Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

“USAHA MANUSIA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP”

Dosen Pengampu :

Dr. Baryanto, MM, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 10 :

Selfi Alifia Pramita 21591189

Vanny Lilyanti 21591223

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah yang berjudul “Usaha Manusia Dalam Memenuhi Kebutuhan Hidup”.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk kita
semua.
Disini kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempunaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir, semoga Allah
senantiasa meridhai segala usaha kita, amin.

Curup, 10 September 2023

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 3
C. Tujuan.................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 4

A. Kebutuhan Hidup.................................................................................. 4
B. Hubungan Kelangkaan Sumber Daya Dan Kebutuhan........................ 11
C. Prinsip dan Motif Ekonomi.................................................................. 17

BAB III PENUTUP......................................................................................... 22

A. Kesimpulan........................................................................................... 22
B. Saran .................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak kemunculan manusia di muka bumi, manusia sudah
dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang harus diwujudkan.
Manusia yang awalnya hanya individu, lama kelamaan akan berkelompok
untuk bekerjasama dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
Permasalahan yang dihadapi ialah bagaimana cara manusia untuk
melangsungkan dan mempertahankan kehidupan di dunia dan mencapai
kebaikan di akhirat.
Untuk melangsungkan dan mempertahankan kehidupannya, ia
harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan terpenting yang diperlukan semasa
hidup hingga akhir hayat. Kebutuhan-kebutuhan tersebut antara lain yaitu:
Pertama, maqasid dharuriyah (kebutuhan primer) yang dimana kebutuhan
ini adalah jika tidak terpenuhi maka akan terjadi kerusakan diantara umat
manusia di dunia maupun di akhirat. Kedua, maqasid hajiyah (kebutuhan
sekunder), kebutuhan ini tidak harus terpenuhi namun akan menyulitkan
kehidupan manusia di dunia. Ketiga, maqasid tahsiniyah (kebutuhan
tersier), yang dimana kebutuhan ini adalah berguna untuk mempercantik
atau memperindah yang disebut penyempurna bagi kehidupan manusia di
dunia.
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa untuk melangsungkan
kehidupan, manusia harus memenuhi maqasid dharuriyah (kebutuhan
primer) terlebih dahulu. Salah satu kebutuhan maqasid dharuriyah ini ialah
air bersih. Air merupakan sumber daya alam yang sangat besar dan bisa
didapati di berbagai belahan bumi, air juga sangat diperhatikan oleh
manusia karena mengandung banyak manfaat bagi kehidupan. Selain itu,
air merupakan pemberian dari Allah bagi makhluk-Nya di bumi.
Pemberian ini bermanfaat bagi seluruh makhluk-Nya, baik manusia,
hewan, maupun tumbuhan. Air adalah sumber daya alam yang paling

1
penting bagi kehidupan manusia, sehingga air disebut secara berulang-
ulang didalam syariat Islam yaitu ayat-ayat suci Al-Qur’an.
Kebutuhan air adalah air yang diperlukan oleh manusia untuk
memenuhi kebutuhannya seperti memasak, minum, mencuci,
membersihkan diri, menyucikan diri, membersihkan peralatan, dan
lainnya. Namun, semakin banyaknya jumlah manusia di dunia maka
kebutuhan air ini juga meningkat. Air yang awalnya bisa digunakan secara
langsung, sekarang sudah berubah kondisinya dikarenakan pencemaran air
yang dilakukan oleh manusia itu sendiri, seperti membuang limbah rumah
dan usaha, membuang sampah sembarangan, penyedotan air secara paksa
menggunakan mesin, hingga tersebarnya penyakit-penyakit yang
diakibatkan oleh pembusukan sampah dan limbah tercemar menjadi air
yang tidak layak dikonsumsi lagi bagi manusia dan berakibat tidak ada
manfaat didalamnya.
Islam sebagai suatu ajaran agama yang lengkap dan dapat dijadikan
sumber konsep pengelolaan sumber daya air untuk diimplementasikan
dalam kehidupan. Islam juga menjelaskan konsep penciptaan makhluk
hidup dari air, kepentingan manusia terhadap air, dan proses siklus air dan
yang berhubungan dengannya sebagai ketetapan Allah. Rasulullah juga
telah mencontohkan tentang bagaimana manusia dapat menjaga air dengan
sikap hemat dalam menggunakan air dan mencegah kerusakan-kerusakan
yang mempengaruhi kondisi sumber daya air.
Di dalam ekonomi syariah, untuk mengelola kebutuhan air bagi
manusia harus menggunakan tahapan manajemen pengelolaan. Dengan
menggunakan manajemen pengelolaan, maka air akan didapatkan secara
layak dari segi kualitas dan terpenuhi kebutuhannya dari segi kuantitas.
Manajemen pengelolaan ini juga membuat segala tahapannya menjadi
rapi, baik, benar, dan tuntas, sehingga air yang dikelola memberikan
manfaat yang luar biasa bagi kehidupan manusia di masa sekarang dan di
masa depan agar anak cucu kita masih merasakan manfaat dari air bersih
tersebut. Terlebih, air yang sudah tercemar dan mengandung bakteri akan

2
berubah kondisinya jika melalui tahapan manajemen pengelolaan, dengan
pengelolaan tersebut kita sebagai umat manusia telah menjaga dan
melestarikan sumber daya alam yang telah diberikan oleh Allah SWT juga
sebagai bukti ketaatan kita kepada Allah SWT. Berdasarkan permasalahan
di atas, maka penulis ingin mengkaji bagaimana manajemen pengelolaan
air yang baik dan benar sesuai dengan tahapan-tahapannya untuk
menghasil suatu manfaat bagi kebutuhan umat manusia di dunia dan
menghindari kerusakan di dunia dan di akhirat, yaitu air bersih.

B. Rumusan masalah

1. Apa itu kebutuhan hidup ?

2. Bagaimana hubungan kelangkaan sumber daya dan kebutuhan?

3. Apa prinsip dan motif ekonomi ?

C. Tujuan

1. Dapat mengetahui apa itu kebutuhan hidup

2. Dapat mengetahui hubungan kelangkaan sumber daya dan kebutuhan

3. Mengetahui prinsip dan motif ekonomi

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kebutuhan Hidup
Pengertian kebutuhan hidup dapat bervariasi sesuai dengan sudut
pandang para ahli dalam berbagai disiplin ilmu. Berikut beberapa pendapat
dari para ahli tentang pengertian kebutuhan hidup:
 Abraham Maslow: Salah satu teori yang paling terkenal dalam
psikologi adalah Hierarki Kebutuhan Maslow. Menurut Maslow,
kebutuhan hidup adalah kebutuhan dasar manusia yang disusun dalam
lima tingkatan hierarki, dimulai dari kebutuhan fisiologis (makanan,
air, tidur) hingga kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization), yang
mencakup pencapaian potensi penuh individu.
 Max Neef: Ahli ekonomi Chile, Max Neef, mengembangkan Teori
Kebutuhan Dasar Manusia. Menurut Neef, kebutuhan hidup adalah
"kebutuhan manusia untuk memiliki, untuk melakukan, untuk menjadi,
dan untuk berbagi." Dia mengelompokkan kebutuhan ini ke dalam
sembilan kategori dasar, termasuk kebutuhan substansi, kebutuhan
perlindungan, dan kebutuhan identitas.
 John Stuart Mill: Seorang filsuf ekonomi terkenal, Mill
mengemukakan konsep "kebahagiaan" sebagai tujuan utama dalam
kehidupan manusia. Menurutnya, kebutuhan hidup adalah segala
sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tingkat kebahagiaan yang
lebih tinggi, termasuk kebebasan, keadilan, dan kesejahteraan
ekonomi.
 Karl Marx: Pandangan Marx tentang kebutuhan hidup terkait dengan
pemenuhan kebutuhan materi manusia. Baginya, kebutuhan hidup
adalah hak alamiah yang harus dipenuhi oleh masyarakat, dan dia
memandang eksploitasi kelas pekerja oleh kelas pemilik modal sebagai
penghalang pemenuhan kebutuhan tersebut.

4
 Amartya Sen: Ekonom India, Amartya Sen, mendefinisikan kebutuhan
hidup sebagai kemampuan individu untuk memenuhi potensi dan
berpartisipasi dalam masyarakat. Konsep "kemampuan berfungsi"
yang dikemukakan oleh Sen mencakup pemenuhan kebutuhan dasar
seperti makanan, kesehatan, pendidikan, dan kebebasan politik.
Pengertian kebutuhan hidup dapat sangat bervariasi tergantung
pada latar belakang dan sudut pandang ahli dari berbagai disiplin ilmu.
Namun, pada dasarnya, ini merujuk pada elemen-elemen dasar yang
diperlukan oleh individu untuk menjalani kehidupan yang sehat,
bermakna, dan memenuhi potensi mereka.
Dalam pengertian lain kebutuhan hidup adalah aspek dasar yang
harus dipenuhi dalam kehidupan manusia. Pertama-tama, kebutuhan
fisiologis, seperti makanan, minuman, dan tempat tinggal, menjadi
prioritas utama. Tanpa makanan yang cukup dan tempat yang layak untuk
tinggal, manusia tidak dapat bertahan hidup. Oleh karena itu, mencari
sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dasar ini menjadi
perhatian utama bagi banyak orang.
Selain itu, kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan juga sangat
penting. Ini termasuk perlindungan dari bahaya fisik, sosial, dan ekonomi.
Manusia merasa nyaman ketika mereka memiliki tempat yang aman untuk
tinggal, pekerjaan yang stabil, serta jaringan sosial yang dapat memberikan
dukungan dan bantuan dalam situasi sulit. Perasaan aman ini memainkan
peran kunci dalam kualitas hidup seseorang.
Selanjutnya, kebutuhan akan hubungan sosial, kasih sayang, dan
pengakuan juga menjadi bagian penting dalam kehidupan. Manusia adalah
makhluk sosial, dan memiliki hubungan yang baik dengan orang lain,
merasa dicintai, dihargai, dan diterima dalam komunitasnya adalah hal
yang mendukung kesejahteraan emosional dan mental. Oleh karena itu,
menjaga hubungan yang positif dengan orang lain dan merawat hubungan
interpersonal adalah hal penting dalam memenuhi kebutuhan hidup yang
lebih kompleks ini.

5
Secara keseluruhan, kebutuhan hidup mencakup berbagai aspek,
mulai dari kebutuhan fisiologis dasar hingga kebutuhan akan rasa aman,
hubungan sosial, dan pengakuan. Memenuhi kebutuhan ini merupakan
bagian penting dari menjalani kehidupan yang seimbang dan bermakna.
Ekonomi merupakan aktifitas kegiatan manusia di muka bumi ini,
sehingga kemudian timbul motif ekonomi, yaitukeinginan seseorang untuk
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam kehidupan sehari-hari orang
cenderung menyamakan kebutuhan (needs) dengan keinginan (wants).
Terkadang orang menyebutkan sesuatu sebagai kebutuhan yang harus
dipenuhi segera, padahal sesuatu tersebut berupa keinginan yang bisa saja
ditunda. Meningkatnya jenis volume produk industri memudahkan
masyarakat bersifat konsumtif dan materialistis. Prilaku konsumtif ini
menjadi kebiasaan semua masyarakat dari berbagai kelas sosial. Implikasi
sikap konsumtif ini dapat membuat penghasilan masyarakat sebagian besar
hanya untuk konsumsi, sehingga tidak ada nya tabungan investasi baik itu
untuk dunia dan akhirat seperti zakat dan sebagainya.
Kehidupan manusia telah diwarnai oleh upaya berkelanjutan dalam
memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Dalam perjalanan sejarah yang
panjang, manusia telah beradaptasi dan berkembang untuk mengatasi
tantangan-tantangan yang beragam. Kebutuhan hidup ini mencakup aspek
fisik, sosial, ekonomi, dan psikologis, dan upaya manusia untuk
memenuhinya terus berubah seiring dengan perkembangan zaman. Dalam
esai ini, kami akan menjelajahi bagaimana manusia berusaha untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka, serta dampak dan implikasi yang
terkait dengan upaya ini.1
Kebutuhan hidup ini dapat berbeda-beda di antara individu dan
kelompok, tergantung pada faktor-faktor seperti budaya, lokasi geografis,
status ekonomi, dan tahap kehidupan. Selain itu, kebutuhan hidup juga
dapat berubah seiring waktu dan perkembangan teknologi dan masyarakat.

1
Nurrofiq.Permasalahan Ekonomi Dalam Kaitannya Dengan Kebutuhan
Manusia,Kelangkaan Dan Sistem Ekonomi.aunorofiq46.blogspot.coid. 12 Maret 2015.

6
Berbagai fakta kegagalan pembangunan perekonomian Indonesia,
sebagaimana diamanahkan dalam pembukaan Undang-undang dasar 1945,
antara lain disebutkan bahwa pemerintahan Negara dibentuk ‚untuk
memajukan kesejahteraan umum‛. Lapangan kerja merupakan salah satu
ukuran utama yang perlu dipertimbangkan. Lapangan kerja yang
mencukupi merupakan sarana utama bagi masyarakat untuk memperoleh
pendapatan dengan halal. Lapangan kerja menyangkut harga diri, dan
pengangguran yang berkepanjangan akan berarti hilangnya harga diri
selain menurunnya tingkat hidup bagi yang bersangkutan. Oleh karena itu
pengangguran harus dihapus melalui kebijakan Negara yang tepat dalam
menciptakan lapangan kerja.2
Kegagalan berkaitan dengan paham sosial ekonomi yang dianut
sebagai dasar operasional penentuan kebijakan dalam pembangunan,
utamanya pembangunan ekonomi. Paham ini disebut sebagai paham
ekonomi neoklasik. Sangat menonjolnya individualisme dalam pola
berpikir paham neoklasik, yangselanjutnya ekonomi neoklasik ini
mengejewantahkan individualisme dalam bentuk yang ekstrim dan
individualistik mempersulit upaya peningkatan efisiensi, karena efisiensi
membutuhkan partisipasi semua pihak dalam berbagai dimensi kegiatan.
Kondisi di atas diperparah dengan mengemukanya paham materialisme
diantara individu, yang secara langsung menolak adannya Tuhan Yang
Maha Esa (Moser, P.K., Trout, J.D.,Editors, 1995) dan hal ini
bertentangan dengan UndangUndang dasar 1945.5 Sementara itu dalam
perekonomian yang semakin terbuka, pengaruh global semakin terasa.
Bisnis yang bernafaskan Islam mulai marak muncul di mana-
mana, seperti bisnis disektor keuangan: Bank, Leasing, Modal Ventura,
Asuransi, Pasar Modal, Dana Pensiun, Pegadaian, Kartu Plastik, Anjak
Piutang, Lembaga Amil Zakat, koperasi, dan bahkan bisnis lain yang
berhubungan langsung dengan kebutuhan masyarakat seperti: bisnis
waralaba, rumah makan, hotel, pendidikan dan lain-lain, namun kepesatan

2
Veithzal Rivai akselerasi pengembangan pendidikan tinggi ekonomi Islam di Indonesia

7
tumbuh dan berkembangnya bisnis Islam ini tidak diimbangi dengan
upaya penyediaan SDM yang sesuai untuk mendukung keberhasilan bisnis
tersebut.
Usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup ini telah
membentuk dasar dari peradaban manusia, mengarah pada perkembangan
ekonomi, sosial, dan budaya yang beragam di seluruh dunia. Ini juga
memengaruhi cara manusia berinteraksi dengan lingkungan alam, dan
dalam era modern, memunculkan pertanyaan tentang keberlanjutan dan
dampak lingkungan dari pemenuhan kebutuhan hidup yang semakin
kompleks.3
Menurut Rochmawan kebutuhan manusia banyak dan beraneka
ragam, bahkan tidak hanya beraneka ragam tetapi bertambah terus tidak
ada habisnya sejalan dengan perkembangan peradaban dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Satu kebutuhan telah Anda penuhi, tentu akan
datang lagi kebutuhan yang lainnya. Kebutuhanadalahkeinginan manusia
terhadap barang dan jasa yang harus dipenuhi, dan jika tidak dipenuhi
akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidupnya atau bisa
menimbulkan dampak negatif contohnya minum obat bagi orang yang
sakit, makan nasi bagi orang yang lapar. Hal ini disebut sebagai kebutuhan
karena apabila tidak dipenuhi maka bisa menimbulkan dampak negatif
seperti sakitnya bertambah parah atau kondisi tubuh yang tidak nyaman
akibat rasa lapar. Keinginan manusia dapat dibedakan kepada dua bentuk
yaitu keinginan yang disertai kemampuan untuk membeli barang dan jasa
yang diinginkan dan keinginan yang tidak disertai kemampuan untuk
membeli barang dan jasa yang diinginkan, keinginan yang disertai
kemampuan untuk membeli dinamakan permintaan efektif.4
Konsumsi memiliki urgensi yang besar dalam setiap
perekonomian. Karena tiada kehidupan manusia tanpa konsumsi. Oleh

3
Novi Indriyani Sitepu Prilaku Konsumen Indonesia di Jurnal Persfektif Ekonomi
Darussalam (2016:104).
4
Qardhawy, Yusuf. 2004. Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam. (Jakarta :
Robbani Press).

8
karena itu kegiatan ekonomi mengarah kepada pemenuhan tuntuan
konsumsi bagi manusia. Sebab mengabaikan konsumsi berarti
mengabaikan kehidupan dan juga mengabaikan penegakan masusia
terhadap tugasnya dalam kehidupan. Biasanya manusia tidak merasa puas
dengan mendapatkan benda yang diperoleh dengan usaha dan prestasi
yang dicapai, apabila keinginan dan kebutuhan masa lalu sudah terpenuhi,
maka keinginan-keinginan yang baru akan wujud. Salah satu contoh
seseorang yang belum memiliki kendaraan pribadi, tentu memiliki
keinginan memiliki kendaraan pribadi minimal roda dua sebagai alat
tranportasi dalam menunjang aktivitas kehidupannya, dan beberapa saat
setelah dia berhasil memiliki kendaraan motor roda dua, timbul keinginan
baru ingin memiliki mobil pribadi walaupun bekas atau mobil baru dengan
harga terjangkau dan setelah dia berhasil memiliki mobil dengan hasil
usaha dan kerja kerasnya timbul keinginan baru untuk bisa mendapatkan
mobil yang lebih mewah saat pendapatannya meningkat dan seterusnya
sehingga kebutuhan manusia sifatnya tak terbatas. Kebutuhan adalah
keinginan manusia terhadap suatu barang dan jasa dalam usahanya untuk
mempertahankan kehidupannya dimana pemuasannya dapat bersifat
jasmani dan rohani.5
Keinginan merupakan suatu hal yang ingin kita miliki, namun
apabila kita tidak berhasil mendapatkannya maka kelangsungan hidup kita
sebagai manusia tidak akan terancam Artinya kebutuhan bersifat utama
sedangkan keinginan bersifat tambahan atau pelengkap dari kebutuhan
utama, hal ini bisa kita ilustrasikan sebagai berikut pakaian adalah
kebutuhan pokok manusia, dalam aktivitas sehari-hari manusia
membutuhkanpakaian yang bersih dan sopan, sedangkan dalam suatu
kondisi manusia juga punya keinginan terhadap pakaian yang
dikenakannya itu misalnya seorang pemuda ingin memiliki pakaian impor
bermerk polo atau cardinal, padahal tanpa menggunakan merek tersebut
kebutuhannya sudah tercukupi dengan pakaian yang tanpa merek atau

5
Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam, Mustafa Edwin Nasution, et al edisi I tahun 2006

9
merk lain. Ataupun seseorang pelajar dan yang menginginkan bisa
membeli alat komunikasi yang mahal seperti smartphone merk Apple
padahal jika dilihat dari urgensi kebutuhannya yang hanya sekedar
berkomunikasi lewat telepon ,sms dan aplikasi sosial media dengan
menggunakan smartphone merek lain sebenarnya kebutuhannya akan alat
komunikasi sudah tercukupi. Akan tetapi karena pengaruh globalisasi dan
pergaulan yang konsumtif pelajar tersebut tetap memiliki keinginan untuk
memiliki merk apple tersebut.6
Konsekuensi yang baik adalah konsekuensi yang memberikan
kenikmatan bagi seseorang. Di pihak lain konsekuensi yang buruk adalah
konsekuensi yang memberikan penderitaan bagi seseorang . Dengan
demikian, dalam situasi apapun pedoman tindakan yang benar adalah
memaksimumkan kenikmatan dibandingkan penderitaan. Atau dengan
kata lain, meminimunkan penderitaan dibandingkan kenikmatan.

Sesuai dengan fitrah manusia, kebutuhan manusia itu tidak


terbatas, baik jumlah maupun macamnya. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor berikut ini yaitu7 :

1. Karena kodrat manusia Sudah menjadi kodrat bahwa manusia


mempunyai sifat yang selalu merasa kekurangan saja dan semakin
meningkatnya sarana yang di miliki semakin banyak pula kebutuhan
yang di rasakan belum terpenuhi.
2. Faktor alam dan lingkungan Struktur alam tempat manusia itu berada
mendorong manusia itu untuk bertindak atau berbuat menyesuaikan
diri dengan alam lingkungannya.
3. Faktor lingkungan masyarakat Lingkungan masyarakat merupakan
faktor dominan. Sebagai penyebab tidak terbatasnya kebutuhan
manusia itu. Dalam hal ini sebagai mahluk sosial manusia cenderung
ingin menyesuaikan dengan lingkungannya, misalnya orang yang

6
Jeremy Betham dalam Asnawi (2015:135)
7
Merzagamal,”Islam dan Ilmu Ekonomi”, Penulis Lepas.com, 07 September 2006

10
tinggal di lingkungan pedesaan tentu berbeda gaya hidup dan
kebutuhannya dengan orang yang tinggal didaerah perkotaan.
4. Faktor perdagangan internasional Akibat dari pesatnya perdagangan
luar negeri atau internasional , maka semakin banyaknya barang-
barang luar negeri yang masuk ke negeri kita sendiri , yang
menyebabkan kebutuhan dalam negeri baik kebutuhan Negara maupun
kebutuhan masyarakatnya meningkat dengan pesat.
5. Faktor demonstracy effect Sebagai akibat dari lancarnya perdagangan
internasional , bukan hanya barang saja yang masuk ke dalam negeri
namun kebudayaannya pun ikut berperan ke dalamnya. Yang biasa di
sebut dengan demonstrasi effect yaitu sifat atau kebiasaan meniru
tingkah laku orang lain atau yang di lihatnya. Misalnya mode pakaian ,
rambut dan lain-lain.

B. Hubungan Kelangkaan Sumber Daya dan Kebutuhan


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
menuntut sumber daya yang berkualitas. Peningkatan sumber daya
manusia (SDM) juga merupakan syarat untuk mencapai tujuan
pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan sumber daya
manusia tersebut adalah pendidikan yang berkualitas. Sebagai faktor
penentu keberhasilan pembangunan, maka kualitas sumber daya manusia
harus ditingkatkan melalui berbagai program pendidikan yang
dilaksanakan secara sistematis dan terarah berdasarkan kepentingan yang
mengacu pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan
dapat berjalan dengan lancar jika guru memahami mata pelajaran yang
akan diampunya secara mendalam, dan dapat mengetahui dimana dalam
proses pembalajaran siswa dapat menangkap isi dari pelajaran secara
mudah dan menarik.8

8
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

11
Kelangkaan sumber daya dan kebutuhan manusia memiliki
hubungan yang erat. Kebutuhan manusia akan suatu barang atau jasa tidak
terbatas, sedangkan sumber daya alam yang tersedia terbatas. Konsep
kelangkaan diartikan sebagai suatu keadaan saat jumlah alat pemuas
kebutuhan lebih sedikit daripada kebutuhan atas alat pemuas tersebut.
Keadaan ini mendorong manusia untuk melalukan pilihan di antara
berbagai alternatif yang paling menguntungkan. Selain itu, manusia harus
bersikap bijak dan rasional dalam mengalokasikan sumber daya ekonomi.
Untuk menghasilkan berbagai barang dan jasa sebagai alat pemuas
kebutuhan diperlukan berbagai sumber daya. Beberapa sumber daya
tersebut ialah sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya
modal.
Hubungan antara kelangkaan sumber daya dan kebutuhan adalah
salah satu prinsip dasar dalam ilmu ekonomi. Sumber daya alam seperti
air, tanah, minyak, dan bahan-bahan lainnya tidak tersedia dalam jumlah
tak terbatas. Sementara itu, manusia memiliki kebutuhan dan keinginan
yang beragam, yang bersifat tidak terbatas. Ketidaksesuaian antara
kelangkaan sumber daya dan kebutuhan manusia menciptakan situasi di
mana manusia harus mengambil keputusan tentang bagaimana
mengalokasikan sumber daya yang terbatas ini untuk memenuhi berbagai
kebutuhan dan keinginan mereka.Dalam konteks ini, ilmu ekonomi hadir
sebagai alat untuk memahami dan mengatasi tantangan yang dihadapi oleh
masyarakat. Ekonomi membantu dalam analisis tentang bagaimana
manusia dapat memaksimalkan penggunaan sumber daya yang terbatas ini
untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ini melibatkan pengambilan
keputusan tentang apa yang akan diproduksi, seberapa banyak yang akan
diproduksi, dan bagaimana sumber daya akan dialokasikan di antara
berbagai alternatif produksi dan konsumsi. Dengan memahami konsep
kelangkaan sumber daya dan kebutuhan manusia, ekonomi memberikan
kerangka kerja yang berguna untuk perencanaan, pengambilan keputusan,
dan pengelolaan sumber daya dalam masyarakat.

12
Selain itu, hubungan ini juga memunculkan konsep trade-off atau
kompromi. Karena sumber daya terbatas, setiap keputusan alokasi sumber
daya akan memiliki implikasi pada pengorbanan potensial di tempat lain.
Misalnya, jika lebih banyak sumber daya dialokasikan untuk sektor
pendidikan, maka sumber daya yang tersedia untuk sektor kesehatan atau
infrastruktur mungkin menjadi terbatas. Oleh karena itu, ekonomi
mempertimbangkan trade-off ini dan berusaha mencapai efisiensi dalam
penggunaan sumber daya, yaitu mengalokasikan sumber daya sedemikian
rupa sehingga manfaat maksimum dapat diperoleh dengan pengorbanan
minimum.Pentingnya pemahaman tentang hubungan antara kelangkaan
sumber daya dan kebutuhan juga menggarisbawahi pentingnya
perencanaan dan prioritas dalam pengelolaan sumber daya. Pemerintah,
organisasi, dan individu perlu membuat keputusan yang bijak tentang
bagaimana mengalokasikan sumber daya mereka untuk memenuhi
kebutuhan yang paling mendesak dan penting. Ini melibatkan perencanaan
jangka panjang untuk mencapai tujuan ekonomi dan sosial tertentu.
Dalam konteks yang lebih luas, inovasi dan perkembangan
teknologi memainkan peran penting dalam mengatasi kelangkaan sumber
daya. Inovasi dapat membuka pintu untuk cara-cara baru dalam
memproduksi lebih banyak atau memanfaatkan sumber daya yang ada
dengan lebih efisien. Oleh karena itu, pemahaman tentang hubungan
antara kelangkaan sumber daya dan kebutuhan manusia juga mendorong
masyarakat untuk terus mencari solusi kreatif dan berinovasi untuk
mengatasi tantangan yang dihadapi oleh kelangkaan sumber daya
ini.Dalam rangka memahami dan mengelola hubungan ini, ilmu ekonomi
terus mengembangkan teori dan model yang membantu dalam analisis dan
pengambilan keputusan ekonomi. Dengan demikian, hubungan antara
kelangkaan sumber daya dan kebutuhan adalah konsep sentral dalam

13
pemahaman bagaimana masyarakat mengatur sumber daya mereka untuk
memenuhi kebutuhan manusia yang terus berubah dan berkembang.9
Ketika terjadi kelangkaan suatu barang, permintaan cenderung
meningkat. Sedangkan penawaran atau pasokan barang tersebut akan
berkurang dan membuat harga barang menjadi naik. Sebaliknya, harga
barang akan turun jika pasokan barang banyak atau tidak banyak dicari
pembeli. Singkatnya, fungsi penawaran dan permintaan merupakan
gambaran kehidupan manusia sehari-hari dalam era ekonomi modern.
Maka dari itu, hukum penawaran dan permintaan sangat penting untuk
dipahami. Tidak hanya bagi para ekonom, tetapi juga investor, pengusaha,
dan juga pemerintah. Tujuannya agar bisa memprediksi kondisi pasar dari
teori ini. kelangkaan adalah pasokan suatu produk dan permintaan yang
tinggi akan menyebabkan ketidaksesuaian dalam keseimbangan
penawaran dan permintaan. Menurut prinsip kelangkaan ini, barang-
barang langka sering memiliki nilai yang lebih tinggi dan ini
mengakibatkan ketidaksesuaian antara permintaan dan penawaran suatu
barang.
Untuk memahami jawaban dari pertanyaan jelaskan hubungan
antara kelangkaan dengan permintaan dan penawaran, simak contoh
berikut. Misalnya, selama pandemi covid-19, pemerintah memberlakukan
penyekatan di berbagai daerah yang membuat distributor kesulitan
menawarkan atau memasok barang ke daerah lain. Sementara permintaan
pembeli akan barang tersebut tetap banyak. Keadaan kelangkaan terjadi
karena penawaran yang terhambat sedangkan permintaan tetap banyak
sehingga membuat harga barang tersebut tinggi. Untuk mencapai
keseimbangan antara hukum penawaran dan permintaan, prinsip
kelangkaan menawarkan solusi dengan menaikkan harga produk yang
langka tersebut sampai keseimbangan tercapai. Demikian jawaban singkat
dari pertanyaan jelaskan hubungan antara kelangkaan dengan permintaan

9
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya

14
dan penawaran. Diharapkan dapat dengan mudah memahami hukum
permintaan dan penawaran serta fungsi permintaan dan penawaran setelah
membaca penjelasan ini.
Penyebab kelangkaan sumber daya dalam buku Membuka
Cakrawala Ekonomi oleh Imamul Arifin , dijelaskan bahwa kelangkaan
dalam ilmu ekonomi mencakup kuantitas, tempat, dan waktu. Barang dan
jasa dikatakan tidak langka jika kuantitas yang tersedia sesuai dengan
kebutuhan. Kuantitas barang dan jasa tersedia di mana saja dan kapan saja
barang tersebut dibutuhkan. Berikut faktor penyebab kelangkaan :
1. Terbatasnya sumber daya alam. Sumber daya alam terbagi atas dua
yaitu, sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat
diperbaharui. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui tetapi
sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu minyak bumi.
Sumber daya alam tersebut membutuhkan waktu berjuta-juta tahun
untuk dapat diperbaharui. Keterbatasan inilah yang menyebabkan
munculnya kelangkaan sumber daya ekonomi.
2. Keterbatasan jumlah alat pemuas kebutuhan yang disediakan alam.
Alat pemuas kebutuhan sebagian besar berasal dari sumber daya alam.
Alam dapat memberikan kebutuhan manusia dengan langsung maupun
diolah terlebih dahulu. Dengan tingkat pertumbuhan penduduk
dibandingkan dengan pertumbuhan sumber daya ekonomi,
mengakibatkan munculnya kelangkaan ketersediaan sumber daya
ekonomi.
3. Keterbatasan kemampuan manusia untuk mengolah sumber daya alam.
Kemampuan manusia atau SDM mengolah sumber daya alam erat
kaitannya dengan proses produksi untuk menghasilkan barang atau
jasa sebagai alat pemuas kebutuhan. Apabila kemampuan manusia
dalam proses produksi terbatas, kapasitas produksi akan menurun. Hal
ini berakibat kepada tidak terpenuhi kebutuhan manusia dan
memunculkan kelangkaan.

15
4. Perbedaan letak geografis. Akibat perbedaan letak dan kondisi
geografis yaitu persebaran sumber daya yang berbeda pula di setiap
daerah. Ada daerah yang memiliki tanah sangat subur. Ada pula daerah
yang kondisi tanahnya sangat gersang. Persebaran sumber daya yang
berbeda-beda di setiap daerah inilah yang kemudian menyebabkan
kelangkaan suatu sumber daya di daerah tertentu.10

Hubungan antara kelangkaan sumber daya dan kebutuhan adalah


prinsip dasar dalam ilmu ekonomi. Kelangkaan merujuk pada situasi di
mana sumber daya yang tersedia terbatas atau terbatas dalam jumlahnya,
sementara kebutuhan manusia bersifat tak terbatas. Dalam konteks ini, ada
beberapa cara bagaimana kelangkaan sumber daya memengaruhi
kebutuhan:
1) Alokasi Sumber Daya: Keterbatasan sumber daya memaksa
masyarakat dan pemerintah untuk membuat keputusan tentang
bagaimana sumber daya tersebut akan dialokasikan. Ini mencakup
pertanyaan-pertanyaan seperti apa yang akan diproduksi, untuk siapa,
dan bagaimana. Keputusan ini akan memengaruhi sejauh mana
berbagai kebutuhan dapat dipenuhi.
2) Harga dan Nilai: Sumber daya yang langka cenderung memiliki nilai
yang lebih tinggi. Ketika sumber daya menjadi langka, harga mereka
cenderung naik karena permintaan yang tinggi. Ini memengaruhi harga
barang dan jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
Kenaikan harga ini bisa mempengaruhi kemampuan individu untuk
membeli barang dan layanan yang diperlukan.
3) Prioritasi Kebutuhan: Keterbatasan sumber daya juga memaksa
individu dan masyarakat untuk memprioritaskan kebutuhan mereka.
Ini berarti bahwa beberapa kebutuhan mungkin harus diberikan
prioritas lebih tinggi daripada yang lain. Contohnya, seseorang

10
Hafidhudin, Didin, ‛Islam Agama Pembebas”, Mitra Pustaka, Yogyakarta ”Dari
Alternatif Menjadi Suatu Keharusan”, Republika, Minggu 03 September 2006 .

16
mungkin harus memilih antara membeli makanan untuk keluarga atau
membayar tagihan listrik.
4) Inovasi dan Efisiensi: Tekanan kelangkaan sumber daya sering kali
mendorong inovasi dan upaya untuk meningkatkan efisiensi dalam
penggunaan sumber daya. Ini dapat membantu dalam memenuhi lebih
banyak kebutuhan dengan sumber daya yang terbatas.
Jadi, hubungan antara kelangkaan sumber daya dan kebutuhan
adalah bahwa kelangkaan sumber daya memengaruhi cara manusia
mengelola, memprioritaskan, dan memenuhi berbagai kebutuhan mereka
dalam konteks ekonomi. Solusi dalam menghadapi kelangkaan sumber
daya sering kali melibatkan kebijakan ekonomi, inovasi, dan pengambilan
keputusan yang bijak.

C. Prinsip Dan Motif Ekonomi


Prinsip ekonomi merupakan seperangkat aturan dan konsep dasar
yang mendasari perilaku ekonomi individu, bisnis, dan masyarakat secara
keseluruhan. Prinsip ini memandu cara kita membuat keputusan terkait
sumber daya yang terbatas dalam rangka memenuhi kebutuhan dan
keinginan yang tak terbatas.
Prinsip Ekonomi Islam dalam melakukan aktivitas ekonomi Islam,
para pelaku ekonomi memegang teguh prinsipprinsip dasar yaitu Prinsip
ilahiyah dimana dalam ekonomi Islam kepentingan induvidu dan
masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat sekali yaitu asas
keselarasan, keseimbangan dan bukan persaingan sehingga tercipta
ekonomi yang seadil-adilnya. Prinsip ekonomi Islam bahwa semua
aktivitas manusia termasuk ekonomi harus selalu bersandar kepada tuhan
dalam ajaran Islam tidak ada pemisahan antara dunia dan akhirat berarti
dalam mencari rizki harus halal lagi baik secara garis besar ekonomi Islam
memiliki beberapa prinsip dasar yaitu Al-Qur’an dan sunnah sebgai
sumber pengaplikasianya. Sumber daya dipandang sebagai pemberian atau
titipan dari Allah Swt. kepada manusia. Islam mengakui pemilikan pribadi

17
dalam batas-batas tertentu. kekuatan penggerak utama ekonomi Islam
adalah kerja sama. Ekonomi Islam menolak terjadinya kekayaan yang
dikuasai oleh segelintir orang saja. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan
yang telah memenuhi nisab. Islam melarang riba dalam segala bentuk.
Dalam sistem ekonomi kapitalis berlaku “Free Fight Liberalism”
(sistem persaingan bebas). Siapa yang memiliki dan mampu menggunakan
kekuatan modal (Capital) secara efektif, efisien dan produktif akan
memenangkan pertarungan dalam bisnis. Sedang sistem ekonomi yang
lain sudah tumbang kecuali ekonomi Islam yang sistemnya mementingkan
individu tetapi sekaligus mementingkan orang lain dan ummat.
Ada beberapa prinsip utama dalam ekonomi yang menjadi
landasan dalam pengambilan keputusan ekonomi.11
 Pertama, prinsip permintaan dan penawaran. Prinsip ini mengatakan
bahwa harga barang atau jasa akan ditentukan oleh keseimbangan
antara permintaan dan penawaran. Jika permintaan suatu barang atau
jasa meningkat, harga cenderung naik, sedangkan jika penawaran
meningkat, harga cenderung turun.
 Kedua, prinsip biaya kesempatan. Prinsip ini mengingatkan kita
bahwa sumber daya adalah terbatas, sehingga setiap keputusan
ekonomi memiliki biaya kesempatan. Biaya kesempatan adalah
manfaat yang hilang dari memilih suatu alternatif daripada yang lain.
Dalam pengambilan keputusan ekonomi, kita harus
mempertimbangkan biaya kesempatan untuk memaksimalkan
keuntungan.
 Ketiga, prinsip insentif. Prinsip ini mengatakan bahwa manusia
cenderung merespons insentif, seperti hadiah atau hukuman. Oleh
karena itu, dalam merancang kebijakan ekonomi, penting untuk
memahami bagaimana insentif dapat memengaruhi perilaku individu
dan perusahaan.

11
Perbankan Islam Berbasis Floating Market 66 Millah Vol. IV, No. 2, Januari 2005
Muhammad Syafi’i Antonio. 2001.

18
 Keempat, prinsip efisiensi. Prinsip ini menekankan pentingnya
menggunakan sumber daya yang ada secara efisien untuk mencapai
hasil yang maksimal. Efisiensi ekonomi berarti mengalokasikan
sumber daya sedemikian rupa sehingga tidak ada yang terbuang, dan
keuntungan maksimal diperoleh.
 Kelima, prinsip keadilan. Prinsip ini berkaitan dengan distribusi hasil
ekonomi yang adil. Pertanyaan tentang bagaimana hasil ekonomi
dibagi-bagikan di antara individu dan kelompok masyarakat adalah
pertimbangan penting dalam ekonomi.
Mengikuti prinsip-prinsip ini membantu individu, bisnis, dan
pemerintah dalam pengambilan keputusan ekonomi yang bijak dan
berkelanjutan. Prinsip ekonomi menjadi dasar bagi pemahaman kita
tentang bagaimana ekonomi berfungsi dan bagaimana kita dapat
mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang terbatas untuk mencapai
kesejahteraan ekonomi yang lebih baik.12
Motif ekonomi mengacu pada dorongan atau alasan di balik
tindakan ekonomi individu atau perusahaan. Dalam ekonomi, ada
beberapa motif utama yang memotivasi perilaku ekonomi. Salah satu
motif yang paling umum adalah motif keuntungan, di mana individu dan
perusahaan berusaha untuk mendapatkan laba atau keuntungan dari
aktivitas ekonomi mereka. Motif ini menjadi dasar bagi banyak tindakan
ekonomi, seperti produksi barang dan layanan, investasi, dan perdagangan.
Selain motif keuntungan, ada juga motif seperti motif konsumsi, yang
mencakup kebutuhan dan keinginan individu untuk membeli barang dan
layanan yang memenuhi kebutuhan mereka. Motif-motif ekonomi ini
sering kali saling terkait dan kompleks, dan mereka mempengaruhi
bagaimana pasar dan ekonomi secara keseluruhan berfungsi. Memahami
motif-motif ini adalah kunci dalam analisis ekonomi dan perencanaan
kebijakan ekonomi.
12
“Islamic Banking”. The International Journal of Bank Marketing. Ekonomi Islam di
Indonesia, Bukan Alternatif tapi Keharusan http://www.eramoslem.com/br/fo/4a/14171,1,v. Erol,
Cengiz, Erdener Kaynak, and El-Bdour Radi. 1990.

19
Motif ekonomi mengacu pada alasan atau dorongan yang
mendasari tindakan ekonomi individu, perusahaan, atau entitas ekonomi
lainnya. Motif ini merupakan faktor utama yang mempengaruhi keputusan
ekonomi, termasuk apa yang akan dibeli, dijual, diinvestasikan, atau
diproduksi. Terdapat beberapa motif ekonomi utama yang memengaruhi
perilaku ekonomi, antara lain :13
a) Motif Keuntungan (Profit Motive): Salah satu motif utama dalam
ekonomi adalah mencari keuntungan finansial. Individu dan
perusahaan berusaha untuk menghasilkan laba atau keuntungan
dengan menjual produk atau layanan dengan harga lebih tinggi
daripada biaya produksi. Motif keuntungan ini mendorong inovasi,
persaingan, dan pertumbuhan ekonomi.
b) Motif Konsumsi: Individu dan rumah tangga sering memotivasi
keputusan ekonomi mereka untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumsi. Ini termasuk pembelian makanan, pakaian, perumahan,
hiburan, dan barang-barang lain yang meningkatkan kualitas hidup
mereka.
c) Motif Investasi: Motif ini terkait dengan pengalokasian dana dalam
investasi yang diharapkan akan menghasilkan pengembalian finansial
di masa depan. Orang dan perusahaan dapat berinvestasi dalam
saham, obligasi, real estat, atau aset lainnya dengan harapan
mendapatkan laba atau pertumbuhan modal.
d) Motif Keamanan Finansial: Beberapa orang cenderung mengambil
keputusan ekonomi untuk mencapai keamanan finansial, seperti
menabung untuk pensiun, memiliki tabungan darurat, atau
mengasuransikan diri mereka sendiri dan aset mereka.
e) Motif Filantropi: Motif ini melibatkan tindakan ekonomi yang
dilakukan untuk tujuan sosial atau amal. Beberapa individu atau
perusahaan mungkin memberikan sumbangan kepada lembaga amal

13
Ali Mutasowifin, 2003. “Menggagas Strategi Pengembangan Perbankan Islam di Pasar
Non Muslim” dalam Jurnal Universitas Paramadina, Vol. 3 No. 1, September 2003.

20
atau berinvestasi dalam proyek-proyek yang memiliki dampak positif
pada masyarakat.
f) Motif Keberlanjutan Lingkungan: Di era modern yang semakin sadar
lingkungan, banyak individu dan perusahaan mulai
mempertimbangkan motif keberlanjutan dalam keputusan ekonomi
mereka. Ini mencakup tindakan seperti investasi dalam energi
terbarukan, pengurangan limbah, atau pembelian produk yang ramah
lingkungan.
g) Motif Regulasi: Terkadang, motif ekonomi juga dipengaruhi oleh
peraturan dan kebijakan pemerintah. Ketentuan pajak, subsidi, dan
peraturan lingkungan dapat memengaruhi bagaimana individu dan
perusahaan mengambil keputusan ekonomi mereka.
Dalam kenyataannya, banyak tindakan ekonomi dipengaruhi oleh
campuran dari berbagai motif ini, dan motivasi seseorang atau entitas
ekonomi dapat berubah seiring waktu atau dalam situasi tertentu.
Memahami motif ekonomi adalah penting dalam menganalisis dan
merencanakan tindakan ekonomi untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.14

Jadi dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa Motif


ekonomi adalah alasan atau dorongan seseorang untuk melakukan
tindakan ekonomi, seperti memenuhi kebutuhan hidup, memperoleh
keuntungan, dan kekuasaan ekonomi ,Sedangkan prinsip ekonomi adalah
pedoman atau aturan yang harus diikuti dalam melakukan tindakan
ekonomi, yaitu dengan pengorbanan tertentu untuk memperoleh hasil
maksimal.Prinsip ekonomi bertujuan untuk memberikan arahan agar
tindakan ekonomi yang dilakukan bisa mendapat hasil yang maksimal Ada
beberapa macam motif dan prinsip ekonomi, seperti motif ekonomi
intrinsik dan ekstrinsik, serta prinsip efisiensi, keadilan, dan kebebasan.
14
Baihaqi Abd. Madjid ,2004, Kesadaran Baru Berekonomi Islam
http://www.bmtlink.web.id/newpage “Bank dengan Agunan Amanah,” Tempo, 9 November 1991
“Bank Istimewa, Tanpa Bunga,” Editor, 9 November 1991 Bank Indonesia. 2002. Cetak Biru
Pengembangan Perbankan Islam Indonesia. (Jakarta: Bank Indonesia) .

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam konteks ekonomi, prinsip-prinsip seperti permintaan dan
penawaran, biaya kesempatan, insentif, efisiensi, dan keadilan menjadi
panduan yang penting dalam pengambilan keputusan ekonomi. Prinsip-
prinsip ini membantu individu, perusahaan, dan pemerintah untuk
mengelola sumber daya yang terbatas secara bijaksana, mengoptimalkan
hasil, dan memastikan distribusi yang adil.
Di samping itu, motif ekonomi seperti keuntungan, konsumsi,
investasi, keamanan finansial, filantropi, keberlanjutan lingkungan, dan
regulasi juga memainkan peran besar dalam membentuk perilaku
ekonomi. Motif ini mencerminkan beragam kebutuhan, keinginan, dan
nilai-nilai yang mendasari tindakan ekonomi individu dan entitas ekonomi
lainnya.

Dalam keseluruhan, pemahaman prinsip-prinsip ekonomi dan


motif-motif ekonomi membantu kita merinci kompleksitas ekonomi
modern dan memberikan landasan untuk mengambil keputusan ekonomi
yang cerdas, yang pada gilirannya memengaruhi pertumbuhan ekonomi,
distribusi kekayaan, dan kesejahteraan masyarakat.

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan
yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya
pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke

22
depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan penelitian dan karya tulis
yang bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA

Wahyuddin, Wawan. “PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT


MENURUT PERSPEKTIF ISLAM ( KAJIAN TAFSIR
TARBAWI ).” Saintifika Islamica: Jurnal Kajian
Keislaman 3, no. 2 (2016): 191–208.

Ali Mutasowifin, 2003. “Menggagas Strategi Pengembangan Perbankan


Islam di Pasar Non Muslim” dalam Jurnal Universitas
Paramadina, Vol. 3 No. 1, September 2003.

Abdul Azis Thaba,1996, Islam dan Negara dalam Politik Orde Baru,
(Jakarta: Gema Insani Press).

Bahtiar Effendy,1998, Islam dan Negara Transformasi Pemikiran dan


Praktik PolitikIslam di Indonesia, (Jakarta: Paramadina).

Baihaqi Abd. Madjid ,2004, Kesadaran Baru Berekonomi Islam


http://www.bmtlink.web.id/newpage “Bank dengan Agunan
Amanah,” Tempo, 9 November 1991 “Bank Istimewa,
Tanpa Bunga,” Editor, 9 November 1991 Bank Indonesia.
2002.

Cetak Biru Pengembangan Perbankan Islam Indonesia. (Jakarta: Bank


Indonesia) . Umar. 2000. Sistim Moneter Islam. Terj.
Ikhwan Abidin Basri. (Jakarta: Gema Insani Press).

Deliarnov, 1997, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, (Jakarta: Raja


Grafindo Perkasa) Dixon, Rob. 1992. “Islamic Banking”.

Nurrofiq.Permasalahan Ekonomi Dalam Kaitannya Dengan Kebutuhan


Manusia,Kelangkaan Dan Sistem

23
Ekonomi.aunorofiq46.blogspot.coid. 12 Maret 2015

Novi Indriyani Sitepu Prilaku Konsumen Indonesia di Jurnal Persfektif


Ekonomi Darussalam (2016:104).

The International Journal of Bank Marketing. Ekonomi Islam di Indonesia,


Bukan Alternatif tapi Keharusan
http://www.eramoslem.com/br/fo/4a/14171,1,v. Erol,
Cengiz, Erdener Kaynak, and El-Bdour Radi. 1990.

The International Journalof Bank Marketing. Koesters, Paul Heinz, 1987,


Tokoh-tokoh Ekonomi Mengubah Dunia –
Pemikiranpemikiran yang Mempengaruhi Hidup Kita,
(Jakarta: Gramedia).

Kahf, Monzer, 1995. Lewis, Mervyn K. 1999. Ekonomi Islam (Telaah


analitik Terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam).
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar) ‚The Cross and the
Crescent: Comparing Islamic and Christian Attitudes to
Usury‛.

Iqtisad: Journal of Islamic Economics. 1 Volume 4, Nomor 2, Oktober


2020 Prinsip Ekonomi Islam di Indonesia dalam Pergulatan
ekonomi milenial | 249 (1). “Mengapa Baru Sekarang
Berdiri,” Prospek, 2 November 1991, hal.72-74

Perbankan Islam Berbasis Floating Market 66 Millah Vol. IV, No. 2,


Januari 2005 Muhammad Syafi’i Antonio. 2001.

Metwally, 1995, Bank Islam: Dari Teori ke Praktik. (Jakarta: Gema Insani
Press) Metwally, 1995, Teori dan Model Ekonomi Islam.
(Jakarta : Bangkit Daya Insana).

Merzagamal,”Islam dan Ilmu Ekonomi”, Penulis Lepas.com, 07

24
September 2006 Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam,
Mustafa Edwin Nasution, et al edisi I tahun 2006

Mustafa Edwin Nasution, Nurul Huda, Pengenalan Eksklusif Ekonomi


Islam, Kencana Prenada Media Group, Juli 2006.

Achyar Eldine, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, wacana.“Perbankan Islam


yang Semakin Memikat”. Kompas, 30 April 2003.Quthub,
Muhammad. 2001.

Hafidhudin, Didin, ‛Islam Agama Pembebas”, Mitra Pustaka, Yogyakarta


”Dari Alternatif Menjadi Suatu Keharusan”, Republika,
Minggu 03 September 2006 .

Qardhawy, Yusuf. 2004. Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian


Islam. (Jakarta : Robbani Press).

Veithzal Rivai akselerasi pengembangan pendidikan tinggi ekonomi Islam


di Indonesia, Winardi, 1986, Kapitalisme Versus
Sosialisme, (Bandung: Remadja Karya)

25

Anda mungkin juga menyukai