Anda di halaman 1dari 25

KLINIK RAWAT JALAN PRATAMA

KLINIK GRIYA MEDIKA


Jl. Nunggal Sari Kel. Sumbersari Kec. Metro Selatan

KEPUTUSAN
PENANGGUNG JAWAB KLINIK GRIYA MEDIKA
Nomor :043/SK/KGM/I/2023 TENTANG

PENETAPAN INDIKATOR MUTU KLINIK GRIYA

MEDIKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA,

PENANGGUNG JAWAB KLINIK GRIYA

MEDIKA,

Menimbang:
a. bahwa pasien di GRIYA MEDIKA mempunyai hak untuk
memperoleh pelayanan yang bermutu dan aman;
b. bahwa penyelenggaraan pelayanan GRIYA MEDIKA agar bermutu perlu
disusun dan ditetapkan indikator mutu GRIYA MEDIKA;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan b, perlu ditetapkan Keputusan Penanggung Jawab GRIYA MEDIKA
tentang Penetapan Indikator Mutu GRIYA MEDIKA;

Mengingat
: 1. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2022 tentang Indikator
Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan Tempat Praktik Mandiri Dokter dan
Dokter Gigi, Klinik, Pusat Kesehatan Masyarakat, Rumah Sakit,
Laboratorium Kesehatan, dan Unit Transfusi Darah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022 tentang Akreditasi
Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit
Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter Gigi;
7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Nomor
14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat
Unit Penyelenggara Pelayanan Publik;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN PENANGGUNG JAWAB KLINIK TENTANG PENETAPAN


INDIKATOR MUTU GRIYA MEDIKA.
Kesatu : Indikator mutu GRIYA MEDIKA adalah sebagaimana pada lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini
Kedua : Indikator sebagaimana pada diktum kesatu menjadi acuan bagi unit kerja
pelayanan yang ada dalam melakukan perbaikan dan peningkatan mutu.

Ketiga : Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Metro
Pada tanggal : 6 Januari 2023
PENANGGUNG JAWAB GRIYA
MEDIKA,

dr. Ema Ratna Puri


LAMPIRAN KEPUTUSAN PENANGGUNG JAWAB GRIYA MEDIKA
NOMOR : 043/SK/KGM/I/2023
TENTANG : PENETAPAN INDIKATOR MUTU GRIYA
MEDIKA

Indikator Mutu GRIYA MEDIKA dikategorikan berdasarkan indikator prioritas, indikator nasional
mutu, dan indikator internal mutu GRIYA MEDIKA. Indikator prioritas adalah kepatuhan petugas
melakukan verifikasi dalam pemberian obat LASA. Indikator nasional mutu terdiri dari kepatuhan
kebersihan tangan, kepatuhan penggunaan alat pelindung diri, kepatuhan identifikasi pasien, dan
kepuasan pasien. Indikator internal mutu terdiri dari kepatuhan melakukan pengkajian pasien risiko
jatuh, kelengkapan informed consent pada tindakan pencabutan gigi dan kecepatan waktu tunggu
hasil laboratorium.
Judul Indikator KEPATUHAN PETUGAS MELAKUKAN VERIFIKASI DALAM
PEMBERIAN OBAT LASA
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mencegah kesalahan pemberian obat LASA kepada pasien
Definisi Operasional 1. Kepatuhan petugas melakukan verifikasi saat pemberian obat LASA
pada pasien.
2. Obat LASA adalah obat yang perlu pengawasan tinggi karena
memiliki kemiripan dalam hal bentuk, tulisan, warna, dan
pengucapan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah kepatuhan petugas melakukan verifikasi dalam pemberian
(pembilang) obat LASA
Denominator Jumlah seluruh verifikasi pemberian obat LASA yang harus dilakukan
(penyebut)
Target Pencapaian 100%
Kriteria Kriteria Inklusi:
Semua verifikasi pemberian obat LASA

Kriteria Eksklusi: Tidak


ada.
Formula
Jumlah kepatuhan melakukan verifikasi dalam
pemberian obat LASA
Jumlah seluruh verifikasi pemberian obat LASA X 100%
yang harus dilakukan
Metode Retrospektif
Pengumpulan Data
Sumber Data Data sekunder dari:
Catatan data laporan verifikasi pemberian obat LASA
Instrumen Formulir Pelaporan Verifikasi Pemberian Obat LASA
Pengambilan Data
Besar Sampel 30 jenis obat LASA
Cara Pengambilan Random Sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan Data
Penyajian Data  Tabel
 Run chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab Mutu
Jawab
LEMBAR OBSERVASI KEPATUHAN PETUGAS DALAM MELAKUKAN VERIFIKASI PEMBERIAN OBAT LASA

