Contoh Eksepsi
Contoh Eksepsi
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023
Nota Keberatan (Eksepsi) atas Perkara Pidana
Nomor: 66/Pid.B[2023/PN.SBY
Terdakwa:
EDI SUSILO
Kepada, Yth:
Nomor: 66/Pid.B/2023/PN.SBY
-Di
Dengan hormat
Terlebih dahulu kami selaku tim penasehat hukum terdakwa, untuk dan atas nama terdakwa
EDI SUSILO, mengucapkan terimakasih kepada majelis hakim yang mulia yang telah
memberikan kesempatan menyampaikan nota keberatan/eksepsi ini. Setelah mempelajari dan
mendengarkan secara seksama surat dakwaan saudara jaksa/ Penuntut Umum, maka kami
dari tim penasehat hukum terdakwa memberikan pendapat, apakah surat dakwaan tersebut
telah memenuhi azas dan ketentuan umum hukum yang mendudukan EDI SUSILO menjadi
terdakwa sekaligus menjadi satu-satunya pedoman dalam memeriksa di persidangan.
Di dalam KUHAP mengenai dasar hukum surat dakwaan tercantum dalam Pasal 143 ayat (2)
dan (3) yang berbunyi sebagai berikut:
Ayat (2) Penuntut Umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan ditandatanganinya
serta berisi: Nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan,
tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka. Uraian secara cermat, jelas dan lengkap
mengenai tindak pidana itu dilakukanAyat (3) Surat Dakwaan yang tidak memenuhi
ketentuan sebagaiman dimaksud dalam ayat (2) huruf b batal demi hukum.
Bahwa mengenai nota keberatan (Eksepsi) antara lain diatur dalam Pasal 156 ayat (1)
KUHAP yang berbunyi sebagai berikut:
“Dalam hal terdakwa atau penasehat hukum mengajukan keberatan bahwa pengadilan tidak
mengadili perkara atau dakwaan tidak dapat diterima atau surat dakwaan harus dibatalkan,
maka setelah diberi kesempatan kepada penuntut umum untuk menyatakan pendapatnya,
hakim mempertimbangkan keberatan tersebut untuk selanjutnya mengambil keputusan”
III. POKOK NOTA KEBERATAN (EKSEPSI)
Eksepsi Mengenai Surat Dakwaan Batal Demi Hukum (Exception Van Rechtswege
Nietig)
“ Guna kepentingan pembelaan, tersangka atau terdakwa berhak mendapat bantuan hukum
selama dalam waktu dan setiap tingkat pemeriksaan “
Dan Pasal 27 ayat (2) huruf a Peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2009 tentang
Implementasi Prinsip dan Standar Hak Asasi Manusia dalam Penyelenggaraan Tugas Polri
menyatakan,
Oleh karena itu, selama pemeriksaan tingkat pertama klien saya Saudara Edi Susilo
tidak mendapat haknya, maka pemeriksaan tersebt dapat dikatakan cacat hukum
Dengan demikian menurut saya, surat dakwaan terhadap Saudara Edi Susilo juga cacat
hukum, sebab surat dakwaan tersebut disusun berdasarkan BAP yang cacat hukum.
Mengenai Eksepsi Dakwaan Batal Demi Hukum Dan Dakwaan Tidak Dapat
Diterima
Bahwa berdasarkan Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP, telah diberikan ketentuan
mengenai syarat materiil Surat Dakwaan, yaitu harus memuat uraian secara cermat, jelas dan
lengkap, mengenai perbuatan pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan
tempat perbuatan pidana itu dilakukan.
Bahwa berdasarkan pada Pasal 143 ayat (3) KUHAP menentukan apabila syarat
materiil sebagaimana diatur dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP tersebut tidak
terpenuhi, maka Surat Dakwaan adalah Batal Demi Hukum (Rechtswege van Nietig)
Surat dakwaan dalam perkara, menurut Penahesat Hukum Terdakwa ternyata tidak
cermat, jelas dan lengkap, yang antara lain dapat dilihat berdasarkan hal-hal di bawah ini :
1. Saudara Penuntut Umum pada perkara telah melakukan kekeliruan materiil dalam
menyusun Surat Dakwaan, yaitu telah tidak menguraikan secara cermat, jelas dan
lengkap menyangkut tempus delicti dan locus delicti sebagaimana syarat Surat
Dakwaan, pada Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP. Hal tersebut dapat ditemukan
pada Paragraf Pertama Dakwaan kesatu primair dan subsidair, dan kedua dimana
secara jelas Saudara Penuntu Umum menuliskan “....Pada tanggal 12 Oktober
2023 sekiranya jam 12.30 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam
bulan Oktober 2023, bertempat di rumah korban GITA APRILIA Perumahan
Bukit Ayu, Jalan Sirkon, Blok A3, RT.005, RW. 010, Kelurahan Wonorejo,
Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya atau di suatu tempat di dalam daerah
hukum Pengadilan Negeri Surabaya...” Berdasarkan frasa yang digunakan oleh
Saudara Penuntun Umum dalam Surat Dakwaannya tersebut terkesan ragu-ragu
dan tidak menunjukkan tempus delicti dan locus delicti secara tegas dan jelas yang
mana Dakwaan mwnjadi kabur atau tidak jelas (obscuur libel).
Dengan hal-hal yang tersebut diatas, demi tegaknya kepastian hukum dan hak-hak
Terdakwa yang dilindungi oleh Undang-Undang, maka saya mohon kepada Majelis
Hakim yang Mulia untuk menjatuhkan Putusan Sela yang menyatakan bahwa Surat
Dakwaan Penuntut Umum BATAL DEMI HUKUM.
IV. PERMOHONAN
V. PENUTUP
Demikianlah Eksepsi atau Nota Keberatan ini Kami sampaikan kehadapan Yang Mulia
Majelis Hakim Pemeriksa Perkara ini, atas perhatian dan terkabulnya permohonan tersebut,
Kami ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
Penasehat Hukum