RPL BK Revisi
RPL BK Revisi
Mengetahui,
Kepala sekolah SDN 09 PARIT I / II Guru Kelas
B. Jenis-jenis disiplin
Disiplin dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu disiplin internal dan
disiplin eksternal. Disiplin internal disebut sebaagi disiplin yang positif,
sedangkan disiplin eksternal disebut sebagai disiplin negatif. Hal ini sejalan
dengan apa yang dikemukakan oleh hurlock (1989:20) terdapat dua konsep
mengenai disiplin, yaitu disiplin positif dan disiplin negatif. Disiplin yang negatif
adalah yang berhubungan dengan kontrol seseorang berdasarkan otoritas luar
yang biasanya dilakukan secara terpaksa, dan dengan cara yang kurang
menyenangkan / dilakukan karena takut hukuman (punishment). Adapun disiplin
yang positif sama artinya dengan pendidikan dan bimbingan karena menekankan
pertumbuhan dan perkembanagn di dalam diri (inner growth) yang mencaakup
disiplin diri (self discipline) dan pengendalian diri (self control).
Dengan demikian, jelaslah diketahui bahwa terdapat dua jenis displin, yaitu:
1. Disiplin yang positif yang diterapkan melalui pendidikan dan bimbingan,
disiplin lebih menekankan pada perkembangan diri siswa yang dimulai dari
diri sendiri (individu) dan mengaraj kepada prilaku pengendalian diri siswa itu
sendiri.
2. Disiplin negatif, yakni disiplin yang diterapkan melalui hukuman, dimana
siswa akan melakukan kedisiplinan karena unsur keterpaksaan.
C. FUNGSI DISIPLIN
Disiplin sangat penting dan dibutuhkan sekali oleh siswa untuk mencapai
tujuan pendidikan. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, prilaku
dan tata kehidupan berdisiplin yang akan mengantarkan siswa dalam mencapai
keberhasilan dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Beberapa fungsi disiplin
menurut tulus (2004:38-39) yaitu:
1. Menaati kehidupan bersama
Manusia selain sebagai individu juga sebagai makhluk sosial. Sebagai
makhluk individu manusia memiliki ciri, sifat, kepribadian, latar belakang dan
pola pikir yang berbeda-beda. Adapun sebagai makhluk sosial manusia
selalu terkait dan berhubungan dengan orang lain. Dalam hubungan dengan
orang lain diperlukan nilai, norma, peraturan untuk mengatur agar kehidupan
dan kegiatannya dapat berjalan baik dan lancar. Setiap individu memiliki
kepentingan yang berbeda dan tidak jarang kepentingan tersebut dapat
merugikan orang lain. Di sini displin berfungsi untuk menyadarkan seseorang
bahwa dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan
mematuhi peraturan yang berlaku. Kepatuhan dan ketaatan tersebut akan
membatasi dirinya untuk merugikan orang lain. Tetapi hubungan dengan
sesama tetap baik. Fungsi displin disini yaitu untuk mengatur tata kehidupan
manusia dalam kelompok tertentu maupun masyarakat.
2. Membangun kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan sifat, tingkah laku dan pola hidup
seseorang yang tercermin dalam penampilan, perkataan, dan perbuatan
sehari-hari. Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh
faktor lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, lingkungan masayarakat,
lingkungan sekolah, juga lingkungan kerja, atau komunitas diamana orang itu
berada. Disiplin yang diterapkan dimasing-masing lingkungan tersebut
memberikan dampak positif bagi pertumbuhan kepribadian seseorang.
Dengan displin seseorang dibiasakan mengikuti, mematuhi, menaati aturan-
aturan yang berlaku. Kebiasaan tersebut lama kelamaan akan masuk ke
dalam diri seseorang dan disiplin akan menjadi bagian dalam kehidupannya
sehari-hari. Jadi lingkungan yang mempunyai disiplin yang baik akan sangat
berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Terutama siswa yang sedang
tumbuh kepribadiannya, lingkungan sekolah yang tertib teratur, tenang,
tentram, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik.
3. Melatih kepribadian
Sikap, prilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak
terbentuk dalam waktu yang singkat, namun membutuhkan waktu yang
panjang. Perlu adanya latihan, pembiasaan diri, mencoba, berusaha dengan
gigih. Sependaapt dengan hal di atas, prijodarminto (Tulus,2004:40)
mengemukakan bahwa sikap, prilaku seseorang tidak dibentuk dalam
sekejap. Diperlukan pembiasaan, tempaan yang terus menerus sejak diri.
Melalui tempaan manusia akan menjadi kuat. Melalui tempaan mental dan
moral seorang akan teruji, melalui tempaan pula menjadikan seseorang dapat
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dengan penuh ketabahan dan
kegigihan. Melalui tempan pula mereka memperoleh nilai tambah. Disiplin
tersebut akan terwujud melalui pembinaan sejak dini, sejak usia muda, muali
dari lingkungan keluarga, melalui pendidikan yang tertanam sejak dini yang
semakin lama semakin menyatu kuat daalm dirinya dengan bertambah
usianya.
