Perjanjian Kerja Sama Dots
Perjanjian Kerja Sama Dots
Pada hari Senin tanggal 30 Bulan Oktober Tahun 2023 yang bertanda tangan di bawah ini :
1. H. Warno Sumarno, SKM., M.M. Kes Kepala UPTD Puskesmas Pedes Kabupaten
Karawang yang berkedudukan dan berkantor di Jalan Raya Pedes – Sungaibuntu Desa
Payungsari Kecamatan Pedes Kabupaten Karawang dalam hal ini bertindak dalam
jabatannya tersebut berdasarkan keputusan Bupati Karawang PERDA No. 1 Tahun 2023
dan atas nama Menteri Kesehatan sebagaimana keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 67 Tahun 2016 tentan Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis
Tahun 2016 yang untuk selanjutnya disebut sebagai “ PIHAK PERTAMA “ .
2. H. Aep Saepudin, S.KM, Pimpinan Klinik Yafi Medika Kabupaten Karawang yang
berkedudukan dan berkantor di Desa Payungsari Kecamatan Pedes Kabupaten Karawang
dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut untuk selanjutnya disebut sebagai “
PIHAK KEDUA “
Bahwa PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama – sama disebut “ PARA
PIHAK “ dan secara sendiri-sendiri disebut “ PIHAK “
1. Maksud dari perjanjian ini adalah sebagai dasar pelaksanaan bersam PARA PIHAK
dalam pengembangan jejaring internal dan eksternal program Directely Observed
Treatment Shortcourse ( DOTS ) Nasional.
2. Tujuan Perjanjian ini adalah memberikan pelayanan tatalaksana penanggulangan
Tubercolosis ( TB ) yang terstandar kepada masyarakat sesuai dengan rekomendasi
World Health Organization ( WHO ) yang dikenal dengan TB DOTS.
PASAL 2
1. Unit DOTS berfungsi sebagai tempat penanganan seluruh pasien tuberculosis di Klinik
dan pusat informasi tentang tuberculosis. Kegiatannya juga meliputi konseling,
penentuan klasifikasi dan tipe, kategori pengobatan, pemberian Obat Anti Tuberkolosis
(OAT), penentuan Pengawasan Menelan Obat ( PMO ), follow up hasil pengobatan dan
pencatatan.
2. Poli Umum, dan poli spesialis, UGD ( Unit Gawat Darurat ) berfungsi menjaring
tersangla pasien tuberculosis, menegakkan diagnosis dan mengirim pasien ke unit
DOTS Klinik.
3. Rawat inap berfungsi sebagai pendukung unit DOTS dalam melakukan penjaringan
tersangka serta perawatan dan pengobatan.
4. Laboratorium berfungsi sebagai sarana penunjang diagnostic
5. Radiologi berfungsi sebagai unit yang bertanggung jawab terhadap ketersediaan OAT.
6. Farmasi berfungsi sebagai unit yang bertanggungjawab terhadap ketersediaan OAT.
7. Rekam Medis / petugas administrasi berfungsi sebagai unit DOTS dalam pencatatan
pelaporan.
8. Penyuluh Kesehatan Masyarakat di Klinik berfungsi sebagai pendukung unit DOTS
dalam kegiatan penyuluhan.
PASAL 5
1. Suspek tuberculosis atau pasien tuberculosis dapat dating ke poli Umum/ UGD atau
langsung ke poli spesialis ( Penyakit Dalam, Paru, Anak, Syaraf, Kulit, Bedah, Obgyn,
THT, Mata, Bedah Saraf, Urologi).
2. Suspek tuberculosis dikirim untuk dilakukan pemeriksaan penunjang ( Laboratorium
Mikrobiologi /TCM / PK / PA dan Radiologi )’
3. Hasil pemeriksaan penunjang dikirim ke dokter yang bersangkutan. Diagnosis dan
klasifikasi dilakukan oleh dokter poliklinik masing-masing atau Unit DOTS.
4. Setelah diagnosis tuberculosis ditegakkan pasien dikirm ke Unit DOTS untuk registrasi
( bila pasien meneruskan pengobatan di Klinik tersebut ), penentuan PMO, penyuluhan
dan pengambilan obat, pengisian Kartu Pengobatan Tuberculosis (TB.01). Bila pasien
tidak menggunakan obat paket, pencatatan dan pelaporan dialkukan di Poliklinik
masing-masing dan kemudian dilaporkan ke Unit DOTS.
5. Bila ada pasien tuberculosis yang dirawat di bangsal, petugas bangsal menghubungi unit
DOTS untuk regitrasi pasien ( bila pasien meneruskan pengobatan di klinik tersebut )
Paket OAT dapat diambil di Unit DOTS.
6. Pasien tuberculosis yang dirawat inap, saat akan keluar dari klinik harus melalui unit
DOTS untuk konseling dan penanganan lebih lanjut dalam pengobatannta.
7. Rujukam ( Pindah ) dari / ke UPK lain, berkoordinasi dengan Unit DOTS.
PASAL 6
1. Pasien dikatakan mangkir berobat bila yang bersangkutan tidak dating untuk periksa
ulang / mengambil obat pada waktu yang telah ditentukan.
2. Bila keadaan ini masih berlanjut hingga 2 hari pada fase awal atau 7 hari pada fase
lanjutan, maka petugas di unit DOTS RS harus segera melakukan tindakan di bawah ini:
a. Menghubungi pasien langsung / PMO
b. Menginformasikan identitas dan alamat lengkap pasien mangkir ke pengelola
Program TB Puskesmas segera diinformasikan kepada Klinik. Bila proses ini
menemui hambatan, harus diberitahukan ke wasor TB Dinas Kesehatan Kabupaten.
PASAL 8
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Bersama ini PARA PIHAK merasa perlu
melakukan perubahan , maka perubahan tersebut hanya dapat dilakukan atas
kesepakatan PARA PIHAK yang dituangkan dalam Addendum Perjanjian ini yang
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.
Demikan, Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 3 ( tiga ) asli, masing-masing sama
bunyinya, diatas kertas bermaterai cukup serta mempunyai kekuatan hokum kerjasama
setelah ditandatangani oleh PARA PIHAK.