Klinik Pratama GRIYA MEDIKA

Unit :

Bulan :

Auditor :

HAL YANG DIAUDIT YA JUMLAH TIDAK JUMLAH TOTAL %


PENGAMATAN KEPATUHAN
Jumlah kepatuhan melakukan
verifikasi dalam
pemberian obat LASA

CARA PERHITUNGAN
JUMLAH YA
KEPATUHAN = x 100 %
TOTAL
Judul Indikator KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Kesehatan;
3. Klinik harus memperhatikan kepatuhan seluruh pemberi pelayanan
dalam melakukan kebersihan tangan sesuai dengan ketentuan WHO.

Dimensi Mutu Keselamatan


Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan sebagai dasar untuk
memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan agar dapat menjamin keselamatan
petugas dan pasien/pengguna layanan dengan cara
mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
Definisi Operasional 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun
dan air mengalir bila tangan tampak kotor atau terkena cairan tubuh, atau
menggunakan alkohol (alcohol-based handrubs) dengan kandungan
alkohol 60 – 80% bila tangan tidak tampak kotor.
2. Kebersihan tangan yang dilakukan dengan benar adalah kebersihan tangan
sesuai indikasi dan langkah kebersihan tangan sesuai rekomendasi WHO.
3. Indikasi adalah alasan mengapa kebersihan tangan dilakukan pada saat
tertentu sebagai upaya untuk menghentikan penularan mikroba selama
perawatan.
4. Lima indikasi (five moment) kebersihan tangan terdiri dari:
a. Sebelum kontak dengan pasien yaitu sebelum menyentuh
tubuh/permukaan tubuh pasien.
b. Sesudah kontak dengan pasien yaitu setelah menyentuh
tubuh/permukaan tubuh pasien.
c. Sebelum melakukan prosedur aseptik yaitu kebersihan tangan yang
dilakukan sebelum melakukan tindakan steril atau aseptik, seperti
pemasangan intravena kateter (infus), perawatan luka, pemasangan
kateter urin, suctioning, pemberian suntikan dan lain-lain.
d. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien seperti muntah,
darah, nanah, urin, feses, produksi drain, setelah melepas sarung
tangan steril, dan setelah melepas APD.
e. Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien yaitu melakukan
kebersihan tangan setelah tangan petugas menyentuh permukaan,
sarana prasarana, dan alat kesehatan yang ada di lingkungan pasien,
seperti menyentuh tempat tidur pasien, linen yang terpasang di tempat
tidur, alat-alat di sekitar pasien atau peralatan lain yang digunakan
pasien.
5. Peluang adalah periode di antara indikasi dimana tangan terpapar
kuman setelah menyentuh permukaan (lingkungan atau pasien) atau
tangan menyentuh zat yang terdapat pada permukaan.
6. Tindakan kebersihan tangan yang dilakukan adalah kebersihan tangan
yang dilakukan sesuai peluang yang diindikasikan.
7. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah penilaian kepatuhan
pemberi pelayanan yang melakukan kebersihan tangan dengan benar.
8. Observer adalah orang yang melakukan observasi atau penilaian
kepatuhan dengan metode dan tool yang telah ditentukan.
9. Periode observasi adalah kurun waktu yang digunakan untuk
mendapatkan minimal 200 peluang kebersihan tangan sesuai dengan
waktu yang ditentukan untuk melakukan observasi dalam satu bulan.
10. Sesi adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan observasi maksimal
20 menit (rerata 10 menit).
11. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi adalah jumlah pemberi
pelayanan yang diobservasi dalam satu periode observasi.
12. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi pada waktu observasi
tidak boleh lebih dari 3 orang agar dapat mencatat semua indikasi
kegiatan yang dilakukan.

