panjang gelombang yang
berbeda. Kloroplas mengandung beberapa pigmen. Sebagai contoh, klorofil a
terutama menyerap cahaya biru-violet dan merah, sementara klorofil b menyerap
cahaya biru dan oranye dan memantulkan cahaya kuning-hijau. Klorofil a
berperan langsung dalam reaksi terang, sedangkan klorofil b tidak secara
langsung berperan dalam reaksi terang. Proses absorpsi energi cahaya
menyebabkan lepasnya elektron berenergi tinggi dari klorofil a yang selanjutnya
akan disalurkan dan ditangkap oleh akseptor elektron. Proses ini merupakan
awaldari rangkaian panjang reaksi fotosintesis (Agnestika dkk, 2017).
Tumbuhan Miana yang memiliki nama ilmiah Coleus scutellarioides (L)
Benth. dikelompokan dalam famili Lamiaceae yang tergolong dalam bangsa
Lamiales, kelas Eudicots. Berdasarkan sejarah penamaan tumbuhan Miana,
penetapan nama tumbuhan tersebut sempat bias. Hal itu terjadi karena
penggunaan nama ilmiah yang berbeda pada jenis yang sama, yakni jenis hibrid
alaminya. Manfaat miana untuk sakit pinggang karena haid, obat batuk obat
bisul, meredakan nyeri haid, menghentikan pendarahan setelah melahirkan,
penambah nafsu makan dan obat ambeyen (Wakhidah, 2018).
II. Tujuan Praktikum
Mempelajari pengaruh perbedaan warna pigmen daun terhadap proses
fotosintesis.
III. Manfaat Praktikum
Mengetahui sprektum warna yang diserap oleh pigmen dan warna yang
dipantulkan oleh pigmen sebagaimana yang tampak daun.
IV. Alat dan Bahan
 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini, yaitu gelas kimia (beaker
glass) 50 ml, gelas kimia 250 ml, cawan petri, pemanas listrik (hot
plate), penjepit kayu, gunting dan pinset, botol semprot, dan juga pipet
tetes.
 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini, yaitu alkohol, aquadest,
daun berwarna berbeda-beda diambil dari perkarangan di sekitar
rumah, dan larutan 12 (lod) pekat, mika berwarna bening, merah,
kuning, hijau, biru dan hitam.
V. Prosedur
Pertama-tama disiapkan satu jenis tanaman, kelompok kami
memilih tanaman miana. Lalu disiapkan pula 6 mika dengan warna
yang berbeda yaitu bening, merah, kuning, hijau, biru dan hitam.
Setelah itu beri tanda pada daun sebagai penanda masing-masing warna
mika agar tidak tertukar. Disiapkan panaskan air menggunakan
pemanas listrik lalu masukkan gelas kimia yang telah berisi etanol
didalam air mendidih tersebut hingga etanol tersebut ikut mendidih.
Lalu masukkan beberapa lembar daun yang telah diberi tanda untuk
menandakan warna mika tersebut kedalam etanol mendidih, dengan
menggunakan pinset. Lalu angkatlah daun tersebut jika daun tersebut
mulai lembek dan berubah warna menjadi putih. Setelah lembek dan
berubah warna, pindahkan daun tersebut kedalam cawan petri sesuai
warna mika. Lalu tetesi larutan iod hingga warna berubah menjadi
hitam kecoklatan, amati perubahan warna tersebut untuk menandakan
tembus atau tidaknya cahaya matahari pada mika berwarna tersebut.
VI. Data Pengamatan
Warna Daun sebelum Setelah di Setelah ditetesi
mika dilakukan rendam dalam larutan Iod
pengujian etanol mendidih
Tanpa
Mika
(+++)

Transparant
(+++)

Merah
(+++)

Jingga
(+++)

Biru
(++)
Hijau
(+++)

Hitam
(+)