4. Pemaksaan
Faktor-faktor yang mendorong terbentuknya kedisiplinan adalah
dorongan dari dalam (terdiri dari pengalaman, kesadaran, dan kemauan
untuk berbuat disiplin) dan dorongan dari luar (perintah, larangan,
pengawasan, pujian, ancaman, dan ganjaran). Jadi disiplin dapat terjadi
karena dorongan kesadaran diri dan adanya pemaksaan dan tekanan dari
luar. Disiplin yang terjadi karena kesadaran diri akan bermanfaat bagi
kebaikan dan kemajuan diri. Adapun displin yang terjadi karena pemkasaan
akan memberi pengaruh kurang baik.
Disiplin dapat berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk
mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan tertentu dapat
dilakukan melalui pendampingan guru-guru, pemaksaan, pembiasaan, dan
latihan akan menyadarkan siswa bahwa disiplin itu penting baginya. Dari
mula-mula paksaan, kini dilakuakn karena kesadaran diri, merasakan sebagai
kebutuhan dan kebiasaan, diharapkan disiplin ini akan meningkat dan
menajdi kebiasaan berpikir positif, bermakna, memandang jauh kedepan dan
disiplin bukan hanya soal mengikuti dan menaati peraturan, melainkan sudah
meningkat menjadi disiplin berpikir yang mengatur dan mempengaruhi
seluruh aspek hidupnya.
5. Hukuman
Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang harus dilakukan
oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi melanggar tata tertib
tersebut. Ancaman, sanksi/hukuman sangat penting karena dapat memberi
dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk menaati dan mematuhinya.
6. Menciptakan lingkungan kondusif
Disiplin sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan
pendidikan agar berjalan lancar. Hal tersebut dicapai dengan merancang
peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru, dan bagi para siswa, serta
peraturan-peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian diimplementasikan
secara konsisten dan konsekuen. Dengan demikian sekolah menjadi
lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tentram, tertib dan teratur.
Lingkungan seperti ini adalah lingkungan yang kondusif bagi pendidikan.
Sependapat dengan hal di atas, wattimena dalam tulus (2004:44)
mengungkapkan bahwa disiplin itu sangat perlu dalam proses belajar
mengajar. Alasannya yaitu disiplin dapat membantu kegiatan belajar. Disiplin
dapat menimbulkan rasa senang untuk belajar, dan disiplin juga dapat
meningkatkan hubungan sosial.
Blocher (1974 :249) menjelaskan bahwa tugas perkembangan utama
siswa disekolah ialah untuk pencapaian identitas diri. Peserta didik sebagai
manusia yang sedang tumbuh, berubah dan mengekspresikan dirinya yang
mungkin saja melakukan kesalahan atau memiliki kelemahan, dan tidak
sedikit juga yang mempunyai potensi yang baik. Peran sekolah bukan
bertujuan untuk mencegah siswa melakukan kesalahan dalam pencariannya
terhadap identitas diri melainkan menciptakan suatu iklim dimana
konsekuensi yang diterima siswa atas kesalahan dalam pencariannya
terhadap identitas diri melainkan menciptakan suatu iklim diman konsekuensi
yang diterima siswa atas kesalahan dan ketidakberdayaan ini tidak tercegah
atau begitu destruktif, sehingga menghambat laju perkembangan mereka.
Prilaku siswa yang dimaksud harus dilihat sebagai fenomen yang daapt
dipahami dan diatasi melalui cara-cara yang sejalan dengan tingkat
perkembangan mereka. Prilaku siswa yang dimaksud harus dilihat sebagi
fenomena yang dapat dipaahami dan diatasi melalui cara-cara yang sejalan
dengan tingkat perkembangan yang menguntungkan siswa dan kongruen
dengan tujuan sekolah itu sendiri.
Dilihat dari aspek sosiologis dan psikologis, fungsi disiplin dapat
dikategorikan sebagai berikut:
a. Disiplin penting bagi sosialisasi
Yaitu agar anak belajar tentang standar prialku yang disetujui dan
ditoleransi dalam suatu sistem sosial.
b. Displin penting bagi kematangan kepribadian yang normal
Yaitu agar anak memperoleh sifat-sifat kepribadian yang andal, percaya
diri, kontrol diri, tekun, dan mampu mengatasi frustasi. Aspek-aspek
kematangan ini terjadi secara spontan, tetapi respon terhadap tuntutan
dan ekspestasi sosial yang berkelanjutan.
c. Dissiplin penting bagi internalisasi standar moral dan kewajiban. Standar
ini jelas tidak sekedar disentralisasikan tetapi juga diwujudkan dalam
bentuk prilaku eksternal, bahkan untuk menjamin stabilitas ketahanan
tatanan sosial.
d. Disiplin penting bagi keamanan emosional anak, khususnya untuk
memberikan kepastian terhadap kebingungan dan ketakutan mereka
terhadap suatu prilaku.
dengan melihat fungsi disiplin sebagaiman dikemukakan di atas, terbukti
sangat memberikan pengaruh bagi prilaku siswa di sekolah, begitu juga
bagi guru dalam membantu mereka mencapai perkembangan optimal.
D. TUJUAN DISIPLIN
Tujuan disiplin menurut rachman dalam sumiyati (2010:2) meliputi:
1. Memberikan dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang
2. Mendorong siswa melakukan yang baik dan benar
3. Mebantu siswa menyesuaikan diri dengan tuntunan lingkungan dan
menjauhio hal-hal yang dilarang oleh sekolah.
4. Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat
bagi li gkungannnya.
Setiap individu perlu memiliki sikap disiplin dalam kehidupan mereka, karena
ketika mereka memiliki sikap disiplin maka hidup mereka akan menjadi
teratur. Hal ini penting karena disiplin diperlukan oleh siapapun dan
dimanapun. Dimanapun seseorang berada disana selalu ada peraturan dan
tata tertib. Manusia memerlukan disiplin dan mustahilhidup tanpa disiplin
dimanapun mereka berada. Apabila manusia mengabaikan disiplin tentunya
akan menghadapi banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari karena
prilaku hidupnya tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku di lingkungan
masyarakat. Begitu juga di daalm lingkungan sekolah, siswa sebagai individu
memerlukan disiplin.
E. PEMBENTUKAN DISIPLIN
Tulus (2004:48) mengungkapkan bahwa terdapat empat hal yang mempengaruhi
dan membentuk disiplin individu, yaitu:
1. Mengikuti dan menaati peraturan sebagai langkah penerapan dan praktik
atas peraturan-peraturan yang mengatur prilaku idividunya. Hal ini sebagai
kelanjutan dari adanya kesadaran diri yang dihasilkan oleh kemampuan dan
kemauan diri yang kuat. Tekananan dari luar dirinya sebagai upaya
mendorong, menekan, dan memaksa agar disiplin diterapkan dalam diri
seseorang sehingga peraturan dapat diikuti dan dipraktekkan.
2. Kesadaran diri sebagai pemahamn diri bahwa disiplin dianggap bagi
kebaikan dan keberhasilan dirinya, kesadaran diri menjadi motif sanagt kuat
terwujudnya disiplin.
3. Alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan membentuk
perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan.
4. Hukuman sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi, dan meluruskan yang
salah sehingga orang kembali pada prilaku yang sesuai dengan harapan.
Selain empat faktor yang telah disebutkan tulus (2004:49) mengemukakan
beberapa faktor lain yang mempengaruhi trhadap pembentukan disiplin
individu, yaitu:
1. Teladan, perbuatan dan tindakan kerap kali lebih besar pengaruhnya
dibvandingkan dnegan kata-kata, karena itu , contoh dan teladan atasan,
kepala sekolah, guru-guru dan tata usaha sangat berpengaruh terhadap
disiplin siswa. Siswa lebih mudah meniru apa yang mereka lihat dari apa
yang mereka dengar. Faktor teladan disini sangat mempengaruhi
pemebntukan disiplin siswa.
2. Lingkungan berdisiplin, lingkungan dapat mempengaruhi individu, bila
berada di lingkungan berdisiplin, individu daapt terbawa oleh lingkungan
tersebut. Salah satu ciri manusia adalah kemampuan beradaptasi dengan
lingkungan. Dengan potensia adaptasi ini ia dapat mempertahankan
hidupnya.
3. Latihan berdisiplin, disiplin dapat dibentuk melalui proses latihan dan
kebiasaan. Artinya, melakukan disiplin secara berulang-ulang dan
membiasakannya dalam praktik-praktik disiplin sehari-hari. Dengan
membiasakan diri, disiplin akan terbentuk dalam diri siswa.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Setelah mempelajari materi disiplin dalam belajar, jawablah pertanyaan di bawah ini
sesuai dengan apa yang kamu pahami
Tugas mandiri:
Tugas kelompok
ANGKET KEDISIPLINAN
NO PERNYATAAN SR KK TP
1. Saya terlambat datang kesekolah
2. Saya tidak menggunakan seragam sekolah sesuai hari
yang telah ditetapkan
3. Saya berpakaian tidak semestinya (baju / celana
dikecilkan)
Saya ke sekolah dalam keadaan yang kurang rapi
4.
(rambut panjang, berwarna)
5. Saya merasa terpaksa datang ke sekolah
6. Saya marah ketika ada guru yang menasehati saya
Saya masih duduk di kantin meskipun bel sudah
7.
menandakan waktunya belajar
8. Saya merokok di kantin tanpa sepengetahuan guru
9. Saya bermain game di kantin atau di lingkungan sekolah
10. Saya tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru