2. Para sejarawan umumnya memiliki pandangan yang lebih utuh dalam melihat suatu
fenomena atau peristiwa sosial politik. Berbeda dengan para pengamat umumnya, para
sejarawan selalu mengaitkan setiap masalah dengan peristiwa jauh ke belakang.
Merle Ricklefs, sejarawan Australia, misalnya, membuktikan hal itu dalam buku terbarunya,
Polarising Javanese Society. Buku ini merupakan karya yang sangat baik dalam melihat
gejala kebangkitan Islam di Indonesia. Ricklefs membahas masa‐masa pembentukan
kesadaran Islam pada paruh pertama abad ke‐19 hingga awal abad ke‐20.
Topik paragraf di atas adalah…
A. Pandangan sejarawan dalam melihat suatu gejala.
B. Perbedaan pengamatan sejarawan dengan pengamat umum.
C. Cara sejarawan menganalisis masalah.
D. Pembahasan buku baru karangan Merle Ricklefs.
E. Pembahasan masa awal pembentukan kesadaran Islam di Indonesia.
SOAL PENGANTAR
1. Bacalah teks berikut dengan seksama!
Teks 1
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengemukakan teknologi reusable
sanitary landfill. Teknologi itu ialah teknologi pengolahan sampah sanitary landfill khusus
untuk sampah basah. Teknologi tersebut diharapkan mampu menghilangkan polusi udara.
Teks 2
Sampah yang berasal dari rumah tangga setidaknya menyumbang sekitar 6000 ton total dari
produksi sampah setiap harinya di ibukota Jakarta. Apabila setiap rumah tangga bisa
mengelola sampah dengan baik, maka diharapkan dapat membantu mengatasi masalah
sampah. Oleh karenanya, BPPT menggalakkan pengolahan sampah rumah tangga sehingga
menjadi kompos yang bermanfaat untuk tumbuhan di dalam rumah.
Persamaan informasi yang dibahas pada kedua teks tersebut ialah …
a. Sampah dan pengolahannya
b. Produksi sampah dan teknologi
c. Jakarta dan sampah
d. BPPT dan sampah
e. Sampah rumah tangga
SOAL KUIS
1. Bacalah teks berikut ini!
Kebakaran hutan adalah peristiwa dimana wilayah yang terdapat banyak pohon, semak, paku-
pakuan, dan rumput mengalami perubahan bentuk yang disebabkan pembakaran yang besar-
besaran. Kebakaran hutan menyebabkan hutan dilanda api sehingga membuat hutan lenyap
dimakan api. Dampak yang disebabkan kebakaran hutan dapat berupa positif dan negatif
tetapi dampak negatif melebihi dampak pofitif.
Penyebab terjadinya kebakaran hutan ada dua macam yaitu faktor alam dan faktor ulah
manusia. Kebakaran hutan yang disebabkan oleh faktor alam bisa berupa kekeringan, musim
panas yang berkepajangan, dan sambaran petir. Terjadinya angin yang kencang juga bisa
menyebabkan kebakaran hutan. Apabila dua batang pohon bergesekan karena tertiup angin
kencang maka bisa menyulut api kecil yang menajadi besar.
Kebakaran hutan yang disebabkan oleh faktor ulah manusia yaitu pembakaran hutan secara
sengaja untuk membuka lahan baru, membuang sembarangan putung rokok, dan membakar
sampah di dekat hutan. Faktor ulah manusia sebagai penyebab kebakaran hutan melebihi dari
pada faktor alam. Sebagai contoh 95 persen kebakaran hutan di Indonesia disebabkan oleh
ulah manusia
Akibat dari terjadinya kebakaran hutan memberikan dampak yang besar untuk lingkungan
yaitu kabut asap, matinya pepohonan, binatang tidak mempunyai tempat tinggal, dan menjadi
penyebab dari terjadinya banjir dan tanah longsor. Untuk mengurangi dampak dari kebakaran
hutan marilah kita bersama-sama menjaga hutan.
Berdasarkan pola pengembangan paragraf teks di atas termasuk paragraf…
a. Perbandingan
b. Analogi
c. Sebab- akibat
d. Akibat- sebab
e. Klasifikasi