Jenis Indikator Proses


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan
(pembilang)
Denominator Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya dilakukan
(penyebut) dalam periode observasi
Target Pencapaian ≥ 85%
Kriteria Kriteria Inklusi:
Seluruh peluang yang dimiliki pemberi pelayanan yang terindikasi harus
melakukan kebersihan tangan

Kriteria Eksklusi: Tidak


ada
Formula
Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan
Jumlah total peluang kebersihan tangan yang X 100%
seharusnya dilakukan dalam periode observasi

Metode Observasi
Pengumpulan Data
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan
Pengambilan Data
Besar Sampel Minimal 200 peluang
Cara Pengambilan Non Probability Sampling – Consecutive sampling
Sampel

Periode Bulanan
Pengumpulan Data
Penyajian Data  Tabel
 Run chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab Mutu
Jawab
FORMULIR OBSERVASI KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN

Klinik Pratama GRIYA MEDIKA

Unit :

Bulan :

Auditor :

RUANG :
TANGGAL :
OBSERVER :
no sampel no sampel no sampel
Nama yang Nama yang Nama yang
diamati/profesi diamati/profesi diamati/profesi
kegiatan kegiatan kegiatan
tindakan tindakan tindakan
Kesempata n Indikas Kesempa Indikas Kesempata Indikas
i hand hygiene tan i hand n i hand
hygiene hygiene

sebelum kontak sebelum kontak sebelum kontak pasien


pasien pasien
sebelum Hand sebelum Han sebelum tindakanaseptik Han
tindakan rub tindakan drub drub
aseptik aseptik
1 setelah terkena hand 1 setelah terkena han 1 setelah terkena han
cairantubuh wash cairantubuh d cairantubuh pasien d
pasien pasien was was
h h
setelah kontak tidak setelah kontak tidak setelah kontak pasien tidak
pasien pasien
setelah sarung setelah sarun setelah sarun
meninggalkan tangan meninggalkan g meninggalkan g
lingkungan lingkungan tanga lingkungan tanga
n n

2 sebelum kontak 2 sebelum kontak 2 sebelum kontak pasien


pasien pasien
sebelum tindakanaseptik Han sebelum tindakanaseptik Han sebelum tindakanaseptik Han
drub drub drub
setelah terkena han setelah terkena han setelah terkena han
cairantubuh pasien d cairantubuh pasien d cairantubuh pasien d
was was was
h h h
setelah kontak pasien tidak setelah kontak pasien tidak setelah kontak pasien tidak

setelah sarun setelah sarun setelah sarun


meninggalkan g meninggalkan g meninggalkan g
lingkungan tanga lingkungan tanga lingkungan tanga
n n n
sebelum kontak sebelum kontak pasien sebelum kontak pasien
pasien
sebelum tindakanaseptik Han sebelum tindakanaseptik Han sebelum tindakanaseptik Han
drub drub drub

3 setelah terkena han 3 setelah terkena han 3 setelah terkena han


cairantubuh pasien d cairantubuh pasien d cairantubuh pasien d
was was was
h h h
setelah kontak pasien tidak setelah kontak pasien tidak setelah kontak pasien tidak

setelah sarun setelah sarun setelah sarun


meninggalkan g meninggalkan g meninggalkan g
lingkungan tanga lingkungan tanga lingkungan tanga
n n n

CARA PERHITUNGAN:

Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan Jumlah


total peluang kebersihan tangan yang seharusnya dilakukan
dalam periode observasi X 100%
Judul Indikator KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
4. Keputusan Menteri Kesehatan mengenai penanggulangan penyakit yang
dapat menimbulkan wabah atau kedaruratan Kesehatan masyarakat;
5. Pedoman Teknis pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas
pelayanan tingkat pertama;
6. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD);
7. Klinik harus memperhatikan kepatuhan pemberi pelayanan dalam
menggunakan APD sesuai dengan prosedur.

Dimensi Mutu Keselamatan


Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas dalam menggunakan APD; dan
2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna layanan dengan cara
mengurangi risiko infeksi.
Definisi Operasional 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang dirancang sebagai
penghalang terhadap penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara untuk
melindungi pemakainya dari cedera atau transmisi infeksi atau
penyakit.
2. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan petugas dalam
menggunakan APD dengan tepat sesuai debgan indikasi Ketika
melakukan Tindakan yang memungkinkan tubuh atau membrane
mukosa terkena atau terpercik darah atau cairan tubuh atau cairan
infeksius lainnya berdasarkan jenis risiko transmisi (kontak, droplet,
dan airborne)
3. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah penilai petugas dalam
menggunakan APD sesuai indikasi.
4. Petugas adalah seluruh tenaga yang terindikasi menggunakan APD,
contoh dokter, dokter gigi, perawat, dan petugas laboratorium.
5. Observer adalah orang yang melakukan observasi atau penilaian
kepatuhan dengan metode dan tool yang telah ditentukan.
6. Periode observasi adalah waktu yang digunakan untuk melakukan
pengamatan.

Jenis Indikator Proses


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD sesuai indikasi
(pembilang) dalam periode observasi
Denominator Jumlah seluruh petugas yang terindikasi menggunakan APD dalam
(penyebut) periode observasi.
Target Pencapaian 100%
Kriteria Kriteri Inkusi:
Semua petugas yang terindikasi harus menggunakan APD

Kriteria Eksklusi: Tidak


ada
Formula
Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD sesuai
indikasi dalam periode observasi
Jumlah seluruh petugas yang terindikasi X 100%
menggunakan APD dalam periode observasi

Metode Observasi
Pengumpulan Data
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Formulir Observasi Kepatuhan Penggunaan APD
Pengambilan Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Pengambilan Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan Data
Penyajian Data  Tabel
 Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan Data

Penanggung Penanggung Jawab Mutu


Jawab
FORMULIR OBSERVASI KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Klinik Pratama GRIYA MEDIKA

Unit :

Bulan :

Auditor :

HAL YANG DIOBSERVASI JUMLAH YA JUMLAH TIDAK TOTAL %


PENGAMATAN KEPATUHAN
Kepatuhan Penggunaan
Alat Pelindung Diri (APD)

CARA PERHITUNGAN:

Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD sesuai


indikasidalam periode observasi
x 100%
`Jumlah seluruh petugas yang terindikasi menggunakan
APDdalam periode observasi
Judul Indikator KEPATUHAN IDENTIFIKASI PASIEN
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien;
2. Ketepatan identifikasi menjadi sangat penting untuk menjamin
keselamatan pasien selama proses pelayanan dan mencegah insiden
keselamatan pasien;
3. Untuk menjamin ketepatan identifikasi pasien maka diperlukan
indikator yang mengukur dan memonitor tingkat kepatuhan pemberi
pelayanan dalam melakukan proses identifikasi. Dengan adanya
indikator tersebut diharapkan pemberi pelayanan akan menjadikan
identifikasi sebagai proses rutin dalam proses
pelayanan.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan untuk melakukan
identifikasi pasien dalam melakukan tindakan pelayanan.
Definisi Operasional 1. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan tenaga kesehatan.
2. Identifikasi pasien secara benar adalah proses identifikasi yang
dilakukan pemberi pelayanan dengan menggunakan minimal dua
penanda identitas seperti nama lengkap dan tanggal lahir.
3. Identifikasi dilakukan dengan cara visual (melihat) dan/atau verbal
(lisan).
4. Pemberi pelayanan melakukan identifikasi pasien secara benar pada
setiap keadaan terkait tindakan intervensi pasien seperti:
a. Pemberian pengobatan: pemberian obat, pemberian cairan
intravena.
b. Prosedur tindakan: pencabutan gigi, imunisasi, dan tindakan
kegawatdaruratan.
c. Prosedur diagnostik: pengambilan sampel.
5. Identifikasi pasien dianggap benar jika pemberi pelayanan
melakukan identifikasi seluruh tindakan intervensi yang dilakukan
dengan benar.

Jenis Indikator Proses


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi pasien
(pembilang) secara benar dalam periode observasi.
Denominator Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam periode
(penyebut) Observasi
Target Pencapaian 100%
Kriteria Kriteria Inklusi:
Semua pemberi pelayanan yang memberikan pelayanan kesehatan.

Kriteria Eksklusi: Tidak


ada.
Formula
Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan
identifikasi pasien secara benar dalam periode
observasi
Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam X 100%
periode observasi

Metode Observasi
Pengumpulan Data
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Formulir Observasi Kepatuhan Identifikasi Pasien
Pengambilan Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Pengambilan Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan Data
Penyajian Data  Tabel
 Run chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab Mutu
Jawab
FORMULIR OBSERVASI KEPATUHAN IDENTIFIKASI PASIEN

Klinik Pratama GRIYA MEDIKA

Unit :

Bulan :

Auditor :

HAL YANG DIOBSERVASI JUMLAH YA JUMLAH TIDAK TOTAL %


PENGAMATAN KEPATUHAN
Kepatuhan Identifikasi
Pasien

CARA PERHITUNGAN:

Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasipasiensecara


benar dalam periode observasi Jumlah pemberi pelayanan yang
diobservasi dalam periode X observasi
Judul Indikator KEPUASAN PASIEN
Dasar Pemikiran 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen;
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei
Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik

Dimensi Mutu Berorientasi kepada pasien


Tujuan Mengukur tingkat kepuasan masyarakat sebagai dasar upaya-upaya
peningkatan mutu dan terselenggaranya pelayanan di semua unit
yang mampu memberikan kepuasan pasien.
Definisi Operasional 1. Kepuasan pasien adalah hasil pendapat dan penilaian pasien terhadap
kinerja pelayanan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan Kesehatan.
2. Responden adalah pasien yang pada saat survey sedang berada di lokasi
unit pelayanan, atau yang pernah menerima pelayanan.
3. Besaran sampel ditentukan dengan menggunakan sampel dari Krejcie
dan Morgan.
4. Survei Kepuasan Pasien adalah kegiatan pengukuran secara
komprehensif tentang tingkat kepuasan pasien terhadap kualitas layanan
yang diberikan oleh fasilitas pelayanan Kesehatan kepada pasien.
5. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang terdapat dalam
penyelenggaraan pelayanan sebagai variabel penyusunan survey
kepuasan untuk mengetahui kinerja unit pelayanan.
6. Unsur survey kepuasan pasien dalam peraturan ini meliputi:
a. Persyaratan
b. Sistem, mekanisme, dan prosedur
c. Waktu penyelesaian
d. Biaya/tarif
e. Produk spesifikasi jenis pelayanan
f. Kompetensi pelaksana
g. Perilaku pelaksana
h. Penanganan pengaduan, saran, dan masukan
i. Sarana dan prasarana.
7. Indeks kepuasan adalah hasil pengukuran dari kegiatan survey
kepuasan berupa angka.

Jenis Indikator Outcome


Satuan Indeks
Pengukuran
Numerator Tidak ada
(pembilang)
Denominator Tidak ada
(penyebut)
Target Pencapaian ≥ 76,61
Kriteria Kriteria Inklusi:
Seluruh pasien
Kriteria Eksklusi:
Pasien yang tidak kompeten dalam mengisi kuesioner dan/atau tidak
ada keluarga yang mendampingi.
Formula
Total nilai persepsi seluruh responden
Total unsur yang terisi dari seluruh responden X 100%

Metode Survei
Pengumpulan Data
Sumber Data Hasil survey
Instrumen Kuisioner
Pengambilan Data
Besar Sampel Sesuai tabel Sampel Krejcie dan Morgan
Cara Pengambilan Stratified Random Sampling
Sampel
Periode Semesteran
Pengumpulan Data
Penyajian Data  Tabel
 Run chart
Periode Analisis dan Semesteran, Tahunan
Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab Mutu
Jawab
LEMBAR OBSERVASI KEPUASAN PELANGGAN

Klinik Pratama GRIYA MEDIKA

Bulan :

Auditor :

1. Bobot Nilai
INTERPRETASI BOBOT NILAI
Tidak memuaskan 1
Kurang memuaskan 2
Memuaskan 3
Sangat memuaskan 4

2. Total nilai persepsi pelanggan


Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
responden responden responden responden Total
UNSUR PENILAIAN dengan dengan dengan dengan Bobot
bobot nilai bobot nilai bobot nilai bobot nilai Nilai
1 2 3 4
PERSYARATAN
Bagaimana pendapat Anda
mengenai kemudahan
persyaratan yang harus
dipenuhi untuk
mendapatkan
pelayanan?
SISTEM, MEKANISME,
DAN PROSEDUR
Bagaimana tingkat
kepuasan Anda terhadap
sistem dan prosedur
pelayanan dan
pengaduan?
WAKTU
PENYELESAIAN
Bagaimana pendapat
Anda tentang kecepatan
waktu pelayanan?
Bagian pendaftaran
Dokter umum
Dokter gigi
Laboratorium
Farmasi
Bagian pembayaran
BIAYA/TARIF
Bagaimana tingkat
kepuasan Anda terhadap
biaya pelayanan di
GETHealthy Clinic?

PRODUK SPESIFIKASI
JENIS PELAYANAN
Bagaimana tingkat kepuasan
Anda terhadap pelayanan
yang diberikan kepada Anda
di GETHealthy Clinic?

KOMPETENSI
PELAKSANA
Bagaiman pendapat Anda
tentang kemampuan
petugas dalam memberikan
pemeriksaan/Tindakan?

Dokter umum
Dokter gigi
Perawat
Analis laboratorium
Petugas farmasi

PERILAKU PETUGAS
Bagaimana pendapat Anda
tentang keramahan dan
komunikasi petugas
dalam menjelaskan?
Dokter umum
Dokter gigi
Perawat
Analis laboratorium
Petugas farmasi
Petugas Front Office

PENANGANAN
PENGADUAN, SARAN,
DAN MASUKAN
Bagaimana pendapat
Anda tentang kemudahan
melakukan pengaduan
dan tindak
lanjut pengaduan?
SARANA
DAN
PRASARANA
Bagaimana pendapat Anda
tentang kebersihan dan
kenyamanan
ruangan?

3. SKM
Total nilai persepsi dari pelanggan
x Total unsur terendah dari kuisioner
Total unsur tertinggi dari kuisioner

NILAI INTERVAL
NILAI PERSEPSI KINERJA
SKM
1 0 – 25,99 % Tidak baik
2 26 – 50,99 % Kurang baik
3 51 – 75,99 % Baik
4 76 – 100 % Sangat baik
Judul Indikator KEPATUHAN MELAKUKAN PENGKAJIAN PASIEN RISIKO
JATUH
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan petugas skrining dalam melakukan pengkajian pasien
risiko jatuh agar terselenggara pelayanan yang aman dan
mencapai pemenuhan sasaran keselamatan pasien.
Definisi Operasional 1. Tindakan pengkajian pasien risiko jatuh adalah tindakan melakukan
skrining visual untuk mengidentifikasi pasien risiko jatuh.
2. Pasien risiko jatuh adalah pasien dengan cara berjalan tidak
seimbang/sempoyongan, jalan dengan alat bantu (kruk, tripot, kursi
roda atau dibantu orang lain), menggunakan penutup pada setidaknya
satu mata, menopang saat akan duduk, atau ibu hamil trimester 3.
3. Penilaian kepatuhan melakukan pengkajian pasien risiko jatuh adalah
penilaian kepatuhan petugas skrining yang melakukan pengkajian
pasien risiko jatuh.
4. Observer adalah orang yang melakukan observasi atau penilaian
kepatuhan dengan metode dan tool yang telah ditentukan.
5. Periode observasi adalah kurun waktu yang digunakan untuk
mendapatkan minimal 100 peluang pengkajian pasien risiko jatuh
sesuai dengan waktu yang ditentukan untuk melakukan observasi
dalam satu bulan.
6. Sesi adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan observasi
maksimal 20 menit (rerata 10 menit).
7. Jumlah petugas skrining yang diobservasi adalah jumlah
petugas skrining yang diobservasi dalam satu periode observasi.

Jenis Indikator Proses


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah kepatuhan pengkajian skrining pasien risiko jatuh
(pembilang)
Denominator Jumlah total peluang pengkajian skrining pasien risiko jatuh yang
(penyebut) seharusnya dilakukan dalam periode observasi
Target Pencapaian ≥ 85%
Kriteria Kriteria Inklusi:
Seluruh peluang yang dimiliki petugas skrining yang terindikasi harus
melakukan pengkajian skrining pasien risiko jatuh

Kriteria Eksklusi: Tidak


ada
Formula
Jumlah kepatuhan pengkajian skrining pasien risiko
jatuh
Jumlah total peluang pengkajian skrining pasien risiko
X 100%
jatuh yang seharusnya dilakukan dalam periode
observasi

Metode Observasi
Pengumpulan Data
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Formulir Kepatuhan Pengkajian Skrining Pasien Risiko Jatuh
Pengambilan Data
Besar Sampel Total sampling
Cara Pengambilan Non Probability Sampling – Consecutive sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab Mutu
Jawab
LEMBAR OBSERVASI KEPATUHAN PETUGAS MELAKUKAN SKRINING PASIEN RISIKO JATUH

Klinik Pratama GRIYA MEDIKA

Unit :

Bulan :

Auditor :

HAL YANG DIAUDIT YA JUMLAH TIDAK JUMLAH TOTAL %


PENGAMATAN KEPATUHAN
Kepatuhan petugas melakukan
skrining pasien
risiko jatuh

CARA PERHITUNGAN
JUMLAH YA
KEPATUHAN = x 100 %
TOTAL

Anda mungkin juga menyukai