VII. Pembahasan
Pada Percobaaan kali ini berjudul pengenalan fisiologis tumbuhan dan
pengamatan amilum pada daun sebagai proses fotosintesis dengan tujuan
untuk mempelajari pengaruh perbedaan warna pigmen daun terhadap proses
fotosintesis. Fotosintesis adalah reaksi yang berperan sangat penting bagi
pertumbuhan yang berfungsi mengubah energi matahari menjadi energi kimia
yang disimpan dalam senyawa organik. Cahaya matahari diperlukan oleh
tanaman untuk melakukan 2 tahapan yaitu reaksi terang yang dilakukan di
granu dan reaksi terang atau siklus calvin yang dilakukan di stomata. Untuk
tumbuhan yang memiliki klorofil atau berklorofil matahari dimanfaatkan
sebagai bahan baku dalam proses yang sering kita sebut dengan fotosintesis
(Yustiningsih, 2019).
Pada percobaan kali ini, spesimen yang digunakan yaitu Couleus
scutellariorides (L) Benth atau yang biasa dikenal dengan nama miana. Daun
miana atau dikenal juga sebagai tumbuhan iler termasuk dalam tanaman
herbal atau perdu. Daun miana berwarna ungu kecoklatan sampai ungu
kehitaman dan ada beberapa yang bagian pinggirnya bercorak hijau atau
kuning. Warna ungu pekat pada seluruh permukaan daun yang nampak pada
daun miana disebabkan oleh tingginya kandungan antosianin (Puspita, dkk,
2018).
Sifat kimia dari tumbuhan miana yaitu baunya harum, berasa agak
pahit, dingin dan memiliki banyak kandungan kimia yang bermanfaat
diantaranya pada daun dan batang megadung minyak atsiri, fenol, tannin,
lemak, fitosterol, kalsium oksalat, zat peptik, alkaloid, dan mineral
(Hardiman, 2014).
Klasifikasi tanaman miana berdasarkan Buku Flora of Java C.A and
Van Den Brink R.B.C (2013) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Sub kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub kelas : Asteridae

Ordo : Lamiales

Famili : Lamiaceae

Genus : Coleus

Spesies : Coleus scutellarioides (L) Benth

Senyawa metabolit sekunder daun miana yang bersifat antibakteri


yaitu tanin, alkaloid, flavonoid, dan polifenol (Sundari dan Winarno, 2016).
Menurut (Podungge, dkk, 2017) setelah diuji menggunakan spektrofotometer
inframerah, daun miana mengandung senyawa flavonoid yang memiliki
aktivitas antioksidan. Kandungan metabolit sekunder dalam daun miana
dimanfaatkan sebagai tanaman obat tradisional yang dapat mengatasi
postpartum, dermatitis, sakit perut, batuk dan nyeri pada otot (Roosita, dkk,
2018), bronchitis, asma, angina, gangguan pencernaan, gigitan binatang
(Suva, dkk, 2015). Masyarakat Filipina juga menggunakannya sebagai obat
demam berdarah dan juga malaria (Gascon, 2021).
Antosianin dalam daun miana yang mempunyai sifat antioksidan,
mencegah penyakit jantung koroner, beberapa jenis kanker dan 20 pengaruh
positif terhadap kesehatan. Selain itu senyawa antosianin dalam daun miana
juga dimanfaatkan sebagai pewarna makanan secara alami dan menjadi
olahan minuman yang menyehatkan (Hardiyanti, dkk, 2013).
Pada percobaan kali ini, didapatkan hasil bahwa kondisi daun sebelum
diberi perlakuan warnanya masih sesuai dengan warna aslinya dan teksturnya
masih bagus dan segar. Kemudian daun direndam didalam aquades mendidih
sebanyak 250mL dengan suhu 250˚C. Tujuan dari direndamnya daun pada
aquadest mendidih yaitu untuk melemaskan tekstur daun. Kemudian daun
dimasukkan kedalam gelas kimia berisi etanol. Gelas kimia tersebut
dimasukkan kedalam gelas kimia berisi aquadest mendidih. Hal ini dilakukan
karena etanol memiliki sifat mudah menguap dan mudah terbakar jika terjadi
kontak langsung dengan alat pemanas. Tujuan dimasukkan daun ke dalam
etanol yaitu untuk menghilangkan kadar klorofil pada daun sehingga daun
berwarna putih dan tekturnya keras. Setelah beberapa menit, daun tersebut
dipindahkan ke dalam cawan petri. Kemudian daun tersebut ditetesi larutan
iodine sehingga terjadi perubahan warna.
Digunakan larutan iodine gunanya untuk mengetahui ada tidaknya
amilum pada daun. Jika terdapat amilum maka daun akan berubah warna
menjadi coklat kehitaman. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada daun
terdapat amilum karena terdapat perubahan warna menjadi coklat kehitaman.
Amilum merupakan hasil dari proses fotosintesis tanamaan. Semakin
banyak cahaya yang diserap pada saat fotosintesis, maka amilum yang
didapatkan akan semakin banyak, sehingga warna daun akan menjadi
hitam pekat setelah diberi larutan iodine.
Fotosintesis adalah proses sintesis untuk menghasilkan makanan yang
dilakukan oleh tumbuhan hijau dengan bantuan cahaya matahari. Dari
percobaan ini juga dibuktikan bahwa hanya pada daun yang berklorofil dan
terkena cahaya yang dapat melakukan fotosintesis. Hal ini sesuai dengan
literatur tentang fotosintesis oleh (Dwidjoseputro, 2015) bahwa tumbuhan
terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai
kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus
melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang
terjadi di bagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan
menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi
yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya
matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis. Hal ini
disebabkan karena klorofil yang berada dalam daun tidak dapat menggunakan
cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi apabila ada cahaya
matahari.
Cahaya memiliki fungsi sebagai sumber energi bagi tumbuhan untuk
melakukan fotosintesis serta sebagai pemecah molekul-molekul air. Sehingga
tanpa adanya cahaya fotosintesis tidak bisa terjadi. Daun yang tidak bisa
menangkap cahaya maka tidak bisa melakukan fotosintesis sehingga
kandungan amilum yang ada hanya sedikit dibandingkan dengan daun yang
melakukan fotosintesis secara normal. Pigmen pada daun ada 4 yaitu klorofil,
anthosianin, karoten dan xantophyl. Klorofil sendiri terbagi menjadi dua yaitu
klorofil a dan klorofil b. setiap pigmen memberikan warna yang berbeda pada
tumbuhan. Pigmen dalam proses fotosintesis berguna sebagai penangkap
cahaya dan mengubahnya dalam bentuk energi kimia yang dapat digunakan
dalm fotosinteis. Perbedaan pigmen pada daun memberikan pengaruh yang
berbada bagi tumbuhan. Daun dengan klorofil yang banyak maka bisa
menangkap cahaya yang banyak sehingga fotosintesis berlangsung cepat.
Pada daun yang tidak melakukan fotosintesis atau yang tertutup mika hitam,
kandungan amilumnya lebih sedikit daripada daun yang melakukan
fotosintesis atau yang menggunakan mika selain berwarna hitam (Campbell
dkk 2017).
Cahaya memiliki arti penting bagi tanaman karena fungsinya dalam
kegiatan fisiologis seperti fotosintesis, respirasi, pertumbuhan serta
pembungaan, pembukaan dan penutupan stomata, perkecambahan dan
pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan, reproduksi dan hasil tanaman
dipengaruhi oleh cahaya melalui fotosintesis. Cahaya diserap oleh pigmen
yang akan mempengaruhi pembagian fotosintat ke bagian-bagian lain dari
tanaman melalui proses fotomorfogenesis (Nurshanti, 2021). Cahaya
mempengaruhi tanaman melalui 3 sifat yaitu intensitas cahaya, panjang
gelombang dan lama penyinaran. Klorofil menggunakan sinar matahari untuk
membuat gula. Ini adalah substansi utama dalam kloroplas, yang merupakan
pusat produksi pangan dari sel tanaman. Sinar matahari menyinari kloroplas
pada tanaman diserap oleh klorofil dan kemudian digabungkan dengan
karbon dioksida dan air untuk membuat glukosa, atau gula. Proses ini juga
menciptakan oksigen, yang digunakan hewan dalam respirasi mereka.
Mitokondria kemudian menggunakan gula yang diproduksi oleh klorofil
untuk mengubahnya menjadi energi yang dapat digunakan oleh tanaman.
Stroma mengatur asupan karbon dioksida dari tanaman, yang sangat penting
untuk seluruh proses fotosintesis (Salisbury, 2018).
Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan didapatkan bahwa
daun yang memiliki kandungan amilum mulai dariang paling banyak hingga
paling sedikit yaitu daun tanpa mika, daun dengan mika bening, daun dengan
mika merah, daun dengan mika kuning, daun dengan mika hijau, daun dengan
mika biru, dan yang paling sedikit kandungan amilumnya yaitu daun dengan
mika hitam.
Tanaman yang diletakan pada tempat yang gelap atau yang daunnya
diberi mika hitam akan menyebabkan berkurangnya penerimaan sinar
matahari. Setelah 1 minggu terlihat warna daun yang tidak hijau melainkan
berwarna kekuningan. Intensitas cahaya yang terlalu rendah menyebabkan
hasil fotosintesis tidak maksimal, dan jika intensitas cahaya yang terlalu
tinggi akan mempengaruhi aktivitas sel sel stomata daun untuk mengurangi
transpirasi sehingga menghambat pertumbuhan tanaman (Kurniaati et al,
2017).
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan
kesimpulan bahwa warna bagian2 daun sebelum dimasukan kedalam etanol
mendidih adalah hijau, kemudian setelah dimasukkan kedalam etanol
mendidih menjadi pucat/putih kekuningan karena rendaman etanol menarik
klorofil keluar, Lalu, warna bagian2 daun setelah ditetesi larutan iod
menjadi biru kehitaman yg menunjukan adanya amilum, dengan hasil
pengamatan dari yang paling pekat adalah daun yg dibungkus tanpa mika,
bening, merah, jingga, biru, hijau dan yg paling tipis adalah daun yg
dibungkus mika hitam. Pada reaksi fotosintesis, dihasilkan gula yg disimpan
oleh tumbuhan dalam bentuk amilum / pati yg terlihat saat daun ditetesi
oleh larutan iod.
Daftar Pustaka

Agnestika, Nihayati, dan Sitawati. (2017). Simulasi Panjang Gelombang Cahaya


Terhadap Kualitas Tanaman Krisan (Chrysanthemum morifolium)
Potong. Jurnal Produksi Tanaman. Vol. 5. No. 7

Campbell,Neil A., Jane B. Raece and Lawrence G. Mitchell. (2002). Biologi Jilid
2 edisi Ke Delapan. Erlangga: Jakarta.

Dwidjoseputro. (2005). Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama

Fauziyah. (2013). FIsiologi Tumbuhan : Suatu Pengantar. Unimed Press, Medan

Gascon, Mervin. (2021). Traditional Ecological Knowleadge System of the


Matigsalug Tribe in Mitigating the Effect Dengue and Malaria
Outbreak. Asian Journal of Health Ethno Medical Section 1, no. 1:
h. 16- 171.

Handoko, Akbar & Anisa Mahda. (2020). Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan.
Lampung: UIN Raden Intan Lampung.

Hardiman, Intarina. (2014). Sehat Alami Dengan Herbal 250 Tanaman Herbal
Berkhasiat Obat + 60 Resep Menu Kesehatan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama

Hardiyanti, Y., dkk., (2013). "Ekstraksi dan Uji Antioksidan Senyawa Antosianin
dari Daun Miana (Coleus scutellarioides L. (Benth).) Serta Aplikasi
pada Minuman". Jurnal Kimia Unand 2, no. 2: h. 44–50.

I Wayan Wiraatmaja. (2017). Metabolisme Pada Tumbuhan. Program Studi


Agroekoteknologi Fakultas Pertanian : Unud.

Khairuna. (2019). Diktat Fisiologi Tumbuhan. Medan: Universitas Islam


Negeri Sumatera Utara
Kurniaty R., Budiman B., Surtani M. (2010). Pengaruh Media dan Naungan
Terhadap Mutu Bibit Suren (Toona sureni MERR.). Jurnal
Penelitian Hutan Tanaman 7 (2): 77-83

Niken Agustin, dkk. (2020). Fotosintesis. Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif
Hidayatullah

Nio Song Ai. (2013). Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Sains
Vol. 12 No. 1

Nurshanti. (2011). Pengaruh Beberapa Tingkat Teradap Pertumbuhan dan


Produksi Tanaman Seledri (Apium graveolens L.) di Polibag. Jurnal
Agronobis 3 (5): 12-18

Podungge, M. et al. (2017) "Isolasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa


Flavonoid dari Daun Miana (Coleus Scutelleroides Benth.)", Jurnal
Entropi, Gorontalo State University Indonesia 1. 67–74.

Puspita, Dhanang. dkk., (2018). "Produksi Antosianin Dari Daun Miana


(Plectranthus scutellarioides) Sebagai Pewarna Alami", Jurnal Ilmu
dan Teknologi Pangan 4, no. 1: h. 298–303.

Roosita K, Kusharto CM, Sekiyama M, Fachrurozi Y, Ohtsuka R. (2018).


Medicinal Plants Used by The Villagers of a Sundanese Community
in West Java, Indonesia. Journal Ethnopharmacol. 115. h: 72-81.

Salisbury, Frank B dan Ross, Cleon W. (2002). Fisiologi Tumbuhan Jilid 3.


Penerbit ITB: Bandung

Suva, Mano A. dkk., (2015). "Coleus Species: Solenostemon scutellarioides".


Inventi Rapid: Planta Activa 2, no. 2: h. 2186-2194.

Suyatman. (2020). Menyelidiki Energi pada Fotosintsis Tumbuhan. Jurnal


Pendidikan IPA, Vol 9, No. 2.
Wakhidah. (2018). Etnofarmakologi Tumbuhan Miana (Coleus scutellariodes (L.)
Benth) Pada Masyarakat Halmahera Barat, Maluku Utara. ISSN e-
journal, Vol. 5 No. 1

Winarno, M. W., dan Sundari, D. (2016). Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat


diare Indonesia. Cermin dunia kedokteran, 109, h: 25-32

Yustiningsih, Maria. (2019). Intensitas Cahaya dan Efisiensi Fotosintesis pada


Tanaman Naungan dan Tanaman Terpapar Cahaya Langsung.
BIOEDU, Vol. 4. No. 2
Lampiran

Nama NPM Penugasan


Alifah Malebina Aryan 10060322057 - Alat bahan
- Prosedur
- Data pengamatan
Wulandari Sri Wijaya 10060322058 - Edit
- Tujuan
- Kesimpulan
Elfitri Nurhaliza 10060322059 - Pembahasan
Silviya Nur Hasanah 10060322060 - Teori Dasar
- Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai