Tinjauan Etis Kristen Tentang Pernikahan Sejenis - Kelompok 3
Tinjauan Etis Kristen Tentang Pernikahan Sejenis - Kelompok 3
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
Dosen Pengampu:
Pdt. Irama Br Purba, S.Th., M.Si
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis berupa makalah ini dengan
baik. Adapun judul makalah ini adalah “Tinjauan Etis Kristen tentang Pernikahan Sejenis”.
Makalah “Tinjauan Etis Kristen tentang Pernikahan Sejenis” disusun guna memenuhi
tugas dari Ibu Pdt. Irama Br Purba, S.Th., M.Si, selaku dosen pada mata kuliah MKWK
Pendidikan Agama Kristen Protestan di Universitas Sumatera Utara. Selain itu, kami juga
berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca mengenai pandangan dan
tinjauan etis Kristen tentang pernikahan yang dilakukan secara sejenis berdasarkan Alkitab,
Undang-undang, dan norma yang ada.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 3
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
BAB I....................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN..................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang............................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................... 3
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 4
BAB II...................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN....................................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Pernikahan dan Penyebab Pernikahan Sejenis.........................................4
2.2 Tinjauan Hukum dan Alkitab mengenai Pernikahan Sejenis........................................7
2.2.1. Larangan Pernikahan Sesama Jenis................................................................. 8
2.2.2 Hukum Pernikahan Sesama Jenis.................................................................... 10
2.3 Sikap Umat Kristen dalam Menyikapi Pernikahan Sejenis.........................................11
BAB III................................................................................................................................... 13
PENUTUP.............................................................................................................................. 13
3.1. Kesimpulan................................................................................................................13
3.2 Saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................14
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Apa itu pernikahan dan apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya pernikahan
sejenis?
2. Bagaimana Tinjauan atau pandangan hukum dan Alkitab mengenai pernikahan
sejenis?
3. Apa yang dapat dilakukan umat Kristiani saat ini untuk menyikapi pernikahan sejenis
yang telah marak terjadi?
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara pria dan wanita sebagai suami istri dengan
tujuan membentuk suatu keluarga bahagia dan kekal. Maka pernikahan dianggap sebagai
sesuatu yang sakral, agung, dan monumental bagi setiap pasangan hidup.
Pernikahan Kristen adalah ikatan dan persekutuan hidup yang menyeluruh (total) dari
seorang pria (suami) dengan seorang wanita (istri) yang telah diteguhkan Allah dalam
pernikahan kudus; yang meliputi roh, jiwa dan tubuh; masa kini dan masa yang akan datang
(sampai salah seorang meninggal dunia), dengan tujuan untuk membentuk secara
bertanggung jawab suatu rumah tangga, lembaga keluarga Kristiani yang kudus, harmonis,
dan bahagia serta memuliakan dan melayani Tuhan di dalam terang dan teladan Yesus kristus.
Berdasarkan pengertian pernikahan di atas, dapat disimpulkan bahwa pernikahan
adalah suatu ikatan yang sangat penting yang dilakukan oleh dua gender yang berbeda, yaitu
laki-laki dan perempuan. Namun, tetap saja terjadi pernikahan yang tidak sesuai dengan
hukum ataupun ajaran agama masing-masing, yaitu pernikahan sejenis. Pernikahan sejenis
merupakan pernikahan yang dilakukan oleh satu jenis gender yang sama, seperti laki-laki
menikah dengan laki-laki, dan perempuan menikah dengan perempuan.
Adapun beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab terjadinya
homoseksual. Hal ini tentu menjadi landasan terjadinya perkawinan sejenis itu sendiri antara
lain sebagai berikut:
1. Biologis
Kombinasi/rangkaian di dalam genetik (kromosom) otak hormon, dan susunan saraf
diperkirakan mempengaruhi terbentuknya homoseksual. Beberapa faktor penyebab orang
menjadi homoseksual dapat dilihat dari tidak seimbangnya hormon seseorang. Ia memiliki
hormon testosteron, tetapi juga mempunyai hormon estrogen dan progesteron. Bila seseorang
mempunyai kadar hormon esterogen dan progesteron yang cukup tinggi pada tubuhnya, maka
hal tersebut menyebabkan perkembangan seksual seseorang menyimpang.
Struktur Otak pada straight females dan straight males serta lesbian females dan gay
males terdapat perbedaan otak. Otak bagian kiri dan kanan dari straight males sangat jelas
terpisah dengan membran yang cukup tebal dan tegas. Pada Straight females otak antara
4
bagian kiri dan kanan tidak begitu tegas dan tebal. Sedangkan pada gay males struktur
otaknya sama dengan straight females serta pada gay females struktur otaknya sama dengan
straight males dan lesbian females.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kelainan susunan saraf otak dapat pula
mempengaruhi perilaku seks heteroseksual maupun homoseksual. Kelainan susunan saraf
otak tersebut disebabkan oleh radang atau patah tulang dasar tengkorak.
2. Lingkungan
Lingkungan diperkirakan turut mempengaruhi terbentuknya mempengaruhi
terbentuknya homoseksual yang terdiri atas berikut ini:
a. Budaya/Adat-istiadat.
Dalam budaya dan adat istiadat masyarakat tertentu terdapat ritual-ritual yang
mengandung unsur homoseksualitas, seperti dalam budaya suku Etoro yaitu suku
pedalaman Papua New Guinea, terdapat ritual keyakinan dimana laki-laki muda harus
memakan sperma dari pria yang lebih tua (dewasa) untuk memperoleh status sebagai
pria dewasa dan menjadi dewasa secara benar serta bertumbuh menjadi pria kuat
karena pada dasarnya budaya dan adat istiadat yang berlaku dalam suatu kelompok
masyarakat tertentu sedikit banyak mempengaruhi pribadi masing-masing orang
dalam kelompok masyarakat tersebut maka demikian pula budaya dan adat istiadat
yang mengandung unsur homoseksualitas dapat mempengaruhi seseorang mulai dari
cara berinteraksi dengan lingkungan, nilai-nilai yang dianut, sikap, pandangan,
maupun pola pemikiran tertentu terutama berkaitan dengan orientasi tindakan, dan
identitas seksual seseorang.
b. Pola Asuh.
Cara mengasuh seorang anak juga dapat mempengaruhi terbentuknya
homoseksual sejak dini. Seorang anak telah dikenalkan pada identitas mereka sebagai
seorang pria atau wanita dan pengenalan identitas diri ini tidak hanya sebatas pada
sebutan namun juga pada makna dibalik sebutan pria atau wanita tersebut yang
meliputi:
1) Kriteria penampilan fisik: pemakaian baju, penataan rambut perawatan tubuh
yang sesuai.
2) Karakteristik fisik: perbedaan alat kelamin pria dan wanita; pria pada
umumnya memiliki kondisi fisik yang lebih kuat dibandingkan dengan pria
pada umumnya tertarik dengan kegiatan-kegiatan yang mengandalkan
5
tenaga/otot kasar, sementara wanita pada umumnya lebih tertarik pada
kegiatan-kegiatan yang mengandalkan otot halus.
3) Karakteristik sifat pria pada umumnya lebih menggunakan logika/pikiran
sementara wanita pada umumnya cenderung lebih menggunakan
perasaan/emosi. Pria pada umumnya lebih menyukai kegiatan-kegiatan yang
membangkitkan adrenalin, menuntut kekuatan dan kecepatan, sementara
wanita lebih menyukai kegiatan-kegiatan yang bersifat halus, menuntut
kesabaran dan ketelitian.
4) Karakteristik tuntutan dan harapan untuk masyarakat yang menganut sistem
paternalistik maka tuntutan bagi para pria adalah untuk menjadi kepala
keluarga dan bertanggung jawab atas kelangsungan hidup keluarganya.
Dengan demikian pria dituntut untuk menjadi figur yang kuat, tegar, tegas,
berani, dan siap melindungi yang lebih lemah (seperti istri, dan
anak-anaknya). Sementara untuk masyarakat yang menganut sistem
maternalistik maka berlaku sebaliknya, bahwa wanita dituntut untuk menjadi
kepala keluarga. Jika dilihat secara universal, sistem yang diakui universal
adalah sistem paternalistik. Namun baik paternalistik maupun maternalistik,
setiap orang tetap dan berlaku sebagai pria ataupun wanita sepenuhnya yang
membedakan pada kepala keluarga: pria dalam paternalistik dan wanita dalam
maternalistik adalah pendekatan yang digunakan dalam memenuhi tanggung
jawab mereka sebagai kepala keluarga.
Sebagai tambahan yang sesuai dengan penyebab keempat ini adalah pengalaman
traumatis atau kekecewaan yang berat terhadap pasangan perempuannya, sehingga merasa
tidak lagi ingin mencintai perempuan pada umumnya, dan melampiaskan orientasi
seksualnya pada sesama laki-laki. Sedangkan homoseksualitas pada perempuan dari hasil
beberapa tinjauan antara lain:
1) Rangsangan-rangsangan yang didapat anak perempuan di sekolah mereka, terutama
sekolah yang berasrama dimana dua orang atau lebih anak perempuan ditempatkan
dalam satu kamar.
2) Jumlah wanita dan pria tidak berimbang, dimana saat ini di Barat khususnya seperti
Rusia dan negara lainnya, dimana jumlah kaum wanita jauh melampaui jumlah kaum
pria.
3) Rangsangan media informasi seperti televisi, majalah, film dan lain sebagainya yang
banyak mempromosikan perilaku homoseksualitas.
6
4) Emansipasi wanita yang salah langkah. Dimana benih persaingan antara pria dan
wanita yang salah kaprah.
5) Trauma yang dirasakan akibat kekerasan dari ayahnya yang tentu saja menimbulkan
benih kebencian kepada kaum pria.
6) Tidak pernah memiliki hubungan yang baik dengan pasangan prianya baik suami
ataupun pacarnya sehingga mereka mencari wahana baru untuk memuaskan hasrat
seksualnya.
1. Tinjauan Hukum
Berdasarkan Pasal 1 UU Perkawinan, yang dimaksud perkawinan adalah ikatan lahir
batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Selain itu, Pasal 2 ayat (1) UU Perkawinan, yang dimaksud perkawinan adalah sah
apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaannya. Ini berarti
negara juga mengembalikan lagi hal tersebut kepada agama masing-masing.
2. Tinjauan Alkitab
Dunia tidak pernah berjalan di tempat. Dunia, kehidupan ini, akan semakin
berkembang, entah semakin baik ataupun semakin buruk. Dengan adanya IPTEK, muncul
berbagai pendapat baru dan dengan mudah tersebar. Oleh karena itu, penting untuk membaca
ayat Alkitab tentang IPTEK agar tidak salah menggunakannya.
Saat ini, ada hal yang cukup banyak diperdebatkan yaitu pernikahan sesama jenis.
Pernikahan ini dilakukan antar sesama laki-laki maupun antar sesama perempuan. Hal ini
terus menjadi perdebatan termasuk di kalangan jemaat Kristen. Namun, sudah banyak negara
yang melegalkan pernikahan sesama jenis. Bahkan salah satu aliran Kristiani di Amerika pun
ikut melegalkannya. Mereka memperbolehkan pendetanya untuk mensahkan pernikahan
sesama jenis. Hal ini dilakukan dengan anggapan menghargai kasih yang terjalin di antara
mereka. Dengan alasan cinta tak bisa dipaksakan, pernikahan sesama jenis pun
diperbolehkan. Padahal mencintai dan memilih untuk menikah seharusnya dilandaskan pada
ayat Alkitab tentang mencari jodoh.
Sebagai orang Kristen yang sungguh-sungguh mengikut Kristus, kita perlu melihat apa
yang Allah katakan tentang pernikahan sesama jenis ini. Pernikahan sesama jenis menurut
7
Kristen memang tidak dibahas secara eksplisit di dalam Alkitab. Namun, jika kita
sungguh-sungguh mendalami firman Tuhan, kita akan mengerti pernikahan sesama jenis
menurut Kristen. Dalam Alkitab, pernikahan sesama jenis lebih dibahas dalam konteks
hubungan seksual sesama jenis. Bagaimanapun, pernikahan menjadi wadah legal untuk
melakukan hubungan seksual.
8
yang mendapatkan hukuman, tetapi juga orang yang menyetujuinya. Oleh
karena itu, penting untuk kita menjadi pengingat bagi orang di sekitar kita.
9
mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Tentu ini menghalangi pekerjaan
Allah untuk mendatangkan Kerajaan Sorga di Bumi seperti di Sorga.
Perhatikan juga syarat masuk surga menurut Alkitab.
Pernikahan sesama jenis menyebabkan hukuman maut dan karena itu mereka
menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.- Roma
1:27. Seperti yang sudah dijelaskan, pelaku pernikahan sesama jenis akan
mendapatkan balasan setimpal. Bentuk balasan setimpal ini kemudian dijelaskan
sebagai hukuman maut pada ayat 32. Hukuman maut merupakan salah satu akibat
dosa menurut Alkitab. Ingatlah sekali lagi bahwa hukum ini bukan hanya berlaku bagi
pelaku pernikahan sesama jenis, tetapi juga bagi setiap orang yang menyetujuinya.
● Pernikahan diciptakan untuk laki-laki dengan perempuan, bukan sesama jenis
Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan
bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. – Kejadian 2:24.
Sejak penciptaan, Allah sudah menetapkan bahwa laki-laki akan menikah
dengan istrinya. Berdasarkan bahasa Ibrani sebagai bahasa asli, istri memiliki arti
seseorang berjenis perempuan. Artinya, Allah tidak pernah menghendaki adanya
pernikahan sesama jenis. Pernikahan seharusnya seperti yang tertulis pada ayat
Alkitab tentang rumah tangga.
● Pernikahan sesama jenis menurut Kristen menentang hukum Allah.
Itulah larangan dan hukum pernikahan sesama jenis menurut Kristen. Sangat
jelas bahwa pernikahan sesama jenis tidaklah diperbolehkan. Namun, ini bukan
berarti kita bisa seenaknya memandang hina pasangan sesama jenis. Kita perlu untuk
tetap mengasihi mereka sambil terus mengingatkan dan mendoakan mereka. Mereka
mungkin akan merasa patah hati, tetapi percayalah bahwa patah hati itu akan
disembuhkan jika kita menuruti kehendak Allah seperti yang dikatakan ayat Alkitab
tentang patah hati.
10
2. Wanita berinisial NA (22) warga Kota Jambi, merasa tertipu karena menikah sesama
jenis. NA merasa tertipu oleh suaminya sendiri yang ternyata adalah seorang wanita.
Menyadari sudah tertipu, NA akhirnya menggugat suaminya ke Pengadilan Negeri
Jambi. Barulah terungkap jika suaminya seorang wanita berinisial Er, namun
mengaku sebagai AA. ER bahkan mengaku sebagai dokter spesialis saraf lulusan New
York. Kasus ini kini disidangkan dan ER menjadi terdakwa.
3. Porsch dan Arm bertemu 13 tahun yang lalu dan sejak saat itu mereka saling
mengenal satu sama lain hingga akhirnya memutuskan untuk menikah dan menjadi
pasangan. Dalam postingan yang di upload oleh Porsch Apiwat di instagram, dirinya
menuliskan ‘7th year marriage, 13th year togetherness, and 1 lifetime‘ dan langsung
dibanjiri ucapan selamat dari para penggemar serta beberapa selebriti lainnya.
Umat Kristiani saat ini dihadapkan pada tantangan menyikapi pernikahan sejenis yang
semakin marak. Dalam menghadapi situasi ini, pendekatan yang penuh kasih dan
penghargaan adalah kunci. Mereka dapat meningkatkan pemahaman melalui pendidikan,
membuka dialog terbuka dalam komunitas gereja, dan menyediakan tempat yang inklusif
bagi individu sejenis. Mendukung organisasi dan gereja yang menganjurkan inklusivitas,
mengedepankan kasih dalam diskusi keluarga. Memperlihatkan kasih tanpa hakim dan
menciptakan ruang aman bagi semua orang adalah kunci untuk membangun pemahaman dan
keberagaman dalam iman Kristiani, mencerminkan nilai-nilai kasih dan pengampunan yang
diajarkan oleh Yesus Kristus. Pendekatan terhadap pernikahan sejenis bervariasi di antara
umat Kristiani, bahkan di dalam gereja-gereja yang sama. Beberapa orang percaya bahwa
pernikahan sejenis adalah sesuatu yang sah dan mendukung hak-hak setiap individu,
termasuk individu LGBT, sementara yang lain memandangnya sebagai pelanggaran terhadap
keyakinan agama mereka. Untuk menyikapi isu ini, umat Kristiani dapat mempertimbangkan
beberapa pendekatan yang berbeda.
Bagi umat Kristiani ada beberapa pendekatan yang bisa diambil untuk menyikapi
pernikahan sejenis yang marak terjadi:
● Konsistensi Keyakinan
Tetap konsisten dengan ajaran agama dan keyakinan pribadi dalam menyikapi
pernikahan sejenis, tanpa mengorbankan prinsip-prinsip keyakinan agama.
● Doa dan Pertobatan
11
Berdoa untuk mereka yang dianggap melakukan perbuatan yang dianggap
bertentangan dengan ajaran agama dan berdoa agar mereka mendapat pertobatan
menurut keyakinan agama Kristiani.
● Pendidikan Diri dan Komunitas
Meningkatkan pemahaman tentang ajaran agama dan argumen teologis yang
mendukung pandangan tradisional terhadap pernikahan, serta berbagi pemahaman ini
dengan komunitas seiman.
● Toleransi dan Penghargaan
Tetap menjaga sikap toleransi dan penghargaan terhadap hak asasi manusia
tanpa harus mendukung pernikahan sejenis. Menghormati hak individu sementara
tetap mempertahankan keyakinan agama.
● Pelayanan Pastoral
Menyediakan bimbingan rohaniah dan dukungan pastoral bagi individu yang
menghadapi konflik antara orientasi seksual dan keyakinan agama mereka.
● Menjaga Norma-Norma Moral
Memperjuangkan norma-norma moral dalam masyarakat, tanpa memaksa
orang lain untuk mengikuti keyakinan pribadi, tetapi dengan menjaga integritas
nilai-nilai agama dalam perilaku pribadi.
● Mendukung Organisasi dengan Nilai Serupa
Terlibat dengan organisasi agama atau kelompok masyarakat yang memiliki
pandangan serupa, untuk memperkuat keyakinan dan mendukung satu sama lain.
● Menjaga Etika dalam Dialog
Jika terlibat dalam diskusi, menjaga etika dan menghindari retorika yang
merendahkan atau diskriminatif, sambil tetap menyuarakan pandangan secara tegas.
● Keteladanan dalam Kehidupan Sehari-hari
Menunjukkan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari dengan
mempraktikkan nilai-nilai agama, menciptakan contoh positif bagi orang lain.
● Mengajarkan Keluarga
Mendidik keluarga dengan nilai-nilai agama dan memberikan pemahaman
mengenai keyakinan agama Kristiani, menciptakan lingkungan pendidikan yang
kokoh.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
LGBT adalah akronim dari ”Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender”. Yang
dipandang sebagai suatu kekejian dihadapan Allah, dan merupakan suatu perbuatan yang
negatif. LGBT tentunya melanggar Etika Kristen. Karena landasan dari Etika Kristen ialah
Alkitab sehingga Etika Kristen melihat LGBT itu sebagai pelanggaran yang perlu untuk
dihapuskan, agar setiap umat yang percaya tetap menjadi seorang pemenang. LGBT dalam
Perjanjian Lama memberikan suatu gambaran bahwa memang perbuatan ini merupakan suatu
kekejian dan kenajisan untuk dilakukan. Peristiwa Sodom dan Gomora yang merupakan kota
yang ditunggang balikkan oleh Allah akibat perbuatan-perbuatan dosa yang penduduk Sodom
dan Gomora menjadi sebuah peringatan bahwa Allah tidak toleran terhadap dosa. Allah telah
menciptakan kita dengan baik dan mulia, untuk itu sebagai manusia yang telah diciptakan
sebagai makhluk yang paling mulia tidak lagi melakukan pelanggaran-pelanggaran secara
khusus LGBT. Karena seseorang yang melakukan LGBT adalah orang yang tidak
mensyukuri dan merasakan bahwa karya Allah sangat indah dalam kehidupannya.
3.2 Saran
Melalui pembahasan di atas, kami memberikan saran bahwa sebagai sebagai orang
Kristen, kita harus belajar dan mendalami firman Tuhan dengan baik agar tidak terbuai oleh
hasutan dunia yang berasumsi hal yang negatif. Sebagai umat kristen seharusnya kita percaya
kuasa Tuhan itu nyata jangan sampai kita sebagai umatnya hilang arah sehingga mencoba dan
masuk ke dalam lobang dosa yang berisikan LGBT ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.uinbanten.ac.id/8231/5/BAB%20III.pdf
Dihujat Karena Gay, Ragil Mahardika Lawan Haters dengan Segudang Prestasi
https://www.suara.com/entertainment/2022/05/10/203010/dihujat-karena-gay-r
agil-mahardika-lawan-haters-dengan-segudang-prestasi-mulia
Hale, C. J., & Obama, B. (2015, June 27). 3 Ways Catholics Can Respond to the
https://time.com/3938811/catholics-same-sex-marriage/
https://www.hukumonline.com/klinik/a/hukum-pernikahan-sesama-jenis-di-ind
onesia-lt50c9f71e463aa/
Kasus Pernikahan Sejenis di Jambi, Wanita Ini Kaget Suaminya Perempuan, Awalnya
https://aceh.tribunnews.com/2022/06/16/kasus-pernikahan-sejenis-di-jambi-wa
nita-ini-kaget-suaminya-perempuan-awalnya-kecurigaan-mertua
Kata Alkitab: Cara Menyikapi Mereka Yang Terlibat Dengan Homoseksual. (2018,
14
https://www.jawaban.com/read/article/id/2018/10/15/80/181015172304/kata_al
kitabcara_menyikapi_mereka_yang_terlibat_dengan_homoseksual
N, H. R. (2021, 10 28). Rayakan Ulang tahun Pernikahan mereka, Porsch Apiwat dan
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=htt
ps://overseasidol.com/rayakan-ulang-tahun-pernikahan-mereka-porsch-apiwat-
dan-arm-sappanyoo-terlihat-makin-mesra/amp/&ved=2ahUKEwiLoY6dwuSB
AxX58jgGHbp8AcgQFnoECA8QAQ&usg=AOvVaw3Tqz0mNqj_C
https://tuhanyesus.org/pernikahan-sesama-jenis-menurut-kristen
Tschirch, E. (n.d.). How does a Christian support same sex marriage? Is it okay for a
Christian to support homosexual rights? How do religious people deal with the
conflict between their religion and political views? Quora. Retrieved October
8, 2023, from
https://www.quora.com/How-does-a-Christian-support-same-sex-marriage-Is-it
-okay-for-a-Christian-to-support-homosexual-rights-How-do-religious-people-
deal-with-the-conflict-between-their-religion-and-political-views
15